press release

advertisement
Berita Pers
Manfaatkan Data Kependudukan (KTP Elektronik),
Buka Rekening Investasi di Pasar Modal Jauh Lebih Cepat
Jakarta, 22 November 2016 - Sebanyak 100 pelaku industri Pasar Modal Indonesia hari ini (22/11)
melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri terkait
Pemanfaatan Nomor Induk Kependudukan, Data Kependudukan dan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (KTP-el) dalam layanan jasa pasar modal. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh
Direktur Jenderal (Dirjen) Dukcapil, Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh dengan perwakilan masing-masing
perusahaan, yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia, Perusahaan Efek, Manajer Investasi, dan
Agen Penjual Reksa Dana.
Kerjasama tersebut merupakan inisiatif PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan pelaku di
industri pasar modal sebagai upaya untuk mempercepat dan mempermudah proses pembukaan
rekening investasi di pasar modal. Turut hadir dan menyaksikan penandatanganan tersebut Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D.
Hadad, Dewan Komisioner selaku Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, Direktur
Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi, Direksi dan Komisaris KSEI serta Direksi BEI dan KPEI.
Dalam kesempatan ini, Dirjen Dukcapil Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan kemajuan
pemanfaatan data kependudukan menggunakan KTP Elektronik yang mulai diterapkan sejak tahun
2011. Hingga tanggal 21 November 2016, telah ada 95 lembaga dan institusi yang memiliki kerjasama
dengan Ditjen Dukcapil, dan dengan tambahan 100 institusi pasar modal yang menandatangani
perjanjian kerjasama pada hari ini, maka total ada 195 institusi dan lembaga yang siap untuk
memanfaatkan data kependudukan KTP Elektronik.
Menyambut baik inisiatif ini, Mendagri Tjahjo Kumolo menyampaikan harapannya agar kerjasama
Ditjen Dukcapil dengan pelaku di industri pasar modal ini dapat memberikan manfaat yang maksimal
untuk perkembangan pasar modal. Lebih lanjut Tjahjo Kumolo menyampaikan bahwa pemanfaatan
data kependudukan KTP elektronik secara luas ini juga sesuai dengan harapan Kementerian Dalam
Negeri, dan diharapkan ke depannya bertambah lagi lembaga dan institusi yang menjalin kerjasama
dengan Ditjen Dukcapil.
Kepala Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyampaikan apresiasi kepada KSEI dan SRO
pasar modal atas inisiatif yang telah dilakukan untuk menfasilitasi terlaksananya kerjasama para
pelaku di industri pasar modal dengan Ditjen Dukcapil. Muliaman menyampaikan bahwa banyak hal
terus diupayakan OJK untuk program peningkatan literasi dan inklusi keuangan, khususnya di pasar
modal. Inisiatif ini sejalan dan sangat mendukung kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat
berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Lebih lanjut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida, menambahkan bahwa dari sisi
sosialisasi dan edukasi, berbagai program telah dilaksanakan baik oleh OJK, SRO maupun para
pelaku, untuk mengajak masyarakat berinvestasi di pasar modal. Hanya saja proses pembukaan
rekening investasi memakan waktu cukup lama dan dirasa tidak mudah oleh masyarakat terutama di
kota-kota dan wilayah di luar Jawa. Inisiatif kerjasama pelaku di pasar modal dengan Ditjen Dukcapil
untuk pemanfaatan data kependudukan dalam proses KYC (Know Your Client) pembukaan rekening,
dan juga kerjasama dengan industri perbankan melalui bank Rekening Dana Nasabah (RDN)
1/3
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat
agar lebih mudah berinvestasi di pasar modal.
Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi menyatakan bahwa perjanjian kerjasama Ditjen
Dukcapil dengan 100 pelaku industri pasar modal ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian Dalam Negeri dengan OJK yang telah
ditandatangani pada Februari 2014. Dengan payung MoU tersebut, institusi dan lembaga yang
bernaung di bawah OJK dapat melakukan kerjasama dengan Ditjen Dukcapil untuk memanfaatkan
data kependudukan. KSEI sendiri sejak tanggal 25 Agustus 2014 telah menjalin kerjasama dengan
Dukcapil untuk validasi data investor sebagai upaya membentuk basis data investor pasar modal yang
lebih akurat.
“Dengan kerjasama ini, para pelaku industri pasar modal dapat memanfaatkan data kependudukan
untuk mempercepat proses pembukaan rekening Efek, yang sebelumnya bisa mencapai 2 minggu,
sekarang menjadi kurang dari satu jam. Pemanfaatan basis data KTP-el dapat meningkatkan kualitas
data calon nasabah untuk proses KYC yang lebih baik karena pengecekan data nasabah langsung ke
database KTP elektronik, jadi bisa diketahui kebenaran identitasnya,” ungkap Friderica.
Mudah dan cepatnya proses pembukaan rekening Efek investor ditampilkan selepas acara
penandatanganan melalui simulasi secara live proses pembukaan rekening Efek PT Trimegah
Sekuritas Indonesia Tbk oleh calon nasabah di kota Padang. Dalam simulasi yang dapat diikuti
prosesnya melalui live streaming, diperlihatkan bagaimana mudahnya masyarakat berdomisili di kota
Padang untuk menjadi nasabah Trimegah Sekuritas, meskipun Trimegah Sekuritas tidak memiliki
kantor cabang di Padang. Mulai proses pengisian formulir yang dengan mudah dan cepat
menggunakan perangkat baca KTP elektronik yang diikuti dengan proses pembuatan SID dan
pembukaan Sub Rekening Efek di KSEI serta pembukaan Rekening Dana Nasabah di Bank BRI
sepenuhnya sudah dapat dilakukan secara elektronik sehingga dapat selesai dalam waktu kurang dari
satu jam dan investor siap untuk melakukan transaksi.
Dalam penjelasan saat simulasi, Direktur KSEI Syafruddin menyebutkan bahwa kendala atas lamanya
waktu pembukaan rekening Efek umumnya dialami oleh masyarakat di daerah, terutama di luar Jawa.
Belum banyak Perusahaan Efek yang mampu membuka banyak cabang hingga ke pelosok daerah.
Penggunaan formulir yang diisi secara manual juga sering menjadi hambatan saat proses verifikasi
oleh Perusahaan Sekuritas. Pengiriman formulir dan dokumen dari daerah ke kantor pusat juga dapat
menjadi kendala, karena selain memakan waktu lama, kesalahan dalam pengisian formulir dan tidak
lengkapnya dokumen akan menyulitkan Perusahaan Sekuritias untuk kembali menghubungi calon
nasabah.
“Penggunaan data kependudukan KTP elektronik merupakan terobosan solusi untuk proses KYC dan
pengisian formulir data calon nasabah secara cepat dan akurat, dilengkapi dengan pengembangan
infrastruktur pengiriman data secara elektronik maka kendala waktu dalam proses pembukaan
rekening dapat diatasi,” kata Syafruddin.
Direktur Utama Trimegah Sekuritas Stephanus Turangan berharap inisiatif ini dapat semakin
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal, yang kemudian akan meningkatkan
jumlah investor di pasar modal Indonesia. ”Kami berterima kasih kepada Ditjen Dukcapil karena telah
memberikan kesempatan kepada Trimegah, sebuah kehormatan untuk menjadi Perusahaan Efek
pertama yang berpartisipasi dalam inisiatif ini. Kami juga berterimakasih kepada KSEI dan BRI atas
sinergi ini. Dari sisi Perusahaan Efek, inisiatif ini dapat mempercepat proses akuisisi nasabah yang
akan memperbesar peluang masuknya calon investor baru,” imbuh Stephanus.
2/3
Pemanfaatan data kependudukan menurut Stephanus dapat mereduksi faktor human error dalam
data entry. Proses pengisian data juga menjadi lebih praktis karena sebagian besar data nasabah
secara otomatis terisi dan tervalidasi oleh sistem. Hal ini secara signifikan meningkatkan efisiensi
kerja dalam proses pembukaan rekening Efek sehingga akan menghindarkan investor kehilangan
momentum investasi di pasar modal.
Sinergi antara BRI dengan dunia pasar modal khususnya terkait RDN telah dimulai sejak tahun 2015
dimana BRI telah dipercaya oleh KSEI sebagai Bank Administrator Rekening Dana Nasabah. Dengan
digitalisasi proses pembukaan RDN, BRI yakin mampu mengembangkan dan memperbesar potensi
Pasar Modal Indonesia, dikarenakan pada saat ini apabila proses pembukaan RDN tersebut hanya
dijalankan dengan cara konvensional maka akan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
mendukung perkembangan jumlah investor di pasar modal.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan “Peluncuran sistem opening account RDN tersebut
juga merupakan upaya BRI dalam menyelaraskan bisnisnya dengan perkembangan Pasar Modal
Indonesia. Penyediaan infrastruktur termasuk sistem yang mendukung kecepatan dan kemudahan
pembukaan RDN menjadi spirit utama BRI dalam meningkatkan literasi masyarakat untuk menjadi
investor Pasar Modal. Layanan tersebut juga sebagai wujud nyata BRI dalam menjalankan
fungsi financial inclusion yang terarah dan terukur, sehingga dapat menumbuhkembangkan
kepercayaan masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan keuangan di pasar modal.”
Terealisasinya penandatanganan PKS antara Ditjen Dukcapil dengan 100 pelaku industri di pasar
modal juga menciptakan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Penandatanganan
Perjanjian Kerja Sama Terbanyak Dalam Satu Hari. Atas pencapaian tersebut, piagam MURI
diberikan kepada KSEI selaku pelaksana, Kementerian Dalam Negeri dan OJK selaku pendukung,
serta Ditjen Dukcapil selaku pemrakarsa, yang diserahkan oleh Osmar Semesta Susilo, Wakil Direktur
MURI.
---***---
Informasi lebih lanjut:
PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia
Nina Rizalina
Divisi Komunikasi Perusahaan
Telp: (021) 5299 1019
email: [email protected]
www.ksei.co.id
PT Trimegah Sekuritas
Indonesia Tbk
Agus D Priyambada
Corporate Secretary
Telp. (021) 2924 9088
email: [email protected]
www.trimegah.com
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
Hari Sagian Amijarso
Corporate Secretary
Telp. (021) 575 1966
email: [email protected]
www.bri.co.id
3/3
Download