i UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009) Disusun Oleh : Jussie Asriyanti K6405021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009) Disusun Oleh : Jussie Asriyanti K6405021 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 iii HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Sri Haryati, M.Pd NIP. 19520526 198003 2 001 Winarno, S.Pd, M.Si NIP. 19710813 199702 1 001 iv HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : Ketua : Drs. Machmud AR, S.H, M.Si ......................... Sekretaris : Drs. ES Ardinarto, M.Pd Anggota I : Dr. Sri Haryati, M.Pd .......................... ........................ Anggota II : Winarno, S.Pd, M.Si Disusun oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 .......................... v ABSTRAK Jussie Asriyanti. UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober. 2009. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan Metode Tutor Sebaya dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana tiap siklus terdiri atas tahap: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi, angket, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dengan menggunakan analisis kritis yaitu dengan membandingkan hasil dari tindakan dalam tiap siklus dengan indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan Metode Tutor Sebaya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Prestasi belajar siswa dari hasil pre tes 30,76% atau 8 siswa dengan perolehan rata-rata kelas 64,80, pada siklus I meningkat menjadi 53,84% atau 14 siswa, dengan perolehan ratarata kelas 67,88. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,46% atau 23 siswa dengan perolehan rata-rata kelas 75,19. Sedangkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan metode Tutor Sebaya, menunjukkan peningkatan dari 65,38 % atau 17 siswa pada siklus I, menjadi 92,30% atau 24 siswa pada siklus II. vi ABSTRACT Jussie Asriyanti. THE EFFORT TO IMPROVE ACHIEVEMENT LEARN’S STUDENT IS THROUGH OF METHOD OF PEER TEACHING AT ELEMENTARY ANALYSE INTEREST DOMICILE EQUATION CITIZEN IN SOCIETAL LIFE, NATION, AND HAVE STATE (Class Room Action Research In Student Class X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta in 2008/2009 Academic Year). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. October. 2009. The purpose of this to know use of Method of Peer Teaching in the effort make up of achievement learn’s student class X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta at elementary analyse interest equation domicile citizen in socital life, nation, and have state. This research represent research of class action (class room action research) are designed in two cycle, where every cycle are consists of phase: (1) action planning, (2) action execution, (3) observation, (4) reflection. This research subject is class student X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta which are 26 student. Technique data collecting have been done with tes, observation, enquette, documentation, and interview. Data analysis by using critical analysis that is by comparing result from action in every cycle with specified performance indicator. Based to research which have beeb done, it can be concluded that there were make up of achievement learn’s student through used of Method of Peer Teaching analysis interest equation domicile citizen in societal life, nation, and have state. Achievement learn’s student from result of pre tes 30,76% or 8 student with acquirement of class mean 64,80, I cycle pads mounted to become 53,84% or 14 student, with acquirement of class mean 67,88. While II cycle pads mounted to become 88,46% or 23 student with acquirement of class mean 75,19. While live lines of student in following study used a peer teaching, showing improvement from 65,38% or 17 I cycle pads student, becoming 92,30% or 24 II cycle pads student. vii MOTTO “Akar prestasi sejati adalah niat untuk mencapai yang terbaik” (Harold Yaylor) “Hidup paling berharga bila digunakan untuk sesuatu yang bermakna abadi” (William James) “Diantara semua perkataan dan tulisan, yang tersedih adalah bahwa sebenarnya kita bisa” (John Greenleaf Whittier) viii PERSEMBAHAN Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan YME, karya sederhana ini dipersembahkan kepada: Bapak Koeswidhiyanto dan Ibu Lestari tercinta, Adik Kian Adi Bramasto dan Andi SM terkasih, Teman-teman PKn Angkatan 2005 tersayang, Almamater ix KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Winarno, S.Pd, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Dosen Prodi PKn yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepala sekolah SMK Kristen 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Dra. Yuni Wijayanti, selaku Guru Pengampu Pendidikan kewarganegaraan, serta siswa kelas X Akuntansi 1 di SMK Kristen 1 Surakarta yang telah membantu untuk kelancaran dalam penelitian ini. x 8. Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini telah semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan. Surakarta, Oktober 2009 Penulis xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iv ABSTRAK .............................................................................................................v ABSTRAC ..............................................................................................................vi HALAMAN MOTTO ..........................................................................................vii HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................viii KATA PENGANTAR ........................................................................................vix DAFTAR ISI .........................................................................................................xi DAFTAR TABEL ................................................................................................xv DATAR GAMBAR ............................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvii BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah …………………......................................1 B. Identifikasi Masalah ………………………………........................5 C. Pembatasan Masalah …………………………...............................5 D. Perumusan Masalah ……………………….............…...................5 E. Tujuan Penelitian ………………………….....................................6 F. Manfaat Penelitian ………………………………...........................6 BAB II. KAJIAN TEORI ………………………............................................7 A. Kajian Teori …...…………………………....................................7 1. Teori Belajar dan Prestasi Belajar.............................................7 2. Teori Belajar dan Metode Mengajar ......................................18 3. Hubungan Prestasi Belajar dan Metode Tutor Sebaya...........27 4. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbanga, dan Bernegara .........28 B. Penelitian yang Relevan ................................................................37 C. Kerangka Berpikir .........................................................................38 xii D. Hipotesis Tindakan ........................................................................40 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................41 A. Setting ............................................................................................41 1. Tempat Penelitian ......................................................................41 2. Waktu Penelitian .……………….…….....................................41 B. Subyek Penelitian ………………….…........................................42 C. Pendekatan Penelitian …...…………….……............…...............42 D. Sumber Data ..................................................................................44 1. Siswa .........................................................................................44 2. Tempat dan Peristiwa .................................................................44 3. Dokumen ....................................................................................44 4. Informan .....................................................................................44 E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..............................................45 1. Tes ...........................................................................................45 2. Observasi .................................................................................45 3. Angket .....................................................................................45 4. Dokumentasi ...........................................................................46 5. Wawancara ..............................................................................46 F. Validitasi Data ...............................................................................47 G. Analisis Data .................................................................................48 H. Indikator Kinerja ...........................................................................49 I. Prosedur Penelitian .......................................................................50 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................57 A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ...........................57 1. Profil Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta ................................57 2. Visi Misi dan Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta .....................59 3. Keadaan Guru SMK Kristen 1 Surakarta ...............................59 4. Keadaan Siswa SMK Kristen 1 Surakarta .............................61 5. Keadaan Lingkungan Sarana dan Prasarana Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta .........................................62 6. Subyek Penelitian ....................................................................63 xiii a. Profil Guru Mitra ...............................................................63 b. Profil Siswa .......................................................................64 B. Deskripsi Umum Pembelajaran……….........................................65 1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ........................................................65 2. Penelitian Siklus I ...................................................................68 3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian ...................................................................76 4. Penelitian Siklus II ..................................................................85 5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian ...................................................................90 C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Penerapan Metode Tutor Sebaya Pada Kompetensi Menganalisis Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat, berbangsa, danBernegara ...............100 1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan Metode Tutor Sebaya .................................100 2. Implikasi Metode Tutor Sebaya terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Kompetensi Menganalisis Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara .....................................................101 3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Metode Tutor Sebaya ............................102 4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Metode Tutor Sebaya .........................................................................103 xiv BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................….……...103 A. Kesimpulan …………………………..............…….......................103 B. Implikasi …………………………………….................................103 C. Saran ……………………………………………….......................104 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................105 LAMPIRAN ......................................................................................................108 xv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jadual Kegiatan Penelitian ………......................................................41 Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian ....................................... ........................49 Tabel 3. Data Guru SMK Kristen 1 Surakarta ..................................................60 Tabel 4. Jumlah Murid Tiap Kelas SMK Kristen 1 Surakarta ..........................62 Tabel 5. Sarana & Prasarana SMK Kristen 1 Surakarta ...................................63 Tabel 6. Daftar Nama Siswa Kelas X Akuntansi 1 ...........................................65 Tabel 7. Hasil Pre Tes Siswa Kelas X Akuntansi 1 ..........................................76 Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 Pada Siklus I ....................77 Tabel 9. Data Keaktifan Siswa Pada Siklus I ...................................................78 Tabel 10. Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa Siklus I ...............................80 Tabel 11. Hasil Angket Kesulitan Materi Pada Siklus I .....................................81 Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 Pada Siklus II ...................90 Tabel 13. Data Kektifan Siswa Pada Siklus II ....................................................91 Tabel 14. Hasil Angket Balikan Siswa Siklus II .................................................93 Tabel 15. Hasil Angket Kesulitan Materi Siklus II ..... .......................................94 Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 ....................98 Tabel 17. Perbandingan Tingkat Keaktifan Siswa Kelas X Akuntansi 1 ...........99 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar1. Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................39 Gambar 2. Siklus PTK ....................................................................................43 Gambar 3. Model Analisis Interaktif ...............................................................49 Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian .............................................................56 Gambar 5. Grafik Hasil Pre Tes ......................................................................76 Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ......................................77 Gambar 7. Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I ............78 Gambar 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II ...........................90 Gambar 9. Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus II .......... 91 Gambar 10 Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...................98 Gambar 11. Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ......................................................................99 xvii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Soal-Soal Pre Tes .......................................................................109 Lampiran 2. Soal-Soal Siklus I ........................................................................114 Lampiran 3. Soal-Soal Siklus II .......................................................................120 Lampiran 4. Lembar Observasi Kinerja Guru ..........……………...................126 Lampiran 5. Lembar Observasi Kinerja Tutor ...........………….....................127 Lampiran 6. Lembar Observasi Keaktifan Siswa ................………................129 Lampiran 7. Angket Tanggapan Balikan Siswa ……......................................131 Lampiran 8. Angket kesulitan Materi ..............................................................132 Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian ...........................................…...............133 Lampiran 10. Pedoman Wawancara …..............................................................136 Lampiran 11. Hasil Wawancara .......…………................................................138 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..............................142 Lampiran 13. Soal Diskusi Kelompok Belajar Siklus I ………........................150 Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……….................154 Lampiran 15. Soal Diskusi Kelompok Belajar Siklus II ……….......................163 Lampiran 16. Daftar Kelompok Tutor Sebaya ..................................................167 Lampiran 17. Daftar Nilai Pre Tes …………....................................................168 Lampiran 18. Daftar Nilai Post Tes Siklus I …………….................................169 Lampiran 19. Hasil Observasi Kinerja Guru Pada SiklusI …..........…..............170 Lampiran 20. Hasil Observasi Kinerja Tutor Sebaya Pada Siklus I...........…....171 Lampiran 21. Hasil Skor Keaktifan Siswa pada Siklus I …………...................172 Lampiran 22. Daftar Nilai Post Tes Siklus II ……..………..............................173 Lampiran 23. Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II .............................174 Lampiran 24. Hasil Observasi Kinerja Tutor Sebaya Pada Siklus II ................175 Lampiran 25. Hasil Skor Keaktifan Siswa Pada Siklus II .................................176 Lampiran 26. Daftar Nilai Tiap Siklus ..............................................................177 Lampiran 27. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret .................................................178 xviii Lampiran 28. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tentang Ijin Menyusun Skripsi/ Makalah ................179 Lampiran 29. Surat Ijin Penelitian Kepada Kepala Sekolah ............................180 Lampiran 30. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ........................181 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Belajar adalah suatu proses mengkonstruksikan perilaku aktif siswa untuk menuju perubahan yang dengan sengaja diciptakan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap kompetensi dasar, yang hasilnya diwujudkan dalam prestasi belajar. “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu berasal dari diri siswa yaitu faktor internal dan yang berasal dari luar diri siswa yaitu faktor eksternal” (Slameto, 1995:54). Faktor internal meliputi: fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera dan faktor psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motivasi, kemampuan kognitif. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa diantaranya, faktor lingkungan siswa yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta faktor instrumental yaitu kurikulum/ bahan pengajaran, sarana, fasilitas, dan metode mengajar. Metode mengajar merupakan strategi atau teknik yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi/ bahan ajar kepada siswa. Pemilihan metode mengajar akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Maka dari itu seorang guru harus mampu membuat kombinasi atau variasi dalam memilih metode mengajar yang tepat untuk memudahkan siswa menerima materi/ bahan ajar. Selain disesuaikan dengan komponen-komponen yang lain, seperti materi pelajaran, siswa, guru, dan fasilitas. Ada berbagai macam metode mengajar, diantaranya metode ceramah, diskusi, demonstrasi, resitasi, percobaan, latihan pemecahan masalah, dan lain-lain. Berbagai macam metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Kenyataan yang terjadi di lapangan guru-guru mata pelajaran PKn di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), masih menggunakan metode pembelajaran konvensional atau tradisional, yaitu metode ceramah. Metode mengajar tersebut, berakibat pada pembelajaran yang berlangsung menjadi monoton dan membosankan. Materi pembelajaran PKn yang bersifat teoritis akan membuat 1 2 tantangan tersendiri, bagi guru mata pelajaran tersebut dalam menyajikan proses pembelajaran yang menarik minat siswa, supaya dapat mengikutinya dengan baik dan benar. Hal tersebut diatas terjadi pula di Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) Kristen 1 Surakarta. SMK Kristen 1 Surakarta, yang terdiri dari empat program keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan, dan Multimedia. Semua Program keahlian tersebut di atas, memperoleh mata pelajaran PKn. Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas X Akuntansi 1. Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan. Diketahui, kelas tersebut memiliki prestasi belajar PKn yang rendah. Rata-rata nilai ulangan harian di kelas X Akuntansi 1 yaitu 63,46 dari batas tuntas 70,00. Dari 26 siswanya, hanya 34% siswa yang mencapai ketuntasan yaitu 9 anak, dan 66% siswa yang belum mencapai ketuntasan yaitu 17 anak. Prestasi belajar yang rendah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor eksternal, yang diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Pada saat siswa mengikuti proses belajar, kurangnya inovasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton dan membosankan. Hal tersebut nampak dari respon yang diberikan siswa kepada guru saat mengajar. Masih ada siswa yang berbicara sendiri, melamun, bahkan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Kondisi seperti itu, terjadi selama pembelajaran. Siswa cenderung diam saat guru melontarkan pertanyaan maupun saat guru bertanya mengenai pemahaman siswa dalam menyerap materi yang telah di sampaikan oleh guru di kelas. Ada rasa enggan, malu, dan kesulitan dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan mengenai materi pelajaran kepada guru. Siswa cenderung pasif selama pembelajaran berlangsung. Komunikasi terjadi dalam satu arah saja, yaitu pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran dan siswa diam mendengar. Tidak terjadinya umpan balik dari siswa untuk guru. Siswa akan merespon jika guru menanyakannya kepada siswa, namun bila guru diam, siswa juga tidak memiliki 3 keinginan untuk mempertanyakan kesulitan mereka kepada gurunya. Faktor psikologi siswa terhadap guru di duga melatar belakangi perilaku siswa saat pembelajaran PKn. Seperti rasa sungkan, takut, maupun tidak adanya kedekatan emosional antara siswa dengan gurunya. Sehingga, tercipta suatu jarak. Untuk menjembatani permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode belajar yang baru dari yang biasa dilakukan. Dari uraian di atas, maka diperlukan adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab. Tutor sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan, bertujuan memberikan bantuan kepada siswa, untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Kelebihan metode tutor sebaya dibanding dengan metode yang lain, yaitu tutor sebaya dalam menyampaikan informasi lebih mudah dipahami oleh tutee (siswa yang d ajar)sebab bahasanya sama dengan teman sebayanya, siswa dalam mengemukakan kesulitan kepada tutor lebih terbuka karena temanya sendiri, suasana pembelajaran yang rileks bisa menghilangkan rasa takut, mempererat persahabatan, ada perhatian terhadap perbedaan karakteristik, konsep mudah dipahami, siswa tertarik untuk bertanggung jawab yaitu melatih belajar mandiri. “Metode tutor sebaya yaitu sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya” (Akrom, 2007, http://smkswadayatmg wordpress.com/2007/09/). Melalui metode tutor sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih memahaminya. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya, dan 4 mengeluarkan pendapat secara bebas sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi, sistem pengajaran dengan Metode Tutor Sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman, yang sebenarnya merupakan kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman dengan mengembangkan mengajar kemampuan temannya, yang lebih sedang baik yang untuk ditutori akan mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn , terjadi apabila seorang siswa dapat menjelaskan pengetahuan yang mereka dapat kepada siswa yang lain. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada, pada diri pribadi siswa yang memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dari siswa lain dalam mata pelajaran PKn, maka dapat dilakukan dengan penggunaan Metode Tutor Sebaya. Tutor sebaya dapat membantu teman sebayanya yang berprestasi rendah, dalam kegiatan belajar. Serta membantu kinerja guru dalam memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian tindakan kelas dengan metode tutor sebaya, akan peneliti aplikasikan pada kompetensi dasar “Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”, dengan dasar pertimbangan dari hasil wawancara peneliti terhadap guru mata pelajaran PKn, bahwa kompetensi ini sulit apabila hanya dikaji oleh siswa secara individu. Sebab, bahan ajar yang akan dikaji oleh siswa terdiri dari uraian pasal dalam UUD 1945 mengenai hak dan kewajiban siswa, beserta peraturan perundang-undangan yang mendukung, dan selain itu menuntut siswa untuk berpikir pada tingkat analisis. Hal tersebut, menjadi dasar guru untuk menyampaikan bahan ajar tersebut, dalam bentuk diskusi antar siswa. Karena akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila dilakukan dalam suatu kelompok belajar dengan dipimpin oleh tutor sebaya yaitu teman sebayanya yang lebih pandai dalam menerima dan memahami pembelajaran PKn, disertai oleh pengarahan dari guru mata pelajaran PKn di kelas tersebut. 5 Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa melalui Metode Tutor Sebaya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara (Penelitian Tidakan Kelas di kelas X AK 1 SMK Kristen Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009)”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diterapkan selama ini pada tiap kelas belajar adalah metode konvensional, yaitu ceramah bervariasi. 2. Proses pembelajaran yang terjadi hanya satu arah yaitu berpusat pada guru (teacher center). 3. Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 4. Prestasi belajar PKn siswa yang rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan difokuskan pada prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi 1 pada mata pelajaran PKn yang rendah. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan dicobakan metode tutor sebaya, pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ? 6 E. Tujuan penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini menegaskan kembali bahwa melalui penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami mata pelajaran PKn yang disampaikan oleh guru. Sehingga berdampak pada capaian prestasi belajarnya. b. Bagi Guru Sebagai masukan bagi guru di bidang studi PKn dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan tiap kelas, pada mata pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan prestasi belajar kepada siswanya. c. Bagi Peneliti Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan PKn, serta untuk membekali peneliti sebagai calon guru menentukan metode mengajar khususnya metode tutor sebaya. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Teori Belajar dan Prestasi Belajar a. Belajar “Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya, melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan, pertumbuhan atau intrinsik”. ( Syaiful Sagala, 2008:39). Banyak teori belajar menurut literatur psikologi, teori itu bersumber dari teori atau alairan psikologi. Menurut Syaiful Sagala ( 2008:39) secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu “1) teori disiplin mental, 2) teori behaviorisme, dan 3) teori cognitif gestalf – filed”. Adapun penjelasan dari tiga rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi, adalah sebagai berikut: 1) Teori Disiplin Mental Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles) menganggap bahwa “ Dalam belajar mental siswa didisiplinkan atau dilatih”. Menurut teori rumpun psikologi teori atau teori disiplin mental ini individu memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi – potensi tertentu. Belajar adalah mengembangkan diri dari kekuatan, kemampuan dan potensi individu. Herbert (1776-1841) mempunyai teori yaitu teori Vorstellungen yang dapat diterjemahkan sebagai tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran, jadi belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyak banyaknya dan sejelas- jelasnya pada kesadaran individu. Jean Jaques Rousseau mengemukakan anak memiliki potensipotensi yang terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi- potensi tersebut. Jean Jaques Rousseau mempunyai teori yang berlawanan dengan teori disiplin mental yaitu teori yang disebut natural unfoldment. Menurut teori ini, anak akan berkembang secara alamiah. 7 8 Selain natural unfoldment teori yang berlawanan dengan teori disiplin mental adalah teori apersepsi, menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan –gagasan lama yang sudah membentuk pikiran (mind). Teori ini di kembangkan oleh Johan Frederich Herbert (1776-1841), teori ini di kembangkan secara sistematis dari teori tabularasa mengenai pikiran. 2) Teori Behaviorisme Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang diamati atau diukur. Tokoh yang terkenal adalah Thorndike (1874-1949) teori yang dihasilkan adalah teori belajar conectionism karena belajar merupakan koneksi antara stimulus dan respon. proses pembentukan koneksiIvan Pavlov (1849-1936) menghasilkan teori belajar yang disebut clasial condition atau stimulus substitution. Teori penguatan atau reinforcement merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori koneksionisme. Prinsip – prinsip belajar menurut teori behaviorime yang dikemukakan oleh Harley dan Davis (1978) yang banyak dipakai adalah (1) proses belajar dapat terjadi dengan baik jika siswa terlibat secara aktif didalamnya; (2) materi pelajaran diberikan dalam bentuk unit – unit kecil dan diatur sedemikian rupa sehingga hanya perlu memberikan suatu respon tertentu saja; (3) tiaptiap respon perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga siswa dapat dengan segera mengetahui apakah respon yang diberikan bertul atau tidak; dan (4) perlu diberikan penguatan setiap kali siswa memberikan respon apakah bersifat positif atau negatif. Penguatan yang bersifat positif akan lebih baik karena memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa, sehingga ia inggin mengulang kembali respon yang telah diberikan. Jadi suatu respon diperkuat oleh penghargaan berupa nilai yang tinggi dari kemampuannya menyelesaikan soal-soal ujian. Pemberian nilai adalah penerapan teori penguatan yang disebut juga operant conditioning tokoh utamanya adalah Skinner yang mengembangkan program pengajaran dengan berpegang pada teori penguatan tersebut. 9 3) Teori Cognitif Gestalt - Filed Teori Gestalt ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-1945) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Kohler menyatakan bahwa belajar serta mencapai hasil adalah proses yang didasarkan insight. Gestalt berpendapat bahwa pengamatan adalah bersifat totalitas atau keseluruhan, bagian – bagian barulah muncul kemudian secara analitis. Kurt Lewin mengembangkan teori belajar cognitive filed berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekutan- kekuatan, baik yang dari dalam diri individu atau dari luar diri individu. Dalam buku Effective Teaching Teori dan Aplikasi (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008: 2328) “menampilkan dua tokoh psikologi pionir yang mendukung teori belajar kognitif, yang memiliki pengaruh berkelanjutan pada bagaimana kita memangdang belajar, yakni Piaget dan Vygotsky”. Adapun uraian dari teori belajar kognitif menurut Piaget dan Vigotsky adalah sebagai berikut: a) Piaget Piaget adalah seorang psikolog Swiss, teori-teori Piaget dikembangkan berdasarkan observasi terhadap anak-anak. Menurut Piaget salah satu pengaruh utama pada perkembangan kognitif anak adalah apa yang diistilahkannya maturation (maturasi, kematangan), terbentangnya perubahan biologis yang terpogram secara biologis pada saat kita dilahirkan. Faktor kedua adalah activity (aktivitas). Semakin meningkatnya maturasi menyebabkan semakin meningkatnya kemampuan anak untuk menghadapi lingkungannya, dan untuk belajar dari tindakkannya. Hasil belajar ini pada gilirannya akan menghasilkan perubahan pada proses berpikir anak. Faktor yang ketiga di dalam perkembangan adalah social transmission (transmisi sosial), belajar dari orang lain. Pada saat menghadapi lingkungannya, anak juga berinteraksi dengan orang lain dan dengan demikian mereka juga dapat belajar dari mereka dengan tingkat belajar yang berbeda tergantung tahap perkembangannya. Teori Piaget sangat berpengaruh, tetapi ditengarai memiliki kekurangan. Salah satunya, 10 Piaget tidak terlalu memberikan perhatian pada cara anak dapat belajar dari orang lain dan melihat bahwa belajar sangat bergantung pada tahap perkembangannya. b) Vygotsky Vygotsky adalah psikolog Rusia yang bekerja pada kurun waktu yang sama dengan Piaget. Interes utama Vygotsky adalah studi tentang perkembangan bahasa, yang diyakininya mula-mula berkembang secara terpisah dari pikiran, tetapi mulai tumpang tindih seiring dengan pertumbuhan anak. Menurut Vygotsky, ada bagian yang tidak saling tumpang tindih dan tetap ada sampai dewasa; beberapa pikiran non verbal dan beberapa bahasa non konseptual masih tetap ada pada orang dewasa. Salah satu kesepakatan antara Piaget dan Vygotsky adalah bahwa Vygotsky tidak berpikir bahwa maturasi (kematangan) itu sendirilah yang membuat anak mencapai keterampilan berpikir yang sangat maju. Vygotsky, meskipun melihat peran maturasi, percaya interaksi anak dengan orang lain melalui bahasalah yang paling kuat mempengaruhi tingkat pemahaman konseptual yang dapat dicapai anak. Vygotsky sangat percaya bahwa kita dapat belajar dari orang lain, baik yang seumuran maupun yang lebih tua dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu cara utama operasi ini adalah melaui scaffolding di dalam zone of proximal development (zona perkembangan proksimal). Konsep terakhir ini, yang merupakan salah satu kotribusi utama Vygotsky pada teori belajar, mengacu pada kesenjangan antara apa yang dapat dilakukan sendiri oleh seseorang dengan apa yang dapat dilakukan dengan bantuan orang lain yang lebih tau atau lebih terampil dibanding dirinya sendiri. Disinilah peran guru, orang dewasa, dan teman sebaya mengemuka di dalam belajar anak dalam arti bahwa mereka dapat membantu membawa pengetahuan anak ke tingkat lebih tinggi dengan ikut campur tangan di dalam zone proximal development. Tidak semua anak educable (dapat dididik) dengan cara ini, sebagaimana 11 lainnya mampu belajar lebih banyak di zona perkembangan proksimal ini disbanding anak-anak lain. Jadi, bagi Vygotsky, cooperation (kerja sama) lah yang menjadi dasar belajar. Instruksi (pengajaran) formal dan informal yang diberikan oleh orang lain yang lebih berpengetahuan seperti orang tua, teman sebaya, nenek/kakek atau gurulah merupakan sarana transisi utama pengetahuan tentang budaya tertentu. Bagi Vygotsky, seperti halnya bagi Piaget, pengetahuan melekat di dalam tindakan dan interaksi dengan lingkungan (budaya), tetapi berbeda dengan Piaget, Vygotsky menekankan tentang pentingnya interaksi dengan wakil-wakil budaya yang masih hidup. Ide-ide vygotsky tentang belajar murid di zona perkembangan proksimal, berpengaruh di dalam pengembangan program-program belajar kolaboratif. Teori belajar oleh Piaget dan Vygotsky didukung oleh pendapat Hulten dan DeVries, Madden dan Slavin, semuanya menemukan “bahwa para siswa di dalam kelas-kelas pembelajaran kooperatif merasa bahwa teman sekelas mereka ingin agar mereka belajar dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi suatui aktivitas yang bisa membuat para siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya”(Slavin, 2005:36) . Slavin, DeVries dan Hulten menemukan “bahwa para siswa dalam kelompok kooperatif yang berhasil meraih prestasi membuktikan status sosial mereka di dalam kelas. Perubahan ini akan sangat penting artinya dalam konsekuensi sosial kesuksesan akademis” (Slavin, 2005:36). Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori belajar kognitif ajaran dari Piaget dan Vygotsky yang menyatakan bahwa pengajaran dapat diberikan oleh orang lain yang lebih berpengetahuan seperti teman sebaya yang merupakan sarana transisi utama dalam membantu membawa pengetahuan (kognitif) anak ke tingkat yang lebih tinggi. Tokoh yang mendukung teori Vygotsky yaitu Slavin, DeVries dan Hulten menemukan “bahwa para siswa dalam kelompok kooperatif yang berhasil meraih prestasi membuktikan status sosial mereka 12 di dalam kelas” (Slavin, 2005: 36). Jadi, pengaruh teman sebaya sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar seorang anak dalam kegiatan belajar. Pendapat yang mendukung teori belajar kognitif menyatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 1995:2). Menurut sumber lain “Belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi lingkungan” diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:128). Secara sederhana didefinisikan bahwa “Belajar ialah aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitar dan perubahan yang terjadi relatif permanen pada aspek psikologis” (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:2). Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah proses usaha individu memperoleh pengetahuan dari pengalaman individu sendiri maupun interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar. b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Belajar Muhibbin Syah (2006: 144) menyatakan bahwa secara global, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni: 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 13 Sedangkan menurut Slameto (1995:54-72) dalam bukunya menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu ”faktor intern dan faktor ekstern”. Kedua faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Faktor intern, adalah yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, yaitu: (1) Faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), (2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan) dan (3) Faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani) b) Faktorn ekstern, adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik, antara lain: (1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan (3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial). c. Unsur - Unsur Belajar Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003:157), tujuh unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu: 1) 2) 3) 4) Tujuan Kesiapan Situasi Interpretasi 14 5) Respon 6) Konsekuensi 7) Reaksi terhadap kegagalan Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tujuan Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. 2) Kesiapan Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan matang. 3) Situasi Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar 4) Interpretasi Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan dengan kemungkinan tujuan. 5) Respons Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin maka ia memberikan respons. 6) Konsekuensi Setiap usahakan membawa hasil, akibat tau konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha belajasiswa. 7) Reaksi terhadap kegagalan Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa. d. Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap 15 penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik. Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar” (Zainal Arifin, 1990:2-3). Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai. Nana Syaodih Sumadinata, (2003:102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana (2008:22) dalam bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pada penelitian ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar terbatas pada ranah kognitif saja, yaitu belajar merupakan suatu proses mengkonstruksikan perilaku aktif siswa untuk menuju perubahan yang dengan sengaja diciptakan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang hasilnya diwujudkan dalam prestasi belajar. Dalam hal ini prestasi belajar adalah penghargaan berupa nilai yang tinggi dari kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal ujian di tiap akhir siklus (tindakan). e. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai maka diadakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001:159) dalam bukunya menyatakan tentang evaluasi hasil belajar merupakan: Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar merujuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku. 16 Tujuan dilaksanakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui kefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara kontinue. Kontinue artinya evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang berkenaan dengan pengusaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Zainal, Arifin (1990:2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Berdasarkan fungsi dari prestasi belajar yang telah disebutkan diatas, maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa baik individual maupun kelompok. Hal tersebut disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar ataupun tidak. f. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu indikator tercapainya hasil belajar adalah dengan diketahuinya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, sebagai subyek belajar. Prestasi diperoleh melalui perjuangan yang dilandasi oleh motivasi yang tinggi untuk melakukan tindakan. Tinggi rendahnya prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai 17 faktor yang mengiringi proses belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal adalah hal-hal yang mempengaruhi belajar seseorang yang berasal dari luar individu. Sedangkan faktor internal adalah hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang yang berhubungan dengan dalam diri individu yang bersangkutan. Prestasi belajar yang dicapai seseorang tidak terlepas dari adanya interaksi antara berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Menurut Abu Ahmadi (1991:64-67) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi: 1) Faktor internal, antara lain: a) Faktor jasmaniah (fisiologis), misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, terdiri dari: (1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat (b) faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki (2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis 2) Faktor eksternal, ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) lingkungan keluarga (2) lingkungan sekolah (3) lingkungan masyarakat (4) lingkungan kelompok b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. Dari pendapat di atas, pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari diri siswa (internal) dan yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Sedangkan pada penelitian ini, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti 1) faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok, 2) faktor budaya seperti adat 18 istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian., 3) faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, 4) faktor lingkungan spiritual atau keamanan. 2. Teori Tentang Belajar dan Metode Mengajar a. Metode Mengajar Metode secara harafiah berarti “cara”. Secara umum metode berarti cara yang bisa diupayakan untuk mencapai tujuan, dan metode mengajar menurut Tardif ialah “cara yang berisi prosedur untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa” (Muhibbin Syah, 2006:201). Menurut pendapat lain “Metode adalah cara atau siasat yang dipergunakan dalam pengajaran sebagai strategi, metode ikut memperlancar kearah pencapaian tujuan pembelajaran” (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:70). Metode mengajar dapat diartikan sebagai teknik yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pengajaran kepada setiap siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. b. Belajar dan Metode Mengajar Seorang psikolog pionir yakni Vygotsky menyatakan: ”bahwa kita dapat belajar dari orang lain, baik yang seumuran maupun yang lebih tua dan memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Disini peran guru, orang dewasa, dan teman sebaya mengemuka di dalam belajar anak dalam arti bahwa mereka dapat membantu membawa pengetahuan anak ke tingkat yang lebih tinggi dengan ikut campur di dalam zona proximal development (zona perkembangan proksimal)” (Daniel Muijs dan David Reynolds, 2008:26-27). Uraian teori di atas menegaskan kembali bahwa belajar dapat dari siapa saja, seperti orang tua, keluarga, teman sabaya, dan guru. Oleh pertimbangan tersebut, maka faktor eksternal sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak. Begitu pula seorang guru harus memiliki kemampuan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat. Sehingga tercipta suasana lingkungan belajar yang kondusif, yang berdampak pada perolehan prestasi belajar siswa yang memuaskan. 19 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar ialah prosedur yang digunakan oleh guru dalam mengajar untuk mendukung keberhasilan dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, peneliti memanfaatkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak, salah satunya yaitu peran teman sebaya. Teman sebaya dipercaya dapat membawa pengaruh yang baik untuk perkembangan pengetahuan (kognitif) anak. Maka, metode tutor sebaya dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untuk mencapai peningkatan prestasi belajar siswa. c. Metode Tutor Sebaya 1) Tutor Sebaya Pada pembelajaran dengan tutor sebaya siswa yang akan berperan sebagai tutor, terlebih dahulu dibekali materi yang akan disampaikan oleh guru. Pembekalan ini disampaikan didalam maupun diluar jam pelajaran, tetapi dalam pembelajaran berlangsung guru juga menerangkan materi pokok Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, secara singkat hanya pokok-pokoknya saja. Dalam kegiatan diskusi siswa yang ditunjuk sebagai tutor bertugas menjelaskan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Tutor sebaya merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi. Siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada temantemannya yang belum paham atau memiliki daya serap yang rendah. Pembelajaran ini mempunyai kelebihan ganda yaitu siswa yang mendapat bantuan lebih efektif dalam menerima materi sedangkan bagi tutor merupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri. Peran guru disini adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberikan pengarahan dan sebagainya. Para ahli berpendapat bahwa “Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara 20 teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa” (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004:184). “Peer tutoring is the process by which a pupil, with guidance from a teacher, helps one or more students at the same grade level learn a skill or concept” (Glenn, 2003, http://newali.apple.com/Peer_Tutoring.html). Kutipan di atas dapat diarti bahwa, tutor sebaya adalah proses dimana anak dengan bimbingan guru, menolong satu atau lebih siswa pada level kemampuan atau konsep yang sama). Istilah tutoring ditemukan dalam kepustakaan pendidikan dan digunakan sebagai istilah teknis untuk menunjukkan kegiatan seorang murid atau mahasiswa dalam mengajar teman-temannya secara perseorangan atau kelompok. Dengan mengajar yang lain, seorang diyakini telah mengajar dirinya sendiri. Bentuk tutoring kemudian dijadikan sebagai bimbingan dan bantuan belajar kepada teman seusianya atau teman sejawat yang kemudian dikenal sebagai istilah peer tutoring. Konsep tutoring secara umum dapat diartikan sebagai proses yang melibatkan seseorang untuk memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada orang lain dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, konsep tutoring adalah kegiatan tutorial yang mencakup bimbingan dan bantuan belajar perseorangan atau kelompok. “Peer tutoring could increase the learning and understanding of thestudentsinvolved” (Warwick, 2001, www. informawold.com/smpr/ ). Artinya, tutor sebaya akan meningkatkan pembelajaran dan pengertian siswa yang terlibat. Seseorang anak yang diajar melalui kegiatan tutorial akan mampu menguasai bahan karena ia dapat belajar melalui proses mengkaji bukan menghafal. Anak lebih mampu berkomunikasi dengan yang lain. Anak sebaya ternyata dapat mengajar temannya lebih baik dari pada yang lain dikarenakan ia lebih dapat bekerja secara demokratis dengan teman-temannya. 21 Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi tutor sebaya antara lain: a) Berprestasi baik. b) Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat bantuan sehingga siswa leluasa bertanya. c) Dapat menerangkan dengan jelas bahan pengajaran yang dibutuhkan oleh siswa. d) Berkepribadian ramah, lancar berbicara, luwes dalam bergaul, tidak sombong dan memiliki jiwa penolong. e) Memiliki daya kreativitas yang cukup untuk membimbing temannya. (Suharsimi Arikunto,1988:62-63) 2) Metode Tutor Sebaya “Metode tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajar atau menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi sehingga yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalannya” (Langgeng,2005,http://www.suaramerdeka.com/harian/05/02/17). Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Enoydopedia, menyatakan bahwa “Metode tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama adalah pengajaran dan pembelajaran dari usia yang sama. Tipe kedua adalah pengajaran dan pembelajaran yang lebih tua usianya. Tipe yang lain kadang dimunculkan pertukaran usia pengajar” (Akrom,2007, http://smkswadayatmg wordpress.com/2007/09/). Menurut Rina Iriani, “metode tutor sebaya dapat digunakan diberbagai jenjang pendidikan dan semua mata pelajaran, dengan kreativitas dari guru bidang studi itu sendiri” (Langgeng,2005,http://www.suaramerdeka.com/harian/05/02/17). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe yang pertama yaitu pengajaran dan pembelajaran dari usia yang sama. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang memanfaatkan potensi diri siswa yang berprestasi lebih, diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat bantuan, dapat menerangkan dengan jelas bahan pengajaran yang 22 dibutuhkan oleh siswa, berkepribadian ramah, lancar berbicara, luwes dalam bergaul, tidak sombong dan memiliki jiwa penolong, memiliki daya kreativitas yang cukup untuk membimbing temannya, untuk menularkan potensinya (kepandaian), dengan memberikan bantuan belajar kepada siswa yang memiliki prestasi rendah, agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3) Tujuan Metode Tutor Sebaya Penerapan metode tutor sebaya pada mulanya bertujuan untuk memberikan bimbingan belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada perkembangan dunia pendidikan seperti saat ini metode tutor sebaya mulai diterapkan di beberapa sekolah dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa sehingga prestasi belajar meningkat. Menurut Gary D. Borich (1996:78), teman sebaya memiliki berbagai fungsi dalam proses belajar. “The peer group can influence and even teach students how to behave in class, study for tests, converse with teachers and school administrators, and can contribute to the success or fail ure of performance in school in many other ways” (Teman sebaya dapat memberi pengaruh dan juga mengajari teman sebayanya bagaimana bertindak di dalam kelas, belajar untuk test, dengan guru-guru, dan administrasi sekolah dan dapat memberi konstribusi untuk kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan kelas belajar dan lain sebagainya). Dengan demikian tujuan bimbingan belajar tutor sebaya adalah meningkatkan prestasi belajar anak dan membangkitkan motivasi suasana yang disiplin serta nyaman. Adapun tujuan dari kegiatan tutorial, antara lain: a) Meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang dimuat dalam tujuan pembelajaran. b) Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan atau hambatan agar mampu membimbing diri sendiri. c) Meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan menerapkannya pada masing-masing bahan pelajaran yang dipelajari. 23 4) Jenis Kegiatan Tutorial Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 169-170) menyatakan bahwa “kegiatan tutorial dibagi menjadi empat (4) yaitu pemantapan, pengayaan, bimbingan, dan perbaikan”. Keempat jenis kegiatan tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pemantapan, yaitu memantapkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya, b) Pengayaan, yaitu memperluas pengetahuan dan pengalaman siswa sehingga hal-hal yang telah dipelajari menjadi lebih jelas, luas, dan terpadu. c) Bimbingan, yaitu membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dan pemecahan masalah. d) Perbaikan, yaitu membina para siswa terutama dalam cara belajar mandiri. 5) Kelebihan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya Menurut pendapat ahli, tentang kelebihan dari tutor sebaya yaitu “the positive effects of peer tutoring are including cognitive gains, improved communication, self confidene, and social support among students peer tutors” (A. Loke, 2009, http://journal of peer tutoring.org/). Kutipan diatas dapat diartikan bahwa, dampak positif tutor sebaya adalah termasuk usaha kognitif, meningkatkan komunikasi, percaya diri, dan mendukung hubungan sosial diantara siswa. Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menurut Suharsimi Arikunto (1988:64), adapun kelebihan dan kelemahan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut: “a) Kelebihan metode tutor sebaya (1) Untuk menyampaikan informasi lebih mudah sebab bahasanya sama. (2) Dalam mengemukakan kesulitan lebih terbuka. (3) Suasana yang rilex bisa menghilangkan rasa takut. 24 (4) Mempererat persahabatan. (5) Ada perhatian terhadap perbedaan karakteristik. (6) Konsep mudah dipahami. (7) Siswa tertarik untuk bertanggung jawab dan mengembangkan kreativitas. b) Kelemahan metode tutor sebaya (1) Kurang serius dalam belajar. (2) Jika siswa punya masalah dengan tutor ia akan malu bertanya. (3) Sulit menentukan tutor yang tepat. (4) Tidak semua siswa pandai dapat jadi tutor”. Prosedur Pembelajaran Metode Tutor Sebaya Tahap-tahap perencanaan tindakan menggunakan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut: a) Membuat program yaitu sebagai rencana baik bagi guru maupun tutor dalam melaksanakan tugasnya. b) Menyiapkan tutor Agar proses pembelajaran yang dilakukan tutor sebaya dapat terlaksana secara optimal, perlu adanya tutor yang benar-benar mampu untuk mengajar temannya. c) Menyiapkan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana juga sangat penting dalam proses pembelajaran, untuk itu sebelum proses pembelajaran berlangsung disiapkan dan di cek keseluruhannya (Akrom,2007,http://smkswadayatmgwordpress.com/2007/09/). Menurut Rina Iriani (2003:35-36) dalam tesisnya, langkah-langkah pelaksanaan tutor sebaya terdiri dari empat langkah yaitu “merencanakan perlakuan, menentukan tutor, melaksanakan, melakukan evaluasi”. Langkah-langkah pelaksanaan metode tutor sebaya tersebut, dapat diuraikan sebagai berilut: a) Merancang perlakuan Proses pembelajaran tutorial apakah lebih cocok menggunakan penjelasan ulang atau dengan diberi tugas atau mengerjakan tugas. 25 b) Menentukan tutor Tutor dipilih dari anak yang sangat pandai. Alternatif lain, siswa diberi kesempatan untuk memilih tutor sebaya secara demokratis. c) Melaksanakan Siswa (tutee) bersama tutor sebaya melakukan kegiatan bersama. Tutor memberi penjelas kepada tutee sesuai dengan petunjuk dan materi yang diberikan guru. Maupun membantu menyelesaikan tugas atau latihan dari guru. d) Melakukan evaluasi Dalam tahap akhir dari metode pembelajaran ini, guru melakukan monitoring dan evaluasi secara kontinue, mengenai proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesulitankesulitan yang dihadapi tutor maupun tutee (siswa) dalam proses belajar mengajar berjalan. Apabila tutor berhasil dalam membelajarkan tuteenya, maka tutor tersebut diberi kesempatan membantu tutor lain yang masih lemah. Apabila tutor/ tutee telah berhasil dalam kegiatan belajar mengajarnya, sehingga tutee memahami dan kemampuan/ prestasinya meningkat. Maka, guru memberi motivasi dengan rangsangan berupa hadiah sederhana/ tambahan nilai. 7) Prosedur Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran PKn Dari beberapa langkah pembelajaran tutor sebaya diatas, maka dalam pembelajaran mata pelajaran PKn. Prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a) Pengertian Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran PKn Tutor sebaya adalah tenaga pengajar dalam metode pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran PKn, yang tidak mendapat pendidikan seperti guru, tetapi mereka dipilih oleh guru berdasarkan kepandaiannya pada mata pelajaran PKn, dan disetujui oleh teman satu kelas. Mereka bukan tenaga ahli mendidik, namun mereka membantu temannya yang masih lemah dengan sukarela tanpa 26 mendapatkan imbalan. Pentingnya penggunaan tutor sebaya adalah karena tutor tersebut cepat dapat diperoleh, biaya mencetak tutor murah, dan yang lebih penting adalah situasi belajar menjadi nyaman. b) Cara Pemilihan Tutor Sebaya Tutor sebaya dipilih dari siswa satu kelas oleh guru, khususnya mereka yang telah menguasai PKn dan telah sesuai dengan persyaratan tutor sebaya. Hal ini sesuai dengan prinsip metode pembelajaran tutor sebaya, sehingga tutor dipilih dari teman-temannya sendiri yang satu kelas yang usianya relatif sama atau sebaya. Kemudian tutor yang telah dipilih oleh guru tersebut bisa diterima dan disetujui oleh teman yang lain, untuk mengajar dan membantu belajar teman yang lain. c) Langkah-langkah Pelaksanaan Tutor Sebaya Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut: (1) Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil antara 5-6 siswa, sesuai latar belakang kemampuan awal (prestasi belajar), dengan satu siswa yang memiliki prestasi lebih baik sebagai tutor sebaya. (2) Tutor yang telah mendapatkan petunjuk, materi, dan bimbingan dari guru, mulai mengajarkan materi keanggota kelompok masing-masing dan membantu anggotanya mengerjakan soal diskusi kelompok yang telah diberikan oleh guru, yang akan menjadi petunjuk atau kerangka diskusi bagi kelompok agar kegiatan tutorial dapat terfokus. (3) Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan tutorial (bimbingan) kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari, mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung aktif dan dinamis, menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada permasalahan saat pembelajaran berlangsung, mengatur diskusi bersama anggota kelompok, melaporkan perkembangan akademis kelompoknya 27 kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari. Peran guru dalam metode tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa. (4) Melakukan pembahasan soal diskusi sebagai tugas kelompok. Setiap anggota kelompok mencocokkan hasil jawaban soal diskusi yang telah dikerjakan dengan bantuan tutor, serta aktif mengeluarkan pendapat saat pembahasan. (5) Melaksanakan evaluasi belajar secara individu diakhir pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa, serta sebagai umpan balik bagi guru. Saat evaluasi berlangsung, siswa tidak diperbolehkan bekerjasama. 3. Hubungan Prestasi Belajar dan Metode Tutor Sebaya Sehubungan dengan teori kognitif yang disampaikan oleh Piaget dan Vygotsky, bahwa proses belajar dipengaruhi oleh interaksi kita dengan orang lain seperti orang tua, guru, teman sebaya, maupun lingkungan sekitar. Vygotsky mengnekankan interaksi yang terjadi antara individu dengan teman sebaya. Peran penting teman sebaya dalam perkembangan kognisi seorang anak. Di sekolah selain peran teman sebaya, guru mempunyai andil demi kesuksesan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hal ini tidak lepas dari pemilihan metode belajar yang tepat. Pentingnya pemilihan metode yang tepat yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Metode belajar yang selaras dengan teori kognitif yaitu dengan interaksi antara teman sebaya, maka yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Kelebihan metode tutor sebaya dibanding dengan metode yang lain, yaitu tutor sebaya dalam menyampaikan informasi lebih mudah dipahami oleh tutee (siswa yang di ajar)sebab bahasanya sama dengan teman sebayanya, siswa dalam mengemukakan kesulitan kepada tutor lebih terbuka karena temanya sendiri, suasana pembelajaran yang rileks bisa menghilangkan rasa takut, mempererat persahabatan, ada perhatian terhadap 28 perbedaan karakteristik, konsep mudah dipahami, siswa tertarik untuk bertanggung jawab yaitu melatih belajar mandiri. Dengan lingkungan belajar yang baik dan interaksi yang dilakukan antar teman sebaya. Siswa yang bersangkutan akan terpacu semangatnya, untuk mempelajari materi ajar dengan baik, serta meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian Lippit dan Lohman (1965) mendukung teori belajar kognitif oleh Vygotsky, serta uraian di atas mengenai tutor sebaya. Dalam Ehly dan Larsen (1980:18) Lippit dan Lohman melaporkan bahwa ”Tutor maupun tutee memang mendapat keuntungan dari kegiatan tutorial. Tutee dapat meningkatkan prestasi siswa melalui skor dalam tes dan meningkatkan motivasi belajar siswa yang lain, sedangkan tutor dapat meningkatkan kemampuan dalam bekerjasama dengan murid-murid yang lainnya dan disamping itu dapat pula menunjukkan sikap positif terhadap sekolah” (Rina Iriani, 2002: 33). Selain itu dengan tutor sebaya, semua anak dapat melibatkan diri dalam proses belajar. Ternyata anak yang semula pemalu mampu berkomunikasi secara aktif dengan guru maupun temannya, dan prestasi belajar yang mereka capai juga meningkat. Melalui metode tutor sebaya siswa dapat mengemukakan pendapatnya, saling bekerjasama, saling bertukar pendapat tanpa ada rasa takut kepada guru. Sebab, siswa akan lebih terbuka mengutarakan kesulitan belajarnya kepada teman sebaya, dibanding kepada guru. Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya mempengaruhi keaktifan siswa saat pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan pula prestasi belajar siswa. 4. Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara a. Landasan yang Menjamin Persamaan Kedudukan Warga Negara 1) Makna Persamaan Kedudukan Warga Negara Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai orang tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Menurut Setiadi & Retno 29 Listyarti (2006:136) “Pada umumnya, negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) lebih memaknai “persamaan hidup” secara kultur, karena faktor adat istiadat dan budaya yang diterapkan secara turuntemurun. Menurut Pasal 26 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa “Warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara”. Pengertian yang lebih sederhana menyatakan bahwa “Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara (Winarno. 2006: 47). Jadi, warga negara adalah anggota dari suatu negara yang disahkan undang-undang sebagai warga negara. 2) Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultur) Jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia secara kultur telah tertanam melalui adat dan budaya yang relatif memiliki nilai-nilai yang sama. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu perjalanan hidup bangsa Indonesia hingga saat ini. Beberapa nilai kultur bangsa Indonesia yang patut dilestarikan dalam upaya memberikan jaminan persamaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain: “a) nilai religius, b) nilai gotong royong, c) nilai ramah tamah, dan d) nilai kerelaan berkorban dan cinta tanah air”. (Setiadi, dan Listyarti, 2006:138). 3) Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara Oleh karena konstruksi yang dibangun bangsa Indonesia bersumber dari keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, negara berkewajiban untuk mampu memberikan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK (Setiadi, dan Listyarti, 2006:138), jaminan persamaan hidup warga negara 30 di dalam konstitusi negara adalah UUD 1945 dan peraturan perundangan lainnya. Adapun pasal dan peraturan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Pasal 26 ayat 1, yang berbunyi “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara” (2) Pasal 27 ayat 1, yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan tersebut dengan tidak ada kecualinya”. (3) Pasal 27 ayat 2, yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (4) Pasal 27 ayat 3, yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” (5) Pasal 28, yang berbunyi “Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. (6) Pasal 28A, yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya”. (7) Pasal 29 ayat 2, yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. (8) Pasal 30 ayat 1, yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara” (9) Pasal 31 ayat 1, yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. (10) Pasal 32 ayat 1, yang berbunyi “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaannya”. (11) Pasal 33 ayat 3, yang berbunyi “Bumi dan air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasasi oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat” 31 (12) Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara” (13) UU No.40 tahun 1999 yaitu jaminan kepada warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan tulisan melalui media massa dan pers. (14) UU No.3 Tahun 2002, yaitu jaminan kepada warga negara untuk membela negara melalui “Pertahanan Negara”. (15) UU No.31 Tahun 2002 yaitu jaminan kepada warga negara untuk mendirikan “Partai politik” (16) UU No. 4 Tahun 2004 yaitu jaminan kepada warga negara untuk hak praduga tak bersalah melalui “Kekuasaan Kehakiman”. (17) UU No.20 Tahun 2003 yaitu jaminan kepada warga negara untuk mengikuti wajib belajar 12 tahun. b. Berbagai Aspek Persamaan Kedudukan Setiap Warga Negara Secara umum, warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Warga negara mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Berdasarkan pengertian tersebut, adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negaranya merupakan sesuatu yang pasti. Berikut ini akan dijabarkan hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara: 1) Hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat Warga negara merupakan bagian dari suatu masyarakat. Sebagai warga masyarakat, tentu memiliki hak dan kewajibannya sendiri. Hak dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya: a) Hak memperoleh layanan kesehatan dari puskesmas setempat maupun layanan kemasyarakatan dari kelurahan setempat, seperti meminta surat pengantar untuk mengurus pembuatan KTP ke Kecamatan, Akta Kelahiran ke Catatan Sipil, meminta surat keterangan kematian, mengurus sertifikat tanah, dll. 32 b) Hak memperoleh layanan informasi maupun layanan kesejahteraan masyarakat, misalnya dana BLT, Raskin, Konfersi minyak ke gas, PNPM Mandiri, dll. Sedangkan kewajiban warga negara yang bermasyarakat, adalah: a) Kewajiban melapor jika memiliki kepentingan tertentu kepada RT, RW, maupun Kelurahan setempat, misalnya: Perkawinan, Kematian, melapor bila ada keluarga yang bukan warga masyarakat di desa yang bersangkutan ingin menginap. b) Kewajiban untuk meminta ijin mendirikan bangunan pribadi maupun untuk tujuan komersil (jual-beli). c) Kewajiban untuk membayar berbagai iuran dalam masyarakat, misal iuran air, iuran sampah, dll. 2) Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan berbangsa Indonesia, sebelum membentuk suatu negara yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lebih dahulu mengenal istilah bangsa Indonesia. Sejarah mengatakan, bahwa bangsa Indonesia sudah ada pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu dengan ada Ikrar Sumpah Pemuda. Baru setelah itu, lahirlah negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, yang telah merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Bila, kita berbicara tentang bangsa, maka dalam pikiran kita adalah kumpulan dari berbagai suku budaya dari Sabang sampai Merauke. Dipersatukan dalam suatu bangsa dalam arti politis yaitu bangsa Indonesia. Mengapa bangsa dalam pengertian politis, sebab terciptanya bangsa Indonesia adalah hasil dari kesepakatan bersama dari berbagai suku bangsa yang ada, meleburkan dirinya menjadi satu kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Kehidupan berbangsa, berarti bangsa yang menegara. Bisa dikatakan demikian, karena bangsa tersebut dalam lingkup suatu negara yang berdaulat. Maka, sebagai warga negara yang berbangsa. Ada hak dan kewajiban tersendiri, dalam kehidupan berbangsanya, yaitu: 33 a) Hak dan kewajiban untuk melestarikan kebudayaan suku bangsanya. b) Hak dn kewajiban diperlakuan yang tidak diskriminatif, pada suku bangsa tertentu. c) Hak dan kewajiban untuk mengembangkan budaya nasional. d) Hak dan kewajiban untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia. e) Hak dan kewajiban untuk membela dan mempertahankan bangsa Indonesia, dll. 3) Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan Bernegara Kedudukan warga negara di dalam suatu negara sangat penting dengan hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara. Hak dan kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara diatur dan ditentukan oleh undang-undang yang berlaku. Beberapa hak dan kewajiban warga negara dalam bidang tertentu yang berkaitan dengan kehidupan bernegara antara lain sebagai berikut: a) UU No. 2 Tahun 2008 tentang Parpol, yaitu warga negara berhak menentukan pilihannya untuk menjadi salah satu anggota Parpol. b) UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu, yaitu dengan adanya hak dan kewajiban warga negara dalam Pemilu, baik hak pilih aktif (memilih) maupun hal pilih pasif (dipilih). c) UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yaitu warga negara mempunyai hak dalam mengeluarkan pikiran lisan ataupun tertulis. d) UU No. 4 Tahun 2004 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman, yaitu adanya hak menolak dikenakan penangkapan tanpa perintah yang sah, hak praduga tak bersalah, hak memperoleh bantuan hukum, dan sebagainya. e) UU No. 3 Tahun 2002 tentang pokok-pokok pertahanan dan keamanan, yaitu membela negara dengan TNI, sedangkan khusus untuk kepolisian negara, diatur tersendiri dengan UU No. 2 Tahun 2002. 34 f) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu setiap warga negara berhak dan berkewajiban untuk mengikuti wajib belajar 12 tahun. Persamaan kedudukan warga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain: a) b) c) d) Persamaan kedudukan warga negara dalam bidang politik. Persamaan kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi. Persamaan kedudukan warga nagara dalam bidang sosial budaya. Persamaan kedudukan warga negara dalam bidang hukum dan pemerintahan. e) Mendapatkan hak kebebasan pribadi. f) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses peradilan. ( Joko Budi Sanroso, 2006: 91-92) Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai kutipan di atas adalah sebagai berikut: a) Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang politik 1) Mempunyai kesempatan yang sama untuk mendirikan partai politik 2) Mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus atau anggota partai politik 3) Mendapatkan perlakuan yang sama untuk mendengar aspirasi politiknya 4) Menggunakan hak pilihnya, baik hak pilih pasif maupun hak pilih aktif b) Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi 1) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha 2) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengembangkan bisnis 3) Hak yang sama dalam mendirikan badan usaha swasta 4) Hak untuk tidak dirampas hak miliknya secara sewenang-wenang c) Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial budaya 35 1) Hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan 2) Hak yang sama dalam memilih pendidikan 3) Hak yang sama dalam mengembangkan bakat dan minat 4) Hak yang sama dalam menikmati kebudayaan d) Mendapatkan persamaan kedudukan dalam bidang hukum dan pemerintahan 1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum 2) Hak mendapatkan perlindungan hukum 3) Hak mendapatkan kewarganegaraan 4) Hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif e) Mendapatkan hak kebebasan pribadi 1) Hak mengeluarkan pendapat 2) Hak utuk memeluk agama 3) Hak untuk berganti agama atau keyakinan 4) Hak untuk menikah atau tidak menikah f) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses peradilan 1) Hak mendapatkan pengadilan yang efektif 2) Hak untuk tidak ditahan, ditangkap, atau diasingkan secara sewenang-wenang 3) Hak untuk dianggap tidak bersalah bagi terdakwa sebelum terbukti kesalahannya di pengadilan 4) Hak untuk mendapatkan keadilan c. Contoh Perilaku yang Menampilkan Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara Dalam hidup bermasyarakat, kita sebagai warga negara hendaknya menampilkan perilaku yang menghargai dan menghormati kedudukan tiap individu dengan tidak menonjolkan perbedaan yang ada. Mengingat bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan memiliki kebudayaan yang sangat beragam, perbedaan-perbedaan yang ada seharusnya dihargai sebagai faktor yang memperkaya bangsa kita. 36 Negara Indonesia yang multikultur. Ras,gender, golongan, budaya, dan suku bangsa merupakan faktor yang rawan terjadi konflik karena adanya perlakuan membeda-bedakan atau tindakan tidak menghargai perbedaan tersebut di masyarakat. Menghargai persamaan kedudukan warga negara dapat menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia. Menghargai persamaan kedudukan dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap tenggang rasa. Dapat diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati perasaan/ beban pikiran orang lain sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain. Perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara, demi menjaga keutuhan bangsa dan keamanan negara. Dapat dimulai dari kehidupan bermasyarakat, misalnya dengan menjaga tali persaudaraan dalam suatu lingkungan rukun tentangga yang terdiri dari berbagai suku. Kebiasaan menggosip, menggunjingkan keburukan orang lain, atau menyulut rasa iri atas harta atau penampilan yang lebih dari ornag lain adalah hal-hal yang harus dihilangkan. Sedangkan dalam kehidupan berbangsa contoh perilaku yang dapat di tampilkan dengan menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, misalnya tidak mengagung-agungkan ajaran agama sendiri atau mengagung-agungkan suku sendiri, karena dapat memicu pertengkaran antar warga. Oleh karena itu, warga masyarakat harus saling menghormati meskipun memiliki agama, suku, ras, atau antar golongan yang berbeda. Contoh perilaku yang dapat ditampilkan dalam kehidupan bernegara yaitu merasa senasib sepenanggungan misalnya dengan kita ikut berempati dan membantu saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam, mengakui dan menghargai hak asasi manusia. 37 B. Penelitian Yang Relevan Selama pencarian yang telah peneliti lakukan, sampai sekarang. Peneliti belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti ambil. Peneliti baru bisa menemukan penelitian seperti yang tertera dibawah ini: 1. “Penerapan Model Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Gedangan Gaum 02 Kecamatan Tasikmadu Karanganyar”. Oleh Rina Iriani (Thesis,2002). Hasil penelitiannya menyatakan, bahwa model tutor sebaya ternyata banyak membantu guru dalam mengajar membaca di tingkat SD. 2. “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mempelajari Pokok Bahasan Keseimbangan Kimia dan Penggunaan Remidiasi Tutor Sebaya Disertai Supervise Klinis Sebagai Alternatif Untuk Penanggulangannya Pada Siswa Kelas 2 SMU Assalaam Sukoharjo Tahun Pelajaran 2003/2004”. Oleh Tina Dwi Setyaningsih (Thesis,2004). Hasil penelitiannya menyatakan, bahwa metode tutor sebaya disertai supervisi klinis dapat digunakan sebagai alternatif remidiasi pada pokok bahasan keseimbangan kimia. 3. “Studi Komparasi Antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional di Tinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi pada Kelas X SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2005/2006”. Oleh Fika Tri Worowati (Skripsi,2006). Hasil penelitiannya menyatakan, bahwa metode tutor sebaya lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi dari pada menggunakan metode konvensional. Dimana prestasi belajar siswa pada kelas X Akuntansi 1 (sebagai kelas eksperimen) yang diajar menggunakan metode tutor sebaya, prestasi belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelas X Akuntansi 2 ( sebagai kelas kontrol) yang menggunakan metode konvensional. Beberapa penelitian tersebut di atas menyatakan bahwa, model tutor sebaya dapat membantu guru dalam mengajar membaca permulaan di tingkat SD, tutor sebaya disertai supervise klinis dapat digunakan sebagai alternatif remidiasi pada pokok bahasan kesetimbangan kimia, dan metode tutor sebaya dapat lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa dibanding dengan metode konvensional. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya 38 dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Kerangka Berpikir Kegiatan belajar mengajar di kelas sering kali mengalami suatu kendala. Begitu pula dalam pembelajaran PKn, sebelum menggunakan Metote Tutor Sebaya dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn ini. Didalam kajian teori disebutkan bahwa, prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantaranya yaitu kondisi peserta didik yaitu faktor internal. Pada saat mengajar hal utama yang dibutuhkan guru yaitu kemampuan dalam memilih metode mengajar yang baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang tepat dalam upaya mencapai hasil atau prestasi belajar yang memuaskan, sedangkan metode yang tepat adalah yang bisa menumbuhkan pemahaman dari dalam diri siswa. Salah satu upaya untuk memperoleh pemahaman dari siswa adalah merangsang keaktifan siswa agar daya pikir bekerja secara optimal. Sebab, setiap kelas yang di ajar oleh guru pada mata pelajaran yang sama, tidaklah memiliki karakter yang sama dan permasalahan yang sama pula. Pengajaran yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman siswa adalah berkonsentrasi pada peserta didik, padahal pengajaran yang banyak digunakan di sekolah menengah adalah pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru atau teacher center. Metode konvensional adalah metode yang mudah digunakan, dimana peran guru sangat dominan dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode konvensional, membuat siswa kurang aktif, dan guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara individu, menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Sesuai dengan hal tersebut maka diperlukan upaya perbaikan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka dari itu, diperlukan metode yang bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Metode yang dapat digunakan adalah metode tutor sebaya. Metode tutor sebaya adalah yaitu sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. 39 Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, anak-anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Jadi, kita dapat menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan kepada siswa kurang pandai (tutor sebaya). Demikian juga, anjurkan siswa kurang pandai untuk bertanya kepada atau meminta penjelasan dari siswa pandai terlebih dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang akibatnya tergantung kepada guru. Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran, sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik, serta meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan skema kerangka pemikiran sebagai berikut: 40 Kegiatan Belajar Mengajar Metode konvensional dalam pembelajaran PKn Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar Pembelajaran berpusat pada guru (teacher center) Prestasi belajar siswa rendah Aplikasi Metode Tutor Sebaya Pada Siklus I dan II Prestasi belajar siswa meningkat Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis. Jadi, hipotesis merupakan jawaban yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan, serta kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa, pada kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta, khususnya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”. 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen 1 Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa peneliti pernah melakukan PPL disana. Sehingga peneliti sedikit banyak sudah mengetahui keadaan sekolah pada umumnya. Sesuai dengan latar belakang permasalah penelitian di depan, maka peneliti memilih sekolah tersebut, sebagai tempat penelitian. 2. Waktu Penelitian Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu penelitian. Peneliti memerlukan waktu sekitar 10 bulan yaitu bulan Januari 2009 sampai bulan Oktober 2009. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadual Kegiatan Penelitian No Kegiatan 1 Pengajuan Judul 2 Penyusunan Proposal 3 Pembuatan Instrument 4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Laporan Tahun 2009 Jan Feb Mrt 41 Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt 42 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah guru pengampu mata pelajaran PKn yaitu Dra. Yuni Wijayanti, dan siswa SMK Kristen 1 Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi 1, yang terdiri dari 26 siswa perempuan. C. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru dalam tugasnya sehari-hari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benarbenar merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Penelitian ini dapat dilakukan oleh orang yang tidak langsung menangani kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani Kasbolah (2001:9), bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan”. Sebagaimana seperti yang dikutip Kasihani Kasbolah (2001:9), menurut pendapat Ebbut “Penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:91) menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yaitu tindakan dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini terbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. 43 Jadi PTK adalah tindakan yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah pembelajaran yang terjadi dalam suatu kelas untuk memperbaiki hasil dan proses belajar. Pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan Interprestasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Dari keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Informasi yang diperoleh dari langkah refleksi, merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan siklus berikutnya. Tahap-tahap pelaksanaan PTK tersebut diatas dapat digambarkan dalam siklus sebagai berikut: Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Pengamatan / Pengumpulan Data I Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II Pengamatan / Pengumpulan Data II Siklus I Apabila Permasalahan belum terselesaikan Siklus II Permasalahan baru hasil refleksi Dilanjutkan ke Siklus berikutnya Gambar 2. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2008:74) 44 D. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini meliputi empat macam, yaitu: siswa, tempat dan peristiwa, dokumen, dan informan. 1. Siswa kelas X Akuntansi 1 sebagai subyek penelitian, yang terdiri dari 4 siswa sebagai tutor sebaya dan 22 siswa sebagai siswa (tutee). Data yang diperoleh berupa keaktifan siswa menggunakan lembar observasi, nilai pre tes, nilai post tes mata pelajaran PKn, saat metode tutor sebaya diterapkan dengan soal tes, dan angket tanggapan dari siswa mengenai proses belajar mengajar menggunakan metode tutor sebaya, serta angket mengenai materi yang sulit. 2. Tempat dan peristiwa yaitu, tempat berlangsungnya penelitian tindakan yaitu di kelas X Akuntansi 1. Sedangkan peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tutor sebaya. Penelitian bisa mengetahui proses kegiatan belajar mengajar secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung melalui pengamatan (observasi). 3. Dokumen dan arsip yaitu, sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: mengenai data sekolah, silabus, buku mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, daftar nilai ulangan harian siswa sebelum PTK, serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun 2008/2009, dengan studi dokumen. 4. Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian, sehingga diperoleh data yang obyektif. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas X Akuntansi 1 yaitu Dra. Yuni Wijayanti. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran PKn, prestasi belajar dan keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dengan wawancara. 45 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut: 1. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa, sebelum dan sesudah kegiatan pemberian tindakan, menganalisis persamaan kedudukan warga pada kompetensi dasar negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun bentuk tes yang diberikan kepada siswa yaitu tes tertulis berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes diberikan saat pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa (dapat dilihat pada lampiran 1), dan post tes di setiap akhir siklus tindakan diberikan yaitu soal siklus I ( dapat dilihat pada lampiran 2), serta soal siklus II (dapat dilihat dilampiran 3). 2. Observasi Observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan penelitian itu berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Observasi yang dipilih adalah metode observasi terstruktur. Observasi terstruktur ditandai dengan perekaman data yang relatif sederhana, dengan telah tersedianya format yang relatif rinci. Dengan format yang rinci itu, pengamat tinggal membutuhkan tanda cacah (tallies) atau tanda-tanda lain sehingga segala yang diamati itu terekam secara rapi. Pada pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya disetiap pertemuan, peneliti mengamati kinerja guru dengan lembar observasi kinerja guru (dapat dilihat pada lampiran 4), mengamati kinerja tutor sebaya dengan lembar obsevasi kinerja tutor sebaya (dapat dilihat di lampiran 5), dan mengamati keaktifan siswa dengan lembar observasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar (dapat dilihat pada lampiran 6). 3. Angket Angket digunakan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan metode tutor sebaya, 46 siswa pada materi pelajaran, khususnya kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat mempelajari kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (dilampiran 8). Angket ini diberikan pada akhir pembelajaran. 4. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, dan daftar hasil belajar kognitif siswa yang berupa nilai ulangan harian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), yaitu untuk memperoleh data tentang kemampuan awal siswa sebelum PTK. Disamping itu peneliti juga mengambil foto dari kegiatan berlangsungnya penelitian, yaitu proses kegiatan belajar mengajar dikelas (Adapun dokumentasi penelitian dapat diilihat pada lampiran 9). 5. Wawancara Wawancara dilakukan oleh interviewer (peneliti) kepada guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Dra. Yuni Wijayanti. Wawancara dimaksudkan, untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai pelaksanaan pembelajaran PKn. Hasil wawancara tersebut, dijadikan sebagai penentu tindakan yang akan dilakukan. Wawancara dilakukan saat survey awal, dan setelah metode tutor sebaya diaplikasikan untuk mengetahui tanggapan dari guru mitra. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin dimana peneliti membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai kebijakan interviewer. (Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 10 dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 11). 47 F. Validitas Data Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan dijadikan data dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya sehingga data validitas tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data dalam penelitian adalah triangulasi dan reviu informan. Moleong (2004:330) mengemukakan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis, selain itu juga ada cara lain yaitu dengan menggali informasi dari suatu nara sumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti. Misalnya, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menerima pembelajaran PKn dari guru, faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan halhal sebagai berikut: 1. Memberi tes pada kompetensi dasar “menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan selanjutnya menganalisis hasil tes tersebut untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih dilakukan oleh siswa. 2. Memberi angket kepada siswa tentang tanggapan mereka dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya, serta tentang materi yang sulit dipahami. 3. Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn kelas X Akuntansi 1 yaitu Dra. Yuni Wijayanti, untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam hal menerima pembelajaran PKn, khususnya bagi siswa yang kurang cepat menangkap penjelasan dari guru saat KBM berlangsung. 48 Informan adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci. Sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Informan kunci, dalam hal ini adalah guru mata pelajaran PKn yaitu Dra. Yuni Wijayanti, setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen. G. Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kritis, yaitu membandingkan hasil dari tindakan dalam tiap siklus dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis ini adalah kelebihan dan kekurangan dalam tiap siklus. Untuk memperkaya analisis yang akan di sajikan, data prestasi belajar dan keaktifan siswa, serta hasil angket tanggapan siswa mengenai KBM menggunakan metode tutor sebaya, diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan mengacu pada model analisis interaktif yaitu interaksi dari ketiga komponen utama. Tiga komponen utama tersebut menurut Miles dan Huberman (1992:1920), dilakukan dalam tiga komponen yaitu “reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan”. Analisis data prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa dilakukan sejak penelitian tindakan melalui refleksi tindakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan setiap siklus. Analisis data yang digunakan diawali dari reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data. Reduksi data dilakukan dengan menyederhanakan data prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data menjadi informasi yang bermakna. Data prestasi belajar dan keaktifan siswa tersebut kemudian disajikan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik yang disajikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan penelitian. Langkah berikutnya adalah pengambilan intisari dari sajian data prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa 49 yang terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengadung pengertian luas. Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut diatas, terdapat empat langkah secara sederhana gambar posisinya adalah sebagai berikut: Pengumpulan data Penyajian Data Reduksi Data Kesimpulan – kesimpulan Penarikan/verifikas i Gambar 3. Model Analisis Interaktif (H. B Sutopo, 2002: 96) H. Indikator Kinerja Indikator kinerja yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian No Aspek yang dinilai 1. Prestasi belajar siswa Target Alat Penilaian Minimal 85 % siswa tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Tes Tertulis minimal 70 2. Keaktifan siswa dalam Minimal 75 % siswa belajar aktif selama mengikuti metode pembelajaran Tutor Sebaya Lembar Observasi 50 I. Prosedur Penelitian Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Tiap tindakan di lakukan secara kolaborasi antara guru mata pelajaran PKn kelas X Akuntansi 1 yaitu Dra. Yuni Wijayanti sebagai guru pengajar, dan peneliti sebagai observer. Dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: “(1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan evaluasi, dan (4) Refleksi dan analisis” (Suharsimi Arikunto, 2008:117). Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah tersebut: 1. Siklus Pertama (I) a. Tahap persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah: 1) Melakukan perijinan dengan Ibu Dra. Sri Haryanti, MM selaku kepala sekolah SMK Kristen 1 Surakarta, untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. 2) Melakukan observasi dan wawancara dengan Ibu Dra. Yuni Wijianti selaku guru pengampu mata pelajaran PKn, untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran PKn di SMK Kristen II Surakarta. 3) Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran. b. Tahap perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang berupa penggunaan metode tutor sebaya pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) Menyusun instrumen penelitian meliputi: a) RPP siklus I (dapat dilihat dilampiran 12 hal ...). b) Soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal. c) Soal diskusi kelompok belajar siklus I (dapat dilihat dilampiran 13 hal...). 51 d) Soal-soal siklus I ( dapat dilihat pada hal...) e) Lembar observasi siswa, tutor, dan guru. f) Angket tanggapan balikan dan angket kesulitan tentang materi belajar. 3) Mendiskusikan perencanaan tindakan siklus I dengan guru pengampu mata pelajaran PKn sebagai guru mitra. Serta mensimulasikan langkah-langkah metode tutor sebaya yang akan diaplikasikan. c. Tahap pelaksanaan atau tindakan (acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1) Menyelenggarakan tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa, yang digunakan untuk membuat kelompok belajar dengan metode tutor sebaya. 2) Melaksanakan KBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP siklus I. 3) Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung, menyebarkan angket tanggapan siswa dan angket tentang materi yang sulit pada siklus I untuk mengetahui persepsi siswa terhadap KBM menggunakan metode tutor, serta melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui persepsinya terhadap KBM menggunakan metode tutor sebaya. 4) Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan soal post tes siklus I. d. Tahap Observasi (observing) dan evaluasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah: 1) Pengumpulan data. 2) Sumber data. 3) Critical friend dalam penelitian yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dra. Yuni Wijayanti. 4) Analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut: 52 1) Pelaksanaan pengamatan oleh peneliti sendiri. 2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. 3) Mendiskusikan dengan guru sebagai critical friend terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. 4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan. langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat-alat evaluasi. 2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai. 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi. 4) Kriteria keberhasilan tindakan sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Tahap refleksi (reflecting) dan analisis Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis perbandingan dalam tahap ini. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket tentang proses KMB dan mengenai materi yang dirasa sulit pada siklus I. 2) Mencocokkan pengamatan oleh peneliti pada lembar observasi siklus I. Apabila hasil pengamatan, ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi multi arah yaitu siswa dengan siswa, siswa dengan tutor, siswa dengan guru, maka metode pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi. 53 2. Siklus Kedua (II) Pada siklus II ini masih dilaksanakan implementasi metode pembelajaran tutor sebaya sebagai metode yang dipilih. Tahapan yang dilalui sama seperti siklus I. a. Tahap perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang berupa penggunaan metode tutor sebaya pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) Menyusun instrumen penelitian meliputi: a. RPP siklus II (dapat dilihat dilampiran 14, hal...). b. Soal diskusi kelompok belajar siklus II (dapat dilihat dilampiran 15, hal...). c. Soal-soal siklus II (dapat dilihat pada hal ...). d. Lembar observasi kinerja guru, tutor sebaya, dan keaktifan siswa. e. Angket tanggapan balikan siswa dan angket kesulitan tentang materi belajar. 3) Mendiskusikan perencanaan tindakan siklus II dengan guru pengampu mata pelajaran PKn sebagai guru mitra. b. Tahap pelaksanaan atau tindakan (acting) Tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1) Melaksanakan KBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP siklus II. 2) Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung, menyebarkan angket tanggapan siswa dan angkat mengenai materi yang dianggap sulit pada siklus II untuk mengetahui persepsi siswa terhadap KBM menggunakan metode tutor sebaya, serta melakukan wawancara terhadap guru untuk mengetahui persepsi guru terhadap KBM menggunakan metode tutor sebaya. 54 3) Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan soal post tes siklus II c. Tahap Observasi (observing) dan evaluasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah: 1) Pengumpulan data. 2) Sumber data. 3) Critical friend dalam penelitian yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dra. Yuni Wijayanti 4) Analisis data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pengamatan oleh peneliti sendiri. 2) Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. 3) Mendiskusikan dengan guru sebagai critical friend terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. 4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan. Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan alat-alat evaluasi. 2) Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai. 3) Melaksanakan analisis hasil evaluasi. 4) Kriteria keberhasilan tindakan sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. d. Tahap refleksi (reflecting) dan analisis Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis perbandingan dalam tahap ini. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket tentang proses KBM dan mengenai materi yang dirasa sulit pada siklus II, serta tanggapan guru 55 mengenai proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya melalui wawancara. 2) Mencocokkan pengamatan oleh peneliti pada lembar observasi siklus II. Apabila hasil pengamatan, ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi multi arah yaitu siswa dengan siswa, siswa dengan tutor, siswa dengan guru, maka metode pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan daya serap yang tinggi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan tindak lanjut dari guru yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 56 SIKLUS 1 Observasi awal & Identifikasi Permasalahan Belum selesai Pelaksanaan Tindakan 1 menggunakan metode tutorsebaya Perencanaan Tindakan 1 Refleksi 1 Pengamatan/pengumpulan data1 (Observasi, Wawancara, & Angket) SIKLUS 2 Perencanaan Tindakan 2 Selesai Refleksi 2 Pelaksanaan Tindakan 2 menggunakan metode tutor sebaya Pengamatan/pengumpulan data 2 (Observasi, Wawancara, &Angket) Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Profil SMK Kristen 1 Surakarta SMK Kristen 1 Surakarta didirikan atas dasar inisiatif beberapa umat Kristen di Surakarta, maka dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan untuk mendirikan sekolah lanjutan kejuruan. Atas dasar pertumbuhan keadaan perekonomian yang memerlukan adanya peningkatan, maka perlu kiranya diadakan spesialisasi tentang kejuruan dan telah disepakati pula untuk mendirikan sekolah lanjutan atas bidang ekonomi. Mendirikan sekolah yang bercorak Kristen, diperlukan persetujuan dari Pengurus Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan juga persetujuan dari kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi (IDPE) Jawa Tengah di Semarang. Atas ijin dari IDPE Jawa Tengah dan persetujuan PPKS secara lisan, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 didirikan SMEA Kristen Surakarta dengan dasar corak Kristen. Dengan gedungnya pertama kali beralamat di Banjarsari (menempati SD Kristen Banjarsari, tepatnya di jalan Bali Nomor 142 Surakarta).Untuk kelangsungan hidup SMEA Kristen ini, maka pengelolanya dibawah bimbingan panitia yang diketuai oleh Bapak D.Reksodarmajo dan Staff. Sedangkan jalannya pelajaran diserahkan kepada Bapak Drs. Hartoyo sebagai kepala SMEA Kristen Surakarta dengan dibantu oleh Bapak Sucipto, BA. Pada tahun 1961, Bapak Hartoto mendapat tugas baru sebagai dosen di UNDIP Semarang. Jabatan kepala sekolah selanjutnya diserahkan kepada Bapak Sucipto,BA yang waktu itu juga menjabat sebagai kepala SMEA Kristen 1 Surakarta. Karena adanya peraturan pemerintah yang menyatakan kepala sekolah negeri tidak boleh merangkap jabatan maka jabatan kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Suparjo,BA. Tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri P dan K tanggal 11 Februari Nomor 1757/05/1965, di SMEA Kristen mendapatkan bantuan pemerintah terhitung tanggal 1 Agustus 1964. Pada tahun 1968 diadakan pembaharuan 57 58 permohonan bantuan. Dengan SK Menteri P dan K RI tanggal 30 Agustus 1969 Nomor 7160/BAUM/Keu/01506/1969 diperbaharuilah bantuan pemerintah terhadap SMEA Kristen 1 Surakarta. Mulai tahun 1968 tanggungjawab panitia di serahkan kepada pengurus PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen 1 Surakarta. Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang digaji langsung oleh PPKS. Selain itu pengurus PPKS memberikan subsidi sebagian dari honorarium guru tidak tetap dari kelebihan jam mengajar. Sampai tahun 2006 PPKS telah mengelola beberapa sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMU, dan SMK. Dengan jumlah dua SMU dan 3 SMK, dimana 2 SMK berada di Kodya Surakarta dan 1 SMK di Simo, Boyolali. Berdasarkan surat edaran dari Depdikbud tanggal 3 April 1997 Nomor 41007/A 45/UT/ 1997 tentang tindak lanjut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 034,035 dan 036/1997 mengenai perubahan nomor status SMP menjadi SLTP, SMA menjadi SMU, dan SMKTA menjadi SMK dan ditegaskan oleh surat dari PPKS Nomor 33/C/IV/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang perubahan nomor status, maka SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen 1 Surakarta, dan sebagai catatan, pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bapak Medi Sunyoto, MPd menjadi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir. Sampai pada tahun ajaran 2008/2009, SMK Kristen 1 Surakarta telah dapat menampung 15 kelas yaitu 6 kelas X, 5 kelas XI, dan 4 kelas XII dengan 4 program keahlian yaitu Akuntansi, Pemjualan, Administrasi Perkantoran, dan Program Keahlian Multimedia. Demikian sejarah singkat berdirinya SMK Kristen 1 Surakarta, sebagai catatan sejak Maret 1999 kepala SMK Kristen 1 Surakarta dipercayakan kepada Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M. 59 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta a. Visi SMK Kristen 1 Surakarta Mewujudkan Tamatan yang Cakap, Terampil, dan Mandiri serta meniliki Iman, Pengharapan, dan Kasih b. Misi SMK Kristen 1 Surakarta 1) Mengubah peserta didik dari status beban menjadi asset pembangunan yang produktif. 2) Menghasilkan sumber daya manusia sebagai faktor unggulan dalam berbagai sektor pembangunan. 3) Menghasilkan tenaga kerja yang beriman, profesional dan mandiri. 4) Membekali peserta didik dengan kemampuan untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. c. Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta 1) Agar siswa mampu menjadi asset pembangunan yang produktif. 2) Agar siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang unggul untuk mengisi kebutuhan dunia industri dan dunia instansi saat ini maupun masa yang akan datang. 3) Agar siswa dapat memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional berdasarkan iman, pengharapan, dan kasih. 4) Menyiapkan siswa menjadi warga negara yang produktif, kreatif dan senantiasa berpegang teguh pada kebenaran iman dan ilmiah. 3. Keadaan Guru SMK Kristen 1 Surakarta SMK Kristen 1 Surakarta merupakan sekolah yang cukup lama berdiri. Dengan berdirinya sekolah ini tentunya tidaklah mungkin dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanpa adanya guru. Jumlah guru dan karyawan mengalami peningkatan seiring dengan semakin sadarnya orang tua akan pendidikan. Berikut ini adalah daftar nama guru beserta program keahliannya untuk peride 2008/2009 di SMK Kristen 1 Surakarta: 60 Tabel 3. Data Guru SMK Kristen 1 Surakarta No Nama Guru Jabatan Program Keahlian 1 Dra. Dwi Ruswantini Guru Akutantansi 2 Ervin Rudi Haryadi, S.Pd Guru Multimedia 3 Dra. Nunik Heriyanti Guru Akuntansi 4 Drs. Rudi Astiyanto Guru Bahasa Indonesia 5 Dra. Retno Purwaningsih Guru Adm. Perkantoran 6 Heru Bagiyanti, S.Pd Guru Penjualan 7 Ambar Widayanti Guru Adm. Perkantoran 8 Drs. Isbandi Raharja Guru Adm. Perkantoran 9 Dra. Sri Maryati Guru BK 10 Drs. Siwiw Widi Asmoro Guru Mutimedia 11 Teguh Tri Riyanto, S.Pd Guru Penjaskes 12 Tini Susilowati, B.Th Guru Agama 13 Tri Yuliani S, S.Pd Guru Matematika 14 Dra. Sri Wartini Guru Bahasa Inggris 15 Kasmin hero, BA Guru Akuntansi 16 Setia Pratiwi, S.Pd Guru Akuntansi 17 Levana Dhia Prawati, SE Guru Akuntansi 18 Dra. Ratna Wulansari D.U Guru Akuntansi 19 Drs. Yudi Andriyanro Guru Penjualan 20 Nita Yulianastuti, S.Pd Guru Penjualan 21 Tri Setyo Admojo Guru Adm. Perkantoran 22 Magdalena Sri Ara, S.Pd Guru Adm. Perkantoran 23 Th. Tri hartanti, SH Guru PKn dan IPS 24 Dra. Yuni Wijayanti Guru PKn & Kepribadian 25 Dra. Sri Sulastri Guru Matematika 26 Marieti Debyora Gardiana Guru Matematika & IPA 27 Kristya Widyaning M Guru Fisika dan IPA 28 Dra.Rahayu Dwi M, M.Pd Guru Matematika 29 Johanes Adinda C,A.Md Guru Multimedia 30 Yustinus Popo Hari A. C Guru Seni Budaya 31 Kezia Ayu Riandriani Guru Bahasa Mandarin 32 Prihat Natalis Nugroho Guru Agama& Bahasa Jawa 33 Pritinian Yugasmara, S.Pd Guru Bahasa Inggris 34 Afonsus Ligouri H.S, S.Pd Guru Bahasa Inggris 35 Ch. Puji Utami, S.Pd Guru Bahasa Inggris 36 Bambang Sudjiwo Guru Muatan Lokal 37 Susanto Edy Sugiyo, S.Pd Guru Penjaskes 38 Tomy Haryono, S.Com Guru Multimedia Sumber: Data Sekunder Daftar Pembagian Tugas Mengajar Tahun 2009 61 4. Keadaan Siswa SMK Kristen 1 Surakarta Latar Belakang Siswa SMK Kristen 1 Surakarta, dapat dilihat dari beberapa aspek.Berikut ini adalah gambaran umum mengenai keadaan siswa dalam hubungannya dengan kondisi perekonomian, pekerjaan orang tua/ wali murid, minat dan kecerdasan, agama, dan faktor jarak tempat tinggal siswa dengan sekolah. a. Perekonomian orang tua/ wali murid Sebagian besar, siswa yang bersekolah di SMK Kristen 1 Surakarta, merupakan anak-anak dari wali murid dengan ekonomi menengah he bawah. Latar belakang pekerjaan wali murid seperti: PNS, ABRI, POLRI, Pegawai swasta, guru, wiraswasta, buruh, dll. b. Seleksi Penerimaan Siswa Baru Latar belakang minat dan kecerdasan siswa dapat diketahui, pada awal penyeleksian siswa baru. Penyeleksian siswa dilakukan setiap awal sebelum tahun ajaran baru dimulai. Dahulu seleksi menggunakan sistem kolektif. Tapi sekarang juga menggunakan sistem komputerisasi, yaitu pendaftaran lewat internet secara on line.Seleksi penerimaan siswa baru berdasarkan pada beberapa hal. Diantaranya: tes tertulis dan wawancara, minat, ekonomi, dan tingkah laku anak (anak tidak nakal/ masih dalam batas wajar. c. Agama Siswa SMK Kristen 1 Surakarta Sebagian besar siswa SMK Kristen 1 Surakarta beragama Kristen Protestan walaupun ada yang beragama selain Kristen, yaitu Islam dan Katolik. Tapi karena sekolah berbasis agama Kristen maka, pelajaran agama yang dibeikan hanya satu, yaitu agama Kristen Protestan. d. Tempat Tinggal/ Asal Siswa Asal siswa SMK Kristen 1 yaitu lulusan dari SMP Negeri maupun swasta. Ada pula pindahan dari SMA atau SMK lain. Meskipun letak SMK Kristen ada di tengah kota. Namun, tidak sedikit siswa-siswa SMK Kristen 1 Surakarta yang berasal dari luar kota. Tapi, kebanyakan siswanya berasal dari dalam kota, dan sekitarnya. 62 Siswa SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 berjumlah 650 siswa. Jumlah siswa kelas X adalah 216 siswa yang terdiri dari 22 siswa putra dan 194 siswa putri. Sedangkan kelas XI berjumlah 224 siswa yang terdiri 16 siswa putra dan 208 siswa putri. Kemudian siswa kelas XII berjumlah 184 siswa yang terdiri dari 13 siswa putra dan 171 siswa putri. Berikut daftar siswa SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2008/2009: Tabel 4. Jumlah Murid Tiap Kelas SMK Kristen 1 Surakarta Jumlah Siswa No Kelas L P Jumlah 1 X/ Multi Media 1 11 26 37 2 X/ Multi Media 2 10 27 37 3 X/ Administrasi Perkantoran 1 29 29 4 X/ Administrasi Perkantoran 2 30 30 5 X/ Akuntansi 1 26 26 6 X/ Akuntansi 2 1 27 28 7 X/ Penjualan 26 26 8 XI/Multi Media 12 30 42 9 XI/ Administrasi Perkantoran 1 42 42 10 XI/ Administrasi Perkantoran 2 39 39 11 XI/ Akuntansi 1 3 38 41 12 XI/ Akuntansi 2 1 39 40 13 XI/ Penjualan 36 36 14 XII/ Multi Media 12 24 36 15 XII/ Administrasi Perkantoran 36 36 16 XII/ Akuntansi 1 1 43 44 17 XII/ Akuntansi 2 43 43 18 XII/ Penjualan 38 38 JUMLAH 51 599 650 Sumber: Data Sekunder Buku Daftar Siswa Tahun 2009 5. Keadaan Lingkungan, Sarana, dan Prasarana SMK Kristen 1 Surakarta SMK Kristen 1 Surakarta berada di lokasi yang strategis, yaitu dijalan Ahmad Yani No.2 sehingga sangat mudah dijangkau kendaraan umum. Adapun batas-batasnya adalah: a. Sebelah barat : gedung, apotek, dan perumahan. b. Sebelah selatan : Jalan Ahmad Yani c. Sebelah timur : Jalan Brigjen Katamso. d. Sebelah utara : SMP Kristen 1 Surakarta. 63 Formasi gedung sekolah berbentuk ”U” sehingga di tengah dapat digunakan untuk upacara, senam, dan olah raga. Namun terdapat masalah terkait dengan polusi udara yang di akibatkan oleh kendaraan yang melintas di jalan depan sekolah, yaitu Jl. Ahmad Yani dan juga jalan sebelah timur sekolah. Hal ini menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar sedikit terganggu. Ruang-ruang yang terdapat di SMK Kristen 1 Surakarta adalah sebagai berikut : Tabel 5. Sarana dan Prasaranan SMK Kristen 1 Surakarta No Nama Ruangan Jumlah No Nama Ruangan Jumlah 1 R.Kelas 18 10 R.Kafetaria 1 2 R.Kepala Sekolah 1 11 R.Kantin 1 3 R.Guru 1 12 R.BP/BK 1 4 R.Pembayaran SPP 1 13 R.Perpustakaan 1 5 R. Bank Mini 1 14 R.Lab.Mengetik 1 6 R.QMR 1 15 R.Lab.Komputer 1 7 R.UKS 1 16 R.Lab.Bahasa 1 8 R.TU 1 17 Gudang 1 9 R.Toko 1 18 WC/KM 3/3 Sumber: Data Sekunder Daftar Ruang SMK Kristen 1 Surakarta Tahun 2009 6. Subyek Penelitian a. Profil Guru Mitra Penelitian tidakkan kelas ini dilakukan secara kolaborasi. Guru mitra dalam penelitian tindakan kelas adalah guru pengampu mata pelajaran PKn kelas X SMK Kristen 1 Surakarta yaitu Dra. Yuni Wijayanti, sebagai pengajar. Beliau memiliki pembawaan yang lembut dan penuh kasih kepada siswanya. Namun, beliau juga menanamkan nilai disiplin dan tanggungajawab kepada para siswanya, dengan cara membuat kontrak belajar yang telah disepakati bersama antara guru dengan siswa selama kegiatan pelajar mengajar perlangsung. Misalnya, bila ada siswa tidak membawa buku pemdamping, buku cacatan, lembar kerja siswa, maupun tidak mengerjakan tugas. Ada sanksi-sanksi tertentu yang akan dibebankan kepada siswa yang melanggarnya. Seperti berdiri di depan kelas sambil membaca dengan keras hasil rangkuman materi yang disampaikan saat pembelajaran, sampai yang terberat adalah tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran PKn. 64 Adapun profil guru mitra adalah sebagai berikut: 1) Nama : Dra. Yuni Wijayanti 2) Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juli 1968 3) NIP : 19680621 200801 2 007 4) Ijazah Terakhir : Sarjana PMP & KN 5) Tamat : 1992 6) Calon Pegawai : 2008 7) Mulai Mengajar Di SMK Kristen 1 : 2003 8) Masa Kerja : 16 Tahun 9) Golongan : III A 10) Alamat : Puncang Sawit Rt 05 Rw 10 Jebres Surakarta b. Profil Siswa Kelas X Akuntansi 1 berjumlah 26 siswa yang terdiri dari siswa putri. Berasal dari latar belakang sekolah asal yang berbeda, tentu bervariasi pula kemampuan dalam akademiknya. Jika dibandingkan dengan kelas X program keahlian lain, perolehan prestasi rata-rata kelasnya rendah. Hal ini dikarenakan perolehan prestasi belajar siswa, tidak didapat karena meratanya ketuntasan belajar siswa. Melainkan hanya didominasi oleh sekelompok siswa pintar saja. Permasalahan yang ditimbulkan yaitu terjadinya suatu ketimpangan dalam perolehan prestasi belajar dalam satu kelas tersebut. Hal ini peneliti ketahui, pada saat PPL di Kelas X SMK Kristen 1 Surakarta. Hanya beberapa siswa saja yang mendominasi prestasi belajar maupun keaktifan saat pembelajaran PKn berlangsung, yang berdampak pada tidak meratanya ketuntasan belajar siswa. Siswa kelas X Akuntansi 1 memiliki karakteristik yaitu sedikit bicara banyak bekerja. Hal ini selaras dengan program keahlian mereka, yang banyak melakukan praktek dan mengerjakan soal-soal latihan. Maka tidak mengherankan bila, kelas ini didominasi oleh siswa yang pendiam. Identitas siswa X Akuntansi 1, dapat dilihat dalam tabel berikut: 65 Tabel 6. Daftar Nama Siswa Kelas X Akuntansi 1 Nomor Nama Lengkap Siswa Urut Induk 1 7412 Ana Chairul Norma Amin 2 7413 Anita Melya Sari 3 7414 Apilana Kristi 4 7415 Asih Nuryati 5 7416 Atik Fitriyaningsih 6 7417 Ayu Anita 7 7418 Dewi Tirta Sari 8 7419 Diana Natalia 9 7420 Dita Andini Saputri 10 7421 Diyan Kristiyani 11 7422 Dwi Lestari 12 7423 Dwi Nita Pusparini 13 7424 Dwi Oktaviani 14 7425 Eka Yuliana 15 7426 Evi Puspitasari 16 7427 Fransiska Tri Agustin 17 7428 Ike Wulandari 18 7429 Indah Permata Sari 19 7430 Indah Setyowati 20 7431 Isnaini Putri 21 7432 Katarina Sri Jumiani 22 7433 Kiki Isnawati 23 7434 Kristian Septianti 24 7435 Lestiyani 25 7436 Lutvicka Luciana 26 7079 Maria Untung Sumber: Data Sekunder Buku Presensi Siswa Tahun 2009 Jenis Kelamin P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P B. Deskripsi Umum Pembelajaran 1. Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2009 di SMK Kristen 1 Surakarta dan sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui permasalahan melalui observasi 66 pada saat PPL tahun 2008. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1) Ditinjau dari Segi Siswa a) Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku paket dan media pembelajaran untuk siswa). Pembelajaran PKn di SMK Kristen 1 Surakarta tidak didukung dengan buku paket yang mana masing-masing siswa berhak meminjam buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Keterbatasan tersebut berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa (baik belajar di rumah maupun di sekolah). b) Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran PKn. Kejenuhan siswa pada pembelajara PKn salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus oleh guru, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya interaksi antara guru dengan siswa saat pembelajaran berlangsung, melakukan kegiatan lain diluar pembelajaran seperti ramai sendiri dengan teman sebangkunya, mengerjakan tugas lain, tidur di kelas. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan dari guru maupun menyelesaikan tugas yang diberikan guru. c) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran PKn. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. 2) Ditinjau dari Segi Guru a) Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PKn. Pada saat pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran PKn. 67 Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran PKn serta kurang memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. b) Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. b. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 17 siswa dari 26 siswa kelas X Akuntansi 1 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran PKn yaitu 70. Dari hasil ulangan harian mata pelajaran PKn, nilai terendah yang diperoleh siswa kelas X Akuntansi 1 adalah 45. Sedangkan nilai tertinggi adalah 84. Untuk tugastugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn . c. Rencana Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 13 April 2009 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Rencana tindakan, berdasarkan hasil identifikasi masalah dari melakukan observasi awal dan wawancara kepada guru. Saat melakukan wawancara, diungkapkan oleh guru bahwa, selama pengalamannya dalam mengajar, siswa menemui permasalahan dalam memahami kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Maka tindakan kelas akan diterapkan pada kompetensi dasar tersebut di atas. Kemudian disepakati bahwa, pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu tanggal 15 April , Rabu tanggal 29 April dan Rabu tanggal 13 Mei 2009. 68 2. Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran PKn menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama ( Rabu, 15 April 2009) (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. (2) Menciptakan menyiapkan situasi siswa pembelajaran mengikuti pre yang tes kondusif pada untuk kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara, untuk mendapatkan skor dasar sebagai penentu dalam pembagian kelompok, serta pemilihan tutor. (3) Guru dan peneliti membagikan soal-soal pre tes kepada para siswa untuk dikerjakan secara tertib dan mandiri. (4) Guru mengumpulkan hasil jawaban siswa dan mulai menukarkan hasil jawaban siswa ke siswa lain untuk dikoreksi pada saat itu juga, yang nantinya hasil rekap nilai pre tes, akan digunakan sebagai skor dasar, yang untuk membagi siswa kedalam kelompok belajar dan menentukan tutor sebaya. (5) Guru menutup pembelajaran dan tidak lupa mengiformasikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. b) Pertemuan kedua (Rabu, 29 April 2009) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru menyajikan materi tentang persamaan kedudukan warga negara. Baik mengenai landasan kultur, konstitusional maupun 69 contoh-contoh sikap yang menunjukkan persamaan kedudukan warga negara. (4) Siswa diberi kesempatan guru untuk menanyakan materi yang belum dipahami. (5) Guru membagi siswa kedalam kelompok belajar tutor sebaya, dengan jumlah disetiap anggotanya antara 5-6 siswa dan 1 siswa sebagai tutor atau ketua kelompok. (6) Guru meminta tiap tutor dari tiap kelompok maju kedepan kelas untuk mendapatkan penjelasan materi dan petunjuk, serta arahan dari guru. Supaya tutor dapat membantu memberikan penjelasan kepada temannya dalam kelompok saat mengerjakan soal-soal diskusi. (7) Guru membagi soal-soal yang akan didiskusikan kemasingmasing tutor sebaya untuk dibahas dan dikerjakan dikelompok belajarnya masing-masing. (8) Siswa mengerjakan tugas dari guru untuk didiskusikan dengan bantuan tutor sebaya. (9) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya kegiatan tutorial (bimbingan) dengan cara berkeliling. (10) Guru melakukan pembahasan setelah seluruh siswa kelompok untuk menyelesaikan soal diskusi. (11) Guru meminta salah satu anggota mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. (12) Siswa mencermati lembar jawab yang telah dikerjakan bersama anggota kelompoknya dan menanyakan kesulitan saat mengerjakan tugas tersebut. (13) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan kepada siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti post tes pada pertemuan berikutnya. 70 c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 13 Mei 2009) (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. (2) Guru memberi kesempatan kepada siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal post tes siklus I tentang materi yang telah dipelajari. (3) Guru bersama peneliti membagikan soal post tes berupa soal pilihan ganda dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. (4) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari post tes dapat mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang sampai waktu yang ditentukan berakhir. (5) Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan serta menutup pelajaran dengan salam penutup. 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi persamaan kedudukan warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan metode pembelajaran tutor sebaya. 3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus berupa post tes), sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu, masing-masing tanggal 15, 29 dan 13 Mei 2009 di ruang kelas X Akuntansi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. 71 Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah persamaan kedudukan kewarganegaraan. Pertemuan pertama digunakan guru untuk melakukan pre tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan, sedangkan pertemuan kedua digunakan guru untuk melakukan kegiatan tutorial (bimbingan) berdasar kelompok-kelompok belajar yang telah dibentuk. Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan mengadakan post tes individual untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti kegiatan tutorial pada kelompoknya.Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Rabu, 15 April 2009) a) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk menyiapkan siswa mengikuti pre tes, untuk mendapatkan skor dasar sebagai penentu dalam pembagian kelompok, serta pemilihan tutor. c) Guru dan peneliti membagikan soal-soal pre tes kepada para siswa untuk dikerjakan secara tertib dan mandiri. d) Guru mengumpulkan hasil jawaban siswa dan mulai menukarkan hasil jawaban siswa ke siswa lain untuk dikoreksi pada saat itu juga. e) Setiap siswa melaporkan hasil jawaban dari teman yang dikoreksi. f) Guru merekap hasil nilai pre tes sebagai skor dasar, untuk membagi siswa kedalam kelompok belajar dan menentukan tutor sebagai ketua disetiap kelompok belajar tersebut. g) Guru menutup pembelajaran dan tidak lupa mengiformasikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan Kedua (Rabu, 29 Mei 2009) a) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. b) Guru melakukan apersepsi, dengan memberikan pengantar materi yang akan dipelajari . c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang persamaan kedudukan warga negara. Siswa 72 memperhatikan penjelasan guru, serta memberikan tanggapan dengan cara berpendapat. Sebagian besar siswa memperhatikan dan berpendapat. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. e) Guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dengan tutor sebagai ketuanya, secara heterogen menurut skor dasar yang diperoleh saat pre tes. Langkah-langkah dalam pembagian siswa kedalam kelompok adalah sebagai berikut: (1) Menyusun peringkat siswa dari yang memperoleh nilai tertinggi sampai nilai terendah. Nilai diambil dari hasil pre tes pada pertemuan pertama sebagai skor dasar. (2) Menentukan jumlah kelompok Tiap kelompok terdiri dari lima sampai enam anggota. Hal tersebut dikarenakan dalam pembagian kelompok tidak genap, maka terdapat dua kelompok yang beranggotakan eman orang, yaitu kelompok I. Sedangkan kelompok II, III, IV dan V beranggotakan lima orang (Adapun daftar pembagian anggota kelompok tutor sebaya, dapat dilihat pada lampiran 16). (3) Membagi siswa kedalam kelompok Dalam membagi siswa kedalam kelompok, seimbangkan kelompok sesuai prestasi yang diperoleh yaitu skor dasar. Tiap kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. (4) Guru meminta tutor dari tiap kelompok untuk maju kedepan kelas untuk mendapatkan penjelasan materi, arahan, dan petunjuk cara pengerjaan soal diskusi sebagai pedoman kegiatan tutorial berlangsung. Guru memberi bantuan hanya dengan memperjelas perintah dan mengulang sedikit konsep. Selama belajar dalam 73 kelompok, tugas tutor dalam kelompok adalah menguasai materi pelajaran dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan terlebih dahulu bertanya kepada teman sekelompok, tutor sebaya, dan apabila mengalami kesulitan baru bertanya kepada guru. f) Setelah waktu yang diberikan untuk kegiatan tutorial berakhir, guru mempersilakan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya. Salah satu perwakilan dari kelompok I, II, II, VI, dan V yaitu Apilana, Dwi Tirta Sari, Diyan Kristiani, Indah Setyowati, dan Katarina Sri Jumiani dengan sukarela mempresentasikan jawabannya. g) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diberikan, serta mengiformasikan pelaksanaan post tes pada pertemuan berikutnya. 3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 13 Mei 2009) a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa. b) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan post tes berupa soal pilihan ganda untuk materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. c) Guru membagikan soal post tes siklus I untuk materi persamaan kedudukan kewarganegaraan dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri. d) Siswa mengerjakan soal post tes sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan kemampuan mereka. Pada saat post tes berlangsung ada salah satu siswa yang mencoba bertanya kepada teman, namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal post tes secara mandiri. e) Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan berlangsung cukup tertib, hasil post tes siklus I, dikumpulkan saat itu juga. 74 f) Kegiatan belajar dalam kelompok dengan bantuan tutor sebaya dan kegiatan evaluasi pada siklus I berakhir. c. Observasi Peneliti mengamati proses pembelajaran PKn dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar PKn pada hari itu. Pertemuan pertama dimulai hari Rabu tanggal 15 April 2009 di kelas X Akuntasni 1. Melakukan pre tes untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi persamaan kedudukan warganegara sebagai skor dasar dalam menentukkan pembagian kelompok belajar, dan tutor sebaya sebagai ketua kelompok. Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 29 April 2009, guru menyampaikan materi persamaan kedudukan warganegara dengan metode pembelajaran tutor sebaya secara jelas. Sedangkan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jumat tanggal 13 April 2009, digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I berupa post tes agar prestasi belajar siswa dapat diketahui. Post tes berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus I. Masih ada kekurangan yang harus diperbaiki, untuk kesuksesan pada tindakan siklus II. Refleksi pada penelitian siklus I adalah sebagai berikut: 1) Masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, seperti tidak bertanya dan mengeluarkan pendapat saat kegiatan tutorial berlangsung. 2) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang diberikan saat kegiatan tutorial. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi pelajaran. 75 3) Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, perlu ditingkatkan. Sebab, hanya ada lima siswa masing-masing perwakilan dari kelompoknya yang bersedia tampil saat pembahasan, hasil tugas soal diskusi kelompok dengan bantuan tutor sebaya. 4) Pada saat post tes, posisi guru lebih banyak duduk di depan dan kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk di barisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa diketahui oleh guru. e. Temuan Penelitian Siklus I untuk Perbaikan Siklus II Hasil observasi dan refleksi pada siklus I telah menunjukkan bagaimana tingkat keberhasilan metode tutor sebaya dalam peningkatan kualitas pembelajaran PKn. Hasil pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas pembelajaran PKn meskipun belum memenuhi target yang ditentukan. Siswa sendiri merasa belum terbiasa dengan metode tutor sebaya yang diterapkan guru meskipun mereka juga merasa kalau metode tutor sebaya lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode ceramah. Sehingga guru harus memberikan arahan kembali tentang tahap pelaksanaan metode tutor sebaya kepada siswa. Selanjutnya, guru dengan berbagai strateginya berusaha untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru juga harus menegaskan kembali bahwa tugas kelompok harus dilakukan secara bersama-sama. Disamping itu juga mendorong tutor sebaya untuk membimbing teman (siswa lain) yang masih enggan dan malu dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan serta masih kurang berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan tutorial berlangsung. 76 3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan Temuan Penelitian a. Hasil Tes Melalui pre tes diketahui kemampuan awal siswa pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hasil pre tes sebagai tes kemampuan awal siswa diperoleh rata-rata kelas 64,80 dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 75. Siswa yang mencapai batas tuntas 70 atau pun lebih sebanyak 8 orang (30,76% dari 26 siswa). Sedangkan pada siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 67,88 dengan nilai terendahnya 50 dan nilai tertingginya adalah 85. Siswa yang sudah mencapai batas tuntas 70 ataupun lebih sebanyak 14 orang (53,84% dari 26 siswa). Hasil tes siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dengan rata-rata kelas dari 64,88 menjadi 67,88 dan ketercapaian ketuntasan kelas dari 30,76% menjadi 53,84% (Adapun hasil pre tes dapat dilihat pada lampiran 16, dan hasil tes siklus I dapat dilihat pada lampiran 17). Hasil pre tes siswa tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Hasil Pre Tes Siswa Kelas X Akuntansi 1 Ketuntasan Hasil Belajar No Kriteria Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 8 30,67% 2 Tidak Tuntas 18 69,33% Jumlah 26 100% Sumber: Data Primer Kemampuan Awal Sebelum Tindakan Ketuntasan hasil belajar untuk kemampuan awal siswa yang diperoleh dari pre tes sebelum tindakan, dapat dilihat pada grafik berikut ini: 18 20 15 8 10 Tuntas Tidak Tuntas 5 0 Jumlah Siswa Gambar 5. Grafik Hasil Pre Tes 77 Ketuntasan belajar siswa pada siklus I, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 pada Siklus I Ketuntasan Hasil Belajar No Kriteria Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 14 53,84% 2 Tidak Tuntas 12 46,16% Jumlah 26 100% Sumber: Data Primer Hasil Tes Siklus I Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini: 14 14 13.5 13 Tuntas 12 12.5 Tidak Tuntas 12 11.5 11 Jumlah Siswa Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I b. Hasil Observasi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar PKn, adalah sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Guru Kolaborasi Terhadap Kinerja Guru Pada siklus I, guru dalam membuka pelajaran, melakukan apersepsi, motivasi, menguraikan tujuan pelajaran masuk dalam kategori baik. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok serta memilih tutor, sudah baik. Nanum, saat memberikan petunjuk dan arahan materi kepada tutor, mengawasi, dan menanggapi pertanyaan dari siswa maupun tutor masih kurang, dikarenakan belum terbiasa dengan metode ini sebelumnya. Saat memberikan klarifikasi pada pembahasan, memberikan kesimpulan, dan menutup pelajaran sudah termasuk baik (Adapun hasil kinerja guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 18). 78 2) Hasil Observasi Tutor Pada siklus I, kinerja tutor sebaya sudah termasuk kategori baik. Tutor sebaya seperti Apilana, Indah, dan Fransiska sudah bisa memimpin kegiatan tutorial, memberikan penjelasan kepada teman yang kesulitan, maupun memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman. Sedangkan tutor kelompok II yaitu Diyan dan Katarina kelompok V belum bisa melibatkan teman dalam kegiatan tutorial, maupun menanggapi pertanyaan dari teman. (Adapun hasil kinerja tutor sebaya pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 19). 3) Hasil Observasi Siswa Skor keaktifan siswa pada siklus I, saat pembelajaran PKn berlangsung, diperoleh dari pengamatan peneliti dengan instrumen lembar observasi keaktifan siswa ( Adapun hasil skor keaktifan dapat dilihat di lampiran 20). Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang dikategorikan sangat baik dan baik pada aspek keaktifan siswa yaitu 17 siswa atau 65,39% dari 26 siswa. Hasil skor keaktifan siswa dengan metode pembelajaran tutor sebaya pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Data Keaktifan Siswa Pada Siklus I No Kategori Jumlah Siswa 1 Sangat Baik 8 2 Baik 9 3 Kurang Baik 9 Jumlah 26 Sumber: Data Primer Hasil Observasi pada Siklus I Presentase 30,78% 34,61% 34,61% 100% Hasil keaktifan siswa, dapat dilihat pada grafik berikut ini: 9 9 9 8,5 Sangat Baik 8 8 Baik Kurang Baik 7,5 Jumlah Siswa Gambar 7. Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Siklus I 79 c. Hasil Angket Balikan Siswa 1) Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa Tanggapan siswa tentang penerapan metode tutor sebaya pada mata pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point a sebanyak 18 siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih menarik. Sedangkan pernyataan point c, hanya 12 siswa yang menyatakan metode tutor sebaya dapat membuat mereka lebih aktif. Berikut rincian hasil angket tanggapan siswa: a) Sebanyak 18 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks. b) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya khususnya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. c) Sebayak 12 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya metode tutor sebaya. d) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa belajar dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya untuk lebih giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi. e) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa metode tutor sebaya cocok diterapkan dalam pelajaran PKn. Hasil angket tanggapan siswa menggunakan metode tutor sebaya pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: 80 Tabel 10. Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa Siklus I Jumlah Siswa No Pernyataan Presentase Menjawab Setuju 1 Proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya 18 69,23% lebih menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks 2 Lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya khususnya pada kompetensi dasar 16 61,53% menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 3 Lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah 12 46,15% diterapkannya metode tutor sebaya 4 Belajar dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya untuk lebih giat 16 61,53% belajar PKn dan meningkatkan prestasi 5 Metode tutor sebaya cocok 16 61,53% diterapkan dalam pelajaran PKn Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Balikan Siswa Siklus I 2) Hasil Angket Kesulitan Materi Tanggapan siswa tentang kesulitan materi pada mata pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point d sebanyak 17 siswa menyatakan kesulitan menyebutkan hak dan kewajiban warga negara. Sedangkan pernyataan point f, hanya 13 siswa yang menyatakan kesulitan memberikan contoh yang menampilkan persamaan kedudukan. Berikut rincian hasil angket tanggapan siswa: a) Sebanyak 14 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai kultural Indonesia. b) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan UUD 1945 81 dan pasal-pasal dalam UUD 1945. c) Sebanyak 14 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup dalam Sila-sila Pancasila. d) Sebanyak 16 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menyebutkan peraturan perundang-undangan yang menjamin persamaan kedudukan warga Negara. e) Sebanyak 17 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menunjukkan hak dan kewajiban warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. f) Sebanyak 13 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan memberikan contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara. Hasil angket balikan siswa mengenai kesulitan materi pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Hasil Angket Kesulitan Materi Siswa Siklus I Jumlah Siswa No Pernyataan Presentase Menjawab Sulit 1 Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai kultural 14 53,85% Indonesia 2 menjelaskan jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan UUD 16 61,54% 1945 dan pasal-pasal dalam UUD 1945 3 Menjelaskan jaminan persamaan hidup 14 53,85% dalam Sila-sila Pancasila 4 Menyebutkan peraturan perundangundangan yang menjamin persamaan 16 61,54% kedudukan warga Negara 5 Menunjukkan hak dan kewajiban warga negara dalam hidup 17 65,38% bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 6 Memberikan contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan 13 50% kedudukan warga negara Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Kesulitan Materi Siklus I 82 d. Hasil Refleksi I Pada siklusI kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil tes, observasi keaktifan siswa, dan angket balikan siswa belum tercapai. Hal ini dimungkinkan karena metode pembelajaran tutor sebaya adalah metode baru. Sehingga siswa belum begitu paham. Berdasarkan hasil penelitian dan proses pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya, maka dapat ditarik hasil refleksi sebagai berikut: 1) Hasil Tes Hasil tes siklus I ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. Hasil kemampuan awal (pre tes) dengan rata-rata kelas dari 64,80 (30,76% dari 26 siswa) menjadi 67,88 (53,84% dari 26 siswa), setelah diberikan tindakan pada silus I. Pada siklus I, target ketuntasan belajar siswa yaitu 85% dari 26 siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum, belum tercapai. 2) Hasil Observasi a) Hasil observasi guru pada siklus I Kinerja guru pada proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya, sudah baik. Namun, ada kekurangan pada saat memberi petunjuk, mengawasi, dan menanggapi pertanyaan dari siswa maupun tutor masih kurang, dikarenakan belum terbiasa dengan metode ini sebelumnya. b) Hasil observasi tutor sebaya pada siklus I Kinerja tutor sebaya pada proses pembelajaran rata-rata sudah baik. Hanya tutor sebaya dari kelompok II dan V, yang masih kebingungan melakukan tugasnya sebagai tutor. c) Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I Hasil skor keaktifan siswa dengan metode pembelajaran tutor sebaya pada siklus I, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mau ikut aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut, ditunjukkan dari 65,38% atau 17 siswa dari 26 siswa aktif pada saat pembelajaran 83 menggunakan tutor sebaya. Meskipun, ada beberapa siswa yang belum serius dalam mengikuti pembelajaran. 3) Hasil Angket a) Hasil angket tanggapan siswa tentang penerapan metode tutor sebaya pada mata pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point a sebanyak 18 siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih menyenangkan. Sedangkan pernyataan point c, hanya 12 siswa yang menyatakan metode tutor sebaya dapat membuat mereka lebih aktif. b) Hasil angket tanggapan siswa tentang kesulitan materi pada mata pembelajaran PKn siklus I pada pernyataan point d sebanyak 17 siswa menyatakan kesulitan menyebutkan hak dan kewajiban warga negara. Sedangkan pernyataan point f, hanya 13 siswa yang menyatakan kesulitan memberikan contoh yang menampilkan persamaan kedudukan Berikut ini persepsi guru dan siswa atas pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya pada siklus I dengan kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 1) Persepsi Guru Guru merasa bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn dengan metode tutor sebata pada siklus I masih kurang maksimal, baik siswa maupun guru belum terbiasa dengan metode yang diterapkan sehingga perlu adanya penyesuaian. Guru masih berusaha memahami kondisi konsentrasi siswa saat awal penerapan metode tutor sebaya. Keaktifan dan antusiasme siswa masih harus dibangun lagi dan guru akan berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan suasana yang kondusif saat pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya berlangsung. Secara umumnya, guru merasa bahwa pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya pada siklus I ini masih perlu ditingkatkan lagi karena aspek-aspek dalam pembelajaran belum memenuhi target secara keseluruhan meskipun sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik. 84 2) Persepsi Siswa Sesuai dengan angket tanggapan balikan terhadap metode tutor sebaya yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan siklus II, menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode tutor sebaya yang diterapkan pada pembelajaran PKn. Menurut mereka dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya terutama pada kompentensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. e. Temuan Penelitian Siklus I untuk Perbaikan Siklus II Hasil observasi dan refleksi pada siklus I belum menunjukkan bagaimana tingkat keberhasilan metode tutor sebaya dalam peningkatan prestasi belajar siswa, pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Siswa sendiri merasa belum terbiasa dengan metode tutor sebaya yang diterapkan guru meskipun mereka juga merasa kalau metode tutor sebaya lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode ceramah. Sehingga guru harus memberikan arahan kembali tentang tahap pelaksanaan metode tutor sebaya kepada siswa. Selanjutnya, guru dengan berbagai strateginya berusaha untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru juga harus menegaskan kembali bahwa tugas kelompok harus dilakukan secara bersama-sama. Disamping itu juga mendorong siswa yang masih enggan dan malu dalam mengajukan maupun menjawab pertanyaan serta masih kurang berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan tutorial berlangsung. 4. Penelitian Siklus II Penerapan metode pembelajaran tutor sebaya berdasarkan refleksi pada Siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu masih terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi belajarnya kurang maksimal. Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran tutor sebaya pada Siklus II adalah sebagai berikut: 85 a Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Mei 2009 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, masing-masing tanggal 20 Mei dan 27 Mei 2009 dengan rancangan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaraan tutor sebaya. Skenario pembelajaran pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I. Perbedaannya yaitu jika pada siklus I penjelasan materi hanya disampaikan oleh guru lewat tutor sebaya, yang kemudian oleh tutor dari kelompoknya masing-masing menyampaikan kembali kepada teman/ anggota kelompok. Pada siklus II, guru memberikan penjelasan dengan materi yang sama pada siklus I di depan kelas pada seluruh siswa. Lalu, dilanjutkan dengan penjelasan ulang dan mengerjakan tugas kelompok, dan presentasi oleh perwakilan anggota kelompok. Skenario pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama ( Rabu, 20 Mei 2009) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal pos tes pada siklus I. (4) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi yang sama pada saat siklus pertama yaitu persamaan kedudukan warga negara. (5) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. 86 (6) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan bantuan tutor sebaya dalam kelompoknya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif. (7) Siswa mempresentasikan hasil diskusi. (8) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan Kedua ( Rabu, 27 Mei 2009) (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. (2) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri sebelum mengerjakan soal post tes atas materi yang telah dipelajari. (3) Guru bersama peneliti membagikan soal post tes dan meminta siswa untuk mengerjakan secara tertib dan mandiri. (4) Siswa mengerjakan soal post tes siklus II sampai waktu yang telah ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil post tes dapat mencerminkan kemampuan mereka sebagai hasil dari diskusi dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya. Posisi guru tidak hanya berada di depan kelas saat evaluasi berlangsung, tetapi juga berkeliling untuk memastikan kondisi siswa. Hal ini dilakukan agar siswa mengerjakan soal secara mandiri dan tidak ada siswa yang berani mencoba menanyakan jawaban kepada temannya terutama bagi siswa yang duduk dibarisan belakang. (5) Guru meminta lembar jawab soal post tes siklus 1 dan menutup pembelajaran. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (post tes), sedangkan 87 instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 20 Mei dan 27 Mei 2009 di ruang kelas X Akuntansi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I yaitu penjelasan diberikan oleh guru diawal pembelajaran, kemudian diulang oleh tutor sebaya, dan melakukan presentasi oleh perwakilan tiap kelompok saat pembahasan soal tugas kelompok. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II sama dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Rabu, 20 Mei 2009) a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, dan presensi siswa b) Guru melakukan apersepsi, dengan memberikan pengantar materi dengan mengulas materi siklus I, yaitu menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang persamaan kedudukan warga negara. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. e) Guru meminta tutor dari tiap kelompok untuk maju kedepan kelas untuk mendapatkan penjelasan materi, arahan, dan petunjuk cara 88 pengerjaan soal diskusi sebagai pedoman kegiatan tutorial berlangsung. f) Siswa mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru dengan bantuan tutor sebaya. Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif. g) Guru memperhatikan seluruh kondisi siswa dan lebih memotivasi siswa terutama siswa yang cenderung pasif. h) Salah seorang siswa mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok I, II, III, VI, dan V yaitu Kiki Isnawati, Maria Untung, Evi Puspitasari, Asih Nuryati dengan sukarela mempresentasikan jawabannya. i) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi dan menutup dengan salam penutup. 2) Pertemuan Kedua (Rabu, 27 Mei 2009) a) Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa. b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan post tes berupa soal pilihan ganda untuk materi yang telah didiskusikan dalam pertemuan sebelumnya. c) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara tertib dan mandiri. d) Siswa mengerjakan soal post tes siklus II sampai waktu yang telah ditentukan berakhir, sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan tertib jalannya post tes. Pada evaluasi (post tes) Siklus II ini, guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang duduk dibarisan belakang agar tidak ada siswa yang berani mencoba bertanya jawaban pada temannya. Pelaksanaan evaluasi (post tes) pada Siklus II ini berjalan lebih tertib bila dibanding pada Siklus I. Hal ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan tidak ada siswa yang berbuat curang selama post tes berlangsung. e) Kegiatan evaluasi (post tes siklus II) berlangsung baik, hasil post tes segera dikumpulkan. 89 c. Observasi Peneliti mengamati proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya di kelas X Akuntansi 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar PKn pada hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Rabu, tanggal 20 Mei 2009, guru menyampaikan materi yang sama dengan siklus I. Pertemuan kedua hari Rabu, tanggal 27 Mei 2009 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi (post tes) akhir dari siklus II. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut: 1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. 2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Siswa tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak perlu dan jauh lebih bersemangat saat tutotial berlangsung. 3) Sebagian besar siswa bersedia mempresentasikan hasil soal diskusi kelompoknya tanpa ditunjuk guru. 4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan tidak hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi dengan ketat jalannya post tes. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama siswa yang duduk dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat curang. 5. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dan Temuan Penelitian a. Hasil Tes Hasil post tes pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 75,19 dengan nilai terendahnya 60 dan nilai tertingginya adalah 90. Siswa yang sudah mencapai batas tuntas 70 ataupun lebih sebanyak 23 orang (88,46 % 90 dari 26 siswa). Hasil tes siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik dengan rata-rata kelas dari 67,88 pada siklus I menjadi 75,19 pada siklus II. Sedangkan ketercapaian ketuntasan kelas dari 53,84% pada siklus I menjadi 88,46 % pada siklus II. Maka dalam siklus II ini sudah melebihi target yang diharapkan yaitu 85%. (Adapun hasil tes siklus II siswa kelas X Akuntansi 1 secara keseluruhan terlampir dalam lampiran 21). Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 pada Siklus II Ketuntasan hasil belajar No Kriteria Jumlah siswa Persentase 1 Tuntas 23 88,46% 2 Tidak Tuntas 3 11.54% Jumlah 28 100% Sumber: Data Primer Hasil Tes Siklus II Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini: 23 25 20 Tuntas 15 Tidak Tuntas 10 3 5 0 Jumlah Sis wa Gambar 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II b. Hasil Observasi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar PKn, adalah sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Guru Kolaborasi Terhadap Kinerja Guru Pada siklus II, guru dalam membuka pelajaran, melakukan apersepsi, motivasi, menguraikan tujuan pelajaran masuk dalam kategori sangat baik. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok serta memilih tutor, saat memberikan petunjuk dan arahan materi kepada tutor, serta mengawasi proses tutorial sudah baik. Guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa maupun tutor, saat memberikan klarifikasi pada pembahasan, memberikan kesimpulan, dan menutup pelajaran sudah 91 termasuk baik (Adapun hasil kinerja guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 22). 2) Hasil Observasi Tutor Pada siklus II, kinerja tutor sebaya sudah termasuk kategori baik. Namun ada beberapa tutor seperti Diyan kelompok II, yang masih belum baik saat memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman. Sama halnya dengan tutor kelompok V yaitu Katharina belum baik, dalam menanggapi pertanyaan dari teman. (Adapun hasil kinerja tutor sebaya pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 23). 3) Hasil Observasi Siswa Skor keaktifan siswa pada siklus II, saat pembelajaran PKn berlangsung, diperoleh dari pengamatan peneliti dengan instrumen lembar observasi keaktifan siswa. Jumlah siswa yang aktif dihitung dari jumlah yang termasuk kategori sangat baik dan baik. Pada siklus II ada 24 siswa atau 92,30% dari 26 siswa yang aktif (Adapun hasil skor keaktifan siklus II, dapat dilihat pada lampiran 24). Hasil skor keaktifan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Data Keaktifan Siswa Pada Siklus II No Kategori Jumlah Siswa 1 Sangat Baik 13 2 Baik 11 3 Kurang Baik 2 Jumlah 26 Sumber: Data Primer Hasil Observasi pada Siklus II Presentase 50,00% 42,30% 7,70% 100% Hasil keaktifan siswa, dapat dilihat pada grafik berikut ini: 13 14 11 12 10 Sangat Baik 8 Baik Kuran g Baik 6 4 2 2 0 Jum lah Siswa Gambar 9. Grafik Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran Siklus II 92 c. Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa 1) Hasil Angket Tanggapan Balikan Siswa Tanggapan siswa tentang penerapan metode tutor sebaya pada mata pembelajaran PKn siklus II pada pernyataan point a sebanyak 25 siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih menyenangkan. Sedangkan pernyataan point d, hanya 23 siswa yang menyatakan metode tutor sebaya mendorong mereka untuk kiat meningkatkan prestasi. Berikut rincian hasil angket tanggapan siswa: a) Sebanyak 25 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks. Sebanyak 24 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya khususnya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b) Sebayak 24 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya metode tutor sebaya. c) Sebanyak 23 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa belajar dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya untuk lebih giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi. d) Sebanyak 24 siswa dari 26 siswa menyatakan bahwa metode tutor sebaya cocok diterapkan dalam pelajaran PKn. Hasil angket tanggapan siswa mengenai penggunaan metode tutor sebaya pada siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut: 93 Tabel 14. Hasil Angket Balikan Siswa Siklus II Jumlah Siswa No Pernyataan Menjawab Presentase Setuju 1 Proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya 25 96,15% lebih menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks 2 Lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya khususnya pada kompetensi dasar menganalisis 24 92,30% persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 3 Lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah 24 92,30% diterapkannya metode tutor sebaya 4 Belajar dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya 23 88,46% untuk lebih giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi 5 Metode tutor sebaya cocok 24 92,30% diterapkan dalam pelajaran PKn Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Balikan Siswa Siklus II 2) Hasil Angket Kesulitan Materi Tanggapan siswa tentang kesulitan materi pada mata pembelajaran PKn siklus II pada pernyataan point b sebanyak 9 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan jaminan konstitusi. Sedangkan pernyataan point f, hanya 3 siswa yang menyatakan kesulitan memberikan contoh persamaan kedudukan warga negara. Berikut rincian hasil angket tanggapan siswa: a) Sebanyak 3 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai kultural Indonesia. b) Sebanyak 5 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal dalam UUD 1945. c) Sebanyak 4 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup dalam Sila-sila Pancasila. 94 d) Sebanyak 4 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menyebutkan peraturan perundang-undangan yang menjamin persamaan kedudukan warga Negara. e) Sebanyak 6 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan menunjukkan hak dan kewajiban warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. f) Sebanyak 3 siswa dari 26 siswa menyatakan kesulitan memberikan contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara. Hasil angket balikan siswa mengenai materi yang sulit pada siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15. Hasil Angket Kesulitan Materi Siklus II Jumlah Siswa No Pernyataan Menjawab Presentase Sulit 1 Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai 3 11,54% kultural Indonesia 2 menjelaskan jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan 5 19,23% UUD 1945 dan pasal-pasal dalam UUD 1945 3 Menjelaskan jaminan persamaan 4 15,38% hidup dalam Sila-sila Pancasila 4 Menyebutkan peraturan perundangundangan yang menjamin 4 15,38% persamaan kedudukan warga Negara 5 Menunjukkan hak dan kewajiban warga negara dalam hidup 6 23,08% bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 6 Memberikan contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan 3 11,54% kedudukan warga Negara Sumber: Data Primer Hasil Rekap Angket Kesulitan Materi Siklus II 95 d. Hasil Refleksi II Pada siklus II kriteria keberhasilan tindakan untuk hasil tes, observasi keaktifan siswa, dan angket balikan siswa sudah tercapai. Hal ini dikarena siswa sudah paham dan terbiasa dengan metode pembelajaran yang baru. Berdasarkan hasil penelitian dan proses pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya, maka dapat ditarik hasil refleksi sebagai berikut: 1) Hasil Tes Hasil post tes siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. Nilai rata-rata kelas pada siklus I dari 67,88 (53,84% dari 26 siswa). Pada siklus II menjadi 75,19 (88,46% dari 26 siswa). Maka pada siklus II ini sudah mencapai target yang diharapkan, bahkan lebih dari target yaitu 85% yang mendapatkan nilai 70 atau lebih. 2) Hasil Observasi a) Hasil observasi guru pada siklus II Kinerja guru pada pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya sudah sangat baik. Guru tidak bingung atau canggung dalam menjalankan langkah-langkah yang harus dilakukan saat metode tutor sebaya diterapkan. Inovasi dan motivasi yang guru berikan kepada siswa memberi dampak positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dengan baik. b) Hasil observasi tutor sebaya pada siklus II Kinerja tutor sebaya pada saat pembelajaran berlangsung sudah baik. Bahkan, ada beberapa tutor yang sudah tidak canggung memberikan penjelasan, maupun menanggapi pertanyaan dari anggota kelompoknya. c) Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II Hasil skor keaktifan siswa dengan metode pembelajaran tutor sebaya pada siklus II, mengalami peningkatan yang bagus dari hasil keaktifan siklus I. Hampir 92,30% atau 24 dari 26 siswanya sudah ikut aktif mengikuti pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya. 96 Pencapaian keaktifan siswa melebihi target yaitu 75% dari 26 siswa yang aktif mengikuti pembelajaran. 3) Hasil Angket a) Hasil angket tanggapan balikan siswa pada siklus II pada pernyataan point a sebanyak 25 siswa menyatakan metode tutor sebaya lebih menarik. Sedangkan pernyataan point d, hanya 23 siswa yang menyatakan metode tutor sebaya mendorong mereka untuk kiat meningkatkan prestasi. b) Hasil angket tanngapan mengenai kesulitan materi pada siklus II pada pernyataan point b sebanyak 9 siswa menyatakan kesulitan menjelaskan jaminan konstitusi. Sedangkan pernyataan point f, hanya 3 siswa yang menyatakan kesulitan memberikan contoh persamaan kedudukan warga negara. Berikut ini persepsi guru dan siswa atas pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II dengan kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 1) Persepsi Guru Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya pada siklus II oleh guru dirasa sudah mengalami peningkatan yang bagus. Siswa dapat berkomunikasi baik dengan teman kelompoknya, tutor sebaya, maupun dengan guru. Keaktifan dan antusiasme siswa sudah mengalami peningkatan, suasana yang kondusif saat pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya. Secara keseluruhan, pelaksanaan pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya pada siklus II ini sudah memenuhi target yang diharapkan bahkan sudah melebihi target pada setiap aspeknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam siklus II ini pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode meningkatkan prestasi belajar PKn siswa. tutor sebaya telah berhasil 97 2) Persepsi Siswa Sesuai dengan angket tanggapan balikan terhadap metode tutor sebaya yang diisi oleh siswa setelah pelaksanaan siklus II, menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode tutor sebaya yang diterapkan pada pembelajaran PKn. Menurut mereka dengan menggunakan metode tutor sebaya, pembelajaran PKn lebih menarik dan mudah memahami materi yang diajarkan. Sehingga, dapat meningkatkan prestasi belajar mereka terutama pada kompentensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. e. Temuan Penelitian Siklus II Hasil observasi dan refleksi pada siklus II menunjukkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya mampu meningkatan prestasi belajar siswa, pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Baik siswa maupun guru yang semula pada siklus I masih dalam penyesuaian terhadap metode yang diterapkan, pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan lancar. Guru sudah bisa memahami kondisi konsentrasi siswa saat pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya. Siswa sudah terbiasa dengan metode tutor sebaya yang digunakan guru, mereka juga merasa kalau metode tutor sebaya lebih menyenangkan dibandingkan dengan metode ceramah. Hal nyata yang dapat dilihat sebagai hasil pelaksanaan tindakan siklus II adalah terjadinya peningkatan semua indikator keberhasilan. Bahkan pencapaian dari setiap indikator telah melebihi batas yang ditentukan. Dari uraian di atas, maka dapat dibuat tabel perbandingan hasil tindakan siklus I dan siklus II. 98 Tabel 16. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas X Akuntansi 1 Ketuntasan Hasil Belajar No Kriteria Kemampuan Awal Siklus I 1 Tuntas 8 14 2 Tidak Tuntas 18 12 Jumlah Siswa 26 26 Sumber: Data Primer Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 23 3 26 Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini: 23 25 18 20 14 15 10 12 Tuntas 8 Tidak Tuntas 3 5 0 Kemampuan Awal Ketuntasan Siswa Ketuntasan Siswa Siklus I Siklus II Gambar 10. Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan metode pembelajaran tutor sebaya, berdampak terhadap prestasi belajar PKn. (Adapun perbandingan hasil belajar siswa tiap siklusnya dapat dilihat pada lampiran 25). Sedangkan indikator kinerja untuk keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, sudah memenuhi target. Perbandingan tindakan siklus I dan siklus II mengenai keaktifan siswa saat proses belajar mengajar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 17. Perbandingan Tingkat Keaktifan Siswa Kelas X Akuntansi 1 Jumlah Siswa No Kategori Siklus I Presentase Siklus II Presentase 1 Sangat Baik 8 30,76% 13 50% 2 Baik 9 34,62% 11 42,30% 3 Kurang Baik 9 34,62% 2 7,70% Jumlah 26 100% 26 100% Sumber: Data Primer Hasil Keaktifan Siklus I dan Siklus II 99 Peningkatan keaktifan saat pembelajaran PKn dapat dilihat pada grafik berikut ini : 13 14 11 12 10 Jumlah 8 Siswa 6 9 9 8 Sangat Bai k Bai k Kurang Bai k 4 2 2 0 Si kl us I Si kl us II Gambar 11. Grafik Perbandingan Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Penerapan Metode Tutor Sebaya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara 1. Perencanaan yang Dilakukan Guru untuk Mempersiapkan Metode Tutor Sebaya pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya, peneliti sebagai observer harus mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran PKn menggunakan metode tutor sebaya. Berikut perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti: a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang berupa penggunaan metode tutor sebaya pada kompetensi menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan menggunakan metode tutor sebaya. Seperti RPP, soal tes kemampuan awal (pre tes), soal tes (post tes) untuk tiap akhir siklus, lembar 100 observasi untuk guru, tutor, dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung, angket tanggapan balikan siswa, dan angket kesulitan materi siswa. c. Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan tutorial, yaitu soal diskusi kelompok disetiap siklusnya. Sebagai panduan belajar, agar kegiatan tutorial (bimbingan) dapat terfokus. d. Mendiskusikan perencanaan tindakan disetiap siklusnya, dengan guru pengampu mata pelajaran PKn sebagai guru mitra. Serta mensimulasikan langkah-langkah metode tutor sebaya yang akan digunakan. 2. Implikasi Metode Tutor Sebaya Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Menganalisis Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar menganalisis bermasyarakat, persamaan berbangsa, kedudukan dan PKn, khususnya pada kompetensi negara dalam kehidupan warga bernegara, melalui penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya dari siklus I ke siklus II. Melalui hasil pre tes sebagai tes kemampuan awal. Siswa yang mencapai batas tuntas 70 atau pun lebih sebanyak 8 orang (30,76% dari 26 siswa), dengan peroleh rata-rata kelas 64,80. Sedangkan hasil post tes pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I sebanyak 14 siswa dengan presentase sebesar 53,84% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 67,88. Sedangkan untuk siklus II, ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 23 siswa dengan presentase sebesar 88,46% dan nilai ratarata kelas yang dicapai sebesar 75,19. Hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar PKn pada siklus I dan siklus II, menunjukkan peningkatan. segi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 65,38% atau 17 siswa pada siklus I, menjadi 92,30% atau 24 siswa pada siklus II. 101 Dampak positif tersebut antara lain siswa menjadi lebih aktif saat apersepsi, kegiatan tutorial, mengerjakan tugas kelompok, serta berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, saat proses pembelajaran berlangsung 3. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Metode Tutor Sebaya Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta antara lain sebagai berikut : a. Siswa belum terbiasa menggunakan Metode Tutor Sebaya yang diterapkan oleh guru. Sebab guru kurang memberikan penjelasan tentang langkahlangkah Metode Tutor Sebaya. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung siswa kebingungan dan yang ramai sendiri. b. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lain masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dengan kelompok yang menjadi agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab sebelumnya. c. Masih ada siswa yang hasil belajarnya belum mencapai batas tuntas yang ditetapkan oleh guru. d. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum optimal. Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh beberapa siswa tertentu. 102 4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan dan Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Metode Tutor Sebaya Hambatan atau kendala yang timbul dalam penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran PKn perlu diberi penanganan lebih lanjut agar tujuan dari diadakan penelitian tindakan ini tercapai. Berikut upaya yang dilakukan guru dan peneliti dalam mengatasi hambatan atau kendala yang timbul selama pembelajaran PKn dengan metode tutor sebaya berlangsung. a. Guru menjelaskan lebih terinci lagi tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode tutor sebaya agar siswa tidak kebingungan dalam pembelajaran dan dapat lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran. b. Menumbuhkan rasa tanggungjawab siswa pada tugas kelompoknya dan keseriusan dalam mengikuti kegiatan tutorial (bimbingan). c. Guru memberikan kesempatan kepada murid yang kurang pintar untuk bertanya kepada guru maupun tutor sebaya, dan memberi pengarahan supaya mau membuka diri, terhadap kekurangan yang ia miliki. d. Guru lebih teliti dalam mengorganisir kegiatan anggota kelompok dan tutor sebaya, saat kegiatan tutorial berlangsung. Serta memberi motivasi lebih, pada siswa-siswa yang masih pasif saat kegiatan belajar mengajar. 103 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui metode tutor sebaya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Hal ini bisa dilihat dari hasil post tes yang menunjukkan peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa. Dari nilai pre tes siswa, hanya 8 siswa (30,76%) dari 26 siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih, dengan perolehan rata-rata kelas 64,80. Pada siklus I terjadi peningkatan, ada 14 siswa (53,84%) dari 26 siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih, dengan peroleh rata-rata kelas 67,88. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 23 siswa (88,46%) dari 26 siswa, yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70, dengan perolehan rata-rata kelas 75,19. Selain itu, keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode tutor sebaya menunjukkan peningkatan. Pada siklus I, ada 17 siswa (65,38%) dari 26 siswa, yang aktif saat pembelajaran. Sedangkan pada siklus II menjadi 24 siswa (92,30%) dari 26 siswa, yang aktif mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa meliputi: keaktifan saat apersepsi, kegiatan tutorial, mengerjakan tugas kelompok, serta berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, saat proses pembelajaran berlangsung. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sangat terkait dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini metode Tutor Sebaya dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran PKn. Khususnya pada kompetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan 103 104 bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Sekolah Sekolah hendaknya menfasilitasi dan memotivasi guru PKn untuk selalu berusaha mengembangkan metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Seperti memberikan diklat mengenai metode tutor sebaya. 2. Guru Guru hendaknya memilih metode tutor sebaya sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar PKn siswa. menganalisis persamaan kedudukan Terutama pada kompetensi dasar warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Siswa Siswa hendaknya selalu mencoba membuka diri dan tidak menganggap pusat informasi adalah guru, namun bisa berasal dari teman. Sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa. 105 DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Akrom. 2007. Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam Upaya mengoptimalkan Pembelajaran KKPI. http://smkswadayatmg wordpress.com/2007/09/ penerapan-metode-tutorsebaya-dalam-upaya-mengoptimalkanpemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/. Diunduh: tanggal 29-01-2009, pukul 14.20 WIB Anonim, 2008. Teori Belajar Behavioristik http : // www. Docstoc . com / docs/ 19444877/ Teori-Belajar -Behavioristik doc). Diunduh: tanggal 20-122009, pukul 18.33 WIB A. Loke F Chow. 2009. The International Journal of Peer Tutoring.http://journal of peer tutoring.org/. Di unduh: tanggal 7-5-2009, pukul 10,33 WIB. Daniel Muijs & David Reynolds. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Fika Tri Worowati. 2006. Studi Komparasi Antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional di Tinjau dari Prestasi Belajar Akuntansi pada Kelas X SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Surakarta: FKIP UNS (tidak dipublikasikan) Gary D. Borich. 1996. Effective Teaching Methods Third Edition. America: The University of Texas at Austin Glenn. 2003. Opening Classroom DoorsTeaching Methods Peer Tutoring. http://newali.apple.com/ali_sites/ali/exhibits/1000328/Peer_Tutoring.html. Diunduh: tanggal 5-05-2009, pukul 10.30 WIB H. B Sutopo. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian). Surakarta: UNS Press Joko Budi Sanroso. 2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas X.Jakarta : Yudhistira Kasihani Kasbolah E,S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Universitas Negeri Malang 106 Langgeng Widodo. 2005. Metode Tutor Sebaya Cocok Diterapkan Di Aceh. http://www.suaramerdeka.com/harian/05/02/17/metode-tutor-sebayacocok-diterapkan-diaceh. Diunduh: tanggal 29-01-2009, pukul 14.25 WIB Maltby, dkk. 1995. Educational Psychology An Australian and New Zealand Perspective. New York: John Wiley & Sons Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perdasa Miles, M. B & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjejep Rohendi . Jakarta: UI Perss Moleong, L. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Rina Iriani. 2003. Penerapan Model Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Gedangan Gaum 02 Kecamatan Tasikmadu Karanganyar. Tesis. Surakarta: Pasca Sarjana FKIP UNS (tidak dipublikasikan) Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.Bandung: Nusa Media Setiadi & Retno Listiarti. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas X. Jakarta: Erlangga Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 1988. Pengelolaan Siswa dan Kelas (Sebuah Pendekatan Evaluatif). Jakarta: CV Rajawali Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Sagala. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 107 Tina Dwi Setyaningsih. 2004. Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mempelajari Pokok Bahasan Keseimbangan Kimia dan Penggunaan Remidiasi Tutor Sebaya Disertai Supervise Klinis Sebagai Alternatif Untuk Penanggulangannya Pada Siswa Kelas 2 SMU Assalaam Sukoharjo Tahun Pelajaran 2003/2004. Tesis. Surakarta: Pasca Sarjana FKIP UNS (tidak dipublikasikan) Thomas Crowl K, dkk. 1997. Educational Psycology: Window on Teaching. LA: Brown and Benchmark Publishers Warwick Evans. 2001. International Journal of Peer Tutoring in Firt Year Undergraduate Mathematics.www.informawold.com/smpr/617109674. Di unduh: tanggal 7-5-2009, pukul 10.40 WIB. Winarno. 2006. Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 108 109 Nama : ................................. No. Absen : ................................ Kelas : ................................ SOAL-SOAL PRE TES Mata Pelajaran Kelas/ Semester Waktu : Pendidikan Kewarganegaraan : X/ II : 20 menit Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, dan e ! 1. Bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang disebut sebagai … a. Penduduk d. Warga negara b. Bukan penduduk e. Bukan warga negara c. Orang asing 2. Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat tanpa membedakan … a. Suku bangsa d. Golongan b. Agama e. SARA c. Status sosial 3. “Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan…”, penggalan kalimat tersebut terletak dalam pembukaan UUD 1945 pasal … a. Alinea I d. Alinea IV b. Alinea II e. Alinea V c. Alinea III 4. Sila dalam Pancasila yang menunjukkan kehidupan demokratis dengan memberikan jaminan persamaan hidup bagi setiap warga negara merupakan cerminan dari sila … a. Kesatu d. Keempat 110 b. Kedua e. Kelima c. Ketiga 5. Salah satu nilai kultur bangsa Indonesia yaitu adanya keinginan kuat dalam meringankan beban orang lain sehingga mampu mandiri adalah nilai ... a. Gotong royong d. Solidaritas b. Ramah tamah e. Religius c. Kerelaan berkorban 6. “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu”, merupakan bunyi dari pasal … a. 28 UUD 1945 d. 29 ayat 2 UUD 1945 b. 28A UUD 1945 e. 30 ayat 1 UUD 1945 c. 29 ayat 1 UUD 1945 7. Sikap tidak mengagung-agungkan budaya daerah asal merupakan salah satu sikap … a. Primodialisme d. Menghargai budaya daerah lain b. Fanatik e. Menghormati budaya c. Nasionalisme 8. Jaminan kehidupan bernegara yang diatur dalam konstitusi yaitu … a. Pancasila terutama sila pertama dan keempat b. Pembukaan UUD 1945 alinea 1 dan 4 c. Pasal-pasal dalam UUD 1945 d. UU No. 12 Tahun 2006 e. Pasal 26 UUD 1945 9. “Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis”, merupakan bunyi dari pasal … a. 27 UUD 1945 d. 28A UUD 1945 b. 27 ayat 1 UUD 1945 e. 29 ayat 1 UUD 1945 c. 28 UUD 1945 111 10. Warga negara berhak untuk mendapatkan penghidupan yang layak yaitu di bidang … a. Sosial d. Pertahanan dan keamanan b. Hukum e. Politik c. Ekonomi 11. Setiap penduduk harus memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk), hal ini dibutuhkan dalam kehidupan … a. Bermasyarakat d. Bertetanggga b. Berbangsa e. Berkeluarga c. Bernegara 12. Contoh sikap warga negara yang baik, dalam pengalaman kehidupan seharihari antara lain … a. Tak perlu mengindahkan orang lain yang penting melakukan tugas kita masing-masing b. Tidak mau disibukkan untuk mengurusi tambahan tugas c. Menghindarikan diri dari tindakan-tindakan diluar konstitusi d. Mendahulukan hak sendiri, barulah hak orang lain e. Mau berkorban untuk kepentingan pribadi 13. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh … a. Pemerintah d. Pejabat pemerintahan b. Negara e. Bangsa c. Pejabat negara 14. Bencana Tsunami di Aceh sangatlah dasyat. Kita ikut miris dan berduka karena banyak korban yang meninggal dunia. Perasaan ini ada karena kita … a. Satu bangsa yaitu Indonesia d. Merasa iba b. Bagian dari provinsi di Indonesia e. Satu kesatuan c. Umat beragama 15. Kehidupan bernegara dapat kita rasakan pada saat … a. Mengikuti Pemilu b. Tersandung masalah dengan polisi 112 c. Mengikuti demo massal d. Pergi antar provinsi e. Membayar pajak 16. Warga negara yang baik adalah, kecuali … a. Taat pada peraturan yang berlaku b. Menjaga ketertiban dilingkungan tempat tinggalnya c. Menghargai antar tetangga d. Membayar iuran kampung e. Tidak suka bergosip 17. Sebagai warga negara, kita harus melaksanakan tugas dan kewajiban terhadap warga negara terlebih dahulu dibanding tugas dan kewajiban pribadi. Hal ini sesuai dengan Pancasila terutama sila … a. Pertama d. Keempat b. Kedua e. Kelima c. Ketiga 18. Banyaknya pengaguran bukti bahwa penghidupan dan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan belum terwujud. Hal ini sesuai dengan bunti dari pasal … a. 27 ayat 1 d. 31 b. 27 ayat 2 e. 30 ayat 1 c. 27 ayat 3 19. Di bawah ini merupakan tugas dan kewajiban warga negara RI, kecuali … a. Membela kemerdekaan negara d. Memperoleh pendidikan b. Membayar pajak e. Membayar bead an cukai c. Taat dan patuh pada hukum 20. Undang-Undang yang mengatur tentang warga negara adalah UU Nomor … a. 31 Tahun 2002 d. 40 Tahun 1999 b. 12 tahun 1999 e. 62 Tahun 1958 c. 12 tahun 2006 113 KUNCI JAWABAN SOAL PRE TES 1. D 11. A 2. E 12. C 3. A 13. B 4. D 14. A 5. A 15. A 6. D 16. E 7. D 17. E 8. B 18. B 9. C 19. D 10. C 20. C SKOR PENILAIAN PRE TEST Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan: Skor nilai : - Betul : 1 point - Salah : 0 point - Total skor bila betul semua : 20 point Rumus : ∑ skor yang diperoleh Nilai = X 100 % Skor maksimal Misal : 19 Nilai = X 100 = 95 20 114 Nama : ………………………. No Absen : ………………………. Kelas : ………………………. SOAL-SOAL SIKLUS I Mata Pelajaran Kelas/ Semester Waktu : Pendidikan Kewarganegaraan : X Akuntansi 1/ II : 20 menit Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, dan e ! 1. Perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai orang lain tanpa membeda-bedakan disebut … a. Kedudukan b. Persamaan c. Martabat d. Derajat e. Toleransi 2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan merupakan bunyi dari … a. Pasal 27 ayat 1 b. Pasal 27 ayat 2 c. Pasal 27 ayat 3 d. Pasal 29 ayat 1 e. Pasal 29 ayat 2 3. UU Nomor 31 Tahun 2002 memberikan jaminan kepada warga negara untuk… a. Mengikuti Pemilu b. Menjamin kebebasan berpendapat c. Menjamin kebebasan berserikat d. Menjamin kebebasan berkumpul 115 e. Mendirikan partai politik 4. Jaminan persamaan hidup dalam konstitusi, tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada… a. Alinea I dan alinea III b. Alinea I dan alinea II c. Alinea II dan alinea IV d. Alinea IV dan alinea I e. Alinea II dan alinea III 5. Sila kelima dari Pancasila memberi jaminan persamaan hidup bagi setiap warga negara, untuk… a. Mendapatkan kesempatan yang sama dan keadilan b. Mendapatkan penghidupan yang layak c. Memperoleh keadilan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan d. Memperoleh jaminan sosial e. Memperoleh kesempatan, keadilan, dan penghidupan yang layak 6. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pernyataan tersebut adalah bunyi … a. 26 Ayat 1 UUD 1945 b. 27 Ayat 1UUD 1945 c. 27 Ayat 2 UUD 1945 d. 28 UUD 1945 e. 29 UUD 1945 7. Secara kodrati manusia adalah sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial, yang dikenal dengan istilah… a. Monodualisme b. Manusia Indonesia c. Dualisme d. Jabatannya e. Status sosialnya 116 8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, merupakan bunyi dari pasal… a. Pasal 30 b. Pasal 31 c. Pasal 32 d. Pasal 33 e. Pasal 34 9. Hak kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Peryataan tersebut sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945… a. Alinea pertama b. Alinea kedua c. Sila ketiga d. Sila keempat e. Alinea kelima 10. Sebagai masyarakat yang hidup sebagai gelandangan atau tuna wisma dan kehidupan sebagai pengemis sesungguhnya menunjukkan kurangnya kesadaran akan harga diri. Hal ini kurang sesuai dengan jiwa yang terkandung dalam Pancasila, khususnya… a. Sila pertama b. Sila kedua c. Sila ketiga d. Sila keempat e. Sila kelima 11. Diantara makhluk Tuhan, manusia adalah makhluk yang paling mulia, hal ini dikarenakan… a. Dikaruniai mulut untuk berbicara b. Dikaruniai nafsu dan insting c. Dikaruniai akal pikiran d. Dikaruniai akal pikiran dan nafsu e. Dikaruniai naluri berbuat baik 117 12. Negara Indonesia tidak memaksakan suatu agama kepada warga negaranya, karena hak memilih agama merupakan… a. Hak kebebasan manusia b. Hak asasi pemberian/ dilindungi negara c. Hak asasi pribadi sebagai anugrah dari Tuhan d. Keyakinan dan kepercayaan setiap orang e. Pelengkap manusia dalam hidup 13. Undang-undang tentang kewarganegraan yang berlaku sekarang adalah… a. UU No. 62 Tahun 1958 b. UU No. 2 Tahun 1958 c. UU No. 1 Tahun 1958 d. UU No. 12 Tahun 2006 e. UU No. 13 Tahun 2006 14. Masalah pengangguran dan pekerjaan bagi warga negara sudah dijamin oleh pemerintah pada UUD 1945… a. Pasal 27 ayat 1 b. Pasal 27 ayat 2 c. Pasal 27 ayat 3 d. Pasal 27 e. Pasal 28 15. Berikut ini yang termasuk jaminan-jaminan bagi persamaan hidup dalam pendekatan kultur adalah… a. Nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai kesopanan b. Nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai ramah tamah c. Nilai gotong royong, nilai kesopanan, dan nilai ramah tamah d. Nilai gotong royong, nilai ramah tamah, nilai kesusilaan e. Nilai religius, nilai ramah tamah, nilai kesusilaan 16. Contoh kewajiban warga negara dalam menjaga ketertiban adalah… a. Tunduk dan taat pada pejabat pemerintah b. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan 118 c. Membayar pajak, bea, dan cukai menurut ketentuan yang berlaku d. Tunduk dan patuh kepada pemerintahan dan segala ketentuan hukum. e. Membayar iuran rekening listrik 17. Usaha pembelaan negara menurut pasal 30 ayat 1 UUD 1945 adalah … a. Hak warga negara d. Hak dan kewajiban pemeritah b. Kewajiban warga negara e. Hak dan kewajiban TNI c. Hak dan kewajiban warga negara 18. Hak untuk menikmati hasil-hasil yang diperoleh negara, termasuk… a. Keuntungan warga negara b. Hak dan kewajiban warga negara c. Kewajiban warga negara d. Hak warga negara e. Hak setiap warga negara yang mampu 19. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku budaya. Sebagai warga negara Indonesia, hendaknya kita… a. Memperkenalkan budaya suku bangsa Jawa b. Tidak mengagung-agungkan kebudayaan suku tertentu c. Menghargai budaya suku asal kita d. Dapat mengembangkan budaya barat e. Mempersoalkan mempersoalkan keragaman suku bangsa 20. Sebagai manusia tidak dapat hidup menyendiri tanpa bantuan orang lain. Demi terwujudnya suatu masyarakat yang harmonis, sikap kita harus… a. Mau musyawarah dan bekerja sama bila menghadapi masalah b. Peduli terhadap masalah orang lain c. Menyelesaikan masalah sendiri tanpa merugikan orang lain d. Menentang pendapat orang lain bila tidak sesuai dengan kita e. Minta bantuan aparat apabila menghadapi kesulitan yang serius 119 KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST SIKLUS I 1. B 11. C 2. B 12. C 3. E 13. D 4. D 14. B 5. E 15. B 6. B 16. C 7. A 17. B 8. E 18. D 9. A 19. B 10.B 20. A SKOR PENILAIAN POST TEST Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan: Skor nilai : - Betul : 1 point - Salah : 0 point - Total skor bila betul semua : 20 point Rumus : ∑ skor yang diperoleh Nilai = X 100 % Skor maksimal Misal : 19 Nilai = X 100 = 95 20 120 Nama : ……………………….. No. Absen : ……………………….. Kelas : ……………………….. SOAL-SOAL SIKLUS II Mata Pelajaran Kelas/ Semester Waktu : Pendidikan Kewarganegaraan : X Akuntansi 1/ II : 20 menit Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, dan e ! 1. Keterbukaan kita sebagai warga negara dapat diwujudkan dengan hal-hal di bawah ini, kecuali… a. Selalu mengikuti perkembangan berita mengenai kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. b. Mematuhi Perundang-undangan demi terciptanya stabilitas nasional c. Aktif dalam menyampaikan usul, pendapat, gagasan, dan pertayaan pada pemerintah mengenai kebijakan yang dijalankan d. Ikut berpartisipasi dalam pembangunan e. Pasif dalam segala kegiatan 2. Contoh kewajiban warga negara dalam menjaga ketertiban adalah… a. Tunduk dan taat pada pejabat pemerintah b. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan c. Membayar pajak, bea, dan cukai menurut ketentuan yang berlaku d. Tunduk dan patuh kepada pemerintahan dan segala ketentuan hukum. e. Membayar iuran rekening listrik 3. “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, merupakan bunyi dari pasal… a. Pasal 30 d. Pasal 33 121 b. Pasal 31 e. Pasal 34 c. Pasal 32 4. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang namgsa lain yang disahkan dengan undang-undag sebagai warga negara. Hal ini tercantum dalam … a. Pasal 27 ayat 1 d. Pasal 26 ayat 2 b. Pasal 27 ayat 2 e. Pasal 31 ayat 1 c. Pasal 26 ayat 1 5. Perhatikan rumusan berikut ini. a. Hak mendapatkan pendidikan b. Hak memperoleh pekerjaan c. Hak berserikat dan berkumpul d. Hak membela negara e. Hak beragama dan beribadah Dari rumusan di atas adalah hak warga negara Indonesia yang diatur UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. 6. Setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlindungan hak yang sama dalam bidang hukum, berarti… a. Setiap WNI mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan. b. Setiap warga negara berhak membela diri di pengadilan dengan didampingi pembela c. Setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi pejabat negara d. Diberikan sanksi kepada orang yang dapat dibuktikan kesalahannya e. Barang siapa yang dianggap bersalah diajukan ke pengadilan 7. Bentuk pengakuan persamaan derajat, hak, dan kewajiban antar sesama manusia dituangkan dalam bentuk… a. Hubungan yang menguntungkan b. Hubungan yang seimbang c. Hubungan yang terus menerus 122 d. Hubungan yang baik e. Hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang 8. Sebagai manusia tidak dapat hidup menyendiri tanpa bantuan orang lain. Demi terwujudnya suatu masyarakat yang harmonis, sikap kita haruslah… a. Mau musyawarah dan bekerja sama bila menghadapi masalah b. Peduli terhadap masalah orang lain c. Menyelesaikan masalah sendiri tanpa merugikan orang lain d. Menentang pendapat orang lain bila tidak sesuai dengan kita e. Minta bantuan aparat apabila menghadapi kesulitan yang serius 9. Setiap manusia wajib saling mencintai sesamanya, karena setiap manusia… a. Mempunyai derajat yang sama b. Diberi akal pikiran c. Mempunyai kepentingan yang sama d. Membutuhkan manusia lain e. Saling tergantung sesamanya 10. Dalam memajukan bangsa Indonesia kita harus membuka diri terhadap nilainilai yang datang dari luar, tetapi yang penting bagi kita ialah… a. Menyerap sesuai dengan kemampuan bangsa b. Mengambil yang sesuai dengan kemampuan masyarakat c. Menerima dengan baik demi kemajuan bangsa d. Menerima apa yang sesuai dengan kepribadian e. Memilih yang sesuai dengan kepribadian bangsa 11. Contoh kewajiban dalam kehidupan sehari-hari adalah… a. Memberi pertolongan pada orang yang tidak mampu b. Bekerja sama dalam membangun balai desa c. Bertoleransi dan saling menolong orang yang terkena musibah d. Memberi pekerjaan bila diperlukan kepada orang lain e. Memberi bantuan kepada tetangga yang memerlukan 12. Kehidupan bernegara, dapat kita laksanakan misalnya pada saat… a. Mengikuti kampanye partai politik b. Mengikuti demo kenaikan BBM 123 c. Mengikuti lomba tujuh belas Agustusan d. Mengikuti upacara bendera e. Mengikuti Pemilihan Umum 13.Kebahagiaan hidup akan tercapai apabila didasarkan keselarasan dan keseimbangan sebab… a. Manusia hidup sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial b. Manusia diberi pikiran untuk mengelola alam semester c. Manusia pada dasarnya memiliki potensi berbuat baik d. Manusia membutuhkan norma-orma untuk mengatur kehidupan bersama e. Manusia tidak memiliki kehidupan bersama 14. Undang-undang yang membuktikan bahwa pemerintah menjamin sistem pendidikan warga negaranya, tertuang dalam … a. UU No. 8 Tahun 1989 b. UU No. 10 tahu 1994 c. UU No. 20 Tahun 2003 d. UU No. 12 Tahun 2003 e. UU No. 31 Tahun 2002 15. Hak untuk menikmati hasil-hasil yang diperoleh negara, termasuk… f. Keuntungan warga negara g. Hak dan kewajiban warga negara h. Kewajiban warga negara i. Hak warga negara j. Hak setiap warga negara yang mampu f. Hak sebagai manusia di dunia 16. Kewajiban dan hak warga negara dalam pembelaan negara tertuang dalam UUD 1945 … a. Pasal 27 d. Pasal 30 b. Pasal 28 e. Pasal 31 c. Pasal 29 17. Salah satu contoh hak warga negara dalam kehidupan bermasyarakat adalah… a. Hak untuk memperoleh perlindungan dari pemerintah 124 b. Hak memperoleh KTP pada umur 17 tahun c. Hak memperoleh bantuan BLT d. Hak membayar iuran air e. Hak mengikuti kegiatan kampung yang disukai 18. Pasal 28 UUD 1945 menjamin hak-hak warga negara di bidang… a. Politik b. Hukum c. Ekonomi d. Sosial e. Pertahanan dan keamanan 19. Pasal-pasal UUD 1945 di bawah ini yang tidak ada hubungannya dengan hak dan kewajiban warga negara … a. Pasal 27 UUD 1945 d. Pasal 30 UUD 1945 b. Pasal 28 UUD 1945 e. Pasal 26 ayat 1 c. Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 20. Pasal 33 UUD 1945 menjamin hak-hak warga negara di bidang… a. Pertahanan dan keamanan b. Sosial c. Ekonomi d. Hukum e. Politik 125 KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST SIKLUS II 1. E 11. C 2. C 12. E 3. B 13. A 4. D 14. C 5. B 15. D 6. B 16. D 7. E 17. B 8. A 18. A 9. D 19. E 10. E 20. C SKOR PENILAIAN POST TEST Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan: Skor nilai : - Betul : 1 point - Salah : 0 point - Total skor bila betul semua: 20 point Rumus : ∑ skor yang diperoleh Nilai = X 100 % Skor maksimal Misal : 19 Nilai = X 100 = 95 20 126 LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom penilaian sesuai dengan keadaan kinerja guru dalam pembelajaran yang sebenarnya No Aspek yang Dinilai 1. Membuka pelajaran 2. Memberi Apresepsi 3. Memberi motivasi 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 6. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok 7. Memberi petunjuk kepada tutor 8. Mengawasi proses tutorial 9. Menanggapi pertanyaan dan pendapat siswa 10. Memberikan klarifikasi saat dibutuhkan 11 Memberikan kesimpulan 12 Menutup pelajaran Keterangan : 5 : Sangat baik 4 : Baik 3 : Cukup 2 : Kurang 1 : Sangat kurang Penilaian 5 4 3 2 1 127 LEMBAR OBSERVASI KINERJA TUTOR SEBAYA Hari / Tanggal : Nama pengamat : Petunjuk : lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap tutor sebaya saat penerapan metode pembelajaran Tutor Sebaya. Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom sesuai dengan keadaan kinerja tutor dalam pembelajaran yang sebenarnya. Skor 5 : Baik sekali (BS) Skor 4 : Baik (B) Skor 3 : Cukup (C) Skor 2 : Kurang (K) Skor 1 : Kurang sekali (KS) 128 No Aspek yang Diamati 1 1. Tutor memastikan teman dalam kelompok dapat mengerjakan soal diskusi 2. Tutor membantu teman dalam kelompok mengenai hal yang belum jelas 3. Tutor melibatkan teman dalam mengerjakan soal diskusi 4. Tutor memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman 5. Tutor mengatur waktu dengan baik Jumlah aspek yang diamati Keterangan : Nama Tutor : 1. : Apilana Kristi 2. : Diyan Kristiani 3. : Fransiska Tri Agustin 4. : Indah Setyowati 5. : Katarina Sri Jumiani Kategori Penilaian: 20 < x ≤ 25 : Baik Sekali 15 < x ≤ 20 : Baik 10 < x ≤ 15 : Cukup diskusi Tutor Sebaya 2 3 4 5 129 LEMBAR OBSERVASI SISWA Hari / Tanggal : Nama pengamat : Petunjuk : lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari keaktifan setiap peserta didik dengan penerapan metode pembelajaran tutor sebaya. Tulislah angka-angka yang sesuai dengan pengamatan pada kolom yang tersedia! Indikator untuk tiap-tiap aspek pengamatan 1. Keakifan siswa selama apersepsi Skor : 5 : Penuh perhatian dan selalu menyampaikan pendapat (BS) 4 : Penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat (B) 3 : Penuh perhatian tetapi jarang menyampaikan pendapat (C) 2 : Kurang memperhatikan dan jarang menyampaikan pendapat (K) 1 : Tidak pernah memperhatikan dan menyampaikan pendapat (KS) 2. Keaktifan siswa mengikuti kegiatan tutorial Skor : 5 : Selalu menunjukkan perhatian, bertanggungjawab, dan berpartisipasi aktif (BS) 4 : Selalu menunjukkan perhatian, bertanggungjawab, dan kurang aktif berpartisipasi (B) 3 : Menunjukkan perhatian, bertanggungjawab, tetapi tidak aktif berpatisipasi (C) 2 : Menunjukkan perhatian, tetapi kurang bertanggungjawab dan berpartisipasi (K) 1 : Tidak pernah menunjukkan perhatian, bertanggungjawab,dan berpartisipasi (KS) 3. Keaktifan siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok Skor : 5 : Melakukan kerjasama dengan kelompok dan selesai dengan baik (BS) 4 : Melakukan kerjasama dengan kelompok dan selalu selesai (B) HASIL SKOR KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I 3 : Melakukan kerjasama dengan kelompoknya tetapi pernah tidak selesai (C) 2 : Melakukan kerjasama dengan kelompok dan pernah tidak selesai (K) 1 : Tidak melakukan kerjasama dengan kelompoknya dan tidak selesai (KS) 4. Keaktifan siswa dalam menyampaikan pertanyaan dan pendapat saat kegiatan belajar mengajar Skor : 5 : Selalu mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam KBM (BS) 4 : Sering mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam KBM (B) 3 : Kadang-kadang mengajukan pertanyaan atau pendapat dalam KBM (C) 2 : Pernah mengajukan pertanyaan atau pendapat dalam KBM(K) 1 : Tidak pernah mengajukan pertanyaan dan pendapat dalam KBM (KS) 130 Aspek yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Siswa Keakifan siswa selama apersepsi Keaktifan siswa mengikuti kegiatan tutorial Ana Chairul Norma A Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung Ketuntasan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran: Skor : 16 < x ≤ 20 : Kategori Sangat Baik Skor : 12 < x ≤ 16 : Kategori Baik Skor : 8 < x ≤ 12 : Kurang Baik Keaktifan siswa bekerjasa ma dalam menyelesaikan tugas kelompok Keaktif siswa menyam paikan pertanyaan dan pendapat saat KBM Jumlah Skor 131 LEMBAR ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP KBM DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulis nama anda, kelas dan No. absen pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang anda anggap paling benar 3. Bacalah setiap item dengan teliti Nama Kelas No. absen : ……………………………………… : ……………………………………… : ……………………………………… 1. Proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya lebih menyenangkan, karena suasana pembelajaran lebih rileks a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 2. Saya lebih mudah memahami materi pelajaran PKn dengan menggunakan metode tutor sebaya khususnya pada kopetensi dasar menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 3. Saya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya metode tutor sebaya a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 4. Belajar dengan metode tutor sebaya pada pelajaran PKn mendorong saya untuk lebih giat belajar PKn dan meningkatkan prestasi a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 5. Menurut saya, metode tutor sebaya cocok diterapkan dalam pelajaran PKn a. Sangat setuju d. Tidak setuju b. Setuju e. Sangat tidak setuju c. Ragu-ragu 132 LEMBAR ANGKET TANGGAPAN SISWA MENGENAI MATERI YANG SULIT PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulis nama anda, kelas dan No. absen pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang () pada pilihan yang anda anggap paling benar 3. Bacalah setiap item dengan teliti Nama : ……………………………………… Kelas : ……………………………………… No. absen : ……………………………………… No Pernyataan 1 Saya kesulitan mendeskripsikan jaminan persamaan hidup melalui nilai-nilai kultural Indonesia 2 Saya kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup konstitusi dalam Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal dalam UUD 1945 3 Saya kesulitan menjelaskan jaminan persamaan hidup dalam Sila-sila Pancasila 4 Saya kesulitan menyebutkan peraturan perundangundangan yang menjamin persamaan kedudukan warga Negara 5 Saya kesulitan menunjukkan hak dan kewajiban warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 6 Saya kesulitan memberikan contoh-contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara Ya Tidak 133 DOKUMENTASI PENELITIAN i. Suasana KBM Sebelum Tidakan Guru Menjelaskan Materi dengan Metode Konvensional Siswa Terlihat Pasif saat KBM Siswa Terlihat Kurang Serius Siswa Melaksanakan Pre Tes 134 B. Suasana KBM Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I Guru Menyampaikan Materi ke Tutor Guru Mengawasi Kegiatan Tutorial Siswa Melakukan Kegiatan Tutorial Siswa Melaksanakan Post Tes Siklus II 135 C. Suasana KBM Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II Guru Menerangkan Materi Siklus II Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Siswa Melakukan Kegiatan Tutorial Siswa Melaksanakan Post Tes Siklus II 136 PEDOMAN WAWANCARA A. Survey Awal Responden : Guru Pengampu Mata Pelajaran PKn Pertanyaan : 1. Bagaimana kondisi pembelajaran PKn di SMK Kristen 1 Surakarta ? 2. Metode apa yang biasanya digunakan dalam pembelajaran PKn ? 3. Menurut pengalaman ibu mengajar PKn di SMK Kristen 1 Surakarta, materiapa yang dianggap sulit oleh siswa sehingga prestasi mereka jelek ? 4. Selama ini metode apa yang digunakan dalam pembelajaran pada materi Kewarganegaraan ? 5. Kesulitan apa yang sering dialami siswa pada materi kewarganegaraan ? 6. Untuk menanggulangi kesulitan tersebut, metode apa yang sudah pernah dilakukan ? 7. Kalau kondisi keaktifan siswa bagaimana ? 8. Berapa standar ketuntasan belajar mengajar PKn di sekolah ini ? 9. Bagaimana dengan fasilitas media pembelajaran di sekolah ini ? 10. Bagaimana menurut ibu, jika kita mencoba menggunakan metodetutor sebaya untuk mengatasi kesulitan siswa pada materi kewarganegaraan ? Selain tutor sebaya dapat kitaambil dari siswa dalam kelas yang bermasalah, dengan catatan siswa ini memiliki prestasi belajar baik dan mau membantu temannya yang kesulitan dalam menerima materi pelajaran, khususnya PKn. 137 B. Tanggapan Setelah Menggunakan Metode Tutor Sebaya Responden : Guru Pengampu Mata Pelajaran PKn Pertanyaan : 1. Bagaimana pemahaman Ibu tentang metode tutor sebaya? 2. Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan metode pembelajaran tersebut? 3. Bagaimana peranan metode pembelajaran tutor sebaya terhadap peningkatan prestasi belajar siswa? 4. Apakah metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran sebelumnya? 5. Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya penerapan metode pembelajaran ini? 6. Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan metode pembelajaran ini? 7. Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan metode pembelajaran tutor sebaya ini? 8. Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan metode pembelajaran tutor sebaya? 9. Apakah langkah-langkah metode tutor sebaya mudah diterapkan untuk pelajaran PKn? 10. Apakah Ibu bersedia menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya? 138 HASIL WAWANCARA Informan : Dra Yuni Wijayanti Jabatan : Guru Mata Pelajaran PKn di SMK Kristen 1 Surakarta Tempat : Kantor Guru SMK Kristen 1 Tanggal : 15 Januari 2009 Waktu : 09.00 – 11.00 WIB A. Hasil Wawancara Survey Awal Pertanyaan 1 : Bagaimana kondisi pembelajaran PKn di SMK Kristen 1 Surakarta? Jawab : Pembelajaran sudah membaik dari tahun ke tahun, namun masih terdapat masalah di antaranya kemampuan siswa dalam menyerap materi masih rendah. Kalau saat ini prestasinya masih termasuk relatif rendah kurang lebih hanya 63%. Pertanyaan 2 : Metode apa yang biasanya digunkan dalam pembelajaran PKn? Jawab : Metode yang digunakan adalah metode konvensional, guru ceramah dilanjutkan dengan penugasan, tergantung materinya. Pertanyaan 3 : Menurut pengalaman ibu mengajar PKn di SMK Kristen 1 Surakarta, materi apa yang dianggap sulit oleh siswa sehingga prestasi mereka jelek? Jawab : Kewarganegaraan Pertanyaan 4 : Selama ini metode apa yang digunakan dalam pembelajaran materi Kewarganegaraan? Jawab : Selama ini, hanya ceramah, kalau ada waktu lebih dengan penugasan mengerjakan LKS. Pertanyaan 5 : Kesulitan apa yang sering dialami siswa pada materi Kewarganegaraan? Jawab : Biasanya landasan konstitusional, terutama pasal-pasal yang mendasari hak dan kewajiban warga negara. Pertanyaan 6 : Untuk menanggulangi kesulitan tersebut, metode apa yang sudah pernah dilakukan? 139 Jawab : Hanya meminta siswa untuk menghafalnya dirumah. Pertanyaan 7 : Kalau kondisi keaktifan kelas X Akuntansi 1 bagaimana? Jawab : Kondisi keaktifan siswa kelas X Akuntansi 1 saat ini lebih banyak diam kalau ditanya. Jadi guru tidak tahu siswa sudah paham atau belum terhadap materi yang diajarkan. Meskipun terkadang, saya sering melihat ada siswa yang bertanya sama teman sebangkunya. Pertanyaan 8 : Berapa standar ketuntasan belajar mengajar PKn di sekolah ini? Jawab : 70 Pertanyaan 9 : Bagaimana dengan fasilitas media pembelajaran di sekolah ini? Apakah sudah cukup lengkap untuk digunakan sebagai sarana pendukung kegiatan belajar mengajar? Jawab : Untuk media cetak masih sangat terbatas, karena hanya beberapa siswa yang mempunyai buku pendamping, sebab di perpustakaan tidak menyediakan. Untuk media elektroniknya sudah sukup lengkap, antara lain computer, OHP, LCD, yang jumlahnya terbatas dan berada di ruang multimedia. Namun untuk saat ini semua fasilitas ada di ruang multimedia. Pertanyaan 10: Bagaimana menurut ibu, jika kita mencoba menggunakan metode tutor sebaya untuk mengatasi kesulitan siswa pada materi kewarganegaraan. Selain tutor, dapat kita ambil dari siswa dalam kelas yang bermasalah, dengan catatan, siswa ini berprestasi baik dan mau membantu temannya yang berkesuliita dalam menerima materi pelajaran, khususnya PKn. Jawab : Menurut saya upaya itu perlu dilakukan karena belum pernah. Metode tutor sebaya, mungkin bisa diterapkan disini. Jika dilihat, dari sifat anak remaja yang suka bergerombol dengan teman sebayanya. 140 B. Tanggapan Guru Mitra Setelah Menggunakan Metode Tutor Sebaya Pertanyaan 1 : Bagaimana pemahaman Ibu tentang metode tutor sebaya? Jawab : Menurut saya, dalam pembelajaran ini dibentuk adanya kelompok- kelompok siswa yang pemilihan anggotanya dibentuk dari siswa yang pandai, sedang dan kurang pandai untuk membahas suatu masalah/ sub kompetensi. Pertanyaan 2 : Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan metode pembelajaran tersebut ? Jawaban : Kelebihan yang diperoleh dari model tersebut antara lain: Adanya kerja sama antar siswa Munculnya keberanian mengungkapkan pendapat Meningkatkan rasa percaya diri Berani mempertahankan pendapat Saling melengkapi satu sama lain dalam mengungkapkan pendapat Pertanyaan 3 : Bagaimana peranan metode pembelajaran tutor sebaya terhadap peningkatan hasil belajar ? Jawaban : Peranan metode tersebut antara lain: Siswa dilatih lebih percaya diri untuk berani dalam berkomunikasi dan berusaha mengembangkan wawasan saat presentasi. Pertanyaan 4 : Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih siap dalam pelaksanaan evaluasi Apakah metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya? Jawaban : Ya. Karena model tersebut mendorong siswa untuk lebih kreatif dan berani mengemukakan pendapat. Pertanyaan 5 : Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi adanya penerapan metode pembelajaran ini ? dengan 141 Jawaban : Menurut saya siswa lebih bisa memahami materi karena mereka dituntut untuk lebih giat belajar. Pertanyaan 6 : Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan metode pembelajaran ini ? Jawaban : Saya merasakan respon yang positif dari siswa. Pertanyaan 7 : Aspek apa sajakah yang dinilai menurut Ibu dalam penerapan metode pembelajaran tutor sebaya ? Jawaban Pertanyaan 8 : Aspek yang dinilai antara lain: Kekompakan kelompok. Penguasaan materi. Kreatifitas kelompok/ anggota. Cara menanggapi masalah/ pertanyaan. : Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan metode pembelajaran tutor sebaya? Jawaban : Saya menilai berdasarkan tiga aspek, yaitu: Pengamatan saat kegiatan belajar mengajar. Lisan, yaitu saat mereka menjawab pertanyaan. Tes tertulis. Pertanyaan 9 : Apakah langkah-langkah metode tutor sebaya mudah diterapkan untuk pelajaran PKn ? Jawaban : Saya rasa cukup mudah diterapkan, hanya saja butuh waktu yang banyak dalam pelaksanaannya, dan perhatian yang lebih. Pertanyaan 10 : Apakah Ibu bersedia menggunakan metode tutor sebaya dalam mengajar pada pertemuan selanjutnya? Jawaban : Kemungkinan saya akan mempraktekkannya lagi karena metode itu cukup cocok diterapkan pada pelajaran PKn. 142 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Semester : X AK1/ 2 Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Standar Kompetensi : Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan Kompetensi dasar : Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indikator : - Mendeskripsikan landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga negara - Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara - Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara. - Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar : - Siswa dapat mendeskripsikan landasan hukum jaminan persamaan kedudukan warga negara dengan benar - Siswa dapat menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tepat - Siswa dapat memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara secara benar - Siswa dapat menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 143 II. MATERI AJAR 1. Landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga negara 2. Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 3. Contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara III. METODE PEMBELAJARAN Metode tutor sebaya IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama 1 X 45 Menit No 1 Kegiatan Kegiatan Guru Belajar Kegiatan Siswa Alokasi Waktu Kegiatan Mempersiapkan siswa Mempersiapkan diri 5 menit Awal melakukan pre tes untuk melakukan pre tes 2. Kegiatan Membagi soal pre tes Inti Mengerjakan soal 20 menit pre tes dengan tertib 3 Kegiatan Penutup Mengumpulkan hasil tes Menyerahkan hasil pekerjaan pada guru Mengoreksi hasil Aktif jawaban siswa dengan mendengarkan melibatkan siswa yang arahan guru dan bersangkutan mengoreksi hasil pekerjaan teman Hasil pre tes akan Mendengarkan direkap guru sebagai dengan skor dasar dalam sungguh- menentukan kelompok sungguh dan tutor sebaya. Guru 25 menit 144 menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang Pertemuan Kedua 2 X 45 menit No 1 Kegiatan belajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi dan Tutor Waktu Kegiatan 10 menit Awal Apersepsi Mengulas materi yang Menyimak sudah disampaikan penjelasan dan guru menghubungkannya dengan materi yang baru yaitu persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Motivasi Melakukan penjajagan Siswa beserta kesiapan belajar siswa tutor dengan memberikan menanggapi pertanyaan secara lisan pertanyaan dari tentang persamaan guru kedudukan warga negara 145 Tujuan 2 Guru Tutor dan pembelajar- menginformasikan siswa an kompetensi dasar yang memperhatikan ingin dicapai dalam penjelasan proses pembelajaran guru Kegiatan Inti Pelaksana- 70 menit Guru meminta siswa Membentuk an metode membentuk kelompok kelompok yang tutor tutor sebaya (5-6 telah sebaya siswa) yang sudah ditetapkan ditetapkan berdasarkan bersama hasil pre tes dengan guru. Pengarahan Guru meminta tutor Tutor maju guru untuk maju kedepan kedepan untuk kepada kelas dan memberikan mendapatkan tutor arahan tentang materi pengarahan, ajar, serta soal diskusi sedang siswa untuk dikerjakan yang lain membaca materi yang akan dibahas Melakukan Guru mengamati Tutor kegiatan aktivitas siswa dan menyampaikan tutorial tutor, dengan dibantu materi arahan oleh mitra (peneliti) dari guru ke kelompoknya, dan memberi bantuan serta bimbingan 146 anggotanya dalam mengerjakan soal diskusi Pembaha- Memimpin Memperhati- san hasil pembahasan hasil kan penjelasan jawaban diskusi dan dari guru, aktif soal diskusi memberikan mengeluarkan klarifikasi bila pendapat dan dibutuhkan membetulkan jawaban yang masih salah 3 Kegiatan 10 menit Penutup Kesimpulan Guru membimbing Ikut siswa menyimpulkan menyimpulkan materi ajar yaitu dan membuat mengenai persamaan catatan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Tindak lanjut Meminta siswa Menyimak mempelajari materi penjelasan dari yang sudah dipelajari guru untuk persiapan melakukan post tes 147 siklus I pada pertemuan berikutnya Pertemuan Ketiga 1 X 45 Menit No Kegiatan Kegiatan Guru Belajar 1 Kegiatan Tutor Alokasi dan Siswa Waktu 10 menit Kegiatan Mempersiapkan siswa Mempersiapkan Awal melakukan post tes diri untuk melaku- siklus I kan post tes siklus I 2 Kegiatan Inti Post tes 20 menit Membagikan soal Mengerjakan post tes siklus I soal post tes kepada siswa siklus I dengan tertib 3 Kegiatan 15 menit penutup Mengumpulakan hasil Menyerahkan jawaban post tes hasil jawaban siklus I post tes siklus I Guru membagikan Mengisi lembar lembar angket pada angket yang siswa untuk dibagikan mengetahui tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan dan materi apa saja yang 148 sulit dipahami pada Siklus I Meminta siswa untuk Menyimak mempelajari materi penjelasan dari untuk pertemuan guru mendatang V. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media : - Papan tulis + kapur tulis - LCD 2. Sumber belajar : - Buku pendidikan kewarganegaraan untuk SMK kelas X : Setiadi, dan Listyarti, Retno.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK dan MAK Kelas X.Jakarata : Erlangga Sanroso, Joko Budi.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas .Jakarta : Yudhistira Winarno. 2006. Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara - Modul untuk Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Semester Genap - Udang-Undang Dasar 1945 - Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan VI. PENILAIAN HASIL BELAJAR Prosedur : Tes Jenis : Tes tertulis Bentuk : Pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 butir soal 149 Surakarta, 13 Mei 2009 Peneliti Jussie Asriyanti K6405021 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Pengampu Dra. Sri Haryanti, M.M Dra. Yuni Wijayanti NIP. NIP. 150 SOAL DISKUSI KELOMPOK BELAJAR SIKLUS I 1. Sebutkan jaminan persamaan hidup dalam konstitusi negara? 2. Pasal-pasal UUD 1945 memuat jaminan persamaan hidup bagi warga negara. Pada pasal berapa saja, jelaskan? 3. Peraturan perundang-undangan apa saja yang menjamin persamaan hidup bagi warga negara, jelaskan? 4. Berikan contoh hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan: a. Bermasyarakat b. Berbangsa c. Bernegara 5. Pada UU No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan, salah satu peraturan yang berlaku di dalamnya menjelaskan bahwa; warga negara Indonesia keturunan Tionghoa mewajibkan meyertakan SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia) untuk mengurus paspor/ dokumen sipil lain. Sedangkan WNI yang bukan keturunan Tionghoa hanya cukup menyertakan KTP atau akte lahir. Namun setelah diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, dalam ketentuannya menjelaskan bagi warga negara keturunan Tionghoa diberlakukan dwi kewarganegaraan. Sehingga SBKRI sudah tidak diberlakukan kembali, dan WNI keturunan mendapatkan perlakuan yang sama untuk mengurus paspor/ dokumen lain. Menurut kalian, bagaimana sifat UU No. 62 Tahun 1958 menyangkut kedudukan warga negara keturunan? Bila disangkutkan dengan hak dan kewajiban warga negara, permasalahan diatas dapat dikaitkan dengan pasal berapa dan bagaimana bunyinya, jelaskan! 151 KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI SIKLUS I 1. Jaminan persamaan hidup dalam konstitusi Negara adalah: a) Pembukaan UUD 1945, pada alinea satu dan alinea empat. b) Sila-sila Pancasila c) UUD 1945 dari Pasal 26 sampai dengan Pasal 34 dan peraturan perundang-undangan yang lainnya. 2. Pasal-pasal UUD 1945 memuat jaminan persamaan hidup bagi warga negara adalah: a. Pasal 26 ayat 1, jaminan tentang warga negara Indonesia. b. Pasal 27 ayat 1, jaminan tentang persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan. c. Pasal 27 ayat 2, jaminan tentang pekerjaan dan penghidupan yang layak. d. Pasal 27 ayat 3, jaminan tentang upaya pembelaan negara. e. Pasal 28, jaminan kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. f. Pasal 28A, jaminan untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. g. Pasal 29 ayat 2, jaminan kemerdekaan untuk memeluk dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. h. Pasal 30 ayat 1, jaminan dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. i. Pasal 31 ayat 1, jaminan mendapatkan pendidikan. j. Pasal 32 ayat 1, jaminan dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia. k. Pasal 33 ayat 3, jaminan tentang ekonomi. l. Pasal 34 ayat 1, jaminan terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar. 3. Peraturan perundang-undangan apa saja yang menjamin persamaan hidup bagi warga negara: a. UU No.40 tahun 1999 yaitu jaminan kepada warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan tulisan melalui media massa dan pers. b. UU No.3 Tahun 2002, yaitu jaminan kepada warga negara untuk membela negara melalui pertahanan negara. 152 c. UU No.31 Tahun 2002 yaitu jaminan kepada warga negara untuk mendirikan partai politik d. UU No. 4 Tahun 2004 yaitu jaminan kepada warga negara untuk hak praduga tak bersalah melalui kekuasaan kehakiman. e. UU No.20 Tahun 2003 yaitu jaminan kepada warga negara untuk mengikuti wajib belajar 12 tahun. 4. a. Hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya: 1) Hak dan kewajiban memiliki Akta kelahiran 2) Hak dan kewajiban memiliki Kartu Keluarga 3) Hak dan kewajiban meniliki KTP jika sudah berusia 17 tahun 4) Hak dan kewajiban memperoleh layanan kesehatan maupun layanan kemasyarakatan dari kelurahan setempat 5) Hak dan kewajiban memperoleh layanan informasi maupun layanan kesejahteraan masyarakat, misalnya dana BLT, Raskin, Konfersi minyak ke gas. b. Hak dan kewajibann tersendiri, dalam kehidupan berbangsanya, yaitu: 1) Hak dan kewajiban untuk melestarikan kebudayaan suku bangsanya 2) Hak dan kewajiban diperlakuan yang tidak diskriminatif, pada suku bangsa tertentu. 3) Hak dan kewajiban untuk mengembangkan budaya nasional 4) Hak dan kewajiban untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia 5) Hak dan kewajiban untuk membela dan mempertahankan bangsa Indonesia c. Hak dan kewajiban warga negara dalam bidang tertentu yang berkaitan dengan kehidupan bernegara antara lain sebagai berikut: 1) UU No. 31 Tahun 2002 tentang Parpol, yaitu warga negara berhak menentukan pilihannya untuk menjadi salah satu anggota Parpol. 2) UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu, yaitu dengan adanya hak warga negara dalam Pemilu, baik hak pilih aktif (memilih) maupun hal pilih pasif (dipilih). 153 3) UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yaitu warga negara mempunyai hak dalam mengeluarkan pikiran lisan ataupun tertulis. 4) UU No. 4 Tahun 2004 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman, yaitu adanya hak menolak dikenakan penangkapan tanpa perintah yang sah, hak praduga tak bersalah, hak memperoleh bantuan hukum, dan sebagainya. 5) UU No. 3 Tahun 2002 tentang pokok-pokok pertahanan dan keamanan, yaitu membela negara dengan TNI, sedangkan khusus untuk kepolisian negara, diatur tersendiri dengan UU No. 2 Tahun 2002. 5. Sifat UU No. 62 Tahun 1958 adalah diskriminatif terhadap WNI (Warga Negara Indonesia) keturunan Tionghoa. Seharusnya WNI keturunan memperoleh perlakuan dan kedudukan yang sama dengan WNI yang bukan keturunan. Bila dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara, hal ini berkaitan dengan pasal 27 ayat 1, yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan tersebut dengan tidak ada kecualinya”. Diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2006, sifat diskriminatif terhadap WNI keturunan dihapuskan, dengan diberlakukannya dwi kewarganegaran. Sehingga baik WNI keturunan maupun bukan bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan. 154 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Semester : X/ 2 Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi : Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan Kompetensi dasar : Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indikator : - Mendeskripsikan landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga negara - Menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara - Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara - Menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara I. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar : - Siswa dapat mendeskripsikan landasan hukum jaminan persamaan kedudukan warga negara dengan benar - Siswa dapat menunjukkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tepat - Siswa dapat memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara secara benar - Siswa menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan benar 155 II. MATERI AJAR 1. Landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga negara 2. Persamaan kedudukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 3. Contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara III. METODE PEMBELAJARAN Metode tutor sebaya IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama 2 X 45 menit No 1 Kegiatan Kegiatan Guru belajaran Kegiatan Siswa Alokasi dan Tutor Waktu Kegiatan 10 menit Awal Apersepsi Mengulas materi Menyimak yang sudah penjelasan disampaikan pada dan siklus I merespon penjelasan guru Motivasi Melakukan penjajagan kesiapan Menanggapi pertanyaan belajar siswa untuk dari guru lebih serius dari Siklus I Tujuan Guru pembelajar- menginformasikan an kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran Memperhatikan penjelasan guru 156 2 Kegiatan Inti Pelaksana- 70 menit Guru meminta siswa Membentuk an metode membentuk kelompok kelompok yang tutor tutor sebaya telah sebaya ditetapkan bersama dengan guru Pengarahan Guru meminta tutor Tutor maju guru untuk maju kedepan kedepan untuk kepada kelas dan memberikan mendapatkan tutor arahan tentang materi pengarahan, ajar, serta soal diskusi sedang siswa untuk dikerjakan yang lain membaca materi yang akan dibahas Melakukan Guru mengamati Tutor Kegiatan aktivitas siswa dan menyampaikan tutorial tutor, dengan dibantu materi arahan oleh mitra (peneliti). dari guru ke kelompoknya, dan memberi bantuan serta bimbingan anggotanya dalam mengerjakan soal diskusi 157 Pembahasan hasil Memimpin pembahasan hasil Memperhatikan penjelasan jawaban diskusi dan dari guru, soal diskusi memberikan mengeluarkan klarifikasi bila pendapat, dan dibutuhkan membetulkan jawaban yang masih salah 3 Kegiatan 15 menit Penutup Kesimpulan Guru membimbing Ikut siswa menyimpulkan menyimpulkan materi ajar yaitu materi ajar mengenai persamaan yang sudah kedudukan warga selesai negara dalam dipelajari kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Tindak lanjut Meminta siswa Menyimak mempelajari materi penjelasan dari yang sudah dipelajari guru untuk persiapan melakukan post tes siklus II pada pertemuan berikutnya 158 Pertemuan Kedua 1 X 45 Menit No Kegiatan Kegiatan Guru Belajar 1 Kegiatan Tutor Alokasi dan Siswa Waktu Kegiatan Mempersiapkan siswa Mempersiapkan Awal melakukan post tes diri untuk melaku- siklus II kan post tes siklus 10 menit II 2 Kegiatan Inti Post tes 20 menit Membagikan soal Mengerjakan post tes siklus II soal post tes kepada siswa siklus II dengan tertib 3 Kegiatan 15 menit Penutup Mengumpulakan hasil Menyerahkan jawaban post tes hasil jawaban siklus II post tes siklus II Guru membagikan Mengisi lembar lembar angket pada angket yang siswa untuk dibagikan guru mengetahui tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan dan materi apa saja yang sulit dipahami pada Siklus II 159 Mengumpulkan hasil jawaban angket Menyerahkan hasil jawaban angket kepada guru V. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Media : - Papan tulis + kapur tulis - LCD - Gambar tentang persamaan hak dan kewajiban warga negara 2. Sumber belajar : - Buku pendidikan kewarganegaraan untuk SMK kelas X : Setiadi, dan Listyarti, Retno.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK dan MAK Kelas X.Jakarata : Erlangga Sanroso, Joko Budi.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas X.Jakarta : Yudhistira Winarno. 2006. Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara - Modul untuk Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Semester Genap - Udang-Undang Dasar 1945 - Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan VI. PENILAIAN HASIL BELAJAR Prosedur : Tes Jenis : Tes tertulis Bentuk : Pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 butir soal 160 Surakarta, 13 Mei 2009 Peneliti Jussie Asriyanti K6405021 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Pengampu Dra. Sri Haryanti, M.M Dra. Yuni Wijayanti NIP. NIP. 161 HAND OUT MENGANALISIS PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA 162 163 SOAL DISKUSI KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II 1. Sebutkan hak dasar warga negara, sepengetahuan kalian (minimal 5)! 2. Sebutkan kewajiban dasar warga negara, sepengetahuan kalian (minimal 5)! 3. Persamaan kedudukan warga negara, meliputi berbagai bidang kehidupan. Sebutkan bidang-bidang tersebut dan berikan contohnya, masing-masing 4! 4. Perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dapat dimulai dari lingkungan masyarakat. Coba berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari! 5. Tiap tahun masalah pengaguran dan kemiskinan di Indonesia bukan semakin berkurang tapi bertambah. Hal ini selain dipicu oleh krisis global juga berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Padahal persoalan mengenai pekerjaan dan kemiskinan sudah diatur dalam UUD 1945. Coba jelaskan pasal berapa yang berkaitan dengan permasalahan diatas? Bagaimana seharusnya kewajiban pemerintah untuk mengatasi hal tersebut diatas? 164 KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II 1. Hak-hak Dasar Warga Negara a. Pasal 26 UUD 1945, yaitu untuk menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara. b. Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945, yaitu memiliki persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan c. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945, yaitu memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. d. Pasal 28 UUD 1945, yaitu memiliki kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan. e. Pasal 28A, yaitu berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai hak asasi manusia. f. Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, yaitu memperoleh jaminan untuk memeluk salah satu agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing. g. Pasal 30 UUD 1945, yaitu berhak untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. h. Pasal 31 UUD 1945, yaitu berhak untuk memperoleh pendidikan. i. Pasal 32 UUD 1945, yaitu berhak untuk mengembangkan kebudayaan nasional. j. Pasal 33 UUD 1945, yaitu berhak untuk mengembangkan usaha-usaha bidang ekonomi. k. Pasal 34 UUD 1945, yaitu memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah terhadap fakir miskin dan anak terlantar. 2. Kewajiban Dasar Warga Negara Kewajiban dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan antara lain sebagai berikut: a. Pembukaan UUD 1945 alinea I, yaitu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. b. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara. 165 c. Pasal 23 Ayat 2, yaitu kewajiban membayar pajak untuk negara. d. Pasal 27 Ayat 1, yaitu wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecuali. e. Pasal 27 Ayat 3, yaitu kewajiban pembelaan negara f. Pasal 30 Ayat 1, yaitu kewajiban ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. g. Pasal 31 Ayat 2, yaitu kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar. h. Pasal 35, yaitu menghornati bendera negara Indonesia Sang Merah Putih. i. Pasal 36, yaitu wajib menghormati bahasa negara, bahasa Indonesia. j. Pasal 36A, yaitu wajib menjunjung tinggi lambang negara Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. k. Sesuai dengan Pasal 36B, yaitu wajib menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya. 3. Persamaan kedudukan warga negara, meliputi berbagai bidang kehidupan dan masing-masing contonya (4): a. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang politik 5) Mempunyai kesempatan yang sama untuk mendirikan partai politik. 6) Mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi pengurus atau anggota partai politik. 7) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam memperebutkan jabatanjabatan politik, seperti presiden dan wakil presiden, menteri, kepala daerah, anggota DPR, anggota DPD, atau anggota DPRD. 8) Menggunakan hak pilihnya, baik hak pilih pasif maupun hak pilih aktif. b. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang ekonomi 1) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha. 2) Mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengembangkan bisnis. 3) Hak yang sama dalam mendirikan badan usaha swasta. 4) Hak yang sama dalam mendapatkan bahan baku. c. Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara dalam bidang sosial budaya 166 1) Hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan. 2) Hak yang sama dalam memilih pendidikan. 3) Hak yang sama dalam mengembangkan bakat dan minat. 4) Hak yang sama dalam mengembangkan kebudayaan. d. Mendapatkan persamaan kedudukan dalam bidang hukum dan pemerintahan 1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum. 2) Hak mendapatkan perlindungan hukum. 3) Hak mendapatkan kewarganegaraan. 4) Hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif. 4. Contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dapat dimulai dari masyarakat yaitu: a. Menjaga tali persaudaraan dalam suatu lingkungan rukun tetangga yang terdiri dari berbagai suku. b. Kebiasaan menggosip, menggunjingkan keburukan orang lain. c. Menyulut rasa iri atas harta atau penampilan yang lebih dari orang lain adalah hal-hal yang harus dihilangkan. d. Tidak mengagung-agungkan ajaran agama sendiri atau mengagungagungkan suku sendiri, juga dapat memicu pertengkaran antar warga. e. Saling menghormati meskipun memiliki agama, suku, ras, atau antar golongan yang berbeda. 5. Masalah pengangguran berkaitan dengan pasal 27 ayat 2 yang bunyinya, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Sedangkan kemiskinan terkait dengan padal 34 yang bunyinya, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar terlantar dipelihara oleh negara”. Kewajiban negara dalam hal ini melalui pemerintah adalah memajukan kesejahteraan umum, negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anal-anak terlantar, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak, membuka lapangan pekerjaan seluasluasnya, dll. 167 DAFTAR KELOMPOK TUTOR SEBAYA Nama Tutor Nama Anggota Kelompok I: 1. Kiki Isnawati Apilana Kristi 2. Indah Permata Sari 3. Ayu Anita 4. Lutvicka Luciana 5. Dwi Oktaviani Kelompok II: 1. Maria Untung Diyan Kristiani 2. Dita Andini 3. Kristian Septianti 4. Ike Wulandari Kelompok III: 1. Isnaini Putri Fransiska Tri Agustin 2. Evi Puspitasari 3. Dewi Tirta Sari 4. Dwi Nita Puspitasari Kelompok IV: 1. Anita Melya Sari Indah Setyowati 2. Eka Yuliana 3. Diana Natalia 4. Lestiyani Kelompok V: 1. Ana Chairul Katarina Sri Jumiani 2. Asih Nuryati 3. Atik Fitriyaningsih 4. Dwi Lestari 168 DAFTAR NILAI HASIL PRE TES Mata Pelajaran: PKn NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 NAMA Ana Chairul Norma Amin Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung JUMLAH RATA-RATA NILAI 60 60 75 75 50 60 70 50 60 70 60 50 55 60 45 80 50 60 70 40 75 60 50 60 60 70 1685 64,80 Kelas: X Akuntansi 1 KETERANGAN TIDAK TUNTAS TUNTAS 8 18 169 DAFTAR NILAI POST TES SIKLUS I Mata Pelajaran: PKn NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Ana Chairul Norma Amin Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung JUMLAH RATA-RATA NILAI 60 70 80 65 55 60 70 65 70 80 60 50 55 75 60 85 65 70 80 70 80 70 60 65 75 70 1765 67,88 Kelas: X Akuntansi 1 KETERANGAN TIDAK TUNTAS TUNTAS 14 12 170 HASIL OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS I No Aspek yang Dinilai Penilaian 5 4 3 1. Membuka pelajaran √ 2. Memberi Apresepsi √ 3. Memberi motivasi √ 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ 6. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok √ 7. Memberi petunjuk kepada tutor √ 8. Mengawasi proses tutorial √ 9. Menanggapi pertanyaan dan pendapat siswa √ 10. Memberikan klarifikasi saat dibutuhkan √ 11 Memberikan kesimpulan √ 12 Menutup pelajaran √ Keterangan : 5 : Sangat baik 4 : Baik 3 : Cukup 2 : Kurang 1 : Sangat kurang 2 1 171 HASIL OBSERVASI KINERJA TUTOR SEBAYA SIKLUS I No Aspek yang Diamati 1. Tutor memastikan teman dalam kelompok dapat mengerjakan soal diskusi Tutor membantu teman dalam kelompok mengenai hal yang belum jelas Tutor melibatkan teman dalam mengerjakan soal diskusi Tutor memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman Tutor mengatur waktu diskusi dengan baik Jumlah aspek yang diamati 2. 3. 4. 5. Keterangan : Nama Tutor : 1. : Apilana Kristi 2. : Diyan Kristiani 3. : Fransiska Tri Agustin 4. : Indah Setyowati 5. : Katarina Sri Jumiani Kategori Penilaian: 20 < x ≤ 25 : Baik Sekali 15 < x ≤ 20 : Baik 10 < x ≤ 15 : Cukup 1 Tutor Sebaya 2 3 4 5 B=4 B=4 BS = 5 B=4 C=3 B=4 B=4 BS = 5 BS = 5 C=3 B=4 C=3 B=4 B=4 B=4 B=4 C=3 B=4 B=4 C=3 B=4 B=4 B=4 B=4 B=4 20 18 22 21 17 172 HASIL SKOR KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I Aspek yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Siswa Ana Chairul Norma A Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung Keakifan siswa selama apersepsi Keaktifan siswa mengikuti kegiatan tutorial Keaktifan siswa bekerjasa ma dalam menyelesaikan tugas kelompok Keaktif siswa menyam paikan pertanyaan dan pendapat saat KBM C=3 C=3 SB = 5 B=4 K=2 C=3 B=4 C=3 C=3 SB = 5 C=3 K=2 C=3 C=3 K=2 SB = 5 B=4 B=4 SB = 5 C=3 SB = 5 B=4 C=3 B=4 C=3 B=4 C=3 C=3 SB =5 B=4 C=2 C=3 B=4 B=4 B=4 B=4 K=2 C=3 C=3 B=4 C=3 SB = 5 B=4 B=4 B=4 C=3 SB = 5 B=4 C=3 B=4 C=3 B=4 B=4 C=3 SB =5 SB = 5 C=3 C= 3 B=4 C=3 B=4 SB = 5 C=3 K=2 C=3 B=4 C=3 SB = 5 B=4 SB = 5 SB = 5 B=4 SB = 5 SB = 5 C=3 C=3 B=4 B=4 K=2 K=2 SB = 5 B=4 C=3 K=2 B=4 C=3 C=3 B=4 K=2 K=2 C=3 K=2 K=2 SB = 5 K=2 SB = 5 B=4 C=3 SB = 5 SB = 5 C=3 C=3 C=3 C=3 Ketuntasan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran: Skor : 16 < x ≤ 20 : Kategori Sangat Baik = 8 orang Skor : 12 < x ≤ 16 : Kategori Baik = 9 orang Skor : 8 < x ≤ 12 = 9 orang : Kurang Baik Jumlah Skor 12 11 20 17 10 11 16 13 14 18 10 9 12 13 10 20 14 18 18 13 20 18 12 14 13 15 173 DAFTAR NILAI POST TES SIKLUS II Mata Pelajaran: PKn NO. NAMA NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Ana Chairul Norma Amin Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung JUMLAH RATA-RATA 70 75 90 75 60 70 85 75 70 75 70 60 65 80 70 95 75 80 90 70 85 75 70 70 75 80 1955 75,19 Kelas: X Akuntansi 1 KETERANGAN TIDAK TUNTAS TUNTAS 23 3 174 HASIL OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS II No Aspek yang Dinilai Penilaian 5 4 1. Membuka pelajaran √ 2. Memberi Apresepsi √ 3. Memberi motivasi √ 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ 6. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok 7. Memberi petunjuk kepada tutor √ 8. Mengawasi proses tutorial √ 9. Menanggapi pertanyaan dan pendapat siswa √ 10. Memberikan klarifikasi saat dibutuhkan √ 11 Memberikan kesimpulan √ 12 Menutup pelajaran √ Keterangan : 5 : Sangat baik 4 : Baik 3 : Cukup 2 : Kurang 1 : Sangat kurang √ 3 2 1 175 HASIL OBSERVASI KINERJA TUTOR SEBAYA SIKLUS II No 1. 2. 3. 4. 5. Aspek yang Diamati 1 Tutor Sebaya 2 3 4 5 Tutor memastikan teman dalam kelompok dapat BS = 5 BS = 5 BS = 5 BS = 5 BS = 5 mengerjakan soal diskusi Tutor membantu teman dalam kelompok mengenai B = 4 B = 4 BS = 5 BS = 5 B = 4 hal yang belum jelas Tutor melibatkan teman dalam mengerjakan soal BS = 5 BS = 5 BS = 5 BS = 4 BS = 4 diskusi Tutor memberikan pertanyaan dan menjawab B = 4 C=3 B=4 B=4 C=3 pertanyaan dari teman Tutor mengatur waktu B=4 C=3 B=4 B=4 B=4 diskusi dengan baik Jumlah aspek yang diamati 22 20 23 22 20 Keterangan : Nama Tutor : 1. : Apilana Kristi 2. : Diyan Kristiani 3. : Fransiska Tri Agustin 4. : Indah Setyowati 5. : Katarina Sri Jumiani Kategori Penilaian: 20 < x ≤ 25 : Baik Sekali 15 < x ≤ 20 : Baik 10 < x ≤ 15 : Cukup 176 HASIL SKOR KEAKTIFAN SISWA SIKLUS II Aspek yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Siswa Ana Chairul Norma A Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung Keakifan siswa selama apersepsi Keaktifan siswa mengikuti kegiatan tutorial Keaktifan siswa bekerjasa ma dalam menyelesaikan tugas kelompok Keaktif siswa menyam paikan pertanyaan dan pendapat saat KBM B=4 C=3 SB = 5 B=4 C=3 C=3 SB = 5 B=4 B=4 SB = 5 C=3 C=3 B=4 B=4 C=3 SB = 5 B=4 B=4 SB = 5 C=3 SB = 5 B=4 C=3 B=4 B=4 B=4 B=4 B=4 SB = 5 B=4 C=3 B=4 B=4 B=4 B=4 SB = 5 B=4 C=3 C=3 B=4 B=4 SB = 5 SB = 5 SB = 5 SB = 5 B=4 SB = 5 SB = 5 B=4 B=4 SB = 5 SB = 5 C=3 B=4 SB = 5 B=4 C=3 B=4 B=4 B=4 B=4 SB = 5 C=3 C=3 B=4 B=4 B=4 SB = 5 SB = 5 SB = 5 SB = 5 B=4 SB = 5 SB = 5 B=4 SB = 5 B=4 SB = 5 C=3 C=3 SB = 5 B=4 C=3 B=4 B=4 C=3 B=4 SB = 5 C=3 C=3 C=3 SB = 5 B=4 SB = 5 B=4 B=4 SB = 5 B=4 SB = 5 SB = 5 B=4 B=4 B=4 SB = 5 Ketuntasan Keaktifan Siswa Saat Pembelajaran: Skor : 16 < x ≤ 20 : Kategori Sangat Baik = 13 orang Skor : 12 < x ≤ 16 : Kategori Baik = 11 orang Skor : 8 < x ≤ 12 = 2 orang : Kurang Baik Jumlah Skor 14 14 20 16 12 15 17 15 16 20 13 12 14 17 15 20 18 18 20 15 20 19 15 17 17 19 177 DAFTAR NILAI TIAP SIKLUS Mata Pelajaran: PKn Nilai Nama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kelas X Akuntansi 1 Ana Chairul Norma Amin Anita Melya Sari Apilana Kristi Asih Nuryati Atik Fitriyaningsih Ayu Anita Dewi Tirta Sari Diana Natalia Dita Andini Saputri Diyan Kristiyani Dwi Lestari Dwi Nita Pusparini Dwi Oktaviani Eka Yuliana Evi Puspitasari Fransiska Tri Agustin Ike Wulandari Indah Permata Sari Indah Setyowati Isnaini Putri Katarina Sri Jumiani Kiki Isnawati Kristian Septianti Lestiyani Lutvicka Luciana Maria Untung JUMLAH RATA-RATA Awal 60 60 75 75 50 60 70 50 60 70 60 50 55 60 45 80 50 60 70 40 75 60 50 60 60 70 1685 64,80 Siklus I 60 70 80 65 55 60 70 65 70 80 60 50 55 75 60 85 65 70 80 70 80 70 60 65 75 70 1765 67,88 Siklus II 70 75 90 75 60 70 75 75 70 85 70 60 65 80 70 95 75 80 90 70 85 75 70 70 75 80 1955 75,19