28 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenali pola perilaku konsumen merupakan pekerjaan rumah bagi seorang pemasar perusahaan. Proses mengenali perilaku konsumen perlu pembelajaran, dimana dengan pembelajaran diharapkan pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengetahui polapola perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk tertentu, sehingga dapat memudahkan bagi marketing perusahaan untuk memasarkan produknya. Sesuai dengan arti kata Pemasaran yaitu bukan hanya sekedar menawarkan suatu produk kepada konsumen, tetapi pemasaran merupakan kegiatan dari belum terciptanya produk sampai pelayanan purna jual setelah produk sampai di tangan konsumen. Konsumen dari waktu ke waktu semakin well-informed, dimana informasi yang dibutuhkan mengenai barang-barang kebutuhan dapat dengan mudah diperoleh melalui media yang digunakan perusahaan untuk memperkenalkan produk. Cara yang paling efektif untuk memperkenalkan produknya adalah dengan melakukan promosi. Promosi merupakan bagian dari marketing mix (product, price, plase and promotion), dan promosi sendiri dapat dibagi menjadi beberapa diantaranya sales promotion, advertising, publish and personal selling (promotion mix). Tetapi dari berbagai kegiatan promosi, advertising atau periklanan merupakan strategi yang sesuai untuk menawarkan 1 29 produk dan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Dengan pola periklanan yang terorganisir dengan baik dan diimbangi dengan kualitas produk maka akan tercipta suatu loyalitas konsumen terhadap produk. Memasarkan produk dengan cara pengiklanan dapat juga digunakan untuk mempelajari pola perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, misalnya dengan mempelajari keefektivitasan pengulangan pesan iklan. Yang menjadi pertanyaan disini apakah dengan melakukan pengulangan iklan konsumen menjadi loyal kepada produk atau malah merasa bosan. Menurut Sciffman and Kanuk, mengemukakan bahwa pengulangan pesan iklan ada batasnya, di mana jumlah minimumnya adalah tiga kali, lebih dari tiga kali akan membuatnya mubazir (three hit theory) yang mencakup : 1. Sekali untuk membuat konsumen sadar terhadap produk 2. Sekali untuk memperlihatkan relevansi terhadap produk 3. Sekali untuk mengingatkan konsumen tentang kemaslatan produk tersebut. Suatu kejemuan dapat terjadi dikarenakan konsumen benarbenar berhenti memperhatikan suatu iklan sesudah beberapa kali ditayangkan, tetapi solusi sederhana untuk permasalahan kejemuan ini adalah dengan pemakaian iklan yang berbeda dalam strategi pelaksanaannya, tetapi tetap membawa pesan dasar yang sama. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memilih judul PENGULANGAN PESAN SUATU IKLAN DALAM PROSES 30 PEMBELAJARAN PERILAKU KONSUMEN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PENGULANGAN PEMBELIAN. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan, diantaranya : 1. Apa tanggapan pemirsa televisi terhadap pengulangan pesan iklan Mie Sedap dalam proses pembelajaran perilaku konsumen ditinjau dari formula AIDCA yaitu Perhatian (Attention) Ketertarikan (Interest) Keinginan (Desire) Keyakinan (Conviction) Tindakan (Action) ? 2. Apa dengan pengulangan pesan suatu iklan akan berdampak pada pengulangan pembelian atau justru menimbulkan kejemuan ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui tanggapan pengulangan pesan iklan pemirsa Mie televisi Sedap terhadap dalam proses pembelajaran perilaku konsumen ditinjau dari formula AIDCA yaitu Keinginan (Action). Perhatian (Attention) Ketertarikan (Interest) (Desire) Keyakinan (Conviction) Tindakan 31 2. Mengetahui dengan pengulangan pesan suatu iklan akan berdampak pada pengulangan pembelian atau justru menimbulkan kejemuan D. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini akan bermanfaaat bagi : 1. Penyusun : Sebagai sarana berfikir secara ilmiah dan dapat menerapkan pengetahuan yang di dapat selama kuliah. 2. Lembaga Akademis : Sebagai bahan untuk menyediakan sumber-sumber bacaan, bahan rujukan dan memperkaya kepustakaan khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian. 3. Penelitian lain : Sebagai gambaran dan acuan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama. E. Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan berupa studi kasus pada mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan pengulangan iklan Mie Sedap di televisi. 32 2. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data yang digunakan dalan penelitian ini adalah Subjek self report data, jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari responden. (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo: 2002) b. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa opini subjek, hasil observasi dan hasil pengujian (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo: 2002) 4. Pemilihan Data Penelitian a. Populasi yaitu sekelompok orang kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta . b. Sampel yaitu sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik mewakili populasi (Djarwanto ps: 1996) 33 Dalam Penelitian ini jumlah populasi dapat diketahui. Sehingga jumlah sample dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Djarwanto ps: 1996) Dimana n = Jumlah Sampel Z= Angka yang menunjukan penyimpangan suatu nilai variable dari Mean E= Error Dari nilai α (Level of Significance) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 diharapkan bahwa besarnya kesalahan dalam penggunaan sampel tidak lebih dari 0,1. Dengan rumus di atas jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut : 34 Dari hasil perhitungan tersebut, jumlah sample yang digunakan sebanyak 96,04 dan dibulatkan menjadi 100 orang. c. Teknik Pengambilan sampel, dengan Pemilihan Sampel Acak Berdasarkan Strata (Stratified Random Sampling) adalah dengan mengklasifikasikan suatu populasi dengan sub-sub populasi berdasarkan karakteristik tertentu. Sampel kemudian dipilih dari setiap sub populasi dengan metode acak sederhana (Djarwanto ps: 1996) 5. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner : Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan kepada responden, dan responden yang telah mengisi kuesioner kemudian dikembalikan kepada peneliti Penilaian Kuesioner, menggunakan Skala Katagori : Yaitu metode pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatife katagori pilihan pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternative pilihan. Kemudian dari setiap alternatife pilihan jawaban diberi penilaian berupa skor 5 untuk jawaban tertinggi dan skor 1 untuk jawaban yang terendah. b. Metode Kepustakaan : Metode kepustakaan dimaksudkan untuk mendukung dan membantu berfikir komprehensif dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian ini. Peneliti mencari data dan informasi pendukung lainnya yang diperoleh melalui membaca literatur-literatur. 35 6. Teknik Pembahasan Teknik pembahasan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif responden dimaksudkan dan untuk tanggapan mengetahui responden karakterististik terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. Dalam analisis deskriptif responden diidentifikasikan menurut beberapa kategori. Di samping itu juga digunakan untuk menganalisis tanggapan responden, yang setiap rentang jawabannya telah diberikan skor-skor tertentu. Dari skor tersebut dibuat rata-rata dan hasil akhir dari rata-rata merupakan tanggapan responden dalam kisaran skala kategori yang digunakan dalam pertanyaan penelitian. Untuk memperjelas pembahasan, setiap jawaban yang diberikan responden terhadap item-item pertanyaan yang diajukan, akan disajikan dalam bentuk tabel. 36 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sebuah organisasi bisnis tidak bisa lepas dari kegiatan pemasaran untuk menjangkau target pasar yang menjadi tujuannya. Para ahli memberikan pengertian yang hampir sama mengenai pemasaran. Menurut Kotler (1996) definisi pemasaran adalah “suatu proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.” B. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan salah satu elemen yang paling cepat berubah dalam marketing mix karena perusahaan dalam kegiatan pemasarannya selalu dituntut untuk bisa mengenalkan produk-produk yang ditawarkan secara lebih gencar dan menarik untuk mendapatkan perhatian konsumen. 1) Proses Komunikasi Dalam komunikasi, seorang pemasar perlu memahami bagaimana komunikasi tersebut berjalan. Model komunikasi terdiri dari berbagai elemen, dua elemen utamanya adalah pengirim (sender) dan penerima (receiver), dua elemen yang merupakan perangkat komunikasi 9 utama yaitu pesan 37 (message) dan media, empat elemen yang memiliki fungsi komunikasi utama yaitu penyampaian (encoding), penerimaan (decoding), respon (response), umpan balik (feedback) serta elemen yang terakhir yaitu gangguan (noise) dalam sistem tersebut yang terlihat pada gambar berikut. Sender Encoding Message Decoding Receiver Media Noise Feedback Response Sumber: Kotler (2000) Gambar II.1 Elemen-elemen dalam Proses Komunikasi Model di atas menjelaskan faktor-faktor utama yang Mempengaruhi komunikasi yang efektif. Pengirim harus mengetahui audience apa yang ingin dicapai serta tanggapan apa yang diinginkan. Pengirim harus mengkodekan pesan dalam suatu cara yang mempertimbangkan bagaimana audience sasaran biasanya menguraikan kode pesan. Pengirim harus mengirimkan pesan itu dengan media yang efisien yang mencapai audience sasaran. Pengirim di sini juga harus mengembangkan saluran umpan balik sehingga bisa mengetahui respon atau tanggapan dari penerima pesan yang ditujukannya. Pesan agar dapat mencapai sasarannya dengan efektif 38 maka proses penerimaan dari penerima pesan harus diperhatikan. Pesan yang dikirimkan dapat diterima dan diintreprestasikan dengan baik apabila ada pengalaman dan pengetahuan akan maksud pesan tersebut oleh kedua pihak yaitu antara pengirim dan penerima pesan, hal ini sangat penting agar pesan yang disampaikan tidak diinterpretasikan salah. Dalam hal kegiatan periklanan, komunikator harus bisa mengkomunikasikan pesan perusahaan secara efektif sehingga dapat diterima oleh konsumen secara positif. Gangguan (noise) sering terjadi dalam proses pengiriman pesan sehingga pesan yang disampaikan tersebut tidak bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi (Kotler, 2000) : a. Perhatian yang selektif dimana penerima pesan (mereka) tidak akan memperhatikan seluruh perangsang dari pesan. Komunikator haruslah bisa merancang pesan yang bisa mendapatkan perhatian walaupun dalam keadaan banyak gangguan. b. Distorsi yang selektif dimana penerima mempunyai serangkaian sikap yang memberikan harapan terhadap apa yang mereka akan dengar atau lihat. Mereka cenderung mendengar apa yang sesuai dengan sistem kepercayaan mereka (believe system) sehingga penerima sering menambahkan hal tertentu pada isi pesan tersebut yang 39 sebenarnya tidak ada. c. Ingatan yang selektif karena penerima pesan dalam ingatannya hanya sebagian kecil dari pesan yang menjangkau mereka. Dalam hal ini komunikator bertujuan memasukkan pesan ke dalam ingatan penerima dalam jangka panjang sehingga dapat menyimpan semua informasi yang pernah diproses seseorang. Menurut Fiske dan Hartley (Kotler, 2000), faktor-faktor yang menyeimbangkan pengaruh komunikasi : 1) Semakin besar monopoli sumber komunikasi terhadap penerima, semakin besar perubahan atau pengaruh yang menguntungkan sumber daripada penerima. 2) Pengaruh komunikasi paling besar bila sejalan dengan opini, kepercayaan, dan watak penerima sekarang. 3) Komunikasi dapat menghasilkan pergeseran paling efektif pada masalah yang tidak lazim, dianggap enteng tidak mendasar yang tidak terletak di pusat sistem nilai penerima. 4) Komunikasi mungkin lebih efektif bila sumber dipercaya memiliki keahlian, status tinggi, obyektifitas, atau kemiripan, namun terutama bila sumber memiliki kekuatan dan dapat diidentifikasi dengannya. 40 2) Formula AIDCA ( Attention, Interest, Desire, Conviction,Action) Formula AIDCA merupakan formula yang sering digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan secara menyeluruh. Formula ini tidak hanya diterapkan pada naskah iklan atau copy iklan, lay out, dan tipografi saja, tetapi juaga dapat diterapkan pada pemilihan media, ukuran ruang iklan dan posisi iklan dalam suatu media publikasi (Frank Jefkins:1994). a. Perhatian (Attention) Suatu iklan dikatakan berhasil memenangkan perhatian bila dapat memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain. Perhatian, mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu sendiri. Disamping itu, perangkat kreatif juga dapat digunakan untuk menarik perhatian, misalnya: warna, headline, ilustrasi dan pilihan jenis huruf. b. Ketertarikan (Interest) Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan pewarnaan, gambar atau copy iklan yang menarik. dengan 41 c. Keinginan (Desire) Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. Seperti keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk melalui iklan tersebut? Mengapa mereka harus mengorbankan uang yang mereka punyai untuk mendapatkan barang atau jasa yang diiklankan itu? d. Keyakinan (Conviction) Pembuat iklan merasa perlu untuk menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa audiens sasaran memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan dapat memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. Untuk mewujudkan hal ini mungkin diperlukan fakta-fakta yang meyakinkan, bukti-bukti dari penampilanpenampilan, kesaksian-kesaksian yang berkaitan dengan produk yang diiklankan. Seperti mencantumkan harga atau hal lain yang merupakan informasi tentang produk yang diiklankan. e. Tindakan (Action) Bagaimanakah iklan mampu menimbulkan respon? Iklan cetak bersifat statis, dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan sesuai yang diinginkan. Ada perangkat-perangkat tertentu yang mungkin dapat 42 digunakan untuk membuat pembaca melakukan tindakan, seperti kupon diskon, undangan ke ‘show room’ 3. Komunikasi yang Efektif Komunikasi efektif akan dapat merubah tingkah laku konsumen atau dapat memperkuat tingkah laku yang sudah diubah sebelumnya. Proses adopsi sangat berkaitan dengan masalah komunikasi yang efektif karena menyangkut keputusan menerima atau mengadopsi maupun menolak produk atau ide oleh pihak konsumen. Proses adopsi dilakukan oleh konsumen melalui enam tahap yaitu kesadaran (awareness), minat (interest), evaluasi (evaluation), percobaan (trial), keputusan (decision) dan konfirmasi (confirmation). Tujuan promosi pada dasarnya yaitu memberitahukan atau membujuk konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Oleh karena itu, promosi perusahaan dilakukan dengan diarahkan untuk mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap konsumen agar bersedia membeli, Promosi juga dapat dilakukan agar konsumen dapat meningkatkan pembelian melalui pengalaman yang baik sebelumnya sehingga dapat membantu mengkonfirmasikan keputusannya (Perreault dan McCarrthy, 1999:389) 43 S Promotion objective u Adaption Process AIDA Model m b Informing e r Awareness Attention Interest Interest : Evaluation P e Persuading r r e a u Reminding l t Trial Disire Decision Confirmation Action Sumber : Perreault dan McCarrthy (1999: 389) Gambar 11.2 Relation of Promotion, adoption Process and AIDA Model Hubungan antara tujuan promosi. tahap-tahap dalam proses adopsi dengan tugas-tugas promosi dari model AIDA seperti pada Gambar II.2 Tahap pertama yang perlu diperhatikan jika konsumen potensial sudah mulai menyadari (aware) adanya penawaran produk dari perusahaan. Kemudian dengan adanya komunikasi akan terdapat kesempatan untuk mcnciptakan minat calon konsumen untuk dipertahankan seterusnya, keingganan timbul dan berpengaruh baik terhadap proses evaluasi sehingga terjadi perlakuan dari tahap percobaan dan keputusan dan akhirnya mcngkonfirmasikan kepada orang lain. Tujuan promosi dalam hal informasi berkaitan dengan tahap perhatian,minat dan evaluasi dalam proses adopsi serta pada model AIDA berkaitan dengan perhatian dan timbulnya minat konsumen. Tahapan sampai pengambilan keputusan 44 berkaitan dengan tujuan membujuk (persuading) perusahan keinginan dari model AIDA. Tujuan mengingatkan kembali berkaitan dengan konfirmasi konsumen serta tindakan dalam model AIDA. C. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai berikut : Kegiatan-kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan-penentuan kegiatan tersebut.(Basu Swasta DH, 1987) Dari definisi di atas, 2 elemen penting dalam perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik. Keduanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang dan jasa secara ekonomis. 1. Teori Perilaku Konsumen Teori-teori mengenai perilaku konsumen adalah sebagai berikut: a. Teori Ekonomi Mikro Teori ini menjelaskan bahwa setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan yang maksimal dalam setiap pengeluaran dananya dan apabila telah tercapai akan berusaha mempertahankan tingkat kepuasannya. Hal ini berdasarkan bahwa 45 1) Konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan kepuasannya dan batas kemampuan finansialnya. 2) Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhan. 3) Konsumen selalu bertindak rasional. b. Teori Psikologis Teori psikologis dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu teori belajar (learning theory) dan teori psikonalistis (phsychounalitic theory). Teori-teori ini mendasarkan pada faktor yang terdapat pada lingkungan yang mempengaruhinya. 1) Teori Belajar Teori ini lebih menekankan pada penafsiran dan peramalan, beberapa pnnsip teori belajar yang dibahas di sini adalah : (a) Teori Stimulus Respon (S-R Theory), merupakan teori empiris utama dari teori belajar. Teori ini dikembangkan oleh Pavlov Skinner dan Hull, berisi pendapat bahwa proses belajar itu merupakan suatu tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dibadapinya. Rangsangan itu diulang-ulang dan akan mendapatkan tanggapan yang sama dan betul secara terus menerus dan akhirnya muncul suatu keblasaan dan tingkah laku 46 tertentu. (b) Teori Kognitif (kesadaran), menekankan bahwa proses pemikiran seseorang dipengaruhi oleh faktorfaktor sikap dan keyakinan, pengalaman masa lalu dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mencapai suatu tujuan. (c) Teori Bentuk dan Bidang (Gestalt and Field Theory) Teori ini menyatakan bahwa setiap tindakan manusia selalu dipengaruhi masa lalunya, bidang atau ruang hidup seseorang merupakan variabel venting dalam teori ini. Dengan asumsi bahwa manusia dalam setiap tindakannya senantiasa memiliki suatu tujuan. 2) Teori Psikoanalistis Teori ini berakar dari teori psikoanalisa Sigmun Freud yang menyatakan bahwa perilaku manusia mempengaruhi oleh adanya motif yang tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah selalu merupakan hasil kerjasama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia, yaitu: id, ego dan super ego. Id adalah dorongan alamiah manusia, efeknya akan memunculkan ego dan super ego. Ego merupakan pusat kesadaran yang menjaga keseimbangan antara ide yang berinsting bebas dan super ego yang berorientasi sosial dan 47 mempunyai gerak terbatas. Super ego merupakan aspek sosiologis dari kepribadian manusia. 3) Teori Sosiologis Teori ini menitikberatkan pada hubungan antara individu terhadap perilaku manusia. Teori sosiologis ini mengarahkan analisis perilaku pada kegiatan-kegiatan kelompok, seperti keluarga, teman sekerja dan sebagainya. 4) Teori Anthropologis Teori anthropologis ini mencoba menerangkan perilaku kelompok tetapi berupa perilaku kelompok yang lebih luas dan lebih besar, misalnya perilaku kelompok kelas sosial tertentu atau perilaku kelompok kultur tertentu. D. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Tahap-tahap yang ditempuh oleh konsumen dalam meraih hasil dan keputusan pembelian : 1. Pengenalan MasaIah Proses pembelian dimulai waktu konsumen mengenal masalah atau kebutuhan. Konsumen merasakan perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang diidamkannya. Kebutuhan itu bisa rangsangan dari dalam maupun luar. ditimbulkan oleh 48 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang tergerak, mungkin akan mencari informasi ataupun tidak. Ketika mencari informasi, konsumen mungkin akan berpaling pada : a. Sumber-sumber pribadi (keluarga, kawan-kawan, tetangga, kenalan) b. Sumber-sumber komersial (iklan wiraniaga, penyalur, kemasan, pameran) c. Sumber-sumber publik (mass media, lembaga konsumen) d. Sumber-sumber pengalaman (penanganan, pengamatan, dan penggunaan produk) 3. Evaluasi Alternatif-Alternatif Setelah mendapatkan informasi yang cukup, konsumen akan menilai masing-masing alternatif merk yang tersedia. Konsepkonsep dasar yang membantu memperjelas proses penilaian konsumen : a. sifat-sifat produk, b. konsumen mungkin mengaitkan bobot pentingnya ciri-ciri yang berbeda itu dengan ciri yang sesuai, c. konsumen mengembangkan seperangkat kepercayaan merk di mana setiap merk menonjolkan setiap ciri, d. konsumen memiliki sebuah fungsi kemanfaatan untuk setiap ciri, dan e. terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan 49 merk melalui prosedur pemilihan. 4. Keputusan Pembelian Setelah mencari dan mengevaluasi perbagai alternatif, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, toko, warna dan sebagainya. 5. Perilaku Pasca Pembelian Konsumen mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah membeli suatu produk. Biasanya, pembeli akan mengalami kecemasan purna beli pada setiap pembelian yang dilakukannya. Kecuali pada pembelian yang dilakukan secara rutin. Kecemasan ini terjadi karena setiap alternatif yang dihadapi oleh konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan. Biasanya setelah keputusan pembelian dibuat, masalah yang dihadapi konsumen adalah alternatif yang dipilih memperlihatkan kekurangan sedangkan alternatif yang ditolak justru menunjukkan beberapa faktor yang menarik. Leon Festinger memberi nama keadaan cemas ini sebagai disonansi kognitif. Di mana disonansi meningkat bila : 1) nilai uang dari pembelian meningkat, 2) daya tarik relatif dari alternatif yang tak terpilih meningkat 3) nilai penting relatif dari keputusan meningkat. 50 E. Iklan Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli. AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas. 1. Iklan memiliki empat fungsi utama : a. menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informative), b. mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), c. menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak yang menyenangkan sewaktu (reminding), dan d. menciptakan suasana khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment). 2. Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a. Public Presentation (memasyarakat) Iklan yang baik dan tepat akan dapat menjangkau masyarakat luas dengan cepat dan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. Pesan yang dirancang dalam iklan adalah sama untuk semua target audience atau konsumen sehingga motivasi pembelian 51 konsumen dapat dikenai. b. Pervasiveness (Kemampuan Membujuk) Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi dan memiliki daya bujuk yang tinggi. c. Amplified Expressiveness (Ekspresif) Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggoyangkan perasaan audience. d. Impersonality (Tidak terhadap orang tertentu saja) Iklan tidak bersifat memaksa audience untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog. e. Efficiency (Efisien) Periklanan dikatakan efisien karena dapat menjangkau masyarakat luas, terutama secara geografis. Sehingga biaya persatuan untuk promosi menjadi rendah/murah. 3. Pemilihan Media Periklanan Media merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha periklanan. Pemilihan media adalah masalah menemukan cara terbaik untuk menyampaikan jumlah pembeberan yang diingini kepada khalayak sasaran. Di masa kemajuan teknologi informasi yang sedemikian pesat ini berbagai peluang dalam pemanfaatan media muncul dengan 52 kelebihan dan kekurangan masing-masing. Media massa memiliki sasaran dan jangkauan yang sangat luas. Televisi, radio, surat kabar, majalah dan internet sudah menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat. Pemilihan media tergantung dari beberapa faktor, yaitu : a. produk yang diiklankan, b. sistem distribusi produknya, c. editorial, d. kemampuan teknis media, e. strategi periklanan saingan, f. sasaran yang akan dicapai, g. karakteristik media, dan h. media. (Basu Swastha dan lrawan, 1990) Periklanan di media televisi memiliki kelebihan dibandingkan media lainnya. Berikut ini adalah beberapa kelebihan iklan televisi yang berlaku secara umum (Jefkin:1994) a. Berkesan realistik, karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna, suara dan gerakan. b. Mendapat tanggapan yang lebih baik karena iklan televisi disiarkan di rumah-rumah dalam suasana santai. c. Iklan televisi dapat diulang beberapa kali dalam sehari. d. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan 53 masyarakat. Namun demikian iklan di televisi juga diliputi oleh berbagai kelemahan dan keterbatasan sebagai berikut (Jefkin :1994) a. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilahan (untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sulit dilakukan, b. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya maka televisi tidak bisa menyediakannya. c. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dilakukan sambil menonton siaran televisi, sehingga konsentrasi terpecah. d. Karena pemirsanya yang sulit dipilah-pilah, maka iklan televisi justru terbilang mahal. e. Karena pembuatan iklan di televisi membutuhkan waktu lama, maka ia tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau yang bersifat darurat untuk segera disiarkan. f. Iklan yang ditayangkan berulang-ulang kemungkinan akan membosankan pemirsanya 54 F. Kerangka Pemikiran Pengulangan Pesan Iklan AIDCA Perhatian Kejemuan Pengulangan pembelian Gambar II.3 kerangka pemikiran Pengulangan pesan suatu iklan dalam pembelajaran perilaku konsumen dan Implementasinya terhadap pengulangan pembelian Keterangan Dengan adanya pengulangan suatu pesan iklan di media Televisi, peneliti melalui jawaban yang terkumpul dari kuesioner yang diedarkan kepada responden dilingkungan mahasiswa DIII Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, kemudian menghubungkan hasil penelitian dengan tinjauan teoritis, sehingga dapat diketahui bahwa dengan pengulangan pesan iklan akan menyebabkan iklan tersebut diperhatikan oleh audiens sasaran dan berimplementasi pada pengulangan pembelian atau malah menimbulkan kejemuan. 55 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum FE-UNS 1. Sejarah lahir dan perkembangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (FE-UNS) Surakarta lahir bersamaan dengan diresmikannya Universitas Sebelas Maret di Siti Hinggil Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta oleh Presiden Kedua Republik Indonesia Tahun 1976 (Kepres No. 10 Tanggal 8 Maret 1976). Terbentuknya FE-UNS merupakan hasil dari penggabungan beberapa Fakultas Ekonomi dari berbagai Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayah Kotamadya Surakarta, yang antara lain meliputi : Fakultas Ekonomi Universitas Nasional Saraswati (UNNASTI) Fakultas Ekonomi Universitas Cokroaminoto (UNCOK) Fakultas Ekonomi Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Pada permulaan berdirinya FE-UNS (periode 1976-1981), penyelenggaraan proses belajar mengajar bertempat di Pagelaran Keraton Surakarta (+ 1 tahun) selanjutnya di kampus Mesen (sekarang dipakai sebagai kampus D3 FE-UNS). Selama tahun 1976-1987 FE-UNS Surakarta mempunyai 2 (dua) jurusan, yaitu Jurusan Ekonomi Umum (Pembangunan) dan Jurusan Ekonomi Perusahaan (Manajemen). Seiring dengan meningkatnya tuntutan terhadap kualitas pendidikan tinggi dan 28 56 pemerataan kesempatan belajar, maka sejak tahun 1987 FE-UNS telah menyelenggarakan Program Sarjana Strata 1 (S-1) dengan 3 (tiga) jurusan yaitu : Jurusan Ekonomi Pembangunan (EP), Jurusan Manajemen (M), dan Jurusan Akuntansi (Akt). Pada tahun 1994, FE-UNS membuka kesempatan bagi para alumni program Diploma III (D-3), atau yang pernah kuliah di Strata I (S-1) tetapi tidak selesai, bahkan dari Program Diploma II (D-2) dengan kreditasi dan sudah bekerja untuk melanjutkan ke jenjang Pendidikan S-1 di FE-UNS melalui Program S-1 Non Reguler yang waktu perkuliahannya dilaksanakan pada sore hari hingga malam hari. Program S-1 Non Reguler FE-UNS mempunyai 3 (tiga) jurusan seperti halnya dengan Program S-1 Reguler, yaitu = Jurusan Ekonomi Pembangunan (EP), Jurusan Manajemen (M), dan Jurusan Akuntansi (Akt). Program S-1 Non Reguler sepenuhnya swadana, artinya pembiayaan semuanya ditanggung oleh peserta, kecuali gedung kuliah yang masih menggunakan fasilitas gedung FE-UNS. Untuk memperluas kesempatan belajar di perguruan tinggi (khususnya jenjang profesi ahli madya), pada tahun 1997 FE-UNS membuka program D-3 Akuntansi Keuangan, pada tahun 1998 ditambah lagi dengan program D-3 Perpajakan dan pada tahun 2000 dibuka program D-3 Manajemen Pemasaran. Selanjutnya pada tahun 2001 Fakultas Ekonomi membuka program D-3 Manajemen Industri dan Program D-3 Bisnis Internasional. 57 2. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia di FE-UNS secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu kategori Tenaga Pengajar (Dosen) dan Tenaga Administrasi. Tenaga Pengajar (Dosen) FE-UNS hingga tahun 2004, berjumlah 109 orang dengan latar belakang pendidikan S-1 sebanyak 14 orang, S-2 satu sedang S-2 sebanyak 100 orang dan S-3 atau sedang S-3 sebanyak 25 orang untuk tiga jurusan. Tenaga Administrasi FE-UNS berjumlah 73 orang, engan rincian sebanyak 37 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 36 orang berstatus Pegawai Honorer. 3. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan a. Visi Visi FE-UNS adalah : Menjadi Fakultas Ekonomi yang mandiri dan terpandang secara nasional. b. Misi Misi FE-UNS adalah : 1) Menghasilkan sarjana, pasca sarjana ekonomi dan tenaga ahli madya di bidang ekonomi yang bisa bersaing di pasar nasional maupun pasar internasional dan yang bisa mengangkat potensi daerah serta memiliki keahlian tambahan khusus sesuai dengan ciri unik program studi. 58 2) Mewujudkan pendidikan kewirausahaan terbaik dan unik secara nasional sehingga dapat membekali jiwa wirausaha yang ulet bagi lulusan FE-UNS. 3) Menghasilkan produk-produk penelitian yang berdampak pada pengembangan ilmu dan produk-produk penelitian khusus sesuai ciri unik yang diambil oleh masing-masing program studi. 4) Menghasilkan produk-produk pengabdian pada masyarakat yang bisa memenuhi kebutuhan rakyat kecil. 5) Mewujudkan kemandirian FE-UNS. c. Tujuan Tujuan pendidikan FE-UNS adalah : 1) Semua Progdi S-1 Reguler FE-UNS bisa menghasilkan sarjana dan tenaga ahli madya di bidang ekonomi yang : (a) Mampu berbahasa Inggris secara pasif dan aktif dengan indikator diselenggarakannya mata kuliah-mata kuliah berbahasa Inggris. Mata kuliah manajemen dan Ilmu khusus program studi. (b) Menguasai manajemen potensi daerah sesuai ciri program studi. (c) Menguasai ilmu khusus yang menjadi ciri unik program studi. 59 2) Semua Program Studi D-3 FE-UNS bisa menghasilkan tenaga ahli madya di bidang ekonomi yang mampu berbahasa Inggris secara pasif dan aktif. 3) Tim pendidik kewirausahaan FE-UNS sudah bisa menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan yang unggul secara nasional. 4) Semua program studi S-1 dan pasca sarjana FE-UNS bisa melakukan dan menyebarkan hasil penelitian murni dan terapan baik yang bersifat keilmuan maupun keilmuan unik dari program studi. 5) Koordinator PPM FE-UNS telah mengembangkan dan menyebarluaskan kepada semua Dosen FE-UNS rencana kegiatan pengabdian pada masyarakat yang terpadu dengan kegiatan Grameen Bank. 6) Memandirikan FE-UNS 33 STRUKTUR ORGANISASI DEKAN PD I PD II SENAT FAKULTAS PD III Jurusan Manajemen Jurusan Ek. Pembangunan Jurusan Akuntansi Bagian Tata Usaha D3 Manajemen Industri D3 Bisnis Internasional D3 Akt. Keuangan Sub. Bag. Adm. Dik D3 Manajemen Pemasaran Lab. Jurusan Ek. Pembangunan D3 Akuntansi Perpajakan Sub. Bag. Adm. Keupeg Lab. Jurusan Manajemen Puzat Pengemb. Ek. Pembangunan Lab. Jurusan Akuntansi Sub. Bag. Adm. Umkap Lab. Komputer Pusat Pengembangan Akuntansi Pusat Pengembangan Manajemen Sub. Bag. Adm. Mawa Lab. Ekspor Impor Pusat Pengemb. Ekspor Pendidikan Profesi Akuntansi Perpustakaan Pojok Bursa Efek Jakarta Gambar III.4 Sumber ; Buku pedoman pendidikan FE UNS 2004/ 2005 34 4. Organisasi FE-UNS a. Dekan Memimpin pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, perencanaan kerjasama serta pembinaan civitas akademika. Dekan bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Dekan dibantu oleh tiga orang pembantu Dekan yaitu Pembantu Dekan Bidang akademik (Pembantu dekan I), Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (Pembantu Dekan II) dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. b. Senat Fakultas Senat Fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi pada fakultas yang memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan peraturan fakultas. c. Unsur Pelaksana Akademik Jurusan, Laboratorium, Tenaga Pengajar, Administrasi Jurusan, Personalia. d. Program Diploma Program Diploma merupakan program pendidikan ketrampilan dimana program ini dirancang 60% untuk ketrampilan dan 40% teori, FE-UNS menyelenggarakan Program Diploma 3 dan dirancang untuk kurikulum 6 semester, dan Program Diploma 3 berada di bawah dan bertanggung jawab pada jurusan. 62 e. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha FE-UNS merupakan unsur pelaksana administrasi mempunyai tugas melaksanakan administrasi pensisikan, umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan kemahasiswaan. Adapun rincian tugas masing-masing bagian sebagai berikut: 1) Bagian Tata Usaha Menyusun rencana dan program kerja bagian/fakultas, sebagai pedoman pelaksanaan tugas, Menelaah peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan, keuangan dan kepegawaian, umum dan perlengkapan serta kemahasiswaan, Menyusun saran alternatif di bidang pendidikan, keuangan perlengkapan dan serta kepegawaian, kemahasiswaan, umum dan Menghimpun, mengolah dan menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan fakultas, Mengidentifikasi permasalahan pendidikan, yang berkaitan keuangan dan dengan tugas kepegawaian, bidang umum dan perlengkapan serta kemahasiswaan, Memberikan layanan teknis administrasi di bagian tata usaha fakultas, Memberikan petunjuk kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Mengkoordinasikan kepala sub bagian di bawahnya agar dalam melaksanakan tugasnya terjalin kerjasama yang baik. 63 2) Sub Bagian Administrasi Pendidikan Menyusun rencana dan program kerja sub bagian administrasi pendidikan sebagai pedoman pelaksanaan tugas, Memberikan pengarahan kepada mahasiswa baru tentang pelaksanaan tugas, Melaksanakan kegiatan administrasi pendidikan, Melaksanakan kegiatan registrasi dan pengambilan mata kuliah, Pemrosesan data dan statistik akademik, Membuat usulan SK Rektor tentang usulan pengangkatan dosen luar biasa dan asisten dosen, Menyiapkan data usulan beban tugas mengajar, PA dan pembimbing akademik, Menyiapkan pelaksanaan ujian semester, Memproses transkrip akademik, Memproses permohonan ijazah maupun wisuda kepada Rektor, Melaksanakan kegiatan Administrasi penelitian maupun pengabdian masyarakat, Menyusun laporan tengah tahunan, tahunan maupun laporan lainnya tentang kegiatan di bidang pendidikan. 3) Sub Bagian Administrasi Umum dan Perlengkapan Menyusun rencana dan program kerja sub bagian administrasi umum dan perlengkapan sebagai pedoman pelaksanaan tugas, Melaksanakan proses surat menyurat, distribusi surat maupun kearsipan, Melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan tentang kebersihan, kebun, penerangan, transportasi, konsumsi, protokoler dan tamu dinas, 64 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengadaan perlengkapan, Melaksanakan kegiatan mutasi barang- barang, administrasi penggudangan, inventarisasi maupun pemeliharaan barang-barang milik negara, Melaksanakan kegiatan pengaturan keamanan, perparkiran maupun kontrak kerja parkir, Mengatur pemakaian ruang-ruang untuk kegiatan non perkuliahan, Melaksanakan pengadaan maupun pemeliharaan peralatan perkuliahan, Menyusun laporan tengah tahunan, tahunan maupun laporan lainnya tentang kegiatan umum dan perlengkapan. 4) Sub Bagian Administrasi Keuangan dan Kepegawaian Menyusun rencana dan program kerja sub bagian administrasi keuangan dan kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas, Melaksanakan proses penyusunan anggaran keuangan, Melaksanakan administrasi keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku, Melaksanakan aturan SPJ sesuai dengan aturan yang berlaku, Menyusun dan melaksanakan pembayaran gaji peghawai, Merencanakan dan melaksanakan kegiatan rekruitmen pegawai bulanan lepas, Mengusulkan dan melaksanakan kegiatan kenaikan pangkat dan jabatan maupun kesejahteraan pegawai antara lain tunjangan keluarga, TASPEN, ASKES, Melaksanakan mutasi pegawai, Mengusulkan dan melaksanakan kegiatan pemberhentian pegawai dan hak pensiun, Menyusun 65 laporan tengah tahunan, tahunan dan laporan lainnya yang berkaitan dengan bidang keuangan dan kepegawaian. 5) Sub Bagian Administrasi Kemahasiswaan Menyusun rencana dan program kerja sub bagian administrasi kemahasiswaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas, Memberikan penjelasan kepada mahasiswa baru tentang prosedur administrasi kemahasiswaan, Melaksanakan urusan administrasi kegiatan minat, bakat maupun kesejahteraan mahasiswa, Menyusun bank data mahasiswa, Melaksanakan kegiatan legalisasi ijazah, transkrip akademik bagi alumni, Menyusun data alumni sebagai bahan informasi, Menyampaikan informasi lowongan pekerjaan, Menyusun laporan tengah tahunan, tahunan maupun laporan lainnya di bidang kemahasiswaan. 5. Penyelenggaraan Pendidikan Penyelenggaraan pendidik di FE UNS memakai sistem kredit semester (SKS). SKS adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang mengakui beban studi Mahsiswa dan beban kerja tenaga pengajar tiap semesternya yang dinyatakan dalam satuan kredit semester. Satuan kredit semester adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif dari suatu program 66 tertentu, serta besarnya usaha menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi, khususnya bagi tenaga pengajar. 6. Perpustakaan a. Sistem Klasifikasi Koleksi yang ada digolongkan dengan menggunakan sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC). Dengan garis besar pengelompokan sebagai berikut : 000 : Karya Umum 100 : Filsafat 200 : Ilmu-Ilmu Sosial 600 : Ilmu-Ilmu Terapan 300 : Ilmu-Ilmu sosial 700 : Kesenian, Hiburan, Olah raga 400 : Bahasa 800 : Geografi dan Sejarah Umum 500 : Ilmu-Ilmu Murni b. Koleksi Perpustakaan menyediakan koleksi yang dititik beratkan pada koleksi Ilmu Ekonomi dan bidang ilmu lain yang secara langsung atau tidak langsung menunjang program FE-UNS dalam berbagai buku yang meliputi : buku-buku teks, Buku-buku referensi, skripsi/tugas akhir, Laporan penelitian, Jurnal, Surat Kabar, Majalah, Buletin. Jumlah koleksi buku-buku teks, jurnal, majlaah dan koran di Perpustakaan FE UNS sampai dengan agustus 2004 tercatat : 1) Jumlah judul buku : 4.890 judul dalam 19.167 eksemplar 67 2) Jumlah judul jurnal, majalah dan koran : 452 Judul dalam 3807 eksemplar. c. Lokasi Perpustakaan FE UNS menempati Gedung IV FE di lantai 1 terdiri dari 3 ruang yaitu : 1) Ruang 1, sebagai ruang kerja sirkulasi dan ruang buku-buku teks. 2) Ruang 2, digunakan sebagai ruang : jurnal, laporan penelitian, majalah, koran, kartu bebas dan digital library. 3) Ruang 3, digunakan sebagai ruang skripsi, tugas akhir dan tesis. d. Pelayanan Pemakai Pelayanan koleksi dilakukan dengan sistem terbuka, yaitu pemakai jasa perpustakaan dengan bebas memilih, mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari stek. Pelayanan diselenggarakan pada hari : Senin s.d Kamis : Jam 08.00 – 13.00 dan 16.30 – 20.30 Jum’at : Jam 08.00 – 10.30 dan 16.30 – 20.30 Sabtu : Jam 08.00 – 11.00 dan 16.30 – 18.30 7. Pelayanan Mahasiswa Fasilitas pelayanan kegiatan mahasiswa berada pada sub kemahasiswaan (MAWA). Terkait dengan pendidikan dan pengajaran dilayani oleh bagian pendidikan dan pembiayaan 68 aktifitas organisasi kemahasiswaan (intra fakultas) dilayani oleh bagian keuangan FE dan IOME. Dalam rangka melayani aktifitas Mahasiswa, bidang kemahasiswaan di antaranya terkonsentrasi pada beberapa bidang antara lain : a. Bidang Administrasi, meliputi : Penyampaian pengumuman kepada mahasiswa, Penanganan administrasi ijazah dan transkrip nilai, Pendamping kegiatan mahasiswa, Mengorganisasi kegiatan ORMARU, Menangani surat menyurat bidang kemahasiswaan, dsb. b. Bidang Kemahasiswaan, terdiri dari : Bidang organisasi, meliputi : BEM, DPM, HMJ, HMP dan UKM. Bidang kesejahteraan, meliputi : beasiswa, poliklinik, kopma, dsb. Bidang Minat, Bakat dan kegemaran, meliputi : Olahraga, kesenian. Bidang Penalaran dan Keilmuan, meliputi : penelitian, diskusi ilmiah. Bidang Pengabdian dan Masyarakat, meliputi : Baksos, dsb. Bidang Alumni, meliputi berbagai informasi kepada alumni. 69 STRUKTUR BIDANG KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI UNS BIDANG KEMAHASISWAAN PENALARAN DAN KEILMUAN MINAT DAN KEGEMARAN/ BAKAT KESEJAHTERAAN MAHASISWA DATA ALUMNI Gambar III.5 Sumber : Buku Pedoman Pendidikan FE UNS 2004/2005 c. Fasilitas dan Pengembangan Agama 1) Agama Islam ; Dilingkungan FE disediakan 3 Mushola yang masing-masing terdapat pada tiap gedung. 2) Agama Kristen dan Katholik ; Bagi mahasiswa yang beragama Kristen dan Katholik telah tersedia gereja kampus yang dapat dipakai untuk ibadat bersama. 3) Agama Hindu ; Bagi Mahasiswa yang beragam Hindu dan Budha telah tersedia Pura dan Vihara di lingkungan Universitas. d. Pelayanan Kesehatan : Pelayanan kesehatan tersedia untuk semua warga kampus melalui Medical Centre yang terletak di sebelah selatan Gedung Student Centre UNS meliputi poliklinik umum dan spesialis di bidang kesehatan. 70 e. Organiasi Kelengkapan Keluarga Mahasiswa FE UNS : 1) Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) 2) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 3) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), terdiri dari : HMJ Manajemen, HMJ Akuntansi, HMJ Ekonomi Pembangunan. 4) Himpunan Mahasiswa Program (HMP), terdiri dari : HMP D3 Akuntansi, HMP D3 Perpajakan, HMP D3 Manajemen Pemasaran, HMP D3 Manajemen Industri, HMP D3 Bisnis Internasional. STRUKTUR KELEMBAGAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNS DPM BEM HMJ HMP UKMF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNS Gambar III.6 Sumber : Buku Panduan pendidikan FE UNS 2004/2005 71 5) UKMF/Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas, terdiri dari : (a) BAPEMA (b) MEPA (c) Gadhang (d) BPPI (e) PMK (f) KMK (g) KSB (h) UKMF Basket (i) Investor Club (j) KEI (k) English Meeting Club 72 B. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Mahasiswa Mahasiswa Program Diploma Universitas Sebelas Maret Surakarta III Fakultas Ekonomi tidak hanya berasal dari wilayah Surakarta, sebagian besar adalah mahasiswa pendatang dari luar daerah, misalnya Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, Sragen, Karanganyar ada juga yang berasal dari Salatiga, Purwakarta, Kebumen dan beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya rumah kost yang di bangun di sekitar kampus UNS. Meskipun mahasiswa tersebut banyak yang menempati rumah kost, tetapi mereka tidak ketinggalan informasi dan berita terkini, karena rumah-rumah kos menyediakan fasilitas seperti televisi, selain itu warung internet juga banyak terdapat di sekitar area kampus, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengakses informasi dari internet. Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner, sebagian besar mahasiswa pernah dan sering melihat iklan di televisi. Dalam penelitian ini, produk makanan mie instan dijadikan objek penelitian, khususnya produk Mie Sedap dan mahasiswa sendiri termasuk pangsa pasar dari produk mie instan. 73 2. Iklan Mie sedap Iklan Mie Sedap versi lama menceritakan promosi yang dilakukan oleh Wings Food untuk memperkenalkan produknya, promosi itu diadakan dalam bentuk demonstrasi besar-besaran antara Endorser mengiklankan (Model yang digunakan perusahaan untuk produknya dengan menggunakan dukungan selebritis tujuannya adalah mencoba mencocokan image produk dan image perusahaan, kerakteristik pasar sasaran dengan kepribadian ataupun fisik seorang selebritis) dengan masyarakat dilingkungan demonstrasi itu digelar. Demontrasi tersebut di selenggarakan di tempat-tempat umum yang sering di kunjungi masyarakat dalam bentuk menyantap Mie Sedap bersama-sama. Endorser berperan sebagai host (pembawa acara) dan meminta kesaksian masyarakat yang berpartisipasi dalam demonstrasi itu mengenai kelebihan Mie Sedap dibanding dengan mie instan lain, kesaksian mereka diantaranya ‘’ Mie sedap lebih kenyal di banding mie instan lain’’, ‘’ Bawang gorengnya lebih kriuk’’, ‘’Lebih Sedap...’’ dan keistimewaan lain yang tidak dimiliki mie instan sejenis. Dalam iklan tersebut di informasikan juga bahwa demonstrasi yang diadakan Wings Food memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam katogori Demontrasi dengan Peserta Terbanyak. Grup Band Padi berperan sebagai endorser dalam versi baru iklan Mie Sedap. Mereka membawa pesan iklan, bahwa pengkonsumsi Mie Sedap adalah orang-orang yang memiliki 74 kepedulian sosial yang tinggi, selalu tenang dalam segala situasi dan kondisi serta kesan kebersamaan yang kuat. Dengan mengusung slogan “ Mie Sedap Jelas Terasa Puasnya” pembuat iklan berhasil mempengaruhi konsumen untuk memperhatikan, merasa tertarik, memiliki keinginan, dan yakin mencoba untuk mengkonsumsinya. C. Hasil Pembahasan 1. Karakteristik Responden Hasil penelitian diungkapkan berturut-turut sesuai dengan persoalan penelitian. karakteristik-karakteristik Namun sebelumnya responden sebagai dikemukakan informasi latar belakang yang dibedakan berdasarkan tahun angkatan, jurusan, jenis kelamin, usia, status tempat tinggal dan berdasarkan besar uang saku responden. Tabel III.1 Jumlah Mahasiswa Aktif Program Diploma III Fakultas Ekonomi UNS 2002-2005 No Program Studi Angkatan 2002 2003 2004 2005 Jumlah 1 Akuntansi 22 116 135 119 392 2 Perpajakan 1 84 82 81 248 3 Manajemen Pemasaran 5 104 116 119 344 4 Manajemen Industri 0 78 87 80 245 5 Bisnis Internasional 4 70 91 76 241 Jumlah 32 452 511 475 1470 Sumber : Bagian Umum Aula D3 FE UNS 75 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa aktif Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta berjumlah 1470 mahasiswa. Jumlah tersebut menjadi populasi penelitian dan sebanyak 100 mahasiswa terpilih menjadi sampel penelitian. Tabel III.2 Berdasarkan Program Studi Responden Program Studi Jumlah Frekuensi (%) Akuntansi 29 29% Perpajakan 14 14% Manajemen Pemasaran 34 34% Manajemen Industri 10 10% Bisnis Internasional 13 13% 100 100% Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Tabel diatas menyebutkan bahwa jurusan responden sebesar 29% adalah jurusan Akuntansi, 14% jurusan Perpajakan, 34% jurusan Manajemen Pemasaran, 10% jurusan Manajemen Industri dan jurusan Bisnis Internasional sebesar 13% dari total responden. Tabel III.3 Berdasarkan Usia Responden Tingkat Usia Jumlah Frekuensi (%) 20 th 22 22% 21 – 22 th 75 75% ≥ 23 th 3 3% Total 100 100% Sumber : Data Primer Juni 2006 76 Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 22%, 20 sampai 22 tahun sebanyak 75% dan lebih dari 23 tahun sebanyak 3% dari total responden. Tabel III.4 Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Frekuensi (%) Laki-laki 40 40% Perempuan 60 60% 100 100% Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 60% dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 40% dari total responden. Tabel III.5 Berdasarkan Uang Saku Responden Uang Saku Per Bulan Jumlah Frekuensi (%) Rp. 49.000,00 20 20% Rp. 50.000,00 – Rp. 99.000,00 47 47% Rp. 100.000,00 – Rp. 149.000,00 12 12% Rp. 150.000,00 – Rp. 199.000,00 18 18% Rp. 200.000,00 3 3% Total 100% 100% Sumber : Data Primer Juni 2006 Berdasarkan uang saku, sebanyak 20% responden mempunyai uang saku Rp. 49.000,00, 47% responden mempunyai uang saku sebesar Rp. 50.000,00 – Rp. 99.000,00, 12% responden 77 memiliki uang saku sebesar Rp. 100.000,00 – Rp. 149.000,00 , 18% responden memiliki uang saku sebesar Rp. 150.000,00 – Rp. 199.000,00 dan 3% responden memiliki uang saku sebesar Rp. 200.000,00 dari total responden. Tabel III.6 Berdasarkan Status Tempat Tinggal Status Tempat Tinggal Jumlah Frekuensi (%) Bersama Orang Tua 43 43% Kos 57 57% 100 100% Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Tabel diatas menyebutkan bahwa responden yang tinggal bersama orang tua sebesar 43%, dan responden yang kos sebesar 57% dari total responden. 2. Tanggapan Responden Mengenai Pertanyaan Penelitian. Tabel III.7 Pernah Atau Tidaknya Responden Melihat Atau Menonton Iklan mie Sedap di Televisi (N = 100) Keterangan Jumlah (N) % Selalu 4 4 Sering 39 39 Kadang-kadang 48 48 Jarang 9 9 Tidak Pernah 0 0 100 100% Total Sumber : Data Primer Juni 2006 78 Berdasarkan tabel 7 diatas, memperlihatkan bahwa 100% responden pernah melihat atau menonton iklan Mie Sedap, tidak ada satu responden yang terpilih sebagai sampel penelitian tidak pernah melihat atau menonton iklan Mie Sedap . Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan suatu iklan didukung oleh adanya media yang digunakan. a. Perhatian (Attention) Tanggapan responden dilihat dari perhatian mereka untuk menyaksikan tayangan iklan sangat penting, karena perhatian merupakan tahap pertama dalam proses komunikasi. Tabel III.8 Tanggapan Responden Dilihat Dari Perhatian (Attention Dari formula AIDCA) Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SxN Selalu 5 7 7 35 Sering 4 32 32 128 Kadang-kadang 3 49 49 147 Jarang 2 10 20 20 Tidak pernah 1 2 2 2 100 100 332 Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Dari tabel diatas menunjukan responden cukup tertarik dengan tayangan iklan Mie Sedap, dari skor rata-rata yang diperoleh sebesar 3.32 menunjukan bahwa responden kadang- 79 kadang melihat iklan Mie Sedap versi lama ataupun versi baru di televisi. b. Ketertarikan (Interest) Setelah mengetahui tingkat perhatian responden dalam melihat iklan Mie Sedap pada tabel III.8, maka tabel III.9 digunakan untuk mengetahui apakah responden tertarik untuk melihat iklan Mie Sedap sampai selesai penayangannya dan apakah ada keingginan untuk mengetahui lebih jauh. Tabel III.9 Tanggapan Responden Dilihat dari Ketertarikan (Interest dari formula AIDCA) Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SxN Sangat ingin mengetahui 5 7 7 35 Ingin mengetahui 4 21 21 84 Cukup mengetahui 3 55 55 165 Tidak ingin mengetahui 2 16 16 32 Sangat tidak ingin mengetahui 1 1 1 1 100 100 317 Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Dari tabel diatas skor rata-rata yang diperoleh sebesar 3.17, menunjukan bahwa responden kadang-kadang ingin melihat iklan Mie Sedap sampai selesai penayangannya dan kadang-kadang ingin mengetahui lebih jauh mengenai iklan tersebut. 80 c. Keinginan (Desire) Tujuan selanjutnya setelah dibangun suatu perhatian (attention ) dan ketertarikan (interest) adalah timbulnya keinginan (desire). Diharapkan suatu iklan dapat menimbulkan keinginan konsumen sasaran terhadap produk yang di iklankan, untuk itu iklan harus mampu mempengaruhi konsumen agar mengkonsumsi produk tersebut. Tabel III.10 Tanggapan Responden Dilihat dari Keinginan (Desire dari formula AIDCA ) Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SxN Sangat terpengaruh 5 5 5 25 Terpengaruh 4 20 20 80 Cukup terpengaruh 3 64 64 192 Tidak terpengaruh 2 9 9 18 Sangat tidak terpengaruh 1 2 2 2 100 100 317 Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Dari tabel III.10 diperoleh skor rata-rata sebesar 3.17 menunjukan bahwa iklan tersebut cukup mempengaruhi responden untuk mencoba mengkonsumsi Mie Sedap dan responden cukup terpengaruh pula untuk mengkonsumsi Mie Sedap akibat dorongan yang kuat. 81 d. Keyakinan (Conviction) Tujuan setelah adanya keinginan adalah suatu keyakinan (conviction), dengan adanya suatu keyakinan maka konsumen akan percaya untuk mengkonsumsi dan dapat menimbulkan loyalitas pada suatu produk tertentu. Tabel III.11 Tanggapan Responden Dilihat dari Keyakinan (Conviction dari formula AIDCA) Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SxN Sangat yakin 5 6 6 30 Yakin 4 32 32 128 Cukup yakin 3 54 54 162 Tidak yakin 2 6 6 12 Sangat tidak yakin 1 2 2 2 100 100 334 Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Tabel diatas memperlihatkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh sebesar 3.34 menunjukan bahwa iklan Mie Sedap yang ditayangkan di media televisi cukup meyakinkan responden mengenai tingkat harga, rasa dan manfaatnya. e. Tindakan (Action) Tujuan akhir dari suatu iklan adalah terwujudnya tindakan pembelian. Dibagian sebelumnya telah ditunjukan bahwa iklan Mie Sedap telah berhasil membawa konsumen sasaran ketahap 82 keyakinan (conviction). Langkah selanjutnya adalah merealisasikan tindakan pembelian produk. Tabel III.12 Tanggapan Responden Dilihat dari Tindakan (Action dari formula AIDCA) Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SxN Selalu 5 7 7 35 Sering 4 27 27 108 Kadang-kadang 3 40 40 120 Jarang 2 22 22 44 Tidak pernah 1 4 4 4 100 100 311 Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Skor rata-rata yang diperoleh dari tabel III.12 diatas sebesar 3.11 menunjukkan bahwa responden kadang-kadang membeli Mie tersebut setelah melihat iklan Mie Sedap di televisi. Grafik III.1 3.7 Skor 3.5 3.3 Series1 3.1 S1 2.9 A I D C A Formula AIDCA Sumber : Data diolah juni 2006 Grafik III.1 menunjukan apa tanggapan pemirsa televisi terhadap pengulangan pesan iklan Mie Sedap dalam proses 83 pembelajaran konsumen, ditinjau dari aspek perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan tindakan pembelian. Dari grafik diatas memperlihatkan bahwa aspek perhatian menunjukan skor rata-rata responden dalam rentang jawaban yang tergolong kadang-kadang. Diantara dua pertanyaan penelitian dari aspek perhatian menunjukkan bahwa responden lebih suka melihat iklan Mie Sedap versi baru dari pada versi sebelumnya. Aspek ketertarikan memperlihatkan bahwa responden kadang-kadang melihat pengulangan iklan sampai selesai dan cukup ingin mengetahui lebih jauh tentang iklan Mie tersebut. Aspek keinginan memperlihatkan bahwa iklan Mie Sedap cukup mempengaruhi emosi responden untuk mencoba produk setelah melihat pengulangan pesan iklan Mie Sedap dan responden cukup terpengaruh untuk mengkonsumsi Mie Sedap akibat dorongan iklan di televisi yang sangat kuat. Aspek keyakinan memperlihatkan bahwa iklan Mie Sedap cukup meyakinkan responden mengenai konsistensitas antara harga dan rasa yang nyata dengan yang diiklankan. Aspek tindakan memperlihatkan bahwa responden kadang-kadang membeli dan mengkonsumsi Mie Sedap setelah melihat iklan di televisi. Dari grafik diatas dapat diketahui juga bahwa tingkat perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan tindakan untuk melakukan pembelian berada dalam keadaan konstan yaitu dalam kisaran skor 3. 84 Tabel III.13 Tanggapan Responden Mengenai Pembelian Ulang Yang Mereka Lakukan Setelah formula AIDCA Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SxN Selalu 5 9 9 45 Sering 4 20 20 80 Kadang-kadang 3 42 42 126 Jarang 2 24 24 48 Tidak pernah 1 5 5 5 100 100 304 Total Sumber : Data Primer Juni 2006 Dari tabel III.13 diatas skor rata-rata sebesar 3.04 memperlihatkan bahwa responden kadang-kadang melakukan pembelian ulang Mie Sedap setelah mereka mengkonsumsi Mie Sedap dan merasakan manfaatnya. Tabel III.14 Tanggapan Responden Mengenai Dampak yang Ditimbulkan oleh Iklan Mie Sedang Bila Tidak Ditayangkan Dalam Beberapa Model yang berbeda (Kejemuan) Keterangan Skor (S) Jumlah (N) % SXN Sangat setuju 5 15 15 75 Setuju 4 40 40 120 Cukup setuju 3 25 25 75 Tidak setuju 2 17 17 34 Sangat tidak setuju 1 3 3 3 100 100 307 Total Sumber : data primer juni 2006 85 Tabel III.14 diatas menunjukan skor rata-rata sebesar 3.07 memperlihatkan responden setuju akan adanya pengulangan iklan Mie Sedap tanpa adanya perubahan dalam penyampaian iklannya akan dapat menimbulkan kejemuan, dan responden dalam menjawab pertanyaan penelitian mengungkapkan bahwa mereka selalu mengharap iklan Mie Sedap dengan versi baru. BAB IV PENUTUP Dalam bab terakhir penyusunan Tugas Akhir ini akan ditentukan kesimpulan sehubungan dengan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, kemudian dari hasil kesimpulan tersebut akan diberikan saran-saran yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan : 1. Ditinjau dari karakteristik responden Berdasarkan Program studi sebanyak 34% adalah mahasiswa jurusan Manajemen Pemasaran, berdasarkan usia responden sebanyak 75% adalah 21 sampai dengan 22 tahun, berdasarkan jenis kelamin responden sebanyak 60% adalah perempuan, berdasarkan uang saku responden sebanyak 47 % adalah mereka yang memiliki uang saku sebesar Rp.50.000 sampai dengan Rp. 99.000,00 dan berdasarkan status tempat tinggal sebanyak 57% responden adalah mahasiswa kos. 2. Pengulangan pesan iklan di televisi cukup berpengaruh dalam menimbulkan perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan mendorong konsumen untuk melakukan tindakan pembelian. Iklan Mie Sedap berhasil melekat dalam 59 87 ingatan konsumen, sehingga memberikan tanggapan yang positif terhadap produk. Dengan tanggapan yang positif maka seorang konsumen akan senantiasa mengingat merk produk tersebut bila konsumen akan membeli suatu produk sejenis. 3. Dengan adanya pengulangan iklan dapat menimbulkan kejemuan yang akhirnya iklan tidak akan perhatikan oleh audiens dan produk akan dilupakan begitu saja, tetapi jika penayangan iklan selalu di perbaharui dalam setiap batas pengulangan tertentu dan dengan pengemasan iklan yang berbeda-beda dan lebih menarik, maka konsumen akan senantiasa mengingat iklan produk tersebut dan berdampak pada pembelian ulang setelah mereka mencoba dan merasakan manfaatnya. B. SARAN 1. Dari penelitian ini saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada para pembuat iklan, khususnya Wings Food adalah harus lebih mengusahakan sedemikian rupa agar iklan lebih menarik perhatian konsumen. Iklan Mie Sedap tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan iklan saja untuk mensosialisasikan merek kepada konsumen, tetapi mereka harus lebih gencar melakukan kampanye iklan dengan cara yang lebih kreatif. 88 2. Iklan Mie Sedap di televisi bukan merupakan satu-satunya media yang terbaik jika di hubungkan dengan kecenderungan pemirsa yang mulai jenuh terhadap iklan. Jadi iklan harus didukung dengan sarana promosi yang lain. 3. Penulis menyadari adanya kelemahan dalam penelitian ini, antara lain minimnya sumber data penelitian yang didapat oleh penulis dan penyebaran kuesioner yang kurang merata diantara mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, oleh karena itu penulis berharap agar dilakukannya penelitian lebih lanjut supaya hasil penelitian ini dapat lebih berguna untuk masa yang akan datang. 89 DAFTAR PUSTAKA Budi Utami, Santika. 2003. Pengaruh Paparan Iklan Dan Keyakinan Akan Pembentukan Sikap Merk Produk Produk. Paada Skripsi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi UNS Buku Panduan Pendidikan Fakultas Ekonomi UNS Djarwanto Ps, dan Pangestu Subagyo (1996) Statistik Induktif. Edisi keempat. Yogjakarta : BPFE Engel, James F, Blackwell, Roger D (et-all) Jakarta: Binarupa Aksara (1994) Perilaku Konsumen. Diterjemahkan oleh FX. Budiyanto. Jefkins, Frank (1994) Advertising, Three edision, London : Arrangement with Pitman publishing Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo (2002) Metodologi Penelitian bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. Yogjakarta : BPFE Kotler, Philip (2000) Marketing Manajemen. The Millenium Edision, New Jersey: Printice-hall,inc Swasta DH, Basu, Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Jogjakarta : Liberty 90 LAMPIRAN 91