ISSN 2087-4537 ISSN : 2087-4537 PROSIDING SEMINAR SAINS NASIONAL TAHUN 2010 Palangka Raya, 7 Agustus 2010 Diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya Pendukung Acara: Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 7 Agustus 2010 KATA SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga kegiatan Seminar Nasional Sains tahun 2010 dapat terlaksana. Seminar Nasional Sains merupakan bagian program pengembangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Jurusan Pendidikan MIPA FKIP, dalam misinya menghasilkan calon-calon guru yang profesional. Berdasarkan hal tersebut maka Seminar Nasional Sains kali ini mengambil tema Pembelajaran Sains Asyik dan Menyenangkan. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan baru dan saling tukar informasi tentang apa dan bagaimana pembelajaran sains yang mengasyikkan dan bermakna bagi siswa di sekolah. Seminar Nasional Sains tidak hanya terbatas pada pendidikan sains, tetapi juga pada penelitian dan aplikasi sains. Seminar Nasional Sains diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi diantara para peneliti terkait dengan program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat memicu dan meningkatkan kegiatan riset di Indonesia dan memajukan bangsa. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Yohanes Surya, Ph.D dari Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang telah menyampaikan materi. 2. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed, Ph.D dari Universitas Negeri Malang yang telah menyampaikan materi. 3. Prof. Dr. Nuryani Rustaman, M.Pd dari Universitas Pendidikan Indonesia yang telah berkenan menyampaikan materi. 4. Peserta seminar yang telah mengirimkan makalah atau karya ilmiah lainnya. 5. Panitia yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan kegiatan ini. 6. Pihak-pihak yang telah mendukung penyelenggaraan seminar. Semoga apa yang telah dilakukan membawa banyak manfaat bagi kita semua. Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Univeristas Palangka Raya Ketua, Drs. Pendi Sinulingga, M.Pd NIP 19660522 199103 1 001 ii Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 7 Agustus 2010 ISSN : 2087-4537 Daftar Isi Pengantar i Kata Sambutan Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Palangka Raya ii Daftar Isi iii Makalah dalam Prosiding: Nama Judul Artikel Hal I Wayan Dasna Mengembangkan Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Mempelajari Sains/Kimia 1 Nuryani Y. Rustaman Peranan Sains, Pendidikan Sains, dan Pembalajarannya (Kasus pada Pendidikan Perubahan Iklim) 12 Siti Sunariyati Kajian Etnobotani dan Kandungan Aurum pada Beberapa Jenis Tumbuhan Indikator Logam Emas di Kecamatan Pujon Kalimantan Tengah 22 Kun Harismah, Ahmed Iraqi, Hunan Yi, David F. Pickup N-Alkyl 2,7-Linked Carbazole Polymers and Copolymers With Methyl Protecting Groups: A New Class of Blue Emitting Polymers For Led Applications 30 I Wayan Sarman Pembelajaran Diagram Alir Meningkatkan Pemahaman dan Kreativitas Siswa 44 Yanetri Asi Nion, Adrianson Agus Djaya, Evi Marlia Kadie, Lunne, Sumarlan Keanekaragaman Hayati Jamur Konsumsi dari Daerah Aliran Sungai Kahayan di Desa Bukit Rawi dan Bahu Palawa, Kalimantan Tengah 55 Liswara Neneng Uji Potensi dan Identifikasi Isolat Bakteri untuk Bioremediasi Merkuri (Hg) dari Areal Penambangan Emas di Kalimantan Tengah (Identification and Potential Test of Bacterial Isolates for Mercury (Hg) Bioremediation From Gold Mining Area in Central Kalimantan) 60 Saritha Kittie Uda Penerapan Pendekatan Inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem 67 Sri Yuliarti, Sih Winanti Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Loktabat 3 pada Konsep Perubahan Kenampakan Daratan Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah 75 Agus Haryono, Bejo Basuki, Alberson Pengaruh Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa scheff. Boerl) Terhadap Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus l.) Swiss Webster 86 Ramlawati, Darminto Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Setting Kooperatif untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Praktikum Kimia Anorganik 94 Abdul Mun’im Inovasi Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Kompetensi Guru 101 Yula Miranda Pembelajaran Metakognitif Melalui Strategi Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa 107 Nuriman Wijaya Pembelajaran Sains Sebagai Sarana Mengembangkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 114 iii Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 7 Agustus 2010 Suhartono, Vontas Alfenny Nahan Efisiensi Beberapa Merek Lampu Neon (Tl) yang ada di Kota Palangka Raya 119 M. Nawir, Titik Utami Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Mata Kuliah Fisika Dasar II Materi Pokok Gelombang pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Tahun Perkuliahan 2008/2009 123 Komang Gde Suastika Tomografi Komputer Mengunakan Foton Gamma I-131 131 Gunarjo S. Budi Turbulen model pada aliran fluida dalam box. 135 I Nyoman Suardana Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Tentang Bakteri Menggunakan Alat Peraga Diagram Putar Dari Bahan Bekas Kelas X Sma Negeri 2 Palangka Raya 140 Saulim DT. Hutahaean Pembelajaran Penemuan Terbimbing sebagai Upaya Pencapaian Kompetensi Ilmiah Siswa pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana di SMP/MTs 145 Pendi Sinulingga Pembelajaran Fisika Dasar I dengan Menggunakan Model Direct Instruction (DI) di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Palangkaraya 159 Fenno Farcis Pengembangan Panduan Kegiatan Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika di SMP dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Siswa 166 Titin Purnaningsih Analysis of Somaclonal Variation in Cinchona succirubra Using Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) 171 Arifin Pembelajaran Kimia Bervisi Fire Up 176 Abudarin Membangun Keterampilan Kerja Ilmiah Melalui Pembelajaran Kimia dengan Metode Ekperimen Berbasis Lingkungan Sekitar 181 Nira Nurohmi Peningkatan Hasil Belajar IPA Semester II Sub Pokok Bahasan Energi Bunyi dengan Metode “Penemuan Terbimbing” Melalui Penggunaan Alat Peraga IPA Buatan Siswa Kelas IV SDN-2 Sungai Kapitan Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat 187 H. Muhammad Zaini Octa Belawati Penggunaan Pendekatan Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Kelangsungan Hidup Organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola 197 iv Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 7 Agustus 2010 PENGANTAR Seminar Sains Nasional merupakan bagian program pengembangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Jurusan Pendidikan MIPA FKIP, dalam misinya mencetak calon-calon guru yang profesional. Seminar Sains Nasional kali ini mengambil tema : “Pembelajaran Sains Asyik dan Menyenangkan”. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan-pengetahuan baru dan saling tukar informasi tentang apa dan bagaimana pembelajaran sains yang mengasyikkan dan bermakna bagi siswa di sekolah. Seminar ini juga tidak hanya terbatas pada pendidikan sains, tetapi juga pada penelitian dan aplikasi sains. Seminar Sains Nasional ini menghadirkan tiga orang pembicara tamu, yaitu Prof. Yohanes Surya, Ph.D dari Tim Olimpiade Fisika Indonesia, I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed, Ph.D dari Universitas Negeri Malang, dan Prof. Dr. Nuryani Rustaman, M.Pd dari Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga pembicara ini membagi pengetahuan mereka kepada para peserta yang terdiri atas para akademisi perguruan tinggi dan guru. Pada bagian berikutnya, hasil-hasil penelitian dipresentasikan dan didiskusikan oleh dosen, peneliti, guru, dan mahasiswa yang terbagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok Fisika, Kimia, dan Biologi.. Pertemuan ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana komunikasi ilmiah untuk bertukar pikiran dan pengalaman sehingga menghasilkan penelitian yang inovatif dan bermutu. Hal demikian diharapkan dapat ikut berperan dalam memajukan bangsa. Dewan Redaksi Seminar Sains Nasional 2010 i Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME DI SMP NEGERI 1 ANJIR MUARA BATOLA (Penelitian Eksperimen Melalui Aktivitas Outbond di Kawasan Hutan Mangrove) H. Muhammad Zaini 1 Octa Belawati 2 Abstrak Salah satu tujuan pembelajaran IPA di SMP/MTs dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diantaranya adalah melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi dan meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. Untuk itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Salah satu pendekatan yang diharapkan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan inkuiri dan dengan menggunakan hutan mangrove sebagai tempat pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan kuasi eksperimen yang melibatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan ragam rancangan penelitian The Counterbalanced Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anjir Muara dan menggunakan sampel total siswa kelas IX yang terdiri dari 3 kelas. Data dianalisis dengan teknik analisis kovarian (ANACOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak dengan didasarkan pada nilai kemungkinan Ho ditolak < 0,05 (Pr). Hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktifitas outbond di kawasan hutan mangrove berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola Kata kunci: Pendekatan inkuiri, konsep kelangsungan hidup organisme, hutan mangrove. Salah satu tujuan pembelajaran IPA di SMP/MTs dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diantaranya adalah melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta 1 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unlam Banjamasin; Ketua Program Magister Pendidikan PPs Unlam Banjarmasin. 2 Mahasiswa semester 1 Program Magister Pendidikan Biologi PPs Unlam Banjarmasin. 197 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 berkomunikasi dan meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai, yang dapat melibatkan siswa untuk berperan aktif, dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan konsep diri siswa dalam pembelajaran sehingga ilmu yang didapat akan selalu melekat dalam ingatan siswa dan akhirnya siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan siswa mendapatkan panduan untuk menghargai, menjaga dan melestarikan lingkungan. Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan, merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Dahar dan Liliasari, 1986). Salah satu konsep yang diajarkan di kelas IX SMP/MTs semester 1 adalah kelangsungan hidup organisme, konsep ini pada tahun-tahun sebelumnya hanya diajarkan secara konseptual yaitu melalui penjelasan guru berdasarkan buku paket atau buku pegangan siswa. Padahal ada cara lain untuk melakukan pembelajaran yang lebih bermakna, yaitu menggunakan pendekatan inkuiri dan lingkungan sebagai sumber belajar dengan membawa siswa melakukan aktivitas outbond (penjelajahan) di lokasi hutan mangrove tepi sungai sehingga diharapkan dapat memudahkan siswa memahami konsep kelangsungan hidup organisme dan dapat menanamkan etika lingkungan kepada siswa agar siswa dapat berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam seperti yang tercantum di tujuan pembelajaran IPA di SMP/MTs dalam KTSP. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri diharapkan siswa akan mampu memecahkan pertanyaan dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan hutan mangrove serta dampak pengalihfungsian hutan mangrove tepi sungai menjadi daerah persawahan dan pelabuhan kapal liar di sekitar tempat tinggal siswa. 198 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 Sedangkan kunjungan lapangan ke hutan mangrove yaitu dengan melakukan aktivitas outbond merupakan kesempatan yang baik untuk mempromosikan konservasi alam kepada siswa yaitu perlindungan dan cara yang yang bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam secara lestari (Keeley, 2007). Penggunaan pendekatan inkuiri dalam penelitian dintaranya, Sukamti (2004) melaporkan metode discovery-inquiry memungkinkan siswa terlibat secara aktif menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari sedangkan Murtiani (2008) melaporkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Meskipun pendekatan inkuiri dalam pembelajaran seperti dilaporkan tersebut dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, namun pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini belum dilaksanakan di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan suatu penelitian yang berjudul “Penggunaan Pendekatan Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Kelangsungan Hidup Organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola (Penelitian Eksperimen Melalui Aktivitas Outbond di Kawasan Hutan Mangrove)”. Rumusan masalah penelitian adalah apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola. Masalah dalam penelitian ini dibatasi 1) Sekolah Menengah Pertama yang diteliti adalah SMP Negeri I Anjir Muara Batola Kelas IX semester I. 2) Konsep kelangsungan hidup organisme dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman tentang adaptasi, seleksi alam dan perkembangbiakan makhluk hidup serta etika lingkungan terhadap hutan mangrove tepi sungai. 3) Pemahaman konsep kelangsungan hidup organisme diukur melalui prestasi belajar yang diukur dari kemampuan siswa menjawab LKS dan soal-soal tes hasil belajar siswa. 4) Pemahaman etika lingkungan terhadap hutan mangrove tepi sungai diukur dari kemampuan siswa menjawab soal evaluasi yang diadaptasi dari Clark tahun 1997. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola. 199 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 Hipotesis penelitian ini adalah: H0 = Penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan Mangrove tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme Ha = Penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan Mangrove berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Dahar dan Liliasari, 1986). Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Orientasi 2. Mengajukan hipotesis 3. Mengumpulkan data 4. Menguji hipotesis 5. Merumuskan kesimpulan (Sanjaya, 2007). Dalam kurikulum SMP/MTs tahun 2006, kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi kelangsungan hidup organisme terdapat pada kelas IX semester ganjil. Standar Kompetensi: memahami kelangsungan hidup makhluk hidup dan kompetensi dasar mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. Kompetensi Dasar: mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan. METODE Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode: 1. Rancangan kuasi eksperimen dengan desain berimbang (Counterbalanced Design) untuk hasil belajar siswa (Campbell & Stanley, 1966). 200 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 2. Menggunakan metode kategorikal untuk proses pembelajaran siswa dengan kategori yakni baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (< 40%) (Arikunto, 1998). 3. Menggunakan metode deskriptif untuk penelitian tentang pemahaman etika lingkungan terhadap hutan mangrove tepi sungai dengan menggunakan instrumen penelitian yang diadaptasi dari Clark, tahun 1997. 4. Menggunakan metode deskriptif untuk aktivitas siswa dan guru pada proses pembelajaran dianalisis melalui tahapan pemaparan data dan penyimpulan hasil analisis (Suyanto, dkk., 2006). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove. Variabel terikat adalah pemahaman siswa berupa hasil belajar siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dimulai pada bulan September sampai Desember 2008 di SMP Negeri I Anjir Muara Tempat pembelajaran untuk kelas kontrol di dalam kelas sedangkan tempat pembelajaran untuk kelas eksperimen di kawasan hutan mangrove muara sungai Anjir Muara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi LKS, alat evaluasi hasil belajar yang berpedoman pada indikator masing-masing rencana pembelajaran dan evaluasi etika lingkungan terhadap hutan mangrove. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anjir Muara yang terdiri dari tiga kelas dengan sampel total. Teknik pengumpulan dan analisis data dibedakan sebagai berikut: 1. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari nilai pretes dan postes di kelas kontrol dan eksperiment dianalisis dengan teknik analisis kovarian (ANACOVA) menggunakan fasilitas Statistical Analysis Sistem (Program SAS 604). Penarikan kesimpulan signifikansi didasarkan atas apabila nilai kemungkinan Ho ditolak lebih besar dari Pr, maka Ho diterima. Apabila nilai kemungkinan Ho ditolak lebih kecil dari Pr, maka Ho ditolak. Nilai Pr (Probability) diperoleh otomatis dari penggunaan fasilitas Statistical Analysis Sistem (Program SAS 604) yaitu sebesar 0,05 (Ingraham dkk, 1985). 2. Data kuantitatif proses pembelajaran yang diperoleh dari LKS di analisis dengan menggunakan kategori sebagai berikut baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (<40%) (Arikunto, 1998). 201 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 3. Data kuantitatif tentang pemahaman etika lingkungan terhadap hutan mangrove yang diperoleh siswa selama pembelajaran dikumpulkan dan di analisis dengan menggunakan instrumen penelitian yang diadaptasi dari Clark tahun 1997. 4. Data kualitatif berupa aktivitas siswa dan guru yang diperoleh dari pengamatan terhadap perilaku siswa dan aktivitas guru pada proses pembelajaran dianalisis melalui tahapan pemaparan data dan penyimpulan hasil analisis (Suyanto, dkk., 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian penggunaan pendekatan inkuiri terhadap pemahaman konsep kelangsungan hidup organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola (penelitian eksperimen melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove) ini, dari hasil belajar siswa eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran 1, 2 dan 3 terdapat perbedaan nilai pretes dan postes. Data hasil belajar tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kovarian. Hasil analisis tersebut digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, yaitu apakah Ho ditolak ataukah Ho diterima. Pengujian hipotesis pada penelitian ini didasarkan pada tingkat signifikansi atau probabilitas yang ditetapkan (Pr) yaitu sebesar 0,05, maka apabila nilai kemungkinan Ho ditolak lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, dan apabila nilai kemungkinan Ho ditolak lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil analisis kovarian pada pembelajaran 1 menunjukkan kemungkinan Ho ditolak sebesar 0,0595 yaitu lebih besar dari 0,05 artinya peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, maka dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran 1 penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Kemungkinan hal ini terjadi karena pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond tergolong baru bagi siswa sehingga siswa masih belum terbiasa dan harus menyesuaikan diri terhadap cara pembelajaran tersebut. Hasil analisis kovarian pada pembelajaran 2 menunjukkan nilai kemungkinan Ho ditolak sebesar 0,0008 yaitu lebih kecil dari 0,05 artinya peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan, maka dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran 2 penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Hasil 202 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 analisis kovarian pada pembelajaran 3 menunjukkan nilai kemungkinan Ho ditolak sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05 artinya peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan, maka dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran 3 penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis pembelajaran 1, 2 dan 3 tersebut walaupun pada pembelajaran 1 tidak terdapat perbedaan yang signifkan antara peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas konrol, namun pada pembelajaran 2 dan 3 peningkatan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dan kontrol telah menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari analisis kovarian hasil belajar siswa pada pembelajaran 2 dan 3 dapat dikatakan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktivitas Outbond di kawasan hutan Mangrove berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme. Hasil belajar siswa pada pembelajaran 1 persentase ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi yaitu sebesar 72,22% dibandingkan kelas kontrol yang hanya 57,14%. Pada pembelajaran 2 persentase ketuntasan klasikal kelas eksperimen juga lebih tinggi yaitu sebesar 83,64 % bila dibandingkan kelas kontrol yang hanya 74,07 %. Pada pembelajaran 3 persentase ketuntasan klasikal kelas eksperimen mencapai 89,09 % sedangkan kelas kontrol sebesar 66,67 %. Bila dilihat ketuntasan klasikalnya, hasil belajar siswa yang didapat setiap pembelajaran 1, 2 dan 3 juga terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada materi pelajaran yang sama yaitu kelangsungan hidup organisme persentase ketuntasan klasikal kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan inkuiri lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan cara belajar menggunakan pendekatan konseptual. Dengan demikian penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu Sukamti (2004) dan Murtiani (2008) yang melaporkan bahwa penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep biologi. 203 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 Penggunaan pendekatan inkuiri dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep kelangsungan hidup organisme hal ini dikarenakan bahwa melalui pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri, dengan adanya pencarian jawaban yang mempersyaratkan siswa melakukan serangkaian kegiatan intelektual agar pengalaman (masalahnya) dapat dipahami. Karena itu inkuiri menekankan pada adanya inisiatif siswa untuk mengalami proses belajarnya sendiri (Susilo, 2003). Dan menurut Bruner dalam Dahar dan Liliasari (1986) pendekatan inkuiri meningkatkan potensi intelektual siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan keteraturan-keteraturan dan hal-hal yang berhubungan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri. Selain itu belajar melalui inkuri memperpanjang proses ingatan atau dengan kata lain hal-hal yang dipelajari melalui inkuri lebih lama dapat diingat. Kualitas proses pembelajaran siswa dalam memperoleh pengetahuannya melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove tepi sungai dapat diketahui dari hasil pikiran yang mereka tuangkan dalam mengisi lembar kegiatan siswa (LKS) yang kemudian dapat dinilai dan menjadi data kuantitatif proses pembelajaran yang terlihat pada tabel 9, hasil tersebut menunjukkan pada proses pembelajaran 1 tergolong sedang, pada proses pembelajaran 2 tergolong baik dan pada proses pembelajaran 3 juga tergolong baik. Dari proses belajar tersebut siswa diharapkan memperoleh pengetahuannya sendiri dari data-data yang telah diperoleh dari lingkungan tempat belajarnya yang dalam penelitian ini tempat belajarnya adalah kawasan hutan mangrove tepi sungai. Menurut Susilo (2003) teknik berinkuiri menekankan pada bagaimana data diperoleh dan diubah menjadi pengetahuan. Sedangkan menurut Sanjaya (2007) tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Hasil pemahaman etika lingkungan siswa kelas eksperimen terhadap hutan mangrove pada pembelajaran 1, 2 dan 3, menunjukkan bahwa pengetahuan dasar siswa tentang pemahaman etika lingkungan tergolong rendah, namun pada hasil postes yaitu setelah terjadi proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terlihat adanya peningkatan pengetahuan dasar siswa tentang etika lingkungan terhadap hutan mangrove. Peningkatan penguasaan pengetahuan dasar siswa tentang etika 204 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 lingkungan akan berdampak pada kemampuan siswa dalam mengetahui pentingnya topik dan nilai-nilai sebagai pembelajaran etika lingkungan. Pada hasil postes pembelajaran 1, 2 dan 3, pentingnya topik dan nilai-nilai menjadi lebih baik dibandingkan hasil pretes, hal ini menunjukkan topik yang dipilih pada pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dapat menunjang pemahaman siswa tentang etika lingkungan terhadap hutan mangrove. Sebaliknya pada kelas kontrol, selama pembelajaran 1, 2 dan 3 tidak terjadi peningkatan pengetahuan dasar yang memuaskan, bahkan masih terjadi peningkatan persentase ketidaktahuan dan keraguraguan pada siswa, hal tersebut terjadi, kemungkinan karena siswa kelas kontrol tidak melihat secara langsung bagaimana kondisi hutan mangrove yang sesungguhnya. Peningkatan pengetahuan dasar siswa tentang etika lingkungan terhadap hutan mangrove, dapat dikatakan bahwa siswa mulai sadar tentang pentingnya pelestarian hutan mangrove tepi sungai, dan dari peningkatan penguasaan pengetahuan dasar siswa tentang etika lingkungan akan berdampak pada kemampuan siswa menilai pentingnya memasukkan topik etika terhadap hutan mangrove sebagai materi pembelajaran. Peningkatan pengetahuan dasar juga akan mempengaruhi pergeseran nilai-nilai yang diperoleh siswa tentang etika lingkungan terhadap hutan mangrove menjadi lebih baik setelah proses pembelajaran. Dari peningkatan pemahaman etika lingkungan yang meliputi 3 komponen utama yakni, pengetahuan dasar, pentingnya topik dan nilai-nilai selama pembelajaran menunjukkan bahwa topik yang dipilih pada pembelajaran melalui pendekatan inkuiri melalui aktivitas outbond di kawasan hutan mangrove dapat menunjang pemahaman siswa tentang etika lingkungan terhadap hutan mangrove. Sehingga pembekalan pengetahuan dasar tentang etika lingkungan atau pengetahuan lingkungan hidup bagi siswa dengan memanfaatkan lingkungan disekitarnya sebagai tempat belajar diharapkan dapat mendidik siswa menjadi manusia yang dapat memanfaatkan alam terutama kawasan hutan mangrove tepi sungai secara bijaksana. Selain itu menurut Keeley (2007) kunjungan lapangan ke hutan mangrove merupakan kesempatan yang baik untuk mempromosikan konservasi alam kepada siswa yaitu perlindungan dan cara yang yang bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam secara lestari. Hal ini sesuai salah satu tujuan pembelajaran IPA di SMP/MTs dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah 205 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Dari data kualitatif yang meliputi data observasi aktivitas yang dilakukan guru dan observasi aktivitas yang dilakukan siswa, baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Diperoleh hasil bahwa siswa pada kelas eksperimen cenderung aktif disetiap parameter aktivitas yang diamati, namun aktivitas yang terlihat paling dominan baik pada proses pembelajaran 1, 2 maupun 3 adalah melakukan pengamatan dan mengumpulkan data-data pengamatan, dan berdiskusi antar siswa, kelompok atau guru. Sedangkan siswa pada kelas kontrol baik pada proses pembelajaran 1, 2 maupun 3 cenderung hanya memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain dan menulis hal-hal yang releven dengan kegiatan belajar mengajar. Pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri (Sanjaya, 2007). Aktivitas guru pada kelas eksperimen yang terlihat paling dominan baik pada proses pembelajaran 1, 2 maupun 3 adalah membimbing siswa melakukan pengamatan dan membimbing siswa berdiskusi antar siswa, kelompok atau guru. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya frekuensi dan besarnya persentase aktivitas tersebut bila dibandingkan dengan aktivitas lain yang diamati. Sedangkan di kelas kontrol guru terlihat paling dominan pada proses pembelajaran 1, 2 maupun 3 adalah dalam membimbing siswa memahami materi. Pada pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri tugas dan peran guru dalam tahapan mengumpulkan data adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator, narasumber dan penyuluh kelompok sedangkan para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan (Hamalik, 2008) Dalam pelaksanaannya strategi pembelajaran inkuri banyak dianjurkan karena merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna, pembelajaran ini dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses 206 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman selain itu, keuntungan lain pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Namun perlu juga diperhatikan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri ini juga memiliki kelemahan yaitu memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan (Sanjaya, 2007) SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan pendekatan inkuiri melalui aktifitas outbond di kawasan hutan mangrove berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa pada konsep kelangsungan hidup organisme di SMP Negeri 1 Anjir Muara Batola. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah 1) Pendekatan inkuiri dapat dijadikan pilihan yang baik dalam pembelajaran karena dengan berinkuiri siswa dapat mengalami pembelajaran yang lebih bermakna. 2) Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri, khususnya dengan menggunakan lingkungan seperti kawasan hutan mangrove sebagai tempat pembelajaran, guru memerlukan pendamping untuk mengawasi siswa dalam melaksanakan penjelajahan lingkungan. 3) Pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri memerlukan waktu yang relatif panjang sehingga guru harus merencanakan pengalokasian waktu sejak dalam membuat program semester. DAFTAR RUJUKAN Alma, Buchari, Hari Mulyadi, Girang Razati dan B. Lena Nuryati. 2008. Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar). Alfabeta. Bandung Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Arisworo, Djoko & Yusa. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama. Bandung. Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, Asghar Razavieh. 1996. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan diterjemahkan oleh Arief Furchan. Usaha Nasional. Surabaya Campbell, Donald T. & Julian C, Stanley. 1966. Experimental and QuasiExperimental Designs for Research On Teaching. Dalam Gage N.L. (penyunting). Handbook of Research On Teaching. A Project of The 207 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 American Educational Rsearch Association. Department of The National Education Association. Chicago. Clark. 1997. Sosial Issue dan Genetics Testing: A Case Study Using Advocacy Groups. Dahar, Ratna Wilis dan Liliasari. 1986. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 1985. Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung Ingraham, Kathryn P, Regina C. Luginbuhl, Sandra D. Schlotzhauer, Harriet Watts. 1985. SAS/STAT User’s Guide Release 6,03. Cary, North Carolina. SAS Institute Inc, USA Keeley, Martin A. 2007. Hutan Mangrove Yang Menakjubkan : Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Kurikulum. Pusat Studi Asia Pasifik UGM. Yogyakarta Keraf, A. Sonny. 2008. Etika Lingkungan. Kompas. Jakarta. Kresno, Aji. Menengok Bekantan di Kalimantan. www_kbmwbu_jawatengah _go_id.mht. Diakses 28 September 2008 Murtiani. 2008. Penggunaan Pendekatan Inkuiri Dengan Pendekatan Kooperatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Difusi dan Osmosis Pada Siswa SMP Negeri Batu Ampar. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNLAM. Banjarmasin Putri, Vincencia. 2006. Mendidik Generasi Muda dengan Pendidikan Lingkungan. http://superboinx.blogspot.com/2005/10/bencana-alam-etikalingkungan.html. Diakses 25 Oktober 2008 Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Rudianto. 2008. Menyelamatkan Hutan Mangrove http://www.banjarmasinpost. co.id. Diakses 28 September 2008 Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta. 208 Seminar Nasional Sains 2010 Palangka Raya, 07 Agustus 2010 Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Susilo, Herawati. 2003. Kapita Selekta pembelajaran Biologi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sukamti. 2004. Penerapan Metode Discovery-Inquiry dalam Pengajaran SAINS di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Malang, http://www.pages-yourfavorite. com./ppsupi/abstraksains2004.html .diakses 16 September 2008. Tim Adiwiyata. 2008. Wujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Asdep Urusan Edukasi dan Komunikasi Lingkungan, Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta. Tim Revisi. 2007. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah Edisi IV. Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin 209