upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode tutor

advertisement
i
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI
DASAR MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN
WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA,
DAN BERNEGARA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Akuntansi 1
SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009)
Disusun Oleh :
Jussie Asriyanti
K6405021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI
DASAR MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN
WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA,
DAN BERNEGARA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Akuntansi 1
SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009)
Disusun Oleh :
Jussie Asriyanti
K6405021
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Sri Haryati, M.Pd
NIP. 19520526 198003 2 001
Winarno, S.Pd, M.Si
NIP. 19710813 199702 1 001
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi :
Ketua
: Drs. Machmud AR, S.H, M.Si .........................
Sekretaris : Drs. ES Ardinarto, M.Pd
Anggota I : Dr. Sri Haryati, M.Pd
..........................
........................
Anggota II : Winarno, S.Pd, M.Si
Disusun oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
..........................
v
ABSTRAK
Jussie Asriyanti. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI DASAR
MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN
BERNEGARA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Akuntansi 1
SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Oktober. 2009.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan Metode Tutor
Sebaya dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 1 SMK
Kristen 1 Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana tiap siklus terdiri atas
tahap: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4)
refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1
Surakarta yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
tes, observasi, angket, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dengan
menggunakan analisis kritis yaitu dengan membandingkan hasil dari tindakan
dalam tiap siklus dengan indikator kinerja yang ditetapkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan Metode Tutor
Sebaya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Prestasi belajar siswa
dari hasil pre tes 30,76% atau 8 siswa dengan perolehan rata-rata kelas 64,80,
pada siklus I meningkat menjadi 53,84% atau 14 siswa, dengan perolehan ratarata kelas 67,88. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,46% atau 23
siswa dengan perolehan rata-rata kelas 75,19. Sedangkan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan metode Tutor Sebaya, menunjukkan
peningkatan dari 65,38 % atau 17 siswa pada siklus I, menjadi 92,30% atau 24
siswa pada siklus II.
vi
ABSTRACT
Jussie Asriyanti. THE EFFORT TO IMPROVE ACHIEVEMENT LEARN’S
STUDENT IS THROUGH OF METHOD OF PEER TEACHING AT
ELEMENTARY ANALYSE INTEREST DOMICILE EQUATION CITIZEN
IN SOCIETAL LIFE, NATION, AND HAVE STATE (Class Room Action
Research In Student Class X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta in
2008/2009 Academic Year). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty, Sebelas Maret University. October. 2009.
The purpose of this to know use of Method of Peer Teaching in the effort
make up of achievement learn’s student class X Akuntansi 1 SMK Kristen 1
Surakarta at elementary analyse interest equation domicile citizen in socital life,
nation, and have state.
This research represent research of class action (class room action
research) are designed in two cycle, where every cycle are consists of phase:
(1) action planning, (2) action execution, (3) observation, (4) reflection. This
research subject is class student X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta which
are 26 student. Technique data collecting have been done with tes, observation,
enquette, documentation, and interview. Data analysis by using critical analysis
that is by comparing result from action in every cycle with specified performance
indicator.
Based to research which have beeb done, it can be concluded that there
were make up of achievement learn’s student through used of Method of Peer
Teaching analysis interest equation domicile citizen in societal life, nation, and
have state. Achievement learn’s student from result of pre tes 30,76% or 8 student
with acquirement of class mean 64,80, I cycle pads mounted to become 53,84% or
14 student, with acquirement of class mean 67,88. While II cycle pads mounted to
become 88,46% or 23 student with acquirement of class mean 75,19. While live
lines of student in following study used a peer teaching, showing improvement
from 65,38% or 17 I cycle pads student, becoming 92,30% or 24 II cycle pads
student.
vii
MOTTO
“Akar prestasi sejati adalah niat untuk mencapai yang terbaik”
(Harold Yaylor)
“Hidup paling berharga bila digunakan untuk sesuatu yang bermakna abadi”
(William James)
“Diantara semua perkataan dan tulisan, yang tersedih adalah bahwa sebenarnya
kita bisa”
(John Greenleaf Whittier)
viii
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan YME,
karya sederhana ini dipersembahkan kepada:
Bapak Koeswidhiyanto dan Ibu Lestari tercinta,
Adik Kian Adi Bramasto dan Andi SM terkasih,
Teman-teman PKn Angkatan 2005 tersayang,
Almamater
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi
sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi
ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian
untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Jurusan
Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta,
sekaligus
sebagai
Dosen
Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan ijin
penelitian untuk penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
4. Winarno, S.Pd, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
5. Dosen Prodi PKn yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala sekolah SMK Kristen 1 Surakarta yang telah memberikan ijin
untuk mengadakan penelitian.
7. Dra.
Yuni
Wijayanti,
selaku
Guru
Pengampu
Pendidikan
kewarganegaraan, serta siswa kelas X Akuntansi 1 di SMK Kristen 1
Surakarta yang telah membantu untuk kelancaran dalam penelitian ini.
x
8. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan
skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini telah semaksimal mungkin, namun penulis
menyadari masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakannya. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya
pendidikan kewarganegaraan.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iv
ABSTRAK .............................................................................................................v
ABSTRAC ..............................................................................................................vi
HALAMAN MOTTO ..........................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................vix
DAFTAR ISI .........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DATAR GAMBAR ............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvii
BAB I.
PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah …………………......................................1
B. Identifikasi Masalah ………………………………........................5
C. Pembatasan Masalah …………………………...............................5
D. Perumusan Masalah ……………………….............…...................5
E. Tujuan Penelitian ………………………….....................................6
F. Manfaat Penelitian ………………………………...........................6
BAB II.
KAJIAN TEORI ………………………............................................7
A. Kajian Teori …...…………………………....................................7
1. Teori Belajar dan Prestasi Belajar.............................................7
2. Teori Belajar dan Metode Mengajar ......................................18
3. Hubungan Prestasi Belajar dan Metode Tutor Sebaya...........27
4. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam
Kehidupan Bermasyarakat, Berbanga, dan Bernegara .........28
B. Penelitian yang Relevan ................................................................37
C. Kerangka Berpikir .........................................................................38
xii
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................40
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................41
A. Setting ............................................................................................41
1. Tempat Penelitian ......................................................................41
2. Waktu Penelitian .……………….…….....................................41
B. Subyek Penelitian ………………….…........................................42
C. Pendekatan Penelitian …...…………….……............…...............42
D. Sumber Data ..................................................................................44
1. Siswa .........................................................................................44
2. Tempat dan Peristiwa .................................................................44
3. Dokumen ....................................................................................44
4. Informan .....................................................................................44
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..............................................45
1. Tes ...........................................................................................45
2. Observasi .................................................................................45
3. Angket .....................................................................................45
4. Dokumentasi ...........................................................................46
5. Wawancara ..............................................................................46
F. Validitasi Data ...............................................................................47
G. Analisis Data .................................................................................48
H. Indikator Kinerja ...........................................................................49
I. Prosedur Penelitian .......................................................................50
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................57
A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ...........................57
1. Profil Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta ................................57
2. Visi Misi dan Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta .....................59
3. Keadaan Guru SMK Kristen 1 Surakarta ...............................59
4. Keadaan Siswa SMK Kristen 1 Surakarta .............................61
5. Keadaan Lingkungan Sarana dan Prasarana
Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta .........................................62
6. Subyek Penelitian ....................................................................63
xiii
a. Profil Guru Mitra ...............................................................63
b. Profil Siswa .......................................................................64
B. Deskripsi Umum Pembelajaran……….........................................65
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) ........................................................65
2. Penelitian Siklus I ...................................................................68
3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan
Temuan Penelitian ...................................................................76
4. Penelitian Siklus II ..................................................................85
5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan
Temuan Penelitian ...................................................................90
C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Penerapan
Metode Tutor Sebaya Pada Kompetensi Menganalisis
Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam
Kehidupan Bermasyarakat, berbangsa, danBernegara ...............100
1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk
Mempersiapkan Metode Tutor Sebaya .................................100
2. Implikasi Metode Tutor Sebaya terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada
Kompetensi Menganalisis Persamaan Kedudukan
Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara .....................................................101
3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru
dalam Penggunaan Metode Tutor Sebaya ............................102
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala
yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Metode
Tutor Sebaya .........................................................................103
xiv
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................….……...103
A. Kesimpulan …………………………..............…….......................103
B. Implikasi …………………………………….................................103
C. Saran ……………………………………………….......................104
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................105
LAMPIRAN ......................................................................................................108
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadual Kegiatan Penelitian ………......................................................41
Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian ....................................... ........................49
Tabel 3. Data Guru SMK Kristen 1 Surakarta ..................................................60
Tabel 4. Jumlah Murid Tiap Kelas SMK Kristen 1 Surakarta ..........................62
Tabel 5. Sarana & Prasarana SMK Kristen 1 Surakarta ...................................63
Tabel 6. Daftar Nama Siswa Kelas X Akuntansi 1 ...........................................65
Tabel 7. Hasil Pre Tes Siswa Kelas X Akuntansi 1 ..........................................76
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 Pada Siklus I ....................77
Tabel 9. Data Keaktifan Siswa Pada Siklus I ...................................................78
Tabel 10. Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa Siklus I ...............................80
Tabel 11. Hasil Angket Kesulitan Materi Pada Siklus I .....................................81
Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 Pada Siklus II ...................90
Tabel 13. Data Kektifan Siswa Pada Siklus II ....................................................91
Tabel 14. Hasil Angket Balikan Siswa Siklus II .................................................93
Tabel 15. Hasil Angket Kesulitan Materi Siklus II ..... .......................................94
Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 ....................98
Tabel 17. Perbandingan Tingkat Keaktifan Siswa Kelas X Akuntansi 1 ...........99
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar1.
Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................39
Gambar 2.
Siklus PTK ....................................................................................43
Gambar 3.
Model Analisis Interaktif ...............................................................49
Gambar 4.
Skema Prosedur Penelitian .............................................................56
Gambar 5.
Grafik Hasil Pre Tes ......................................................................76
Gambar 6.
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ......................................77
Gambar 7.
Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I ............78
Gambar 8.
Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II ...........................90
Gambar 9.
Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus II .......... 91
Gambar 10 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...................98
Gambar 11. Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran
Siklus I dan Siklus II ......................................................................99
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Soal-Soal Pre Tes .......................................................................109
Lampiran 2.
Soal-Soal Siklus I ........................................................................114
Lampiran 3.
Soal-Soal Siklus II .......................................................................120
Lampiran 4.
Lembar Observasi Kinerja Guru ..........……………...................126
Lampiran 5.
Lembar Observasi Kinerja Tutor ...........………….....................127
Lampiran 6.
Lembar Observasi Keaktifan Siswa ................………................129
Lampiran 7.
Angket Tanggapan Balikan Siswa ……......................................131
Lampiran 8.
Angket kesulitan Materi ..............................................................132
Lampiran 9.
Dokumentasi Penelitian ...........................................…...............133
Lampiran 10. Pedoman Wawancara …..............................................................136
Lampiran 11. Hasil Wawancara .......…………................................................138
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..............................142
Lampiran 13. Soal Diskusi Kelompok Belajar Siklus I ………........................150
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……….................154
Lampiran 15. Soal Diskusi Kelompok Belajar Siklus II ……….......................163
Lampiran 16. Daftar Kelompok Tutor Sebaya ..................................................167
Lampiran 17. Daftar Nilai Pre Tes …………....................................................168
Lampiran 18. Daftar Nilai Post Tes Siklus I …………….................................169
Lampiran 19. Hasil Observasi Kinerja Guru Pada SiklusI …..........…..............170
Lampiran 20. Hasil Observasi Kinerja Tutor Sebaya Pada Siklus I...........…....171
Lampiran 21. Hasil Skor Keaktifan Siswa pada Siklus I …………...................172
Lampiran 22. Daftar Nilai Post Tes Siklus II ……..………..............................173
Lampiran 23. Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II .............................174
Lampiran 24. Hasil Observasi Kinerja Tutor Sebaya Pada Siklus II ................175
Lampiran 25. Hasil Skor Keaktifan Siswa Pada Siklus II .................................176
Lampiran 26. Daftar Nilai Tiap Siklus ..............................................................177
Lampiran 27. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan
FKIP Universitas Sebelas Maret .................................................178
xviii
Lampiran 28. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Tentang Ijin Menyusun Skripsi/ Makalah ................179
Lampiran 29. Surat Ijin Penelitian Kepada Kepala Sekolah ............................180
Lampiran 30. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ........................181
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Belajar adalah
suatu proses mengkonstruksikan perilaku aktif siswa untuk menuju perubahan
yang dengan sengaja diciptakan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman
terhadap kompetensi dasar, yang hasilnya diwujudkan dalam prestasi belajar.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu berasal dari diri siswa
yaitu faktor internal dan yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor eksternal”
(Slameto, 1995:54). Faktor internal meliputi: fisiologi seperti kondisi fisik dan
kondisi indera dan faktor psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motivasi,
kemampuan kognitif. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar
siswa diantaranya, faktor lingkungan siswa yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat, serta faktor instrumental yaitu kurikulum/ bahan pengajaran, sarana,
fasilitas, dan metode mengajar.
Metode mengajar merupakan strategi atau teknik yang ditempuh oleh guru
dalam menyampaikan materi/ bahan ajar kepada siswa. Pemilihan metode
mengajar akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Maka dari itu
seorang guru harus mampu membuat kombinasi atau variasi dalam memilih
metode mengajar yang tepat untuk memudahkan siswa menerima materi/ bahan
ajar. Selain disesuaikan dengan komponen-komponen yang lain, seperti materi
pelajaran, siswa, guru, dan fasilitas. Ada berbagai macam metode mengajar,
diantaranya metode ceramah, diskusi, demonstrasi, resitasi, percobaan, latihan
pemecahan masalah, dan lain-lain. Berbagai macam metode tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Kenyataan yang terjadi di lapangan guru-guru mata pelajaran PKn di SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan), masih menggunakan metode pembelajaran
konvensional atau tradisional, yaitu metode ceramah. Metode mengajar tersebut,
berakibat
pada
pembelajaran
yang
berlangsung menjadi
monoton dan
membosankan. Materi pembelajaran PKn yang bersifat teoritis akan membuat
1
2
tantangan tersendiri, bagi guru mata pelajaran tersebut dalam menyajikan proses
pembelajaran yang menarik minat siswa, supaya dapat mengikutinya dengan baik
dan benar. Hal tersebut diatas terjadi pula di Sekolah Menengah Kejurusan (SMK)
Kristen 1 Surakarta.
SMK Kristen 1 Surakarta, yang terdiri dari empat program keahlian yaitu
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan, dan Multimedia. Semua Program
keahlian tersebut di atas, memperoleh mata pelajaran PKn. Permasalahan yang
akan diteliti, peneliti temukan di kelas X Akuntansi 1. Berdasarkan survey awal
yang peneliti lakukan. Diketahui, kelas tersebut memiliki prestasi belajar PKn
yang rendah. Rata-rata nilai ulangan harian di kelas X Akuntansi 1 yaitu 63,46
dari batas tuntas 70,00. Dari 26 siswanya, hanya 34% siswa yang mencapai
ketuntasan yaitu 9 anak, dan 66% siswa yang belum mencapai ketuntasan yaitu 17
anak.
Prestasi belajar yang rendah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Penelitian ini
akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor eksternal, yang diduga
menjadi penyebab rendahnya prestasi siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1
Surakarta. Pada saat siswa mengikuti proses belajar, kurangnya inovasi guru
dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran
berlangsung monoton dan membosankan. Hal tersebut nampak dari respon yang
diberikan siswa kepada guru saat mengajar. Masih ada siswa yang berbicara
sendiri, melamun, bahkan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Kondisi seperti
itu, terjadi selama pembelajaran. Siswa cenderung diam saat guru melontarkan
pertanyaan maupun saat guru bertanya mengenai pemahaman siswa dalam
menyerap materi yang telah di sampaikan oleh guru di kelas. Ada rasa enggan,
malu, dan kesulitan dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan mengenai
materi pelajaran kepada guru. Siswa cenderung pasif selama pembelajaran
berlangsung. Komunikasi terjadi dalam satu arah saja, yaitu pada saat guru
menyampaikan materi pembelajaran dan siswa diam mendengar. Tidak terjadinya
umpan balik dari siswa untuk guru. Siswa akan merespon jika guru
menanyakannya kepada siswa, namun bila guru diam, siswa juga tidak memiliki
3
keinginan untuk mempertanyakan kesulitan mereka kepada gurunya. Faktor
psikologi siswa terhadap guru di duga melatar belakangi perilaku siswa saat
pembelajaran PKn. Seperti rasa sungkan, takut, maupun tidak adanya kedekatan
emosional antara siswa dengan gurunya. Sehingga, tercipta suatu jarak. Untuk
menjembatani permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode belajar yang baru
dari yang biasa dilakukan.
Dari uraian di atas, maka diperlukan adanya suatu upaya untuk
memperbaiki proses pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi
kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
Metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Penjelasan tutor
sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru.
Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang
dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Tutor sebaya yang
pada dasarnya sama dengan program bimbingan, bertujuan memberikan bantuan
kepada siswa, untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Kelebihan metode
tutor sebaya dibanding dengan metode yang lain, yaitu tutor sebaya dalam
menyampaikan informasi lebih mudah dipahami oleh tutee (siswa yang d
ajar)sebab bahasanya sama dengan teman sebayanya, siswa dalam mengemukakan
kesulitan kepada tutor lebih terbuka karena temanya sendiri, suasana
pembelajaran
yang
rileks
bisa
menghilangkan
rasa
takut,
mempererat
persahabatan, ada perhatian terhadap perbedaan karakteristik, konsep mudah
dipahami, siswa tertarik untuk bertanggung jawab yaitu melatih belajar mandiri.
“Metode tutor sebaya yaitu sebuah prosedur siswa mengajar siswa
lainnya” (Akrom, 2007, http://smkswadayatmg wordpress.com/2007/09/). Melalui
metode tutor sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi
menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber
belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang
menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi
lebih memahaminya. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa
yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya, dan
4
mengeluarkan pendapat secara bebas sehingga berdampak pada peningkatan
prestasi belajar siswa. Jadi, sistem pengajaran dengan Metode Tutor Sebaya akan
membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari
gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan
pengalaman, yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor
maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat
pengalaman
dengan
mengembangkan
mengajar
kemampuan
temannya,
yang
lebih
sedang
baik
yang
untuk
ditutori
akan
mendengarkan,
berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn , terjadi apabila seorang siswa
dapat menjelaskan pengetahuan yang mereka dapat kepada siswa yang lain. Oleh
karena itu, untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada, pada diri pribadi siswa
yang memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dari siswa lain dalam mata
pelajaran PKn, maka dapat dilakukan dengan penggunaan Metode Tutor Sebaya.
Tutor sebaya dapat membantu teman sebayanya yang berprestasi rendah, dalam
kegiatan belajar. Serta membantu kinerja guru dalam memperbaiki dan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan kelas dengan metode
tutor sebaya, akan peneliti aplikasikan pada kompetensi dasar “Menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara”, dengan dasar pertimbangan dari hasil wawancara peneliti
terhadap guru mata pelajaran PKn, bahwa kompetensi ini sulit apabila hanya
dikaji oleh siswa secara individu. Sebab, bahan ajar yang akan dikaji oleh siswa
terdiri dari uraian pasal dalam UUD 1945 mengenai hak dan kewajiban siswa,
beserta peraturan perundang-undangan yang mendukung, dan selain itu menuntut
siswa untuk berpikir pada tingkat analisis. Hal tersebut, menjadi dasar guru untuk
menyampaikan bahan ajar tersebut, dalam bentuk diskusi antar siswa. Karena
akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila dilakukan dalam suatu kelompok
belajar dengan dipimpin oleh tutor sebaya yaitu teman sebayanya yang lebih
pandai dalam menerima dan memahami pembelajaran PKn, disertai oleh
pengarahan dari guru mata pelajaran PKn di kelas tersebut.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa melalui Metode Tutor Sebaya pada Kompetensi Dasar Menganalisis
Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara (Penelitian Tidakan Kelas di kelas X AK 1 SMK
Kristen Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diterapkan selama
ini pada tiap kelas belajar adalah metode konvensional, yaitu ceramah
bervariasi.
2. Proses pembelajaran yang terjadi hanya satu arah yaitu berpusat pada guru
(teacher center).
3. Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
4.
Prestasi belajar PKn siswa yang rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas,
maka permasalahan difokuskan pada prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 1
pada mata pelajaran PKn yang rendah. Untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut akan dicobakan metode tutor sebaya, pada kompetensi dasar menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan perumusan
masalah sebagai berikut : Apakah melalui metode tutor sebaya dapat
meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen
1 Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ?
6
E. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah melalui metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar PKn
pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta pada kompetensi dasar
menganalisis
persamaan
kedudukan
warga
negara
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini menegaskan kembali bahwa melalui penggunaan metode
tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada
kompetensi dasar
menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran PKn
yang disampaikan oleh guru. Sehingga berdampak pada capaian prestasi
belajarnya.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru di bidang studi PKn dalam menentukan metode
mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan tiap kelas, pada mata
pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan prestasi belajar
kepada siswanya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku
kuliah khususnya yang berkaitan dengan PKn, serta untuk membekali peneliti
sebagai calon guru menentukan metode mengajar khususnya metode tutor
sebaya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Teori Belajar dan Prestasi Belajar
a. Belajar
“Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang
disebabkan individu merespon lingkungannya, melalui pengalaman pribadi
yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau intrinsik”. ( Syaiful
Sagala, 2008:39). Banyak teori belajar menurut literatur psikologi, teori itu
bersumber dari teori atau alairan psikologi. Menurut Syaiful Sagala ( 2008:39)
secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar menurut
pandangan psikologi yaitu “1) teori disiplin mental, 2) teori behaviorisme, dan
3) teori cognitif gestalf – filed”. Adapun penjelasan dari tiga rumpun besar
teori belajar menurut pandangan psikologi, adalah sebagai berikut:
1) Teori Disiplin Mental
Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles) menganggap bahwa “
Dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih”. Menurut teori
rumpun psikologi teori atau teori disiplin mental ini individu memiliki
kekuatan, kemampuan, atau potensi – potensi tertentu. Belajar adalah
mengembangkan diri dari kekuatan, kemampuan dan potensi individu.
Herbert (1776-1841) mempunyai teori yaitu teori Vorstellungen
yang dapat diterjemahkan sebagai tanggapan yang tersimpan dalam
kesadaran, jadi belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak banyaknya dan sejelas- jelasnya pada kesadaran individu.
Jean Jaques Rousseau mengemukakan anak memiliki potensipotensi yang terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan
mengembangkan atau mengaktualkan potensi- potensi tersebut. Jean
Jaques Rousseau mempunyai teori yang berlawanan dengan teori
disiplin mental yaitu teori yang disebut natural unfoldment. Menurut teori
ini, anak akan berkembang secara alamiah.
7
8
Selain natural unfoldment teori yang berlawanan dengan teori
disiplin mental adalah teori apersepsi, menyatakan bahwa
belajar
merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan –gagasan lama yang sudah
membentuk pikiran (mind). Teori ini di kembangkan oleh Johan Frederich
Herbert (1776-1841), teori ini di kembangkan secara sistematis dari teori
tabularasa mengenai pikiran.
2) Teori Behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan
perilaku atau tingkah laku yang diamati atau diukur. Tokoh yang terkenal
adalah Thorndike (1874-1949) teori yang dihasilkan adalah teori belajar
conectionism karena belajar merupakan
koneksi
antara
stimulus
dan
respon.
proses pembentukan koneksiIvan
Pavlov
(1849-1936)
menghasilkan teori belajar yang disebut clasial condition atau stimulus
substitution.
Teori
penguatan
atau
reinforcement
merupakan
pengembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme. Prinsip – prinsip
belajar menurut teori behaviorime yang dikemukakan oleh Harley dan
Davis (1978) yang banyak dipakai adalah (1) proses belajar dapat terjadi
dengan baik jika siswa terlibat secara aktif didalamnya; (2) materi
pelajaran diberikan dalam bentuk unit – unit kecil dan diatur sedemikian
rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu respon tertentu saja; (3) tiaptiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat
dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan bertul atau tidak;
dan (4) perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respon
apakah bersifat positif atau negatif. Penguatan yang bersifat positif akan
lebih baik karena memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi
siswa, sehingga ia inggin mengulang kembali respon yang telah diberikan.
Jadi suatu respon diperkuat oleh penghargaan berupa nilai yang
tinggi dari kemampuannya menyelesaikan soal-soal ujian. Pemberian nilai
adalah penerapan teori penguatan yang disebut juga operant conditioning
tokoh utamanya adalah
Skinner yang mengembangkan program
pengajaran dengan berpegang pada teori penguatan tersebut.
9
3) Teori Cognitif Gestalt - Filed
Teori Gestalt ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-1945) yang meneliti tentang
pengamatan dan problem solving. Kohler menyatakan bahwa belajar serta
mencapai hasil adalah proses yang didasarkan insight. Gestalt berpendapat
bahwa pengamatan adalah bersifat totalitas atau keseluruhan, bagian –
bagian
barulah
muncul
kemudian
secara
analitis.
Kurt
Lewin
mengembangkan teori belajar cognitive filed berpendapat bahwa tingkah
laku merupakan hasil interaksi antar kekutan- kekuatan, baik yang dari
dalam diri individu atau dari luar diri individu. Dalam buku Effective
Teaching Teori dan Aplikasi (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008: 2328) “menampilkan dua tokoh psikologi pionir yang mendukung teori
belajar kognitif, yang memiliki pengaruh berkelanjutan pada bagaimana
kita memangdang belajar, yakni Piaget dan Vygotsky”. Adapun uraian dari
teori belajar kognitif menurut Piaget dan Vigotsky adalah sebagai berikut:
a) Piaget
Piaget
adalah
seorang
psikolog
Swiss,
teori-teori
Piaget
dikembangkan berdasarkan observasi terhadap anak-anak. Menurut Piaget
salah satu pengaruh utama pada perkembangan kognitif anak adalah apa
yang diistilahkannya maturation (maturasi, kematangan), terbentangnya
perubahan biologis yang terpogram secara biologis pada saat kita
dilahirkan. Faktor kedua adalah activity (aktivitas). Semakin meningkatnya
maturasi menyebabkan semakin meningkatnya kemampuan anak untuk
menghadapi lingkungannya, dan untuk belajar dari tindakkannya. Hasil
belajar ini pada gilirannya akan menghasilkan perubahan pada proses
berpikir anak. Faktor yang ketiga di dalam perkembangan adalah social
transmission (transmisi sosial), belajar dari orang lain. Pada saat
menghadapi lingkungannya, anak juga berinteraksi dengan orang lain dan
dengan demikian mereka juga dapat belajar dari mereka dengan tingkat
belajar yang berbeda tergantung tahap perkembangannya. Teori Piaget
sangat berpengaruh, tetapi ditengarai memiliki kekurangan. Salah satunya,
10
Piaget tidak terlalu memberikan perhatian pada cara anak dapat belajar
dari orang lain dan melihat bahwa belajar sangat bergantung pada tahap
perkembangannya.
b) Vygotsky
Vygotsky adalah psikolog Rusia yang bekerja pada kurun waktu
yang sama dengan Piaget. Interes utama Vygotsky adalah studi tentang
perkembangan bahasa, yang diyakininya mula-mula berkembang secara
terpisah dari pikiran, tetapi mulai tumpang tindih seiring dengan
pertumbuhan anak. Menurut Vygotsky, ada bagian yang tidak saling
tumpang tindih dan tetap ada sampai dewasa; beberapa pikiran non verbal
dan beberapa bahasa non konseptual masih tetap ada pada orang dewasa.
Salah satu kesepakatan antara Piaget dan Vygotsky adalah bahwa
Vygotsky tidak berpikir bahwa maturasi (kematangan) itu sendirilah yang
membuat anak mencapai keterampilan berpikir yang sangat maju.
Vygotsky, meskipun melihat peran maturasi, percaya interaksi anak
dengan orang lain melalui bahasalah yang paling kuat mempengaruhi
tingkat pemahaman konseptual yang dapat dicapai anak.
Vygotsky sangat percaya bahwa kita dapat belajar dari orang lain,
baik yang seumuran maupun yang lebih tua dan memiliki tingkat
perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu cara utama operasi ini adalah
melaui scaffolding di dalam zone of proximal development (zona
perkembangan proksimal). Konsep terakhir ini, yang merupakan salah satu
kotribusi utama Vygotsky pada teori belajar, mengacu pada kesenjangan
antara apa yang dapat dilakukan sendiri oleh seseorang dengan apa yang
dapat dilakukan dengan bantuan orang lain yang lebih tau atau lebih
terampil dibanding dirinya sendiri. Disinilah peran guru, orang dewasa,
dan teman sebaya mengemuka di dalam belajar anak dalam arti bahwa
mereka dapat membantu membawa pengetahuan anak ke tingkat lebih
tinggi dengan ikut campur tangan di dalam zone proximal development.
Tidak semua anak educable (dapat dididik) dengan cara ini, sebagaimana
11
lainnya mampu belajar lebih banyak di zona perkembangan proksimal ini
disbanding anak-anak lain.
Jadi, bagi Vygotsky, cooperation (kerja sama) lah yang menjadi
dasar belajar. Instruksi (pengajaran) formal dan informal yang diberikan
oleh orang lain yang lebih berpengetahuan seperti orang tua, teman
sebaya, nenek/kakek atau gurulah merupakan sarana transisi utama
pengetahuan tentang budaya tertentu. Bagi Vygotsky, seperti halnya bagi
Piaget, pengetahuan melekat di dalam tindakan dan interaksi dengan
lingkungan (budaya), tetapi berbeda dengan Piaget, Vygotsky menekankan
tentang pentingnya interaksi dengan wakil-wakil budaya yang masih
hidup. Ide-ide vygotsky tentang belajar murid di zona perkembangan
proksimal, berpengaruh di dalam pengembangan program-program belajar
kolaboratif.
Teori belajar oleh Piaget dan Vygotsky didukung oleh pendapat
Hulten dan DeVries, Madden dan Slavin, semuanya menemukan “bahwa
para siswa di dalam kelas-kelas pembelajaran kooperatif merasa bahwa
teman sekelas mereka ingin agar mereka belajar dalam kelompok
kooperatif, pembelajaran menjadi suatui aktivitas yang bisa membuat para
siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya”(Slavin, 2005:36) .
Slavin, DeVries dan Hulten menemukan “bahwa para siswa dalam
kelompok kooperatif yang berhasil meraih prestasi membuktikan status
sosial mereka di dalam kelas. Perubahan ini akan sangat penting artinya
dalam konsekuensi sosial kesuksesan akademis” (Slavin, 2005:36).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori belajar kognitif ajaran dari Piaget dan Vygotsky yang
menyatakan bahwa pengajaran dapat diberikan oleh orang lain yang lebih
berpengetahuan seperti teman sebaya yang merupakan sarana transisi
utama dalam membantu membawa pengetahuan (kognitif) anak ke tingkat
yang lebih tinggi. Tokoh yang mendukung teori Vygotsky yaitu Slavin,
DeVries dan Hulten menemukan “bahwa para siswa dalam kelompok
kooperatif yang berhasil meraih prestasi membuktikan status sosial mereka
12
di dalam kelas” (Slavin, 2005: 36). Jadi, pengaruh teman sebaya sangat
penting dalam pencapaian prestasi belajar seorang anak dalam kegiatan
belajar.
Pendapat yang mendukung teori belajar kognitif menyatakan bahwa
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto,
1995:2). Menurut sumber lain “Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi lingkungan” diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2004:128). Secara sederhana didefinisikan bahwa “Belajar ialah
aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan
lingkungan sekitar dan perubahan yang terjadi relatif permanen pada aspek
psikologis” (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:2).
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa, belajar adalah proses usaha individu memperoleh pengetahuan dari
pengalaman individu sendiri maupun interaksi dengan individu lain dan
lingkungan sekitar.
b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Muhibbin Syah (2006: 144) menyatakan bahwa secara global, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa;
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran.
13
Sedangkan menurut Slameto (1995:54-72) dalam bukunya menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
dua golongan yaitu ”faktor intern dan faktor ekstern”. Kedua faktor tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Faktor intern, adalah yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri,
yaitu:
(1) Faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh),
(2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan) dan
(3) Faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani)
b) Faktorn ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik, antara
lain:
(1)
Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, latar belakang kebudayaan),
(2)
Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas
rumah), dan
(3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual) dan faktor yang
berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial).
c. Unsur - Unsur Belajar
Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003:157),
tujuh unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu:
1)
2)
3)
4)
Tujuan
Kesiapan
Situasi
Interpretasi
14
5) Respon
6) Konsekuensi
7) Reaksi terhadap kegagalan
Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Tujuan
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.
2) Kesiapan
Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu
memiliki kesiapan matang.
3) Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar
4) Interpretasi
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat
hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkan dengan kemungkinan tujuan.
5) Respons
Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak
mungkin maka ia memberikan respons.
6) Konsekuensi
Setiap usahakan membawa hasil, akibat tau konsekuensi entah itu
keberhasilan atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha
belajasiswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan
Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa.
d. Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang
hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan
proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam
mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap
15
penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum
dikuasai peserta didik.
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar” (Zainal
Arifin, 1990:2-3). Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai. Nana Syaodih
Sumadinata, (2003:102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut
juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat
dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan
berpikir maupun ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana
(2008:22) dalam bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pada penelitian
ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar terbatas pada ranah kognitif saja,
yaitu belajar merupakan suatu proses mengkonstruksikan perilaku aktif siswa
untuk menuju perubahan yang dengan sengaja diciptakan untuk memperoleh
pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang hasilnya diwujudkan
dalam prestasi belajar. Dalam hal ini prestasi belajar adalah penghargaan
berupa nilai yang tinggi dari kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal ujian
di tiap akhir siklus (tindakan).
e. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai maka
diadakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti
untuk menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001:159) dalam
bukunya menyatakan tentang evaluasi hasil belajar merupakan:
Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Hasil belajar merujuk kepada prestasi belajar, sedangkan
prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan
tingkah laku.
16
Tujuan dilaksanakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui
kefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam
pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara kontinue. Kontinue artinya
evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada awal, pada saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir tatap muka
kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai
dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang berkenaan
dengan pengusaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Zainal, Arifin (1990:2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar
antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
Berdasarkan fungsi dari prestasi belajar yang telah disebutkan diatas,
maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar
siswa baik individual maupun kelompok. Hal tersebut disebabkan karena
prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi
tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik
dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan
dalam proses belajar mengajar ataupun tidak.
f. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu indikator
tercapainya hasil belajar adalah dengan diketahuinya prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa, sebagai subyek belajar. Prestasi diperoleh melalui
perjuangan yang dilandasi oleh motivasi yang tinggi untuk melakukan
tindakan. Tinggi rendahnya prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai
17
faktor yang mengiringi proses belajar, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor eksternal adalah hal-hal yang mempengaruhi belajar
seseorang yang berasal dari luar individu. Sedangkan faktor internal adalah
hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang yang berhubungan
dengan dalam diri individu yang bersangkutan.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang tidak terlepas dari adanya
interaksi antara berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Menurut Abu
Ahmadi (1991:64-67) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi:
1) Faktor internal, antara lain:
a) Faktor jasmaniah (fisiologis), misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
b) Faktor psikologis, terdiri dari:
(1) Faktor intelektif yang meliputi:
(a) faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(b) faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi,
emosi.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis
2) Faktor eksternal, ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) lingkungan keluarga
(2) lingkungan sekolah
(3) lingkungan masyarakat
(4) lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Dari
pendapat
di
atas,
pada
dasarnya
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari diri siswa
(internal) dan yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Sedangkan pada
penelitian ini, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti
1) faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok, 2) faktor budaya seperti adat
18
istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian., 3) faktor lingkungan fisik
seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, 4) faktor lingkungan spiritual
atau keamanan.
2. Teori Tentang Belajar dan Metode Mengajar
a. Metode Mengajar
Metode secara harafiah berarti “cara”. Secara umum metode berarti
cara yang bisa diupayakan untuk mencapai tujuan, dan metode mengajar
menurut Tardif ialah “cara yang berisi prosedur untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa”
(Muhibbin Syah, 2006:201). Menurut pendapat lain “Metode adalah cara atau
siasat yang dipergunakan dalam pengajaran sebagai strategi, metode ikut
memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran” (Syaiful Bahri
Djamarah, 2002:70). Metode mengajar dapat diartikan sebagai teknik yang
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pengajaran kepada
setiap siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami,
dan digunakan oleh siswa dengan baik.
b. Belajar dan Metode Mengajar
Seorang psikolog pionir yakni Vygotsky menyatakan:
”bahwa kita dapat belajar dari orang lain, baik yang seumuran maupun
yang lebih tua dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi.
Disini peran guru, orang dewasa, dan teman sebaya mengemuka di
dalam belajar anak dalam arti bahwa mereka dapat membantu
membawa pengetahuan anak ke tingkat yang lebih tinggi dengan ikut
campur di dalam zona proximal development (zona perkembangan
proksimal)” (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008:26-27).
Uraian teori di atas menegaskan kembali bahwa belajar dapat dari
siapa saja, seperti orang tua, keluarga, teman sabaya, dan guru. Oleh
pertimbangan tersebut, maka faktor eksternal sangat berpengaruh dalam
perkembangan kognitif anak. Begitu pula seorang guru harus memiliki
kemampuan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat.
Sehingga tercipta suasana lingkungan belajar yang kondusif, yang berdampak
pada perolehan prestasi belajar siswa yang memuaskan.
19
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar
ialah prosedur yang digunakan oleh guru dalam mengajar untuk mendukung
keberhasilan dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Pada penelitian
ini, peneliti memanfaatkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
perkembangan kognitif anak, salah satunya yaitu peran teman sebaya. Teman
sebaya dipercaya dapat membawa pengaruh yang baik untuk perkembangan
pengetahuan (kognitif) anak. Maka, metode tutor sebaya dipilih untuk
digunakan dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mencapai
peningkatan prestasi belajar siswa.
c. Metode Tutor Sebaya
1) Tutor Sebaya
Pada pembelajaran dengan tutor sebaya siswa yang akan berperan
sebagai tutor, terlebih dahulu dibekali materi yang akan disampaikan oleh
guru. Pembekalan ini disampaikan didalam maupun diluar jam pelajaran,
tetapi dalam pembelajaran berlangsung guru juga menerangkan materi
pokok Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara, secara singkat hanya pokok-pokoknya saja.
Dalam kegiatan diskusi siswa yang ditunjuk sebagai tutor bertugas
menjelaskan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Tutor sebaya merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan
dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap
yang tinggi. Siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada temantemannya yang belum paham atau memiliki daya serap yang rendah.
Pembelajaran ini mempunyai kelebihan ganda yaitu siswa yang mendapat
bantuan lebih efektif dalam menerima materi sedangkan bagi tutor
merupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri. Peran
guru disini adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan
memberikan pengarahan dan sebagainya. Para ahli berpendapat bahwa
“Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu
temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara
20
teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa”
(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004:184).
“Peer tutoring is the process by which a pupil, with guidance from
a teacher, helps one or more students at the same grade level learn a skill
or concept” (Glenn, 2003, http://newali.apple.com/Peer_Tutoring.html).
Kutipan di atas dapat diarti bahwa, tutor sebaya adalah proses dimana anak
dengan bimbingan guru, menolong satu atau lebih siswa pada level
kemampuan atau konsep yang sama). Istilah tutoring ditemukan dalam
kepustakaan pendidikan dan digunakan sebagai istilah teknis untuk
menunjukkan kegiatan seorang murid atau mahasiswa dalam mengajar
teman-temannya secara perseorangan atau kelompok. Dengan mengajar
yang lain, seorang diyakini telah mengajar dirinya sendiri. Bentuk tutoring
kemudian dijadikan sebagai bimbingan dan bantuan belajar kepada teman
seusianya atau teman sejawat yang kemudian dikenal sebagai istilah peer
tutoring.
Konsep tutoring secara umum dapat diartikan sebagai proses yang
melibatkan seseorang untuk memberikan bantuan dan bimbingan belajar
kepada orang lain dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, konsep
tutoring adalah kegiatan tutorial yang mencakup bimbingan dan bantuan
belajar perseorangan atau kelompok. “Peer tutoring could increase the
learning and understanding of thestudentsinvolved” (Warwick, 2001,
www. informawold.com/smpr/ ). Artinya, tutor sebaya akan meningkatkan
pembelajaran dan pengertian siswa yang terlibat. Seseorang anak yang
diajar melalui kegiatan tutorial akan mampu menguasai bahan karena ia
dapat belajar melalui proses mengkaji bukan menghafal. Anak lebih
mampu berkomunikasi dengan yang lain. Anak sebaya ternyata dapat
mengajar temannya lebih baik dari pada yang lain dikarenakan ia lebih
dapat bekerja secara demokratis dengan teman-temannya.
21
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi tutor sebaya
antara lain:
a) Berprestasi baik.
b) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat
bantuan sehingga siswa leluasa bertanya.
c) Dapat menerangkan dengan jelas bahan pengajaran yang
dibutuhkan oleh siswa.
d) Berkepribadian ramah, lancar berbicara, luwes dalam bergaul,
tidak sombong dan memiliki jiwa penolong.
e) Memiliki daya kreativitas yang cukup untuk membimbing
temannya.
(Suharsimi Arikunto,1988:62-63)
2) Metode Tutor Sebaya
“Metode
tutor
sebaya
adalah
bagaimana
mengoptimalkan
kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajar atau
menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi
sehingga yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalannya”
(Langgeng,2005,http://www.suaramerdeka.com/harian/05/02/17).
Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American
Education Enoydopedia, menyatakan bahwa “Metode tutor sebaya adalah
sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama adalah
pengajaran dan pembelajaran dari usia yang sama. Tipe kedua adalah
pengajaran dan pembelajaran yang lebih tua usianya. Tipe yang lain
kadang
dimunculkan
pertukaran
usia
pengajar”
(Akrom,2007,
http://smkswadayatmg wordpress.com/2007/09/). Menurut Rina Iriani,
“metode tutor sebaya dapat digunakan diberbagai jenjang pendidikan dan
semua mata pelajaran, dengan kreativitas dari guru bidang studi itu
sendiri” (Langgeng,2005,http://www.suaramerdeka.com/harian/05/02/17).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe yang pertama yaitu
pengajaran dan pembelajaran dari usia yang sama. Berdasarkan beberapa
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya adalah
suatu metode pembelajaran yang memanfaatkan potensi diri siswa yang
berprestasi lebih, diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat
bantuan, dapat menerangkan dengan jelas bahan pengajaran yang
22
dibutuhkan oleh siswa, berkepribadian ramah, lancar berbicara, luwes
dalam bergaul, tidak sombong dan memiliki jiwa penolong, memiliki daya
kreativitas yang cukup untuk membimbing temannya, untuk menularkan
potensinya (kepandaian), dengan memberikan bantuan belajar kepada
siswa yang memiliki prestasi rendah, agar dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
3) Tujuan Metode Tutor Sebaya
Penerapan metode tutor sebaya pada mulanya bertujuan untuk
memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Pada perkembangan dunia pendidikan seperti saat ini metode tutor
sebaya mulai diterapkan di beberapa sekolah dengan tujuan untuk menarik
perhatian siswa sehingga prestasi belajar meningkat. Menurut Gary D.
Borich (1996:78), teman sebaya memiliki berbagai fungsi dalam proses
belajar. “The peer group can influence and even teach students how to
behave in class, study for tests, converse with teachers and school
administrators, and can contribute to the success or fail ure of
performance in school in many other ways” (Teman sebaya dapat memberi
pengaruh dan juga mengajari teman sebayanya bagaimana bertindak di
dalam kelas, belajar untuk test, dengan guru-guru, dan administrasi
sekolah dan dapat memberi konstribusi untuk kesuksesan atau kegagalan
dalam pelaksanaan kelas belajar dan lain sebagainya).
Dengan demikian tujuan bimbingan belajar tutor sebaya adalah
meningkatkan prestasi belajar anak dan membangkitkan motivasi suasana
yang disiplin serta nyaman. Adapun tujuan dari kegiatan tutorial, antara
lain:
a) Meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang
dimuat dalam tujuan pembelajaran.
b) Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan atau hambatan agar
mampu membimbing diri sendiri.
c) Meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan
menerapkannya pada masing-masing bahan pelajaran yang dipelajari.
23
4) Jenis Kegiatan Tutorial
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 169-170) menyatakan
bahwa “kegiatan tutorial dibagi menjadi empat (4) yaitu pemantapan,
pengayaan, bimbingan, dan perbaikan”. Keempat jenis kegiatan tersebut,
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pemantapan, yaitu memantapkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh
siswa dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya,
b) Pengayaan, yaitu memperluas pengetahuan dan pengalaman siswa
sehingga hal-hal yang telah dipelajari menjadi lebih jelas, luas, dan
terpadu.
c) Bimbingan, yaitu membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dan
pemecahan masalah.
d) Perbaikan, yaitu membina para siswa terutama dalam cara belajar
mandiri.
5) Kelebihan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya
Menurut pendapat ahli, tentang kelebihan dari tutor sebaya yaitu
“the positive effects of peer tutoring are including cognitive gains,
improved communication, self confidene, and social support among
students peer tutors” (A. Loke, 2009, http://journal of peer tutoring.org/).
Kutipan diatas dapat diartikan bahwa, dampak positif tutor sebaya adalah
termasuk usaha kognitif, meningkatkan komunikasi, percaya diri, dan
mendukung hubungan sosial diantara siswa.
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Menurut Suharsimi Arikunto (1988:64),
adapun kelebihan dan kelemahan metode tutor sebaya adalah sebagai
berikut:
“a) Kelebihan metode tutor sebaya
(1) Untuk menyampaikan informasi lebih mudah sebab bahasanya
sama.
(2) Dalam mengemukakan kesulitan lebih terbuka.
(3) Suasana yang rilex bisa menghilangkan rasa takut.
24
(4) Mempererat persahabatan.
(5) Ada perhatian terhadap perbedaan karakteristik.
(6) Konsep mudah dipahami.
(7) Siswa tertarik untuk bertanggung jawab dan mengembangkan
kreativitas.
b) Kelemahan metode tutor sebaya
(1) Kurang serius dalam belajar.
(2) Jika siswa punya masalah dengan tutor ia akan malu bertanya.
(3) Sulit menentukan tutor yang tepat.
(4) Tidak semua siswa pandai dapat jadi tutor”.
Prosedur Pembelajaran Metode Tutor Sebaya
Tahap-tahap perencanaan tindakan menggunakan metode tutor
sebaya adalah sebagai berikut:
a) Membuat program
yaitu sebagai rencana baik bagi guru maupun tutor dalam
melaksanakan tugasnya.
b) Menyiapkan tutor
Agar proses pembelajaran yang dilakukan tutor sebaya dapat
terlaksana secara optimal, perlu adanya tutor yang benar-benar
mampu untuk mengajar temannya.
c) Menyiapkan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana juga sangat penting dalam proses
pembelajaran, untuk itu sebelum proses pembelajaran
berlangsung disiapkan dan di cek keseluruhannya
(Akrom,2007,http://smkswadayatmgwordpress.com/2007/09/).
Menurut Rina Iriani (2003:35-36) dalam tesisnya, langkah-langkah
pelaksanaan tutor sebaya terdiri dari empat langkah yaitu “merencanakan
perlakuan, menentukan tutor, melaksanakan, melakukan evaluasi”.
Langkah-langkah pelaksanaan metode tutor sebaya tersebut, dapat
diuraikan sebagai berilut:
a) Merancang perlakuan
Proses pembelajaran tutorial apakah lebih cocok menggunakan
penjelasan ulang atau dengan diberi tugas atau mengerjakan tugas.
25
b) Menentukan tutor
Tutor dipilih dari anak yang sangat pandai. Alternatif lain, siswa diberi
kesempatan untuk memilih tutor sebaya secara demokratis.
c) Melaksanakan
Siswa (tutee) bersama tutor sebaya melakukan kegiatan bersama. Tutor
memberi penjelas kepada tutee sesuai dengan petunjuk dan materi
yang diberikan guru. Maupun membantu menyelesaikan tugas atau
latihan dari guru.
d) Melakukan evaluasi
Dalam tahap akhir dari metode pembelajaran ini, guru melakukan
monitoring dan evaluasi secara kontinue, mengenai proses kegiatan
belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesulitankesulitan yang dihadapi tutor maupun tutee (siswa) dalam proses
belajar mengajar berjalan. Apabila tutor berhasil dalam membelajarkan
tuteenya, maka tutor tersebut diberi kesempatan membantu tutor lain
yang masih lemah. Apabila tutor/ tutee telah berhasil dalam kegiatan
belajar mengajarnya, sehingga tutee memahami dan kemampuan/
prestasinya meningkat. Maka, guru memberi motivasi dengan
rangsangan berupa hadiah sederhana/ tambahan nilai.
7) Prosedur Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran PKn
Dari beberapa langkah pembelajaran tutor sebaya diatas, maka
dalam pembelajaran mata pelajaran PKn. Prosedur pembelajaran yang
akan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pengertian Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran PKn
Tutor
sebaya
adalah
tenaga
pengajar
dalam
metode
pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran PKn, yang tidak
mendapat pendidikan seperti guru, tetapi mereka dipilih oleh guru
berdasarkan kepandaiannya pada mata pelajaran PKn, dan disetujui
oleh teman satu kelas. Mereka bukan tenaga ahli mendidik, namun
mereka membantu temannya yang masih lemah dengan sukarela tanpa
26
mendapatkan imbalan. Pentingnya penggunaan tutor sebaya adalah
karena tutor tersebut cepat dapat diperoleh, biaya mencetak tutor
murah, dan yang lebih penting adalah situasi belajar menjadi nyaman.
b) Cara Pemilihan Tutor Sebaya
Tutor sebaya dipilih dari siswa satu kelas oleh guru, khususnya
mereka yang telah menguasai PKn dan telah sesuai dengan persyaratan
tutor sebaya. Hal ini sesuai dengan prinsip metode pembelajaran tutor
sebaya, sehingga tutor dipilih dari teman-temannya sendiri yang satu
kelas yang usianya relatif sama atau sebaya. Kemudian tutor yang telah
dipilih oleh guru tersebut bisa diterima dan disetujui oleh teman yang
lain, untuk mengajar dan membantu belajar teman yang lain.
c) Langkah-langkah Pelaksanaan Tutor Sebaya
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
(1)
Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil antara 5-6
siswa, sesuai latar belakang kemampuan awal (prestasi belajar),
dengan satu siswa yang memiliki prestasi lebih baik sebagai tutor
sebaya.
(2)
Tutor yang telah mendapatkan petunjuk, materi, dan bimbingan
dari guru, mulai mengajarkan materi keanggota kelompok
masing-masing dan membantu anggotanya mengerjakan soal
diskusi kelompok yang telah diberikan oleh guru, yang akan
menjadi petunjuk atau kerangka diskusi bagi kelompok agar
kegiatan tutorial dapat terfokus.
(3)
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab
memberikan tutorial (bimbingan) kepada anggota terhadap materi
ajar yang sedang dipelajari, mengkoordinir proses diskusi agar
berlangsung aktif dan dinamis, menyampaikan permasalahan
kepada guru pembimbing apabila ada permasalahan saat
pembelajaran berlangsung, mengatur diskusi bersama anggota
kelompok, melaporkan perkembangan akademis kelompoknya
27
kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.
Peran guru dalam metode tutor sebaya hanyalah sebagai
fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya
melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.
(4)
Melakukan pembahasan soal diskusi sebagai tugas kelompok.
Setiap anggota kelompok mencocokkan hasil jawaban soal
diskusi yang telah dikerjakan dengan bantuan tutor, serta aktif
mengeluarkan pendapat saat pembahasan.
(5)
Melaksanakan
evaluasi
belajar
secara
individu
diakhir
pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa,
serta sebagai umpan balik bagi guru. Saat evaluasi berlangsung,
siswa tidak diperbolehkan bekerjasama.
3. Hubungan Prestasi Belajar dan Metode Tutor Sebaya
Sehubungan dengan teori kognitif yang disampaikan oleh Piaget dan
Vygotsky, bahwa proses belajar dipengaruhi oleh interaksi kita dengan orang lain
seperti orang tua, guru, teman sebaya, maupun lingkungan sekitar. Vygotsky
mengnekankan interaksi yang terjadi antara individu dengan teman sebaya. Peran
penting teman sebaya dalam perkembangan kognisi seorang anak. Di sekolah
selain peran teman sebaya, guru mempunyai andil demi kesuksesan proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hal ini tidak lepas dari pemilihan
metode belajar yang tepat. Pentingnya pemilihan metode yang tepat yakni dengan
menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa,
dan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Metode belajar yang
selaras dengan teori kognitif yaitu dengan interaksi antara teman sebaya, maka
yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Kelebihan metode tutor sebaya
dibanding dengan metode yang lain, yaitu tutor sebaya dalam menyampaikan
informasi lebih mudah dipahami oleh tutee (siswa yang di ajar)sebab bahasanya
sama dengan teman sebayanya, siswa dalam mengemukakan kesulitan kepada
tutor lebih terbuka karena temanya sendiri, suasana pembelajaran yang rileks bisa
menghilangkan rasa takut, mempererat persahabatan, ada perhatian terhadap
28
perbedaan karakteristik, konsep mudah dipahami, siswa tertarik untuk
bertanggung jawab yaitu melatih belajar mandiri. Dengan lingkungan belajar yang
baik dan interaksi yang dilakukan antar teman sebaya. Siswa yang bersangkutan
akan terpacu semangatnya, untuk mempelajari materi ajar dengan baik, serta
meningkatkan prestasi belajarnya.
Penelitian Lippit dan Lohman (1965) mendukung teori belajar kognitif
oleh Vygotsky, serta uraian di atas mengenai tutor sebaya. Dalam Ehly dan Larsen
(1980:18) Lippit dan Lohman melaporkan bahwa
”Tutor maupun tutee memang mendapat keuntungan dari kegiatan tutorial.
Tutee dapat meningkatkan prestasi siswa melalui skor dalam tes dan
meningkatkan motivasi belajar siswa yang lain, sedangkan tutor dapat
meningkatkan kemampuan dalam bekerjasama dengan murid-murid yang
lainnya dan disamping itu dapat pula menunjukkan sikap positif terhadap
sekolah” (Rina Iriani, 2002: 33).
Selain itu dengan tutor sebaya, semua anak dapat melibatkan diri dalam
proses belajar. Ternyata anak yang semula pemalu mampu berkomunikasi secara
aktif dengan guru maupun temannya, dan prestasi belajar yang mereka capai juga
meningkat.
Melalui
metode
tutor
sebaya
siswa
dapat
mengemukakan
pendapatnya, saling bekerjasama, saling bertukar pendapat tanpa ada rasa takut
kepada guru. Sebab, siswa akan lebih terbuka mengutarakan kesulitan belajarnya
kepada teman sebaya, dibanding kepada guru.
Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya
mempengaruhi keaktifan siswa saat pembelajaran yang pada akhirnya
meningkatkan pula prestasi belajar siswa.
4. Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
a. Landasan yang Menjamin Persamaan Kedudukan Warga Negara
1) Makna Persamaan Kedudukan Warga Negara
Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat
yang saling menghormati dan menghargai orang tanpa membedakan suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA). Menurut Setiadi & Retno
29
Listyarti (2006:136)
“Pada umumnya,
negara-negara berkembang
(termasuk Indonesia) lebih memaknai “persamaan hidup” secara kultur,
karena faktor adat istiadat dan budaya yang diterapkan secara turuntemurun.
Menurut Pasal 26 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa “Warga
negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”. Pengertian yang lebih sederhana
menyatakan bahwa “Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu
negara (Winarno. 2006: 47). Jadi, warga negara adalah anggota dari suatu
negara yang disahkan undang-undang sebagai warga negara.
2) Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultur)
Jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia
secara kultur telah tertanam melalui adat dan budaya yang relatif memiliki
nilai-nilai
yang
sama.
Semboyan
“Bhinneka
Tunggal
Ika”
mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu perjalanan hidup bangsa
Indonesia hingga saat ini. Beberapa nilai kultur bangsa Indonesia yang
patut dilestarikan dalam upaya memberikan jaminan persamaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain:
“a) nilai religius,
b) nilai gotong royong,
c) nilai ramah tamah, dan
d) nilai kerelaan berkorban dan cinta tanah air”.
(Setiadi, dan Listyarti, 2006:138).
3) Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara
Oleh karena konstruksi yang dibangun bangsa Indonesia bersumber
dari keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika, negara berkewajiban untuk mampu memberikan
jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK
(Setiadi, dan Listyarti, 2006:138), jaminan persamaan hidup warga negara
30
di dalam konstitusi negara adalah UUD 1945 dan peraturan perundangan
lainnya. Adapun pasal dan peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Pasal 26 ayat 1, yang berbunyi “Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”
(2) Pasal 27 ayat 1, yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan tersebut dengan
tidak ada kecualinya”.
(3) Pasal 27 ayat 2, yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
(4) Pasal 27 ayat 3, yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
(5) Pasal 28, yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang”.
(6) Pasal 28A, yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
(7) Pasal 29 ayat 2, yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
(8) Pasal 30 ayat 1, yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”
(9)
Pasal 31 ayat 1, yang berbunyi “Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan”.
(10) Pasal 32 ayat 1, yang berbunyi “Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai kebudayaannya”.
(11) Pasal 33 ayat 3, yang berbunyi “Bumi dan air, dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasasi oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat”
31
(12) Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara”
(13) UU No.40 tahun 1999 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
mengeluarkan pikiran dan tulisan melalui media massa dan pers.
(14) UU No.3 Tahun 2002, yaitu jaminan kepada warga negara untuk
membela negara melalui “Pertahanan Negara”.
(15) UU No.31 Tahun 2002 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
mendirikan “Partai politik”
(16) UU No. 4 Tahun 2004 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
hak praduga tak bersalah melalui “Kekuasaan Kehakiman”.
(17) UU No.20 Tahun 2003 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
mengikuti wajib belajar 12 tahun.
b. Berbagai Aspek Persamaan Kedudukan Setiap Warga Negara
Secara umum, warga negara merupakan anggota negara yang
mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Warga negara mempunyai
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Berdasarkan pengertian tersebut, adanya hak dan kewajiban warga negara
terhadap negaranya merupakan sesuatu yang pasti.
Berikut ini akan dijabarkan hak dan kewajiban warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara:
1) Hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat
Warga negara merupakan bagian dari suatu masyarakat. Sebagai warga
masyarakat, tentu memiliki hak dan kewajibannya sendiri.
Hak dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya:
a) Hak memperoleh layanan kesehatan dari puskesmas setempat maupun
layanan kemasyarakatan dari kelurahan setempat, seperti meminta
surat pengantar untuk mengurus pembuatan KTP ke Kecamatan, Akta
Kelahiran ke Catatan Sipil, meminta surat keterangan kematian,
mengurus sertifikat tanah, dll.
32
b) Hak memperoleh layanan informasi maupun layanan kesejahteraan
masyarakat, misalnya dana BLT, Raskin, Konfersi minyak ke gas,
PNPM Mandiri, dll.
Sedangkan kewajiban warga negara yang bermasyarakat, adalah:
a) Kewajiban melapor jika memiliki kepentingan tertentu kepada RT,
RW, maupun Kelurahan setempat, misalnya: Perkawinan, Kematian,
melapor bila ada keluarga yang bukan warga masyarakat di desa yang
bersangkutan ingin menginap.
b) Kewajiban untuk meminta ijin mendirikan bangunan pribadi maupun
untuk tujuan komersil (jual-beli).
c) Kewajiban untuk membayar berbagai iuran dalam masyarakat, misal
iuran air, iuran sampah, dll.
2) Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan berbangsa
Indonesia, sebelum membentuk suatu negara yang bernama Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lebih dahulu mengenal istilah
bangsa Indonesia. Sejarah mengatakan, bahwa bangsa Indonesia sudah ada
pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu dengan ada Ikrar Sumpah Pemuda.
Baru setelah itu, lahirlah negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
hasil
dari
perjuangan
bangsa
Indonesia,
yang
telah
merebut
kemerdekaannya dari tangan penjajah. Bila, kita berbicara tentang bangsa,
maka dalam pikiran kita adalah kumpulan dari berbagai suku budaya dari
Sabang sampai Merauke. Dipersatukan dalam suatu bangsa dalam arti
politis yaitu bangsa Indonesia. Mengapa bangsa dalam pengertian politis,
sebab terciptanya bangsa Indonesia adalah hasil dari kesepakatan bersama
dari berbagai suku bangsa yang ada, meleburkan dirinya menjadi satu
kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Kehidupan berbangsa, berarti
bangsa yang menegara. Bisa dikatakan demikian, karena bangsa tersebut
dalam lingkup suatu negara yang berdaulat. Maka, sebagai warga negara
yang berbangsa. Ada hak dan kewajiban tersendiri, dalam kehidupan
berbangsanya, yaitu:
33
a) Hak
dan
kewajiban
untuk
melestarikan
kebudayaan
suku
bangsanya.
b) Hak dn kewajiban diperlakuan yang tidak diskriminatif, pada suku
bangsa tertentu.
c) Hak dan kewajiban untuk mengembangkan budaya nasional.
d) Hak dan kewajiban untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia.
e) Hak dan kewajiban untuk membela dan mempertahankan bangsa
Indonesia, dll.
3) Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan Bernegara
Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting
dengan hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara. Hak dan
kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara diatur dan ditentukan oleh
undang-undang yang berlaku. Beberapa hak dan kewajiban warga negara
dalam bidang tertentu yang berkaitan dengan kehidupan bernegara antara
lain sebagai berikut:
a) UU No. 2 Tahun 2008 tentang Parpol, yaitu warga negara berhak
menentukan pilihannya untuk menjadi salah satu anggota Parpol.
b) UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu, yaitu dengan adanya hak dan
kewajiban warga negara dalam Pemilu, baik hak pilih aktif (memilih)
maupun hal pilih pasif (dipilih).
c) UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yaitu warga negara mempunyai
hak dalam mengeluarkan pikiran lisan ataupun tertulis.
d) UU No. 4 Tahun 2004 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan
kehakiman, yaitu adanya hak menolak dikenakan penangkapan tanpa
perintah yang sah, hak praduga tak bersalah, hak memperoleh bantuan
hukum, dan sebagainya.
e) UU No. 3 Tahun 2002 tentang pokok-pokok pertahanan dan
keamanan, yaitu membela negara dengan TNI, sedangkan khusus
untuk kepolisian negara, diatur tersendiri dengan UU No. 2 Tahun
2002.
34
f) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
setiap warga negara berhak dan berkewajiban untuk mengikuti wajib
belajar 12 tahun.
Persamaan kedudukan warga dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara antara lain:
a)
b)
c)
d)
Persamaan kedudukan warga negara dalam bidang politik.
Persamaan kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi.
Persamaan kedudukan warga nagara dalam bidang sosial budaya.
Persamaan kedudukan warga negara dalam bidang hukum dan
pemerintahan.
e) Mendapatkan hak kebebasan pribadi.
f) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses peradilan.
( Joko Budi Sanroso, 2006: 91-92)
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai kutipan di atas adalah
sebagai berikut:
a) Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang
politik
1) Mempunyai kesempatan yang sama untuk mendirikan partai politik
2) Mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus atau
anggota partai politik
3) Mendapatkan perlakuan yang sama untuk mendengar aspirasi
politiknya
4) Menggunakan hak pilihnya, baik hak pilih pasif maupun hak pilih
aktif
b) Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang
ekonomi
1) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha
2) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengembangkan
bisnis
3) Hak yang sama dalam mendirikan badan usaha swasta
4) Hak untuk tidak dirampas hak miliknya secara sewenang-wenang
c) Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial
budaya
35
1) Hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan
2) Hak yang sama dalam memilih pendidikan
3) Hak yang sama dalam mengembangkan bakat dan minat
4) Hak yang sama dalam menikmati kebudayaan
d) Mendapatkan persamaan kedudukan dalam bidang hukum dan
pemerintahan
1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum
2) Hak mendapatkan perlindungan hukum
3) Hak mendapatkan kewarganegaraan
4) Hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif
e) Mendapatkan hak kebebasan pribadi
1) Hak mengeluarkan pendapat
2) Hak utuk memeluk agama
3) Hak untuk berganti agama atau keyakinan
4) Hak untuk menikah atau tidak menikah
f) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses peradilan
1) Hak mendapatkan pengadilan yang efektif
2) Hak untuk tidak ditahan, ditangkap, atau diasingkan secara
sewenang-wenang
3) Hak untuk dianggap tidak bersalah bagi terdakwa sebelum terbukti
kesalahannya di pengadilan
4) Hak untuk mendapatkan keadilan
c. Contoh Perilaku yang Menampilkan Persamaan Kedudukan
Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara
Dalam hidup bermasyarakat, kita sebagai warga negara hendaknya
menampilkan perilaku yang menghargai dan menghormati kedudukan tiap
individu dengan tidak menonjolkan perbedaan yang ada. Mengingat bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki kebudayaan yang
sangat beragam, perbedaan-perbedaan yang ada seharusnya dihargai sebagai
faktor yang memperkaya bangsa kita.
36
Negara Indonesia yang multikultur. Ras,gender, golongan, budaya, dan
suku bangsa merupakan faktor yang rawan terjadi konflik karena adanya
perlakuan membeda-bedakan atau tindakan tidak menghargai perbedaan
tersebut di masyarakat.
Menghargai persamaan kedudukan warga negara dapat menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia. Menghargai persamaan kedudukan
dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap tenggang rasa. Dapat
diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati perasaan/ beban pikiran
orang lain sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain.
Perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara, demi
menjaga keutuhan bangsa dan keamanan negara. Dapat dimulai dari
kehidupan bermasyarakat, misalnya dengan menjaga tali persaudaraan dalam
suatu lingkungan rukun tentangga yang terdiri dari berbagai suku. Kebiasaan
menggosip, menggunjingkan keburukan orang lain, atau menyulut rasa iri atas
harta atau penampilan yang lebih dari ornag lain adalah hal-hal yang harus
dihilangkan.
Sedangkan dalam kehidupan berbangsa contoh perilaku yang dapat di
tampilkan dengan menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, misalnya
tidak mengagung-agungkan ajaran agama sendiri atau mengagung-agungkan
suku sendiri, karena dapat memicu pertengkaran antar warga. Oleh karena itu,
warga masyarakat harus saling menghormati meskipun memiliki agama, suku,
ras, atau antar golongan yang berbeda. Contoh perilaku yang dapat
ditampilkan dalam kehidupan bernegara yaitu merasa senasib sepenanggungan
misalnya dengan kita ikut berempati dan membantu saudara kita yang tertimpa
musibah bencana alam, mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
37
B. Penelitian Yang Relevan
Selama pencarian yang telah peneliti lakukan, sampai sekarang. Peneliti
belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti ambil.
Peneliti baru bisa menemukan penelitian seperti yang tertera dibawah ini:
1. “Penerapan Model Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan
Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Gedangan Gaum 02 Kecamatan Tasikmadu
Karanganyar”.
Oleh
Rina
Iriani
(Thesis,2002).
Hasil
penelitiannya
menyatakan, bahwa model tutor sebaya ternyata banyak membantu guru
dalam mengajar membaca di tingkat SD.
2. “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mempelajari Pokok Bahasan
Keseimbangan Kimia dan Penggunaan Remidiasi Tutor Sebaya Disertai
Supervise Klinis Sebagai Alternatif Untuk Penanggulangannya Pada Siswa
Kelas 2 SMU Assalaam Sukoharjo Tahun Pelajaran 2003/2004”. Oleh Tina
Dwi Setyaningsih (Thesis,2004). Hasil penelitiannya menyatakan, bahwa
metode tutor sebaya disertai supervisi klinis dapat digunakan sebagai alternatif
remidiasi pada pokok bahasan keseimbangan kimia.
3. “Studi Komparasi Antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional
di Tinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi pada Kelas X SMK Murni 2
Surakarta Tahun Ajaran 2005/2006”. Oleh Fika Tri Worowati (Skripsi,2006).
Hasil penelitiannya menyatakan, bahwa metode tutor sebaya lebih baik dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi dari pada
menggunakan metode konvensional. Dimana prestasi belajar siswa pada kelas
X Akuntansi 1 (sebagai kelas eksperimen) yang diajar menggunakan metode
tutor sebaya, prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelas X
Akuntansi 2 ( sebagai kelas kontrol) yang menggunakan metode konvensional.
Beberapa penelitian tersebut di atas menyatakan bahwa, model tutor
sebaya dapat membantu guru dalam mengajar membaca permulaan di tingkat SD,
tutor sebaya disertai supervise klinis dapat digunakan sebagai alternatif remidiasi
pada pokok bahasan kesetimbangan kimia, dan metode tutor sebaya dapat lebih
baik dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa dibanding dengan
metode konvensional. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya
38
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali mengalami suatu kendala.
Begitu pula dalam pembelajaran PKn, sebelum menggunakan Metote Tutor
Sebaya dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran PKn ini. Didalam kajian teori disebutkan bahwa, prestasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantaranya yaitu kondisi peserta didik
yaitu faktor internal. Pada saat mengajar hal utama yang dibutuhkan guru yaitu
kemampuan dalam memilih metode mengajar yang baik. Metode mengajar yang
baik adalah metode yang tepat dalam upaya mencapai hasil atau prestasi belajar
yang memuaskan, sedangkan metode yang tepat adalah yang bisa menumbuhkan
pemahaman dari dalam diri siswa. Salah satu upaya untuk memperoleh
pemahaman dari siswa adalah merangsang keaktifan siswa agar daya pikir bekerja
secara optimal. Sebab, setiap kelas yang di ajar oleh guru pada mata pelajaran
yang sama, tidaklah memiliki karakter yang sama dan permasalahan yang sama
pula.
Pengajaran yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman
siswa adalah berkonsentrasi pada peserta didik, padahal pengajaran yang banyak
digunakan di sekolah menengah adalah pembelajaran konvensional yang berpusat
pada guru atau teacher center. Metode konvensional adalah metode yang mudah
digunakan, dimana peran guru sangat dominan dalam kelas. Pelaksanaan
pembelajaran dengan metode konvensional, membuat siswa kurang aktif, dan
guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara
individu, menyebabkan prestasi belajar siswa rendah.
Sesuai dengan hal tersebut maka diperlukan upaya perbaikan yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka dari itu, diperlukan metode yang bisa
memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam
pembelajaran. Metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Metode
tutor sebaya adalah yaitu sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya.
39
Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya,
anak-anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi.
Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa
mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Di
sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Jadi, kita dapat
menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan kepada siswa kurang
pandai (tutor sebaya). Demikian juga, anjurkan siswa kurang pandai untuk
bertanya kepada atau meminta penjelasan dari siswa pandai terlebih dahulu
sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa
dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang akibatnya tergantung kepada guru.
Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap siswa lebih
mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi selama proses
pembelajaran, sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk
mempelajari materi ajar dengan baik, serta meningkatkan prestasi belajarnya.
Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan skema kerangka pemikiran
sebagai berikut:
40
Kegiatan Belajar
Mengajar
Metode konvensional
dalam pembelajaran
PKn
Siswa kurang aktif
dalam proses
belajar mengajar
Pembelajaran berpusat
pada guru (teacher
center)
Prestasi belajar siswa
rendah
Aplikasi Metode
Tutor Sebaya
Pada Siklus I dan II
Prestasi belajar siswa
meningkat
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat
teoritis. Jadi, hipotesis merupakan jawaban yang perlu dibuktikan kebenarannya
melalui penelitian. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan, serta
kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut: “Penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi
belajar PKn siswa, pada kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta,
khususnya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan.
Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen 1 Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut
berdasarkan pertimbangan bahwa peneliti pernah melakukan PPL disana.
Sehingga peneliti sedikit banyak sudah mengetahui keadaan sekolah pada
umumnya. Sesuai dengan latar belakang permasalah penelitian di depan, maka
peneliti memilih sekolah tersebut, sebagai tempat penelitian.
2. Waktu Penelitian
Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan waktu penelitian. Peneliti memerlukan waktu sekitar 10 bulan yaitu
bulan Januari 2009 sampai bulan Oktober 2009. Waktu ini meliputi kegiatan
persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadual Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
1
Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Pembuatan Instrument
4
Pengumpulan Data
5
Analisis Data
6
Penyusunan Laporan
Tahun 2009
Jan
Feb
Mrt
41
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
42
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah guru pengampu mata pelajaran PKn
yaitu Dra. Yuni Wijayanti, dan siswa SMK Kristen 1 Surakarta. Siswa yang
dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1, yang terdiri dari
26 siswa perempuan.
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang
bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru
dalam tugasnya sehari-hari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benarbenar merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Penelitian ini
dapat dilakukan oleh orang yang tidak langsung menangani kegiatan proses
belajar mengajar di kelas.
Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani
Kasbolah (2001:9), bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat
sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini
serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan”. Sebagaimana seperti yang dikutip
Kasihani Kasbolah (2001:9), menurut pendapat Ebbut “Penelitian tindakan kelas
merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki
praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta
refleksi dari tindakan tersebut”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:91) menyebutkan penelitian tindakan
kelas sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yaitu tindakan dan kelas.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan
metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
terbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
43
Jadi PTK adalah tindakan yang dilakukan untuk memecahkan suatu
masalah pembelajaran yang terjadi dalam suatu kelas untuk memperbaiki hasil
dan proses belajar.
Pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan Interprestasi, dan (4)
Analisis dan Refleksi. Dari keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut
merupakan satu siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Jadi bentuk penelitian
tindakan tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan yang akan
kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Informasi yang diperoleh dari langkah
refleksi, merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan siklus
berikutnya.
Tahap-tahap pelaksanaan PTK tersebut diatas dapat digambarkan dalam
siklus sebagai berikut:
Permasalahan
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan /
Pengumpulan Data I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan /
Pengumpulan Data II
Siklus I
Apabila
Permasalahan
belum
terselesaikan
Siklus II
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Dilanjutkan ke
Siklus berikutnya
Gambar 2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2008:74)
44
D. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini meliputi empat macam, yaitu: siswa,
tempat dan peristiwa, dokumen, dan informan.
1. Siswa kelas X Akuntansi 1 sebagai subyek penelitian, yang terdiri dari 4 siswa
sebagai tutor sebaya dan 22 siswa sebagai siswa (tutee). Data yang diperoleh
berupa keaktifan siswa menggunakan lembar observasi, nilai pre tes, nilai post
tes mata pelajaran PKn, saat metode tutor sebaya diterapkan dengan soal tes,
dan angket tanggapan dari siswa mengenai proses belajar mengajar
menggunakan metode tutor sebaya, serta angket mengenai materi yang sulit.
2. Tempat dan peristiwa yaitu, tempat berlangsungnya penelitian tindakan yaitu
di kelas X Akuntansi 1. Sedangkan peristiwa dalam penelitian ini adalah
proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan menggunakan metode tutor sebaya. Penelitian bisa mengetahui proses
kegiatan belajar mengajar secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri
secara langsung melalui pengamatan (observasi).
3. Dokumen dan arsip yaitu, sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti
dalam
mengumpulkan data
penelitian
yang
ada
kaitannya
dengan
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: mengenai data
sekolah, silabus, buku mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, daftar
nilai ulangan harian siswa sebelum PTK, serta rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun 2008/2009, dengan studi dokumen.
4. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap
dan rinci yang berkaitan dengan penelitian, sehingga diperoleh data yang
obyektif. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan
adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas X Akuntansi 1
yaitu Dra. Yuni Wijayanti. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai
kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran PKn, prestasi belajar
dan keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan wawancara.
45
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam
penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa, sebelum
dan sesudah kegiatan pemberian
tindakan,
menganalisis persamaan kedudukan warga
pada
kompetensi dasar
negara dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun bentuk tes yang diberikan
kepada siswa yaitu tes tertulis berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal
dengan 5 pilihan jawaban. Tes diberikan saat pre test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa (dapat dilihat pada lampiran 1), dan post tes di setiap
akhir siklus tindakan diberikan yaitu soal siklus I ( dapat dilihat pada lampiran
2), serta soal siklus II (dapat dilihat dilampiran 3).
2. Observasi
Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama tindakan penelitian itu berlangsung, dengan atau tanpa alat
bantu. Observasi yang dipilih adalah metode observasi terstruktur. Observasi
terstruktur ditandai dengan perekaman data yang relatif sederhana, dengan
telah tersedianya format yang relatif rinci. Dengan format yang rinci itu,
pengamat tinggal membutuhkan tanda cacah (tallies) atau tanda-tanda lain
sehingga segala yang diamati itu terekam secara rapi. Pada pelaksanaan
pembelajaran tutor sebaya disetiap pertemuan, peneliti mengamati kinerja
guru dengan lembar observasi kinerja guru (dapat dilihat pada lampiran 4),
mengamati kinerja tutor sebaya dengan lembar obsevasi kinerja tutor sebaya
(dapat dilihat di lampiran 5), dan mengamati keaktifan siswa dengan lembar
observasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar (dapat dilihat pada lampiran
6).
3. Angket
Angket digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan metode tutor sebaya,
46
siswa pada materi pelajaran, khususnya kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
saat mempelajari kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (dilampiran
8). Angket ini diberikan pada akhir pembelajaran.
4. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, dan daftar hasil
belajar kognitif siswa yang berupa nilai ulangan harian mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), yaitu untuk memperoleh data tentang
kemampuan awal siswa sebelum PTK. Disamping itu peneliti juga mengambil
foto dari kegiatan berlangsungnya penelitian, yaitu proses kegiatan belajar
mengajar dikelas
(Adapun dokumentasi penelitian dapat diilihat pada
lampiran 9).
5. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh interviewer (peneliti) kepada guru mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Dra. Yuni Wijayanti. Wawancara
dimaksudkan, untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai pelaksanaan
pembelajaran PKn. Hasil wawancara tersebut, dijadikan sebagai penentu
tindakan yang akan dilakukan. Wawancara dilakukan saat survey awal, dan
setelah metode tutor sebaya diaplikasikan untuk mengetahui tanggapan dari
guru mitra. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas
terpimpin dimana peneliti membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan,
tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai kebijakan interviewer.
(Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 10 dan hasilnya
dapat dilihat pada lampiran 11).
47
F. Validitas Data
Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan
dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data
validitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar
yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data dalam penelitian adalah triangulasi dan reviu informan.
Moleong (2004:330) mengemukakan bahwa “Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data.
Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang
berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis, selain itu juga ada cara lain yaitu
dengan menggali informasi dari suatu nara sumber tertentu, dari kondisi
lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga
masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang
memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti. Misalnya,
untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menerima
pembelajaran PKn dari guru, faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan halhal sebagai berikut:
1. Memberi tes pada kompetensi dasar “menganalisis persamaan kedudukan
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan
selanjutnya menganalisis hasil tes tersebut untuk mengidentifikasi kesalahan
yang masih dilakukan oleh siswa.
2. Memberi angket kepada siswa tentang tanggapan mereka dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya, serta tentang materi
yang sulit dipahami.
3. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn kelas X Akuntansi 1
yaitu Dra. Yuni Wijayanti, untuk mengetahui pandangan guru tentang
hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam hal menerima pembelajaran
PKn, khususnya bagi siswa yang kurang cepat menangkap penjelasan dari
guru saat KBM berlangsung.
48
Informan adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada
informan kunci. Sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan
tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Informan kunci, dalam hal ini
adalah guru mata pelajaran PKn yaitu Dra. Yuni Wijayanti, setelah kegiatan
pengamatan maupun kajian dokumen.
G. Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kritis, yaitu
membandingkan hasil dari tindakan dalam tiap siklus dengan indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis ini adalah kelebihan dan kekurangan
dalam tiap siklus. Untuk memperkaya analisis yang akan di sajikan, data prestasi
belajar dan keaktifan siswa, serta hasil angket tanggapan siswa mengenai KBM
menggunakan metode tutor sebaya, diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan
mengacu pada model analisis interaktif yaitu interaksi dari ketiga komponen
utama. Tiga komponen utama tersebut menurut Miles dan Huberman (1992:1920), dilakukan dalam tiga komponen yaitu “reduksi data, paparan data, dan
penarikan kesimpulan”.
Analisis data prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa dilakukan sejak
penelitian
tindakan
melalui
refleksi
tindakan
pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan setiap siklus. Analisis data yang digunakan diawali dari reduksi
data, paparan data, dan penyimpulan data. Reduksi data dilakukan dengan
menyederhanakan data prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa melalui seleksi,
pemfokusan, dan pengabstraksian data menjadi informasi yang bermakna. Data
prestasi belajar dan keaktifan siswa tersebut kemudian disajikan secara lebih
sederhana dalam bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik yang disajikan sebagai
dasar dalam penarikan kesimpulan penelitian. Langkah berikutnya adalah
pengambilan intisari dari sajian data prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa
49
yang terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi
mengadung pengertian luas.
Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut diatas, terdapat
empat langkah secara sederhana gambar posisinya adalah sebagai berikut:
Pengumpulan
data
Penyajian
Data
Reduksi
Data
Kesimpulan –
kesimpulan
Penarikan/verifikas
i
Gambar 3. Model Analisis Interaktif (H. B Sutopo, 2002: 96)
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian
No
Aspek yang dinilai
1.
Prestasi belajar siswa
Target
Alat Penilaian
Minimal 85 % siswa
tuntas dengan
Kriteria Ketuntasan
Tes Tertulis
minimal 70
2.
Keaktifan siswa dalam
Minimal 75 % siswa
belajar
aktif selama
mengikuti metode
pembelajaran Tutor
Sebaya
Lembar Observasi
50
I. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua
siklus. Tiap tindakan di lakukan secara kolaborasi antara guru mata pelajaran PKn
kelas X Akuntansi 1 yaitu Dra. Yuni Wijayanti sebagai guru pengajar, dan peneliti
sebagai observer. Dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: “(1)
Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, dan
(4) Refleksi dan analisis” (Suharsimi Arikunto, 2008:117).
Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah
tersebut:
1. Siklus Pertama (I)
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
1) Melakukan perijinan dengan Ibu Dra. Sri Haryanti, MM selaku kepala
sekolah SMK Kristen 1 Surakarta, untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas di sekolah tersebut.
2) Melakukan observasi dan wawancara dengan Ibu Dra. Yuni Wijianti
selaku guru pengampu mata pelajaran PKn, untuk mendapatkan gambaran
awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn
di SMK Kristen II Surakarta.
3) Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Tahap perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang
berupa penggunaan metode tutor sebaya pada kompetensi menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2) Menyusun instrumen penelitian meliputi:
a) RPP siklus I (dapat dilihat dilampiran 12 hal ...).
b) Soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal.
c) Soal diskusi kelompok belajar siklus I (dapat dilihat dilampiran 13
hal...).
51
d) Soal-soal siklus I ( dapat dilihat pada hal...)
e) Lembar observasi siswa, tutor, dan guru.
f) Angket tanggapan balikan dan angket kesulitan tentang materi belajar.
3) Mendiskusikan perencanaan tindakan siklus I dengan guru pengampu mata
pelajaran PKn sebagai guru mitra. Serta mensimulasikan langkah-langkah
metode tutor sebaya yang akan diaplikasikan.
c. Tahap pelaksanaan atau tindakan (acting)
Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan
yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1) Menyelenggarakan tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan awal
siswa, yang digunakan untuk membuat kelompok belajar dengan metode
tutor sebaya.
2) Melaksanakan KBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam
RPP siklus I.
3) Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung, menyebarkan angket tanggapan siswa dan angket tentang materi
yang sulit pada siklus I untuk mengetahui persepsi siswa terhadap KBM
menggunakan metode tutor, serta melakukan wawancara dengan guru
untuk mengetahui persepsinya terhadap KBM menggunakan metode tutor
sebaya.
4) Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan
soal post tes siklus I.
d. Tahap Observasi (observing) dan evaluasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah:
1) Pengumpulan data.
2) Sumber data.
3) Critical friend dalam penelitian yaitu guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dra. Yuni Wijayanti.
4) Analisis data.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah
sebagai berikut:
52
1) Pelaksanaan pengamatan oleh peneliti sendiri.
2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
3) Mendiskusikan dengan guru sebagai critical friend terhadap hasil
pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.
4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat-alat evaluasi.
2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.
3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.
4) Kriteria keberhasilan tindakan sesuai dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya.
e. Tahap refleksi (reflecting) dan analisis
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Data-data yang diperoleh
melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis
perbandingan dalam tahap ini.
Langkah-langkah dalam kegiatan analisis
dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket tentang proses KMB
dan mengenai materi yang dirasa sulit pada siklus I.
2) Mencocokkan pengamatan oleh peneliti pada lembar observasi siklus I.
Apabila hasil pengamatan, ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan
antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa
merespon dan terjadi komunikasi multi arah yaitu siswa dengan siswa,
siswa dengan tutor, siswa dengan guru, maka metode pembelajaran yang
dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi.
53
2. Siklus Kedua (II)
Pada siklus II ini masih dilaksanakan implementasi metode pembelajaran
tutor sebaya sebagai metode yang dipilih. Tahapan yang dilalui sama seperti
siklus I.
a. Tahap perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang
berupa penggunaan metode tutor sebaya pada kompetensi menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2) Menyusun instrumen penelitian meliputi:
a. RPP siklus II (dapat dilihat dilampiran 14, hal...).
b. Soal diskusi kelompok belajar siklus II (dapat dilihat dilampiran 15,
hal...).
c. Soal-soal siklus II (dapat dilihat pada hal ...).
d. Lembar observasi kinerja guru, tutor sebaya, dan keaktifan siswa.
e. Angket tanggapan balikan siswa dan angket kesulitan tentang materi
belajar.
3) Mendiskusikan perencanaan tindakan siklus II dengan guru pengampu
mata pelajaran PKn sebagai guru mitra.
b. Tahap pelaksanaan atau tindakan (acting)
Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan
yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1) Melaksanakan KBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam
RPP siklus II.
2) Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung, menyebarkan angket tanggapan siswa dan angkat mengenai
materi yang dianggap sulit pada siklus II untuk mengetahui persepsi siswa
terhadap KBM menggunakan metode tutor sebaya, serta melakukan
wawancara terhadap guru untuk mengetahui persepsi guru terhadap KBM
menggunakan metode tutor sebaya.
54
3) Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan
soal post tes siklus II
c. Tahap Observasi (observing) dan evaluasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah:
1) Pengumpulan data.
2) Sumber data.
3) Critical friend dalam penelitian yaitu guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dra. Yuni Wijayanti
4) Analisis data.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pengamatan oleh peneliti sendiri.
2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
3) Mendiskusikan dengan guru sebagai critical friend terhadap hasil
pengamatan setelah proses pembelajaran selesai.
4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat-alat evaluasi.
2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai.
3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi.
4) Kriteria keberhasilan tindakan sesuai dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya.
d. Tahap refleksi (reflecting) dan analisis
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Data-data yang diperoleh
melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis
perbandingan dalam tahap ini. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket tentang proses KBM
dan mengenai materi yang dirasa sulit pada siklus II, serta tanggapan guru
55
mengenai proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya melalui
wawancara.
2) Mencocokkan pengamatan oleh peneliti pada lembar observasi siklus II.
Apabila hasil pengamatan, ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan
antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa
merespon dan terjadi komunikasi multi arah yaitu siswa dengan siswa,
siswa dengan tutor, siswa dengan guru, maka metode pembelajaran yang
dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan tindak lanjut dari guru yang
bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi
pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
56
SIKLUS 1
Observasi awal
& Identifikasi
Permasalahan
Belum
selesai
Pelaksanaan
Tindakan 1
menggunakan
metode tutorsebaya
Perencanaan
Tindakan 1
Refleksi 1
Pengamatan/pengumpulan data1 (Observasi,
Wawancara, & Angket)
SIKLUS 2
Perencanaan
Tindakan 2
Selesai
Refleksi 2
Pelaksanaan
Tindakan 2
menggunakan
metode tutor sebaya
Pengamatan/pengumpulan data 2 (Observasi,
Wawancara, &Angket)
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Profil SMK Kristen 1 Surakarta
SMK Kristen 1 Surakarta didirikan atas dasar inisiatif beberapa umat
Kristen di Surakarta, maka dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan untuk
mendirikan sekolah lanjutan kejuruan. Atas dasar pertumbuhan keadaan
perekonomian yang memerlukan adanya peningkatan, maka perlu kiranya
diadakan spesialisasi tentang kejuruan dan telah disepakati pula untuk mendirikan
sekolah lanjutan atas bidang ekonomi.
Mendirikan sekolah yang bercorak Kristen, diperlukan persetujuan dari
Pengurus Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan juga persetujuan dari kepala
Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi (IDPE) Jawa Tengah di Semarang. Atas ijin
dari IDPE Jawa Tengah dan persetujuan PPKS secara lisan, maka pada tanggal 1
Agustus 1958 didirikan SMEA Kristen Surakarta dengan dasar corak Kristen.
Dengan gedungnya pertama kali beralamat di Banjarsari (menempati SD Kristen
Banjarsari, tepatnya di jalan Bali Nomor 142 Surakarta).Untuk kelangsungan
hidup SMEA Kristen ini, maka pengelolanya dibawah bimbingan panitia yang
diketuai oleh Bapak D.Reksodarmajo dan Staff. Sedangkan jalannya pelajaran
diserahkan kepada Bapak Drs. Hartoyo sebagai kepala SMEA Kristen Surakarta
dengan dibantu oleh Bapak Sucipto, BA.
Pada tahun 1961, Bapak Hartoto mendapat tugas baru sebagai dosen di
UNDIP Semarang. Jabatan kepala sekolah selanjutnya diserahkan kepada Bapak
Sucipto,BA yang waktu itu juga menjabat sebagai kepala SMEA Kristen 1
Surakarta. Karena adanya peraturan pemerintah yang menyatakan kepala sekolah
negeri tidak boleh merangkap jabatan maka jabatan kepala sekolah diserahkan
kepada Bapak Suparjo,BA.
Tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri P dan K tanggal 11 Februari
Nomor 1757/05/1965, di SMEA Kristen mendapatkan bantuan pemerintah
terhitung tanggal 1 Agustus 1964. Pada tahun 1968 diadakan pembaharuan
57
58
permohonan bantuan. Dengan SK Menteri P dan K RI tanggal 30 Agustus 1969
Nomor 7160/BAUM/Keu/01506/1969 diperbaharuilah bantuan pemerintah
terhadap SMEA Kristen 1 Surakarta.
Mulai tahun 1968 tanggungjawab panitia di serahkan kepada pengurus
PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen 1 Surakarta.
Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang
digaji langsung oleh PPKS. Selain itu pengurus PPKS memberikan subsidi
sebagian dari honorarium guru tidak tetap dari kelebihan jam mengajar. Sampai
tahun 2006 PPKS telah mengelola beberapa sekolah mulai dari TK, SD, SMP,
SMU, dan SMK. Dengan jumlah dua SMU dan 3 SMK, dimana 2 SMK berada di
Kodya Surakarta dan 1 SMK di Simo, Boyolali.
Berdasarkan surat edaran dari Depdikbud tanggal 3 April 1997 Nomor
41007/A 45/UT/ 1997 tentang tindak lanjut keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 034,035 dan 036/1997 mengenai perubahan nomor status
SMP menjadi SLTP, SMA menjadi SMU, dan SMKTA menjadi SMK dan
ditegaskan oleh surat dari PPKS Nomor 33/C/IV/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang
perubahan nomor status, maka SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK
Kristen 1 Surakarta, dan sebagai catatan, pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah
mengangkat Bapak Medi Sunyoto, MPd menjadi pelaksana harian kepala SMK
Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir.
Sampai pada tahun ajaran 2008/2009, SMK Kristen 1 Surakarta telah
dapat menampung 15 kelas yaitu 6 kelas X, 5 kelas XI, dan 4 kelas XII dengan 4
program keahlian yaitu Akuntansi, Pemjualan, Administrasi Perkantoran, dan
Program Keahlian Multimedia. Demikian sejarah singkat berdirinya SMK Kristen
1 Surakarta, sebagai catatan sejak Maret 1999 kepala SMK Kristen 1 Surakarta
dipercayakan kepada Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M.
59
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta
a. Visi SMK Kristen 1 Surakarta
Mewujudkan Tamatan yang Cakap, Terampil, dan Mandiri serta meniliki
Iman, Pengharapan, dan Kasih
b. Misi SMK Kristen 1 Surakarta
1) Mengubah peserta didik dari status beban menjadi asset pembangunan
yang produktif.
2) Menghasilkan sumber daya manusia sebagai faktor unggulan dalam
berbagai sektor pembangunan.
3) Menghasilkan tenaga kerja yang beriman, profesional dan mandiri.
4) Membekali
peserta
didik
dengan
kemampuan
untuk
dapat
mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.
c. Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta
1) Agar siswa mampu menjadi asset pembangunan yang produktif.
2) Agar siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang unggul untuk
mengisi kebutuhan dunia industri dan dunia instansi saat ini maupun masa
yang akan datang.
3) Agar siswa dapat memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional berdasarkan iman, pengharapan, dan kasih.
4) Menyiapkan siswa menjadi warga negara yang produktif, kreatif dan
senantiasa berpegang teguh pada kebenaran iman dan ilmiah.
3. Keadaan Guru SMK Kristen 1 Surakarta
SMK Kristen 1 Surakarta merupakan sekolah yang cukup lama berdiri.
Dengan berdirinya sekolah ini tentunya tidaklah mungkin dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, tanpa adanya guru. Jumlah guru dan karyawan mengalami
peningkatan seiring dengan semakin sadarnya orang tua akan pendidikan. Berikut
ini adalah daftar nama guru beserta program keahliannya untuk peride 2008/2009
di SMK Kristen 1 Surakarta:
60
Tabel 3. Data Guru SMK Kristen 1 Surakarta
No
Nama Guru
Jabatan
Program Keahlian
1
Dra. Dwi Ruswantini
Guru
Akutantansi
2
Ervin Rudi Haryadi, S.Pd
Guru
Multimedia
3
Dra. Nunik Heriyanti
Guru
Akuntansi
4
Drs. Rudi Astiyanto
Guru
Bahasa Indonesia
5
Dra. Retno Purwaningsih
Guru
Adm. Perkantoran
6
Heru Bagiyanti, S.Pd
Guru
Penjualan
7
Ambar Widayanti
Guru
Adm. Perkantoran
8
Drs. Isbandi Raharja
Guru
Adm. Perkantoran
9
Dra. Sri Maryati
Guru
BK
10
Drs. Siwiw Widi Asmoro
Guru
Mutimedia
11
Teguh Tri Riyanto, S.Pd
Guru
Penjaskes
12
Tini Susilowati, B.Th
Guru
Agama
13
Tri Yuliani S, S.Pd
Guru
Matematika
14
Dra. Sri Wartini
Guru
Bahasa Inggris
15
Kasmin hero, BA
Guru
Akuntansi
16
Setia Pratiwi, S.Pd
Guru
Akuntansi
17
Levana Dhia Prawati, SE
Guru
Akuntansi
18
Dra. Ratna Wulansari D.U
Guru
Akuntansi
19
Drs. Yudi Andriyanro
Guru
Penjualan
20
Nita Yulianastuti, S.Pd
Guru
Penjualan
21
Tri Setyo Admojo
Guru
Adm. Perkantoran
22
Magdalena Sri Ara, S.Pd
Guru
Adm. Perkantoran
23
Th. Tri hartanti, SH
Guru
PKn dan IPS
24
Dra. Yuni Wijayanti
Guru
PKn & Kepribadian
25
Dra. Sri Sulastri
Guru
Matematika
26
Marieti Debyora Gardiana
Guru
Matematika & IPA
27
Kristya Widyaning M
Guru
Fisika dan IPA
28
Dra.Rahayu Dwi M, M.Pd
Guru
Matematika
29
Johanes Adinda C,A.Md
Guru
Multimedia
30
Yustinus Popo Hari A. C
Guru
Seni Budaya
31
Kezia Ayu Riandriani
Guru
Bahasa Mandarin
32
Prihat Natalis Nugroho
Guru
Agama& Bahasa Jawa
33
Pritinian Yugasmara, S.Pd
Guru
Bahasa Inggris
34
Afonsus Ligouri H.S, S.Pd
Guru
Bahasa Inggris
35
Ch. Puji Utami, S.Pd
Guru
Bahasa Inggris
36
Bambang Sudjiwo
Guru
Muatan Lokal
37
Susanto Edy Sugiyo, S.Pd
Guru
Penjaskes
38
Tomy Haryono, S.Com
Guru
Multimedia
Sumber: Data Sekunder Daftar Pembagian Tugas Mengajar Tahun 2009
61
4. Keadaan Siswa SMK Kristen 1 Surakarta
Latar Belakang Siswa SMK Kristen 1 Surakarta, dapat dilihat dari
beberapa aspek.Berikut ini adalah gambaran umum mengenai keadaan siswa
dalam hubungannya dengan kondisi perekonomian, pekerjaan orang tua/ wali
murid, minat dan kecerdasan, agama, dan faktor jarak tempat tinggal siswa
dengan sekolah.
a. Perekonomian orang tua/ wali murid
Sebagian besar, siswa yang bersekolah di SMK Kristen 1 Surakarta,
merupakan anak-anak dari wali murid dengan ekonomi menengah he bawah.
Latar belakang pekerjaan wali murid seperti: PNS, ABRI, POLRI, Pegawai
swasta, guru, wiraswasta, buruh, dll.
b. Seleksi Penerimaan Siswa Baru
Latar belakang minat dan kecerdasan siswa dapat diketahui, pada awal
penyeleksian siswa baru. Penyeleksian siswa dilakukan setiap awal sebelum
tahun ajaran baru dimulai. Dahulu seleksi menggunakan sistem kolektif. Tapi
sekarang juga menggunakan sistem komputerisasi, yaitu pendaftaran lewat
internet secara on line.Seleksi penerimaan siswa baru berdasarkan pada
beberapa hal. Diantaranya: tes tertulis dan wawancara, minat, ekonomi, dan
tingkah laku anak (anak tidak nakal/ masih dalam batas wajar.
c. Agama Siswa SMK Kristen 1 Surakarta
Sebagian besar siswa SMK Kristen 1 Surakarta beragama Kristen Protestan
walaupun ada yang beragama selain Kristen, yaitu Islam dan Katolik. Tapi
karena sekolah berbasis agama Kristen maka, pelajaran agama yang dibeikan
hanya satu, yaitu agama Kristen Protestan.
d. Tempat Tinggal/ Asal Siswa
Asal siswa SMK Kristen 1 yaitu lulusan dari SMP Negeri maupun swasta.
Ada pula pindahan dari SMA atau SMK lain. Meskipun letak SMK Kristen
ada di tengah kota. Namun, tidak sedikit siswa-siswa SMK Kristen 1
Surakarta yang berasal dari luar kota. Tapi, kebanyakan siswanya berasal dari
dalam kota, dan sekitarnya.
62
Siswa SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 berjumlah 650
siswa. Jumlah siswa kelas X adalah 216 siswa yang terdiri dari 22 siswa putra dan
194 siswa putri. Sedangkan kelas XI berjumlah 224 siswa yang terdiri 16 siswa
putra dan 208 siswa putri. Kemudian siswa kelas XII berjumlah 184 siswa yang
terdiri dari 13 siswa putra dan 171 siswa putri. Berikut daftar siswa SMK
Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009:
Tabel 4. Jumlah Murid Tiap Kelas SMK Kristen 1 Surakarta
Jumlah Siswa
No
Kelas
L
P
Jumlah
1
X/ Multi Media 1
11
26
37
2
X/ Multi Media 2
10
27
37
3
X/ Administrasi Perkantoran 1
29
29
4
X/ Administrasi Perkantoran 2
30
30
5
X/ Akuntansi 1
26
26
6
X/ Akuntansi 2
1
27
28
7
X/ Penjualan
26
26
8
XI/Multi Media
12
30
42
9
XI/ Administrasi Perkantoran 1
42
42
10
XI/ Administrasi Perkantoran 2
39
39
11
XI/ Akuntansi 1
3
38
41
12
XI/ Akuntansi 2
1
39
40
13
XI/ Penjualan
36
36
14
XII/ Multi Media
12
24
36
15
XII/ Administrasi Perkantoran
36
36
16
XII/ Akuntansi 1
1
43
44
17
XII/ Akuntansi 2
43
43
18
XII/ Penjualan
38
38
JUMLAH
51
599
650
Sumber: Data Sekunder Buku Daftar Siswa Tahun 2009
5. Keadaan Lingkungan, Sarana, dan Prasarana SMK Kristen 1 Surakarta
SMK Kristen 1 Surakarta berada di lokasi yang strategis, yaitu dijalan
Ahmad Yani No.2 sehingga sangat mudah dijangkau kendaraan umum. Adapun
batas-batasnya adalah:
a. Sebelah barat
: gedung, apotek, dan perumahan.
b. Sebelah selatan
: Jalan Ahmad Yani
c. Sebelah timur
: Jalan Brigjen Katamso.
d. Sebelah utara
: SMP Kristen 1 Surakarta.
63
Formasi gedung sekolah berbentuk ”U” sehingga di tengah dapat
digunakan untuk upacara, senam, dan olah raga. Namun terdapat masalah terkait
dengan polusi udara yang di akibatkan oleh kendaraan yang melintas di jalan
depan sekolah, yaitu Jl. Ahmad Yani dan juga jalan sebelah timur sekolah. Hal ini
menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar sedikit terganggu. Ruang-ruang
yang terdapat di SMK Kristen 1 Surakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Sarana dan Prasaranan SMK Kristen 1 Surakarta
No
Nama Ruangan
Jumlah No
Nama Ruangan
Jumlah
1
R.Kelas
18
10
R.Kafetaria
1
2
R.Kepala Sekolah
1
11
R.Kantin
1
3
R.Guru
1
12
R.BP/BK
1
4
R.Pembayaran SPP
1
13
R.Perpustakaan
1
5
R. Bank Mini
1
14
R.Lab.Mengetik
1
6
R.QMR
1
15
R.Lab.Komputer
1
7
R.UKS
1
16
R.Lab.Bahasa
1
8
R.TU
1
17
Gudang
1
9
R.Toko
1
18
WC/KM
3/3
Sumber: Data Sekunder Daftar Ruang SMK Kristen 1 Surakarta Tahun 2009
6. Subyek Penelitian
a. Profil Guru Mitra
Penelitian tidakkan kelas ini dilakukan secara kolaborasi. Guru mitra
dalam penelitian tindakan kelas adalah guru pengampu mata pelajaran PKn
kelas X SMK Kristen 1 Surakarta yaitu Dra. Yuni Wijayanti, sebagai
pengajar. Beliau memiliki pembawaan yang lembut dan penuh kasih kepada
siswanya. Namun, beliau juga menanamkan nilai disiplin dan tanggungajawab
kepada para siswanya, dengan cara membuat kontrak belajar yang telah
disepakati bersama antara guru dengan siswa selama kegiatan pelajar
mengajar perlangsung. Misalnya, bila ada siswa tidak membawa buku
pemdamping, buku cacatan, lembar kerja siswa, maupun tidak mengerjakan
tugas. Ada sanksi-sanksi tertentu yang akan dibebankan kepada siswa yang
melanggarnya. Seperti berdiri di depan kelas sambil membaca dengan keras
hasil rangkuman materi yang disampaikan saat pembelajaran, sampai yang
terberat adalah tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran PKn.
64
Adapun profil guru mitra adalah sebagai berikut:
1) Nama
: Dra. Yuni Wijayanti
2) Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juli 1968
3) NIP
: 19680621 200801 2 007
4) Ijazah Terakhir
: Sarjana PMP & KN
5) Tamat
: 1992
6) Calon Pegawai
: 2008
7) Mulai Mengajar
Di SMK Kristen 1
: 2003
8) Masa Kerja
: 16 Tahun
9) Golongan
: III A
10) Alamat
: Puncang Sawit Rt 05 Rw 10 Jebres
Surakarta
b. Profil Siswa
Kelas X Akuntansi 1 berjumlah 26 siswa yang terdiri dari siswa putri.
Berasal dari latar belakang sekolah asal yang berbeda, tentu bervariasi pula
kemampuan dalam akademiknya. Jika dibandingkan dengan kelas X program
keahlian lain, perolehan prestasi rata-rata kelasnya rendah. Hal ini dikarenakan
perolehan prestasi belajar siswa, tidak didapat karena meratanya ketuntasan
belajar siswa. Melainkan hanya didominasi oleh sekelompok siswa pintar saja.
Permasalahan yang ditimbulkan yaitu terjadinya suatu ketimpangan dalam
perolehan prestasi belajar dalam satu kelas tersebut. Hal ini peneliti ketahui,
pada saat PPL di Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta. Hanya beberapa siswa
saja yang mendominasi prestasi belajar maupun keaktifan saat pembelajaran
PKn berlangsung, yang berdampak pada tidak meratanya ketuntasan belajar
siswa. Siswa kelas X Akuntansi 1 memiliki karakteristik yaitu sedikit bicara
banyak bekerja. Hal ini selaras dengan program keahlian mereka, yang banyak
melakukan praktek dan mengerjakan soal-soal latihan. Maka tidak
mengherankan bila, kelas ini didominasi oleh siswa yang pendiam. Identitas
siswa X Akuntansi 1, dapat dilihat dalam tabel berikut:
65
Tabel 6. Daftar Nama Siswa Kelas X Akuntansi 1
Nomor
Nama Lengkap Siswa
Urut
Induk
1
7412
Ana Chairul Norma Amin
2
7413
Anita Melya Sari
3
7414
Apilana Kristi
4
7415
Asih Nuryati
5
7416
Atik Fitriyaningsih
6
7417
Ayu Anita
7
7418
Dewi Tirta Sari
8
7419
Diana Natalia
9
7420
Dita Andini Saputri
10
7421
Diyan Kristiyani
11
7422
Dwi Lestari
12
7423
Dwi Nita Pusparini
13
7424
Dwi Oktaviani
14
7425
Eka Yuliana
15
7426
Evi Puspitasari
16
7427
Fransiska Tri Agustin
17
7428
Ike Wulandari
18
7429
Indah Permata Sari
19
7430
Indah Setyowati
20
7431
Isnaini Putri
21
7432
Katarina Sri Jumiani
22
7433
Kiki Isnawati
23
7434
Kristian Septianti
24
7435
Lestiyani
25
7436
Lutvicka Luciana
26
7079
Maria Untung
Sumber: Data Sekunder Buku Presensi Siswa Tahun 2009
Jenis Kelamin
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
B. Deskripsi Umum Pembelajaran
1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan
pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2009 di SMK Kristen 1 Surakarta dan
sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui permasalahan melalui observasi
66
pada saat PPL tahun 2008. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Ditinjau dari Segi Siswa
a) Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku
paket dan media pembelajaran untuk siswa). Pembelajaran PKn di
SMK Kristen 1 Surakarta tidak didukung dengan buku paket yang
mana masing-masing siswa berhak meminjam buku yang tersedia di
perpustakaan
sekolah.
Keterbatasan
tersebut
berdampak
pada
terhambatnya proses belajar siswa (baik belajar di rumah maupun di
sekolah).
b) Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran PKn.
Kejenuhan siswa pada pembelajara PKn salah satunya disebabkan
karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus oleh guru,
siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang
dijelaskan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata
pelajaran PKn. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya interaksi
antara guru dengan siswa saat pembelajaran berlangsung, melakukan
kegiatan lain diluar pembelajaran seperti ramai sendiri dengan teman
sebangkunya, mengerjakan tugas lain, tidur di kelas. Dampaknya,
siswa mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan dari guru
maupun menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
c) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran PKn. Siswa cenderung tidak
mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang
mereka
hadapi.
Siswa
merasa
malu
untuk
mengungkapkan
pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Siswa cenderung bermasalah
dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas.
2) Ditinjau dari Segi Guru
a) Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran PKn. Pada saat pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang
kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran PKn.
67
Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran PKn serta kurang
memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara
langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau
memperhatikan pelajaran.
b) Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan
hasil yang maksimal.
b. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 17 siswa
dari 26 siswa kelas X Akuntansi 1 belum memenuhi standar nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran PKn yaitu 70. Dari hasil
ulangan harian mata pelajaran PKn, nilai terendah yang diperoleh siswa kelas
X Akuntansi 1 adalah 45. Sedangkan nilai tertinggi adalah 84. Untuk tugastugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di
kelas sebelum pelajaran dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan
tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn .
c. Rencana Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal
13 April 2009 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Rencana tindakan, berdasarkan hasil identifikasi masalah dari melakukan
observasi awal dan wawancara kepada guru. Saat melakukan wawancara,
diungkapkan oleh guru bahwa, selama pengalamannya dalam mengajar, siswa
menemui permasalahan dalam memahami kompetensi dasar menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Maka tindakan kelas akan diterapkan pada
kompetensi dasar tersebut di atas. Kemudian disepakati bahwa, pelaksanaan
tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada
hari Rabu tanggal 15 April , Rabu tanggal 29 April dan Rabu tanggal 13 Mei
2009.
68
2. Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran PKn
menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya, dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama ( Rabu, 15 April 2009)
(1)
Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
(2)
Menciptakan
menyiapkan
situasi
siswa
pembelajaran
mengikuti
pre
yang
tes
kondusif
pada
untuk
kompetensi
menganalisis persamaan kedudukan warga negara, untuk
mendapatkan skor dasar sebagai penentu dalam pembagian
kelompok, serta pemilihan tutor.
(3)
Guru dan peneliti membagikan soal-soal pre tes kepada para
siswa untuk dikerjakan secara tertib dan mandiri.
(4)
Guru mengumpulkan hasil jawaban siswa dan mulai menukarkan
hasil jawaban siswa ke siswa lain untuk dikoreksi pada saat itu
juga, yang nantinya hasil rekap nilai pre tes, akan digunakan
sebagai skor dasar, yang untuk membagi siswa kedalam
kelompok belajar dan menentukan tutor sebaya.
(5)
Guru menutup pembelajaran dan tidak lupa mengiformasikan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
b) Pertemuan kedua (Rabu, 29 April 2009)
(1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2)
Menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3)
Guru menyajikan materi tentang persamaan kedudukan warga
negara. Baik mengenai landasan kultur, konstitusional maupun
69
contoh-contoh sikap yang menunjukkan persamaan kedudukan
warga negara.
(4)
Siswa diberi kesempatan guru untuk menanyakan materi yang
belum dipahami.
(5)
Guru membagi siswa kedalam kelompok belajar tutor sebaya,
dengan jumlah disetiap anggotanya antara 5-6 siswa dan 1 siswa
sebagai tutor atau ketua kelompok.
(6)
Guru meminta tiap tutor dari tiap kelompok maju kedepan kelas
untuk mendapatkan penjelasan materi dan petunjuk, serta arahan
dari guru. Supaya tutor dapat membantu memberikan penjelasan
kepada temannya dalam kelompok saat mengerjakan soal-soal
diskusi.
(7)
Guru membagi soal-soal yang akan didiskusikan kemasingmasing tutor sebaya untuk dibahas dan dikerjakan dikelompok
belajarnya masing-masing.
(8)
Siswa mengerjakan tugas dari guru untuk didiskusikan dengan
bantuan tutor sebaya.
(9)
Guru bersama peneliti mengawasi jalannya kegiatan tutorial
(bimbingan) dengan cara berkeliling.
(10) Guru
melakukan
pembahasan
setelah
seluruh
siswa
kelompok
untuk
menyelesaikan soal diskusi.
(11) Guru
meminta
salah
satu
anggota
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
(12) Siswa mencermati lembar jawab yang telah dikerjakan bersama
anggota
kelompoknya
dan
menanyakan
kesulitan
saat
mengerjakan tugas tersebut.
(13) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah
diajarkan sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan
kepada siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti post tes pada
pertemuan berikutnya.
70
c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 13 Mei 2009)
(1)
Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
(2)
Guru memberi kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri
untuk mengerjakan soal post tes siklus I tentang materi yang
telah dipelajari.
(3)
Guru bersama peneliti membagikan soal post tes berupa soal
pilihan ganda dan meminta siswa agar mengerjakan secara
mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama
bekerja dalam kelompok.
(4)
Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari
post
tes
dapat
mencerminkan
kemampuan
mereka
dan
memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakan soal dengan
tertib dan tenang sampai waktu yang ditentukan berakhir.
(5)
Sebelum
kegiatan
pembelajaran
diakhiri,
guru
membuat
kesimpulan dari soal yang sudah diberikan serta menutup
pelajaran dengan salam penutup.
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi persamaan kedudukan warganegara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan metode pembelajaran
tutor sebaya.
3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus
berupa post tes), sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti
yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu, masing-masing tanggal 15, 29
dan 13 Mei 2009 di ruang kelas X Akuntansi 1. Pertemuan dilaksanakan
selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.
71
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah persamaan kedudukan
kewarganegaraan. Pertemuan pertama digunakan guru untuk melakukan pre
tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi yang akan
diajarkan, sedangkan pertemuan kedua
digunakan guru untuk melakukan
kegiatan tutorial (bimbingan) berdasar kelompok-kelompok belajar yang telah
dibentuk. Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan mengadakan post tes
individual untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti
kegiatan tutorial pada kelompoknya.Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 15 April 2009)
a) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk menyiapkan
siswa mengikuti pre tes, untuk mendapatkan skor dasar sebagai
penentu dalam pembagian kelompok, serta pemilihan tutor.
c) Guru dan peneliti membagikan soal-soal pre tes kepada para siswa
untuk dikerjakan secara tertib dan mandiri.
d) Guru mengumpulkan hasil jawaban siswa dan mulai menukarkan hasil
jawaban siswa ke siswa lain untuk dikoreksi pada saat itu juga.
e) Setiap siswa melaporkan hasil jawaban dari teman yang dikoreksi.
f) Guru merekap hasil nilai pre tes sebagai skor dasar, untuk membagi
siswa kedalam kelompok belajar dan menentukan tutor sebagai ketua
disetiap kelompok belajar tersebut.
g) Guru menutup pembelajaran dan tidak lupa mengiformasikan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 29 Mei 2009)
a) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b) Guru melakukan apersepsi, dengan memberikan pengantar materi yang
akan dipelajari .
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
pertanyaan tentang persamaan kedudukan warga negara. Siswa
72
memperhatikan penjelasan guru, serta memberikan tanggapan dengan
cara
berpendapat.
Sebagian
besar
siswa
memperhatikan
dan
berpendapat.
d) Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
pada
kompetensi
menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Siswa diberi kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas.
e) Guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dengan
tutor sebagai ketuanya, secara heterogen menurut skor dasar yang
diperoleh saat pre tes. Langkah-langkah dalam pembagian siswa
kedalam kelompok adalah sebagai berikut:
(1)
Menyusun peringkat siswa dari yang memperoleh nilai tertinggi
sampai nilai terendah. Nilai diambil dari hasil pre tes pada
pertemuan pertama sebagai skor dasar.
(2)
Menentukan jumlah kelompok
Tiap kelompok terdiri dari lima sampai enam anggota. Hal
tersebut dikarenakan dalam pembagian kelompok tidak genap,
maka terdapat dua kelompok yang beranggotakan eman orang,
yaitu kelompok I. Sedangkan kelompok II, III, IV dan V
beranggotakan lima orang (Adapun daftar pembagian anggota
kelompok tutor sebaya, dapat dilihat pada lampiran 16).
(3)
Membagi siswa kedalam kelompok
Dalam membagi siswa kedalam kelompok, seimbangkan
kelompok sesuai prestasi yang diperoleh yaitu skor dasar. Tiap
kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan
tinggi.
(4)
Guru meminta tutor dari tiap kelompok untuk maju kedepan
kelas untuk mendapatkan penjelasan materi, arahan, dan petunjuk
cara pengerjaan soal diskusi sebagai pedoman kegiatan tutorial
berlangsung. Guru memberi bantuan hanya dengan memperjelas
perintah dan mengulang sedikit konsep. Selama belajar dalam
73
kelompok, tugas tutor dalam kelompok adalah menguasai materi
pelajaran dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai
materi. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan terlebih
dahulu bertanya kepada teman sekelompok, tutor sebaya, dan
apabila mengalami kesulitan baru bertanya kepada guru.
f) Setelah waktu yang diberikan untuk kegiatan tutorial berakhir, guru
mempersilakan
kepada
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya. Salah satu perwakilan dari
kelompok I, II, II, VI, dan V yaitu Apilana, Dwi Tirta Sari, Diyan
Kristiani, Indah Setyowati, dan Katarina Sri Jumiani dengan sukarela
mempresentasikan jawabannya.
g) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
diberikan, serta mengiformasikan pelaksanaan post tes pada pertemuan
berikutnya.
3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 13 Mei 2009)
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan post tes berupa soal pilihan ganda untuk materi
yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru membagikan soal post tes siklus I untuk materi persamaan
kedudukan kewarganegaraan dan meminta siswa untuk mengerjakan
secara mandiri.
d) Siswa mengerjakan soal post tes sedangkan guru bersama peneliti
mengawasi dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan
kemampuan mereka. Pada saat post tes berlangsung ada salah satu
siswa yang mencoba bertanya kepada teman, namun guru segera
memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal post tes secara
mandiri.
e) Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan berlangsung cukup tertib, hasil
post tes siklus I, dikumpulkan saat itu juga.
74
f) Kegiatan belajar dalam kelompok dengan bantuan tutor sebaya dan
kegiatan evaluasi pada siklus I berakhir.
c. Observasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran PKn dengan berpedoman
pada lembar observasi yang telah disusun. Peneliti mengambil posisi di dalam
kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melihat
(mengamati) proses belajar mengajar PKn pada hari itu. Pertemuan pertama
dimulai hari Rabu tanggal 15 April 2009 di kelas X Akuntasni 1. Melakukan
pre tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi persamaan
kedudukan warganegara sebagai skor dasar dalam menentukkan pembagian
kelompok belajar, dan tutor sebaya sebagai ketua kelompok. Pada pertemuan
kedua yaitu hari Rabu, tanggal 29 April 2009, guru menyampaikan materi
persamaan kedudukan warganegara dengan metode pembelajaran tutor sebaya
secara jelas. Sedangkan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jumat tanggal
13 April 2009, digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir
dari siklus I berupa post tes agar prestasi belajar siswa dapat diketahui. Post
tes berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
sebagai hasil dari diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Dari
kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode tutor sebaya sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan I.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus I. Masih ada
kekurangan yang harus diperbaiki, untuk kesuksesan pada tindakan siklus II.
Refleksi pada penelitian siklus I adalah sebagai berikut:
1) Masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, seperti tidak
bertanya dan mengeluarkan pendapat saat kegiatan tutorial berlangsung.
2) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang diberikan saat
kegiatan tutorial. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa
yang melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi pelajaran.
75
3) Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, perlu ditingkatkan. Sebab,
hanya ada lima siswa masing-masing perwakilan dari kelompoknya yang
bersedia tampil saat pembahasan, hasil tugas soal diskusi kelompok
dengan bantuan tutor sebaya.
4) Pada saat post tes, posisi guru lebih banyak duduk di depan dan kurang
memperhatikan kondisi siswa yang duduk di barisan belakang. Hal ini
mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang kurang sportif dalam
mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa yang bertanya dan
menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa diketahui oleh guru.
e. Temuan Penelitian Siklus I untuk Perbaikan Siklus II
Hasil observasi dan refleksi pada siklus I telah menunjukkan
bagaimana tingkat keberhasilan metode tutor sebaya dalam peningkatan
kualitas pembelajaran PKn. Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa
adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn meskipun belum memenuhi
target yang ditentukan.
Siswa sendiri merasa belum terbiasa dengan metode tutor sebaya yang
diterapkan guru meskipun mereka juga merasa kalau metode tutor sebaya
lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode ceramah. Sehingga guru
harus memberikan arahan kembali tentang tahap pelaksanaan metode tutor
sebaya kepada siswa. Selanjutnya, guru dengan berbagai strateginya berusaha
untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan.
Guru juga harus menegaskan kembali bahwa tugas kelompok harus dilakukan
secara bersama-sama. Disamping itu juga mendorong tutor sebaya untuk
membimbing teman (siswa lain) yang masih enggan dan malu dalam
mengajukan maupun menjawab pertanyaan serta masih kurang berpartisipasi
aktif dalam melakukan kegiatan tutorial berlangsung.
76
3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian
a. Hasil Tes
Melalui pre tes diketahui kemampuan awal siswa pada kompetensi
dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hasil pre tes sebagai tes
kemampuan awal siswa diperoleh rata-rata kelas 64,80 dengan nilai terendah
45 dan nilai tertinggi 75. Siswa yang mencapai batas tuntas 70 atau pun lebih
sebanyak 8 orang (30,76% dari 26 siswa). Sedangkan pada siklus I diperoleh
rata-rata kelas sebesar 67,88 dengan nilai terendahnya 50 dan nilai
tertingginya adalah 85. Siswa yang sudah mencapai batas tuntas 70 ataupun
lebih sebanyak 14 orang (53,84% dari 26 siswa). Hasil tes siklus I ini
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dengan rata-rata kelas dari
64,88 menjadi 67,88 dan ketercapaian ketuntasan kelas dari 30,76% menjadi
53,84% (Adapun hasil pre tes dapat dilihat pada lampiran 16, dan hasil tes
siklus I dapat dilihat pada lampiran 17). Hasil pre tes siswa tersebut, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Pre Tes Siswa Kelas X Akuntansi 1
Ketuntasan Hasil Belajar
No
Kriteria
Jumlah siswa
Persentase
1
Tuntas
8
30,67%
2
Tidak Tuntas
18
69,33%
Jumlah
26
100%
Sumber: Data Primer Kemampuan Awal Sebelum Tindakan
Ketuntasan hasil belajar untuk kemampuan awal siswa yang diperoleh
dari pre tes sebelum tindakan, dapat dilihat pada grafik berikut ini:
18
20
15
8
10
Tuntas
Tidak Tuntas
5
0
Jumlah Siswa
Gambar 5. Grafik Hasil Pre Tes
77
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 pada Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar
No
Kriteria
Jumlah siswa
Persentase
1
Tuntas
14
53,84%
2
Tidak Tuntas
12
46,16%
Jumlah
26
100%
Sumber: Data Primer Hasil Tes Siklus I
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini:
14
14
13.5
13
Tuntas
12
12.5
Tidak Tuntas
12
11.5
11
Jumlah Siswa
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
b. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar PKn, adalah sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Guru Kolaborasi Terhadap Kinerja Guru
Pada siklus I, guru dalam membuka pelajaran, melakukan
apersepsi, motivasi, menguraikan tujuan pelajaran masuk dalam kategori
baik. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok serta
memilih tutor, sudah baik. Nanum, saat memberikan petunjuk dan arahan
materi kepada tutor, mengawasi, dan menanggapi pertanyaan dari siswa
maupun tutor masih kurang, dikarenakan belum terbiasa dengan metode
ini
sebelumnya.
Saat
memberikan
klarifikasi
pada
pembahasan,
memberikan kesimpulan, dan menutup pelajaran sudah termasuk baik
(Adapun hasil kinerja guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 18).
78
2) Hasil Observasi Tutor
Pada siklus I, kinerja tutor sebaya sudah termasuk kategori baik.
Tutor sebaya seperti Apilana, Indah, dan Fransiska sudah bisa memimpin
kegiatan tutorial, memberikan penjelasan kepada teman yang kesulitan,
maupun memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman.
Sedangkan tutor kelompok II yaitu Diyan dan Katarina kelompok V belum
bisa melibatkan teman dalam kegiatan tutorial, maupun menanggapi
pertanyaan dari teman. (Adapun hasil kinerja tutor sebaya pada siklus I
dapat dilihat pada lampiran 19).
3) Hasil Observasi Siswa
Skor keaktifan siswa pada siklus I, saat pembelajaran PKn
berlangsung, diperoleh dari pengamatan peneliti dengan instrumen lembar
observasi keaktifan siswa ( Adapun hasil skor keaktifan dapat dilihat di
lampiran 20). Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang
dikategorikan sangat baik dan baik pada aspek keaktifan siswa yaitu 17
siswa atau 65,39% dari 26 siswa. Hasil skor keaktifan siswa dengan
metode pembelajaran tutor sebaya pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 9. Data Keaktifan Siswa Pada Siklus I
No
Kategori
Jumlah Siswa
1
Sangat Baik
8
2
Baik
9
3
Kurang Baik
9
Jumlah
26
Sumber: Data Primer Hasil Observasi pada Siklus I
Presentase
30,78%
34,61%
34,61%
100%
Hasil keaktifan siswa, dapat dilihat pada grafik berikut ini:
9
9
9
8,5
Sangat Baik
8
8
Baik
Kurang Baik
7,5
Jumlah Siswa
Gambar 7. Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Siklus I
79
c. Hasil Angket Balikan Siswa
1) Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa
Tanggapan siswa tentang penerapan metode tutor sebaya pada
mata pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point a sebanyak 18
siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih menarik. Sedangkan
pernyataan point c, hanya 12 siswa yang menyatakan metode tutor sebaya
dapat membuat mereka lebih aktif. Berikut rincian hasil angket tanggapan
siswa:
a) Sebanyak 18 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa proses
pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih
menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks.
b) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih mudah
memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan metode
tutor sebaya khususnya pada kompetensi dasar menganalisis
persamaan
kedudukan
warga
negara
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c) Sebayak 12 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih aktif
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya
metode tutor sebaya.
d) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa belajar
dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya
untuk lebih giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi.
e) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa metode tutor
sebaya cocok diterapkan dalam pelajaran PKn.
Hasil angket tanggapan siswa menggunakan metode tutor sebaya
pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
80
Tabel 10. Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa Siklus I
Jumlah
Siswa
No
Pernyataan
Presentase
Menjawab
Setuju
1
Proses pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode tutor sebaya
18
69,23%
lebih
menyenangkan,
karena
suasana pembelajaran lebih rileks
2
Lebih mudah memahami materi
pelajaran
PKn
dengan
menggunakan metode tutor sebaya
khususnya pada kompetensi dasar
16
61,53%
menganalisis
persamaan
kedudukan warga negara dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3
Lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar setelah
12
46,15%
diterapkannya metode tutor sebaya
4
Belajar dengan metode tutor
sebaya pada pelajaran PKn
mendorong saya untuk lebih giat
16
61,53%
belajar PKn dan meningkatkan
prestasi
5
Metode tutor sebaya cocok
16
61,53%
diterapkan dalam pelajaran PKn
Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Balikan Siswa Siklus I
2) Hasil Angket Kesulitan Materi
Tanggapan siswa tentang kesulitan materi pada mata pembelajaran
PKn siklus I pada pernyataan point d sebanyak 17 siswa menyatakan
kesulitan menyebutkan hak dan kewajiban warga negara. Sedangkan
pernyataan point f, hanya 13 siswa yang menyatakan kesulitan
memberikan contoh yang menampilkan persamaan kedudukan. Berikut
rincian hasil angket tanggapan siswa:
a) Sebanyak
14
siswa
dari
26
siswa
menyatakan
kesulitan
mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai kultural
Indonesia.
b) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan
jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan UUD 1945
81
dan pasal-pasal dalam UUD 1945.
c) Sebanyak 14 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan
jaminan persamaan hidup dalam Sila-sila Pancasila.
d) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menyebutkan
peraturan perundang-undangan yang menjamin persamaan kedudukan
warga Negara.
e) Sebanyak 17 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menunjukkan
hak dan kewajiban warga negara dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
f) Sebanyak 13 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan memberikan
contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan
warga negara.
Hasil angket balikan siswa mengenai kesulitan materi pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil Angket Kesulitan Materi Siswa Siklus I
Jumlah
Siswa
No
Pernyataan
Presentase
Menjawab
Sulit
1
Mendeskripsikan jaminan persamaan
hidup melalui nilai-nilai kultural
14
53,85%
Indonesia
2
menjelaskan jaminan persamaan hidup
konstitusi dalam Pembukaan UUD
16
61,54%
1945 dan pasal-pasal dalam UUD 1945
3
Menjelaskan jaminan persamaan hidup
14
53,85%
dalam Sila-sila Pancasila
4
Menyebutkan peraturan perundangundangan yang menjamin persamaan
16
61,54%
kedudukan warga Negara
5
Menunjukkan hak dan kewajiban
warga
negara
dalam
hidup
17
65,38%
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara
6
Memberikan contoh-contoh perilaku
yang
menampilkan
persamaan
13
50%
kedudukan warga negara
Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Kesulitan Materi Siklus I
82
d. Hasil Refleksi I
Pada siklusI kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil tes, observasi
keaktifan siswa, dan angket balikan siswa belum tercapai. Hal ini
dimungkinkan karena metode pembelajaran tutor sebaya adalah metode baru.
Sehingga siswa belum begitu paham. Berdasarkan hasil penelitian dan proses
pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya, maka dapat ditarik hasil
refleksi sebagai berikut:
1) Hasil Tes
Hasil tes siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat
baik. Hasil kemampuan awal (pre tes) dengan rata-rata kelas dari 64,80
(30,76% dari 26 siswa) menjadi 67,88 (53,84% dari 26 siswa), setelah
diberikan tindakan pada silus I. Pada siklus I, target ketuntasan belajar
siswa yaitu 85% dari 26 siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih sesuai
dengan kriteria ketuntasan minimum, belum tercapai.
2) Hasil Observasi
a) Hasil observasi guru pada siklus I
Kinerja guru pada proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran tutor sebaya, sudah baik. Namun, ada kekurangan pada
saat memberi petunjuk, mengawasi, dan menanggapi pertanyaan dari
siswa maupun tutor masih kurang, dikarenakan belum terbiasa dengan
metode ini sebelumnya.
b) Hasil observasi tutor sebaya pada siklus I
Kinerja tutor sebaya pada proses pembelajaran rata-rata sudah
baik. Hanya tutor sebaya dari kelompok II dan V, yang masih
kebingungan melakukan tugasnya sebagai tutor.
c) Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I
Hasil skor keaktifan siswa dengan metode pembelajaran tutor
sebaya pada siklus I, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah
mau ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut, ditunjukkan
dari 65,38% atau 17 siswa dari 26 siswa aktif pada saat pembelajaran
83
menggunakan tutor sebaya. Meskipun, ada beberapa siswa yang belum
serius dalam mengikuti pembelajaran.
3) Hasil Angket
a) Hasil angket tanggapan siswa tentang penerapan metode tutor sebaya
pada mata pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point a
sebanyak
18
siswa
menyatakan
metode
tutor
sebaya
lebih
menyenangkan. Sedangkan pernyataan point c, hanya 12 siswa yang
menyatakan metode tutor sebaya dapat membuat mereka lebih aktif.
b) Hasil angket tanggapan siswa tentang kesulitan materi pada mata
pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point d sebanyak 17 siswa
menyatakan kesulitan menyebutkan hak dan kewajiban warga negara.
Sedangkan pernyataan point f, hanya 13 siswa yang menyatakan
kesulitan
memberikan
contoh
yang
menampilkan
persamaan
kedudukan
Berikut ini persepsi guru dan siswa atas pembelajaran PKn
menggunakan metode tutor sebaya pada siklus I dengan kompetensi dasar
menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1) Persepsi Guru
Guru merasa bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn dengan
metode tutor sebata pada siklus I masih kurang maksimal, baik siswa
maupun guru belum terbiasa dengan metode yang diterapkan sehingga
perlu adanya penyesuaian. Guru masih berusaha memahami kondisi
konsentrasi siswa saat awal penerapan metode tutor sebaya. Keaktifan dan
antusiasme siswa masih harus dibangun lagi dan guru akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menciptakan suasana yang kondusif saat
pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya berlangsung. Secara
umumnya, guru merasa bahwa pembelajaran PKn dengan metode tutor
sebaya pada siklus I ini masih perlu ditingkatkan lagi karena aspek-aspek
dalam pembelajaran belum memenuhi target secara keseluruhan meskipun
sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
84
2) Persepsi Siswa
Sesuai dengan angket tanggapan balikan terhadap metode tutor
sebaya yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan siklus II, menunjukkan
bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode tutor sebaya
yang diterapkan pada pembelajaran PKn. Menurut mereka dengan
menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya
terutama pada kompentensi dasar menganalisis persamaan kedudukan
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e. Temuan Penelitian Siklus I untuk Perbaikan Siklus II
Hasil observasi dan refleksi pada siklus I belum menunjukkan
bagaimana tingkat keberhasilan metode tutor sebaya dalam peningkatan
prestasi belajar siswa, pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Siswa sendiri merasa belum terbiasa dengan metode tutor sebaya yang
diterapkan guru meskipun mereka juga merasa kalau metode tutor sebaya
lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode ceramah. Sehingga guru
harus memberikan arahan kembali tentang tahap pelaksanaan metode tutor
sebaya kepada siswa. Selanjutnya, guru dengan berbagai strateginya berusaha
untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan.
Guru juga harus menegaskan kembali bahwa tugas kelompok harus dilakukan
secara bersama-sama. Disamping itu juga mendorong siswa yang masih
enggan dan malu dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan serta
masih kurang berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan tutorial
berlangsung.
4. Penelitian Siklus II
Penerapan metode pembelajaran tutor sebaya berdasarkan refleksi pada
Siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu masih
terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi belajarnya kurang
maksimal. Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran tutor sebaya pada
Siklus II adalah sebagai berikut:
85
a
Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 15 Mei 2009 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan
refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada
siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu,
masing-masing tanggal 20 Mei dan 27 Mei 2009 dengan rancangan sebagai
berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode pembelajaraan tutor sebaya. Skenario pembelajaran
pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I. Perbedaannya yaitu jika
pada siklus I penjelasan materi hanya disampaikan oleh guru lewat tutor
sebaya, yang kemudian oleh tutor dari kelompoknya masing-masing
menyampaikan kembali kepada teman/ anggota kelompok. Pada siklus II,
guru memberikan penjelasan dengan materi yang sama pada siklus I di
depan kelas pada seluruh siswa. Lalu, dilanjutkan dengan penjelasan ulang
dan mengerjakan tugas kelompok, dan presentasi oleh perwakilan anggota
kelompok. Skenario pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama ( Rabu, 20 Mei 2009)
(1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(2)
Menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
kondusif
untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3)
Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal pos tes
pada siklus I.
(4)
Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi yang sama pada
saat siklus pertama yaitu persamaan kedudukan warga negara.
(5)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
86
(6)
Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan
bantuan tutor sebaya dalam kelompoknya. Guru memperhatikan
seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa
yang cenderung pasif.
(7)
Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
(8)
Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua ( Rabu, 27 Mei 2009)
(1)
Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.
(2)
Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri
sebelum mengerjakan soal post tes atas materi yang telah
dipelajari.
(3)
Guru bersama peneliti membagikan soal post tes dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara tertib dan mandiri.
(4)
Siswa mengerjakan soal post tes siklus II sampai waktu yang
telah ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti
mengawasi dengan baik agar hasil post tes dapat mencerminkan
kemampuan
mereka
sebagai
hasil
dari
diskusi
dengan
kelompoknya pada pertemuan sebelumnya. Posisi guru tidak
hanya berada di depan kelas saat evaluasi berlangsung, tetapi
juga berkeliling untuk memastikan kondisi siswa. Hal ini
dilakukan agar siswa mengerjakan soal secara mandiri dan tidak
ada siswa yang berani mencoba menanyakan jawaban kepada
temannya terutama bagi siswa yang duduk dibarisan belakang.
(5)
Guru meminta lembar jawab soal post tes siklus 1 dan menutup
pembelajaran.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (post tes), sedangkan
87
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan seperti
yang telah direncanakan yaitu tanggal 20 Mei dan 27 Mei 2009 di ruang kelas
X Akuntansi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit sesuai dengan
skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan
pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat
penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I yaitu penjelasan diberikan
oleh guru diawal pembelajaran, kemudian diulang oleh tutor sebaya, dan
melakukan presentasi oleh perwakilan tiap kelompok saat pembahasan soal
tugas kelompok. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II sama
dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah
menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Urutan pelaksanaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 20 Mei 2009)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, dan presensi siswa
b) Guru melakukan apersepsi, dengan memberikan pengantar materi
dengan mengulas materi siklus I, yaitu menganalisis persamaan
kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
pertanyaan tentang persamaan kedudukan warga negara.
d) Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
pada
kompetensi
menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Siswa diberi kesempatan
untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas.
e) Guru meminta tutor dari tiap kelompok untuk maju kedepan kelas
untuk mendapatkan penjelasan materi, arahan, dan petunjuk cara
88
pengerjaan
soal
diskusi
sebagai
pedoman
kegiatan
tutorial
berlangsung.
f) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan bantuan
tutor sebaya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih
memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif.
g) Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi
siswa terutama siswa yang cenderung pasif.
h) Salah seorang siswa mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil
diskusi. Kelompok I, II, III, VI, dan V yaitu Kiki Isnawati, Maria
Untung, Evi Puspitasari, Asih Nuryati dengan sukarela mempresentasikan jawabannya.
i) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi dan menutup
dengan salam penutup.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 27 Mei 2009)
a) Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjawab
pertanyaan post tes berupa soal pilihan ganda untuk materi yang telah
didiskusikan dalam pertemuan sebelumnya.
c) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal kepada siswa dan
meminta siswa untuk mengerjakannya secara tertib dan mandiri.
d) Siswa mengerjakan soal post tes siklus II sampai waktu yang telah
ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti mengawasi
dengan tertib jalannya post tes. Pada evaluasi (post tes) Siklus II ini,
guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang duduk
dibarisan belakang agar tidak ada siswa yang berani mencoba bertanya
jawaban pada temannya. Pelaksanaan evaluasi (post tes) pada Siklus II
ini berjalan lebih tertib bila dibanding pada Siklus I. Hal ini terbukti
dari suasana kelas yang tenang dan tidak ada siswa yang berbuat
curang selama post tes berlangsung.
e) Kegiatan evaluasi (post tes siklus II) berlangsung baik, hasil post tes
segera dikumpulkan.
89
c. Observasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran PKn dengan menggunakan
metode pembelajaran tutor sebaya
di kelas X Akuntansi 1. Peneliti
mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti
dapat mengamati langsung proses belajar mengajar PKn pada hari itu. Pada
pertemuan pertama yaitu hari Rabu, tanggal 20 Mei 2009, guru
menyampaikan materi yang sama dengan siklus I. Pertemuan kedua hari Rabu,
tanggal 27 Mei 2009 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi
(post tes) akhir dari siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus II, peneliti
melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih
memperhatikan presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung.
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami
peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan jauh
lebih bersemangat saat tutotial berlangsung.
3) Sebagian besar siswa bersedia mempresentasikan hasil soal diskusi
kelompoknya tanpa ditunjuk guru.
4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan tidak
hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi dengan
ketat jalannya post tes. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama siswa
yang duduk dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan untuk
berbuat curang.
5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian
a. Hasil Tes
Hasil post tes pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 75,19
dengan nilai terendahnya 60 dan nilai tertingginya adalah 90. Siswa yang
sudah mencapai batas tuntas 70 ataupun lebih sebanyak 23 orang (88,46 %
90
dari 26 siswa). Hasil tes siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan yang
sangat baik dengan rata-rata kelas dari 67,88 pada siklus I menjadi 75,19 pada
siklus II. Sedangkan ketercapaian ketuntasan kelas dari 53,84% pada siklus I
menjadi 88,46 % pada siklus II. Maka dalam siklus II ini sudah melebihi target
yang diharapkan yaitu 85%. (Adapun hasil tes siklus II siswa kelas X
Akuntansi 1 secara keseluruhan terlampir dalam lampiran 21). Ketuntasan
hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 pada Siklus II
Ketuntasan hasil belajar
No
Kriteria
Jumlah siswa
Persentase
1
Tuntas
23
88,46%
2
Tidak Tuntas
3
11.54%
Jumlah
28
100%
Sumber: Data Primer Hasil Tes Siklus II
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini:
23
25
20
Tuntas
15
Tidak Tuntas
10
3
5
0
Jumlah Sis wa
Gambar 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
b. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar PKn, adalah sebagai berikut:
1) Hasil Observasi Guru Kolaborasi Terhadap Kinerja Guru
Pada siklus II, guru dalam membuka pelajaran, melakukan
apersepsi, motivasi, menguraikan tujuan pelajaran masuk dalam kategori
sangat baik. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok serta
memilih tutor, saat memberikan petunjuk dan arahan materi kepada tutor,
serta mengawasi proses tutorial sudah baik. Guru dalam menanggapi
pertanyaan dari siswa maupun tutor, saat memberikan klarifikasi pada
pembahasan, memberikan kesimpulan, dan menutup pelajaran sudah
91
termasuk baik (Adapun hasil kinerja guru pada siklus II dapat dilihat pada
lampiran 22).
2) Hasil Observasi Tutor
Pada siklus II, kinerja tutor sebaya sudah termasuk kategori baik.
Namun ada beberapa tutor seperti Diyan kelompok II, yang masih belum
baik saat memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman. Sama
halnya dengan tutor kelompok V yaitu Katharina belum baik, dalam
menanggapi pertanyaan dari teman. (Adapun hasil kinerja tutor sebaya
pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 23).
3) Hasil Observasi Siswa
Skor keaktifan siswa pada siklus II, saat pembelajaran PKn
berlangsung, diperoleh dari pengamatan peneliti dengan instrumen lembar
observasi keaktifan siswa. Jumlah siswa yang aktif dihitung dari jumlah
yang termasuk kategori sangat baik dan baik. Pada siklus II ada 24 siswa
atau 92,30% dari 26 siswa yang aktif (Adapun hasil skor keaktifan siklus
II, dapat dilihat pada lampiran 24). Hasil skor keaktifan siswa pada siklus
II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13. Data Keaktifan Siswa Pada Siklus II
No
Kategori
Jumlah Siswa
1
Sangat Baik
13
2
Baik
11
3
Kurang Baik
2
Jumlah
26
Sumber: Data Primer Hasil Observasi pada Siklus II
Presentase
50,00%
42,30%
7,70%
100%
Hasil keaktifan siswa, dapat dilihat pada grafik berikut ini:
13
14
11
12
10
Sangat Baik
8
Baik
Kuran g Baik
6
4
2
2
0
Jum lah Siswa
Gambar 9. Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Siklus II
92
c. Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa
1) Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa
Tanggapan siswa tentang penerapan metode tutor sebaya pada
mata pembelajaran PKn siklus II pada pernyataan point a sebanyak 25
siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih menyenangkan. Sedangkan
pernyataan point d, hanya 23 siswa yang menyatakan metode tutor sebaya
mendorong mereka untuk kiat meningkatkan prestasi. Berikut rincian hasil
angket tanggapan siswa:
a) Sebanyak 25 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa proses
pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih
menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks. Sebanyak 24
siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih mudah memahami materi
pelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya khususnya
pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
b) Sebayak 24 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya metode
tutor sebaya.
c) Sebanyak 23 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa belajar dengan
metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya untuk lebih
giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi.
d) Sebanyak 24 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa metode tutor
sebaya cocok diterapkan dalam pelajaran PKn.
Hasil angket tanggapan siswa mengenai penggunaan metode tutor
sebaya pada siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut:
93
Tabel 14. Hasil Angket Balikan Siswa Siklus II
Jumlah Siswa
No
Pernyataan
Menjawab
Presentase
Setuju
1 Proses pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode tutor sebaya
25
96,15%
lebih menyenangkan, karena suasana
pembelajaran lebih rileks
2 Lebih mudah memahami materi
pelajaran PKn dengan menggunakan
metode tutor sebaya khususnya pada
kompetensi dasar menganalisis
24
92,30%
persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3 Lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar setelah
24
92,30%
diterapkannya metode tutor sebaya
4 Belajar dengan metode tutor sebaya
pada pelajaran PKn mendorong saya
23
88,46%
untuk lebih giat belajar PKn dan
meningkatkan prestasi
5 Metode
tutor
sebaya
cocok
24
92,30%
diterapkan dalam pelajaran PKn
Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Balikan Siswa Siklus II
2) Hasil Angket Kesulitan Materi
Tanggapan siswa tentang kesulitan materi pada mata pembelajaran
PKn siklus II pada pernyataan point b sebanyak 9 siswa menyatakan
kesulitan menjelaskan jaminan konstitusi. Sedangkan pernyataan point f,
hanya 3 siswa yang menyatakan kesulitan memberikan contoh persamaan
kedudukan warga negara. Berikut rincian hasil angket tanggapan siswa:
a) Sebanyak
3
siswa
dari
26
siswa
menyatakan
kesulitan
mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai kultural
Indonesia.
b) Sebanyak 5 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan
jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan UUD 1945 dan
pasal-pasal dalam UUD 1945.
c) Sebanyak 4 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan
jaminan persamaan hidup dalam Sila-sila Pancasila.
94
d) Sebanyak 4 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menyebutkan
peraturan perundang-undangan yang menjamin persamaan kedudukan
warga Negara.
e) Sebanyak 6 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menunjukkan
hak dan kewajiban warga negara dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
f) Sebanyak 3 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan memberikan
contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan
warga negara.
Hasil angket balikan siswa mengenai materi yang sulit pada siklus
II, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15. Hasil Angket Kesulitan Materi Siklus II
Jumlah Siswa
No
Pernyataan
Menjawab
Presentase
Sulit
1 Mendeskripsikan
jaminan
persamaan hidup melalui nilai-nilai
3
11,54%
kultural Indonesia
2 menjelaskan jaminan persamaan
hidup konstitusi dalam Pembukaan
5
19,23%
UUD 1945 dan pasal-pasal dalam
UUD 1945
3 Menjelaskan jaminan persamaan
4
15,38%
hidup dalam Sila-sila Pancasila
4 Menyebutkan peraturan perundangundangan
yang
menjamin
4
15,38%
persamaan kedudukan warga Negara
5 Menunjukkan hak dan kewajiban
warga
negara
dalam
hidup
6
23,08%
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara
6 Memberikan contoh-contoh perilaku
yang
menampilkan
persamaan
3
11,54%
kedudukan warga Negara
Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Kesulitan Materi Siklus II
95
d. Hasil Refleksi II
Pada siklus II kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil tes, observasi
keaktifan siswa, dan angket balikan siswa sudah tercapai. Hal ini dikarena
siswa sudah paham dan terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru.
Berdasarkan hasil penelitian dan proses pembelajaran menggunakan metode
tutor sebaya, maka dapat ditarik hasil refleksi sebagai berikut:
1) Hasil Tes
Hasil post tes siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan yang
sangat baik. Nilai rata-rata kelas pada siklus I dari 67,88 (53,84% dari 26
siswa). Pada siklus II menjadi 75,19 (88,46% dari 26 siswa). Maka pada
siklus II ini sudah mencapai target yang diharapkan, bahkan lebih dari
target yaitu 85% yang mendapatkan nilai 70 atau lebih.
2) Hasil Observasi
a) Hasil observasi guru pada siklus II
Kinerja guru pada pembelajaran menggunakan metode tutor
sebaya sudah sangat baik. Guru tidak bingung atau canggung dalam
menjalankan langkah-langkah yang harus dilakukan saat metode tutor
sebaya diterapkan. Inovasi dan motivasi yang guru berikan kepada
siswa memberi dampak positif terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung dengan baik.
b) Hasil observasi tutor sebaya pada siklus II
Kinerja tutor sebaya pada saat pembelajaran berlangsung sudah
baik. Bahkan, ada beberapa tutor yang sudah tidak canggung
memberikan penjelasan, maupun menanggapi pertanyaan dari anggota
kelompoknya.
c) Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II
Hasil skor keaktifan siswa dengan metode pembelajaran tutor
sebaya pada siklus II, mengalami peningkatan yang bagus dari hasil
keaktifan siklus I. Hampir 92,30% atau 24 dari 26 siswanya sudah ikut
aktif mengikuti pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya.
96
Pencapaian keaktifan siswa melebihi target yaitu 75% dari 26 siswa
yang aktif mengikuti pembelajaran.
3) Hasil Angket
a) Hasil angket tanggapan balikan siswa pada siklus II pada pernyataan
point a sebanyak 25 siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih
menarik. Sedangkan pernyataan point d, hanya 23 siswa yang
menyatakan metode tutor sebaya mendorong mereka untuk kiat
meningkatkan prestasi.
b) Hasil angket tanngapan mengenai kesulitan materi pada siklus II pada
pernyataan point b sebanyak 9 siswa menyatakan kesulitan
menjelaskan jaminan konstitusi. Sedangkan pernyataan point f, hanya
3 siswa yang menyatakan kesulitan memberikan contoh persamaan
kedudukan warga negara.
Berikut ini persepsi guru dan siswa atas pembelajaran PKn
menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II dengan kompetensi dasar
menganalisis persamaan kedudukan warga
negara dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1) Persepsi Guru
Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya pada
siklus II oleh guru dirasa sudah mengalami peningkatan yang bagus. Siswa
dapat berkomunikasi baik dengan teman kelompoknya, tutor sebaya,
maupun dengan guru. Keaktifan dan antusiasme siswa sudah mengalami
peningkatan, suasana yang kondusif saat pembelajaran PKn dengan
metode tutor sebaya.
Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran PKn dengan
metode tutor sebaya pada siklus II ini sudah memenuhi target yang
diharapkan bahkan sudah melebihi target pada setiap aspeknya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dalam siklus II ini pelaksanaan pembelajaran
PKn dengan
menggunakan
metode
meningkatkan prestasi belajar PKn siswa.
tutor
sebaya
telah berhasil
97
2) Persepsi Siswa
Sesuai dengan angket tanggapan balikan terhadap metode tutor
sebaya yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan siklus II, menunjukkan
bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode tutor sebaya
yang diterapkan pada pembelajaran PKn. Menurut mereka dengan
menggunakan metode tutor sebaya, pembelajaran PKn lebih menarik dan
mudah memahami materi yang diajarkan. Sehingga, dapat meningkatkan
prestasi belajar mereka terutama pada kompentensi dasar menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
e. Temuan Penelitian Siklus II
Hasil observasi dan refleksi pada siklus II menunjukkan bahwa
penggunaan metode tutor sebaya mampu meningkatan prestasi belajar siswa,
pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Baik siswa maupun guru
yang semula pada siklus I masih dalam penyesuaian terhadap metode yang
diterapkan, pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan lancar. Guru sudah
bisa
memahami
kondisi
konsentrasi
siswa
saat
pembelajaran
PKn
menggunakan metode tutor sebaya.
Siswa sudah terbiasa dengan metode tutor sebaya yang digunakan
guru, mereka juga merasa kalau metode tutor sebaya lebih menyenangkan
dibandingkan dengan metode ceramah. Hal nyata yang dapat dilihat sebagai
hasil pelaksanaan tindakan siklus II adalah terjadinya peningkatan semua
indikator keberhasilan. Bahkan pencapaian dari setiap indikator telah melebihi
batas yang ditentukan.
Dari uraian di atas, maka dapat dibuat tabel perbandingan hasil
tindakan siklus I dan siklus II.
98
Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1
Ketuntasan Hasil Belajar
No
Kriteria
Kemampuan Awal
Siklus I
1
Tuntas
8
14
2
Tidak Tuntas
18
12
Jumlah Siswa
26
26
Sumber: Data Primer Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa
Siklus II
23
3
26
Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini:
23
25
18
20
14
15
10
12
Tuntas
8
Tidak Tuntas
3
5
0
Kemampuan Awal
Ketuntasan Siswa
Ketuntasan Siswa
Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan metode
pembelajaran tutor sebaya, berdampak terhadap prestasi belajar PKn.
(Adapun perbandingan hasil belajar siswa tiap siklusnya dapat dilihat pada
lampiran 25). Sedangkan indikator kinerja untuk keaktifan siswa saat proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II, sudah memenuhi target.
Perbandingan tindakan siklus I dan siklus II mengenai keaktifan siswa saat
proses belajar mengajar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 17. Perbandingan Tingkat Keaktifan Siswa Kelas X Akuntansi 1
Jumlah Siswa
No
Kategori
Siklus I
Presentase
Siklus II
Presentase
1
Sangat Baik
8
30,76%
13
50%
2
Baik
9
34,62%
11
42,30%
3
Kurang Baik
9
34,62%
2
7,70%
Jumlah
26
100%
26
100%
Sumber: Data Primer Hasil Keaktifan Siklus I dan Siklus II
99
Peningkatan keaktifan saat pembelajaran PKn dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
13
14
11
12
10
Jumlah
8
Siswa
6
9
9
8
Sangat Bai k
Bai k
Kurang Bai k
4
2
2
0
Si kl us I
Si kl us II
Gambar 11. Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II
C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Penerapan Metode
Tutor Sebaya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan
Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara
1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan Metode Tutor
Sebaya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan Kedudukan
Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa,
dan Bernegara
Sebelum
melaksanakan
penelitian
tindakan
kelas
dalam
upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya,
peneliti sebagai observer harus mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya. Berikut
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti:
a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang
berupa penggunaan metode tutor sebaya pada kompetensi menganalisis
persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
tindakan dengan menggunakan metode tutor sebaya. Seperti RPP, soal tes
kemampuan awal (pre tes), soal tes (post tes) untuk tiap akhir siklus, lembar
100
observasi untuk guru, tutor, dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung,
angket tanggapan balikan siswa, dan angket kesulitan materi siswa.
c. Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan tutorial, yaitu
soal diskusi kelompok disetiap siklusnya. Sebagai panduan belajar, agar
kegiatan tutorial (bimbingan) dapat terfokus.
d. Mendiskusikan perencanaan tindakan disetiap siklusnya, dengan guru
pengampu mata pelajaran PKn sebagai guru mitra. Serta mensimulasikan
langkah-langkah metode tutor sebaya yang akan digunakan.
2. Implikasi Metode Tutor Sebaya Terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan
Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara
Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa
terjadi peningkatan prestasi belajar
menganalisis
bermasyarakat,
persamaan
berbangsa,
kedudukan
dan
PKn,
khususnya
pada
kompetensi
negara
dalam
kehidupan
warga
bernegara,
melalui
penggunaan
metode
pembelajaran tutor sebaya dari siklus I ke siklus II.
Melalui hasil pre tes sebagai tes kemampuan awal. Siswa yang mencapai
batas tuntas 70 atau pun lebih sebanyak 8 orang (30,76% dari 26 siswa), dengan
peroleh rata-rata kelas 64,80. Sedangkan hasil post tes pada siklus I, ketuntasan
hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I
sebanyak 14 siswa dengan presentase sebesar 53,84% dan nilai rata-rata kelas
yang dicapai sebesar 67,88. Sedangkan untuk siklus II, ketuntasan hasil belajar
yang tercapai sebanyak 23 siswa dengan presentase sebesar 88,46% dan nilai ratarata kelas yang dicapai sebesar 75,19.
Hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar PKn pada siklus I dan
siklus II, menunjukkan peningkatan. segi keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 65,38% atau 17 siswa pada siklus I,
menjadi 92,30% atau 24 siswa pada siklus II.
101
Dampak positif tersebut antara lain siswa menjadi lebih aktif saat apersepsi,
kegiatan tutorial, mengerjakan tugas kelompok, serta berani untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat, saat proses pembelajaran berlangsung
3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Metode
Tutor Sebaya
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam meningkatkan prestasi
belajar PKn siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta antara lain
sebagai berikut :
a. Siswa belum terbiasa menggunakan Metode Tutor Sebaya yang diterapkan
oleh guru. Sebab guru kurang memberikan penjelasan tentang langkahlangkah Metode Tutor Sebaya. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung
siswa kebingungan dan yang ramai sendiri.
b. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lain
masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk
bekerjasama dengan kelompok yang menjadi agak sulit, khususnya dengan
anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab
sebelumnya.
c. Masih ada siswa yang hasil belajarnya belum mencapai batas tuntas yang
ditetapkan oleh guru.
d. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang siswa
untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum optimal. Selama
proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh
beberapa siswa tertentu.
102
4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan dan Kendala yang Dihadapi Guru
dalam Penggunaan Metode Tutor Sebaya
Hambatan atau kendala yang timbul dalam penerapan metode tutor sebaya
pada pembelajaran PKn perlu diberi penanganan lebih lanjut agar tujuan dari
diadakan penelitian tindakan ini tercapai. Berikut upaya yang dilakukan guru dan
peneliti dalam mengatasi hambatan atau kendala
yang timbul selama
pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya berlangsung.
a. Guru menjelaskan lebih terinci lagi tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
metode tutor sebaya agar siswa tidak kebingungan dalam pembelajaran dan
dapat lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran.
b. Menumbuhkan rasa tanggungjawab siswa pada tugas kelompoknya dan
keseriusan dalam mengikuti kegiatan tutorial (bimbingan).
c. Guru memberikan kesempatan kepada murid yang kurang pintar untuk
bertanya kepada guru maupun tutor sebaya, dan memberi pengarahan supaya
mau membuka diri, terhadap kekurangan yang ia miliki.
d. Guru lebih
teliti dalam mengorganisir
kegiatan
anggota
kelompok dan
tutor sebaya, saat kegiatan tutorial berlangsung. Serta memberi motivasi lebih,
pada siswa-siswa yang masih pasif saat kegiatan belajar mengajar.
103
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui metode tutor sebaya pada kompetensi dasar
menganalisis
persamaan
kedudukan
warga
negara
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dapat meningkatkan prestasi belajar
pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Hal ini bisa dilihat dari
hasil post tes yang menunjukkan peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa.
Dari nilai pre tes siswa, hanya 8 siswa (30,76%) dari 26 siswa yang mendapat
nilai
70 atau lebih, dengan perolehan rata-rata kelas 64,80. Pada siklus I terjadi
peningkatan, ada 14 siswa (53,84%) dari 26 siswa yang mendapat nilai 70 atau
lebih, dengan peroleh rata-rata kelas 67,88. Sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 23 siswa (88,46%) dari 26 siswa, yang telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal yaitu 70, dengan perolehan rata-rata kelas 75,19. Selain itu, keaktifan
siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode tutor sebaya menunjukkan
peningkatan. Pada siklus I, ada 17 siswa (65,38%) dari 26 siswa, yang aktif saat
pembelajaran. Sedangkan pada siklus II menjadi 24 siswa (92,30%) dari 26 siswa,
yang aktif mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa meliputi: keaktifan saat
apersepsi, kegiatan tutorial, mengerjakan tugas kelompok, serta berani untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat, saat proses pembelajaran berlangsung.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan bahwa untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa, sangat terkait dengan pemilihan metode
pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini metode Tutor Sebaya dapat digunakan
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran PKn. Khususnya pada kompetensi
dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
103
104
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Sekolah
Sekolah hendaknya menfasilitasi dan memotivasi guru PKn untuk selalu
berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk
aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Seperti
memberikan diklat mengenai metode tutor sebaya.
2. Guru
Guru hendaknya memilih metode tutor sebaya sebagai alternatif untuk
meningkatkan prestasi belajar PKn siswa.
menganalisis
persamaan
kedudukan
Terutama pada kompetensi dasar
warga
negara
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Siswa
Siswa hendaknya selalu mencoba membuka diri dan tidak menganggap
pusat informasi adalah guru, namun bisa berasal dari teman. Sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar PKn siswa.
105
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Akrom. 2007. Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Upaya mengoptimalkan
Pembelajaran KKPI. http://smkswadayatmg wordpress.com/2007/09/
penerapan-metode-tutorsebaya-dalam-upaya-mengoptimalkanpemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/. Diunduh: tanggal 29-01-2009, pukul
14.20 WIB
Anonim, 2008. Teori Belajar Behavioristik http : // www. Docstoc . com / docs/
19444877/ Teori-Belajar -Behavioristik doc). Diunduh: tanggal 20-122009, pukul 18.33 WIB
A. Loke F Chow. 2009. The International Journal of Peer Tutoring.http://journal
of peer tutoring.org/. Di unduh: tanggal 7-5-2009, pukul 10,33 WIB.
Daniel Muijs & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fika Tri Worowati. 2006. Studi Komparasi Antara Metode Tutor Sebaya dengan
Metode Konvensional di Tinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi pada
Kelas X SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi.
Surakarta: FKIP UNS (tidak dipublikasikan)
Gary D. Borich. 1996. Effective Teaching Methods Third Edition. America: The
University of Texas at Austin
Glenn. 2003. Opening Classroom DoorsTeaching Methods Peer Tutoring.
http://newali.apple.com/ali_sites/ali/exhibits/1000328/Peer_Tutoring.html.
Diunduh: tanggal 5-05-2009, pukul 10.30 WIB
H. B Sutopo. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan
Terapannya Dalam Penelitian). Surakarta: UNS Press
Joko Budi Sanroso. 2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas
X.Jakarta : Yudhistira
Kasihani Kasbolah E,S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Universitas
Negeri Malang
106
Langgeng Widodo. 2005. Metode Tutor Sebaya Cocok Diterapkan Di Aceh.
http://www.suaramerdeka.com/harian/05/02/17/metode-tutor-sebayacocok-diterapkan-diaceh. Diunduh: tanggal 29-01-2009, pukul 14.25 WIB
Maltby, dkk. 1995. Educational Psychology An Australian and New Zealand
Perspective. New York: John Wiley & Sons
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perdasa
Miles, M. B & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
Tjejep Rohendi . Jakarta: UI Perss
Moleong, L. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya
Rina Iriani. 2003. Penerapan Model Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran
Membaca Permulaan Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Gedangan Gaum
02 Kecamatan Tasikmadu Karanganyar. Tesis. Surakarta: Pasca Sarjana
FKIP UNS (tidak dipublikasikan)
Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung:
Nusa Media
Setiadi & Retno Listiarti. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK
Kelas X. Jakarta: Erlangga
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 1988. Pengelolaan Siswa dan Kelas (Sebuah Pendekatan
Evaluatif). Jakarta: CV Rajawali
Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Sagala. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
107
Tina Dwi Setyaningsih. 2004. Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam
Mempelajari Pokok Bahasan Keseimbangan Kimia dan Penggunaan
Remidiasi Tutor Sebaya Disertai Supervise Klinis Sebagai Alternatif
Untuk Penanggulangannya Pada Siswa Kelas 2 SMU Assalaam Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2003/2004. Tesis. Surakarta: Pasca Sarjana FKIP UNS
(tidak dipublikasikan)
Thomas Crowl K, dkk. 1997. Educational Psycology: Window on Teaching. LA:
Brown and Benchmark Publishers
Warwick Evans. 2001. International Journal of Peer Tutoring in Firt Year
Undergraduate Mathematics.www.informawold.com/smpr/617109674. Di
unduh: tanggal 7-5-2009, pukul 10.40 WIB.
Winarno. 2006. Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi
Aksara
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
108
109
Nama
: .................................
No. Absen
: ................................
Kelas
: ................................
SOAL-SOAL PRE TES
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Waktu
: Pendidikan Kewarganegaraan
: X/ II
: 20 menit
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang
(X) pada huruf a, b, c, d, dan e !
1.
Bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang disebut
sebagai …
a. Penduduk
d. Warga negara
b. Bukan penduduk
e. Bukan warga negara
c. Orang asing
2.
Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat tanpa
membedakan …
a. Suku bangsa
d. Golongan
b. Agama
e. SARA
c. Status sosial
3.
“Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan…”, penggalan kalimat
tersebut terletak dalam pembukaan UUD 1945 pasal …
a. Alinea I
d.
Alinea IV
b. Alinea II
e.
Alinea V
c. Alinea III
4.
Sila dalam Pancasila yang menunjukkan kehidupan demokratis dengan
memberikan jaminan persamaan hidup bagi setiap warga negara merupakan
cerminan dari sila …
a. Kesatu
d.
Keempat
110
b. Kedua
e.
Kelima
c. Ketiga
5.
Salah satu nilai kultur bangsa Indonesia yaitu adanya keinginan kuat dalam
meringankan beban orang lain sehingga mampu mandiri adalah nilai ...
a. Gotong royong
d.
Solidaritas
b. Ramah tamah
e.
Religius
c. Kerelaan berkorban
6.
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya
masing-masing
dan
beribadah
menurut
agama
dan
kepercayaannya itu”, merupakan bunyi dari pasal …
a. 28 UUD 1945
d. 29 ayat 2 UUD 1945
b. 28A UUD 1945
e.
30 ayat 1 UUD 1945
c. 29 ayat 1 UUD 1945
7.
Sikap tidak mengagung-agungkan budaya daerah asal merupakan salah satu
sikap …
a. Primodialisme
d.
Menghargai budaya daerah lain
b. Fanatik
e.
Menghormati budaya
c. Nasionalisme
8.
Jaminan kehidupan bernegara yang diatur dalam konstitusi yaitu …
a. Pancasila terutama sila pertama dan keempat
b. Pembukaan UUD 1945 alinea 1 dan 4
c. Pasal-pasal dalam UUD 1945
d. UU No. 12 Tahun 2006
e. Pasal 26 UUD 1945
9.
“Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tertulis”, merupakan bunyi dari pasal …
a. 27 UUD 1945
d. 28A UUD 1945
b. 27 ayat 1 UUD 1945
e. 29 ayat 1 UUD 1945
c. 28 UUD 1945
111
10.
Warga negara berhak untuk mendapatkan penghidupan yang layak yaitu di
bidang …
a. Sosial
d. Pertahanan dan keamanan
b. Hukum
e. Politik
c. Ekonomi
11.
Setiap penduduk harus memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk), hal ini
dibutuhkan dalam kehidupan …
a. Bermasyarakat
d. Bertetanggga
b. Berbangsa
e. Berkeluarga
c. Bernegara
12.
Contoh sikap warga negara yang baik, dalam pengalaman kehidupan seharihari antara lain …
a. Tak perlu mengindahkan orang lain yang penting melakukan tugas kita
masing-masing
b. Tidak mau disibukkan untuk mengurusi tambahan tugas
c. Menghindarikan diri dari tindakan-tindakan diluar konstitusi
d. Mendahulukan hak sendiri, barulah hak orang lain
e. Mau berkorban untuk kepentingan pribadi
13.
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh …
a. Pemerintah
d. Pejabat pemerintahan
b. Negara
e. Bangsa
c. Pejabat negara
14.
Bencana Tsunami di Aceh sangatlah dasyat. Kita ikut miris dan berduka
karena banyak korban yang meninggal dunia. Perasaan ini ada karena kita
…
a. Satu bangsa yaitu Indonesia
d. Merasa iba
b. Bagian dari provinsi di Indonesia e. Satu kesatuan
c. Umat beragama
15.
Kehidupan bernegara dapat kita rasakan pada saat …
a. Mengikuti Pemilu
b. Tersandung masalah dengan polisi
112
c. Mengikuti demo massal
d. Pergi antar provinsi
e. Membayar pajak
16.
Warga negara yang baik adalah, kecuali …
a. Taat pada peraturan yang berlaku
b. Menjaga ketertiban dilingkungan tempat tinggalnya
c. Menghargai antar tetangga
d. Membayar iuran kampung
e. Tidak suka bergosip
17.
Sebagai warga negara, kita harus melaksanakan tugas dan kewajiban
terhadap warga negara terlebih dahulu dibanding tugas dan kewajiban
pribadi. Hal ini sesuai dengan Pancasila terutama sila …
a. Pertama
d. Keempat
b. Kedua
e. Kelima
c. Ketiga
18.
Banyaknya pengaguran bukti bahwa penghidupan dan pekerjaan yang layak
bagi kemanusiaan belum terwujud. Hal ini sesuai dengan bunti dari pasal …
a. 27 ayat 1
d. 31
b. 27 ayat 2
e. 30 ayat 1
c. 27 ayat 3
19.
Di bawah ini merupakan tugas dan kewajiban warga negara RI, kecuali …
a. Membela kemerdekaan negara
d. Memperoleh pendidikan
b. Membayar pajak
e. Membayar bead an cukai
c. Taat dan patuh pada hukum
20.
Undang-Undang yang mengatur tentang warga negara adalah UU Nomor …
a. 31 Tahun 2002
d. 40 Tahun 1999
b. 12 tahun 1999
e. 62 Tahun 1958
c. 12 tahun 2006
113
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TES
1. D
11.
A
2. E
12.
C
3. A
13.
B
4. D
14.
A
5. A
15.
A
6. D
16.
E
7. D
17.
E
8. B
18.
B
9. C
19.
D
10. C
20.
C
SKOR PENILAIAN PRE TEST
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan:
Skor nilai
:
- Betul : 1 point
- Salah : 0 point
- Total skor bila betul semua : 20 point
Rumus
:
∑ skor yang diperoleh
Nilai =
X 100 %
Skor maksimal
Misal :
19
Nilai =
X 100 = 95
20
114
Nama
: ……………………….
No Absen
: ……………………….
Kelas
: ……………………….
SOAL-SOAL SIKLUS I
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Waktu
: Pendidikan Kewarganegaraan
: X Akuntansi 1/ II
: 20 menit
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang
(X) pada huruf a, b, c, d, dan e !
1. Perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling menghormati dan
menghargai orang lain tanpa membeda-bedakan disebut …
a. Kedudukan
b. Persamaan
c. Martabat
d. Derajat
e. Toleransi
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan merupakan bunyi dari …
a. Pasal 27 ayat 1
b. Pasal 27 ayat 2
c. Pasal 27 ayat 3
d. Pasal 29 ayat 1
e. Pasal 29 ayat 2
3. UU Nomor 31 Tahun 2002 memberikan jaminan kepada warga negara
untuk…
a. Mengikuti Pemilu
b. Menjamin kebebasan berpendapat
c. Menjamin kebebasan berserikat
d. Menjamin kebebasan berkumpul
115
e. Mendirikan partai politik
4. Jaminan persamaan hidup dalam konstitusi, tertuang dalam Pembukaan UUD
1945 pada…
a. Alinea I dan alinea III
b. Alinea I dan alinea II
c. Alinea II dan alinea IV
d. Alinea IV dan alinea I
e. Alinea II dan alinea III
5. Sila kelima dari Pancasila memberi jaminan persamaan hidup bagi setiap
warga negara, untuk…
a. Mendapatkan kesempatan yang sama dan keadilan
b. Mendapatkan penghidupan yang layak
c. Memperoleh keadilan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
d. Memperoleh jaminan sosial
e. Memperoleh kesempatan, keadilan, dan penghidupan yang layak
6. Segala
warga
negara
bersamaan kedudukannya
dalam
hukum
dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pernyataan tersebut adalah
bunyi …
a. 26 Ayat 1 UUD 1945
b. 27 Ayat 1UUD 1945
c. 27 Ayat 2 UUD 1945
d. 28 UUD 1945
e. 29 UUD 1945
7. Secara kodrati manusia adalah sebagai makhluk individu dan sekaligus
sebagai makhluk sosial, yang dikenal dengan istilah…
a. Monodualisme
b. Manusia Indonesia
c. Dualisme
d. Jabatannya
e. Status sosialnya
116
8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, merupakan bunyi
dari pasal…
a. Pasal 30
b. Pasal 31
c. Pasal 32
d. Pasal 33
e. Pasal 34
9. Hak kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Peryataan tersebut sesuai dengan
isi pembukaan UUD 1945…
a. Alinea pertama
b. Alinea kedua
c. Sila ketiga
d. Sila keempat
e. Alinea kelima
10. Sebagai masyarakat yang hidup sebagai gelandangan atau tuna wisma dan
kehidupan
sebagai
pengemis
sesungguhnya
menunjukkan
kurangnya
kesadaran akan harga diri. Hal ini kurang sesuai dengan jiwa yang terkandung
dalam Pancasila, khususnya…
a. Sila pertama
b. Sila kedua
c. Sila ketiga
d. Sila keempat
e. Sila kelima
11. Diantara makhluk Tuhan, manusia adalah makhluk yang paling mulia, hal ini
dikarenakan…
a. Dikaruniai mulut untuk berbicara
b. Dikaruniai nafsu dan insting
c. Dikaruniai akal pikiran
d. Dikaruniai akal pikiran dan nafsu
e. Dikaruniai naluri berbuat baik
117
12. Negara Indonesia tidak memaksakan suatu agama kepada warga negaranya,
karena hak memilih agama merupakan…
a. Hak kebebasan manusia
b. Hak asasi pemberian/ dilindungi negara
c. Hak asasi pribadi sebagai anugrah dari Tuhan
d. Keyakinan dan kepercayaan setiap orang
e. Pelengkap manusia dalam hidup
13. Undang-undang tentang kewarganegraan yang berlaku sekarang adalah…
a. UU No. 62 Tahun 1958
b. UU No. 2 Tahun 1958
c. UU No. 1 Tahun 1958
d. UU No. 12 Tahun 2006
e. UU No. 13 Tahun 2006
14. Masalah pengangguran dan pekerjaan bagi warga negara sudah dijamin oleh
pemerintah pada UUD 1945…
a. Pasal 27 ayat 1
b. Pasal 27 ayat 2
c. Pasal 27 ayat 3
d. Pasal 27
e. Pasal 28
15. Berikut ini yang termasuk jaminan-jaminan bagi persamaan hidup dalam
pendekatan kultur adalah…
a. Nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai kesopanan
b. Nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai ramah tamah
c. Nilai gotong royong, nilai kesopanan, dan nilai ramah tamah
d. Nilai gotong royong, nilai ramah tamah, nilai kesusilaan
e. Nilai religius, nilai ramah tamah, nilai kesusilaan
16. Contoh kewajiban warga negara dalam menjaga ketertiban adalah…
a. Tunduk dan taat pada pejabat pemerintah
b. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan
golongan
118
c. Membayar pajak, bea, dan cukai menurut ketentuan yang berlaku
d. Tunduk dan patuh kepada pemerintahan dan segala ketentuan hukum.
e. Membayar iuran rekening listrik
17. Usaha pembelaan negara menurut pasal 30 ayat 1 UUD 1945 adalah …
a. Hak warga negara
d. Hak dan kewajiban pemeritah
b. Kewajiban warga negara
e. Hak dan kewajiban TNI
c. Hak dan kewajiban warga negara
18. Hak untuk menikmati hasil-hasil yang diperoleh negara, termasuk…
a. Keuntungan warga negara
b. Hak dan kewajiban warga negara
c. Kewajiban warga negara
d. Hak warga negara
e. Hak setiap warga negara yang mampu
19. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku budaya. Sebagai warga negara
Indonesia, hendaknya kita…
a. Memperkenalkan budaya suku bangsa Jawa
b. Tidak mengagung-agungkan kebudayaan suku tertentu
c. Menghargai budaya suku asal kita
d. Dapat mengembangkan budaya barat
e. Mempersoalkan mempersoalkan keragaman suku bangsa
20. Sebagai manusia tidak dapat hidup menyendiri tanpa bantuan orang lain. Demi
terwujudnya suatu masyarakat yang harmonis, sikap kita harus…
a. Mau musyawarah dan bekerja sama bila menghadapi masalah
b. Peduli terhadap masalah orang lain
c. Menyelesaikan masalah sendiri tanpa merugikan orang lain
d. Menentang pendapat orang lain bila tidak sesuai dengan kita
e. Minta bantuan aparat apabila menghadapi kesulitan yang serius
119
KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST SIKLUS I
1. B
11. C
2. B
12. C
3. E
13. D
4. D
14. B
5. E
15. B
6. B
16. C
7. A
17. B
8. E
18. D
9. A
19. B
10.B
20. A
SKOR PENILAIAN POST TEST
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan:
Skor nilai
:
- Betul : 1 point
- Salah : 0 point
- Total skor bila betul semua : 20 point
Rumus
:
∑ skor yang diperoleh
Nilai =
X 100 %
Skor maksimal
Misal
:
19
Nilai =
X 100 = 95
20
120
Nama
: ………………………..
No. Absen : ………………………..
Kelas
: ………………………..
SOAL-SOAL SIKLUS II
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Waktu
: Pendidikan Kewarganegaraan
: X Akuntansi 1/ II
: 20 menit
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang
(X) pada huruf a, b, c, d, dan e !
1. Keterbukaan kita sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan hal-hal di
bawah ini, kecuali…
a. Selalu mengikuti perkembangan berita mengenai kebijakan-kebijakan baru
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b.
Mematuhi Perundang-undangan demi terciptanya stabilitas nasional
c. Aktif dalam menyampaikan usul, pendapat, gagasan, dan pertayaan pada
pemerintah mengenai kebijakan yang dijalankan
d. Ikut berpartisipasi dalam pembangunan
e. Pasif dalam segala kegiatan
2. Contoh kewajiban warga negara dalam menjaga ketertiban adalah…
a. Tunduk dan taat pada pejabat pemerintah
b. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan
golongan
c. Membayar pajak, bea, dan cukai menurut ketentuan yang berlaku
d. Tunduk dan patuh kepada pemerintahan dan segala ketentuan hukum.
e. Membayar iuran rekening listrik
3. “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, merupakan bunyi dari
pasal…
a. Pasal 30
d. Pasal 33
121
b. Pasal 31
e. Pasal 34
c. Pasal 32
4. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan
orang-orang namgsa lain yang disahkan dengan undang-undag sebagai warga
negara. Hal ini tercantum dalam …
a. Pasal 27 ayat 1
d. Pasal 26 ayat 2
b. Pasal 27 ayat 2
e. Pasal 31 ayat 1
c. Pasal 26 ayat 1
5. Perhatikan rumusan berikut ini.
a. Hak mendapatkan pendidikan
b. Hak memperoleh pekerjaan
c. Hak berserikat dan berkumpul
d. Hak membela negara
e. Hak beragama dan beribadah
Dari rumusan di atas adalah hak warga negara Indonesia yang diatur UUD
1945 Pasal 27 ayat 2.
6. Setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlindungan hak yang sama
dalam bidang hukum, berarti…
a. Setiap WNI mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pekerjaan.
b. Setiap warga negara berhak membela diri di pengadilan dengan
didampingi pembela
c. Setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
pejabat negara
d. Diberikan sanksi kepada orang yang dapat dibuktikan kesalahannya
e. Barang siapa yang dianggap bersalah diajukan ke pengadilan
7. Bentuk pengakuan persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar sesama
manusia dituangkan dalam bentuk…
a. Hubungan yang menguntungkan
b. Hubungan yang seimbang
c. Hubungan yang terus menerus
122
d. Hubungan yang baik
e. Hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang
8. Sebagai manusia tidak dapat hidup menyendiri tanpa bantuan orang lain. Demi
terwujudnya suatu masyarakat yang harmonis, sikap kita haruslah…
a. Mau musyawarah dan bekerja sama bila menghadapi masalah
b. Peduli terhadap masalah orang lain
c. Menyelesaikan masalah sendiri tanpa merugikan orang lain
d. Menentang pendapat orang lain bila tidak sesuai dengan kita
e. Minta bantuan aparat apabila menghadapi kesulitan yang serius
9. Setiap manusia wajib saling mencintai sesamanya, karena setiap manusia…
a. Mempunyai derajat yang sama
b. Diberi akal pikiran
c. Mempunyai kepentingan yang sama
d. Membutuhkan manusia lain
e. Saling tergantung sesamanya
10. Dalam memajukan bangsa Indonesia kita harus membuka diri terhadap nilainilai yang datang dari luar, tetapi yang penting bagi kita ialah…
a. Menyerap sesuai dengan kemampuan bangsa
b. Mengambil yang sesuai dengan kemampuan masyarakat
c. Menerima dengan baik demi kemajuan bangsa
d. Menerima apa yang sesuai dengan kepribadian
e. Memilih yang sesuai dengan kepribadian bangsa
11. Contoh kewajiban dalam kehidupan sehari-hari adalah…
a. Memberi pertolongan pada orang yang tidak mampu
b. Bekerja sama dalam membangun balai desa
c. Bertoleransi dan saling menolong orang yang terkena musibah
d. Memberi pekerjaan bila diperlukan kepada orang lain
e. Memberi bantuan kepada tetangga yang memerlukan
12. Kehidupan bernegara, dapat kita laksanakan misalnya pada saat…
a. Mengikuti kampanye partai politik
b. Mengikuti demo kenaikan BBM
123
c. Mengikuti lomba tujuh belas Agustusan
d. Mengikuti upacara bendera
e. Mengikuti Pemilihan Umum
13.Kebahagiaan hidup akan tercapai apabila didasarkan keselarasan dan
keseimbangan sebab…
a. Manusia hidup sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial
b. Manusia diberi pikiran untuk mengelola alam semester
c. Manusia pada dasarnya memiliki potensi berbuat baik
d. Manusia membutuhkan norma-orma untuk mengatur kehidupan bersama
e. Manusia tidak memiliki kehidupan bersama
14. Undang-undang yang membuktikan bahwa pemerintah menjamin sistem
pendidikan warga negaranya, tertuang dalam …
a. UU No. 8 Tahun 1989
b. UU No. 10 tahu 1994
c. UU No. 20 Tahun 2003
d. UU No. 12 Tahun 2003
e. UU No. 31 Tahun 2002
15. Hak untuk menikmati hasil-hasil yang diperoleh negara, termasuk…
f. Keuntungan warga negara
g. Hak dan kewajiban warga negara
h. Kewajiban warga negara
i.
Hak warga negara
j.
Hak setiap warga negara yang mampu
f. Hak sebagai manusia di dunia
16. Kewajiban dan hak warga negara dalam pembelaan negara tertuang dalam
UUD 1945 …
a. Pasal 27
d. Pasal 30
b. Pasal 28
e. Pasal 31
c. Pasal 29
17. Salah satu contoh hak warga negara dalam kehidupan bermasyarakat adalah…
a. Hak untuk memperoleh perlindungan dari pemerintah
124
b. Hak memperoleh KTP pada umur 17 tahun
c. Hak memperoleh bantuan BLT
d. Hak membayar iuran air
e. Hak mengikuti kegiatan kampung yang disukai
18. Pasal 28 UUD 1945 menjamin hak-hak warga negara di bidang…
a. Politik
b. Hukum
c. Ekonomi
d. Sosial
e. Pertahanan dan keamanan
19. Pasal-pasal UUD 1945 di bawah ini yang tidak ada hubungannya dengan hak
dan kewajiban warga negara …
a. Pasal 27 UUD 1945
d. Pasal 30 UUD 1945
b. Pasal 28 UUD 1945
e. Pasal 26 ayat 1
c. Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
20. Pasal 33 UUD 1945 menjamin hak-hak warga negara di bidang…
a. Pertahanan dan keamanan
b. Sosial
c. Ekonomi
d. Hukum
e. Politik
125
KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST SIKLUS II
1. E
11.
C
2. C
12.
E
3. B
13.
A
4. D
14.
C
5. B
15.
D
6. B
16.
D
7. E
17.
B
8. A
18.
A
9. D
19.
E
10. E
20.
C
SKOR PENILAIAN POST TEST
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan:
Skor nilai
:
- Betul : 1 point
- Salah : 0 point
- Total skor bila betul semua: 20 point
Rumus
:
∑ skor yang diperoleh
Nilai =
X 100 %
Skor maksimal
Misal
:
19
Nilai =
X 100 = 95
20
126
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU
Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom penilaian sesuai dengan keadaan kinerja guru
dalam pembelajaran yang sebenarnya
No
Aspek yang Dinilai
1.
Membuka pelajaran
2.
Memberi Apresepsi
3.
Memberi motivasi
4.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
6.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
7.
Memberi petunjuk kepada tutor
8.
Mengawasi proses tutorial
9.
Menanggapi pertanyaan dan pendapat siswa
10. Memberikan klarifikasi saat dibutuhkan
11
Memberikan kesimpulan
12
Menutup pelajaran
Keterangan :
5
: Sangat baik
4
: Baik
3
: Cukup
2
: Kurang
1
: Sangat kurang
Penilaian
5
4
3
2
1
127
LEMBAR OBSERVASI KINERJA TUTOR SEBAYA
Hari / Tanggal
:
Nama pengamat
:
Petunjuk : lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses
pembelajaran. Lembar observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari
setiap tutor sebaya saat penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya. Berilah
tanda cek ( √ ) pada kolom sesuai dengan keadaan kinerja tutor dalam
pembelajaran yang sebenarnya.
Skor 5 : Baik sekali (BS)
Skor 4 : Baik (B)
Skor 3 : Cukup (C)
Skor 2 : Kurang (K)
Skor 1 : Kurang sekali (KS)
128
No
Aspek yang Diamati
1
1.
Tutor memastikan teman dalam
kelompok dapat mengerjakan soal
diskusi
2.
Tutor
membantu
teman
dalam
kelompok mengenai hal yang belum
jelas
3.
Tutor
melibatkan
teman
dalam
mengerjakan soal diskusi
4.
Tutor memberikan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan dari teman
5.
Tutor
mengatur
waktu
dengan baik
Jumlah aspek yang diamati
Keterangan
:
Nama Tutor
:
1.
: Apilana Kristi
2.
: Diyan Kristiani
3.
: Fransiska Tri Agustin
4.
: Indah Setyowati
5.
: Katarina Sri Jumiani
Kategori Penilaian:
20 < x ≤ 25 : Baik Sekali
15 < x ≤ 20 : Baik
10 < x ≤ 15 : Cukup
diskusi
Tutor Sebaya
2
3
4
5
129
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Hari / Tanggal
:
Nama pengamat
:
Petunjuk : lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses
pembelajaran. Lembar observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari
keaktifan setiap peserta didik dengan penerapan metode pembelajaran tutor
sebaya. Tulislah angka-angka yang sesuai dengan pengamatan pada kolom
yang tersedia!
Indikator untuk tiap-tiap aspek pengamatan
1. Keakifan siswa selama apersepsi
Skor :
5 : Penuh perhatian dan selalu menyampaikan pendapat (BS)
4 : Penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat (B)
3 : Penuh perhatian tetapi jarang menyampaikan pendapat (C)
2 : Kurang memperhatikan dan jarang menyampaikan pendapat (K)
1 : Tidak pernah memperhatikan dan menyampaikan pendapat (KS)
2. Keaktifan siswa mengikuti kegiatan tutorial
Skor :
5 : Selalu menunjukkan perhatian, bertanggungjawab, dan berpartisipasi
aktif (BS)
4 : Selalu menunjukkan perhatian, bertanggungjawab, dan kurang aktif
berpartisipasi (B)
3 : Menunjukkan perhatian, bertanggungjawab, tetapi tidak aktif
berpatisipasi (C)
2 : Menunjukkan perhatian, tetapi kurang bertanggungjawab dan
berpartisipasi (K)
1 : Tidak pernah menunjukkan perhatian, bertanggungjawab,dan
berpartisipasi (KS)
3. Keaktifan siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok
Skor :
5 : Melakukan kerjasama dengan kelompok dan selesai dengan baik (BS)
4 : Melakukan kerjasama dengan kelompok dan selalu selesai (B)
HASIL SKOR KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I
3 : Melakukan kerjasama dengan kelompoknya tetapi pernah tidak selesai
(C)
2 : Melakukan kerjasama dengan kelompok dan pernah tidak selesai (K)
1 : Tidak melakukan kerjasama dengan kelompoknya dan tidak selesai (KS)
4. Keaktifan siswa dalam menyampaikan pertanyaan dan pendapat saat
kegiatan belajar mengajar
Skor :
5 : Selalu mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam KBM (BS)
4 : Sering mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam KBM (B)
3 : Kadang-kadang mengajukan pertanyaan atau pendapat dalam KBM (C)
2 : Pernah mengajukan pertanyaan atau pendapat dalam KBM(K)
1 : Tidak pernah mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam KBM (KS)
130
Aspek yang Diamati
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nama Siswa
Keakifan
siswa
selama
apersepsi
Keaktifan
siswa
mengikuti
kegiatan
tutorial
Ana Chairul Norma A
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
Ketuntasan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran:
Skor
: 16 < x ≤ 20 : Kategori Sangat Baik
Skor
: 12 < x ≤ 16 : Kategori Baik
Skor
: 8 < x ≤ 12
: Kurang Baik
Keaktifan
siswa
bekerjasa
ma dalam
menyelesaikan
tugas
kelompok
Keaktif
siswa
menyam
paikan
pertanyaan dan
pendapat
saat KBM
Jumlah
Skor
131
LEMBAR ANGKET TANGGAPAN SISWA
TERHADAP KBM DENGAN METODE TUTOR SEBAYA
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulis nama anda, kelas dan No. absen pada tempat yang telah disediakan.
2. Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang anda anggap paling benar
3. Bacalah setiap item dengan teliti
Nama
Kelas
No. absen
: ………………………………………
: ………………………………………
: ………………………………………
1. Proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih
menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Saya lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan
metode tutor sebaya khususnya pada kopetensi dasar menganalisis persamaan
kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
3. Saya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah
diterapkannya metode tutor sebaya
a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
4. Belajar dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya
untuk lebih giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi
a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
5. Menurut saya, metode tutor sebaya cocok diterapkan dalam pelajaran PKn
a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Ragu-ragu
132
LEMBAR ANGKET TANGGAPAN SISWA MENGENAI
MATERI YANG SULIT
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulis nama anda, kelas dan No. absen pada tempat yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang () pada pilihan yang anda anggap paling benar
3. Bacalah setiap item dengan teliti
Nama
: ………………………………………
Kelas
: ………………………………………
No. absen
: ………………………………………
No
Pernyataan
1 Saya kesulitan mendeskripsikan jaminan persamaan
hidup melalui nilai-nilai kultural Indonesia
2
Saya kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup
konstitusi dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
dalam UUD 1945
3
Saya kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup
dalam Sila-sila Pancasila
4
Saya kesulitan menyebutkan peraturan perundangundangan yang menjamin persamaan kedudukan warga
Negara
5
Saya kesulitan menunjukkan hak dan kewajiban warga
negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
6
Saya kesulitan memberikan contoh-contoh perilaku yang
menampilkan persamaan kedudukan warga negara
Ya
Tidak
133
DOKUMENTASI PENELITIAN
i.
Suasana KBM Sebelum Tidakan
Guru Menjelaskan Materi dengan
Metode Konvensional
Siswa Terlihat Pasif saat KBM
Siswa Terlihat Kurang Serius
Siswa Melaksanakan Pre Tes
134
B. Suasana KBM Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I
Guru Menyampaikan Materi ke Tutor
Guru Mengawasi Kegiatan Tutorial
Siswa Melakukan Kegiatan Tutorial
Siswa Melaksanakan Post Tes Siklus II
135
C. Suasana KBM Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II
Guru Menerangkan Materi Siklus II
Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Siswa Melakukan Kegiatan Tutorial
Siswa Melaksanakan Post Tes Siklus II
136
PEDOMAN WAWANCARA
A. Survey Awal
Responden : Guru Pengampu Mata Pelajaran PKn
Pertanyaan :
1. Bagaimana kondisi pembelajaran PKn di SMK Kristen 1 Surakarta ?
2. Metode apa yang biasanya digunakan dalam pembelajaran PKn ?
3. Menurut pengalaman ibu mengajar PKn di SMK Kristen 1 Surakarta,
materiapa yang dianggap sulit oleh siswa sehingga prestasi mereka jelek ?
4. Selama ini metode apa yang digunakan dalam pembelajaran pada materi
Kewarganegaraan ?
5. Kesulitan apa yang sering dialami siswa pada materi kewarganegaraan ?
6. Untuk menanggulangi kesulitan tersebut, metode apa yang sudah pernah
dilakukan ?
7. Kalau kondisi keaktifan siswa bagaimana ?
8. Berapa standar ketuntasan belajar mengajar PKn di sekolah ini ?
9. Bagaimana dengan fasilitas media pembelajaran di sekolah ini ?
10. Bagaimana menurut ibu, jika kita mencoba menggunakan metodetutor
sebaya untuk mengatasi kesulitan siswa pada materi kewarganegaraan ?
Selain tutor sebaya dapat kitaambil dari siswa dalam kelas yang
bermasalah, dengan catatan siswa ini memiliki prestasi belajar baik dan
mau membantu temannya yang kesulitan dalam menerima materi
pelajaran, khususnya PKn.
137
B. Tanggapan Setelah Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Responden : Guru Pengampu Mata Pelajaran PKn
Pertanyaan :
1. Bagaimana pemahaman Ibu tentang metode tutor sebaya?
2. Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan metode pembelajaran
tersebut?
3. Bagaimana peranan
metode pembelajaran
tutor
sebaya
terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa?
4. Apakah metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran sebelumnya?
5. Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya
penerapan metode pembelajaran ini?
6. Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan
metode pembelajaran ini?
7. Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan metode
pembelajaran tutor sebaya ini?
8. Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan metode
pembelajaran tutor sebaya?
9. Apakah langkah-langkah metode tutor sebaya mudah diterapkan untuk
pelajaran PKn?
10. Apakah Ibu bersedia menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya dalam
mengajar pada pertemuan selanjutnya?
138
HASIL WAWANCARA
Informan
: Dra Yuni Wijayanti
Jabatan
: Guru Mata Pelajaran PKn di SMK Kristen 1 Surakarta
Tempat
: Kantor Guru SMK Kristen 1
Tanggal
: 15 Januari 2009
Waktu
: 09.00 – 11.00 WIB
A. Hasil Wawancara Survey Awal
Pertanyaan 1 : Bagaimana kondisi pembelajaran PKn di SMK Kristen 1
Surakarta?
Jawab
: Pembelajaran sudah membaik dari tahun ke tahun, namun masih
terdapat masalah di antaranya kemampuan siswa dalam
menyerap materi masih rendah. Kalau saat ini prestasinya
masih termasuk relatif rendah kurang lebih hanya 63%.
Pertanyaan 2 : Metode apa yang biasanya digunkan dalam pembelajaran PKn?
Jawab
: Metode yang digunakan adalah metode konvensional, guru
ceramah dilanjutkan dengan penugasan, tergantung materinya.
Pertanyaan 3 : Menurut pengalaman ibu mengajar PKn di SMK Kristen 1
Surakarta, materi apa yang dianggap sulit oleh siswa sehingga
prestasi mereka jelek?
Jawab
: Kewarganegaraan
Pertanyaan 4 : Selama ini metode apa yang digunakan dalam pembelajaran
materi Kewarganegaraan?
Jawab
: Selama ini, hanya ceramah, kalau ada waktu lebih dengan
penugasan mengerjakan LKS.
Pertanyaan 5 : Kesulitan apa yang sering dialami siswa pada materi
Kewarganegaraan?
Jawab
: Biasanya landasan konstitusional, terutama pasal-pasal yang
mendasari hak dan kewajiban warga negara.
Pertanyaan 6 : Untuk menanggulangi kesulitan tersebut, metode apa yang
sudah pernah dilakukan?
139
Jawab
: Hanya meminta siswa untuk menghafalnya dirumah.
Pertanyaan 7
: Kalau kondisi keaktifan kelas X Akuntansi 1 bagaimana?
Jawab
: Kondisi keaktifan siswa kelas X Akuntansi 1 saat ini lebih
banyak diam kalau ditanya. Jadi guru tidak tahu siswa sudah
paham atau belum terhadap materi yang diajarkan. Meskipun
terkadang, saya sering melihat ada siswa yang bertanya sama
teman sebangkunya.
Pertanyaan 8 : Berapa standar ketuntasan belajar mengajar PKn di sekolah
ini?
Jawab
: 70
Pertanyaan 9 : Bagaimana dengan fasilitas media pembelajaran di sekolah
ini? Apakah sudah cukup lengkap untuk digunakan sebagai
sarana pendukung kegiatan belajar mengajar?
Jawab
: Untuk media cetak masih sangat terbatas, karena hanya
beberapa siswa yang mempunyai buku pendamping, sebab di
perpustakaan tidak menyediakan. Untuk media elektroniknya
sudah sukup lengkap, antara lain computer, OHP, LCD, yang
jumlahnya terbatas dan berada di ruang multimedia. Namun
untuk saat ini semua fasilitas ada di ruang multimedia.
Pertanyaan 10: Bagaimana menurut ibu, jika kita mencoba menggunakan
metode tutor sebaya untuk mengatasi kesulitan siswa pada
materi kewarganegaraan. Selain tutor, dapat kita ambil dari
siswa dalam kelas yang bermasalah, dengan catatan, siswa ini
berprestasi baik dan mau membantu temannya yang
berkesuliita dalam menerima materi pelajaran, khususnya
PKn.
Jawab
: Menurut saya upaya itu perlu dilakukan karena belum pernah.
Metode tutor sebaya, mungkin bisa diterapkan disini. Jika
dilihat, dari sifat anak remaja yang suka bergerombol dengan
teman sebayanya.
140
B. Tanggapan Guru Mitra Setelah Menggunakan Metode Tutor Sebaya
Pertanyaan 1
: Bagaimana pemahaman Ibu tentang metode tutor sebaya?
Jawab
: Menurut saya, dalam pembelajaran ini dibentuk adanya
kelompok-
kelompok siswa yang pemilihan anggotanya
dibentuk dari siswa yang pandai, sedang dan kurang pandai
untuk membahas suatu masalah/ sub kompetensi.
Pertanyaan 2
: Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan metode
pembelajaran tersebut ?
Jawaban
: Kelebihan yang diperoleh dari model tersebut antara lain:

Adanya kerja sama antar siswa

Munculnya keberanian mengungkapkan pendapat

Meningkatkan rasa percaya diri

Berani mempertahankan pendapat

Saling
melengkapi
satu
sama
lain
dalam
mengungkapkan pendapat
Pertanyaan 3
: Bagaimana peranan metode pembelajaran tutor sebaya
terhadap peningkatan hasil belajar ?
Jawaban
: Peranan metode tersebut antara lain:

Siswa dilatih lebih percaya diri untuk berani dalam
berkomunikasi dan berusaha mengembangkan wawasan
saat presentasi.
Pertanyaan 4
:

Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Siswa lebih siap dalam pelaksanaan evaluasi
Apakah
metode
pembelajaran
tutor
sebaya
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan
model pembelajaran sebelumnya?
Jawaban
: Ya. Karena model tersebut mendorong siswa untuk lebih
kreatif dan berani mengemukakan pendapat.
Pertanyaan 5
: Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi
adanya penerapan metode pembelajaran ini ?
dengan
141
Jawaban
: Menurut saya siswa lebih bisa memahami materi karena
mereka dituntut untuk lebih giat belajar.
Pertanyaan 6
: Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya
pelaksanaan metode pembelajaran ini ?
Jawaban
: Saya merasakan respon yang positif dari siswa.
Pertanyaan 7
: Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam
penerapan metode pembelajaran tutor sebaya ?
Jawaban
Pertanyaan 8
: Aspek yang dinilai antara lain:

Kekompakan kelompok.

Penguasaan materi.

Kreatifitas kelompok/ anggota.

Cara menanggapi masalah/ pertanyaan.
: Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan
metode pembelajaran tutor sebaya?
Jawaban
: Saya menilai berdasarkan tiga aspek, yaitu:

Pengamatan saat kegiatan belajar mengajar.

Lisan, yaitu saat mereka menjawab pertanyaan.

Tes tertulis.
Pertanyaan 9 : Apakah langkah-langkah metode tutor sebaya mudah
diterapkan untuk pelajaran PKn ?
Jawaban
: Saya rasa cukup mudah diterapkan, hanya saja butuh waktu
yang banyak dalam pelaksanaannya, dan perhatian yang
lebih.
Pertanyaan 10 : Apakah Ibu bersedia menggunakan metode tutor sebaya
dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya?
Jawaban
: Kemungkinan saya akan mempraktekkannya lagi karena
metode itu cukup cocok diterapkan pada pelajaran PKn.
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: X AK1/ 2
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam
berbagai aspek kehidupan
Kompetensi dasar
: Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indikator
: - Mendeskripsikan landasan hukum yang menjamin
persamaan kedudukan warga negara
- Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
- Memberikan contoh perilaku yang menampilkan
persamaan kedudukan warga negara.
- Menganalisis persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar :
-
Siswa dapat mendeskripsikan landasan hukum jaminan persamaan
kedudukan warga negara dengan benar
-
Siswa dapat menunjukkan persamaan kedudukan
warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tepat
-
Siswa dapat memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan
kedudukan warga negara secara benar
-
Siswa dapat menganalisis persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
143
II. MATERI AJAR
1. Landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga negara
2. Persamaan kedudukan
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3. Contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara
III. METODE PEMBELAJARAN
Metode tutor sebaya
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama 1 X 45 Menit
No
1
Kegiatan
Kegiatan Guru
Belajar
Kegiatan Siswa
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Mempersiapkan siswa
Mempersiapkan diri 5 menit
Awal
melakukan pre tes
untuk melakukan
pre tes
2.
Kegiatan
Membagi soal pre tes
Inti
Mengerjakan soal
20 menit
pre tes dengan
tertib
3
Kegiatan
Penutup
 Mengumpulkan hasil
tes
 Menyerahkan
hasil pekerjaan
pada guru
 Mengoreksi hasil
 Aktif
jawaban siswa dengan
mendengarkan
melibatkan siswa yang
arahan guru dan
bersangkutan
mengoreksi hasil
pekerjaan teman
 Hasil pre tes akan
 Mendengarkan
direkap guru sebagai
dengan
skor dasar dalam
sungguh-
menentukan kelompok
sungguh
dan tutor sebaya. Guru
25 menit
144
menginformasikan
rencana pembelajaran
untuk pertemuan yang
akan datang
Pertemuan Kedua 2 X 45 menit
No
1
Kegiatan
belajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi
dan Tutor
Waktu
Kegiatan
10 menit
Awal
 Apersepsi
 Mengulas materi yang
 Menyimak
sudah disampaikan
penjelasan
dan
guru
menghubungkannya
dengan materi yang
baru yaitu persamaan
kedudukan warga
negara dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara
 Motivasi
 Melakukan penjajagan
 Siswa beserta
kesiapan belajar siswa
tutor
dengan memberikan
menanggapi
pertanyaan secara lisan
pertanyaan dari
tentang persamaan
guru
kedudukan warga
negara
145
 Tujuan
2
 Guru
 Tutor dan
pembelajar-
menginformasikan
siswa
an
kompetensi dasar yang
memperhatikan
ingin dicapai dalam
penjelasan
proses pembelajaran
guru
Kegiatan Inti
 Pelaksana-
70 menit
 Guru meminta siswa
 Membentuk
an metode
membentuk kelompok
kelompok yang
tutor
tutor sebaya (5-6
telah
sebaya
siswa) yang sudah
ditetapkan
ditetapkan berdasarkan
bersama
hasil pre tes
dengan guru.
 Pengarahan
 Guru meminta tutor
 Tutor maju
guru
untuk maju kedepan
kedepan untuk
kepada
kelas dan memberikan
mendapatkan
tutor
arahan tentang materi
pengarahan,
ajar, serta soal diskusi
sedang siswa
untuk dikerjakan
yang lain
membaca
materi yang
akan dibahas
 Melakukan
 Guru mengamati
 Tutor
kegiatan
aktivitas siswa dan
menyampaikan
tutorial
tutor, dengan dibantu
materi arahan
oleh mitra (peneliti)
dari guru ke
kelompoknya,
dan memberi
bantuan serta
bimbingan
146
anggotanya
dalam
mengerjakan
soal diskusi
 Pembaha-
 Memimpin
 Memperhati-
san hasil
pembahasan hasil
kan penjelasan
jawaban
diskusi dan
dari guru, aktif
soal diskusi
memberikan
mengeluarkan
klarifikasi bila
pendapat dan
dibutuhkan
membetulkan
jawaban yang
masih salah
3
Kegiatan
10 menit
Penutup
 Kesimpulan
 Guru membimbing
 Ikut
siswa menyimpulkan
menyimpulkan
materi ajar yaitu
dan membuat
mengenai persamaan
catatan
kedudukan warga
negara dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara
 Tindak
lanjut
 Meminta siswa
 Menyimak
mempelajari materi
penjelasan dari
yang sudah dipelajari
guru
untuk persiapan
melakukan post tes
147
siklus I pada
pertemuan berikutnya
Pertemuan Ketiga 1 X 45 Menit
No
Kegiatan
Kegiatan Guru
Belajar
1
Kegiatan
Tutor Alokasi
dan Siswa
Waktu
10 menit
Kegiatan
Mempersiapkan siswa
Mempersiapkan
Awal
melakukan post tes
diri untuk melaku-
siklus I
kan post tes siklus
I
2
Kegiatan Inti
 Post tes
20 menit
 Membagikan soal
 Mengerjakan
post tes siklus I
soal post tes
kepada siswa
siklus I dengan
tertib
3
Kegiatan
15 menit
penutup
 Mengumpulakan hasil  Menyerahkan
jawaban post tes
hasil jawaban
siklus I
post tes siklus I
 Guru membagikan
 Mengisi lembar
lembar angket pada
angket yang
siswa untuk
dibagikan
mengetahui
tanggapan
siswa terhadap
metode yang
digunakan dan
materi apa saja yang
148
sulit dipahami pada
Siklus I
 Meminta siswa untuk
 Menyimak
mempelajari materi
penjelasan dari
untuk pertemuan
guru
mendatang
V. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media :
- Papan tulis + kapur tulis
- LCD
2. Sumber belajar :
- Buku pendidikan kewarganegaraan untuk SMK kelas X :
Setiadi, dan Listyarti, Retno.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk
SMK dan MAK Kelas X.Jakarata : Erlangga
Sanroso, Joko Budi.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas
.Jakarta : Yudhistira
Winarno. 2006. Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara
- Modul untuk Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Semester Genap
- Udang-Undang Dasar 1945
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
VI. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Prosedur : Tes
Jenis
: Tes tertulis
Bentuk
: Pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 butir soal
149
Surakarta, 13 Mei 2009
Peneliti
Jussie Asriyanti
K6405021
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Pengampu
Dra. Sri Haryanti, M.M
Dra. Yuni Wijayanti
NIP.
NIP.
150
SOAL DISKUSI KELOMPOK BELAJAR SIKLUS I
1. Sebutkan jaminan persamaan hidup dalam konstitusi negara?
2. Pasal-pasal UUD 1945 memuat jaminan persamaan hidup bagi warga negara.
Pada pasal berapa saja, jelaskan?
3. Peraturan perundang-undangan apa saja yang menjamin persamaan hidup bagi
warga negara, jelaskan?
4. Berikan contoh hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan:
a. Bermasyarakat
b. Berbangsa
c. Bernegara
5. Pada UU No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan, salah satu peraturan
yang berlaku di dalamnya menjelaskan bahwa; warga negara Indonesia
keturunan
Tionghoa
mewajibkan
meyertakan
SBKRI
(Surat
Bukti
Kewarganegaraan Indonesia) untuk mengurus paspor/ dokumen sipil lain.
Sedangkan WNI yang bukan keturunan Tionghoa hanya cukup menyertakan
KTP atau akte lahir. Namun setelah diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2006
tentang kewarganegaraan, dalam ketentuannya menjelaskan bagi warga negara
keturunan Tionghoa diberlakukan dwi kewarganegaraan. Sehingga SBKRI
sudah tidak diberlakukan kembali, dan WNI keturunan mendapatkan
perlakuan yang sama untuk mengurus paspor/ dokumen lain. Menurut kalian,
bagaimana sifat UU No. 62 Tahun 1958 menyangkut kedudukan warga negara
keturunan? Bila disangkutkan dengan hak dan kewajiban warga negara,
permasalahan diatas dapat dikaitkan dengan pasal berapa dan bagaimana
bunyinya, jelaskan!
151
KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI SIKLUS I
1. Jaminan persamaan hidup dalam konstitusi Negara adalah:
a) Pembukaan UUD 1945, pada alinea satu dan alinea empat.
b) Sila-sila Pancasila
c) UUD 1945 dari Pasal 26 sampai dengan Pasal 34 dan peraturan
perundang-undangan yang lainnya.
2. Pasal-pasal UUD 1945 memuat jaminan persamaan hidup bagi warga negara
adalah:
a. Pasal 26 ayat 1, jaminan tentang warga negara Indonesia.
b. Pasal 27 ayat 1, jaminan tentang persamaan kedudukan
di dalam hukum dan pemerintahan.
c. Pasal 27 ayat 2, jaminan tentang pekerjaan dan penghidupan yang layak.
d. Pasal 27 ayat 3, jaminan tentang upaya pembelaan negara.
e. Pasal 28, jaminan kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan.
f. Pasal 28A, jaminan untuk mempertahankan hidup dan kehidupan.
g. Pasal 29 ayat 2, jaminan kemerdekaan untuk memeluk dan beribadat
menurut agama dan kepercayaannya.
h. Pasal 30 ayat 1, jaminan dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
i.
Pasal 31 ayat 1, jaminan mendapatkan pendidikan.
j.
Pasal 32 ayat 1, jaminan dalam memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.
k. Pasal 33 ayat 3, jaminan tentang ekonomi.
l.
Pasal 34 ayat 1, jaminan terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar.
3. Peraturan perundang-undangan apa saja yang menjamin persamaan hidup bagi
warga negara:
a.
UU No.40 tahun 1999 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
mengeluarkan pikiran dan tulisan melalui media massa dan pers.
b.
UU No.3 Tahun 2002, yaitu jaminan kepada warga negara untuk
membela negara melalui pertahanan negara.
152
c.
UU No.31 Tahun 2002 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
mendirikan partai politik
d.
UU No. 4 Tahun 2004 yaitu jaminan kepada warga negara untuk hak
praduga tak bersalah melalui kekuasaan kehakiman.
e.
UU No.20 Tahun 2003 yaitu jaminan kepada warga negara untuk
mengikuti wajib belajar 12 tahun.
4. a. Hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya:
1) Hak dan kewajiban memiliki Akta kelahiran
2) Hak dan kewajiban memiliki Kartu Keluarga
3) Hak dan kewajiban meniliki KTP jika sudah berusia 17 tahun
4) Hak dan kewajiban memperoleh layanan kesehatan maupun layanan
kemasyarakatan dari kelurahan setempat
5) Hak dan kewajiban memperoleh layanan informasi maupun layanan
kesejahteraan masyarakat, misalnya dana BLT, Raskin, Konfersi
minyak ke
gas.
b. Hak dan kewajibann tersendiri, dalam kehidupan berbangsanya, yaitu:
1) Hak dan kewajiban untuk melestarikan kebudayaan suku bangsanya
2) Hak dan kewajiban diperlakuan yang tidak diskriminatif, pada suku
bangsa tertentu.
3) Hak dan kewajiban untuk mengembangkan budaya nasional
4) Hak dan kewajiban untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia
5) Hak dan kewajiban untuk membela dan mempertahankan bangsa
Indonesia
c. Hak dan kewajiban warga negara dalam bidang tertentu yang berkaitan
dengan kehidupan bernegara antara lain sebagai berikut:
1) UU No. 31 Tahun 2002 tentang Parpol, yaitu warga negara berhak
menentukan pilihannya untuk menjadi salah satu anggota Parpol.
2) UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu, yaitu dengan adanya hak
warga negara dalam Pemilu, baik hak pilih aktif (memilih) maupun hal
pilih pasif (dipilih).
153
3) UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yaitu warga negara mempunyai
hak dalam mengeluarkan pikiran lisan ataupun tertulis.
4) UU No. 4 Tahun 2004 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan
kehakiman, yaitu adanya hak menolak dikenakan penangkapan tanpa
perintah yang sah, hak praduga tak bersalah, hak memperoleh bantuan
hukum, dan sebagainya.
5) UU No. 3 Tahun 2002 tentang pokok-pokok pertahanan dan
keamanan, yaitu membela negara dengan TNI, sedangkan khusus
untuk kepolisian negara, diatur tersendiri dengan UU No. 2 Tahun
2002.
5. Sifat UU No. 62 Tahun 1958 adalah diskriminatif terhadap WNI (Warga
Negara Indonesia) keturunan Tionghoa. Seharusnya WNI keturunan
memperoleh perlakuan dan kedudukan yang sama dengan WNI yang bukan
keturunan. Bila dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara, hal ini
berkaitan dengan pasal 27 ayat 1, yang berbunyi “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan tersebut dengan
tidak ada kecualinya”. Diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2006, sifat
diskriminatif terhadap WNI keturunan dihapuskan, dengan diberlakukannya
dwi kewarganegaran. Sehingga baik WNI keturunan maupun bukan
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan.
154
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/ Semester
: X/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Standar Kompetensi : Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam
berbagai aspek kehidupan
Kompetensi dasar
: Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indikator
:
- Mendeskripsikan landasan hukum yang menjamin
persamaan kedudukan warga negara
- Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
- Memberikan contoh perilaku yang menampilkan
persamaan kedudukan warga negara
- Menganalisis persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar :
-
Siswa dapat mendeskripsikan landasan hukum jaminan persamaan
kedudukan warga negara dengan benar
-
Siswa dapat menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tepat
-
Siswa dapat memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan
kedudukan warga negara secara benar
-
Siswa menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan benar
155
II. MATERI AJAR
1. Landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga negara
2. Persamaan kedudukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
3. Contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara
III. METODE PEMBELAJARAN
Metode tutor sebaya
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama 2 X 45 menit
No
1
Kegiatan
Kegiatan Guru
belajaran
Kegiatan Siswa
Alokasi
dan Tutor
Waktu
Kegiatan
10 menit
Awal
 Apersepsi

Mengulas materi

Menyimak
yang sudah
penjelasan
disampaikan pada
dan
siklus I
merespon
penjelasan
guru
 Motivasi

Melakukan

penjajagan kesiapan
Menanggapi
pertanyaan
belajar siswa untuk
dari guru
lebih serius dari
Siklus I
 Tujuan

Guru
pembelajar-
menginformasikan
an
kompetensi dasar
yang ingin dicapai
dalam proses
pembelajaran

Memperhatikan
penjelasan
guru
156
2
Kegiatan Inti
 Pelaksana-
70 menit
 Guru meminta siswa
 Membentuk
an metode
membentuk kelompok
kelompok yang
tutor
tutor sebaya
telah
sebaya
ditetapkan
bersama
dengan guru
 Pengarahan
 Guru meminta tutor
 Tutor maju
guru
untuk maju kedepan
kedepan untuk
kepada
kelas dan memberikan
mendapatkan
tutor
arahan tentang materi
pengarahan,
ajar, serta soal diskusi
sedang siswa
untuk dikerjakan
yang lain
membaca
materi yang
akan dibahas
 Melakukan
 Guru mengamati
 Tutor
Kegiatan
aktivitas siswa dan
menyampaikan
tutorial
tutor, dengan dibantu
materi arahan
oleh mitra (peneliti).
dari guru ke
kelompoknya,
dan memberi
bantuan serta
bimbingan
anggotanya
dalam
mengerjakan
soal diskusi
157
 Pembahasan hasil
 Memimpin
pembahasan hasil
 Memperhatikan penjelasan
jawaban
diskusi dan
dari guru,
soal diskusi
memberikan
mengeluarkan
klarifikasi bila
pendapat, dan
dibutuhkan
membetulkan
jawaban yang
masih salah
3
Kegiatan
15 menit
Penutup
 Kesimpulan
 Guru membimbing
 Ikut
siswa menyimpulkan
menyimpulkan
materi ajar yaitu
materi ajar
mengenai persamaan
yang sudah
kedudukan warga
selesai
negara dalam
dipelajari
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara
 Tindak
lanjut
 Meminta siswa
 Menyimak
mempelajari materi
penjelasan dari
yang sudah dipelajari
guru
untuk persiapan
melakukan post tes
siklus II pada
pertemuan berikutnya
158
Pertemuan Kedua 1 X 45 Menit
No
Kegiatan
Kegiatan Guru
Belajar
1
Kegiatan Tutor
Alokasi
dan Siswa
Waktu
Kegiatan
Mempersiapkan siswa
Mempersiapkan
Awal
melakukan post tes
diri untuk melaku-
siklus II
kan post tes siklus
10 menit
II
2
Kegiatan Inti
 Post tes
20 menit
 Membagikan soal
 Mengerjakan
post tes siklus II
soal post tes
kepada siswa
siklus II dengan
tertib
3
Kegiatan
15 menit
Penutup
 Mengumpulakan hasil  Menyerahkan
jawaban post tes
hasil jawaban
siklus II
post tes siklus II
 Guru membagikan
 Mengisi lembar
lembar angket pada
angket yang
siswa untuk
dibagikan guru
mengetahui
tanggapan
siswa terhadap
metode yang
digunakan dan
materi apa saja yang
sulit dipahami pada
Siklus II
159
 Mengumpulkan hasil
jawaban angket
 Menyerahkan
hasil jawaban
angket kepada
guru
V. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Media :
- Papan tulis + kapur tulis
- LCD
- Gambar tentang persamaan hak dan kewajiban warga negara
2. Sumber belajar :
- Buku pendidikan kewarganegaraan untuk SMK kelas X :
Setiadi, dan Listyarti, Retno.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk
SMK dan MAK Kelas X.Jakarata : Erlangga
Sanroso, Joko Budi.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas
X.Jakarta : Yudhistira
Winarno. 2006. Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara
- Modul untuk Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Semester Genap
- Udang-Undang Dasar 1945
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
VI. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Prosedur : Tes
Jenis
: Tes tertulis
Bentuk
: Pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 butir soal
160
Surakarta, 13 Mei 2009
Peneliti
Jussie Asriyanti
K6405021
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Pengampu
Dra. Sri Haryanti, M.M
Dra. Yuni Wijayanti
NIP.
NIP.
161
HAND OUT MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA
NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA,
DAN BERNEGARA
162
163
SOAL DISKUSI KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II
1. Sebutkan hak dasar warga negara, sepengetahuan kalian (minimal 5)!
2. Sebutkan kewajiban dasar warga negara, sepengetahuan kalian (minimal 5)!
3. Persamaan kedudukan warga negara, meliputi berbagai bidang kehidupan.
Sebutkan bidang-bidang tersebut dan berikan contohnya, masing-masing 4!
4. Perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dapat dimulai dari
lingkungan masyarakat. Coba berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari!
5. Tiap tahun masalah pengaguran dan kemiskinan di Indonesia bukan semakin
berkurang tapi bertambah. Hal ini selain dipicu oleh krisis global juga
berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Padahal
persoalan mengenai pekerjaan dan kemiskinan sudah diatur dalam UUD 1945.
Coba jelaskan pasal berapa yang berkaitan dengan permasalahan diatas?
Bagaimana seharusnya kewajiban pemerintah untuk mengatasi hal tersebut
diatas?
164
KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II
1. Hak-hak Dasar Warga Negara
a. Pasal 26 UUD 1945, yaitu untuk menyatakan diri sebagai warga negara
dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara.
b. Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945, yaitu memiliki persamaan kedudukan di
dalam hukum dan pemerintahan
c. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945, yaitu memperoleh pekerjaan dan penghidupan
yang layak.
d. Pasal 28 UUD 1945, yaitu memiliki kemerdekaan berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan.
e. Pasal 28A, yaitu berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai
hak asasi manusia.
f. Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, yaitu memperoleh jaminan untuk memeluk
salah satu agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.
g. Pasal 30 UUD 1945, yaitu berhak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
h. Pasal 31 UUD 1945, yaitu berhak untuk memperoleh pendidikan.
i.
Pasal 32 UUD 1945, yaitu berhak untuk mengembangkan kebudayaan
nasional.
j.
Pasal 33 UUD 1945, yaitu berhak untuk mengembangkan usaha-usaha
bidang ekonomi.
k. Pasal 34 UUD 1945, yaitu memperoleh jaminan pemeliharaan dari
pemerintah terhadap fakir miskin dan anak terlantar.
2. Kewajiban Dasar Warga Negara
Kewajiban dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang
kehidupan antara lain sebagai berikut:
a. Pembukaan UUD 1945 alinea I, yaitu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan.
b. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu menjunjung tinggi dan setia
kepada konstitusi negara dan dasar negara.
165
c. Pasal 23 Ayat 2, yaitu kewajiban membayar pajak untuk negara.
d. Pasal 27 Ayat 1, yaitu wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
dengan tidak ada kecuali.
e. Pasal 27 Ayat 3, yaitu kewajiban pembelaan negara
f. Pasal 30 Ayat 1, yaitu kewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
g. Pasal 31 Ayat 2, yaitu kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar.
h. Pasal 35, yaitu menghornati bendera negara Indonesia Sang Merah Putih.
i.
Pasal 36, yaitu wajib menghormati bahasa negara, bahasa Indonesia.
j.
Pasal 36A, yaitu wajib menjunjung tinggi lambang negara Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
k. Sesuai dengan Pasal 36B, yaitu wajib menghormati lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
3. Persamaan kedudukan warga negara, meliputi berbagai bidang kehidupan dan
masing-masing contonya (4):
a. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang politik
5) Mempunyai kesempatan yang sama untuk mendirikan partai politik.
6) Mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus atau
anggota partai politik.
7) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam memperebutkan jabatanjabatan politik, seperti presiden dan wakil presiden, menteri, kepala
daerah, anggota DPR, anggota DPD, atau anggota DPRD.
8) Menggunakan hak pilihnya, baik hak pilih pasif maupun hak pilih
aktif.
b. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi
1) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha.
2) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengembangkan bisnis.
3) Hak yang sama dalam mendirikan badan usaha swasta.
4) Hak yang sama dalam mendapatkan bahan baku.
c. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial
budaya
166
1) Hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan.
2) Hak yang sama dalam memilih pendidikan.
3) Hak yang sama dalam mengembangkan bakat dan minat.
4) Hak yang sama dalam mengembangkan kebudayaan.
d. Mendapatkan
persamaan
kedudukan
dalam
bidang
hukum
dan
pemerintahan
1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum.
2) Hak mendapatkan perlindungan hukum.
3) Hak mendapatkan kewarganegaraan.
4) Hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif.
4. Contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dapat dimulai dari
masyarakat yaitu:
a. Menjaga tali persaudaraan dalam suatu lingkungan rukun tetangga yang
terdiri dari berbagai suku.
b. Kebiasaan menggosip, menggunjingkan keburukan orang lain.
c. Menyulut rasa iri atas harta atau penampilan yang lebih dari orang lain
adalah hal-hal yang harus dihilangkan.
d. Tidak mengagung-agungkan ajaran agama sendiri atau mengagungagungkan suku sendiri, juga dapat memicu pertengkaran antar warga.
e. Saling menghormati meskipun memiliki agama, suku, ras, atau antar
golongan yang berbeda.
5. Masalah pengangguran berkaitan dengan pasal 27 ayat 2 yang bunyinya,
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Sedangkan kemiskinan terkait dengan padal 34 yang
bunyinya, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar terlantar dipelihara oleh
negara”. Kewajiban negara dalam hal ini melalui pemerintah adalah
memajukan kesejahteraan umum, negara berkewajiban memelihara fakir
miskin dan anal-anak terlantar, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak, membuka lapangan pekerjaan seluasluasnya, dll.
167
DAFTAR KELOMPOK TUTOR SEBAYA
Nama Tutor
Nama Anggota
Kelompok I:
1. Kiki Isnawati
Apilana Kristi
2. Indah Permata Sari
3. Ayu Anita
4. Lutvicka Luciana
5. Dwi Oktaviani
Kelompok II:
1. Maria Untung
Diyan Kristiani
2. Dita Andini
3. Kristian Septianti
4. Ike Wulandari
Kelompok III:
1. Isnaini Putri
Fransiska Tri Agustin
2. Evi Puspitasari
3. Dewi Tirta Sari
4. Dwi Nita Puspitasari
Kelompok IV:
1. Anita Melya Sari
Indah Setyowati
2. Eka Yuliana
3. Diana Natalia
4. Lestiyani
Kelompok V:
1. Ana Chairul
Katarina Sri Jumiani
2. Asih Nuryati
3. Atik Fitriyaningsih
4. Dwi Lestari
168
DAFTAR NILAI HASIL PRE TES
Mata Pelajaran: PKn
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
NAMA
Ana Chairul Norma Amin
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
JUMLAH
RATA-RATA
NILAI
60
60
75
75
50
60
70
50
60
70
60
50
55
60
45
80
50
60
70
40
75
60
50
60
60
70
1685
64,80
Kelas: X Akuntansi 1
KETERANGAN
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS




















































8
18
169
DAFTAR NILAI POST TES SIKLUS I
Mata Pelajaran: PKn
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Ana Chairul Norma Amin
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
JUMLAH
RATA-RATA
NILAI
60
70
80
65
55
60
70
65
70
80
60
50
55
75
60
85
65
70
80
70
80
70
60
65
75
70
1765
67,88
Kelas: X Akuntansi 1
KETERANGAN
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS




















































14
12
170
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS I
No
Aspek yang Dinilai
Penilaian
5
4
3
1.
Membuka pelajaran
√
2.
Memberi Apresepsi
√
3.
Memberi motivasi
√
4.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
6.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
√
7.
Memberi petunjuk kepada tutor
√
8.
Mengawasi proses tutorial
√
9.
Menanggapi pertanyaan dan pendapat siswa
√
10.
Memberikan klarifikasi saat dibutuhkan
√
11
Memberikan kesimpulan
√
12
Menutup pelajaran
√
Keterangan :
5
: Sangat baik
4
: Baik
3
: Cukup
2
: Kurang
1
: Sangat kurang
2
1
171
HASIL OBSERVASI KINERJA TUTOR SEBAYA
SIKLUS I
No
Aspek yang Diamati
1.
Tutor memastikan teman
dalam kelompok dapat
mengerjakan soal diskusi
Tutor membantu teman
dalam kelompok mengenai
hal yang belum jelas
Tutor melibatkan teman
dalam mengerjakan soal
diskusi
Tutor
memberikan
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dari teman
Tutor mengatur waktu
diskusi dengan baik
Jumlah aspek yang diamati
2.
3.
4.
5.
Keterangan
:
Nama Tutor
:
1.
: Apilana Kristi
2.
: Diyan Kristiani
3.
: Fransiska Tri Agustin
4.
: Indah Setyowati
5.
: Katarina Sri Jumiani
Kategori Penilaian:
20 < x ≤ 25
: Baik Sekali
15 < x ≤ 20
: Baik
10 < x ≤ 15
: Cukup
1
Tutor Sebaya
2
3
4
5
B=4
B=4
BS = 5
B=4
C=3
B=4
B=4
BS = 5 BS = 5
C=3
B=4
C=3
B=4
B=4
B=4
B=4
C=3
B=4
B=4
C=3
B=4
B=4
B=4
B=4
B=4
20
18
22
21
17
172
HASIL SKOR KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I
Aspek yang Diamati
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nama Siswa
Ana Chairul Norma A
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
Keakifan
siswa
selama
apersepsi
Keaktifan
siswa
mengikuti
kegiatan
tutorial
Keaktifan
siswa
bekerjasa
ma dalam
menyelesaikan
tugas
kelompok
Keaktif
siswa
menyam
paikan
pertanyaan dan
pendapat
saat KBM
C=3
C=3
SB = 5
B=4
K=2
C=3
B=4
C=3
C=3
SB = 5
C=3
K=2
C=3
C=3
K=2
SB = 5
B=4
B=4
SB = 5
C=3
SB = 5
B=4
C=3
B=4
C=3
B=4
C=3
C=3
SB =5
B=4
C=2
C=3
B=4
B=4
B=4
B=4
K=2
C=3
C=3
B=4
C=3
SB = 5
B=4
B=4
B=4
C=3
SB = 5
B=4
C=3
B=4
C=3
B=4
B=4
C=3
SB =5
SB = 5
C=3
C= 3
B=4
C=3
B=4
SB = 5
C=3
K=2
C=3
B=4
C=3
SB = 5
B=4
SB = 5
SB = 5
B=4
SB = 5
SB = 5
C=3
C=3
B=4
B=4
K=2
K=2
SB = 5
B=4
C=3
K=2
B=4
C=3
C=3
B=4
K=2
K=2
C=3
K=2
K=2
SB = 5
K=2
SB = 5
B=4
C=3
SB = 5
SB = 5
C=3
C=3
C=3
C=3
Ketuntasan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran:
Skor
: 16 < x ≤ 20 : Kategori Sangat Baik = 8 orang
Skor
: 12 < x ≤ 16 : Kategori Baik
= 9 orang
Skor
: 8 < x ≤ 12
= 9 orang
: Kurang Baik
Jumlah
Skor
12
11
20
17
10
11
16
13
14
18
10
9
12
13
10
20
14
18
18
13
20
18
12
14
13
15
173
DAFTAR NILAI POST TES SIKLUS II
Mata Pelajaran: PKn
NO.
NAMA
NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Ana Chairul Norma Amin
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
JUMLAH
RATA-RATA
70
75
90
75
60
70
85
75
70
75
70
60
65
80
70
95
75
80
90
70
85
75
70
70
75
80
1955
75,19
Kelas: X Akuntansi 1
KETERANGAN
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS




















































23
3
174
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU
SIKLUS II
No
Aspek yang Dinilai
Penilaian
5
4
1.
Membuka pelajaran
√
2.
Memberi Apresepsi
√
3.
Memberi motivasi
√
4.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
6.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
7.
Memberi petunjuk kepada tutor
√
8.
Mengawasi proses tutorial
√
9.
Menanggapi pertanyaan dan pendapat siswa
√
10.
Memberikan klarifikasi saat dibutuhkan
√
11
Memberikan kesimpulan
√
12
Menutup pelajaran
√
Keterangan :
5
: Sangat baik
4
: Baik
3
: Cukup
2
: Kurang
1
: Sangat kurang
√
3
2
1
175
HASIL OBSERVASI KINERJA TUTOR SEBAYA
SIKLUS II
No
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek yang Diamati
1
Tutor Sebaya
2
3
4
5
Tutor memastikan teman
dalam kelompok dapat BS = 5 BS = 5 BS = 5 BS = 5 BS = 5
mengerjakan soal diskusi
Tutor membantu teman
dalam kelompok mengenai B = 4
B = 4 BS = 5 BS = 5 B = 4
hal yang belum jelas
Tutor melibatkan teman
dalam mengerjakan soal BS = 5 BS = 5 BS = 5 BS = 4 BS = 4
diskusi
Tutor
memberikan
pertanyaan dan menjawab B = 4
C=3
B=4
B=4
C=3
pertanyaan dari teman
Tutor mengatur waktu
B=4
C=3
B=4
B=4
B=4
diskusi dengan baik
Jumlah aspek yang diamati
22
20
23
22
20
Keterangan
:
Nama Tutor
:
1.
: Apilana Kristi
2.
: Diyan Kristiani
3.
: Fransiska Tri Agustin
4.
: Indah Setyowati
5.
: Katarina Sri Jumiani
Kategori Penilaian:
20 < x ≤ 25
: Baik Sekali
15 < x ≤ 20
: Baik
10 < x ≤ 15
: Cukup
176
HASIL SKOR KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II
Aspek yang Diamati
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nama Siswa
Ana Chairul Norma A
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
Keakifan
siswa
selama
apersepsi
Keaktifan
siswa
mengikuti
kegiatan
tutorial
Keaktifan
siswa
bekerjasa
ma dalam
menyelesaikan
tugas
kelompok
Keaktif
siswa
menyam
paikan
pertanyaan dan
pendapat
saat KBM
B=4
C=3
SB = 5
B=4
C=3
C=3
SB = 5
B=4
B=4
SB = 5
C=3
C=3
B=4
B=4
C=3
SB = 5
B=4
B=4
SB = 5
C=3
SB = 5
B=4
C=3
B=4
B=4
B=4
B=4
B=4
SB = 5
B=4
C=3
B=4
B=4
B=4
B=4
SB = 5
B=4
C=3
C=3
B=4
B=4
SB = 5
SB = 5
SB = 5
SB = 5
B=4
SB = 5
SB = 5
B=4
B=4
SB = 5
SB = 5
C=3
B=4
SB = 5
B=4
C=3
B=4
B=4
B=4
B=4
SB = 5
C=3
C=3
B=4
B=4
B=4
SB = 5
SB = 5
SB = 5
SB = 5
B=4
SB = 5
SB = 5
B=4
SB = 5
B=4
SB = 5
C=3
C=3
SB = 5
B=4
C=3
B=4
B=4
C=3
B=4
SB = 5
C=3
C=3
C=3
SB = 5
B=4
SB = 5
B=4
B=4
SB = 5
B=4
SB = 5
SB = 5
B=4
B=4
B=4
SB = 5
Ketuntasan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran:
Skor
: 16 < x ≤ 20 : Kategori Sangat Baik = 13 orang
Skor
: 12 < x ≤ 16 : Kategori Baik
= 11 orang
Skor
: 8 < x ≤ 12
= 2 orang
: Kurang Baik
Jumlah
Skor
14
14
20
16
12
15
17
15
16
20
13
12
14
17
15
20
18
18
20
15
20
19
15
17
17
19
177
DAFTAR NILAI TIAP SIKLUS
Mata Pelajaran: PKn
Nilai
Nama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Kelas X Akuntansi 1
Ana Chairul Norma Amin
Anita Melya Sari
Apilana Kristi
Asih Nuryati
Atik Fitriyaningsih
Ayu Anita
Dewi Tirta Sari
Diana Natalia
Dita Andini Saputri
Diyan Kristiyani
Dwi Lestari
Dwi Nita Pusparini
Dwi Oktaviani
Eka Yuliana
Evi Puspitasari
Fransiska Tri Agustin
Ike Wulandari
Indah Permata Sari
Indah Setyowati
Isnaini Putri
Katarina Sri Jumiani
Kiki Isnawati
Kristian Septianti
Lestiyani
Lutvicka Luciana
Maria Untung
JUMLAH
RATA-RATA
Awal
60
60
75
75
50
60
70
50
60
70
60
50
55
60
45
80
50
60
70
40
75
60
50
60
60
70
1685
64,80
Siklus I
60
70
80
65
55
60
70
65
70
80
60
50
55
75
60
85
65
70
80
70
80
70
60
65
75
70
1765
67,88
Siklus II
70
75
90
75
60
70
75
75
70
85
70
60
65
80
70
95
75
80
90
70
85
75
70
70
75
80
1955
75,19
Download