Principles of Nucleic Acid Separation by Agarose Gel Electrophoresis Muhittin Yılmaz*, Cem Ozic and İlhami Gok University of Kafkas, Department of Biology, Faculty of Sciences, Kars, Turkey 1. Latar Belakang Elektroforesis gel agarosa merupakan metode yang banyak digunakan untuk pemisahan protein, DNA dan RNA. Molekul asam nukleat, dipisahkan sesuai dengan ukurannya dengan menggunakan medan listrik, dimana molekul yang bermuatan negatif akan bermigrasi ke arah anoda (kutub positif). Urutan migrasi ini ditentukan oleh berat molekul, yang mana molekul dengan berat molekul kecil akan bermigrasi lebih cepat daripada molekul dengan berat molekul besar. Fraksinasi asam nukleat dengan elektroforesis gel agarosa biasanya dilakukan untuk tujuan analisis, namun dapat pula digunakan sebagai teknik preparatif untuk memurnikan molekul sebelum digunakan dalam metode-metode lain seperti UV transilluminator. Elektroforesis asam nukleat dapat dideteksi dengan pewarnaan dan divisualisasikan dengan sinar UV dibawah 300 nm.Pewarnaan dan visualisasi DNA yang baik dilakukan dengan menggunakan etidium bromida ataupun Green SYBR Aplikasi lain dari elektroforesis asam nukleat selain untuk fragmentasi asam nukleat berdasarkan ukurannya, yakni juga berguna untuk diagnosis genetika molekuler atau sidik jari genetik melalui analisis produk PCR. Pemisahan genom DNA dengan menggunakan metode Southern blot dan Northern blot juga menggunakan elektroforesis gel agarosa. Langkah lain yang digunakan dalam pemisahan molekul asam nukleat lainnya adalah pewarnaan. Asam nukleat yang telah dipisahkan melalui proses elektroforesis, kemudian diwarnai untuk selanjutnya hasilnya dilihat di atas sinar UV. Pewarnaan ini biasanya menggunakan larutan penyangga muatan perwarna loading buffer (dye). Dye ini biasanya berupa etidium bromida (EtBr). Tetapi, EtBr ini memiliki kelemahan, yakni tidak dapat dilihat hasilnya pada cahaya natural. Oleh karena itu, alternatif lain dari larutan dye ini selain menggunakan EtBr adalah menggunakan SYBR Green. Meskipun harga SYBR Green lebih mahal dari EtBr, tetapi SYBR Green bersifat 25x lebih sensitif dibandingkan dengan EtBr. Sementara, SYRB Safe yang merupakan turunan dari SYBR memiliki tingkat sensitifitas yang sama dengan EtBr, akan tetapi SYBR Safe lebih rendah tingkat mutageniknya dan tingkan toxic nya dibandingkan dengan EtBr, sehingga harga SYBR Safe pun lebih mahal dari EtBr. 2. Metode Metode yang digunakan dalam elektroforesis gel agarosa adalah menyediakan media yang tepat untuk analisa ukuran fragmen setelah itu lakukan pemurnian fragmen DNA. Sebelum melakukan proses elektroforesis, fragmen DNA dicampurkan dengan larutan penyangga muatan perwarna loading buffer (dye). Setelah itu dilakukan proses elektroforesis dengan menggunakan gel agarosa. Setelah proses elektroforesis, dilakukan proses pewarnaan terhadap molekul asam nukleat yang menggunakan pewarna Ethidium bromide atau SYBR Green , yang kemudian hasilnya dilihat di atas sinar UV. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: 1. Asam nukleat dan oligonukleat 2. Larutan penyngga elektroforesis ; TAE, TPE, TBE 3. Larutan penyangga DNA ; EtBr dan SYBR Green 4. Larutan Agarosa 3. Prinsip Kerja 3.1. Mempersiapkan molekul asam nukleat. Pertama, kita harus memisahkan populasi campuran fragmen asam nukleat dengan menggunakan larutan buffer, yakni Tris-Asetat / EDTA (TAE) atau Tris- Borat / EDTA (TBE). Untuk membuat gel, bubuk agarosa dicampurkan dengan larutan buffer, kemudian dipanaskan di dalam microwave hingga terlarut setelah itu EtBr dicampurkan. 3.2. Proses Elektroforesis Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan ke dalam sumur (well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan penyangga, dan listrik dialirkan kepadanya. Kemudian, asam nukleat akan bererak menuju kutub yang bersilangan dengan muatannya. Karena asam nukleat bermuatan negatif, maka asam nukleat akan bergerak ke kutub positif. Pada saat yang sama, EtBr akan bergerak juga ke arah yang sama, sehingga bergabung dengan asam nukleat. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan dari asam nukleat adalah: a. Konsentrasi agarosa b. Voltase c. Larutan buffer elektroforesis d. Efek dari EtBr 3.3. Pewarnaan Setelah proses elektroforesis selesai, dilakukan proses pewarnaan agar molekul sampel yang telah terpisah dapat dilihat. Pewarnaan ini menggunakan EtBr atau SYBR Green. Kemudian molekul sampel yang telah diwarnai akan diletakkan di bawah sinar UV, dan kemudian akan difoto. 4. Cara Kerja 1. Siapkan larutan agarosa dalam larutan buffer elektroforesis pada konsentrasi yang tepat. 2. Panaskan campuran ke dalam microwave hingga larut. 3. Dinginkan campuran, kemudian tambahkan etidium bromida dengan konsentrasi akhir 0,5 mg / ml. 4. Pilihlah sisir yang tepat untuk membentuk sampel slot di gel. Posisikan sisir 0,51,0 mm di atas piring. 5. Tuangkan larutan agarosa ke dalam cetakan. 6. Didiamkan selama 20-45 menit pada suhu kamar. 7. Tuangkan larutan penyangga elektroforesis di atas gel. 8. Sisir diangkat secara hati-hati. 9. Tempatkan gel ke dalam perangkat elektroforesis dengan buffer elektroforesis hingga kedalaman sekitar 1 mm. 10. Campur sampel dengan dye dengan rasio 1:05 atau 1:10. 11. Secara hati-hati, letakkan campuran sampel ke dalam slot dari gel yang terendam menggunakan mikropipet. 12. Tutup tutup tangki gel dan aliri listrik dengan tegangan 1-5 V / cm. 13. Ketika sampel DNA atau pewarna telah bermigrasi pada jarak tertentu, matikan arus listrik dan tutup tangki gel. 5. Manfaat Elektroforesis gel agarosa digunakan untuk memisahkan molekul asam nukleat dengan pembawanya, juga untuk memperkirakan ukuran fraksinasi asam nukleat, juga berfungsi dalam diagnosis genetika molekular atau sidik jari genetik serta untuk analisa berat dari asam nukleat yang telah dipisahkan.