Fitriya Ramdayani - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah

advertisement
PENERAPAN METODE RESITASI DAN SIMULASI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS III
Di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh :
Oleh
Fitriya Ramdayani
NIM 809018300766
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
( DUEL MODE SYSTEM ) JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
ABSTRAK
Fitriya Ramdayani. 2013. “Penerapan Metode Resitasi dan Simulasi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III di
Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi” Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Dual Mode System, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013
Penelitian ini dilaksanakan di MI Darunnajah Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini
bertujuan untuk (1) Untuk mendeskripsikan penerapan metode resitasi dan
simulasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, (2) Untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahaun Sosial di kelas III MI
Darunnajah melalui metode Resitasi dan Simulasi. Penelitian yang penulis lakukan
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
yang terdiri dari dua siklus yang terdiri atas empat pertemuan dengan tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam pengumpulan data,
penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, pengukuran tes
hasil belajar, dan angket. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif
Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I pertemuan ke-1 siswa yang telah
tuntas dalam pembelajaran berjumlah 6 orang dari 30 orang siswa yaitu 20.00%.
Sedangkan nilai pada petemuan ke-2 siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 16
orang yaitu 53.33%. Pada Siklus II pertemuan ke-1 ini peningkatan ketuntasan
belajar siswa mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 orang yaitu 63.33%.
Sedangkan pada pertemuan ke-2 siklus II siswa yang telah tuntas sebanyak 28
orang yaitu 92.00% dengan nilai KKM 60. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa penerapan metode resitasi dan simulasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS materi jual beli di kelas III MI Darunnajah
Kabupaten Sukabumi karena prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai
90.00% atau telah melebihi ketuntasan belajar siswa yang telah ditentukan yaitu
80%.
Sedangkan secara Kualitatif dapat dijelaskan bahwa hampir semua siswa
menyatakan setuju dengan pembelajaran yang menggunakan metode resitasi dan
simulasi, karena sangat menyenangkan, tumbuhnya rasa kebersamaan dalam
kelompok, dan suasana kelas menjadi hidup.
Kata kunci: Hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Resitasi, Simulasi
v
ABSTRAC
Fitriya Ramdayani, 2013. "Application of recitation and Simulation Methods to
Improve Learning Result at the Third Grade of IPS subjects in Darunnajah
Elementary School Sukabumi" thesis, Teacher Education Program Elementary
School (PGMI), Dual Mode System, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State
Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta in 2013 .
This research was conducted in MI Darunnajah Sukabumi. This research aims: (1)
To describe the application of simulation and recitation methods in improving
student learning result, (2) To determine student learning result in Social Science
subjects at Third grade MI Darunnajah through recitation and simulation methods.
The writer used a qualitative approach by classroom action research (PTK) which
consists of two cycles of four meetings with the stages of planning, action,
observation, documentation, measurement of achievement test and questionnaire.
As for the analysis, the writer used qualitative descriptive analysis techniques.
Based on the data obtained from the first meeting of the cycle 1, students who
have completed the study are 6 of 30 students is 20,00%. While the value of the
2nd meeting of the first cycle, students who have completed as many as 16
students is 53.33 %. In the cycle II first meeting, an increase in completed
learning students has increased as many as 19 people is 63.33 %. While on the
2nd meeting of the cycle II, students who have completed as many as 28 students
is 92.00 % with the KKM value 60. Thus, it can be said that the application of the
recitation and simulation methods can improve student learning result in social
studies material about buying and selling in the 3rd Grade MI Darunnajah
Sukabumi because the percentage of students achieving mastery learning reached
90.00% or exceeds mastery students learning who have been determined ie 80.00
%.
While qualitatively explained that almost all students agreed with the recitation
teaching and simulation methods because it is very enjoyable, the growing sense
of brotherhood in the group, and classroom atmosphere becomes livelier.
Keywords: Learning results, Social Sciences, recitation, Simulation.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menganugrahkan karunia yang
begitu besar kepada manusia. Berupa iman, kesehatan, dan Ilmu. Serta karena curahan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan berkat
pertolongan dan inayah-Nya, yang telah memudahkan penulis menulis skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda besar Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, dan Sahabatnya. Yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliyah sampai zaman fi sabilillah. Beliau yang telah mendidik dan
mengajarkan manusia untuk mengenal Tuhannya, serta menunjukkan kepada mereka
jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Penulis menyadari bahwa sebuah keberhasilan tidak dating begitu saja tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, baik itu bantuan moral maupun materil dalam
menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya serta dengan tulus dan kasih saying saya sampaikan kepada :
1. Kementrian Agama RI yang telah memberikan kesempatan dan membantu
selama kuliah hingga selesai.
2. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nurlena M.A.,Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Takiddin, M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing dalam penyusunan skripsi di tengah kesibukannya.
5. Bapak dan Ibu Dosen, yang ada di Jurusan Program Study Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah PITK, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan Ilmunya sewaktu
dibangku perkuliahan.
6. Bapak Apip Iskandar, SPd.I., Kepala MI Darunnajah yang telah memberikan izin
untuk penelitian
7. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Islam Darunnajah.
vii
8. Orang Tua Penulis yang telah memberikan kasih sayang dan Doanya, Bpk Adji
Slamat dan Ibu Betty Warniati. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan,
panjang umur dan ada dalam Lindungan-Nya.
9. Kepada suamiku tercinta yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, perhatian,
doa, motivasi yang luar biasa, serta dukungan baik moril maupun materil kepada
penulis, terima kasih atas kesabarannya, hanya Allahlah yang dapat
membalasnya.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang
terdapat pada skripsi ini, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati saran
dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sukabumi, … Juli 2013
Penulis.
Fitriya Ramdayani
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………
i
Surat pernyataan karya Ilmiah……………………………………… ……….
ii
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi …………………………………...
iii
Lembar Pengesahan Ujian Munaqosah ……………………………………… iv
Abstrak ………………………………………………………………… ……
v
Abstrac ……………………………………………………………………….
vi
Kata Pengantar ………………………………………………………… ……
vii
Daftar Isi ………………………………………………………………….. ..
ix
Daftar Gambar ……………………………………………………… ………. xii
Daftar Tabel……………………………………………………......... ... …..
xiii
Daftar Lampiran …………………………………………………………... ..
xiv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………... .. ……….
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… .
1
B. Area dan Fokus Penelitian ………………………………………..
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ……………………………… ……
4
D. Perumusan Masalah Penelitian ………………………………… ..
4
E. Tujuan Penelitian …………………………………………............
4
F. Kegunaan Penelitian ………………………………………………
5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN ……………………………………………. …
A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti …………………………….
1.
7
7
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ………………..
7
a.
Pengertian IPS……………… …………………………..
7
b.
Karakteristik Mata Pelajaran IPS ………………………..
9
c.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran ………………….
10
d.
Karakteristik Penelitian Mata Pelajaran IPS …………….
12
2.
Kajian tentang Hasil Belajar ………………………………… 13
3.
Metode Resitasi dan Simulasi ……………………………….
16
Pengertian Metode ………………………………………
16
a.
ix
b.
Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar …………...
17
c.
Pemilihan dan Penentuan Metode ……………………….
19
d.
Metode Resitasi ………………………………………….
21
1) Pengertian Metode Resitasi ……………………….....
21
2) Pelaksanaan Resitasi ………………………………. ..
21
3) Kelebihan Resitasi …………………………………..
22
4) Kelemahan Resitasi …………………………………
23
5) Langkah-Langkah Metode Resitasi …………………
24
b. Metode Simulasi ………………………………… ………. .
25
1) Pengertian Metode Simulasi …………………………. .
25
2) Pelaksanaan Simulasi ……………………………….. ... 26
3) Kelebihan Simulasi ………………………………….. ..
27
4) Kelemahan Simulasi …………………………….............
27
5) Langkah-Langkah Metode Simulasi …………………..
28
B.
Hasil Penelitian yang Relavan ………………………………...
28
C.
Hipotesis tindakan …………………………………………….
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….
31
A.
Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………
31
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian………….
31
C.
Subjek Penelitian ……………………………………………..
36
D.
Peran dan Posisi Peneliti dan Penelitian ……………………...
37
E.
Tahapan Intervensi tindakan ………………………………….
37
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ………………….
38
G.
Jenis Data dan Sumber Data…………………………………...
38
H.
Instrumen Pengumpulan Data …………………………………
39
I.
Teknik Pengumpulan Data ……………………........................
40
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan………….. ……………….
41
K.
Analisis Data dan Interpretasi Data ………………...................
43
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan ………….....................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………..
46
Gambaran Umum Profil MI Darunnajah …………………….
46
A.
x
1. Sejarah singkat berdirinya MI Darunnajah ………………… .
46
2. Profil Madrasah ……………………………………… ….. ..
46
3. Kondisi Objektif Sekolah …………………………………. ..
47
4. Visi dan Misi Madrasah …………………………………… ..
48
5. Struktur Organisasi ………………………………………. ..
49
6. Sarana dan prasarana ……………………………………….
49
B. Deskripsi dan Analisis Data ……………………………………….. .
50
1.
Sebelum Tindakan ……………………………………………. ..
50
2.
Siklus Pertama …………………………………….................. .
52
a. Perencanaan Tindakan …………………………………….....
52
b. Pelaksanaan Tindakan …………………………………….. ..
52
3
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 1. …………
53
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 2…………
60
c. Observasi siklus1 …………………. ……………………….
68
d. Refleksi Siklus 1…………………. ………………………..
68
Siklus Kedua ……………………………………...................... ..
70
a. Perencanaan Tindakan ……………………………. ……….
70
b. Pelaksanaan Tindakan ……………………………. ………..
71
1) Siklus ke II, minggu ke 1 ….. …………………………... .
71
2) Siklus ke II minggu ke 2 .. …………………... …………
78
c. Observasi siklus 2 ………………………………………….. .
83
d. Refleksi siklus 2 ……………………………………………
83
C. Pembahasan ………………………………………………………… .
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………. ………… .
87
A. Kesimpulan ………………………………………………………. ..
87
B. Saran ……………………………………………………….. ……….
88
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………..
91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Siklus Pelaksanaan PTK Menurut Lewin
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Kerja Kelompok Minggu 1 dan
Minggu 2
Gambar 4.3 Lembar Tugas Resitasi
xii
DAFTAR TABEL
1.
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Pegawai MI Darunnajah……………… .
47
2.
Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa MI Darunnajah………………………
48
3.
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana MI Darunnajah……….. …….
49
4.
Tabel. 4.4 Data Observasi Kemampuan Unjuk Pendapat Siswa …..
57
5.
Tabel 4.5 Contoh Lembar Kerja Siswa……………………………...
58
6.
Tabel. 4.6 Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-1..
59
7.
Tabel. 4.7 Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-2. .
64
8.
Tabel. 4.8 Data hasil Pretest siklus 1 Minggu ke 1 ………. ……….
65
9.
Tabel. 4.9 Data hasil Posttest Siklus 1 Minggu ke 2 …………..….
66
10. Tabel 4.10 Lembar Observasi Guru Siklus 1……………………….
67
11. Tabel 4.11 Lembar Observasi Siswa Siklus 1……………………….
68
12. Tabel. 4.12 Jumlah Modal Tiap Kelompok……….. ……………….
72
13. Tabel. 4.13 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Pasar. ..
73
14. Tabel 4.14 Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Sekolah.
77
15. Tabel 4.15 Jumlah Hasil Penjualan Siswa…………. ………………
78
16. Tabel 4.16 Data Nilai Tes Formatif Siswa…………..... …………..
79
17. Tabel. 4.17 Data hasil Pretest Siklus II Minggu ke 3 …. …………..
81
18. Tabel. 4.18 Data hasil Posttest Siklus 2 pertemuan ke 4 … . ……
82
19. Tabel 4.19 Lembar Observasi Guru Siklus 2 ……………………….
83
20. Tabel 4.20 Lembar Observasi Siswa Siklus 2 ………………………
84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Identitas Sekolah ………………………………………
91
Lampiran 2 Struktur Organisasi MI Darunnajah…………………….
92
Lampiran 3 Denah MI Darunnajah………………………………….
93
Lampiran 4 Daftar Guru dan Pegawai MI Darunnajah……………..
94
Lampiran 5 Daftar Sarana dan Prasarana MI Darunnajah ……………….
95
Lampiran 6 Pedoman Wawancara ………………………………. ……..
96
Lampiran 7 Lembar Penelitian Siswa ……………………………… …..
97
Lampiran 8 Format Observasi Minggu ke-1 ………………………. …..
98
Lampiran 9 Format Observasi Minggu ke-2 ……………………… …..
99
Lampiran 10 Format Observasi Minggu ke-3 …………………... ………
101
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-1 ………. .
102
Lampiran 12 Lembar Soal Resitasi Minggu ke-1 ………………………..
106
Lampiran 13 Lembar soal Resitasi Minggu ke -1………………………
107
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-2 ….. …….
108
Lampiran 15 Lembar Soal Resitasi Minggu ke-2 ………………………..
113
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-3 …………
114
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Minggu ke-4 …………
119
Lampiran 18 Soal Pretest ………………………………………………….
122
Lampiran 19 Soal Posttest ………………………………………. ……….
123
Lampiran 20 Rumus Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa ……………. ……
124
Lampiran 21 Data Untung atau Rugi Hasil Penjualan ………… ………...
125
Lampiran 22 Lembar Observasi Minggu ke 1………………………..........
126
Lampiran 23 Lembar Observasi Minggu ke 2 ……………………………..
127
Lampiran 24Lembar Observasi Minggu ke 3……………………………….
128
Lampiran 25 Lembar Observasi Minggu ke 4 ……………………………..
129
Lampiran 26 Lembar Kerja Siswa ………………………….. …………….
130
Lampiran 27 Dokumen Penelitian ………………………… ……………...
131
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan rumpun mata pelajaran yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi,ekonomi,
sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu politik. Fokus kajian IPS terdiri atas
lingkungan sosial peserta didik yang paling dekat hingga lingkungan yang paling
jauh. Dengan demikian, IPS sebagai rumpun pelajaran mempelajari masyarakat
dengan segala persoalannya. Pada jenjang pendidikan dasar, IPS merupakan mata
pelajaran terpadu dan bersifat tematis1. Kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri2.
Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang
aktif, Inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), salah satu
solusinya adalah dengan metode pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan
metode resitasi, simulasi dan pengoptimalan media pembelajaran. Metode
simulasi ( simulation method) berarti tiruan atau perbuatan yang bersifat pura-pura
saja, sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang menggambarkan keadaan sebenarnya3. Sedangkan metode resitasi recitation
method, dapat pula disamakan dengan metode pemberian tugas,sering disebut juga
pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya metode ini lebih luas dari pekerjaan rumah
saja karena siswa dalam belajar tidak hanya dirumah, mungkin dilabolatorium,
dihalaman rumah, diperpustakaan, atau tempat-tempat lain.4 Menurut Syaiful Sagala
1
2
3
4
BSNP, Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. ( Departemen Pendidikan Nasional, 2007 ), hal. 13
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah hal. 5
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, “Strategi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah,
Komponen MKDK,(Bandung: Penerbit Pustaka Setia,2005), hal. 83
Ibid. hal. 61
1
2
metode resitasi adalah cara penyajian dimana guru memberikan tugas tertentu agar
murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. 5.
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar tertentu.6 Menurut Syaiful
Sagala mengutip pendapat Dimyati dan Mudjiono bahwa pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa
belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.7 Dengan
demikian, pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para
pendidik maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang
diperlukan, terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic
science, karena konsep, generalisasi dan temuan-temuan penelitian ditentukan
atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan,
sumber pembelajaran, dan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi
dan motivasi belajar siswa.
Menurut Musman Hadiatmadja, Kebanyakan guru lebih tepat disebut
melaksanakan mengajar secara tradisional dan konservatif. Tradisional karena
melaksanakan tugas dengan mendasarkan diri pada tradisi atau apa yang telah
dilaksanakan oleh para guru terdahulu tanpa ada usaha memperbaiki dengan daya
kreasi yang ada padanya. Konservatif karena bertindak secara kolot menurut
cara-cara lama yang kurang atau tidak sesuai dengan perubahan dan kemajuan
jaman. Akibatnya siswa dijejali dengan berbagai pengetahuan sesuai kehendak
guru atau kurikulum karena siswa adalah ibarat botol kosong yang tidak diberi
kesempatan berfikir, mengolah atau mencerna apalagi berkreasi, akhirnya mereka
menjadi siswa yang pasif dan reseptif saja.
Pembelajaran konvensional (ceramah) untuk mata pelajaran IPS tentu
kurang
relevan dan akan menimbulkan verbalisme bagi pemahaman anak,
padahal masih banyak guru, khususnya di MI Darunnajah yang menyukainya.
Mereka beralasan metode ini lebih mudah dilaksanakan. Sering peneliti masuk
5
Syaiful Sagala.”Konsep dan Makna Pembelajaran”. (Bandung: Alfabeta, 2003), hal. 219
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
7
Syaiful Sagala, op.cit. hal. 62
6
3
kelas di MI Darunnajah menemukan situasi yang kurang menyenangkan. Siswa
terlihat bermain sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Ada
beberapa siswa yang dengan malas-malasan mendengarkan dan terlihat kurang
fokus. Guru mencoba menghidupkan situasi, dan berhasil untuk saat tersebut,
tetapi pada kesempatan berikutnya keadaan itu tidak berubah. Di sisi lain peneliti
melihat keadaan siswa yang selalu merasa jenuh ketika guru hanya berceramah
saja dalam menyampaikan materi, khususnya pada mata pelajaran IPS. Siswa
lebih memilih berbicara dengan temannya atau bermain-main sendiri. Dan ketika
siswa diberi pertanyaan tentang materi yang diajarkan, hanya beberapa siswa saja
yang mampu menjawab dengan baik. Sehingga timbul pertanyaan dibenak peneliti
apa yang harus peneliti lakukan agar suasana kelas selalu menyenangkan, siswa
menjadi termotivasi mengikuti pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
hasil/prestasi belajar siswa itu sendiri.
Dari permasalahan tersebut peneliti tergerak untuk mencoba melibatkan
siswa dalam pembelajaran IPS pada kegiatan aktif dengan maksud agar terjadi
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Peneliti mencoba
menggunakan metode resitasi dan simulasi, dengan asumsi bahwa Kedua metode
ini satu jalur dengan materi IPS yang sebagian besar membutuhkan ketrampilan
sosial dan pengalaman langsung.
Dari sini peneliti mencoba menerapkan penelitian tindakan kelas ke dalam
pembelajaran IPS pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darunnajah dengan metode
resitasi dan simulasi, dan ditekankan pada materi jual beli. Dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) khususnya materi jual beli. Kedua metode ini dapat dijadikan alternatif
pemecahan
masalah
yang
dihadapi
oleh
guru
dalam
mengembangkan
pembelajaran IPS agar lebih menarik minat dan perhatian siswa, sekaligus
memberikan makna bagi perubahan sikaf dan perilaku belajar siswa. Berdasarkan
latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian
pada judul ”Penerapan Metode Resitasi dan Simulasi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah
Darunnajah Sukabumi”
4
B.
Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang
dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1.
Hasil belajar siswa Kelas III MI Darunnajah pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial masih rendah.
2.
Pembelajaran dikelas masih berpusat pada guru (teacher centre), bukan
pada siswa (student centre).
3.
C.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang kurang tepat
Pembatasan Fokus Penelitian
Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga tidak
mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Oleh
karena itu,
perlu adanya pembatasan masalah sehingga yang diteliti lebih
jelas,dan kesalahpahaman dapat dihindari. Untuk itu perlu dibatasi ruang lingkup
dan fokus masalah yang diteliti adalah “Metode Resitasi dan Simulasi untuk
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas III MI
Darunnajah Sukabumi pada materi Jual Beli”.
D.
Perumusan Masalah Penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana
penerapan
meningkatkan
hasil
metode
belajar
resitasi
siswa
pada
dan
mata
simulasi
pelajaran
dalam
Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas III MI Darunnajah Sukabumi?
2.
Apakah terdapat Peningkatan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III MI Darunnajah melalui metode
Resitasi dan Simulasi ?
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
5
1.
Untuk mendeskripsikan penerapan metode resitasi dan simulasi dalam
meningkatkan
hasil
belajar
siswa
pada
mata
pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas III MI Darunnajah Sukabumi.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahaun Sosial di kelas III MI Darunnajah melalui metode Resitasi
dan Simulasi
F.
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi guru atau peneliti
a
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah
terhadap masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata
b
Memiliki gambaran tentang pembelajaran IPS yang efektif
c
Dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas,
sekaligus mencari solusi pemecahannya.
d
Dipergunakan untuk menyusun program peningkatan efektifitas
pembelajaran IPS pada tahap berikutnya.
2.
Bagi siswa
a
Membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan
pelajaran.
b
Memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar
mengajar.
c
Mengembangkan daya nalar serta berpikir lebih kreatif, sehingga
siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
3.
Bagi sekolah
a
Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi
masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi
perlunya penggunaan metode resitasi dan simulasi sebagai metode
pembelajaran alternatif mata pelajaran IPS khususnya di MI
Darunnajah Sukabumi.
b
Adanya inovasi pembelajaran .
6
4.
c
Tercapainya pengembangan kurikulum tingkat sekolah.
d
Peningkatan profesionalisme guru.
Bagi Fakultas
Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan
penelitian, khususnya tentang penerapan metode simulasi dan resitasi untuk
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas III MI Darunnajah
Sukabumi.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A.
Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD
a.
Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Somantri adalah sebuah program
pendidikan dan bukan merupakan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga
tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin
ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan1.
Lebih lanjut ia
mengatakan Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiyah dan pedagogis atau
psikologis untuk tujuan pendidikan. Istilah Penyederhanaan adalah
untuk pendidikan Dasar dan menengah 2
IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan
untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan
mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial
yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai
dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b)
mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial
dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah
dicerna.
Sementara itu, menurut National Council for Social Studies, IPS
merupakan
studi
terintegrasi
dari
ilmu-ilmu
sosial
untuk
mengembangkan potensi kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam
program sekolah sebagai pembahasan sistematis yang dibangun dalam
1
2
C M. Noman Somantri.. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2001) Hal. 89
Sapriya, “Pendidikan IPS” (Bandung : Laboratorium PKn UPI 2008) hal. 9
7
8
beberapa disiplin ilmu, seperti antropologi, arkeologi, ekonomi,
geografi, sejarah, hukum, filsafat ilmu-ilmu politik, psikologi, agama,
sosiologi, dan juga memuat isi dari humaniora dan ilmu-ilmu alam3.
Sedangkan pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) merupakan rumpun mata
pelajaran yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu
politik4. Fokus kajian IPS terdiri atas lingkungan sosial peserta didik
yang paling dekat hingga lingkungan yang paling jauh. Dengan
demikian, IPS sebagai rumpun pelajaran mempelajari masyarakat
dengan segala persoalannya. Pada jenjang pendidikan dasar, IPS
merupakan mata pelajaran terpadu dan bersifat tematis. Pada jenjang
pendidikan menengah, IPS merupakan rumpun mata pelajaran yang
menekankan pada penguasaan disiplin ilmu seperti sejarah, ekonomi,
geografi, sosiologi, dan antropologi.
Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran
yang aktif,Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM),
salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan model konstruktivistik
dan pengoptimalan media pembelajaran.
Secara tematis dalam IPS dipelajari tentang: (a) perkembangan dan
perubahan historis berbagai sistem kehidupan masyarakat; (b) interaksi
dan adaptasi masyarakat dengan lingkungan sosial dan lingkungan
alam; (c) kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
melalui proses produksi, distribusi, dan konsumsi; (d)kegiatan
masyarakat dalam mengembangkan identitas sosial budayanya5.
3
Modul Pendidikan IPS SD, 2009.
( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pendidikan%20IPS%20SD.pdf ), diakses, 04 Juli 2013
4
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007. Op Cit. hlm 13.
5
Ibid. hal. 16
9
b. Karakteristik Mata Pelajaran IPS
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan mata pelajaran–mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD/MI memiliki
sejumlah karaktristik tertentu, yang antara lain seperti berikut: IPS
merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial antara lain:
Sosiologi, Geografi, Ekonomi dan Sejarah. Materi bagian IPS terdiri
atas sejumlah konsep, prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakekat
kehidupan manusia sebagai makhluk social (homo Socious).
Kajian IPS dikembangkan melalui tiga pendekatan utama, yaitu
functional-approach,
interdicipliner-approach,
dan
multidiciplinerapproach. Pendekatan fungsional digunakan apabila
materi kajian lebih dominan sebagai kajian dari salah satu disiplin ilmu
sosial, dalam hal ini disiplin-disiplin ilmu sosial lain berperan sebagai
penunjang dalam kajian materi tersebut. Pendekatan interdisipliner
digunakan apabila materi kajian betul-betul menampilkan karakter yang
dalam pengkajiannya memerlukan keterpaduan dari sejumlah disiplin
ilmu sosial. Pendekatan multidisipliner digunakan manakala materi
kajian memerlukan pendeskripsian yang melibatkan keterpaduan
antar/lintas kelompok ilmu, yaitu ilmu alamiah (natural science), dan
humaniora. Materi IPS senantiasa berkenaan dengan fenomena
dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian integral
dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal, nasional,
regional, dan global6.
Untuk jenjang SD/MI, pengorganisasian materi mata pelajaran
IPS menganut pendekatan terpadu ( integrated), artinya materi
pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu
yang terpisah, melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata (
factual/real ) peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat
6
Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas. 2006. Hal 5-6.
10
perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikaf dan berprilakunya.
Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu social. Pada jenjang SD/MI. mata pelajaran IPS
memuat geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi, Dari ketentuan
maka secara konseptual, materi pelajaran IPS di SD/MI belum
mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin Ilmu social. Namun ada
ketentuan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggungjawab,serta menjadi warga dunia yang cinta damai.7
Adapun tujuan Mata Pelajaran IPS di SD/MI ditetapkan sebagai
berikut :
1) mengenal konsep-konsep yang berkaiatan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya;
2) memiliki kemampuan Dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan social;
3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan
kemanusiaan;
4) memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerjasama
dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local,
nasional, dan global.8
c.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan
menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa, kekhasan bahan pelajaran, sarana dan keadaan siswa
Adapun pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS
di Sekolah Dasar dan Menengah, adalah sebagai berikut :9.
7
Sapriya, op.cit. hal. 161
Ibid. hal .161
9
Modul Pendidikan IPS SD BBM 5,2009 “Metode, Media, dan Sumber Pembelajaran IPS“
(httpfile.upi.eduDirektoriDUAL-MODESPENDIDIKAN_IPS_DI_SDBBM_5.pdf) diakses
8
11
1) Pendekatan Pembelajaran Tradisional
Yang dimaksud pendekatan tradisional adalah suatu pendekatan
dimana dalam proses pembelajaran hanya menyampaikan materi
pembelajaran didalam kelas dengan metode pendekatan yang
monoton dan relative tetap setiap kali mengajar. Menurut
Roestiyah N.K. bahwa pendekatan pembelajaran yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan
ialah cara mengajar dengan ceramah.10 Cara ini memang kadangkadang membosankan; maka dalam pelaksanaannya memerlukan
keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan
dan menarik perhatian murid.11
2) Pendekatan Pembelajaran Inquiry
Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran lebih
modern. Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk
melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran dengan
melakukan berbagai kegiatan belajar.12
Adapun Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS,
adalah sebagai berikut : Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab,
Metode Diskusi dan Musyawarah, Metode Penugasan(Pemberian
Tugas/ Metode Resitasi), Metode Demonstrasi, Metode Karyawisata,
Metode Simulasi, Metode Inquiry dan Discovery, Role Playing(
bermain peran),dan Metode Sosio Drama.13
Perlu diketahui bahwa
tidak ada satupun metode pembelajaran yang paling baik dan sempurna,
setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh
karena itu, metode yang paling baik adalah metode yang yang cocok,
relavan dengan materi, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
tanggal 07 Juli 2013)
Roestiyah. N.K. “Strategi Belajara Mengajar” (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,2008), hal. 136
11
Ibid. hal. 137
12
Modul Pendidikan IPS SD BBM 5, op.cit.,
13
Ibid.
10
12
d. Karakteristik Penilaian Mata Pelajaran IPS
Penilaian IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pengumpulan data
penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting
untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan
motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarteman. Pembelajaran IPS di SD/MI dilaksanakan dalam
mata pelajaran IPS14.
Sedangkan karakteristik penilaian pelajaran IPS menurut Ditjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah adalah:
1) Penilaian IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses
pembelajaran.
2) Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,
observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antarteman.
3) Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui
observasi juga penting untuk dilakukan.
4) Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar
dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar teman.
Penilaian dalam bidang tekhnologi/ketrampilan sosial dapat
diukur melalui tes praktik sewaktu peserta didik menyelesaikan tugas
dan/atau produk yang dihasilkan. Penilaian tersebut dapat diperoleh
melalui tes praktik, baik melalui tes keterampilan tertulis, tes
identifikasi, tes praktik simulasi maupun tes/uji petik/contoh kerja.
Dalam pelaksanaannya dirancang untuk mensimulasikan tes praktik
pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes praktik simulasi. Tes
14
BSNP, Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi,(Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Hal 16
13
petik kerja atau tes sampel kerja merupakan tes praktik tingkat tertinggi
yang merupakan perwujudan dari tes praktik keseluruhan yang hendak
diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian dalam bidang teknologi
dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil penugasan
dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta didik.
Hasil portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan
dapat dipakai sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan
kompetensi peserta didik15.
2.
Kajian Tentang Hasil Belajar
Asas pengetahuan tentang hasil belajar kadang-kadang disebut ”umpan balik
pembelajaran”, yang menunjuk pada sambutan yang cepat dan tepat terhadap siswa
agar mereka mengetahui bagaimana mereka sedang bekerja. Lebih cepat siswa
mendapat informasi balikan tentunya lebih baik, sehingga informasi yang salah
segera dapat diperbaiki melalui kegiatan belajar berikutnya.16 Adanya umpan balik
yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan
perbaikan pendidikan.17 Umpan balik juga dapat diberikan tidak hanya diberikan
pada saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi terhadap tugas yang dikerjakan
siswa dirumah, hasil tugas tersebut diberi umpan balik sehingga siswa mengetahui
hasil pekerjaannya itu benar atau salah.18
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha
;(Dedy Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah
laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh
usaha merubah tingkah laku. Tipe hasil belajar terdiri dari : ranah kognitif, afektif
dan psikomotor (Bloom dalam Dimyati 2002:26). Ketiganya tidak dapat berdiri
15
16
17
18
Ibid. Hal. 16-17.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, cetakan keenam 2007),
hal. 88
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,2006) hal. 193
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran.(Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama RI,2009) cetakan pertama. hal. 11
14
sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan
membentuk hubungan hierarki. 19
Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar, akan tetapi
menurut Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran, Istilah “Hasil
Belajar” ( learning outcome) berbeda dengan “Prestasi Belajar”( achievement ),
Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan
hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.20
Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil
menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu
juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil proses pembelajaran.21
Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi
harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi
motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat
menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkahlangkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan
meningkatkan belajarnya
Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi pengertian hasil belajar adalah perubaha
prilaku atau tingkah laku, seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah
perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau
penguasaan nilai-nilai( sikaf).22
Setelah menelusuri uraian diatas, maka dapat difahami mengenai makna
kata ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh
dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
19
20
21
22
http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil- belajar.html#) diakses tanggal 13 Juli
2013
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama RI,2009) cetakan pertama. hal. 11
http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html# ( diakses : tanggal 13
Juli 2013
Masitoh dan Laksmi Dewi, op.cit. hal. 4
15
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yakni perubahan tingkah laku.
Dengan demikian, dapat diambil pengertian yang sangat sederhana mengenai hal
ini, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.
Menurut para ahli Psikologi tidak semua perubahan prilaku dapat
digolongkan kedalam hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah
perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan),
dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dikelompokan kedalam tiga ranah (kawasan), yaitu Pengetahuan
(kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau
sikaf (afektif). Didalam pembelajaran sebagai hasil belajar tersebut dirumuskan
didalam rumusan pembelajaran. 23
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar)
adalah:24
a.
Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang datang dalam individu itu sendiri. Faktor
intern ini terdiri dari :
1) Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar dimana faktor tersebut berhubungan
dengan jasmaniah atau kondisi badan siswa. Sehingga apabila
kondisi badan siswa tergantung akan mempengaruhi hasil
belajarnya. Olehnya itu, jasmani harus dijaga agar selalu dalam
kondisi yang prima.
2) Faktor Psikologis
Faktor eksteren adalah merupakan salah satu faktor intern yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, Faktor psikologis ini
berkenaan dengan kondisi kejiwaan siswa.
23
24
Ibid., hlm. 4 - 5
http://artikel-guru.blogspot.com/2013/01/artikel-faktor-yang-mempengaruhi.html ( diakses :
tanggal , 14 Juli 2013
16
b.
Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar.
Slameto (1987), mengemukakan bahwa ada tiga bagian faktor ekstern,
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat25.
Maka dari itu hasil belajar yang dilaksanakan dengan evaluasi diakhir pelajaran
sangatlah penting, untuk mengukur sejauh mana siswa berhasil dalam proses
pembelajaran, serta perbaikan proses pendidikan pada tahap selanjutnya, bila ada dari
hasil belajar yang belum begitu dikuasai oleh siswa.
3.
Metode Resitasi dan Simulasi
a.
Pengertian Metode
Menurut Muhibbin Syah, Metode secara harfiah berarti
“cara”.dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara
melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.26 Selanjutnya,
mengutip pendapat Tardip (1989) yang dimaksud metode mengajar
ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
siswa.27
Metode pembelajaran menurut Akhmat Sudrajat mengartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran28.
Sedangkan menurut Rustiah N.K ialah suatu teknik untuk
memberikan motifasi kepada siswa agar bangkit untuk bertanya, selama
25
ibid.
Muhibbin Syah, “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”(Bandung:Penerbit PT.Remaja
Rosdakarya,1995). Hal. 201
27
Ibid. hal 201
28
Akhmat Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, Taktik, dan Model
Pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com/) diakses tanggal 12 Maret 2013.
26
17
mendengarkan pelajaran atau guru yang mengajukan pertanyaanpertanyaan itu, siswa menjawab29.
Berdasarkan pendapat diatas, Metode merupakan cara yang
dilakukan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa dengan cara-cara yang terencana dan sistematis untuk
mencapai satu tujuan pembelajaran.
b. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar
agar bergairah bagi anak didik. Guru dengan seperangkat teori dan
pengalamannya
menggunakan
untuk
mempersiapkan
program
pengajaran dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi
nyata; dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru30.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi
pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah
penjelasannya31:
1)
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam
kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar
mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti
guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi
29
30
31
Rustiah. N. K, op.cit . Hal. 129.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996)
cet. ke IV. Hal. 72
Ibid. Hal. 72.
18
ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik
menurut Sardiman A.M. adalah motif motif yang aktif dan
berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar32. Karena adanya
perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2) Metode sebagai strategi pengajaran
Setiap anak didik mempunyai karakteristik yang berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya, karena itu dalam kegiatan belajar
mengajar menurut Roestiyah. N.K, guru harus memiliki strategi
agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena
pada tujuan yang diharapkan33.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus
mengusai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode
mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi
pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3) Metode sebagai alat untuk mecapai tujuan
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai
selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah
satunya adalah komponen metode. Metode adalah pelicin jalan
pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak
didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan
harus disesuaikan dengan tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar
anak didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang
digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan
tujuan tidak bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang
pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sia
perumusan tujuan tersebut.
32
33
Sardiman A.M.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta:Rajawali Pers,1986) Hal.90
Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 74
19
3.
Pemilihan dan Penentuan Metode
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan
kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang
berkesusaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Karenanya,
guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian
metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu,
sementara penggunaan metode lain, juga diguanakan untuk mencapai
tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode mengajar34:
1) Nilai strategi metode
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai
pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan
anak didik. Bahan pelajaran yang guru berikn itu akan kurang
memberikan dorongan
(motivasi) kepada
penyampaiannya menggunakan srtategi
anak didik bila
yang kurang tepat.
Disinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam
penyampaian bahan pelajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa
metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam
kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar35.
2) Efektifitas penggunaan metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran
akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan
percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru
dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas.
Karena itu, efektifitas penggunaan metode dapat terjadi apabila ada
kesesuaian antara metode dengan semua komponen pelajaran yang
34
35
Ibid. hal. 75.
Ibid. hal 76
20
telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan
tertulis36.
3)
Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di
kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah
melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang
akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan
penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang
tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu37.
Kegagalan guru mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika
pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan
pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode
pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah
mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode
pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian selanjutnya.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
Metode mengajar banyak sekali
jenisnya,
karena metode
38
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
a) Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya.
b) Anak didik yang beragam tingkat kematanganya.
c) Situasi yang beragam keadaanya.
d) Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya.
e) Pribadi guru serta kemampuan propesionalnya yang berbedabeda.
Dengan demikian jelaslah bahwa metode menekankan pada
interaksi dengan siswa sehingga dalam melakukan proses belajar
mengajar tidak hanya pada satu arah interaksi.
36
Ibid. hal 76
Ibid. hal 76
38
Ibid. hal 46
37
21
4.
Metode Pemberian Tugas atau Resitasi
1)
Pengertian Pemberian Tugas atau Resitasi
Metode pemberian tugas atau resitasi menurut Syaiful Sagala
adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan
tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian
harus dipertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru
dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek
bahan yang yang telah dipelajari. Tugas dan resitasi merangsang
anak untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok39.
Metode resitasi mempunyai tiga fase: pertama guru memberi
tugas; kedua siswa melaksanakan tugas (belajar) dan fase ketiga
siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah
mereka pelajari. Dalam sifatnya situasi ini adalah resitasi,
umpamanya dalam bentuk Tanya jawab, diskusi atau barangkali
sebuah tes tertulis40.
2)
Pelaksanaan resitasi.
a) Tujuan yang jelas.
Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan
tujuan yang jelas yang hendaknya dicapai oleh murid-murid.
Sifat daripada tujuan tujuan itu adalah sebagai berikut41:
1) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik memupuk
inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada
minat siswa dan bersifat konstruktif.
3) Memperkaya
pengalaman-pengalaman sekolah
dengan
memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas.
4) Memperkuat
hasil
belajar
di
sekolah
dengan
menyelenggarakan latihanlatihan yang perlu integrasi dan
penggunaannya.
39
40
41
Syaiful Sagala. Op. Cit. Hal. 219.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 86
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. Op.cit. Hal. 62
22
b) Petunjuk-petunjuk yang jelas.
Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti
bahwa guru, dalam memberikan tugas, harus menjelaskan
aspek-aspek yang perlu dipelajari oleh para siswa, agar para
siswa tidak merasa bingung apa yang harus mereka pelajari
dan segi-segi mana yang harus dipentingkan. Jika aspek-aspek
yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu
belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang
dipentingkan itu42.
3) Kelebihan Resitasi
Metode resitasi mempunyai beberapa kebaikan antara lain:
a) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil
percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan
dengan minat atau bakat yang berguna untuk hidup mereka
akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik.
b) Mereka
berkesempatan
memupuk
perkembangan
dan
keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri.
c) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari
guru, lebihnmemperdalam, memperkaya atau memperluas
wawasan tentang apa yang dipelajari.
d) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan
sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang maju
demikian pesat dan cepat.
e) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar
dilakukan
dengan
membosankan.
42
Ibid..
berbagai
variasi
sehingga
tidak
23
4) Kelemahan Resitasi
Beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas ini dalam
pembelajaran adalah:
a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri di mana mereka
hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami
peristiwa belajar.
b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa
pengawasan.
c) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan
tanggung jawab bagi guru, apalagi bila tugas-tugas itu sukar
dilaksanakan, ketegangan mental mereka dapat terpengaruh.
d) Jika tugas diberikan secara umum mungkin seorang anak didik
akan mengalami kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan
tugas dengan adanya perbedaaan individual. Kelemahan ini
lebih dititikberatkan pada siswa, tetapi ada juga kelemahan
guru.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
dari metode pemberian tugas ini, antara lain: (1) tugas yang
diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti
apa yang harus dikerjakan, (2) tugas yang diberikan kepada siswa
dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing, (3)
waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup, (4) adalah kontrol
atau pengawasan yang sistematis atau tugas yang diberikan
sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh;
dan (5) tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan; (a)
menarik minat dan perhatian siswa; (b) mendorong siswa untuk
mencari, mengalami, dan menyampaikan; (c) diusahakan tugas itu
bersifat praktis dan ilmiah; dan (d) bahan pelajaran yang
ditugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang diketahui siswa.
24
5) Langkah-Langkah Metode Resitasi43
Fase memberikan Tugas
Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara
perseorangan atau kelompok. Dan hasil yang di peroleh dapat sesuai
dengan yang di inginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa
memperhatikan:
a)
Tujuan yang akan dicapai
b)
Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa
yang ditugaskan tersebut
c)
Sesuai dengan kemampuan siswa
d)
Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu
pekerrjaan siswa
e)
Sediakan waktu yang cukup untuk menegrjakan tugas
tersebut
Langkah pelaksanaan
a)
Diberikan bimbingan atau pengawasan
b)
Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c)
Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh
orang lain.
d)
Dianjurkan agar siswa mencatat hasil- hasil yang diperoleh
dan sistematis
Fase mempertanggung jawabkan Tugas
Hal yang harus dikerjakan siswa pada fase ini, antara lain:
a)
Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah
dikerjakannya
b)
Ada Tanya jawab atau diskusi kelompok
c)
Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dari tes maupun non
tes atau cara lainnya
43
Syaiful Bahri dan Aswan Zain Op. Cit. Hal. 86
25
5.
Metode Simulasi
1) Pengertian Simulasi
Menurut arti katanya, simulasi (simulation) cuplikan suatu
situasi
kehidupan
nyata
yang
diangkat
kedalam
kegiatan
pembelajaran.44
Simulasi sebagai metode mengajar menurut uraian Soli
Abimanyu dan Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut: simulasi
adalah suatu tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja.
Dalam setiap bentuk simulasi akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
(1) para pemain yang memegang peranan yang mewakili dunia
kenyataan,
dan
juga
membuat
keputusan-keputusan
dalam
mereaksi penilaian mereka terhadap setting dalam mana mereka
temukan sendiri, (2) Mereka mengalami perbuatan-perbuatan tiruan
yang berhubungan dengan dengan keputusan-keputusan mereka
dan penampilan umum mereka. (3) Mereka memonitor hasil-hasil
kegiatan masing-masing, dan diarahkan untuk merefleksi terhadap
hubungan antara keputusan keputusan mereka sendiri dan
konsekuensi-konsekuensi akhir yang menunjukkan gabungan dari
berbagai perbuatan. Dengan demikian maka alam simulasi para
pelaku dapat memperoleh kecakapan bersikap dan bertindak yang
sesuai jika menghadapi situasi yang sebenarnya45.
Simulasi sering dikaitkan dengan permainan. Terdapat
perbedaan di antara kedua permainan tersebut. Di dalam permainan
(games), para pemain melakukan persaingan untuk mencapai
kemenangan atau mengalahkan lawannya. Selain itu, permainan
lebih memberi hiburan (kesenangan) kepada pemain-pemainnya.
Menurut Derick, U dan McAleese yang dikemukakan pada Abu
Ahmadi46, dalam simulasi unsur persaingan, mencapai kemenangan
44
45
46
Sudjana,”Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif”(Bandung:Penerbit Falah
Production,2001) hal. 112
Ibid. hal. 114
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya . Op. Cit. hlm. 83
26
dan peristiwa tersebut tidak ada, sehingga simulasi lebih bersifat
realitas dan mengandung unsur pendidikan daripada permainan.
Bentuk-bentuk simulasi dapat dilakukan dari yang paling
sederhana sampai kegiatan yang paling kompleks, misalnya tiruan
perbuatan atau peranan anggota keluarga (ayah, ibu, anak-anak)
dalam menghadapi suatu masalah, tiruan kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat (jual beli di pasar, dan sebagainya), tiruan yang
lebih sulit dari kejadian-kejadian penting dalam masyarakat (sidang
DPRD, sidang PBB, perundingan diplomasi, atau kejadian-kejadian
sejarah yang penting)47.
2) Pelaksanaan Simulasi
Simulasi dilaksanakan oleh sekelompok siswa meskipun
dalam beberapa hal dapat dilakukan secara individu (sendiri) atau
berpasangan (dua orang). Bila dilakukan secara kelompok kecil,
tiap kelompok dapat melakukan simulasi yang sama dengan
kelompok lainnya atau simulasi yang berbeda dengan kelompok
lainnya.
Di dalam pelaksanaan simulasi harus terjadi proses-proses
kegiatan yang menimbulkan (menghasilkan) domain afektif
(misalnya menyenangkan, menggairahkan, suka, sedih, terharu,
simpati, solidaritas, gotong royong, dan sebagainya). Di samping
itu dalam simulasi juga harus dapat dilakukan korelasi antara
beberapa bidang studi atau disiplin (pendekatan interdisiplin).
Simulasi juga harus menggambarkan situasi yang lengkap dan
proses atau tahap dalam situasi tersebut hubungan sebab akibat,
percobaan-percobaan, fakta-fakta, dan pemecahan masalah48.
Beberapa tujuan dari kegiatan atau pelatihan simulasi adalah
sebagai berikut49:
47
Ibid. hal. 83
Dahlan, M. D. “Model –Model Pembelajaran” (Bandung: Penerbit PT Diponegoro 1990) cet.
ke IV Hlm. 150-151.
49
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya . Op. Cit. hlm. 84
48
27
a) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan
siswa dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan
kejadian yang sebenarnya.
b) Untuk melatih siswa menguasai ketrampilan tertentu, baik
yang bersifat profesional maupun yang penting bagi kehidupan
sehari-hari.
c) Untuk pelatihan memecahkan masalah.
d) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa.
e) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan
situasisituasi masyarakat di sekitarnya.
f)
Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul
dan memahami hubungan antara manusia, bekerja sama dalam
kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan
dan pendapat orang lain, dan memupuk daya kreatifitas siswa.
3) Kelebihan simulasi50
a) Siswa dapat berinteraksi social dengan lingkungan
b) Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
c) Siswa dapat memahami permasalahan social
d) Membina hubungan personal yang posotif
e) Membina hubungan yang komunikatif
f)
Dapat membangkitkan imajinasi dan estetika siswa dan guru
4) Kelemahan Simulasi51
a) Relative memerlukan waktu yang banyak
b) Apabila siswa tidak memahami konsep simulasi tidak akan
efektif
c) Sangat bergantung pada aktifitas siswa
d) Pemanfaatan sumber belajar sulit
e) Adanya siswa yang lambat, kurang minat dan kurang motivasi,
simulasi kurang berhasil
50
51
Masitoh dan Laksmi Dewi, op.cit. Hal. 120
Ibid. hal. 120
28
5) Langkah-Langkah Metode Simulasi52
Tahap Awal Simulasi;
a) Guru menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak
dicapai oleh simulasi.
b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
c) Guru membentuk kelompok dan menentukan alat yang
digunakan.
d) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi,
peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu
yang disediakan.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
Pelaksanaan Simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapat kesulitan.
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini
dimaksudkan
untuk
mendorong
siswa
berpikir
dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
B.
Hasil Penelitian yang Relavan
Telah banyak dilakukan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode Resitasi dan Simulsi, metode ini terbukti efektif membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada materi tertentu yang telah disesuaikan.
Diantaranya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh: Lia Nurul Wahdati,
skripsi yang berjudul “Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IV MI
Darunnajahpada Konsep Musyawarah Desa Melalui Metode
52
Resitasi dan
http://zanuraini-rental.blogspot.com/2011/09/penggunaan-metode-simulasi-pada.html ( diakses:
tanggal 12 Juli 2013
29
Simulasi” . Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa melalui Metode Resitasi
dan Simulasi yang dirancang agar siswa aktif dan terlibat langsung melakukan
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa pada setiap siklus. Pada siklus I
hasil angket motivasi siswa memperoleh angka 68,17 % , lalu pada Siklus ke II
diperoleh hasil motivasi siswa sebesar 77.51 %. Masih berlanjut ke Siklus III,
hasil angket pada motivasi siswa terus meningkat hingga 82.15 %. Penelitian
dihentikan sampai siklus ke III karena telah memenuhi indikator keberhasilan
penelitian yaitu hasil skor rata-rata tiap indikator angket Motivasi siswa
meningkat hingga 80 %53.
Gina Sri Rahayu, skripsi yang berjudul : “Meningkatkan Hasil Belajar siswa
Pada Pelajaran IPS, Materi Ajar Masalah-Masalah social dilingkungan Setempat
Melalui Penerapan Pembelajaran Metode Simulasi di Kelas IV SDN
Pantiwinaya”, menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
disimpulkan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Metode Simulasi terdapat peningkatan Hasil belajar siswa baik dalam proses
pembelajaran maupun hasil akhir dari pembelajaran. Hasilnya menunjukkan ada
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II , nilai rata-rata pada siklus
I sebesar 70.28 dengan siswa yang mendapat nilai dibawah ketuntasan minimal
sebanyak 6 orang siswa, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 79.72
dengan nilai seluruh siswa tidak ada yang dibawah ketuntasan minimal.
Sedangkan untuk aktifitas belajar kelompok siswa juga mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II, yaitu jika pada siklus I persentase rata-rata aktifitas
kelompok siswa sebesar 61.67 % dan pada siklus II persentase rata-rata aktifitas
kelompok siswa sebesar 80.00 %. Dengan demikian membuktikan bahwa dengan
penggunaan metode simulasi pada pembelajaran IPS materi ajar masalah-masalah
social di lingkungan setempat submateri masalah sampah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.54
53
54
Lia Nurul Wahdati, “Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IV MI Sunan Giri pada
Konsep Musyawarah Desa melalui Metode Resitasi dan Simulasi”. Skripsi S 1 pada UIN
Sunan Gunung Jati Bandung , ( Bandung:2011) hal 102, tidak dipublikasikan.
Gina Sri Rahayu, “ Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pelajaran IPS, Materi Ajar
Masalah-Masalah social dilingkungan Setempat Melalui Penerapan Pembelajaran Metode
30
C.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan dari kerangka fikir diatas, hipotesis yang digunakan dalam
penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : “Melalui metode Resitasi dan
Simulasi pada materi Jual beli dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Sukabumi”
Simulasi di Kelas IV SDN Pantiwinaya ” Skripsi S1 pada UPI Bandung ( Bandung : 2010) hal.
112
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah
yang
beralamat di Jalan Salabintana, Km 06, Palasari Rt. 22/Rw. 07 Desa
Sudajayagirang, kecamatan Sukabumi, kabupaten Sukabumi 43151.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan
Maret s/d Mei 2013
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dalam melakukan
tindakan kepada subjek penelitian, yang sangat diutamakan adalah mengungkap
makna; yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
motivasi, kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan.
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa panelitian kualitatif adalah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata,
tulisan atau lisan dari orang-orang yang diamati1.Dalam penelitian deskriptif data
yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata atau
gambar. Data yang dimaksud berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan,
foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumentasi resmi
lainnya2.
Menurut Bogdan dan Biklen, yang dikutif oleh Prof.Dr. Sogiono dalam
bukunya Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, bahwa karakteristik dari
penelitian kualitatif, adalah sebagai berikut : 1) dilakukan dalam kondisi yang
alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen),langsung kesumber data dan
peneliti adalah instrument kunci, 2) penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif,
1
2
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002),
hlm. 3.
Ibid. hlm. 6.
31
32
Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka, 3) penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses
daripada produk atau outcome, 4) penelitian kualitatif melakukan analisis data
secara induktif, dan 5) Penelitian Kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik
yang teramati.3
Diantara Jenis penelitian Kualitatif adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research), walaupun data yang dikumpulkan bersifat
kuantitatif atau analisisnya menggunakan analisis statistic diskriptif, Penelitian
Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki kinerja Pembelajaran yang lebih
bersifat konstektual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi, dan Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan oleh guru didalam kelas.4
Menurut Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas berkembang dari
Penelitian Tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK, perlu kita
telusuri pengertian penelitian tindakan.5 Ciri utama dari penelitian tindakan adalah
adanya intervensi atau tindakan atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja
dalam dunia nyata.6 Dalam penelitian tindakan ini, peneliti melakukan suatu
tindakan/intervensi,
yang
secara
khusus
diamati
terus-menerus,
dilihat
plusminusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya
maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat. 7
Penelitian Tindakan Kelas berkait erat dengan persoalan praktik
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru, dan penelitian ini hanya
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara
professional. Agar lebih memahami jenis Penelitian ini, kita harus mengetahui
karakteristiknya.
3
4
5
6
7
Sugiono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”(Bandung::Penerbit
Alfabeta,2010) hal. 13-14
Maifalinda Fatra dan Abd. Rozak, “Bahan ajar PLPG, Penelitian Tindakan Kelas”(FITK.UIN
Syarif hidayatullah,2010) cet. Pertama, hal. 13
Wina Sanjaya, “Penelitian Tindakan Kelas” (Bandung:CV Kencana Prenada Media Group
,2010). cetakan kedua, hal. 24
Ibid. hal. 25
Suharsimi, Arikunto.. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2006). Cetakan ketigabelas .hlm. 2
33
Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki Karakteristik
antara lain :
1.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional;
2.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya;
3.
Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi;
4.
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional;
5.
Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.8
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan
penelitian tindakan kelas itu terkait dengan komponen pembelajaran antara lain :
1.
Inovasi pembelajaran,
2.
Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas, dan
3.
Peningkatan profesionalisme guru.9
PTK memerlukan beberapa kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan
melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personel di sekolah
dan iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk
berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling mempercayai di antara personel
sekolah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan, yang terfokus
dalam kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa
dalam pembelajaran di kelas, terutama deskripsi peningkatan siswa dalam
memahami unsur-unsur intrinsik kegiatan jual beli. Guru akan dapat
meningkatkan hasil pembelajaran siswanya jika guru tersebut mau melihat
kembali pembelajaran yang diberikan kepada siswanya. Mampu tidaknya siswa
dalam pembelajaran, hal itu sangat tergantung pada tindakan guru. Tindakan guru
seperti itu bila dicatat kemudian direfleksikan kembali permasalahannya, guru
tersebut dapat dikatakan pula sebagai peneliti tindakan kelas. Sebab, penelitian
tindakan menurut Kemmis (1988), seperti dikutif Wina, adalah suatu bentuk
8
Zainal Aqib, “Penelitian Tindakan Kelas. Untuk guru”. (Bandung: Yrama Widya, 2008)
hal. 16.
9
Ibid. hal. 18
34
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi social
untuk meningkatkan penalaran praktek social mereka10.
Selain pendapat di atas, Elliot mengatakan bahwa penelitian tindakan
merupakan suatu kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan
kualitas tindakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.11
Prosedur penelitian tindakan terdiri atas beberapa tahap. Menurut pendapat
Kurt Lewin, ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan,
yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.12
1.
Rencana Tindakan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran
untuk perbaikan pembelajaran. Perencanaan yang disusun harus
dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.13.
2.
Melaksanakan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru
berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan adalah
perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan focus masalah.
Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya, artinya
tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian.14.
3.
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui
pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan
dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan,
sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan
10
11
Wina Sanjaya,op.cit. hal. 24
Ibid. hal. 25
Zainal Aqib hal. 49
13
Wina Sanjaya,op.cit. hal. 78
14
Ibid. hal. 79
12
35
refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau
siklus berikutnya15.
4.
Refleksi
Refleksi
adalah
aktifitas
melihat
berbagai
kekurangan
yang
dilaksanakan guru selama tindakan.16. Sebagaimana gambar siklus
berikut ini:17
Gambar 3. 1
Siklus Pelaksanaan PTK Menurut Lewin
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Siklus 1
Tindakan
Refleksi
Observasi
Siklus 2
Perencanaan Ulang
Berdasarkan pendapat Lewin, penelitian ini dirancang dengan langkahlangkah yang meliputi studi pendahuluan, persiapan tindakan, pelaksanaan
tindakan, dan refleksi.
Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Langkah awal
kegiatan penelitian ini dimulai dari identifikasi permasalahan yang ada dalam
pembelajaran, baik permasalahan yang ada dalam siswa, guru, maupun dalam
proses perencanaan. Setelah itu, diadakan analisis hasil permasalahan dan
15
Ibid. hal. 79
Ibid. hal. 80
17
Ibid. hal. 21-22
16
36
diperoleh temuan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
tepat sehingga kurang bisa mengembangkan kemampuan analisis secara
maksimal. Berdasarkan temuan itu, peneliti sekaligus menjadi guru menyusun
rencana tindakan untuk diterapkan dalam pembelajaran analisis. Perencanaaan
tindakan kelas disusun guru berupa tujuan pembelajaran, satuan pelajaran, rencana
pembelajaran, penilaian, dan bahan atau materi yang digunakan dalam
pembelajaran.
Rencana
tindakan
itu
dilaksanakan
dalam
siklus-siklus
pembelajaran. Setelah selesai tindakan setiap siklusnya, peneliti mengadakan
refleksi untuk menentukan dasar tindakan perbaikan pada pelaksanaan siklus
berikutnya hingga tujuan penelitian tercapai.
C.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III, Madrasah
Ibtidaiyah Darunnajah Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 30 orang.
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan juga perancang
skenario pembelajaran dalam proses pembelajaran pada materi jual beli melalui
metode Resitasi dan Simulasi, sedangkan yang berperan sebagai observer adalah
guru lain yang mengajar dikelas lain disekolah tersebut.
E.
Tahapan Intervensi Tindakan
Paparan data dalam PTK dapat mengemukakan paparan dari tahap-tahap
siklus
PTK,
yang
mencakup
(1)
tahap
perencanaan
tindakan,
yakni
mengemukakan kesesuaian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2)
tahap pelaksanaan tindakan yang waktunya bertepatan dengan pelaksanaan
pengamatan/observasi, yakni mengungkap beberapa kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan (3) tahap
refleksi, yakni mengungkap hasil tinjauan atas pelaksanaan proses pembelajaran
yang selesai dilaksanakan.
37
Berikut merupakan garis besar paparan data dari 4 kali pertemuan dalam 2
kali siklus yang akan peneliti lakukan dalam menerapkan metode simulasi untuk
meningkatkan tingkat pemahaman pada pelajaran IPS materi jual beli siswa kelas
III MI Darunnajah Sukabumi.
1.
Siklus Pertama
Pada siklus pertama merupakan bagian dari pemahaman konsep materi
jual beli, terdiri dari dua kali pertemuan. Durasi waktu siklus pertama
ada 140 menit (4 jam pelajaran), dimana tiap pertemuan ada 70 menit (2
jam pelajaran). Materi yang disampaikan adalah mengenal macammacam kegiatan jual beli di lingkungan sekolah dan rumah. Pada
pertemuan pertama menjelaskan tentang kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan pada pertemuan kedua menjelaskan tentang
kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Media yang digunakan adalah
gambar kegiatan jual beli. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
metode resitasi. Strategi yang digunakan adalah diskusi kelompok dan
tanya jawab.
2.
Siklus Kedua
Pada siklus kedua merupakan kegiatan yang dirancang untuk
memberikan pengalaman kepada siswa tentang cara jual beli terdiri dari
satu kali pertemuan. Durasi waktu siklus kedua 140 menit (4 jam
pelajaran). Pengalaman yang diberikan adalah pengalaman jual beli di
pasar dan di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan adalah
metode simulasi. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah diskusi
kelompok dan tanya jawab. Pada akhir petemuan, adalah kegiatan ujian
sumatif. Ini untuk memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara
individual. Serta refleksi dari penerapan metode simulasi ini.
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Pada penelitian tindakan ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa hasil
belajar siswa MI akan meningkat melalui metode Resitasi dan Simulasi pada
materi Jual Beli.
38
Dalam pelaksanaannya, peneliti terus mengupayakan untuk memberikan
motivasi dengan menyajikan materi semenarik mungkin yaitu dengan melakukan
eksperimen secara berkelompok dan melakukan observasi langsung kelapangan
agar siswa lebih tertarik dengan pelajaran IPS sehingga hasil belajarnya
meningkat.
Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas
atau siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 jumlahnya lebih
besar atau sama dengan 80% dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas. Apabila
dari hasil tes siswa telah menunjukkan peningkatan maka tindakan dihentikan.
G.
Jenis Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh
dari para informan yang dianggap mengetahui secara rinci dan jelas mengenai
focus penelitian yang diteliti, yaitu upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran
IPS di MI Darunnajah Sukabumi.
Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh18. Dalam penelitian ini
data yang diambil adalah data primer. Adapun data primer yang diperlukan adalah
data yang terkait langsung dengan lokasi penelitian, antara lain: beberapa
informan dan data langsung yang berasal dari siswa kelas III MI Darunnajah
Sukabumi baik dan data dari pengajar maupun arsip-arsip yang dibutuhkan.
Adapun subjek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, para guru dan sumber-sumber lain yang dimungkinkan dapat memberi
informasi. Selain dari informan, data juga diperoleh dari hasil dokumentasi yang
menunjang terhadap data yang berbentuk kata-kata maupun tindakan. Selain itu
data penelitian ini juga bersumber dari dokumen-dokument yang ada di MI
Darunnajah Sukabumi. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau
informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap mengetahui secara
rinci dan jelas mengenai focus penelitian yang diteliti, yaitu upaya guru dalam
meningkatkan pembelajaran IPS di MI Darunnajah Sukabumi.
18
Suharsimi Arikunto, Op Cit, hlm. 102.
39
H.
Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaaan pengumpulan data diperlukan instrument pengumpulan
data yang tepat. Secara terperinci instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1.
Pedoman pengamatan atau catatan lapangan untuk menggali data
tentang suasana kelas pada saat pembelajaran sedang berlangsung,
suasana di lapangan pada saat masing-masing kelompok mencari data
di pasar dan di lokasi sekolah, keceriaan atau keantusiasan siswa dalam
mengikuti program pembelajaran materi jual beli, kerja sama kelompok
pada saat melakukan praktik jual beli.
2.
Pedoman wawancara untuk menggali data tentang tanggapan siswa
terhadap penerapan strategi resitasi dan simulasi dalam pembelajaran
IPS materi jual beli yang telah dilaksanakan, ini berungsi untuk
memperoleh informasi secara mendalam. Pedoman observasi siswa,
untuk mengamati pengalaman jual beli yang mereka lakukan, baik
ketika di pasar maupun di lapangan sekolah.Tes tulis digunakan untuk
menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes, skor tugas kelompok,
dan skor tes kelompok.
I.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendeskripsikan untuk
menjawab fokus penelitian yang sedang diamati digunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut19:
1.
Metode Observasi
Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan mata, dalam
pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pengamatan perhatian terhadap objek
dengan menggunakan seluruh panca indra20. Dalam hal ini peneliti
melakukan pengamatan secara langsung dan membuat catatan-catatan
19
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,(Jakarta:Bumi
Aksara,2006 ) cetakan keempat, hal 52
20
Suharsimi Arikunto. Op.cit. hal. 156
40
yang dijadikan bahan. Dalam penggalian data, peneliti lebih
memfokuskan pada proses pembelajaran IPS materi jual beli yang
dilakukan di kelas III MI Darunnajah Sukabumi atau menciptakan
aktifitas serta bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran.
2.
Metode intervieu
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara/ kuisioner lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara21. Sedangkan menurut S.
Nasution (1999) wawancara atau intervieu adalah suatu bentuk
komunikasi verbal
jadi semacam percakapan
yang bertujuan
memperoleh informasi.22 proses ini dilakukan dengan tanya jawab
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dengan satu orang atau
lebih, bertatap muka mendengarkan secara langsung informasiinformasi atau keterangan-keterangan tanpa mempengaruhi pendapat
informan. Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah,
para guru, dan sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi.
Dalam wawancara ini peneliti mengambil data respon siswa kelas III
terhadap penggunaan metode simulasi untuk meningkatkan pemahaman
pembelajaran IPS pada materi jual beli.
3.
Metode Dokumentasi
Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumentasi ialah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen23. Dokumentasi
diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi
dan wawancara, misalnya data mengenai data nilai siswa, buku kasus
siswa, buku absensi dan sebagainya. Peneliti menggunakan teknik
dokumentasi yang akan diperoleh dan dibuat oleh peneliti, dokumentasi
21
Ibid. hal. 155
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah).(Jakarta: Bumi Aksara,2006) hal. 113
23
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Op. Cit., hlm. 69
22
41
yang ada diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang
utuh sebagai pelengkap data yang diperoleh dari hasil penelitian.
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi,
yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Menurut Moleong24, trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin dalam
Moleong25, membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan
yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan
observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk
pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari hasil
pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan diantara
keduanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam
memperoleh data primer dan sekunder, observasi dan interview digunakan untuk
menjaring data primer yang berkaitan dengan kesiapan sekolah dalam penerapan
pembelajaran berbasis mencari informasi, sementara studi dokumentasi digunakan
untuk menjaring data sekunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumentasi
tentang tugas-tugas pokok dan pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran
bervariasi.
Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu tahap
orientasi, tahap ekplorasi dan tahap memberi chek. Tahap orientasi, dalam tahap
ini yang dilakukan peneliti dengan melakukan pra survey ke lokasi yang akan
diteliti, dalam penelitian ini, pra survey dilakukan peneliti di lokasi penelitian,
melakukan dialog dengan kepala sekolah, beberapa perwakilan guru, juga dari
24
25
Lexy Moleong. Op. Cit. Hal. 330.
Ibid.
42
karyawan dan peserta didik. Kemudian peneliti juga melakukan studi dokumentasi
serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini. Tahap eksplorasi, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di
lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan unsur-unsur yang terkait,
dengan pedoman wawancara yang telah disediakan peneliti, dan melakukan
observasi tidak langsung tentang kondisi sekolah dan mengadakan pengamatan
langsung tentang pembelajaran di sekolah itu. Tahap memberi chek, setelah data
diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi
dokumentasi, dan responden telah mengisi data kuesioner, serta responden diberi
kesempatan untuk menilai data informasi yang telah diberikan kepada peneliti,
untuk melengkapi atau merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut
diangkat dan dilakukan audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan
sumber aslinya26.
K.
Analisis Data dan Interpretasi Data
Manurut Patton, teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia
membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara
dimensi-dimensi uraian. Pengertian lain sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan
dan Tylor dalam Moleong27, analisis data sebagai proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang
disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
hipotesis tersebut, jika dikaji definisi pertama lebih menitik beratkan pada
pengorganisasian data. Kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data,
dan dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, analisis data, adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
26
27
Ibid. hal. 280
Ibid.
43
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data28.
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti,
proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di
dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan.
Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir dari
analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap
ini mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi
teori substantif dengan menggunakan metode tertentu.
Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya
sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif,
yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan
usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti,
dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna
mengkonfirmasikan teori baru yang barangkali ditemukan.
Menurut Miles dan Huberman dalam Moleong29 pada dasarnya analisis data
ini didasarkan pada pandangan paradigma positivisme. Analisis data itu dilakukan
dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan, apakah satu atau lebih dari
satu situs. Jadi seorang analis sewaktu hendak mengadakan analisis data harus
menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah dilakukannya satu
atau dua situs.
1.
Reduksi Data
Reduksi data ialah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan focus
penelitian kita.30 Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–
28
Ibid. hal. 280.
29
Ibid.
30
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Op. Cit., hlm. 84
44
catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu
kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih
tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data
diperlukan kembali.
2.
Display data
Display data ialah meyajikan data dalam bentuk matrixs, network, chart, atau
grafik dan sebagainya.31 Display data berguna untuk melihat gambaran
keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean,
dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat
menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan
data.
3.
Pengambilan Keputusan dan Verifikasi
Pengambilan Keputusan atau Verifikasi merupakan kegiatan di akhir
penelitian Kualitatif, baik dari segi makna maupun kesimpulan yang
disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang
dirumuskan oleh peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan
kekokohannya32.
L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah perencanaan pendekatan dilakukan, maka untuk mengembangkan
tindak selanjutnya, dilakukan Evaluasi yaitu evaluasi secara keseluruhan setelah
pelaksanaan semua siklus dilakukan apakah tujuan yang diharapkan dari
penelitian ini sudah tercapai atau belum. Kemudian jika hasilnya belum
memuaskan ataupun belum tercapai, maka evaluasi ini digunakan untuk
melakukan refleksi kembali.
Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu evaluasi terhadap apa yang telah
dilakukan. Hasil observasi dalam monitoring di analisis secara deskriptif untuk
menggambarkan hasil observasi yang berupa proses dan hasil tindakan. Hasil
31
32
Ibid. hal. 85
Ibid. hal. 87
45
observasi juga digunakan untuk evaluasi terhadap prosedur apakah sudah sesuai
dengan
perencanaan,
pelaksanaan
pembelajaran,
apakah
tidak
terjadi
penyimpangan , dan apakah hasilnya sudah memuaskan dikarenakan sesuatu hal,
maka dilakukan rancangan ulang yang diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu
disusun RPP baru yang telah diperbaiki digunakan untuk menggunakan siklus
yang berikutnya untuk mencapai hasil yang optimal.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Profil MI Darunnajah
1.
Sejarah singkat berdirinya MI Darunnajah
Pada tanggal 05 Januari 1961 berdiri sebuah lembaga formal
bernama Madrasah Maljauth Thalibin oleh KH Abdul Mudjib
Rodlibillah, awal mula berdirinya, lembaga ini hanya mengembangkan
pendidikan kepesantrenan untuk anak usia sekolah dasar (sejenis
Madrasah diniyah) dan sebagian pengenalan Ilmu Pengetahuan Umum.
Sekitar Tahun 1970-an berganti nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah
Darunnajah dan telah resmi terdaftar di Departemen Agama sampai
sekarang.
Madrasah yang berada dibawah naungan
Yayasan Darunnajah
dari tahun 1980 ini, merupakan madrasah formal tertua di Kecamatan
Sukabumi
yang
memiliki
tujuan
untuk
membantu
masyarakat
menempuh jenjang pendidikan formal tingkat dasar. Semua siswa dan
siswi yang belajar di madrasah ini harus menempuh pendidikan selama 7
tahun, diawali jenjang kelas Persiapan atau Kelas Nol Besar sebagai
kelas paling dasar yang memberikan pengetahuan dan keterampilan
membaca dan menulis Arab dan latin serta keterampilan berhitung
kepada siswanya, sampai kelas enam yang merupakan kelas akhir.
2.
Profil Madrasah
Nama Madrasah
: MIS Darunnajah
NSM
: 111 232020211
Alamat
: Palasari Rt. 22 Rw.07
Kel/Desa
: Sudajayagirang
Kecamatan
: Sukabumi
Kabupaten
: Sukabumi
Provinsi
: Jawa Barat
Kode Pos
: 43151
46
47
Nomor Tel / Fax
: 0266 232977
Email
:-
Tahun Berdiri
: 05 – 01 – 1961
AKREDITAS ( dilakukan oleh Badan Akreditas Provinsi )
3.
Pringkat Akreditas
:A
Tahun SK Akreditas
: 2010
Kondisi Objektif Sekolah
MI Darunnajah mempunyai guru dan pegawai sebanyak 16 orang
yang terdiri dari 10 guru dan 1 TU (Tata Usaha). Latar belakang pendidikan
tenaga guru terdiri dari 11 orang sarjana S-1, sedangkan 5 orang lainnya
belum mendapat gelar kesarjanaan, dan saat penelitian ini berlangsung
sedang dalam tahap penyelesaian tugas akhir S-1. Rinciannya sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Daftar Guru dan Pegawai MI Darunnajah
N0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Apip Iskandar, S.Pd.I
Euis Aeni Munasofah
Tamrin Hamidi, S.Ip.S.Pd.I
Feri Murtianto. S.Pd.
Eneng Lailatul Mubarokah, S.Pd.I
Muslim, S.Pd.
Lisnawati
Rida Sri Mawaddah
Nia Trisnawati, S.Pd.
Muhammad Rohendi, S.Pd.I
Fitriya Ramdayani,
Ruslan Abdul Munir, S.Pd.I
Ujang Abdul Fatah,
Aam syifaul Alam, S.Pd.
Muniar Ramdani, S.Pd.
Nunung Awaliyah, S.Pd.I
Jabatan
Kepala Madrasah
Bendahara
Kabag Kurikulum
Kabag TU
Kabag Kesiswaan
Kabag Sarana Prasarana
Guru Kelas RA
Guru Kelas 1
Guru Kelas 2
Guru Kelas 3
Guru Kelas 4
Guru Kelas 5
Guru Kelas 6
GMP Bahasa Inggris
GMP
Jumlah siswa pada tahun 2012/2013 berjumlah 308 siswa, terdiri dari
156 laki-laki dan 152 perempuan yang tersebar di 7 kelas. Adapun rincian
data tersebut sebagai berikut:
48
Tabel 4.2
Data Jumlah Siswa MI Darunnajah
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
4.
KELAS
RA
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Jumlah
LK
27
23
25
13
25
25
18
156
PR
25
27
28
17
20
17
18
152
JUMLAH
52
50
53
30
45
42
36
308
Visi dan Misi Madrasah
Visi Madrasah
Cerdas dalam Berfikir, Cerdas dalam Menggali Potensi Diri, Cerdas
dalam Mengamalkan ajaran Agama
Misi Madrasah
a.
Memberikan
Bimbingan
Penguasaan
Konsep
Dasar
Ilmu
Pengetahuan Agama dan Umum;
b.
Memberikan Bimbingan Pengamalan Ilmu Agama dan Umum dalam
segala Agama;
c.
Memberikan Bimbingan dan Mengembangan Potensi Intelektual,
Emosional, dan Spiritual;
d.
Memanfaatkan Sumber Daya Sekolah yang Tersedia.
Strategi
a.
Menyelenggarakan Sistem Pendidikan secara Aktif secara Individu
di Sekolah dan di Luar Sekolah;
b.
Mengadakan Bimbingan dalam berfikir Objektif, Kreatif dan
Produktif pada seluruh Peeserta didik melalui acara Diskusi dan
kegiatan-kegiatan Ilmiah;
c.
Mengadakan Pembinaan Akhlakul Karimah secara Rutin melalui
kegiatan Keagamaan;
49
d.
Mengadakan pembinaan disiplin dan Tertib Administrasi terhadap
Warga Sekolah secara berkala;
e.
Mengadakan Kesempatan dan memfasilitasi kepada Dewan guru dan
staf kepegawaian Sekolah untuk meningkatkan Profesionalitas Guru
melalui Penataran , Pelatihan, dan kegiatan lain.
Tujuan Madrasah
a.
Mewujudkan generasi muslim yang beriman, bertaqwa, dan
berakhlaqul karimah, berguna bagi masyarakat dan Negara;
b.
5.
Mewujudkan generasi muslim yang kreatif, mandiri, dan kompetitif
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan tata kerja MI Darunnajah Sukabumi
sebagaimana terlampir (lampiran 2).
6.
Sarana dan Prasarana
Tabel 4.3
Data Sarana dan Prasarana MI Darunnajah
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
NAMA
Bangunan Sekolah
Kelas
Ruang Guru
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Tamu
Ruang Perpustakaan
Ruang Laboratorium
Wc
Computer
Lemari
Meja belajar
Meja kerja
Media pembelajaran
JUMLAH
1
7
1
1
1
1
1
3
3
10
300
8
4
B. Deskripsi dan Analisis Data
1.
Sebelum Tindakan
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti bertemu dengan kepala sekolah
MI Darunnajah pada bulan Maret 2013. Dalam pertemuan itu peneliti
menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
50
Kepala sekolah serta guru IPS memberikan izin pelaksanaan penelitian.
Kemudian peneliti dan guru IPS berdiskusi mengenai rencana penelitian
yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas III yang dijadikan
sumber data penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas III termasuk
kelas yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan
kelas yang aktif dalam artian negatif dan sebaiknya disalurkan pada
pembelajaran yang menuntut kegiatan pembelajaran kontekstual.
Sebelum penelitian ini dilakukan, kondisi pembelajaran di kelas
secara
keseluruhan
rata-rata
menggunakan
metode
tradisional
konvensional, yakni metode ceramah dan demonstrasi. Karakteristik siswa
di kelas III merupakan siswa yang heterogen, rata-rata adalah siswa yang
aktif baik dalam arti aktif positif dan aktif negatif. Aktif positif di sini
dalam
arti aktif
bertanya dan mengemukakan pendapat dalam
pembelajaran, sedangkan aktif negatef maksudnya kebanyakan siswa yang
suka berjalan-jalan di kelas atau bermain-main sendiri dengan temannya.
Dengan alasan ini, peneliti berharap dapat
menerapkan
metode
pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa ke dalam pembelajaran
yang merangsang mereka untuk lebih aktif dalam arti aktif positif, yakni
dengan menggunakan resitasi dan metode simulasi. Metode resitasi atau
metode pemberian tugas dalam penelitian ini bukan sekedar pemberian
tugas yang menuntut siswa menyelesaikan pekerjaan sehingga merasa
terbebani dengan tugas, akan tetapi diatur sedemikian rupa agar siswa
merasa senang dan merasa tidak tertekan. Penerapan metode resitasi
dibuat secara berkelompok dengan aturan main tertentu. Sedangkan
pelaksanaan metode simulasi adalah dengan
peniruan kegiatan
sosial
secara kontekstual.
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi
dengan Guru kelas, peneliti meminta data tentang kelas III, yaitu data
tentang
kemampuan
belajar
siswa,
sebagai
tolak
ukur
dalam
pengelompokan belajar dengan penerapan pendekatan kontekstual melalui
metode simulasi.
51
Setelah pengelompokan selesai, belum diberitahukan terlebih dahulu
kepada siswa tentang ketentuan kelompoknya, akan tetapi guru kelas pada
pertemuan
sebelumnya telah memberitahukan pada siswa, bahwa pada
materi jual beli akan di bentuk kelompok dan akan diterapkan penerapan
metode simulasi, serta langkah-langkah
belajar
penerapan
metode
simulasi, sedangkan ketentuan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Seleksi Topik
Peneliti memilih topik tentang tempat jual beli di lingkungan rumah
maupun sekolah. Karena tepat pada waktu itu materi IPS yang diajarkan
sampai materi jual beli. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi
kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented group)
yang beranggotakan empat sampai lima orang.
b.
Implementasi / Pelaksanaan
Setiap siswa dalam kelompok pada tahap pemahaman konsep,
melakukan kerja sama untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru.
Yakni mengidentifikasi media gambar yang disiapkan guru sebelumnya dan
mengisi peta konsep secara berdiskusi. Pada tahap pelakasanaan atau
praktek simulasi jual beli, siswa melakukan kerjasama kelompok untuk
mendiskusikan barang dagangan apa yang sebaiknya mereka pilih.
Selanjutnya melakukan kegiatan simulasi jual beli di lapangan sekolah,
dimana siswa kelas III berperan menjadi penjual/pedagang. Sedangkan
siswa lain adalah target pembeli.
c.
Analisis dan Sintesis
Siswa dengan dibantu menganalisis dan mensintesis hasil kegiatan
simulasi yang mereka lakukan, apakah kegiatan jual beli mereka telah sesuai
dengan teori jual beli yang mereka pelajari atau belum. Serta menghitung
keuntungan dan kerugian dari hasil jual mereka.
d.
Evaluasi
Peneliti bersama siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap tugas yang mereka terima. Evaluasi dapat mencakup tiap
siswa secara individual atau kelompok, atau keduanya.
52
2.
Siklus Pertama
a.
Perencanaan Tindakan
Pada siklus pertama, peneliti menetapkan dua kali pertemuan atau
selama 140 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar kepada para
siswa tentang materi jual beli di lingkungan sekolah dan lingkungan rumah.
RPP
dikembangkan
berdasarkan
silabus.
Metode
pembelajaran
menggunakan metode resitasi atau pemberian tugas. Perencanaan dalam
tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
1)
Menyiapkan bahan pengajaran, terutama menentukan topik materi
belajar, yaitu modul tentang jual beli. Berupa buku IPS penerbit
diknas dan LKS IPS.
2)
Menyiapkan rencana tahapan mengajar dengan mengacu format
rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 12 dan 13). Namun
dalam RPP ini sifatnya fleksibel, disesuaikan dengan kondisi yang
ada.
3)
Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar macam-macam
kegiatan jual beli yang akan didiskusikan oleh anggota kelompok
berikut nama dan ciri-cirinya.
4)
Menyiapkan lembar observasi untuk siswa, yang berfungsi untuk
mencatat hasil kerja sama kelompok mereka masing-masing; dalam
hal ini menggunakan metode resitasi.
5)
Menyiapkan lembar observasi guru, untuk mencatat kegiatan di
lapangan selama proses pembelajaran. Baik dalam bentuk deskripsi
suasana kegiatan di kelas maupun wawancara dengan siswa.
Menyiapkan lembar penilaian hasil unjuk kerja siswa secara
individu maupun kelompok.
b.
Pelaksanaan Tindakan
1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 1.
Pada pertemuan ke I yang merupakan awal siklus I ini, siswa
diberi penjelasan tentang pentingnya pembelajaran kontekstual,
yakni pembelajaran dengan menerapkan langsung materi yang
53
diajarkan. Bahwa setiap siswa mempunyai karakteristik yang
berbeda dalam cara belajar dan untuk memahami perbedaan tersebut
maka kita harus merubah metode pembelajaran yang dulunya
konvensional dimana guru aktif siswa pasif menjadi siswa aktif dan
guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator kegiatan siswa.
Rangsangan selanjutnya
adalah dengan mengemukakan
kompetensi dasar yang akan dikuasai siswa dalam pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Serta informasi-informasi tentang konsep
yang akan dipelajari, bahwa selama proses pembelajaran materi jual
beli ini akan diterapkan metode resitasi (pemberian tugas) secara
berkelompok dan juga metode simulasi, yakni praktek langsung
materi jual beli di pasar terdekat dan di lingkungan sekolah nanti
pada pertemua ke 3. Pada informasi yang terakhir ini, semua siswa
menyambut dengan gembira. Kondisi demikian dapat dipaparkan
sebagai berikut:
Pada materi jual beli ini, nanti kalian akan Ibu ajak praktek
jual beli langsung di pasar. (“Asyiiik…….” -kontan, semua
bersorak- “Kapan bu, itu Bu?”) Nanti, kira-kira 3 minggu lagi.
(“Kenapa Bu, di sana Bu?” “Dipasar praktek jual beli bu?
..”. – siswa yang lain menimpali-) Iya benar, nanti di sana
kalian akan mengetahui dan mempraktekkan sendiri
bagaimana jual beli yang sesungguhnya. Tidak hanya sebatas
teori saja di kelas. Tentunya kalian semua pernah membeli
sesuatu di toko maupun di pasar kan? (pernaaaaaaaaaaaah…)
Ada yang belum pernah? (tidaaak..). Nah, dalam materi kali
ini, selain kalian sudah terbiasa dengan kegiatan membeli,
kalian juga akan belajar bagaimana caranya berjualan.
(Yeeeeee…. Asyiiik… Jualanya di pasar , Bu?) Tidak, nanti
ada kegiatan yang dilakukan di sekolah. (Keadaan kelas
semakin ribut). Kalian penasaran kan? Nah, dari itu kalian
ikuti saja pelajaran Ibu, nanti ada waktunya sendiri untuk
menjelaskan bagaimana prosesnya… Sekarang, kalian buka
LKS materi jual beli.. (guru mulai menjelaskan materi jual
beli, siswa terlihat antusias).
Pada pertemuan awal siklus pertama, siswa dituntut untuk
lebih aktif dibanding guru. Guru hanya sebagai fasilitator dan
dinamisator saja. Guru tidak langsung menjelaskan materi yang ada.
Akan tetapi guru memberi rangsangan dengan memberi pancingan
54
kata-kata yang mendekati dari istilah yang ada. Submateri yang
disampaikan sesuai dengan indikator yang akan dicapai, yakni
pengertian penjual dan pembeli, menyebutkan macam-macam
kegiatan jual beli di lingkungan rumah, syarat-syarat jual beli,
memahami perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern, dan
terakhir adalah menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membeli
suatu
barang.
Mula-mula
peneliti
sebagai
guru
mengingatkan kembali materi minggu sebelumnya yakni tentang
macam-macam pekerjaan, dan menghubungkan dengan materi jual
beli yang akan dibahas selanjutnya. Beberapa siswa merespon
pertanyaan peneliti, beberapa siswa lainnya terlihat agak lupa dan
membuka-buka ulang buku tulisnya.
Memulai pada materi jual beli, guru menanyakan pengertian
dari penjual dan pembeli. Dari sini masih banyak siswa yang kurang
mengerti bahwa makna dari awalan pe- adalah seseorang yang
berperan menjadi sesuatu. Ada yang memahami penjual sebagai
barang yang dijual, bukan orang yang menjual. Ini terkait kosakata
siswa terhadap bahasa Indonesia yang kurang, mereka masih sering
mencampuradukkan
bahasa
daerah
dan
bahasa
Indonesia.
Selanjutnya, siswa menyebutkan macam-macam tempat terjadinya
jual beli baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.
Tempat jual beli di lingkungan sekolah adalah di koperasi sekolah
dan di kantin sekolah. Sedangkan tempat jual beli di lingkungan
rumah adalah di toko, swalayan, warung, pasar dan lain sebagainya.
Pengertian kegiatan jual beli adalah kegiatan menjual dan membeli
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Adapun syarat
terjadinya jual beli yaitu, adanya penjual, pembeli, adanya barang
yang diperjualbelikan, dan terjadi kesepakatan harga antara pembeli
dan penjual.
Pada pertemuan kali ini, siswa terfokus pada materi pokok jual
beli di lingkungan rumah saja, sedangkan materi pokok jual beli di
lingkungan sekolah akan dijelaskan pada materi minggu depan.
55
Tahap selanjutnya, siswa menghubungkan materi jual beli tersebut
pada bidang agama. Ini mengingat pembelajaran di kelas 3 MI masih
merupakan pembelajaran tematik. Yakni menghubungkan antar
pelajaran satu dengan yang lainnya. Rinciannya, Islam juga
mengatur tentang hubungan manusia satu dengan yang lainnya atau
disebut mu’amalah. Begitu juga tentang jual beli, ada jual beli yang
diperbolehkan (halal) dan jual beli yang tidak diperbolehkan
(haram). Pada materi ini, siswa hanya memahami garis besarnya saja
dan sedikit mengulang materi fiqih.
Siswa kemudian menyebutkan tempat-tempat jual beli di
lingkungan rumah. Masing-masing siswa berebut menyebutkan
nama-nama toko di sekitar rumahnya. Lalu guru bersama siswa
mengelompokkan jenis tempat jual beli tersebut sesuai dengan ciriciri tempatnya. Yakni, toko, swalayan, pasar, toko kelontong, atau
warung. Ada siswa yang mengatakan bahwa orang tuanya juga
seorang pedagang. Ada yang berdagang di pasar dan ada pula yang
buka toko kecil-kecilan di rumah. Semua siswa mengaku pernah
membeli sesuatu di toko maupun di pasar. Tetapi yang pernah
mengalami menjadi pedagang/penjual belum ada. Kondisi tersebut
dapat digambarkan dalam peristiwa berikut:
Guru menanyakan kepada siswa siapa diantara mereka yang di
rumah orang tuanya berjualan dan kadang membantu melayani
pembeli. Semua siswa kontan ramai menunjuk temannya yang
orang tuanya bekerja sebagai pedagang. Siswa tersebut yaitu
Arfi dan Andi. Arfi yang merasa orang tuanya bukan
pedagang menyangkal. (bapak ibukku gak jualan…) siswa
yang lain menanggapi (anu sok manggul bakso saha ?…) Arfi
menimpali (itu mah bukan!…). Guru kemudian menanggapi
“Berarti orang tua Arfi bukan pedagang ya?” Arfi menjawab,
“Bukan, Bu…”. “Kalau Andi?” Yang bernama Andi
menjawab, “Ya Bu, emakku jualan di pasar..” “Jualan apa?
Andi pernah bantu emak melayani pembeli?” “Jualan sayur,
gak pernah Bu… Paling Cuma nungguin aja…”. Guru
menanggapi, “Tapi,sering lihat ibu jualan, kan? Setidaknya
tahu bagaimana cara melayani pembeli. Coba ceritakan
sedikit, bagaimana cara melayani pembeli..”. Andi sedikit
bingung, kepalanya yang tidak gatal digaruk-garuk dengan
pandangan berputar ke arah langit-langit. “naon nya, Bu…
56
hehehehe…. Ya, ada pembeli pengen beli apa, terus dilayanin.
Tanya hargana berapa terus dibayar. Barang dibungkus.
Sudah. Hehehehe..”. “Iya bagus, benar yang dikatakan andi
tadi”
Selanjutnya siswa mempelajari syarat-syarat terjadinya jual
beli. Jika salah satu syarat tersebut tidak ada, maka tidak syah akad
jual beli tersebut. Siswa juga mengetahui pengertian pasar dan jenisjenis pasar. Ada pasar yang diberi nama menurut tempatnya, seperti
pasar bogor dan ada pula pasar yang diberi nama menurut nama hari,
seperti pasar Jumat. Selain itu ada pasar yang diberi nama
berdasarkan pada barang yang diperdagangkan, seperti pasar buah.
Pasar berdasarkan bertemu atau tidaknya penjual dan pembeli, terdiri
dari pasar nyata dan pasar tidak nyata. Pasar nyata adalah pasar yang
penjual dan pembelinya dapat bertemu secara langsung. Pasar tidak
nyata adalah pasar yang pembeli dan penjualnya tidak bertemu
langsung. Kegiatan jual beli dilakukan dengan perantara. Barang
yang diperjualbelikan hanya berupa contoh barang. Siswa juga
menyebutkan ciri-ciri masing-masing tempat jual beli tersebut.
Selanjutnya guru member tips-tips dalam memilih barang, agar
pembeli
tidak
menyesal
setelah
membeli,
yaitu
dengan
mempertimbangkan dengan matang sebelum benar-benar membeli
dan meneliti ada tidaknya cacat barang tersebut.
Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan ulang setiap
submateri tersebut sesuai dengan kemampuan berbahasa dan tingkat
pengetahuan masing-masing siswa. Guru menunjuk siswa secara
acak dan membantu siswa menguraikan pendapatnya. Guru juga
menstimulus
siswa
dengan
pertanyaan-pertanyaan
yang
bersangkutan dengan submateri. Dalam hal ini, masih banyak siswa
yang dengan malu-malu mengungkapkan pendapatnya. Ada yang
sama sekali diam, entah karena malu atau tidak faham. Namun oleh
teman sebangkunya memberi tahu dengan bisik-bisik, lalu anak
tersebut mengikuti apa yang dikatakan temannya. Dari jumlah
keseluruhan siswa yang masuk ada 30 siswa dan 1 siswa yang lain
57
absen karena sakit, data kemampuan siswa dalam mengungkapkan
pendapatnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel. 4.4
Data Observasi Kemampuan Unjuk Pendapat Siswa1
NO
1
2
3
4
5
Unjuk pendapat siswa
Aktif dan benar
Aktif dan terjadi kesalahan
Malu-malu dan benar
Malu-malu dan terjadi
kesalahan
Not responding
Jumlah
Jumlah siswa
6
5
5
Prosentasi
20%
16%
16%
10
33%
3
29
10%
100 %
Jumlah siswa yang respon
Jumlah seluruh siswa
x 100 %
Dari 3 siswa yang “not responding” atau sama sekali tidak
paham dengan materi, setelah diselediki ternyata mempunyai
keterbatasan dalam berfikir. Belum bisa membaca Padahal
berdasarkan pengamatan peneliti, sekolah sudah berusaha maksimal
untuk membantu siswa tersebut dengan pendampingan tambahan di
luar jam sekolah. Akan tetapi dari diri siswa tersebut gampang sekali
lupa dengan materi yang diajarkan, konsentrasi rendah sekali, mudah
putus asa, tidak ada semangat untuk belajar, ditambah kurang adanya
dukungan dari orang tua siswa untuk belajar di rumah.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan metode resitasi
(pemberian tugas), guru membagi kelas menjadi 5 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa. Tiap kelompok
mendapat
gambar
tempat
jual
beli,
tugas
mereka
adalah
mengelompokkan gambar tersebut sesuai dengan jenis tempat jual
beli. Gambar-gambar tersebut digunting kemudian ditempelkan ke
kolom yang telah disiapkan. Siswa mengidentifikasi gambar tersebut
sesuai dengan ciri-ciri pada gambar, guru memasukkan hasil
1
Data observasi guru pada pelaksanaan metode resitasi minggu pertama (Selasa, 10 Maret 2013)
58
penelitian siswa pada tabel observasi tiap individu siswa (lihat
lampiran 17). Contoh lembar kerja siswa adalah sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 4.5
Contoh Lembar Kerja Siswa
No
Gambar
1
Keterangan
Gambar
Pasar
tradisional
2
Ciri-Cirinya
 Biasanya
terdapat
dipedesaan
 Tempatnya
tidak teratur
 Ada tawar harga
 dsb
dst
Keterangan:
1)
Pada kolom “Gambar” diisi dengan potongan gambar dan
ditempelkan ke dalam kolom tersebut.
2)
Pada kolom “Keterangan Gambar” adalah nama gambar
tersebut sesuai dengan kategori tempat jual beli. Ex:
pasar, toko, swalayan.
3)
Kolom “Ciri-cirinya” merupakan ciri-ciri yang menonjol
dari tempat jual beli tersebut.
Pada kegiatan potong memotong dan menempelkan gambar,
peneliti melihat semua siswa terlihat senang, ini terlihat seringkali
siswa menawarkan bantuan untuk menggantikan temannya yang
kebagian memotong dan menempelkan gambar. Namun saat
kegiatan mengisi tabel dan mendiskusikan ciri-ciri gambar tersebut
sesuai dengan tempat jual belinya, masih banyak siswa yang kurang
sadar akan kerjasama kelompok. Banyak siswa yang masih
mengandalkan teman satu kelompoknya yang dianggap pintar. Guru
mengkondisikan siswa yang mempunyai tingkat kesadaran rendah
tersebut dan memberi stimulus agar mereka juga ikut kerjasama
kelompok. Guru di sini selain mengamati kerjasama kelompok, juga
59
mengamati partisipasi individu siswa dalam kerja kelompok. Hasil
kerja kelompok siswa sebagaimana tabel 4.6.
Tabel. 4.6
Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-1
No
Kelompok
1
2
3
4
5
I
II
III
IV
V
Alternatif penelitian
kerjasama Aktifitas
Inisiatif
65
80
70
70
75
75
70
85
75
70
80
70
65
80
70
Skor ratarata
71,6
73,3
76,6
73,3
71,6
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kesadaran untuk
melakukan diskusi dan kerjasama kelompok masih kurang. Namun
dalam hal aktifitas dan inisiatif, siswa terlihat sangat antusias.
Berdasarkan wawancara oleh peneliti, siswa suka dengan kegiatan
yang bersifat visual atau gambar, apalagi terdapat kegiatan
menggunting dan menempel gambar yang membuat pekerjaan
menjadi lebih menyenangkan dan tidak dirasa sebagai beban.
Sebagaimana wawancara berikut.
Guru: “Bagaimana perasaanmu dengan penggunaan metode
resitasi seperti ini?”2
A (siswa yang terlihat menonjol dan berprestasi):
A : “Senang, Bu. Tugas yang diberikan tidak menjadi beban
dan tidak membosankan. Tugas terasa menyenangkan, karena
ada kegiatan menggunting dan menempel. Dan membuat kita
jadi cepat faham dengan pelajarannya.”
B (siswa yang aktif namun mempunyai prestasi yang sedang)
B : “Senang! Karena ada gambarnya sehingga mudah
memahaminya. Kalau biasanya nggak ada gambarnya yang
sebagus ini. Bisa motong-motong gambar dan nempelin
gambar. ”
C (siswa dengan prestasi rendah dan sering tidak naik kelas)
C : “Menyenangkan. Karena tugasnya mudah, hanya
memotong gambar dan menempelkan saja. Kalau yang
mengerjakan yang sulit-sulit, saya nggak bisa”
2
Wawancara dengan siswa pada selasa 10 Maret 2013 di ruang kelas III. Siswa A (Bintang), siswa
B (Oki) dan siswa C (Dahra)
60
Dari hasil wawancara tersebut di atas, bisa dikatakan bahwa
metode resitasi ini efektif dan dianggap menyenangkan oleh siswa.
Karena pada dasarnya dalam pemberian tugas ini, peneliti mengatur
kegiatan pembelajaran semenarik mungkin sehingga siswa tidak
merasa terbebani dengan tugas yang diberikan. Selain metode ini
efektif dan menyenangkan, ternyata juga masih ada beberapa siswa
yang kurang sadar akan adanya kerjasama kelompok, siswa masih
mengandalkan teman satu kelompoknya yang lebih pintar dan rajin.
Dengan demikian pada pertemuan selanjutnya, guru perlu
memotivasi lagi agar siswa dapat bekerjasama kelompok dengan
baik, tidak mengandalkan teman yang lain. Guru juga memberi
pekerjaan rumah dengan mengerjakan soal-soal di LKS.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Minggu ke 2.
Setelah kegiatan apersepsi, guru meminta siswa untuk
membahas pekerjaan rumah minggu kemarin. Pekerjaan siswa
ditukar dengan pekerjaan teman sebangkunya, lalu soal dijawab
secara bergilir. Siswa mengoreksi bersama jika ada jawaban yang
kurang benar. Sedikit mengulang pelajaran minggu kemarin, siswa
dengan bantuan guru menjelaskan beberapa hal materi yang lalu.
Pada tahap selanjutnya, guru memberi penjelasan tentang
sejarah jual beli yakni dengan cara barter. Dalam memberi
penjelasan, guru tidak langsung memberi pengertian secara
langsung. Akan tetapi guru memberi rangsangan dengan membawa
media gambar (lampiran 18). Siswa diberi kesempatan untuk
menjelaskan gambar tersebut. Banyak siswa yang menjawab tanpa
aturan dan terkesan main-main. Ketika siswa ditunjuk untuk
menjelaskan dengan berdiri siswa terlihat enggan dan berkata,
“nggak, Bu… malu! Kalau duduk saya mau Bu!”. Hafiz, siswa yang
terlihat menonjol kecerdasannya mengungkapkan pendapatnya
meski dengan bahasa campuran Indonesia-sunda.
“Saya tahu, Bu. Pada jaman dahulu jual beli tidak
menggunakan uang. Tetapi patuker-tuker… Eh, tukar menukar
barang. Misalnya seperti gambar itu, kalau saya butuh beras
61
dan saya punya jagung, ya…jagung tadi saya tukar dengan
orang yang punya beras”.
Guru menanggapi dengan pujian. Namun tetap memberi
kesempatan kepada yang lain untuk mengungkapkan pendapatnya.
Selanjutnya banyak siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya,
meski masih banyak yang jawabannya sama persis dengan yang
sebelumnya. Kegiatan seperti ini untuk melatih siswa agar berani
mengungkapkan pendapatnya dan mengembangkan cara berfikir
siswa. Dengan pujian, guru dapat memotivasi siswa untuk lebih baik
lagi. Ini terbukti banyak siswa yang sebelumnya tidak berani
berbicara, tapi setelah banyak teman-temannya yang mendapat
pujian meski masih terdapat beberapa kesalahan dan guru
memperbaiki kesalahan tersebut, siswa yang lain menjadi lebih
berani dan mencoba berbicara.
Setelah memahami pengertian barter, siswa bersama guru
mengidentifikasi
kelemahan
barter.
Guru
mengajak
siswa
mempraktekkan barter secara langsung dengan teman sebangkunya.
Barang yang ditukar sesuai dengan kesepakatan masing-masing
siswa. Peristiwa seperti ini dapat dilihat pada catatan lapangan
berikut:
Siswa diinstruksikan guru untuk saling tukar menukar barang
dengan teman sebangkunya, barang sesuai kebutuhan masingmasing siswa. Maka terjadilah barter dan kesepakatan antar siswa,
selanjutnya siswa diinstruksikan untuk menghitung nilai barang
tersebut dengan nilai rupiah. Setelah dihitung-hitung, banyak siswa
yang merasa rugi, karena antara barang miliknya dengan barang
yang ditukar lebih rugi tidak terima, dan ingin barangnya
dikembalikan lagi. Akhirnya, siswa dibantu guru menyimpulkan
kelemahan praktek barter tersebut. Bahwa terbukti dalam barter
sering terjadi ketidakseimbangan antara nilai barang yang ditukar
dengan barang didapat, sehingga merugikan salah satu pihak. Maka
dari itu, dibuatlah mata uang sebagai alat tukar barang untuk
62
memudahkan kegiatan jual beli dan agar terjadi kesamaan harga jual
antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Dalam pembelajaran kali ini guru menerapkan pembelajaran
kontekstual atau pembelajaran dengan pengalaman langsung. Siswa
menemukan dan menyimpulkan sendiri dari apa yang ia lakukan.
Siswa dituntut lebih aktif dibanding sebelumnya, ini untuk
meningkatkan kualitas belajar mereka. Mengingat persaingan di luar
semakin ketat dan perkembangan tekhnologi semakin cepat. Siswa
sebagai bibit yang siap tumbuh perlu dipupuk dan dikembangkan
menjadi manusia yang cerdas dan berkepribadian.
Selanjutnya adalah mengenal kegiatan jual beli di lingkungan
sekolah. Guru memberi stimulus dengan memberi deskripsi cerita.
Dan dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi merupakan
perwujudan perekonomian berdasarkan asas kekeluargaan, koperasi
sekolah adalah koperasi yang anggotanya para siswa dan dibina oleh
guru. Modal koperasi diperoleh dari simpanan anggotanya.
Simpanan para anggota koperasi sekolah berupa simpanan pokok,
simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Oleh karena kegiatan
koperasi sekolah merupakan kegiatan jual beli, maka pastilah
mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut disisihkan dan
dikenal dengan sebutan Sisa Hasil Usaha (SHU). Selain itu, siswa
dididik untuk bertanggungjawab, dibiasakan berlaku setia kawan
terhadap sesama siswa dan berlatih organisasi. Sedangkan kantin
sekolah adalah warung tempat menjual makanan dan minuman yang
berada di lingkungan sekolah. Kantin sekolah dikelola oleh pihak
sekolah ataupun koperasi sekolah.
Kemudian dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa
tentang materi tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata siswa di
kelas III ini tergolong siswa yang aktif dan selalu ingin tahu. Jarang
sekali yang terlihat malu-malu, kecuali beberapa siswa perempuan
yang jika ditunjuk untuk menjawab terlihat malu-malu atau kadang
diam. Setelah diamati pada pertemuan kedua ini, dari 18 siswa laki-
63
laki dan 12 siswa perempuan, 6 siswa laki-laki terlihat aktif daripada
12 siswa laki-laki lainnya dan 4 siswa perempuan terlihat lebih aktif
dibanding 8 siswa perempuan lainnya.
Selanjutnya siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Pembagian
kelompok sama dengan pertemuan sebelumnya dan juga dengan
metode pembelajaran yang sama yakni metode resitasi (pemberian
tugas). Setiap kelompok mendapat gambar peta konsep. Peta konsep
tersebut berisi tabel-tabel kosong yang nantinya akan disalin siswa
pada lembar kertas manila dan dihias dengan spidol warnai-warni,
tugas dikerjakan secara kelompok. Peta konsep menjelaskan tentang
bapak
koperasi
Indonesia,
karakteristik
koperasi
dan
kepengurusannya. Agar peta konsep ini terlihat menarik, maka siswa
menyiapkan kertas manila putih dan spidol berwarna. Berikut lembar
tugas siswa yang harus disalin dan kotak-kotak yang kosong diisi.
Gambar 4.1
Lembar Tugas Resitasi3
KOPERASI SEKOLAH
BAPAK KOPERASI INDONESIA
…………………………..
PENGURUS KOPERASI
SEKOLAH
…………………………..
DIBIMBING OLEH
……………………………
BARANG YANG DIJUAL
DISEKOLAH
…………………………………
…………………………………
…………………………………
………………………
PENGURUS KOPERASI
SEKOLAH
…………………………..
DIBIMBING OLEH
……………………………
ANGGOTA
KOPERASI
SEKOLAH
……………………
……………………
……………………
………
SHU kependekan
dari
……………………
……………………
……………………
……………………
…..
ANGGOTA
KOPERASI
SEKOLAH
……………………
……………………
……………………
3
Lembar tugas resitasi minggu ke 2 (selasa, 17 Maret 2013), yang dibuat………
guru atas inisiatif pribadi.
64
Sesuai dengan waktu yang ditentukan pekerjaan kelompok
diberhentikan, guru menunjuk salah satu siswa dalam suatu
kelompok untuk menjelaskan isi diagram yang dibuat tersebut.
Siswa selanjutnya mempresentasikan pekerjaannya dengan bahasa
sehari-hari. Rata-rata siswa
mampu mempresentasikan hasil
pekerjaannya, meskipun dengan keterbatasan bahasa.
Menindaklanjuti pada diskusi kelompok pada pertemuan yang
lalu yang dinilai peneliti belum maksimal, maka kali ini peneliti
mengusahakan hasil semaksimal mungkin. Siswa diharapkan mampu
bekerjasama kelompok dengan baik. Tiap siswa diharapkan lebih
aktif dengan menyumbangkan ide-idenya. Pada saat terjadi diskusi
kelompok, guru mencatat hasil kerja siswa. Sebagaimana dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel. 4.7
Data Observasi Kelompok Tugas Resitasi Minggu ke-2
No
Kelompok
1
2
3
4
5
I
II
III
IV
V
Alternatif penelitian
kerjasama Aktifitas
Inisiatif
70
70
90
90
70
70
80
75
85
75
70
75
70
80
75
Skor ratarata
76,6
76,6
80
73,3
75
Sebagaimana data yang terlihat pada tabel 4.7 di atas jika
dibandingkan dengan tabel 4.6 pada pertemuan minggu sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa perkembangan dalam kerja kelompok
mengalami peningkatan dari minggu kemarin. Ini karena siswa
mulai memahami pentingnya kerjasama kelompok. Serta pantauan
dan motivasi dari guru dengan memberi stimulus bagaimana caranya
siswa yang tidak aktif dapat ikut bekerja sama. Perbandingan hasil
kerja kelompok pada siklus 1 minggu ke 1 dan 2, dapat dilihat pada
gambar grafik 4.2 berikut.
65
Gambar 4.2
Diagram Perbandingan Hasil Kerja Kelompok Minggu 1 dan Minggu 2
No
1
2
3
4
5
Kelompok
Minggu ke
I
II
III
IV
V
Alternatif penelitian
kerjasama
Aktifitas
1
2
1
2
65
70
80
70
70
90
75
70
70
80
85
75
70
75
80
70
65
70
80
80
Inisiatif
1
2
70
90
75
70
75
85
70
75
70
75
Skor rata-rata
1
71,6
73,3
76,6
73,3
71,6
2
76,6
76,6
80
73,3
75
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar
siswa, maka peneliti mengadaka pretest kepada siswa yang
dilaksanakan pada akhir Minggu ke 1 siklus I. Adapun perolehan
nilai pretest IPS siswa kelas III dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
Tabel. 4.8
Data hasil Pretest siklus 1 Minggu ke 1
Keterangan
Siswa
Nilai
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
60
60
20
10
30
40
10
30
20
65
60
60
20
60
10
20
30
20
40
Tuntas
Tuntas
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum
Tuntas
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
66
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
Jumlah
Nilai Rata-rata
Nilai terendah
Nilai tertinggi
Tuntas
Tidak tuntas
10
20
10
30
10
30
10
40
845
28
10
65
6
24
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
20.00 %
80.00 %
Adapun perolehan nilai postes pada siklus I minggu ke 2 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel. 4.9
Data hasil Posttest Siklus 1 Minggu ke 2
Siswa
Nilai
Keterangan
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
80
70
60
50
50
70
50
60
50
80
60
50
80
50
80
50
50
80
50
80
50
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum
Belum
Tuntas
Belum
Tuntas
Belum
Tuntas
Tuntas
Belum
Tuntas
Belum
Tuntas
Belum
Belum
Tuntas
Belum
Tuntas
Belum
67
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
60
Tuntas
50
Belum
70
Tuntas
50
Belum
70
Tuntas
60
Tuntas
70
Tuntas
Jumlah
1740
Nilai Rata-rata
58
Nilai terendah
50
Nilai tertinggi
80
Tuntas
16
53,33 %
Tidak tuntas
12
40 %
% nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 %
Jumlah siswa
c.
Observasi Siklus 1
1)
Observasi Guru
Hasil
observasi
yang
dilaksanakan
selama
pelaksanaan
pembelajaran IPS menggunakan pendekatan kontekstual pada materi
jual beli. Pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang
mencatat seluruh aktivitsa guru selama proses pembelajaran. Hasil
observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan
perencanaan dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.10
Lembar Observasi Guru Siklus 14
No
keterangan
Pert. 1
Pert 2
1
Menjelaskan manfaat dari pembelajaran
√
√
2
Menggali pengetahuan awal tentang materi
yang akan dipelajari
Melakukan pembagian kelompok
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3
4
5
6
4
Kegiatan Guru
Memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada siswa dalam melakukan tugas
Mengarahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait materi
Melakukan pengamatan dan memberi
penilaian hasil belajar siswa secara individu
Hasil observasi yang lengkap dapat dilihat pada lampiran
68
7
8
atau kelompok
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
Memberikan pengarahan kepada siswa
untuk pembelajaran selanjutnya
√
√
√
√
Berdasarkan tabel di atas terkait kegiatan guru, guru mengikuti
setiap aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan
setiap langkah yang berada di dalam RPP.
2)
Observasi Siswa
Untuk deskripsi data hasil observasi siswa pada materi jual
beli diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.11
Lembar Observasi Siswa Siklus 1
No
Kegiatan Siswa
1
Keberanian
bertanya
dan
berpendapat
Kesadaran kerjasama kelompok
Keaktifan dalam melaksanakan tugas
kelompok
Antusias
Mengerjakan tugas tepat waktu
2
3
4
5
B
Pert. 1
C K
B
Pert. 2
C K
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pada tabel diatas terlihat bahwa dari aspek yang diamati
menunjukan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dinilai
masih kurang pada minggu pertama, namun pada minggu kedua siswa sudah
mulai aktif, baik bertanya, menjawab, menyampaikan pendapatnya maupun
dalam kerjasama kelompok serta menunjukan antusias dan semangat yang
meningkat dalam mengikuti pembelajaran.
d.
Refleksi Siklus 1
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada materi jual beli mampu membuat siswa lebih terkondisikan untuk
belajar. Metode resitasi dan simulasi yang digunakan dapat membuat
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki
69
tanggung jawab untuk belajar. Hal ini menyebabkan sebagian siswa
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan siklus pertama secara keseluruhan, menunjukkan bahwa
tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan (RPP).
Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan
masih adanya kekurangan dalam hal:
1)
Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dinilai masih
kurang pada minggu pertama, namun pada minggu kedua siswa
sudah
mulai
aktif,
baik
bertanya,
menjawab,
maupun
menyampaikan pendapatnya. Guru selalu memotivasi siswa untuk
aktif. Ketidakaktifan siswa ternyata dikarenakan mereka kurang
memahami materi pembelajaran, sehingga banyak siswa yang
terlihat ragu-ragu untuk menyampaikan pendapatnya.
2)
Kesadaran hidup bersosial dan kerjasama dengan sesama
masyarakat, ditumbuhkan melalui kegiatan berdiskusi kelompok.
Pada minggu pertama, kegiatan kerja kelompok sudah dianggap
efektif namun masih kurang sempurna karena dalam kerjasama
masih dirasa kurang. Sehingga pada minggu kedua, siswa
ditekankan betapa pentingnya hidup bekerjasama dan memecahkan
masalah bersama.
3)
Pembelajaran dengan metode simulasi dalam materi barter ini,
sebagian siswa dapat
mengidentifkasi kelemahan barter serta
mengetahui manfaat diadakannya uang sebagai alat untuk transaksi
jual beli.
4)
Komponen pembelajaran lain seperti: alokasi waktu pembelajaran,
sumber/bahan/media pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran
dan kegiatan penilaian dapat berjalan dengan baik dalam rangka
mencapai kompetensi yang dipersyaratkan dalam pembelajaran
siklus pertama.
Menyikapi sebagaimana fakta di atas, maka diambil langkah-langkah
perbaikan untuk tindakan pada siklus berikutnya, sebagai berikut:
70
1) Memberi pemahaman tentang makna pembelajaran konstektual;
2) Mengupayakan
agar
kegiatan
pembelajaran
lebih
menyenangkan.
3) Memberikan pemahaman tentang manfaat dan pentingnya
kerjasama dalam kelompok
4) Memotivasi siswa untuk lebih banyak mencari informasi, selain
dari guru dan buku pelajaran, agar hasil belajarnya meningkat.
5) Memotivasi siswa untuk lebih peka terhadap lingkunganya.
3.
Siklus Kedua
a.
Perencanaan Tindakan
Pada siklus kedua, peneliti menetapkan dua kali pertemuan atau selama
140 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman kepada siswa tentang bagaimana cara jual
beli dalam kehidupan sehari-hari. Pada minggu pertama, siswa diajak ke
pasar terdekat untuk melakukan praktek jual beli. Peran siswa diposisikan
sebagai pembeli. Selanjutnya melakukan paktek jual beli di lingkungan
sekolah, peran siswa diposisikan sebagai penjual. Pada RPP dikembangkan
berdasarkan silabus. Pada minggu kedua, merupakan kegiatan evaluasi.
Untuk memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara individual, maka
diadakan tes tulis individual pada pertemuan terakhir ini. Perencanaan dalam
tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
1)
Menyiapkan bahan pengajaran, terutama menentukan topik materi
belajar, yaitu modul tentang jual beli. Berupa buku IPS penerbit
diknas dan LKS IPS.
2)
Menyiapkan rencana tahapan mengajar dengan mengacu format
rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 13 dan 14). Namun
dalam RPP ini sifatnya fleksibel, disesuaikan dengan kondisi yang
ada.
3)
Menyiapkan alat pembelajaran, berupa uang sebagai modal awal,
beberapa jajanan
sebagai barang dagangan, dan
sebagai tempat jual beli.
meja kursi
71
4)
Menyiapkan lembar observasi siswa, yang berfungsi untuk
mencatat hasil observasi kelompok selama kegiatan berlangsung
dan mencatat untung dan rugi hasil jual beli.
5)
Menyiapkan lembar observasi guru, untuk mencatat kegiatan di
lapangan selama proses pembelajaran. Baik dalam bentuk deskripsi
suasana kegiatan belajar maupun wawancara dengan siswa.
6)
Menyiapkan lembar penilaian hasil unjuk kerja siswa secara
individu maupun kelompok.
7)
Menyiapkan
tes tulis siswa secara individual, ini untuk
memastikan ketercapaian kompetensi dasar secara individual
siswa.
8)
Menyiapkan lembar kesan dan pesan untuk siswa, selama kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Siklus ke II, minggu ke 1
Kegiatan pada siklus kedua ini adalah praktek simulasi jual
beli di pasar dan di sekolah. Pada awal pembelajaran, siswa terlihat
sangat antusias dengan kegiatan yang telah direncanakan hari ini.
Mereka tak sabar ingin segera ke pasar. Pada pertemuan kali ini,
siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Guru kemudian mengecek tugas kelompok siswa yang ditugaskan
pada minggu sebelumnya. Lalu mengumpulkan uang iuran siswa
tersebut sebagai modal usaha tiap kelompok . Setiap kelompok
mempunyai modal yang berbeda, tergantung jumlah iurannya. Ada
beberapa siswa yang tidak membawa uang iuran. Dari 5 kelompok,
ada 3 kelompok yang di dalam anggotanya tidak membawa iuran.
Untuk itu sesuai kesepakatan kelas, siswa yang tidak membawa
iuran sebagai gantinya tetap membayar dengan menggunakan uang
saku seadanya. Dan nanti di akhir kegiatan jIka ada keuntungan,
siswa tersebut tidak mendapat pembagian uang laba. Jumlah modal
tiap kelompok, bisa dilihat pada tabel 4.8 berikut:
72
Tabel. 4.12
Jumlah Modal Tiap Kelompok
KELOMPOK
I
II
III
IV
V
JUMLAH MODAL
Rp.
3600
Rp. 10500
Rp.
6300
Rp. 10000
Rp.
7300
Sebelum berangkat, guru memberi pengarahan dan tata tertib
yang harus dilakukan nanti saat di pasar, ini untuk mengantisipasi
ketidakteraturan dan keramaian siswa. Berikut paparan guru:
Anak-anak, tugas kalian di pasar ini adalah praktek jual beli
di pasar. Peran kalian sebagai pembeli yang membeli barang
dagangan di penjual grosir. Uang iuran tersebut adalah modal
awal kelompok kalian. Nanti di pasar, kalian akan membeli
barang dagangan di penjual grosir aneka jajanan. Tugas
kalian adalah membeli jajanan sesuai dengan jumlah uang
yang ada. Kalian pilih jajanan-jajanan yang bagus dan baik
mutunya, dan setelah cocok, kalian tawar dan pertimbangkan
berapa keuntungan jajanan tersebut jika dijual ulang.
Dan ingat! Saat berangkat ataupun saat berada di pasar,
mohon dijaga kesopanannya. Jangan ramai sendiri tanpa
aturan. Sebab itu nantinya akan mencerminkan siswa MI
Darunnajah yang kurang baik akhlaknya. Saat di jalan, kalian
berjalan bergandengan tangan dua orang-dua orang. Jalannya
di pinggir, tidak boleh ramai, teriak-teriak atau lari-lari.
Kalian harus tertib sampai pulang nanti. Kalaupun nanti
ketemu saudara, tetangga atau bapak dan ibuk kalian di
pasar, tidak usah menghampiri, karena kalian di pasar ini
dalam rangka praktek jual beli bukan dolan. Kalau sampai
terjadi apa-apa pada kalian, itu menjadi tanggung jawab ibu
guru.
Setelah terjadi tanya jawab yang kurang dimengerti siswa, siswa
dan guru membuat beberapa kesepakatan dan menyepakati
kesepakatan tersebut. Pada waktu berangkat, siswa berjalan baris dua
orang-dua
orang
dengan
bergandengan
tangan.
Ini
untuk
mengantisipasi keamanan dan ketertiban. Sampai di pasar, siswa
berkumpul
dengan
kelompoknya
masing-masing.
Secara
berkelompok, siswa mulai melakukan jual beli dengan pedagang
grosir jajanan di pasar. Kegiatan ini berlangsung urut dari kelompok
73
satu ke kelompok yang lainnya. Sekedar informasi, pedagang grosir
jajanan ini telah ditentukan oleh guru sebagai pusat kegiatan jual beli
siswa. Setiap kelompok dengan dipimpin oleh ketua kelompoknya,
memilih barang dagangan yang diminati dan meneliti kualitas serta
kuantitas barang tersebut. Hasil observasi guru terhadap kerja
kelompok dalam simulasi jual beli di pasar, dapat dilihat pada tabel
4.9 berikut.
Tabel. 4.13
Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Pasar
Aspek yang diobservasi
Aktif berdiskusi dan kerjasama
kelompok.
Partisipasi setiap anggota kelompok
yang baik.
Efektifitas pemanfaatan waktu yang
baik.
Mampu memilih barang dengan
pertimbangan yang matang.
Mampu mempertimbangkan antara
kebutuhan dan keuangan yang ada.
Aktif dalam melakukan tawar menawar.
Mampu menawar dagangan dengan baik.
I
Kelompok
II III IV
V
X
X
-
X
-
-
X
-
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
-
-
-
-
-
-
Dari kelompok-kelompok tersebut, masih banyak yang terlihat
kebingungan sehingga guru ikut mengarahkan kegiatan mereka.
Karena harga jual barang yang dipatok penjual adalah harga pas,
maka kegiatan tawar menawar tidak ada. Siswa cukup memilih
barang dagangan yang mempunyai mutu bagus, dan teliti sebelum
benar-benar membeli daripada menyesal nantinya. Siswa juga
mempertimbangkan laku tidaknya jika barang tersebut dijual ulang.
Ada kelompok siswa yang terkesan tergesa-gesa dalam memilih
barang. Kelompok tersebut adalah kelompok V, kelompok yang
diketuai Exsalt. Si ketua terlihat tidak sabar, dan memilihkan barang
sesuai dengan kehendaknya. Ada juga yang terlihat kebingungan
memilih barang, ini terjadi pada kelompok I karena uang modal
mereka sangat pas-pasan. Ingin beli jajanan yang mahal dan enak,
74
uang mereka tidak cukup. Kelompok II dan IV merupakan kelompok
yang modalnya paling besar dibanding kelompok lainnya, sehingga
sangat mudah untuk membeli jajanan-jajanan yang lebih banyak dan
berkualitas. Kelompok III dengan modal yang tidak terlalu banyak,
namun mereka dapat memperkirakan jajanan yang kiranya diminati
pembeli.
Selesai siswa melakukan praktek simulasi jual beli di pasar,
siswa kembali ke sekolah. Jarak sekolah dan pasar sekitar 100 meter.
Sampai di sekolah siswa istirahat sebentar melepas lelah. Saat
istirahat seperti ini, kondisi siswa masih ngos-ngosan dan terlihat
sekali-sekali mengipas-ngipaskan buku ke wajahnya, guru sesaat
bertanya kepada anak-anak.
G: “Bagaimana perasaan kalian saat di pasar tadi?”
S: “Senaaaaaang..”.
G: “Capek apa tidak?”
S: “Capeeeek..” (Semua siswa) “Panaaas…”
S: “Tapi senang, Bu…” (Beberapa siswa menimpali)
S: “Bu, besok lagi ya bu, ya…” (Mamad siswa yang selalu aktif)
G: “Ada yang merasa tidak senang?”
S: “Saya!” (Fauzan angkat tangan)
G: “Alasannya tidak suka kenapa?”
F: “Hehehehe….” (cengar-cengir) “Nggak, nggak, Bu… becanda!
Hehehe..Senang kok Bu..”
G: “Ada pendapat lain?”
S: “Malu, Bu..tadi di pasar..” (Sarina siswa yang terlihat menonjol)
G: “Malu kenapa?”
B: “Dilihati orang-orang di pasar”
G: “Ada yang merasa malu seperti Sarina?”
M: “Iya Bu, malu Bu.. papanggih tatanga..” (Jamil)5
Selanjutnya siswa laki-laki mempersiapkan meja dan bangku
sebagai tempat berjualan. Waktu berjualan mereka adalah saat
istirahat berlangsung, target pembeli adalah seluruh warga sekolah.
Jam istirahat sekolah berdentang, inilah waktu yang ditunggutunggu siswa kelas III. Semua siswa sudah siap dengan barang
dagangannya pada bangku kios masing-masing kelompok. Suasana
5
Wawancara dengan siswa di ruang kelas III , setelah kegiatan simulasi jual beli di pasar. (Selasa, 24
Maret 2013)
75
seperti ini dapat dilihat pada lampiran foto (lampiran 19) . Jam
istirahat di MI Darunnajah ini lumayan panjang, yakni dari pukul
09.20-09.50. Lima menit pertama keadaan kios masih sepi, karena
masih banyak siswa kelas lain yang belum keluar kelas. Selanjutnya
banyak siswa yang mulai berdatangan melihat kegiatan bazar kecilkecilan ini. Banyak siswa yang cukup melihat dan ragu-ragu untuk
membeli. Ada beberapa siswa kelas II yang masih membeli jajanan
di koperasi sekolah dan di luar sekolah. Siswa yang berperan sebagai
penjual, terlihat sibuk mempromosikan barang dagangannya. Berikut
hasil pengamatan peneliti pada kegiatan tiap kelompok:
Kelompok I (Kios Naruto)
Kelompok 1 ini berdasarkan kesepakatan kelompok diberi nama
kios Naruto, sebagaimana terlihat pada foto (lampiran 19 gambar 5) .
Terdiri dari Dzulkifli, Ajeng, Alfin, Amanda,Sri, dan Ana. Kios ini
menjual mie dan aneka stik coklat yang semua harganya Rp.100,dengan modal awal Rp.3600,-. Pada perkiraan awal, barang jualan
kelompok 1 ini akan segera habis karena harganya yang terjangkau
dibanding dengan kelompok lain. Ternyata barang dagangan mereka
kurang diminati pembeli, mungkin karena isi dari kemasan terlalu
sedikit. Sehingga barang dagangan laku agak lama. Usaha kelompok
dalam mempromosikan dagangan kurang. Terlihat enggan dan sering
ditinggal pergi. Satu-satunya siswa yang setia menunggu kios adalah
Amanda, namun jika ada pembeli ia terlihat cuek dan kurang
antusias. Kelompok 1 ini terlihat kurang semangat dalam menjajakan
dagangannya. Yang membeli dagangan mereka rata-rata adalah para
guru, mungkin para guru merasa kasian karena dagangan mereka
jarang sekali diminati pembeli. Hanya beberapa siswa yang berminat
membeli. Dari 20 buah barang yang dijual, hanya sisa 2 buah.
Kelompok II (Kios Bunga)
Kelompok II ini beranggotakan Andi, Arfi, Dahra, Dzikra,Sova,
dan Elis. Kios mereka diberi nama kios bunga. Kelompok ini
merupakan kelompok yang paling aktif dan kompak. Ini sudah
76
terlihat sejak memilih barang ketika di pasar tadi, mereka kompak
memilih barang apa yang akan dijual. Dan pada saat kegiatan jual
beli di sekolah, seluruh kelompok kompak dalam bekerja sama dan
menjaga kios bersama-sama. Sebagaimana tergambar pada lampiran
19 foto 6. Barang dagangan kelompok ini semua berharga Rp. 500,dengan modal awal Rp. 10.500,-, terdiri dari makroni dan roti. Pada
awalnya dagangan mereka belum laku, hanya ada satu dua yang
terjual. Itupun yang membeli kelompok mereka sendiri, tapi lamalama dagangan mereka mulai habis. Kelompok ini tergolong kreatif
dan semangat, ini terbukti karena mereka mempromosikan dagangan
secara berkeliling bahkan ke ruang guru juga. Dari 25 buah barang
dagangan, sisa 8 buah. Sisa yang paling banyak adalah roti bolu.
Kelompok III (Kios Persib)
Kios persib ini merupakan nama kios dari kelompok III (foto
lampiran 19 gambar 7), yang beranggotakan Intan, josep, fairil,
fauzan, Hoki, dan hafidz. Modal awal Rp. 6.300,- dagangan yang
dijual terdiri dari ringgo Rp.200,- dan tik tak Rp.500,-. Pada awal
mula dagangan mereka langsung diserbu pembeli, karena ringgo dan
tik tak termasuk jajanan yang banyak diminati siswa. Namun meski
banyak yang berminat, namun dagangan mereka tidak sampai habis
terjual. Kelompok ini dalam mempromosikan dagangan kurang
semangat, mereka hanya menunggu pembeli dengan pasrah. Pernah
sesekali josep sang ketua mempromosikan dagangannya ke siswa
lain, itupun jika ia diingatkan oleh guru agar lebih semangat lagi.
Jika tidak, mereka hanya menunggu dagangan dengan pasrah. Dari
18 buah barang dagangan yang dijual, sisa 6 buah.
Kelompok IV (Kios Cinta)
Beranggotakan Jamil, Reza, Rifa’i, Salman,Sarina, dan Sandi,
kelompok IV ini memberi nama kiosnya kios cinta (foto lampiran 19
gambar 8). Dengan modal Rp. 10.000,- barang dagangan mereka
terjual habis. Barang yang dijual terdiri dari minuman rasa buah
fansi dan wafer keju nabati, masing-masing berharga Rp.500,-. Kios
77
ini yang paling cepat diserbu pembeli, karena satu-satunya kios yang
menjual minuman. Pada saat itu bertepatan siswa kelas 6 selesai
olahraga, otomatis mereka langsung menyerbu minuman yang dijual.
Sepuluh buah minuman fansi rasa buah langsung ludes habis. Wafer
keju nabati juga banyak diminati siswa. Kelompok ini juga termasuk
kelompok yang aktif, barang dagangan yang masih sedikit mereka
tawarkan ke teman-temannya yang lain agar cepat habis.
Kelompok V (Kios Doraemon)
Kios doraemon merupakan kios dari kelompok terakhir (foto
lampiran 19 gambar 9), yakni kelompok V. Terdiri dari Exalt,
Husaeni, Novita, Bintang, dan Putri. Dengan modal Rp.7300,dagangan mereka habis terjual semua. Kelompok V ini merupakan
kelompok kedua yang berhasil menjual habis barang dagangannya
setelah kelompok 4, meski tergolong lambat dalam penjualannya.
Barang dagangan mereka adalah roti, biskuit, dan wafer top yang
semuanya berharga Rp. 500,-. Pada awalnya jarang pembeli yang
tertarik untuk mampir di kios mereka, ini berlangsung hingga
hamper berakhirnya jam istirahat. Namun dengan ketelatenan dan
dengan tidak putus asa mempromosikan jajanannya, barang
dagangan mereka berhasil habis. Exalt yang merupakan ketua
kelompok mereka sangat aktif keliling menawarkan dagangannya.
Dalam penelitian ini, peneliti membuat pedoman observasi
sebagaimana pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.14
Data Observasi Kegiatan Simulasi Jual Beli di Sekolah.
Aspek yang diobservasi
Aktif dalam melakukan tawar
menawar.
Inovatif , mencari cara agar barang
dagangan cepat laku
Jujur dalam jual beli
Menata barang dagangan dengan
baik
Partisipasi
setiap
anggota
Kelompok
III
IV
I
II
V
60
80
70
90
80
60
90
70
90
80
90
90
90
90
90
80
90
80
80
80
50
90
80
70
70
78
kelompok yang baik
Jumlah
Rata-rata
340
68
440
88
390
78
420
84
400
80
Dari data tersebut di atas bahwa praktek simulasi jual beli telah
berhasil. Ini terbukti dari jumlah rata-rata dari nilai observasi tiap
kelompok lebih dari 60, sebagaimana indikator ketuntasan minimal
yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab III.
Setelah jam istirahat selesai jam masuk berdentang, siswa mulai
meringkas barang dagangannya sekaligus bangku-bangku tempat
mereka jualan tadi ke dalam kelas. Setelah semua bangku rapi dan
keadaan sudah terkondisikan lagi, siswa berkumpul dengan
kelompoknya masing-masing. Sesuai petunjuk guru, siswa mulai
menghitung untung dan rugi hasil penjualan. Selanjutnya uang hasil
penjualan dibagi rata pada setiap anggota kelompok, lengkap dengan
keuntungan jika penjualan untung. Jika ada sisa dagangan yang
belum laku, dibagikan sesuai dengan kebijakan kelompok masingmasing. Guru juga menanyakan bagaimana kesan siswa terhadap
praktek simulasi tadi baik di pasar dan di lapangan sekolah tadi.
Mereka serempak menjawab senang dan ingin lagi. Berikut hasil
penjualan siswa, pada tabel 4.11.
Tabel 4.15
Jumlah Hasil Penjualan Siswa
Kelompok
I
II
III
IV
V
2)
Modal
Rp 3.600
Rp 10.500
Rp 6.300
Rp 10.000
Rp 7.300
Hasil
Penjualan
Rp 3.200
Rp 7.000
Rp 6.300
Rp 11.000
Rp 8.000
Untung
Rp 1.000
Rp 700
Sisa
Barang
2 biji
8 biji
6 biji
-
Siklus ke II minggu ke 2
Pada akhir pertemuan ini, merupakan kegiatan evaluasi, untuk
memastikan tercapainya kompetensi dasar secara individual. Maka
dari itu diadakan tes tulis individual. Pada kesempatan ini, guru
79
menyebarkan kertas kosong untuk mengisi kesan siswa selama
mengikuti pembelajaran dengan
metode simulasi. Skor tes
individual sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.16
Data Nilai Tes Formatif Siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Interval skor
95-100
90-94
85-89
80-84
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
00-49
Jumlah
Frekuensi
5
7
4
6
3
3
0
0
0
1
1
28
Status
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Tidak Lulus
Tidak Lulus
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa tingkat
keberhasilan kelas adalah
92.00% yakni dari 30 siswa, yang
dinyatakan lulus adalah 28 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak
2 orang siswa atau sebesar 8.00%, karena skor tesnya kurang dari
nilai Ketuntasan
yakni 60. Berdasarkan pengamatan peneliti, 2
orang yang tidak lulus ini dikarenakan mempunyai kemampuan yang
rendah, keduanya belum bisa membaca dan menulis dengan lancar.
Keduanya merupakan salah satu siswa yang tidak tinggal kelas
lebih dari satu tahun. Guru dan wali kelas sudah berusaha
membimbingnya semaksimal mungkin, tetapi keadaan dari siswa
sendiri gampang sekali lupa ditambah tidak adanya dukungan dari
orang tua di rumah.
Sedangkan berdasarkan pendapat siswa dengan
resitasi dan simulasi ini, tanggapan
mereka
metode
bermacam-macam.
Guru membagikan kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang
pengalaman meraka selama menggunakan metode resitasi dan
simulasi, serta saran dan kesan pada pembelajaran kali ini.
80
Hasil rekapan angket berdasarkan dari pendapat siswa
terhadap pertanyaan “Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi dan simulasi?”.
Jawaban rata-rata siswa singkat dan padat, karena berdasarkan
pengamatan
peneliti
kemampuan
siswa
kelas
III
dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia masih kurang.
- “Perasaan saya saat mengikuti pelajaran ini adalah senang karena
dengan bu Fitriya diajak ke pasar, dan berjualan di halaman
sekolah. Saya dan teman-teman juga diberi tugas menggunting
dan menggambar. Karena saya suka menggambar. Saya ingin
seperti ini terus. ”
- “Tugas yang diberikan bu Fitriya tidak membosankan, tetapi
menyenangkan. Banyak gambar-gambarnya. Pada saat ke pasar
rasanya senang, capek, dan malu. Ketika berjualan di depan
sekolah, daganganku masih banyak, tapi akhirnya dibeli oleh
guru-guru dan jualanku masih sedikit.”
- “Saya senang, karena saya diajak pergi ke pasar sama bu lia. Ini
pertama kali saya pergi ke pasar dengan teman-teman. Besokbesok lagi ya bu ya.. Karena saya senang sekali, teman-teman
juga sama senang.
- Apalagi jualan saya habis semua, dapat untung. Saya senang
sekali dengan bu Fitriya ”
- “Aku suka jika tugasnya kelompokan, karena mudah
mengerjakannya. Apalagi aku senang disuruh gunting-gunting
dan menempel. Aku juga suka diajak ke pasar walau rasanya
capek dan panas. Aku juga suka berjualan di halaman sekolah,
banyak yang membeli jualan saya dan habis. Aku senang!”
Sesuai dengan rata-rata isi angket siswa berpendapat mereka
senang dan ingin lagi, tidak ada yang merasa tidak senang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran simulasi dan
resitasi setelah diterapkan di kelas III MI Darunnajah ini
memberikan manfaat dan pengalaman baru bagi siswa. Siswa merasa
senang diajak belajar di luar kelas dan dengan pengalaman langsung.
Siswa juga merasa senang jika bekerja secara kelompok, karena
lebih ringan dalam mengerjakan tugas. Hal ini sebagaimana
diungkapkan siswa dalam angket yang mereka isi.
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar
siswa, maka peneliti mengadakan pretest kepada siswa melalui
pemberian soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada akhir
81
pertemuan 3 siklus II. Adapun perolehan nilai pretest IPS siswa
kelas III dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel. 4.17
Data hasil Pretest Siklus II Pertemuan ke 3
Siswa
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
Nilai
Keterangan
80
Tuntas
80
Tuntas
60
Tuntas
50
Belum
70
Tuntas
70
Tuntas
40
Belum
70
Tuntas
60
Tuntas
80
Tuntas
30
Belum
70
Tuntas
20
Belum
80
Tuntas
60
Tuntas
80
Tuntas
50
Belum
60
Tuntas
70
Tuntas
50
Belum
70
Tuntas
50
Belum
50
Belum
70
Tuntas
40
Belum
70
Tuntas
50
Belum
70
Tuntas
50
Belum
80
Tuntas
Jumlah
1760
Nilai Rata-rata
58,66
Nilai terendah
20
Nilai tertinggi
80
Tuntas
19
63.33 %
Tidak tuntas
11
36.66 %
% nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 %
Jumlah siswa
82
Adapun perolehan nilai postest pada siklus II pertemuan minggu ke 4
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 4.18
Data hasil Posttest Siklus 2 pertemuan ke 4
Siswa
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
Nilai
Keterangan
90
Tuntas
90
Tuntas
90
Tuntas
80
Tuntas
76
Tuntas
90
Tuntas
84
Tuntas
85
Tuntas
83
Tuntas
95
Tuntas
52
Belum
85
Tuntas
45
Belum
95
Tuntas
80
Tuntas
95
Tuntas
75
Tuntas
81
Tuntas
96
Tuntas
76
Tuntas
95
Tuntas
70
Tuntas
80
Tuntas
85
Tuntas
70
Tuntas
91
Tuntas
70
Tuntas
92
Tuntas
85
Tuntas
93
Tuntas
Jumlah
2555
Nilai Rata-rata
85.16
Nilai terendah
45
Nilai tertinggi
96
Tuntas
28
92.00 %
Tidak tuntas
2
8.00 %
% nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60 x 100 %
Jumlah siswa
83
c.
Observasi Siklus II
1)
Observasi Guru
Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan
pembelajaran IPS menggunakan kontekstual pada materi jual beli.
Pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang mencatat
seluruh aktivitsa guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi
dari tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.19
Lembar Observasi Guru Siklus 2
No
Kegiatan Guru
1
Menjelaskan manfaat dari pembelajaran
yang
Menggali pengetahuan awal
tentang
materi yang akan dipelajari
Melakukan pembagian kelompok
2
3
4
5
6
7
8
Memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada siswa dalam melakukan tugas
Mengarahkan siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait materi
Melakukan pengamatan dan penilaian hasil
belajar siswa secara individu atau
kelompok
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
Memberikan pengarahan kepada siswa
untuk pembelajaran selanjutnya
keterangan
Pert. 1
Pert 2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel di atas terkait
kegiatan guru, guru telah melakukan setiap langkah dalam RPP.
Guru dapat mengkondisikan siswa untuk melakukan tugas simulasi
jual disekolah dan di pasar. Sebagai fasilitator guru sudah
menempatkan fungsinya sebagaimana mestinya, yakni membimbing
dan mengarahkan siswa.
84
2)
Observasi siswa
Untuk deskripsi data hasil observasi siswa pada materi jual
beli diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.20
Lembar Observasi Siswa Siklus 2
No
Kegiatan Siswa
1
Keberanian
bertanya
dan
berpendapat
Kesadaran kerjasama kelompok
Keaktifan dalam melaksanakan tugas
kelompok
Antusias
Mengerjakan tugas tepat waktu
2
3
4
5
B
Pert. 1
C K
B
√
√
√
√
√
√
√
√
Pert. 2
C K
√
√
Berdasarkan tabel diatas terlihat dari aspek yang diamati siswa
banyak yang bertanya jika mengalami kesulitan, lebih bersemangat
dalam kegiatan pembelajaran. Setiap kelompok sudah terlihat kompak
dalam diskusi memecahkan masalah. Pemahaman siswa pun semakin
bertambah terhadap materi yang diajarkan. Hal ini menunjukan
perubahan yang positif karena keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran sangat baik berbeda dengan pertemuan siklus I.
d.
Refleksi Siklus II
Pada kegiatan siklus pertama secara keseluruhan, menunjukkan
bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan
(RPP). Dan pada tahap pelaksanaan tampak adanya peningkatan
aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, baik aktif
bertanya, berdiskusi dan memecakan masalah, kesadaran siswa untuk
bekerjasama semakin meningkat dan mulai memahami pentingnya
kerjasama dalam kehidupan sosial. Antusias siswa dan semangat
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode resitasi dan simulasi ini
menunjukan
hasil
yang
baik.
Terjadi
peningkatan
indikator
keberhasilan belajar yang telah mencapai ketentuan yang diharapkan
yaitu 80%, sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
85
hasil belajar siswa telah berhasil memenuhi KKM sebesar 60 sesuai
dengan ketentuan sekolah tempat penelitian.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar
siswa, aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan pada siklus
ini. Sehingga, tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dianggap telah berhasil dan tindakan ini dihentikan
sampai dengan siklus II.
C.
Pembahasan
Dalam hal ini dapat diuraikan beberapa pembahasan dari temuan-temuan
penelitian yang merupakan hasil refleksi terhadap penerapan metode resitasi dan
simulasi pada mata pelajaran IPS khususnya materi jual beli untuk meningkatkan
Hasil Belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, pemberian pertanyaan dalam
angket, dan
hasil tes atas penerapan
metode resitasi dan simulasi pada mata
pelajaran IPS materi jual beli, telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa dalam
penelitian ini terjadi
peningkatan dari minggu pertama ke minggu selanjutnya. Bukti-bukti secara
kuantitatif adalah berdasarkan hasil tes kelompok pada penerapan metode resitasi di
siklus 1 minggu ke 1 dan pada minggu ke 2 menunjukkan semua kelompok
memperoleh skor dalam rentang lulus. Semua kelompok terjadi peningkatan yang
signifikan dari minggu pertama ke minggu kedua, kecuali satu kelompok yang
mempunyai nilai stagnan dari minggu pertama ke minggu ke 2, yaitu kelompok 4.
Pada siklus ke 2 merupakan kegiatan simulasi jual beli di pasar dan di sekolah,
kegiatan ini dinilai lulus semua dilihat dari hasil skor nilai yang diperoleh siswa
melebihi batas minimal yang ditetapkan.
Pada siklus ke 2 minggu ke 2 merupakan evaluasi dari penerapan metode
resitasi dan simulasi pada minggu sebelumnya. Untuk mendapatkan evaluasi secara
kuantitatif, peneliti menggunakan tes tulis/tes formatif. Dan untuk mendapat penilaian
secara kualitatif, peneliti menggunakan angket untuk mendapatkan penilaian pribadi
siswa selama pembelajaran berlangsung.
86
Secara individu ada dua orang yang tidak lulus pada tes formatif, karena
berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh dari wali kelas bahwa kedua siswa
mempunyai kemampuan rendah, belum mampu membaca dan menulis dengan baik,
gampang sekali lupa serta kurang adanya dukungan dari pihak keluarga siswa.
Namun yang menjadi catatan penting dalam pengamatan peneliti di sini kedua siswa
tersebut saat metode resitasi dan simulasi diterapkan, mereka terlihat antusias, aktif,
dan ikut andil. Saat pembagian perhitungan hasil penjualan, kedua siswa tersebut ikut
mendiskusikan pembagian uang yang harus mereka dapatkan. Ini merupakan suatu
kemajuan yang signifikan, karena sebelum diterapkan metode resitasi dan simulasi di
kelas ini, berdasarkan laporan dari wali kelas bahwa kedua siswa tersebut terlihat
enggan dan kurang memahami apa yang diharapkan guru.
Sedangkan secara kualitatif dapat dijelaskan dari banyaknya siswa yang
dinyatakan senang terhadap metode pembelajaran ini; tumbuhnya rasa kebersamaan
dalam kelompok; suasana belajar menjadi lebih hidup; keberanian mengemukakan
pendapat dapat ditumbuhkan; adanya pengalaman baru bagi siswa dalam melakukan
praktek jual beli. Enam temuan penelitian di bawah ini merupakan indikator yang
merupakan dampak positif dari penerapan metode resitasi dan simulasi. Secara garis
besar penerapan metode pembelajaran tersebut dapat dilihat dampaknya pada enam
indikator yang dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Mengetahui dan memahami teori jual beli baik secara tulis maupun lisan.
2.
Keaktifan individu dalam
mengajukan pertanyaan dan ide. Aktif
berdiskusi dan kerjasama kelompok.
3.
Mampu mempresentasikan hasil resitasi kelompok. Kreatif dan inisiatif
dalam bekerja.
4.
Mampu mempraktekkan teori jual beli pada kegiatan simulasi jual beli di
pasar dan di sekolah.
Dan pada aplikasinya Metode resitasi dan simulasi dapat meningkatkan hasil
belajar dan
dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap
utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan
social sehari-hari.
87
BAB V
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat
menarik kesimpulan, sebagai berikut :
1. Penerapan metode resitasi dan simulasi dalam pembelajaran IPS dikelas III
ini lebih diarahkan pada pembelajaran yang dapat mendorong siswa lebih
aktif
dan
ikut
berpartisipasi
selama
pelaksanaan
pembelajaran
berlangsung, baik secara individu maupun kelompok. Adapun prosesnya
sebagai berikut: Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok 5-6 orang,
pengelompokkan ditentukan secara merata sesuai kemampuan dan prestasi
nya dikelas. Siswa diberi pemahaman terlebih dahulu tentang metode
pembelajaran yang akan digunakan, pada metode resitasi diupayakan
siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, sedangkan pada saat
pembelajaran dengan metode simulasi siswa diarahkan untuk aktif
bekerjasama dalam kelompoknya, pemilihan dan seleksi materi dan sub
materi yang akan diajarkan, pada tahap pelaksanaan guru membimbing
dan mengarahkan siswa, setiap kelompok mempresentasikan tugasnya, dan
pada tahap akhir diadakan evaluasi.
2. Terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode resitasi dan
simulasi siswa kelas III pada mata pelajaran IPS materi Jual Beli di MI
Darunnajah. Dengan nilai pretes siklus I siswa yang telah tuntas dalam
pembelajaran berjumlah 6 orang dari 30
orang siswa yaitu 20.00%.
Sedangkan nilai postes pada siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 16
orang yaitu 53.33%. Pada Siklus II ini peningkatan ketuntasan belajar
siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Untuk nilai prestes
pada siklus II siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran sebanyak 19
orang yaitu 63.33%. Sedangkan nilai postes siklus II siswa yang telah
tuntas sebanyak 28 orang yaitu 92.00%.
87
88
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat disarankan
sebagai berikut :
Bagi Guru :
1.
Guru sebagai pihak yang mengetahui betul proses pembelajaran, maka
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, kreatifitas dalam proses
belajar mengajar, agar lebih menarik dan lebih meningkatkan keaktifan
siswa;
2.
Guru diharapkan mampu menciptakan berbagai media, metode, dan
strategi yang menarik dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, karena
yang diberikan hanya satu jam dalam seminggu dan berbagai karakter
siswa yang dihadapi;
Bagi Sekolah :
Bagi sekolah diharapkan menyediakan lebih banyak lagi sarana dan sumber
belajar yang dibutuhkan dalan pelaksanaan pembelajaran IPS, terutama alat
peraga atau media, agar dapat membantu guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPS dan Pelajaran lain.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dan Joko Tri Prasetya.1997. Strategi Belajar Mengajar: Untuk
Fakultas Tarbiyah KomponenMKDK. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik
(edisiVI). Jakarta: PT. Rineka cipta.
Arifin,Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, cetakan pertama.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Untuk guru. Bandung: Yrama
Widya,
Badan Standar Nasional Pendidikan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (Departemen Pendidikan Nasional,
2007)
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya:
Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. III
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara,
cetakan keenam
Maleong, Lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Masitoh dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Islam,Departemen Agama RI.
Maifalinda Fatra dan Abd. Rozak, 2010 “Bahan ajar PLPG, Penelitian Tindakan
Kelas(FITK.UIN Syarif hidayatullah,) cet. Pertama.
M.D. Dahlan. 1990. Model –Model Pembelajaran. Bandung: Penerbit
PT.Diponegoro. cet. ke IV
Modul Pendidikan IPS SD BBM 5,2009 “Metode, Media, dan Sumber
Pembelajaran IPS“ (httpfile.upi.eduDirektoriDUAL
MODESPENDIDIKAN_IPS_DI_SDBBM_5.pdf) diakses tanggal 07
Juli 2013
Nasution, S. 2006Metode Research (Penelitian Ilmiah).(Jakarta: Bumi Aksara,)
Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas. 2006.
Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Rahayu, Sri, Gina, 2010. Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pelajaran IPS,
Materi Ajar Masalah-Masalah social dilingkungan Setempat Melalui
Penerapan Pembelajaran Metode Simulasi di Kelas IV SDN
Pantiwinaya. Skripsi S1 pada UPI Bandung
Rustiah. N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Cet. VII.
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:CV Kencana Prenada
Media Group. cetakan kedua,
Sapriya, 2008. Pendidikan IPS. Bandung : Laboratorium PKn UPI
91
92
Sardiman A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Somantri, Noman. M. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif . Bandung:Penerbit
Falah Production.
Sunaryo, 2009, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakata: Bumi
Aksara
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung::Penerbit Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru.Bandung:Penerbit PT.Remaja Rosdakarya.
Usman, Husaini & Akbar, Setiady, Purnomo. 2006 Metodologi Penelitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara, cetakan keempat
Wahdati, Nurul, Lia, 2011. Upaya meningkatkan Motivasi Siswa Kelas IV MI
Sunan Giri pada Konsep Musyawarah Desa melalui Metode Resitasi
dan Simulasi”. Skripsi S 1 pada UIN Sunan Gunung Jati Bandung.
http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil- belajar.html#) diakses
tanggal 13 Juli 2013
http://literaturkti.blogspot.com/2012/09/pengertian-hasil-belajar.html# ( diakses :
tanggal 13 Juli 2013
http://artikel-guru.blogspot.com/2013/01/artikel-faktor-yang-mempengaruhi.html
( diakses : tanggal , 14 Juli 2013)
http://zanuraini-rental.blogspot.com/2011/09/penggunaan-metode-simulasipada.html ( diakses: tanggal 12 Juli 2013
Akhmat Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik,
Taktik, dan Model Pembelajaran. (http://smacepiring.wordpress.com/) diakses
tanggal 12 Maret 2013.
Modul Pendidikan IPS SD, 2009,
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pendidikan%20IPS%20SD.pdf ), diakses,
04 Juli 2013
93
Lampiran 1
Identitas Sekolah
Nama Madrasah
: MIS Darunnajah
NSM
: 111 232020211
Alamat
: Palasari Rt. 22 Rw.07
Kel/Desa
: Sudajayagirang
Kecamatan
: Sukabumi
Kabupaten
: Sukabumi
Provinsi
: Jawa Barat
Kode Pos
: 43151
Nomor Tel / Fax
: 0266 232977
Email
:-
Tahun Berdiri
: 05 – 01 – 1961
AKREDITAS ( dilakukan oleh Badan Akreditas Provinsi )
Pringkat Akreditas
:A
Tahun SK Akreditas
: 2010
94
Lampiran 2
STRUKTUR ORGANISASI MI
KEPALA MADRASAH
APIP ISKANDAR, S.Pd.I
BENDAHARA
TATA USAHA
EUIS AENI MUNASOFAH
FERY MURTIANTO, S.Pd.
WK KURIKULUM
WK KESISWAAN
WK SARPRAS
BP/BK
TAMRIN HAMIDI
ENENG LM
MUSLIM.
ENENG LM
WALI KELAS 1
WALI KELAS 2
WALI KELAS 3
WALI KELAS
NIA R
M.ROHENDI
FITRIYA R
RUSLAN A MUNIR
R
WALI KELAS 5
U ABD FATAH
WALI KELAS 6
AAM SA.
95
Lampiran 3
DENAH MI DARUNNAJAH
MUSOLLA
PERPUSTAKAAN
RA
Lapang
Bulutangkis
KELAS
1
KELAS
5
Lapangan
KELAS
6
KELAS
4
KELAS
3
KELAS
2
96
Lampiran 4
DAFTAR GURU DAN PEGAWAI MI DARUNAJAH
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
Apip
Iskandar,
S.Pd.I
Euis Aeni
Munasofa
h
Nia
Trisnawati
Muhamm
ad
Rohendi,
S.PdI
Fitriya
Ramdayan
i
Ruslan
Abdul
Munir,
S.Pd.I
Ujang
Abdul
Fatah
Aam
Syifaul
Alam,
S.Pd
Tamrin
Hamidi,
S.Ip,
S.Pd.I
EVA
YULIAN
TI
Muniar
Ramdani
JUMLA
H
TOTAL
BEBAN
KERJA
JENIS
TUGAS
GMP Fikih
Kepala
Madrasah
6
24
Bendahara
29
29
NAMA
Wali Kelas I
JML
ROM
BEL
JUMLA
H JAM
TATAP
MUKA
TUGAS
TAMBA
HAN
1
Wali Kelas II
-
1
29
29
Wali Kelas III
-
1
29
29
Wali Kelas IV
TU/Admi
nistrasi
1
32
36
1
36
36
1
36
36
Wali Kelas V
Wali Kelas VI
Wk.
Bagian
Sarana
Prasarana
Wk.
Bagian
ketenagaa
n
GMP Bahasa
Inggris
Kepala
Perpustak
aan
12
24
-
Bimbinga
n
Konseling
6
18
12
12
GMP Bahasa
Arab
97
1
1
1
2
1
3
1
4
Ferry
GMP
Murtianto,
Olahraga
S.Pd.
Rida
SriMawad
ah
Nunung
Awaliyah,
S.Pd.I
Lisnawati
Wk.
Bagian
Kesiswaa
n
24
24
Bendahara
MTs.
6
6
GMP Bahasa
Indonesia
-
24
24
Ekstra /bid.
Kesenian
Tata usaha
6
6
Ekstra /bid.
Kesenian
98
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
1) Bagaimana perasaan kalian mengikuti kegiatan belajar hari ini ? senang/tidak
2) Bagaimana perasaan kalian melakukan simulasi jual beli, senang tidak ?
3) Kalian senang tidak menjadi pedagang ?
4) Tugas pekerjaan rumahnya mudah apa sulit ?
5) Apakah kalian mau mengulang tugas yang serupa, menempel gambar ?
6) Bagaimana perasaan kalian mengikuti diskusi kelompok, senang tidak ?
7) Kalian senang tidak belajar sambil belanja dipasar ?
99
Lampiran 6
LEMBAR PENELITIAN SISWA
Data Untung atau Rugi Hasil Penjualan
No.
Nama Barang
Jumlah
Harga
Beli
Harga
Jual
Untung
Rugi
Sisa Barang:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Keterangan:………….
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
Nama Anggota Kelompok:
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
NAMA KIOS:
……………………………
………………………
100
Lampiran 7
Hari/tanggal
Jam
Tempat
Kegiatan
(dengan
Format Observasi Minggu ke-1
: ……………………
: 08.10-09.20
: di ruang kelas 3
: Resitasi kelompok materi jual beli di lingkungan rumah
menggunting dan menempel media, serta
mengidentifikasi gambar)
Jenis Perilaku
Antusias
Keceriaan
Kreativitas
Indikator
Catatan/Komentar
 Menunjukkan rasa ingin
tahu yang besar.
 Tampak bersemangat
dalam mengerjakan
tugastugas.
 Berusaha mengerjakan
semua tugas dalam waktu
yang ditentukan.
 Tampak gembira dan
senang selama mengikuti
pembelajaran.
 Roman muka tampak
berseri dalam
mengerjakan tugas.
 Langsung memanipulasi
peraga untuk memahami
suatu konsep atau sifat.
 Mengajukan pertanyaan
kepada guru, jika belum
jelas.
Catatan :
Pengamat
Fitriya Ramdayani
Nim. ………………
101
Lampiran 8
Format Observasi Minggu ke-2
Hari/tanggal
Jam
Tempat
Kegiatan
(dengan
: ……………………
: 08.10-09.20
: di ruang kelas 3
: Resitasi kelompok materi jual beli di lingkungan sekolah
mengisi diagram dan menjelaskan isi diagram tersebut)
Jenis Perilaku
Antusias
Keceriaan
Kreativitas
Indikator
Catatan/Komentar
 Menunjukkan rasa ingin
tahu yang besar.
 Tampak bersemangat
dalam mengerjakan
tugastugas.
 Berusaha mengerjakan
semua tugas dalam waktu
yang ditentukan.
 Tampak gembira dan
senang selama mengikuti
pembelajaran.
 Roman muka tampak
berseri dalam
mengerjakan tugas.
 Langsung memanipulasi
peraga untuk memahami
suatu konsep atau sifat.
 Mengajukan pertanyaan
kepada guru, jika belum
jelas.
Catatan :
Pengamat
Fitriya Ramdayani
Nim. ………………
102
Lampiran 9
Format Observasi Minggu ke-3
Kompetensi
: Memahami kegiatan jual beli
dilingkungan rumah dan sekolah
siklus
: 2/1
hari /tanggal :
kegiatan
: Simulasi jual beli di dipasar
Aspek yang diobservasi
I
Kelompok
II
III
IV
V
Aktif dalam melakukan tawar menawar.
60
80
70
90
80
Inovatif , mencari cara agar barang dagangan
cepat laku
60
90
70
90
80
Jujur dalam jual beli
90
90
90
90
90
Menata barang dagangan dengan baik
80
90
80
80
80
Partisipasi setiap anggota kelompok yang baik
50
90
80
70
70
Jumlah
340
440
390
420
400
Rata-rata
68
88
78
84
80
103
Lampiran 10
Kompetensi
Materi
Siklus/pertemuan
Hari/tanggal
Kegiatan
: Memahami kegiatan jual neli di lingkungan rumah
dan sekolah
: Praktek Jual beli di lingkungan sekolah
: 2/1
:
: Simulasi jual beli di pasar
I
Kelompok
II III IV
V
X
X
-
X
-
-
X
-
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
X
X
X
-
X
X
-
Aktif dalam melakukan tawar menawar.
-
-
-
-
-
Mampu menawar dagangan dengan baik.
-
-
-
-
-
Aspek yang diobservasi
Aktif berdiskusi dan kerjasama
kelompok.
Partisipasi setiap anggota kelompok
yang baik.
Efektifitas pemanfaatan waktu yang
baik.
Mampu memilih barang dengan
pertimbangan yang matang.
Mampu mempertimbangkan antara
kebutuhan dan keuangan yang ada.
104
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 1
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: III/ II
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan)
Standar Kompetensi
: Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
Kompetensi Dasar
: Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah
dan sekolah.
I.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
 Menyebutkan pengertian penjual dan pembeli.
 Memahami bermacam-macam kegiatan jual beli di lingkungan rumah.
 Menyebutkan syarat-syarat jual beli
 Memahami perbedaan antara pasar tradisonal dan pasar modern.
 Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu
barang.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa mampu menyebutkan pengertian penjual dan pembeli.
 Siswa mampu memahami bermacam-macam kegiatan jual beli di
lingkungan rumah.
 Siswa mampu mampu menyebutkan syarat-syarat jual beli
 Siswa mampu memahami perbedaan antara pasar tradisonal dan pasar
modern.
 Siswa mampu menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membeli suatu barang.
III.
MATERI PEMBELAJARAN
 Jual beli di lingkungan rumah.
IV.
METODE PEMBELAJARAN
 Metode Resitasi
V.
LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN
A.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
 Guru mengucap
salam dan
menanyakan kabar
hari ini;
 Guru Mengabsen
siswa;
 Menggali
pengetahuan awal;
 Siswa memberi salam
kepada guru;
 Siswa menjawab
absen;
 Mengemukakan
pendapat atas
pertanyaan guru.
Nilai Karakter
 Rasa hormat
 Perhatian dan
disiplin
 Religi
105
B. Kegiatan Inti
B.1. Eksplorasi (15 menit)




Kegiatan Guru
Guru menjelaskan
pengertian tentang
jual beli;
Guru bertanya tentang
tempat-tempat jual
beli yang terjadi
sekitar rumah;
Guru menjelaskan
syarat-syarat jula beli,
Guru menjelaskan
perbedaan antara
pasar,swalayan,took
dan warung.




Kegiatan siswa
Siswa menyimak
dan
mengemukakan
pendapatnya;
Siswa
menyebutkan
tempat jual beli di
lingkungan rumah.
Siswa memahami
syarat-syarat jual
beli;
Siswa memahami
perbedaan antara
pasar, swalayan,
toko dan warung.
Nilai Karakter
 Disiplin
 Tekun
 Perhatian
B.2. Elaborasi (25 menit)
Kegiatan Guru
 Pada pelaksanaan
resitasi (pemberian
tugas), guru membagi
siswa menjadi lima
kelompok, tiap
kelompok terdiri dari
lima orang.
 Guru membagikan
media gambar tentang
kegiatan jual beli di
lingkungan rumah
pada tiap kelompok,
lalu tiap kelompok
siswa memotong
gambar dan
menempelkan pada
tabel yang telah
disediakan lalu
mendiskusikan
gambar tersebut sesuai
ciri-ciri gambar, serta
kelebihan dan
kekurangan tempat
Kegiatan siswa
 Siswa membagi
kelompok;
 Siswa mengerjakan
tugas sesuai
ketentuan;
 Selesai pada batas
waktu sekitar 15
menit, salah satu
siswa
mempresentasikan
hasil pekerjaannya di
depan kelas;
 siswa menyimak
kelompok yang
Nilai Karakter





Perhatian
Tekun
Kerjasama
Jujur
tanggungjawab
106
jual beli pada gambar
tersebut.
 Guru membimbing
jika ada kesalahan.
 Guru memberikan
nilai hasil kerja siswa
sedang melakukan
presentasi
B.3. Konfirmasi (10 menit)
C.
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
 bertanya kepada
siswa tentang hal
yang belum
diketahui;
 memberikan
kesimpulan
 bertanya jawab
tentang hal yang
belum
diketahui/belum
dimengerti;
 siswa menyimak
kesimpulan
VII.
 tekun
 perhatian
Kegiatan Penutup (5 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
 Guru mengulas
 Siswa menyimak;
dan memberi feed  Siswa mengerjakan
back materi yang
tugas di rumah;
telah disampaikan  Siswa
dan menekankan
mengucapkan
pentingnya
salam;
kegiatan resitasi
yang telah
dilakukan tadi.
 Guru memberi
pekerjaan rumah,
untuk mengerjakan
soal-soal LKS.
 Guru menutup
pelajaran dengan
ucapan hamdalah.
VI.
Nilai Karakter
Nilai Karakter




Mandiri;
Tekun
Tanggungjawab;
Religi.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN
 Gambar macam-macam kegiatan jual beli di sekitar rumah.
SUMBER PENUNJANG
 LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo.
 Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan
Departemen Pandidikan Nasional.
107
VIII.
PENILAIAN
 Keaktifan individu dalam mengajukan pertanyaan dan ide.
 Kegiatan kerja sama kelompok serta aktifitas dan inisiatif siswa dalam
melakukan pekerjaan resitasi.
 Laporan, presentasi dan tanggapan kelompok.
108
Lampiran 12
LEMBAR TUGAS (RESITASI) KELOMPOK
No
Keterangan
Gambar
Gambar
1
Pasar tradisional
Ciri-Cirinya
 Biasanya terdapat
dipedesaan
 Tempatnya tidak
teratur
 Ada tawar harga
 dsb
2
3
4
5
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. ………………………………..
4. ……………………………….
2 …………………………………
5. ……………………………….
3 …………………………………
109
Lampiran 13
GUNTING GAMBAR BERIKUT DAN TEMPELKAN PADA TABEL
YANG TELAH DISIAPKAN!
SELESAI MENGGUNTING DAN MENEMPEL, ISI TABEL TERSEBUT
SESUAI DENGAN PETUNJUK GURU!
Diskusikan Dengan
Kelompokmu!
110
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 2
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
I.
: Ilmu Pengetahuan Sosial
: III/ II
: 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan)
: Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
KOMPETENSI DASAR
rumah dan
: Memahami kegiatan jual beli di lingkungan
sekolah.
II.
III.








IV.
V.
VI.
A.



INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Menceritakan kegiatan jual beli jaman dahulu
Memahami kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.
Memahami perbedaan antara koperasi sekolah dan kantin sekolah.
Mengetahui tentang tujuan diadakannya koperasi sekolah.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu menceritakan kegiatan jual beli jaman dahulu
Siswa mampu memahami kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.
Siswa mampu memahami perbedaan antara koperasi sekolah dan kantin
sekolah.
Siswa mampu mengetahui tentang tujuan diadakannya koperasi sekolah.
MATERI PEMBELAJARAN
Jual beli di lingkungan sekolah.
METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Metode resitasi.
Metode Simulasi
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
 Guru mengucap
salam dan
menanyakan kabar
hari ini;
 Guru Mengabsen
siswa;
 Guru mengawali
pelajaran dengan
basmalah
 Guru mengulang
pelajaran yang lalu,
yakni tentang jual
 Siswa memberi salam
kepada guru;
 Siswa menjawab absen;
 Siswa mengikuti membaca
basmalah
 Mengemukakan pendapat
atas pertanyaan guru.
 Rasa hormat
 Perhatian
dan disiplin
 Religi
111
beli di lingkungan
rumah dan
mengaitkannya
dengan materi jual
beli yang akan
dibahas selanjutnya.
B. Kegiatan Inti
B.1. Eksplorasi 15 menit
Kegiatan Guru
 Guru bertanya
kepada siswa siapa
yang tahu dengan
sejarah aktifitas
manusia ketika
belum ada yang
dinamakan jual beli;
 Guru
mengintruksikan
siswa untuk
melakukan praktek
barter dengan teman
sebangku;
Kegiatan siswa
 Siswa merespon
 Siswa memahami
kelemahan barter
sehingga barter berubah
menjadi aktifitas jual beli
dengan mata uang.
 Siswa mempraktekkan
aktifitas barter pada
jaman dahulu (simulasi
sederhana barter dengan
teman sebangkunya)
 siswa dapat menganalisis
kelemahan barter
dibanding jual beli.
 Siswa merepon
 Siswa lalu menyebutkan
antara koperasi dan kantin
sekolah.
 Guru bertanya
tentang kelemahan
barter dibanding jual
beli ;
 Guru bertanya
dimana para siswa
biasa membeli alatalat sekolah ketika di
lingkungan sekolah.
 Guru bertanya
tentang Bapak
 Siswa juga mengetahui
Koperasi,
siapa bapak koperasi di
 Guru bertanya
Indonesia, yakni bung
tentang koperasi
Hatta.
sekolah, manfaat

Siswa mengetahui
serta
mengapa diadakannya
kepengurusannya;
koperasi sekolah,
manfaatnya, dan
kepengurusan koperasi
sekolah.
Nilai Karakter




Perhatian
Tekun
Kerjasama
toleransi
112
B.2.
Elaborasi 25 menit
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
 Pada pelaksanaan
resitasi (pemberian
tugas), guru
membagi siswa
menjadi lima
kelompok, tiap
kelompok terdiri
dari lima orang.
 Guru membimbing
jika ada kesalahan.
 Siswa secara berkelompok
melakukan kegiatan resitasi
yang diinstruksikan guru,
siswa membuat peta konsep
tentang karakteristik yang
ada pada koperasi.
Contoh peta konsep telah
dibuat guru sebelumnya
(seperti pada lampiran).
Siswa menyalin gambar
peta konsep dalam kertas
manila dan spidol warna
warni, sekaligus menjawab
pertanyaan yang ada
dalam kotak peta konsep.
 Selanjutnya
mempresentasikan hasil
resitasi kelompoknya
sesuai dengan kemampuan
berbahasa masing-masing
siswa
 Guru memberikan
nilai hasil kerja
siswa
Nilai Karakter




Perhatian
Tekun
Kerjasama
Toleransi
B.3. Konfirmasi 10 menit
C.
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
 Guru bertanya
kepada siswa
tentang hal yang
belum diketahui;
 Memberikan
kesimpulan
 bertanya jawab
tentang hal yang
belum
diketahui/belum
dimengerti;
 siswa menyimak
kesimpulan
Kegiatan Akhir (20 menit)
Kegiatan Guru
 Guru menjelaskan
bahwa minggu depan
akan dilakukan praktik
jual beli di pasar dan
sekolah. Awalnya,
siswa secara
Nilai Karakter
 tekun
 perhatian
Kegiatan siswa
 Siswa
menyimak;
Nilai Karakter




Mandiri;
Tekun
Tanggungjawab;
Religi.
113
berkelompok diajak ke
warung untuk membeli
barang dagangan,
selanjutnya barang
tersebut dijual di
sekolah. Kelompok
siswa sesuai dengan
kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya.
Tiap kelompok
mendapat tugas untuk
membayar iuran,
perorang minimal dua
ribu rupiah. Rencananya
uang tersebut
merupakan modal untuk
membeli beberapa kue.
Kue-kue tersebut akan
dijual ulang di sekolah.
Jadi, pada minggu
 Siswa bertanya
depan siswa berperan
tentang
sebagai pembeli
prosedur yang
sekaligus sebagai
belum jelas
penjual. Sebagai
pembeli ketika di
warung dan sebagai
 Siswa
penjual ketika di
mengucapkan
sekolah.
hamdalah dan
 Guru member
menjawab
kesempatan Tanya
salam;
jawab prosedur yang
belum jelas;
 Guru menutup pelajaran
dengan membaca
hamdalah,kemudian
mengucap salam.
VII.

VIII.


IX.


MEDIA/ ALAT/ BAHAN
Gambar koperasi sekolah dan kantin sekolah.
SUMBER PENUNJANG
LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo.
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan
Departemen Pandidikan Nasional.
PENILAIAN
Antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Project, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik.
114


Keaktifan individu dalam mengajukan pertanyaan dan ide.
Kegiatan kerja sama kelompok serta aktifitas dan inisiatif siswa dalam
melakukan pekerjaan resitasi.
Sukabum, 27 April 2013
115
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA
KOPERASI SEKOLAH
BAPAK KOPERASI INDONESIA
…………………………..
PENGURUS KOPERASI
SEKOLAH
ANGGOTA
KOPERASI SEKOLAH
…………………………..
………………………………
………………………………
……………………………
DIBIMBING OLEH
……………………………
BARANG YANG DIJUAL
DISEKOLAH
………………………………………………………
………………………………………………………
………………
SHU kependekan
dari
……………………………
……………………………
……………………………..
NAMA KELOMPOK
116
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 3
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: III/ II
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan)
Standar Kompetensi
: Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
I.
Kompetensi Dasar : Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah
dan sekolah.
II.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
 Memahami kegiatan jual beli secara kontekstual.
 Memahami tata cara membeli di pasar.
 Menganalisis kondisi tempat jual beli di lingkungan rumah.
III.
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa mampu memahami kegiatan jual beli secara kontekstual.
 Siswa mampu memahami tata cara membeli di pasar.
 Siswa mampu menganalisis kondisi tempat jual beli di lingkungan
rumah.
IV.
MATERI PEMBELAJARAN
 Jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
V. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
 Metode simulasi
VI.
LANGKAH PEMBELAJARAN
A.
Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
 Guru mengucap
salam dan
menanyakan kabar
hari ini;
 Guru Mengabsen
siswa;
 Guru mengawali
pelajaran dengan
basmalah
 Guru menanyakan
yang diberikan
kemarin, yakni
tentang pembagian
kelompok simulasi
dan iuran tiap
siswa.
 Siswa memberi salam
kepada guru;
 Siswa menjawab absen;
 Siswa mengikuti
membaca basmalah
 Siswa merepon
 Tanggungjawab
 Perhatian dan
disiplin
117
B.
kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
 Guru menjelaskan
apa yang akan
dilakukan siswa
pada kegiatan
simulasi di pasar,
dengan langkahlangkah kegiatan
yang jelas.
 Sebelumnya, guru
juga menjelaskan
bagaimana tata cara
jual beli di pasar.
Bagaimana si
pembeli dapat
mendapatkan
barang yang
diinginkan dengan
harga murah dan
kualitas yang
bagus.
 Tiap kelompok
siswa dianjurkan
untuk siap dengan
anggaran anggota
kelompoknya dan
merencanakan apa
yang akan
dibelinya nanti.
 Guru member
instruksi untuk
tetap waspada dan
hati-hati dengan
keamanan barang
berharga yang
dibawanya nanti.
 Siswa memahami
langkah-langkah kegiatan
simulasi yang akan
dilakukan;
 tanggungjawab
 Perhatian dan
disiplin
 kerjasama
 Siswa menyimak;
 Siswa pada setiap
kelompok mempersipkan
anggaran dan rencana
barang yang akan dibeli;
 Siswa mematuhi;
B.2. Elaborasi
Kegiatan Guru
 Guru mengajak
siswa untuk
berangkat ke
Kegiatan siswa
Berangkat ke pasar (20
menit)
 Siswa berjalan dua orang-
Nilai Karakter
 tanggungjawab
 Perhatian dan
disiplin
118
pasar .
dua orang sesuai dengan
kelompoknya, ini untuk
memudahkan keamanan
dan ketertiban.
 Siswa menuju ke toko
aneka kue yang dijual
 guru membimbing
secara grosir
 Kelompok pertama dengan
petunjuk guru mulai
memilih dan memilah
barang apa saja yang akan
dibeli. Dan
mempertimbangkan
kualitas serta harganya. Ini
berlangsung hingga
kelompok terakhir.
Kembali ke kelas (20 menit)
 Siswa dan guru kembali
ke sekolah.
 Siswa memeriksa ulang
barang yang dibelinya.
 Siswa menulis laporan
harga beli dari barang
tersebut.
 Siswa mendengarkan
petunjuk guru tentang apa
yang dilakukan siswa
dengan barang
dagangannya.
Yakni tiap kelompok
 guru membimbing
menjual ulang barang
dan mengarahkan
yang telah dibelinya di
sambil
lapangan sekolah, siswa
memberikan
mematok berapa harga
penilaian
barang dagangan yang
akan dijual dan
memperkirakan
keuntungannya. Sasaran
pembeli adalah siswa
kelas lain dari kelas I
hingga kelas VI.
Setelah selesai, siswa
mempersiapkan diri untuk
melakukan simulasi jual
beli di lapangan sekolah.
Beberapa siswa laki-laki
 Kerjasama
119
menyiapkan bangku
sebagai tempat jualan dan
siswa perempuan
membuat papan nama
kios.
Pada saat istirahat
 Tiap kelompok siswa
sudah siap dengan kuekue dagangannya lengkap
dengan nama kios masingmasing.
 Siswa menjajakan kue
dagangan kepada temantemannya dengan trik
masingmasing,
 sekiranya dagangannya
dapat habis terjual dan
mendapat keuntungan.
Kegiatan jual beli berakhir
hingga bel masuk
berbunyi.
 Lalu siswa menghitung
keuntungan maupun
kerugian yang telah ia
dapat dari hasil penjualan.
Uang modal sekaligus
laba dan kue dagangan
yang tersisa, dibagikan
ulang ke anggota
kelompok.
B.3. Konfirmasi
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
 guru bertanya kesan
dan pengalaman
selama melakukan
simulasi
 Siswa menyebutkan kesan
dan pengalaman yang
telah dilakukan selama
kegiatan simulasi
berlangsung dari awal
hingga akhir.
 Siswa bertanya hal belum
dipahami
 Tekun
 Perhatian
dan disiplin
 memberikan
kesimpulan
120
Kegiatan Penutup _ bel masuk setelah istirahat (20 menit)
Kegiatan Guru
 Guru menutup
pelajaraan dan
memberi sedikit
nasehat-nasehat agar
membaca kembali
pelajaran yang telah
dipelajari
 Menutup pelajaran
dengan hamdalah
 Mengucapkan salam
Kegiatan siswa
 Siswa menyimak;
Nilai Karakter
 Perhatian
 Disiplin
 Religi
 Mengucap hamdalah;
 Menjawab salam
VII.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN
 Uang.
 Barang dagangan.
 Lembar observasi kelompok
VIII. SUMBER PENUNJANG
 LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo.
 Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan
Departemen Pandidikan Nasional.
IX.
PENILAIAN
 Individu, keaktifan dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan.
 Keaktifan individu dalam kelompok pada kegiatan simulasi jual beli.
 Kerjasama antar anggota kelompok, keaktifan kelompok dalam
menawarkan barang dagangan,
Sukabumi ,1 Mei 2013
121
Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGU KE 4
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: III/ II
Hari/ Tanggal
:
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 x 35 pertemuan)
Standar Kompetensi
: Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
I.
KOMPETENSI DASAR
: Memahami kegiatan jual beli di lingkungan
rumah dan sekolah.
II.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
 Memahami kegiatan jual beli secara kontekstual.
 Memahami kegiatan jual beli, tempat jual beli, syarat-syarat terjadinya
jual beli, dan ciri-ciri tempat jual beli dengan tes tulis.
III.
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa mampu memahami kegiatan jual beli secara kontekstual.
 Siswa mampu memahami kegiatan jual beli, tempat jual beli, syaratsyarat terjadinya jual beli, dan ciri-ciri tempat jual beli dengan tes tulis.
IV.
MATERI PEMBELAJARAN
 Jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
V. LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
Nilai Karakter
 Guru mengucap
salam dan
menanyakan kabar
hari ini;
 Guru Mengabsen
siswa;
 Membaca
basmalah
 Bertanya pelajaran
yang lalu;
B. kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru
 Guru mengulang
Materi tentang jual
beli;
 guru
mempersiapkan
Lembar soal
 Siswa memberi salam
kepada guru;
 Siswa menjawab
absen;
 Mengemukakan
pendapat atas
pertanyaan guru.
Kegiatan siswa
 siswa menyimak
 siswa menyiapkan
alat tulis dan
mengerja
 Rasa hormat
 Perhatian dan
disiplin
 Religi
Nilai Karakter
 Rasa hormat
 Perhatian dan
disiplin
 Religi
122
B.2. Elaborasi
Kegiatan Guru
 Guru membagikan
Lembar Soal
kepada siswa dan
siswa diberi wktu
mengerjakan
selama …. menit ;
 Guru membimbing
siswa;
Kegiatan siswa
 Siswa mengerjakan
Lembar soal yang
telah diterima;
 Setelah selesai
mengerjakan tugas,
siswa
mengumpulkan
Lembar soal yang
telah di kerjakan;
Nilai Karakter
 Rasa hormat
 Perhatian dan
disiplin
 Tekun
B.3. Konfirmasi
Kegiatan Guru
 guru bertanya jawab
tentang soal yang
tidak dipahami
 guru megulas
kembali soal/materi
yang belum
dipahami siswa
Kegiatan siswa
 siswa bertanya jawab
tentang soal yang tidak
dipahami;
 siswa menyimak
penjelasan guru
Nilai Karakter
 tekun
 Perhatian
 Disiplin
 memberikan
kesimpulan
C. Kegiatan Penutup (20 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan siswa
 Guru menutup
pelajaraan dan
memberi sedikit
nasehat-nasehat agar
membaca kembali
pelajaran yang telah
dipelajari
 Guru membagikan
Lembar kosong dan
guru menyanyakan
pendapat/kesan
mereka selama
melakukan
pembelajaran
Resitasi dan
Simulasi
 Siswa menyimak;
 Siswa meuliskan
pendapat/kesannya selama
pembelajaran Resitasi dan
Simulasi pada lembar
kosong yang telah
disediakan;
 Mengucap hamdalah;
 Menjawab salam
Nilai Karakter
 Perhatian
 Disiplin
 Religi
123
 Menutup pelajaran
dengan hamdalah
 Mengucapkan salam
VI.
MEDIA/ ALAT/ BAHAN
Lembar tes tulis.
Angket siswa.
VII.
SUMBER PENUNJANG
 LKS Pakem Jelajah Ilmu Pengetahuan Sosial. CV Kesowo.
 Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas III. Pusat Perbukuan
Departemen Pandidikan Nasional.
VIII. PENILAIAN
Individu, kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru.


Sukabumi , 11 Mei 2013
124
Lampiran 18
SOAL PRETEST
Pilih salah satu jawaban yang tepat dengan member tanda silang ( X ) pada
huruf a, b, c, atau d !
Kegiatan menjual dan membeli disebut kegiatan ………
a Tawar menawar
b. Sekolah
c. Pasar
d. Jual beli
Tempat kegiatan jual beli yang terdapat diperkampungan atau tempat
2
tinggal penduduk adalah…..
a Mal
b. Warung
c. Supermall
d. Swalayan
Pembeli dapat mengambil sendiri barang dagangan sesuai dengan
3
kebutuhan, kegiatan ini terjadi di …….
a Kios
b.Pedagang kaki lima
c. Supermarket
d. Warung
Pasar modern seperti swalayan,supermarket, atau mal banyak
4
dijumpai di daerah….
a Pedesaan
b.Perkotaan
c. Pedalaman
d. Pesisir
5 Pasar yang memperjualbelikan barang bekas disebut pasar….
b. Induk
c. Mebel
d. Loak
a Material
Berikut ini termasuk pusat perdagangan yang menampung banyak tenaga
6
kerja adalah…
a Toko kelontong
b. Warung
c. Supermarket
d. Butik
Pedagang
yang
berjualan
di
trotoar
disebut
pedagang….
7
a Kaki lima
b. Asongan
c. Tiban
d. Keliling
8 Televisi, komputer, kulkas, dijual di toko...
b. Sandang
c. Elektronik
d. Arloji
a Mebel
9 Berikut ini merupakan barang yang tidak dijual di toko material adalah..
a Pasir
b. Semen
c. Baju
d. Paku
10 Kursi, meja, almari, dijual di toko…
a Butik
b. Mebel
c. Kayu
d. Material
1
125
Lampiran 19
SOAL POSTEST
Pilih salah satu jawaban yang tepat dengan member tanda silang ( X ) pada
huruf a, b, c, atau d !
1
Pengurus koperasi sekolah adalah…
a
2
5
c. Marah
d. Teliti
Butik
b. Mebel
c. Kayu
d. Material
c. Bertegur sapa
b
Bertemu langsung
d, Bersalam-salaman
Berikut ini merupakan barang yang tidak dijual di toko material adalah..
Pasir
b. Semen
c. Baju
d. Paku
Tempat jual beli makanan dan minuman di lingkungan sekolah disebut…
Kios
b. Kantin
c. Warung
d. Koperasi
Pedagang yang berjualan di trotoar disebut pedagang….
Kaki lima
b. Asongan
c. Tiban
d. Keliling
Pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertemu langsung, disebut pasar…
a
9
b. Ramah
Tidak bertemu langsung
a
8
Hemat
a
a
7
d. Pak kebun
Pasar nyata adalah pasar yang penjual dan pembelinya…
a
6
c. Kepala sekolah
Kursi, meja, almari, dijual di toko…
a
4
b. Orang tua murid
Ketika membeli, kita harus……agar tidak menyesal.
a
3
Siswa
Tidak
b. nyata
c. Umum Nyata
d. Induk
Berikut ini termasuk pusat perdagangan yang menampung banyak tenaga
kerja adalah…
a
Toko kelontong
b. Warung
c. Supermarket
d. Butik
10 Televisi, komputer, kulkas, dijual di toko...
a
Mebel
b. Sandang
c. Elektronik
d. Arloji
126
Lampiran 20
Rumus Penilaian Tes Hasil Belajar Siswa
Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 dinyatakan mengalami kesulitan
belajar dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70
dinyatakan telah tuntas belajar.
Rumus Ketuntasan Belajar secara Klasikal
Untuk mengukur ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:
Ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila persentase siswa yang tuntas atau
siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70 jumlahnya lebih
besar atau sama dengan 80% dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas.
127
Lampiran 21
Data Untung atau Rugi Hasil Penjualan
No.
Nama Barang
Jumlah
Harga
Beli
Harga
Jual
Untung
Rugi
Sisa Barang:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Keterangan:………….
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
Nama Anggota Kelompok:
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
NAMA KIOS:
………………………
128
Lampiran 22
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE I
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semster
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
: MI Darunnajah
: IPS
: III/II
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35 )
: Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang
: Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan
Rumah
KEGIATAN GURU
YA
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
hari ini serta mengabsen siswa
Menggali pengetahuan awal tentang jual beli
Menjelaskan pengertian jual beli dan tempat jual beli
yang ada di lingkungan sekitar
Melakukan kegiatan resitasi dengan membagi siswa
menjadi 5 kelompok untuk mengerjakan tugas yang
telah disiapkan
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas
Guru member nilai hasil tugas kelompok
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
Menutup pelajaran dengan ucapan hamdalah
Guru melakukan kegatan belajar mengajar tepat
waktu
√
TIDAK
√
√
√
√
√
√
√
Sukabumi, 20 April 2013
Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd.I
√
129
Lampiran 23
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE II
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semster
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
: MI Darunnajah
: IPS
: III/II
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35 )
: Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang
: Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan
Sekolah
KEGIATAN GURU
YA
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
hari ini serta mengabsen siswa
Menggali pengetahuan awal tentang jual beli pada
zaman dahulu sebelum ada uang
Menjelaskan pengertian jual beli pada zaman dahulu
(barter)
Guru mengajak siswa melakukan simulasi barter
Guru bertanya jawab tentang kelebihan dan
kekurangan sistem barter
Guru memperkenalkan koperasi dan kantin dan
perbedaannya
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa untuk
penguatan dalam mengenal koperasi
Guru dan siswa menyimpulkan materi
Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk
tugas dan kegiatan minggu ke 3, dalam melakukan
praktek jual beli di Pasar atau warung sekitar
sekolah
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
hamdalah
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sukabumi, 20 April 2013
Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd
TIDAK
130
Lampiran 24
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE III
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semster
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
NO
: MI Darunnajah
: IPSs
: III/II
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35 )
: Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang
: Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan
Sekolah
KEGIATAN GURU
YA
1
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
hari ini serta mengabsen siswa
√
2
Guru menanyakan kelengkapan dan persiapan siswa
untuk melaksanakan simulasi jual beli
√
3
Menjelaskan kegiatan simulasi dipasar dengan
langkah – langkah kegiatan yang jelas
√
4
Membimbing dan mengarahkan serta memberi
penilaian
√
5
Bertanya kesan dan pengalaman selama melakukan
kegiatan simulasi jual beli
√
6
Memberikan kesimpulan
√
7
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
hamdalah
√
Sukabumi, 20 April 2013
Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd.I
TIDAK
131
Lampiran 25
LEMBAR OBSERVASI MINGGU KE IV
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semster
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
NO
: MI Darunnajah
: IPS
: III/II
: 2 Jam Pelajaran ( 2x35 )
: Memahami Jenis Pekerjaan Dan Penggunaan Uang
: Memahami Kegiatan Jual Beli Dilingkungan
Sekolah
KEGIATAN GURU
YA
1
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
hari ini serta mengabsen siswa
√
2
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
√
3
Membagikan lembar soal
√
4
Membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengisi
soal
√
5
Bertanya kesan dan pengalaman selama melakukan
kegiatan simulasi jual beli
√
6
Memberikan penilaian hasil belajar siswa
√
7
Memberikan kesimpulan
√
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
hamdalah
√
Sukabumi, 20 April 2013
Observer
Tamrin Hamidi, S.Ip., S.Pd.I
TIDAK
132
Lampiran 26
LEMBAR KERJA SISWA
Jawablah dengan uraian yang tepat!
1
Sebutkan tempat-tempat jual beli di sekitar lingkungan rumahmu!
2
Sebutkan barang-barang yang dijual di toko mebel!
3.
Apa yang kamu ketahui tentang pasar nyata ?
4.
Mengapa pasar tradisional perlu ditata rapi?
5.
Apa saja yang dijual di koperasi sekolah? Sebutkan!
133
Lampiran 27
Dokumen Penelitian
Gambar 5
Gambar 66
Gambar 7
gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
gambar 1
134
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Fitriya Ramdayani, lahir di Sukabumi, pada
tanggal 16 Juni 1983, putri kedua dari pasangan Ust.
Adji Selamet dan Ibu Betty Warniati, saat ini bertempat
tinggal dikampung palasari Rt.22/ 07 ,Sudajayagirang,
Salabintana Sukabumi Jawa Barat. Menikah dengan
Tamrin Hamidi,S.Ip.S.Pd.I tahun 2005 dan dikaruniai 2
anak ,Sutan Zacky El-Hamd dan Haydar Haqqy ElHamd.
Pendidikan yang ditempuh adalah jenjang SD Dewi Sartika 4 lulus pada
tahun 1995, melanjutkan kejenjang SMP ( Muhammadiyah 1 Sukabumi) lulus
tahun 1998,kemudian melanjutkan ke Tingkat Sekolah Lanjut di SPMA Sukabumi
lulus tahun 2001.Sekarang sedang menyelesaikan sarjana di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Sejak tahun 2002 dipercaya mengajar di TPQ Nurul Qur’an sampai
sekarang, kemudian mengajar di YASPI Darunnajah Sukabumi Jawa Barat sejak
2003 sampai sekarang.
Download