efek ekstrak daun insulin (smallanthus sonchifolia) terhadap kadar

advertisement
EFEK EKSTRAK DAUN INSULIN (SMALLANTHUS
SONCHIFOLIA) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH,
BERAT BADAN, DAN KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS
DIABETES strain Sprague dawley YANG DIINDUKSI
ALOKSAN
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Candra Achmad Hanif Rosyidi
NIM: 1111103000090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.
Alhamdulillahi rabbil alamin, penelitian ini akan sulit terselesaikan jika
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And, dr. M. Djauhari
Widjajakusumah, DR Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes, Dr. Dra. Delina
Hasan, Apt, M.Kes, selaku Dekan dan Wakil Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
yang selalu
membimbing dan memberikan
kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Program
Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta
seluruh dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta memberikan ilmu
kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM
selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang selalu membimbing dan
mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.
4. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D dan dr. Nurmila Sari, M.Kes selaku
dewan penguji penelitian saya, untuk ilmu, waktu dan tenaga dalam
memperbaiki laporan penelitian ini.
5. Kedua orang tua tercinta, Chamim Rosyidi Irsyad, MPd dan Sunarsih,
MPd yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya, memberikan
doa, nasihat, serta semangat sepanjang hidup saya. Juga pada kedua kakak
v
kandung saya, Aviva Nisahita Ungky Rosyidi dan Badar Joang Harista
Rosyidi serta adik saya, Dinda Adiratna Azizah Rosyidi, dan untuk
seluruh Keluarga besar Rosyidi dan alm. Rasyid yang senantiasa membuat
saya bersemangat dalam menjalani kehidupan di Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ) modul riset PSPD
2011, drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku PJ laboratorium Riset,
Ibu Nurlaely Mida R, M.Biomed, DMS selaku PJ laboratotium Animal
house, Ibu Endah Wulandari, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biokimia
yang telah memberikan izin atas penggunaan lab pada penelitian ini.
7. Untuk teman seperjuangan penelitian saya, Laras Respati, Anisatul
Muqorobin, Elsa Amelia, Hermansyah dan Norma Maulidatul F.
8. Seluruh mahasiswa PSPD 2011 dan semua teman serta sahabat saya.
9. Laboran yang terlibat Mba Ai, Mba Suryani, Mas Rachmadi, Mba Din.
Juga pada Mas Haris, Mas Panji yang sangat membantu berlangsungnya
penelitian ini.
10. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi
kesempurnaan laporan penelitian ini.
Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Ciputat, 10 September 2014
Penulis
vi
ABSTRAK
Candra Achmad Hanif Rosyidi. Program Studi Pendidikan Dokter. Efek
Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa
Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain
Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.
Angka kejadian diabetes di Indonesia tertinggi ke 7 di dunia pada tahun
2012, dan diperkirakan akan terus berkembang jumlah penderitanya. Daun Insulin
(Smallanthus sonchifolia) adalah tanaman tradisional Amerika Selatan yang
menarik
perhatian
karena
diketahui
memiliki
efek
hipoglikemik
dan
hipolipidemik, dan sebagian penduduk indonesia sudah memakainya sebagai
terapi diabetes serta tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di tanah Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak daun insulin dengan dosis
300 mg/kgBB per oral selama 14 hari terhadap glukosa darah, berat badan serta
trigliserida pada tikus Sprague dawley dibetes yang diinduksi aloksan. Hasil
penelitian adalah glukosa darah menurun 29% pada kelompok terapi (p<0,05).
Selain itu terdapat peningkatan BB pada kelompok terapi sebesar 7,69% yang
merupakan peningkatan terbesar diantara semua kelompok (p>0,05), sedangkan
rerata trigliserida pada kelompok terapi sebesar 73,375 mg/dL lebih rendah dari
kelompok diabetes 175,25 mg/dL (p<0,05). Simpulan, daun insulin mempunyai
efek hipoglikemik dan hipolipidemik, akan tetapi tidak mempengaruhi berat
badan pada tikus diabetes Sprague dawley .
Kata kunci : daun insulin, glukosa darah, trigliserida, DM
ABSTRACT
Candra Achmad Hanif Rosyidi. Medical Education Study Program. Effect of
Insulin Leaves Extract (Smallanthus sonchifolia) on Blood Glucose, Body
Weight and Triglycerides of Alloxan-induced Sprague dawley rats. 2014.
The incidence of diabetes in Indonesia, the world's 7th highest in 2012,
and is expected to continue to expand the number of its victims. Insulin leaves
(Smallanthus sonchifolia) is a traditional South American plant that attracts
vii
attention because it is known to have hypoglycemic and hypolipidemic effect, and
partly Indonesians already wore it as a therapy of diabetes and this plant can grow
well in the land of Indonesia. This research was conducted to determine the effect
of insulin leaves extract at a dose of 300 mg/kgBB orally during 14 days of blood
glucose levels, body weight and triglyceride levels on Aloxxan-induced Sprague
dawley rats. Results of the study were blood glucose decreased 29% at therapy
group (p<0.05). Beside, weight gain for about 7.69% which is the largest increase
among all groups (p>0.05), and the average of triglyceride level in therapy group
73,375 mg/dL is the lower than the diabetes group 175,25 mg/dL (p<0,05).
Conclusions, insulin leaves has hypoglycemic effect and possible as a
hypolipidemic agent, but not affecting weight to Sprague dawley diabetic rats.
Key word: Insulin leaves, blood glucose, triglyceride, DM
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 3
1.3.1.
Tujuan Umum.............................................................................. 3
1.3.2.
Tujuan Khusus............................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................... 3
1.4.1.
Bagi Peneliti................................................................................. 3
1.4.2.
Bagi Institusi................................................................................ 4
1.4.3.
Bagi Masyarakat.......................................................................... 4
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 5
2.1. Landasan Teori........................................................................................... 5
2.1.1.
Definisi dan Klasifikasi Diabetes Melitus................................... 5
2.1.2.
Patofisiologi Diabetes Melitus..................................................... 6
2.1.2.1. Fisiologi Pankreas..........................................................7
2.1.2.2. Fisiologi Insulin dan Pengaruh Insulin Terhadap
Patofisiologi DM.............../........................................... 7
2.1.3.
Manifestasi Klinis........................................................................ 9
2.1.4.
Kriteria Diagnosis........................................................................ 9
2.1.5.
Komplikasi Diabetes.................................................................... 9
2.1.5.1. Dislipidemia pada Diabetes Melitus............................ 11
2.1.6.
Tatalaksana Diabetes Melitus.................................................... 11
2.1.7.
Daun Insulin............................................................................ ...13
2.1.7.1. Kandungan Daun Insulin............................................. 15
2.1.8.
Aloksan...................................................................................... 15
2.2. Kerangka Konsep..................................................................................... 17
2.3. Definisi Operasional................................................................................ 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 19
3.1. Desain Penelitian...................................................................................... 19
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 19
3.2.1.
Waktu Penelitian........................................................................ 19
3.2.2.
Tempat Penelitian......................................................................19
3.3. Sampel Penelitian..................................................................................... 19
3.3.1.
Kriteria Inklusi........................................................................... 20
3.3.2.
Kriteria Eksklusi........................................................................ 20
3.4. Cara Kerja Penelitian............................................................................... 21
3.4.1.
Alat Penelitian............................................................................ 21
3.4.2.
Bahan Penelitian........................................................................ 21
3.4.3.
Proses Ekstraksi......................................................................... 22
3.4.4.
Adaptasi Hewan Sampel............................................................ 22
3.4.5.
Induksi Aloksan......................................................................... 22
x
3.4.6.
Pemberian Ekstrak Daun Insulin Terhadap Tikus..................... 23
3.4.7.
Pengukuran Sampel................................................................... 23
3.4.7.1. Berat Badan................................................................. 23
3.4.7.2. Glukosa Darah Sewaktu.............................................. 23
3.4.7.3. Trigliserida................................................................... 24
3.5. Alur Penelitian......................................................................................... 25
3.6. Managemen Data..................................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 27
4.1. Glukosa Darah Sewaktu.......................................................................
27
4.2. Berat Badan..........................................................................................
29
4.3. Trigliserida............................................................................................ 31
4.4. Keterbatasan Penelitian........................................................................
BAB V
32
SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 33
5.1. Simpulan...............................................................................................
33
5.2. Saran.....................................................................................................
33
BAB VI KERJASAMA PENELITIAN............................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 35
LAMPIRAN......................................................................................................... 38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Etiologi DM......................................................................... 5
Tabel 2.2 Diagnosis DM........................................................................................ 9
Tabel 2.3 Perbandingan OHO.............................................................................. 13
Tabel 4.1 Rata-Rata dan Standar Deviasi Glukosa Darah Tikus Setiap
Kelompok Penelitian........................................................................... 27
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Glukosa Darah Setiap Kelompok Penelitian........ 28
Tabel 4.3 Rata-Rata dan Standar Deviasi BB Tikus Setiap Kelompok
Penelitian............................................................................................ 29
Tabel 4.4 Hasil Analisa Data BB Setiap Kelompok Penelitian........................... 30
Tabel 4.5 Rata-Rata Kadar dan Standar Deviasi Trigliserida Setiap Kelompok
Penelitian............................................................................................ 31
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-Rata Glukosa Darah Tikus Setiap Kelompok Penelitian........... 27
Grafik 4.2 Rata-Rata Berat Badan Tikus Setiap Kelompok Penelitian............... 29
Grafik 4.3 Rata-Rata Kadar Trigliserida Tikus Setiap Kelompok Penelitian...... 31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sekresi Insulin.................................................................................... 8
Gambar 2.2 Tanaman Yacon................................................................................ 14
Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan................................................................... 15
Gambar 7.1 Surat Keterangan Tikus Sehat......................................................... 38
Gambar 7.2 Surat Hasil Identifikasi Bahan Uji................................................... 39
Gambar 7.3 Blender daun insulin........................................................................ 42
Gambar 7.4 Serbuk hasil blender......................................................................... 42
Gambar 7.5 Hasil setelah serbuk diayak.............................................................. 42
Gambar 7.6 Pengadukan dengan stirer hot plate................................................ 42
Gambar 7.7 Hasil adukan kemudian disaring...................................................... 42
xii
Gambar 7.8 Evaporator......................................................................................... 42
Gambar 7.9 Maltodextrin 250 mg & 500 ml aquades.......................................... 43
Gambar 7.10 Ekstrak kering daun insulin.......................................................... 43
Gambar 7.11 Sampel penelitian.......................................................................... 43
Gambar 7.12 Alloxan monohydrate..................................................................... 43
Gambar 7.13 Induksi Alloxan monohydrate pada sampel................................... 43
Gambar 7.14 Pengambilan glukosa darah sampel............................................... 43
Gambar 7.15 Pengukuran BB sampel.................................................................. 44
Gambar 7.16 Proses pemberian ekstrak insulin................................................... 44
Gambar 7.17 Proses sacrificed dan pengambilan darah...................................... 44
Gambar 7.18 Pengukuran trigliserida................................................................. 44
Gambar 7.19 Alat centrifuge............................................................................... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Tikus Sehat......................................................... 38
Lampiran 2 Hasil Determinasi Bahan Uji............................................................ 39
Lampiran 3 Data Awal Semua Kelompok Penelitian.......................................... 40
Lampiran 4 Hasil Data uji Statistik...................................................................... 41
Lampiran 5 Gambar Proses Penelitian................................................................. 42
Lampiran 6 Cara Perhitungan.............................................................................. 45
Lampiran 7 Riwayat Penulis................................................................................ 48
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Diabetes menduduki 10 besar dunia penyebab disabilitas dan
penurunan produktifitas & perkembangan manusia. Jika tidak ada aksi yang
dilakukan, angka penderita diabetes di dunia akan meningkat dari lebih dari
366 juta pada tahun 2011 menjadi 552 juta pada tahun 2030, atau 1 dari 10
orang dewasa. Pada tahun 2012, Indonesia menjadi negara tertinggi ke 7
jumlah penduduknya yang menderita diabetes, yaitu 7.551.940 penderita,
dan diperkirakan sejumlah 4.437.520 orang terlewat tidak terdiagnosa.
Angka mortalitas akibat diabetes di Indonesia mencapai 155.465 jiwa.
Diabetes merupakan salah satu tantangan besar dalam dunia kesehatan di
abad 21. (1)
Tantangan bagi para tenaga kesehatan adalah bagaimana menurunkan
angka penderita dan ongkos pengobatan dengan cara diagnosis dini,
tatalaksana yang efektif dan pencegahan kasus baru. Di Indonesia,
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) telah menerbitkan
Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 dengan revisi terbaru
tahun 2011 untuk mewujudkan penatalaksanaan diabetes mellitus yang
efektif.(2)
Praktik pelayanan medik herbal telah berkembang dengan pesat ,
bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan keamanannya. Dalam kasus
DM ini, banyak literatur menunjukkan beberapa spesies tanaman memiliki
efektivitas yang cukup tinggi dalam menurunkan kadar gula darah, dengan
sedikit efek samping, dengan harga obat yang lebih murah daripada obat
konvensional.(3)
Sebagian masyarakat telah menggunakan tanaman tradisional sebagai
terapi diabetes mellitus, salah satunya adalah tanaman yacon. Tanaman
1
2
yacon telah terbukti memiliki bahan kimia aktif seperti fructooligosacarida,
karbohidrat dan flavonoid
yang bisa menyebabkan penurunan glukosa
dalam darah. Daun tanaman yacon, yang lebih dikenal daun insulin atau
Smallanthus sonchifolia (Ss) oleh masyarakat, juga telah diketahui
mengandung komponen phenol. Komponen ini seperti chlorogenic, caffeic,
dan ferulic pada pasien diabetes mellitus dapat memperbaiki sel β pankreas
sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin dan meningkatkan sensitifitas
reseptor insulin.(4)
Daun insulin juga mengandung Smallanthaditepenic acids A, B, C dan
D yang memiliki efek anti-diabetik.(5) Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
ini bisa digunakan sebagai agen hipoglikemia yang baru. Tanaman ini sudah
banyak tumbuh di Indonesia, dan mudah dalam pengembangbiakannya.(3)
Penelitian Baroni et al. (2008) menunjukkan pemberian ekstrak daun
insulin dengan dosis 400 mg/kgBB/hari pada tikus diabetes selama 14 hari
memberikan efek hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus. (6)
Dalam penelitian ini, dipilih bagaimana efek ekstraksi alkohol daun
insulin dengan dosis lebih rendah yaitu 300 mg/kgBB/hari yang diberikan
selama 14 hari
terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar
trigliserida pada tikus diabetes strain sprague dawley yang diinduksi
aloksan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah pada
penelitian ini adalah :
 Apakah ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari yang
diberikan selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus
diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan?
 Apakah ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kbBB/hari yang
diberikan selama 14 hari dapat menaikkan berat badan tikus diabetes
strain sprague dawley yang diinduksi aloksan?
3
 Apakah ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kbBB/hari yang
diberikan selama 14 hari dapat mempengaruhi kadar trigliserida tikus
diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak
daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14 hari
terhadap kadar glukosa darah, berat badan, dan kadar trigliserida pada
tikus diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Menentukan perbedaan kadar glukosa darah pada tikus diabetes yang
dilakukan pemberian ekstrak daun insulin (Ss) selama 14 hari dan
yang tidak dilakukan pemberian.
b. Menentukan perbedaan berat badan pada tikus diabetes yang
dilakukan pemberian ekstrak daun insulin (Ss) selama 14 hari dan
yang tidak dilakukan pemberian.
c. Mengetahui perbedaan trigliserida pada tikus diabetes yang dilakukan
pemberian ekstrak daun insulin (Ss) selama 14 hari dan yang tidak
dilakukan pemberian.
1.4.
1.4.1.
MANFAAT PENELITIAN
Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian dengan metode
eksperimen.
b. Mendapat pengetahuan mengenai tanaman herbal yang memiliki efek
hipoglikemik.
c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Kedokteran Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
4
1.4.2.
Bagi Institusi
Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
1.4.3.
Bagi Masyarakat
Sebagai informasi bagi masyarakat akan manfaat efek ekstrak daun
insulin terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar trigliserida
pada diabetes melitus .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1.
Definisi dan Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.(7)
Klasifikasi etiologis DM (4 tipe):
Tabel 2.1 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di
Indonesia 2011. PERKENI(2)
No.
1.
Tipe DM
DM Tipe 1
Destruksi sel , umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut
2.
DM Tipe 2

Autoimun

Idiopatik

Dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif

Dominan defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin
3.
DM tipe lain

Defek genetik fungsi sel 

Defek genetik kerja insulin

Penyakit eksokrin pankreas

Endokrinpati

Karena obat atau zat kimia

Infeksi

Sebab imunologi yang jarang

Sindrom genetik lain yang berhubungan dengan
DM
4.
DM gestasional
DM tipe 1 mencakup sekitar 10-20% dari semua kasus DM dengan
ditandai tidaknya adanya sekresi insulin. Subtipe ini lebih sering timbul
pada etnik keturunan Afrika-Amerika dan Asia. (8,9)
5
6
Sedangkan pada DM tipe 2 terjadi resistensi insulin, padahal
sekresi insulin mungkin masih normal atau bahkan meningkat. Subtipe
ini sering dikaitkan dengan kondisi obesitas pada pasien.
(8,9)
Insidensi DM gestasional tercatat pada 4% dari semua kehamilan.
Faktor resiko terjadiya subtipe ini adalah usia tua, etnik, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat diabetes pada pasien sebelum
kehamilan.(8,9)
2.1.2.
Patofisiologi Diabetes Melitus
Defisiensi sekresi insulin maupun resistensi insulin mengakibatkan
gangguan metabolisme makronutrien seperti karbohidrat, protein dan
lemak. Kegagalan uptake glukosa darah ke sel mengakibatkan sel
kekurangan sumber energi sehingga sel mengalami starving cells.
Keadaan tersebut mengakibatkan sel adiposa dipecah sebagai sumber
energi alternatif, akibatnya leptin sebagai pemberi stimulus sinyal
kenyang yang berada di sel adiposa pun berkurang. Tidak adanya sinyal
untuk memberikan sensasi kenyang mengakibatkan pasien DM
cenderung banyak makan atau polifagia.(10)
Kegagalan uptake glukosa darah ke sel juga menyebabkan
hiperglikemia. Ketika kadar glukosa darah tinggi dan melebihi ambang
filtrasi glukosa ginjal, maka glukosa yang secara fisiologi tidak dapat
lolos dari filtrasi gromerulus, akhirnya bergabung bersama urin. Glukosa
merupakan diuresis osmotik, maka glukosa di urin dapat menarik air dari
tubulus ginjal sehingga volume urin meningkat. Kandung kemih pun
cepat penuh dan merangsang pasien untuk sering buang air kecil atau
poliuria. (10)
Kehilangan
cairan
yang
disebabkan
mekanisme
diatas
mengaktivasi pusat haus singga pasien DM akan sering minum atau
polidipsi. (10)
Glukoneogenesis berupa glikogenolisis, lipolisis, katabolisme
protein yang berada di otot terus menerus dipecah dan juga kegagalan
7
lipogenesis dan uptake glukosa mengakibatkan pasien DM juga dapat
mengalami penurunan berat badan.(10)
2.1.2.1. Fisiologi Pankreas
Pankreas menyekresikan enzim-enzim pencernaan dan insulin.
Enzim-enzim pencernaan pankreas disekresikan oleh asini pankreas, dan
sejumlah besar larutan natrium bikarbonat disekresi oleh duktus kecil dan
duktus lebih besar yang bersal dari asini. Produk kombinasi ezim dan
natrium bikarbonat mengalir melalui duktus pankreatikus dan masuk ke
duodenum melalui papila Vateri yang diatur oleh sfingter Oddi.(11)
Lain
dengan
insulin.
Insulin
disekresi
oleh
pulau-pulau
Langerhans, juga menyekresikan glukagon. Insulin dan glukagon
langsung ke dalam darah, berbeda dengan getah pankreas yang bekerja di
usus. Pulau Langerhans mengandung 3 jenis sel utama, yakni sel alfa,
beta dan delta. 60 %-nya merupakan sel beta yang merupakan penyekresi
insulin dan amilin. Sel alfa ± 25 %, menyekresikan glukagon. Sel delta ±
10 %, menyekresikan somatostatin.(11)
Insulin menghambat sekresi glukagon, amilin mengahambat
sekresi insulin, dan somatostatin mengahambat sekresi insulin dan
glukagon.(11)
2.1.2.2. Fisiologi Insulin dan Pengaruh Insulin Terhadap Patofisiologi DM
Insulin mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Bila terdapat sejumlah besar makanan berenergi-tinggi di dalam
diet, terutama kelebihan jumlah karbohidrat, insulin akan disekresikan
dalam jumlah yang besar. Selanjutnya, bila terdapat kelebihan
karbohidrat, insulin menyimpannya sebagai glikogen terutama di hati dan
otot, yang tidak dapat disimpan sebagai glikogen juga diubah dibawah
rangsangan insulin menjadi lemak dan disimpan di jaringan adiposa.
Dengan adanya kelebihan protein, insulin mempunyai efek langsung
dalam memacu ambilan asam amino oleh sel dan pengubahan asam
8
amino ini menjadi protein. Selain itu, insulin menghambat pemecahan
protein yang sudah terdapat di dalam sel. (11)
Mekanisme produksi insulin dijelaskan melalui gambar berikut :
Gambar 2.1 Sekresi insulin(12)
Mekanisme insulin memasukkan glukosa ke dalam sel-sel,
khususnya yang menggunakan GLUT-4 sebagai transporter glukosa
seperti sel-sel-sel otot, sel adiposa dan sel otot jantung. Insulin Akan
berikatan dengan insulin receptor substrate (IRS) yang terdapat di
membran sel. Kemudian transduksi sinyal mengakibatkan GLUT-4
menuju membran sel untuk proses uptake glukosa ke dalam sel.(12)
Insulin juga mempengaruhi fungsi dari lipoprotein lipase (LPL).
LPL yang berpasangan dengan insulin dapat memecah trigliserida dalam
darah untuk masuk ke dalam sel adiposa. Kekurangan jumlah insulin
menyebabkan disfungsi LPL sehingga terjadi gangguan profil lipid. (12)
9
2.1.3.
Manifestasi Klinis
Terdapat 2 macam keluhan DM, yaitu keluhan klasik dan keluhan
lain. Keluhan klasik dari DM yaitu: Poliuria, Polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Sedangkan keluhan
lainnya antara lain: badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur serta
disfungsi ereksi pada pria dan pruritus vulva pada wanita.(13)
2.1.4.
Kriteria Diagnosis
Ada 3 cara diagnosis(2) :
Tabel 2.2 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di
Indonesia 2011. PERKENI(2)
2.1.5.
Komplikasi Diabetes
Komplikasi pada diabetes melitus dapat digolongkan sebagai
berikut: (1)Komplikasi metabolik akut dan (2)Komplikasi vaskular
jangka panjang.(9)
Komplikasi metabolik akut salah satunya diakibatkan perubahan
akut kadar glukosa plasma. Kondisi dapat berupa ketoasidosis
diabetikum (KAD) yaitu komplikasi yang paling parah yang dapat terjadi
pada pasien DM tipe 1. Peningkatan lipolisis dan oksidasi asam lemak
bebas akibat defisiensi insulin yang parah berujung pada pembentukan
benda keton, seperti asetoasetat, hidroksibutirat dan aseton. Peningkatan
10
benda keton ini menimbulkan ketosis, sedangkan peningkatan H+
menimbulkan asidosis.(9)
Glikosuria dan ketonuria mengakibatkan diuresis osmotik,
sehingga pasien mengalami dehidrasi dan juga gangguan elektrolit,
sehingga dapat jatuh pada kondisi hipotensi dan syok. Jika perfusi ke
otak kurang, pasien dapat mengalami koma dan meninggal.(9)
Komplikasi
metabolik
akut
lainnya
adalah
hiperglikemia,
hiperosmolar, koma nonketotik (HHNK) yang sering pada DM tipe 2
usia tua. Hal ini disebabkan tingginya kadar glukosa darah (>600 mg/dL)
yang menyababkan hiperosmolaritas, diuresis osmotik dan dehidrasi
berat. Pasien akan kehilangan kesadaran dan jika tidak ditangani dengan
benar dan cepat dapat menyebakan kematian. (9)
Komplikasi yang paling sering adalah hipoglikemia akibat
ketidakpatuhan terhadap terapi atau dosis yang berlebih. Gejalangejalanya disebabkan oleh pelepasan epinefrin (berkeringat, palpitasi,
sakit kepala dan tremor), juga bisa diakibatkan kurang asupan glukosa ke
otak (koma, tingkah laku aneh dan sensorium tumpul).(9)
Komplikasi vaskular jangka panjang meliputi makroangiopati dan
mikroangiopati.
Komplikasi
makroangiopati
meliputi
kelainan
kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler dan kelainan pembuluh darah. (2)
Pada makroangiopati didapatkan gambaran histologis aterosklerosis,
yang menyebabkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteri
koronaria dan aorta dapat menyebakan infark miokardium atau angina. (9)
Mekanismenya
insufisiensi
insulin
dapat
menyebabkan
penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler, hiperliproteinemia dan
kelainan pembentukan darah.(9)
Komplikasi mikroangiopati berupa klaudikasio intermitten dan
gangren pada ekstremitas, serta stroke. Pada mata dapat terjadi retinopati
diabetik, pada gromerulus ginjal dapat terjadi nefropati diabetik, pada
saraf perifer dapat terjadi neuropati diabetik.(2)
11
2.1.5.1. Dislipidemia pada Diabetes Melitus
Pada keadaan defisiensi insulin terdapat penurunan masuknya asam
lemak dari darah ke dalam sel jaringan adiposa, sehingga keadaan ini
menyebabkan kadar trigliserida di darah meningkat. Pada keadaan
resistensi insulin, hormone sensitive lipase di jaringan adiposa akan
menjadi aktif sehingga lipolisis meningkat sehingga salahn satunya
menyebabkan trigliserida yang beredar di darah meningkat. (7,8)
Free fatty acid (FFA) yang berlebihan di darah sebagian dapat
digunakan sebagai sumber energi, dan sebagian akan dibawa ke hati
untuk dibentuk kembali menjadi trigliserida dan menjadi komponen
VLDL. Akibat kadar trigliserida yang tinggi mengakibatkan kondisi
large VLDL. (7)
Saat Large VLDL beredar di sirkulasi, trigliserida yang banyak di
VLDL tersebut akan bertukar dengan kolesterol ester yang dikandung
LDL, yang mengakibatkan LDL yang kaya dengan trigliserida tetapi
kurang kolesterol ester berupa LDL yang kecil tetapi padat, dikenal
dengan small dense LDL. Sifat small dense LDL adalah mudah
teroksidasi, oleh karena itu sangat aterogenik. (7)
Large VLDL juga dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL,
mengakibatkan HDL miskin kolesterol ester, yang bentuk tersebut lebih
mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL menurun. (7)
Oleh karena itu pada resistensi insulin terjadi kelainan profil lipid
yang khas yaitu kadar trigliserida meningkat, HDL menurun dan LDL
meningkat.
2.1.6.
Tatalaksana Diabetes Melitus
Terdapat 4 pilar penatalaksanaan diabetes melitus yaitu : 1)
Edukasi, 2) Terapi gizi medis, 3)Latihan jasmani dan 4)Intervensi
Farmakologis.(2)
12
1) Edukasi
Untuk mencapai perubahan perilaku sehat dibutuhkan edukasi yang
komprehensif dan upaya peningkatan motivasi, seperti pengetahuan
tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala
hipoglikemia serta cara mengatasinya.
2) Terapi gizi medis
Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan
makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.
3) Latihan jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga
dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin,
sehingga akan memperbaiki glukosa darah.
4) Intervensi farmakologis
Untuk pasien DM tipe 1 yang mengalami defisiensi insulin,
tatalaksana yang dilakukan adalah terapi insulin. Terdapat 3 jenis insulin
yaitu insulin masa kerja pendek, masa kerja sedang dan masa kerja
panjang. Insulin masa kerja pendek digunakan untuk mengontrol
hiperglikemia postpandrial karena puncak kerjanya pada beberapa menit
hingga 6 jam pasca injeksi, selain itu terapi ini digunakan untuk pasien
dengan ketoasidosis. Insulin masa kerja sedang untuk mengontrol harian
pasien karena dapat bekerja maksimal pada enam hingga delapan jam
pasca injeksi. Sedangkan insulin masa kerja panjang mencapai
puncaknya dalam waktu 14 hingga 20 jam pasca injeksi. (9)
Untuk pasien DM tipe 2, tatalaksana yang dilakukan adalah obat
hipoglikemik
oral (OHO)
dan atau
suntikan
insulin.
Adapun
perbandingan antar beberapa contoh golongan OHO dijelaskan di tabel
berikut :
13
Tabel 2.3 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia
2011. PERKENI(2)
OHO
Cara kerja
Efek
Reduksi
utama
samping
HbA1C
Keuntungan
Kerugian
utama
Sulfonilurea
Meningkatkan
BB naik,
(cth:Glibenklamid)
sekresi insulin
hipoglikemia
Penghambat
Menekan
Dispepsia,
glukoneogenesis
produksi
(cth: Metformin)
1-2%
Sangat
BB,
efektif
hipoglikemia
Tidak ada
Kontraindikasi
diare,
kaitan
pada
glukosa hati &
asidosis,
dengan BB
insufisiensi
menambah
laktat
1-2%
renal
sensitifitas
terhadap
insulin
-glukosidase
Menghambat
Flatulens,
0,5-
Tidak ada
inhibitor
absorpsi
tinja lembek
0,8%
kaitan
(cth: acarbose)
glukosa
2.1.7.
Mahal
dengan BB
Daun Insulin
Daun yacon (Smallanthus sonchifolius) lebih dikenal sebagai daun
insulin di masyarakat. Tanaman yacon bersama dengan 21 spesies
Smallanthus lain termasuk dalam kelas Asteraceae. Spesies ini tumbuh
subur di lereng Pegunungan Andean, Amerika Latin. Suhu optimum
untuk pertumbuhan yacon ini adalah 18-25 °C, tetapi juga masih bisa
menolerir sampai suhu 40 °C tanpa mengurangi hasil panen, jika disiram
dengan jumlah air yang adekuat. Umumnya, penanaman optimum untuk
yacon ini sedalam 800 mm. Yacon dapat hidup di berbagai macam tanah,
tetapi lebih bagus tumbuh di tanah yang teraliri air dengan baik, dengan
struktur tanah yang bagus. Pertumbuhan buruk jika ditanam di tanah
yang keras. Yacon juga bisa hidup di pH mulai dari yang asam sampai
basa (lemah).(14)
Di Indonesia sudah banyak didapatkan tanaman ini, khususnya di
daerah
pegunungan.
mengembangbiakannya.
Banyak
orang
Indonesia
yang
sudah
14
Secara morfologi, tanaman yacon dapat mencapai tinggi 1,5-3
meter., akarnya tersusun dari 4-20 berbentuk oval. Bagian atas tanaman
tersusun dari daun yang lebar dan bunga yang berwarna kuning. (6)
Gambar 2.2 Tanaman yacon(15)
Taksonomi daun yacon adalah sebagai berikut :
Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Asterales
Famili
Asteraceae
Genus
Smallanthus
Spesies
Smallanthus sonchifolius
Tumbuhan Yacon terdiri dari akar, batang, dan daun. Di daerah
Andean, akar yacon dianggap sebagai buah dan dijual bersama buah
lainnya seperti apel, alpukat, dan nanas. Akarnya lezat dan manis
rasanya, gurih dan penduduk asli daerah tersebut sering menjemurnya di
bawah panas matahari agar rasanya menjadi lebih manis. Mereka
mengonsumsi, mengupasnya, dan menyampurkannya dengan buah lain
sebagai salad serta bentuk lainnya. Akar yacon telah digunakan sebagai
obat tradisional penduduk Peru untuk mengobati hiperglikemia, masalah
ginjal, dan peremajaan kulit. Di Brazil, daun yacon yang digunakan
sebagai obat dalam bentuk teh. Di Jepang, daun dan buahnya dicampur
dengan daun teh.(14,15,16)
15
Macam sediaan yang pernah diteliti adalah roots aqueous extract,
methanol extract, buthanol extract, chloroform extract, yacon flour, 10%
yacon solution dan memakan buah yacon. Semuanya menunjukkan efek
yang baik pada diabetes dengan dosis yang bermacam-macam. Pada
tepung akar yacon kaya akan fructooligosaccharides (FOS) yang
memberikan manfaat pada diabetes dengan hiperlipidemia dengan
menurunkan kadar fasting plasma triacylglycerol dan low-density
lipoprotein (LDL). (14,15,16,17,18)
2.1.7.1. Kandungan Daun Insulin
Daun insulin mengandung protein, lipid, serat, dan sakarida,
catechone, terpenes, dan flavonoid. Daun tersebut memiliki efek seperti
insulin, yaitu menurunkan produksi glukosa di hepatosit.(14,15,16,17,18)
Penelitian Baroni et al. (2008) menunjukkan bahwa daun insulin
yang dikonsumsi dalam sediaan teh dapat menurunkan glukosa darah dan
meningkatkan jumlah insulin pada tikus diabetes. (6)
2.1.8.
Aloksan
Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan(19)
Aloksan merupakan bahan kimia yang hidrofilik dan tidak stabil
yang bentuknya mirip dengan glukosa, sehingga diuptake secara selektif
oleh sel β pankreas. Kemiripannya menyebabkan aloksan bisa masuk ke
sitosol sel β pankreas melalui GLUT-2 di membran plasma sel β
16
pankreas. Efek biologis lainnya adalah aloksan bisa menyebabkan
reaktivitas grup thiol sehingga terjadi inhibisi glukokinase. Hal ini bisa
berefek terhadap penurunan oksidasi glukosa dan penghasilan ATP
sehingga terjadi penekanan pada sekresi insulin yang diinduksi
glukosa.(19,20)
Aloksan bisa menginduksi diabetes melalui 4 tahapan(21,22), yaitu:
1. Fase pertama terjadi dalam beberapa menit pertama injeksi aloksan,
maksimal pada 30 menit, terjadi hipoglikemik transien. Hal ini terjadi
karena terjadi peningkatan sekresi insulin secara transien yang
menyebabkan peningkatan uptake glukosa oleh sel β pankreas
sehingga terjadi hipoglikemia
2. Fase kedua terjadi pada jam pertama injeksi, yaitu fase pertama kali
terjadi hiperglikemia. Hal ini terjadi karena aloksan menyebabkan
supresi sekresi insulin
3. Fase ketiga adalah fase hipoglikemik kembali pada 4-8 jam injeksi.
Pada fase ini terjasi sekresi insulin besar-besaran yang diinduksi oleh
aloksan. Selain itu, terjadi ruptur membran sel dan mitokondria sel β
pankreas sehingga menyebabkan nekrosis sel β pankreas.
4. Fase keempat terjadi degranulasi dan hilangnya integritas sel β
pankreas secara komplit sehingga terjadi diabetes. Fase ini terjadi
pada 24-48 jam setelah injeksi.
17
2.2. Kerangka Konsep
karbohidrat
Aloksan
(glukomimetik)
Uptake glukosa ke sel otot
rangka 
Masuk ke sel β
pankreas melalui
GLUT 2
Pembentukan
ROS
Metabolisme
makronutrien
terganggu
 katabolisme
protein
BB Turun
Influx Ca2+ di
cytoplasma
Diabetes
Melitus
Nekrosis sel β
pankreas
Produksi
insulin 
Komponen phenol
memiliki efek antidiabetik
Smallanthus sonchifolia
 Trigliserida
di darah
Hiperglikemia
 lipolisis
 Trigliserida di jar.
adiposa
 Lipogenesis
Disfungsi lipoprotein lipase
1. Memperbaiki sel β pankreas sehingga
meningkatkan sekresi insulin
2. Meningkatkan sensitifitas reseptor
insulin
18
2.3. Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi
Alat Ukur
Cara Pengukuran
operasional
1
2
Pengukuran
Gula Darah Hasil pemeriksaan Blood glucose
Darah yang
Sewaktu
diambil dari ekor
(GDS)
gula darah sampel Test Meter
TM
secara acak tanpa GlucoDr
sampel diteteskan
dipuasakan.
model AGM-
pada strip
2100
glukometer,
(diproduksi oleh
interpretasi angka
allmedicus Co
yang muncul pada
Ltd., Korea)
alat.
Berat badan Ukuran
(BB)
yang Timbangan
Sampel diletakkan
digunakan secara merk kitchen
pada timbangan
umum
selanjutnya dilihat
menilai
Skala
untuk scale
keadaan
gizi
Numerik
Numerik
angka pada
timbangan. Angka
tersebut
merupakan BB
sampel
3
Trigliserida
Komponen
lipid Spektrofoto
Plasma sampel
utama
pada meter
dicampurkan
kilomikron
VLDL
dan
dengan reagen
trigliserida.
Campuran sampel
dan reagen
selanjutnya dinilai
pada alat
sektrofotometer.
Numerik
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
eksperimental laboratorium.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai April
2014
3.2.2.
Tempat Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
laboratorium
Animal
House,
laboratorium Biologi, laboratorium Riset, laboratorium Pharmacy Drug
Research (PDR), laboratorium Farmakologi, dan laboratorium Biokimia
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jl. Kertamukti no. 05 Pisangan, Ciputat 15419,
Tangerang Selatan.
3.3. Sampel Penelitian
Obyek percobaan yang digunakan adalah tikus jantan Sprague Dawley
usia 14 minggu, dengan berat badan rata- rata 170-200 gram yang diperoleh
dari Departemen Patologi Institut Pertanian Bogor (IPB). Hewan percobaan
tersebut telah dinyatakan memiliki status kesehatan yang baik dan belum
pernah mendapatkan perlakuan apapun, seperti pada lampiran 2.
Penelitian ini dilakukan dengan membagi hewan coba menjadi 3
kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok N (normal) sebagai
kontrol negatif. Kelompok kedua merupakan kelompok D (diabetes) sebagai
kontrol positif. Sedangkan kelompok ketiga merupakan kelompok D+Ss
(diabetes dengan terapi Smallanthus sonchfolia) yaitu kelompok tikus DM
yang diinduksi aloksan dan diberikan terapi daun insulin (Smallanthus
sonchifolia) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
19
20
Penentuan
jumlah
sampel
pada
setiap
kelompok
penelitian
menggunakan rumus Federer yaitu:
RUMUS FEDERER: (
)(
)
Keterangan:
t = jumlah kelompok, n = jumlah sampel
(
)(
(
)
)( )
(
)
Dibulatkan menjadi 9
Menurut hasil perhitungan menggunakan rumus federer didapatkan
jumlah sampel minimum yang harus ada dalam setiap kelompok percobaan
adalah 9 ekor. Pada penelitian ini digunakan 9 sampel untuk kelompok .
Jadi, total seluruh tikus adalah 27 ekor.
3.3.1.
Kriteria Inklusi
1. Kelompok N : tikus jantan strain Sprague dawley dengan glukosa
darah sewaktu < 200 mg/dL.
2. Kelompok D dan D+Ss : tikus jantan strain Sprague dawley dengan
glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL.
3.3.2.
Kriteria Eksklusi
1. Tikus betina atau sakit sebelum perlakuan
21
3.4. Cara Kerja Penelitian
3.4.1.
Alat Penelitian
Alat- alat yang harus disiapkan untuk penelitian ini antara lain:
1. Kandang tikus
10. Timbangan milligram
2. Tempat makan dan minum tikus 11. Minor set
3. Perlengkapan kebersihan
4. Blood
GlucoDr
glucose
TM
Test
12. Tissue
Meter 13. Tabung EDTA
model AGM-2100 14. Valcon tube
(diproduksi oleh allmedius Co 15. Effendorf
5.
Ltd., Korea)
16. Vortex
Glucotest strip
17. Sentrifuge
6. Neraca hewan
18. Spektrofotometer
7. Syringe oral
19. Kit trigliserida
8. Sonde
20. Kulkas -80oC.
9. Neraca analitik
3.4.2.
Bahan Penelitian
Bahan utama untuk penelitian ini adalah daun insulin (Smallanthus
sonchifolia) yang diperoleh dari Bursa Bibit Yogyakarta sebanyak 2 kg.
Daun insulin kemudian dideterminasi di LIPI Kebun Raya Bogor.
Kemudian dilanjutkan proses ekstraksi yang peneliti lakukan sendiri di
laboratorium Riset dan laboratorium PDR. Selanjutnya hasilnya diolah
labih lanjut menjadi ekstrak kering daun insulin di PAU Institut Pertanian
Bogor. Daun insulin yang semula sebanyak 2 kg, hanya 750 gram saja
yang dilakukan proses ekstraksi kemudian menyusut jumlahnya saat
telah menjadi ekstrak kering, yaitu sekitar 250 gram.
Bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk dalam penelitian ini
adalah aloksan monohidrat 5% untuk menginduksi agar tikus dalam
kondisi diabetes, ethanol 70% digunakan sebagai pelarut dalam
pembuatan ekstrak, selain itu juga dipersiapkan larutan natrium
hidroklorida 0,9%, ether, D-glukosa monohidrat 40% dan reagen lipid
(Sclavo).
22
3.4.3.
Proses Ekstraksi
Daun insulin awalnya di blender, kemudian diayak sehingga
didapatkan serbuk daun insulinyang halus. Kemudian serbuk daun
insulin dilarutkan dengan ethanol 70% dengan prinsip perbandingannya
10 mg serbuk dilarutkan dengan 100 ml ethanol 70%. Proses ini
dilakukan di lab riset
Hasil larutan tersebut kemudian diaduk dengan hot plate stirer
selama 5 jam. Proses pengadukan dilakukan di lab riset dan lab
biokimia.Hasil adukan tersebut kemudian disaring dengan saringan
mikro.
Ekstrak cair tersebut kemudian dievaporasi di PAU Institut
Pertanian Bogor. Dan didapatkan ekstrak kering daun insulin.
3.4.4.
Adaptasi Hewan Sampel
Sampel diadaptasikan di Animal house pada hari pertama sampai
hari kedua puluh satu. Sampel diadaptasikan terhadap tempat tinggal
barunya, pemberian makanan maupun pemberian minuman. Perlakuan
disamakan pada semua tikus.
Menurut referensi adaptasi cukup selama 7 hari(15). Adaptasi ini
bertujuansemua obyek penelitian tidak dalam kondisi stress dan dalam
kondisi yang sama saat dimulai penelitian.
3.4.5.
Induksi Aloksan
Pada hari ke-22 tikus diinduksi aloksan 150 mg/kgbb secara
intraperitoneal. Setelah hewan diinduksi, diberi makanan yang cukup (ad
libitum) dan dalam waktu 72 jam pertama dalam air minumnya
ditambahkan 40% larutan D-glukosa monohidrat untuk mencegah
terjadinya hipoglikemi yang fatal. Pengukuran kadar glukosa darah
dilakukan 7 hari setelah induksi. Pada penelitian kami, pengukuran
dilakukan di hari ke-29. Tikus dengan glukosa >200 mg/dl dikatakan
sebagai tikus DM.
23
3.4.6.
Pemberian Ekstrak Daun Insulin Terhadap Tikus
Setelah tikus dinyatakan DM, dilakukan pemberian ekstrak daun
insulin (Smallanthus sonchifolia) selama 14 hari (hari ke-29 sampai 42)
dengan dosis 300 mg/kgBB/hari pemberian secara oral dengan
menggunakan alat sonde. Alasan peneliti memakai ekstrak daun insulin
dijelaskan dalam bab I.
Dosis dan lama pemberian ini diambil berdasarkan penilitian
sebelumnya yaitu menggunakan dosis 400 mg/kgBB selama 14 hari
secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah pada tikus diabetes. (6)
Peneliti mencoba dengan dosis lebih rendah yaitu 300 mg/kgBB/hari
dengan lama pemberian 14 hari.
3.4.7.
Pengukuran Sampel
3.4.7.1. Berat Badan
Agar mendapatkan nilai perbandingan berat badan tikus sebelum
dan sesudah pemberian ekstrak, maka sebelum tikus dinyatakan DM,
berat badan harus diukur dan selanjutnya baru boleh diberikan ekstrak.
Selanjutnya berat badan tikus diukur selama 14 hari sejak diberikan
ekstrak tersebut.
3.4.7.2. Glukosa Darah Sewaktu
Kadar glukosa darah diukur dua kali, yaitu sebelum pemberian
ekstrak dan terakhir saat pemberian ekstrak selesai (setelah 14 hari).
Yang diukur adalah glukosa darah sewaktu tikus. Pertama, kita harus
membius tikus terlebih dahulu menggunakan larutan ether sampai tidak
sadarkan diri. Hal ini dilakukan agar mengurangi rasa sakit yang dialami
tikus. Kemudian, dilakukan pemotongan pada ekornya. Setelah dilakukan
pemotongan, darah akan keluar dan diteteskan pada strip pengukur
glukosa darah dan dilihat hasilnya di glukometer
24
3.4.7.3. Trigliserida
Kadar trigliserida dihitung di akhir perlakuan. Tikus yang telah
dibius dengan ether hingga hampir mati, dibedah, kemudian diambil
darahnya dari vena cava inferior jantung sebanyak 3 cc. Darah tersebut
disimpan terlebih dahulu di tabung EDTA agar darah tidak terjadi
koagulasi. Teknik pengambilan darah juga dengan teknik yang benar
sehingga darah yang diambil tidak lisis.
Kemudian
dilanjutkan
proses
sentrifugasi,
yaitu
dengan
memindahkan terlebih dahulu darah dari tabung EDTA ke tabung
effendorf sebanyak 1,5 ml. Sentrifugasi dilakukan selama 15 menit
dengan kecepatan 3000 rpm. Proses sentrifugasi ini untuk mendapatkan
plasma, plasma ini yang diukur dengan kit pengukur kadar trigliserida.
Kit dalam penelitian ini adalah jenis sclavo, perhitungan setiap
sample dilakukan dua kali (duplo), sehingga didapatkan variasi data
untuk kemudian ditentukan rata-rata.
Setiap tabung terdiri dari 6 μL serum sampel yang selanjutnya
dicampur dengan 600 μL reagen trigliserida. Kemudian dikocok hingga
homogen, dan dibaca di alat spectrofotometer dengan panjang
gelombang 550 nm.
25
3.5. Alur Penelitian
Tikus tiba di Animal House
(Hari 1)
Adaptasi selama 3 minggu
Makan dan minum ad libitum
(Hari 1-21)
Kelompok N (normal),
Gula darah < 200 mg/dl
(Hari 22)
Tikus yang diinduksi aloksan
Gula darah <200 mg/dl
Induksi aloksan 150 mg/kgbb
(Hari 22)
(Hari 15-21)
Mengukur berat badan
(Hari 29)
Kelompok D (DM
tanpa terapi)
Gula darah >200 mg/dl
Mengukur berat badan
(Hari 29)
Kelompok D+Ss (DM dengan
terapi ekstrak Smallanthus
sonchifolius). Gula darah >200
mg/dl. Mengukur berat badan
(Hari 29)
Sonde oral ekstrak Smallanthus
sonchifolius 300 mg/kgbb/hari,
dilarutkan dengan aquades.
(Hari 29-42)
Mengukur gula darah, dari
darah vena ekor
menggunakan glukometer
(Hari 42)
Mengukur berat badan
(Hari 42)
Sacrifice
Sacrifice, pembiusan dengan
ether dan pengambilan darah
dari vena cava inferior
(Hari 43)
Darah kemudian disentrifugasi,
didapatkan plasma selanjutnya
dicampur dengan kit trigliserida
Penilaian kadar trigliserida
menggunakan spektrofotometer
Didapatkan :
1. GDS hari ke-42 (mg/dL)
2. Rasio berat badan hari-42/ hari-29
3. Kadar trigliserida (mg/dL)
*Hari-29 = hari pengukuran ke-1
Hari-42 = hari pengukuran ke-14
Analisa statistik pada data
26
3.6. Managemen Data
Dalam pengambilan data untuk penelitian ini, dilakukan eksperimen
langsung terhadap tikus jenis ”Sprague-Dawley” dengan berat badan 170200 gram , yang telah diberi perlakuan sebelumnya berupa pemberian
aloksan dan ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolia). Ditambah
dengan pencarian literatur dan melakukan peninjauan pustaka untuk
mendapatkan informasi mengenai pengaruh daun insulin (Smallanthus
sonchifolia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar
trigliserida. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data secara
komputerisasi yaitu dengan SPSS versi 16.0.
Uji yang digunakan adalah Uji Oneway Annova karena penelitian ini
termasuk analitik kategorik numerik dan tidak berpasangan. Untuk
melakukan uji Oneway Annova, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
data dan uji homogenitas. Jika salah satu uji tersebut tidak terpenuhi maka
dilakukan transformasi data. Ketika uji transformasi data tidak berhasil
maka dilakukan uji Kruskal Wallis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pengelompokan hewan coba penelitian tidak secara random
sampling, namun menggunakan teknik consecutive sampling yaitu berdasarkan
tingginya kadar gula darah setelah diinduksi aloksan, sampel dengan kadar gula
tertinggi dimasukkan kelompok terapi dengan tujuan dapat terlihatnya pengaruh
pemberian ekstrak secara nyata.
4.1. Glukosa Darah Sewaktu
Data glukosa darah yang diambil adalah jumlah rata-rata (mean) dari
glukosa darah yang diambil pada hari ke-1, ke-7 dan ke-14 masing-masing
kelompok. Data yang didapatkan selama penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Rata-rata dan Standar Deviasi Glukosa Darah Tikus Setiap
Kelompok Penelitian
Glukosa Darah
Glukosa Darah
Glukosa Darah
Sewaktu hari ke-1
Sewaktu hari ke-7
Sewaktu hari ke-14
N
132,75±18,02
120,75±29,51
136,75±13,67*
D
540,25±54,63
430±220,76
536,25±84,94*
D+Ss
487,25±119,15
407,25±185,27
345,75±103,25*
Keterangan : N, kelompok normal (N=4), D, kelompok diabetes (N=4), D+Ss, kelompok
Kelompok
diabetes dengan terapi Smallanthus sonchifolia (N=4)
*p < 0,05
GDS (mg/dL)
**
700
600
500
400
300
200
100
0
*
**
N
D
D+Ss
1
7
Waktu Pengukuran (Hari)
14
** p value < 0,01
* p value <0,05
Grafik 4.1 Rata-rata Glukosa Darah Tikus Setiap Kelompok Penelitian
27
28
Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 didapatkan bahwa kelompok D dan
D+Ss mengalami penurunan kadar glukosa darah pada hari akhir penelitian
dibandingkan pada hari awal penelitian. Persentase penurunan terbesar
terdapat pada kelompok D+Ss yaitu sebesar 29%, meskipun penurunan
glukosa darah kelompok terapi tidak sampai pada kadar glukosa darah
normal. Pada kelompok normal didapatkan peningkatan kadar glukosa darah
sebesar 3%.
Selanjutnya dilakukan perhitungan statistik menggunakan One-Way
Anova untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar kelompok. Tetapi
karena distribusi data normal namun varians data tidak homogen (Lampiran
3), maka perhitungan statistik dilanjutkan mentransformasi data, namun
hasil data tetap tidak memenuhi syarat untuk dilakukan One-Way Anova.
Sehingga uji statisk dilanjutkan dengan menggunakan uji Kruskal-Waliis.(18)
H
Data yang didapat adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hasil Analisa Data Glukosa Darah Setiap Kelompok Penelitian
Glukosa darah
Kategori Kelompok
N
D
D+Ss
Mean Rank
2.50
10.00
7.00
p-value
0,012
Dari analisa data statistik Kruskal Wallis pada kadar glukosa darah
sewaktu hari ke-14 didapatkan hasil seperti pada tabel 4.2. Terdapat nilai
(p<0.05) yang menunjukkan perbedaan glukosa darah yang bermakna pada
semua kelompok. Hal ini dapat disebabkan kandungan smallanthaditepenic
acid A,B,C dan D pada daun insulin yang memiliki sifat anti-diabetik.(5)
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun insulin dengan
dosis 400 mg/kgBB/hari selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa
darah tikus diabetes sebesar 59% dan juga didapatkan perbedaan antar
kelompok penelitian yang bermakna. Dalam studi tersebut dijelaskan efek
hipoglikemik dari daun insulin melalui mekanisme jumlah dan sensisitifitas
reseptor
insulin
yang
meningkat,
menurunkan
degradasi
insulin,
29
meningkatkan pelepasan insulin oleh sel 
pankreas sehingga uptake
glukosa ke dalam jaringan otot dapat ditingkatkan. (6)
4.2. Berat Badan
Data berat badan yang diambil berdasarkan rerata tikus masingmasing kelompok selama penelitian. Data yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3. Rata-rata dan standar deviasi BB Tikus Setiap Kelompok
Penelitian
BB hari ke-1
BB hari ke-7
N
310±50
285±35,71
D
245±21,79
240±51,96
D+Ss
260±20
250±33,17
Keterangan : N, kelompok normal (N=4), D,
Rasio BB (%)
(H14 / H1 x 100 %)
330±15,49
108.735
240±28,28
98.3225
280±28,28
107.74
kelompok diabetes (N=4), D+Ss, kelompok
BB hari ke-14
Rasio Berat Badan (%)
diabetes dengan terapi Smallanthus sonchifolia (N=4)
140
120
100
80
60
40
20
0
ns
**
**
***
H14 / H1
Waktu Pengukuran (Hari)
N D D+Ss
** p value < 0,01
*** p value >0,05
Grafik 4.2. Rasio Berat Badan Tikus Setiap Kelompok Penelitian
Dari tabel 4.3 didapatkan adanya kenaikan terdapat peningkatan
6.45% pada kelompok N, penurunan 2,04% pada kelompok D, sedangkan
terjadi peningkatan rerata berat badan sebesar 7,69% pada kelompok D+Ss.
Pada data ini dapat dilihat bahwa kelompok D+Ss terjadi peningkatan berat
badan paling besar dari kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
30
kemungkinan pemberian terapi ekstrak Smallanthus sonchifolia selama 14
hari dengan dosis 300 mg/kgBB dapat menaikkan berat badan tikus.
Kemudian dilakukan perhitungan statistik dilakukan dengan metode
One-Way Annova. Data yang diinput adalah rasio berat badan hari ke-14
dengan berat badan hari ke-1. Uji normalitas menunjukkan distribusi data
yang normal, dan uji homogenitas varians data menunjukkan homogen
sehingga perhitungan statistik memenuhi syarat menggunakan metode OneWay Annova.(23)
Tabel 4.4 Hasil Analisa Data BB Setiap Kelompok Penelitian
Rasio berat badan
N
p-value
108.74 ± 17.17
D
98.32 ± 13.58
D+Ss
107.74 ± 8.99
*Data adalah rata-rata ± standar deviasi
0.518
Dari Tabel 4.4. diatas diperoleh nilai (p>0,05) menunjukkan
perbedaan BB yang tidak bermakna pada semua kelompok penelitian.
Peningkatan berat badan pada kelompok diabetes yang diberikan
terapi daun insulin lebih tinggi dibandingkan kelompok diabetes tanpa terapi
sesuai dengan penelitian Baroni et al. (2012) dengan dosis 400
mg/kgBB/hari selama 14 hari.
Pada penelitian lainnya oleh Genta et al. (2005) dengan ekstrak akar
yacon yang diberikan per oral menunjukkan hasil peningkatan berat badan
kelompok diabetes yang diberikan terapi dibanding kelompok diabetes
tanpa diberikan terapi pada hewan coba.
31
Trigliserida
Pada perhitungan statistik kadar trigliserida pada uji normalitas
didapatkan distrubusi data tidak normal dan pada uji homogenitas varians
data homogen (lampiran 3), sehingga tidak memenuhi syarat perhitungan
statistik dengan uji One-Way Anova, maka perhitungan statistik dilanjutkan
dengan menggunakan uji non-parametric test yaitu uji Kruskal-Walis.(23)
Hasil perhitungan statistik data trigliserida sebagai berikut :
Tabel 4.5 Rerata kadar Trigliserida dan Standar Deviasi Setiap Kelompok
Penelitian
Kelompok
N
D
D + Ss
Kadar Trigliserida (mg/dL)
79,5 ± 16,70
175,25 ± 62,19
73,375 ± 50,55
***
250
Trigliserida(mg/dL)
4.3.
*
*
N
200
D
150
D + Ss
100
50
0
14
Waktu Pengukuran (Hari)
* p value < 0,05
*** p value >0,05
Grafik 4.3. Rata-rata Kadar Trigliserida Tikus Setiap Kelompok Penelitian
32
Tabel 4.6. Hasil Analisa Data Pengaruh Ekstrak Daun Smallanthus
sonchifolia Terhadap Kadar Trigliserida.
Kelompok
N
D
D+Ss
Mean Rank
5.50
10.00
4.00
p-value
0,05
Dari analisa data statistik Kruskal Wallis didapatkan nilai yang
mendekati (p<0.05) yang menunjukkan perbedaan trigliserida yang
bermakna pada semua kelompok. Hal ini sesuai penelitian sebelumnya oleh
Habib et al. (2011) dan Roselino et al.(2012) bahwa ekstrak daun insulin
efektif menurunkan kadar trigliserida, ditambahkan lagi dalam penelitian
tersebut bahwa pemberian ekstrak daun insulin efektif meningkatkan HDLkolesterol.(14,24)
4.4. Keterbatasan Penelitian
Selama penelitian berlangsung, banyak hambatan yang didapat, antara
lain:
a. Mencegah kematian pada tikus pasca induksi aloksan, karena kematian
tikus percobaan dalam penelitian ini tinggi.
b. Referensi penelitian di Indonesia mengenai efek ekstrak daun insulin
pada diabetes mellitus masih kurang.
c. Terbatasnya sample akibat banyaknya kematian tikus percobaan pasca
induksi aloksan menyebabkan, peneliti tidak bisa menambah kelompok
normal yang diberikan ekstrak daun insulin.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan uji statistik pada penelitian ini, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun insulin
(Smallanthus sonchifolia) dengan dosis 300 mg/kgbb selama 14 hari dapat
mempengaruhi kadar glukosa darah, berat badan dan trigliserida tikus
diabetes strain Sprague dawley yang diinduksi aloksan. Pengaruhnya
dijelaskan sebagai berikut :
1) Didapatkan persentase penurunan rata-rata glukosa darah sebesar 29%
(p-value 0,012)
2) Didapatkan persentase kenaikan berat badan 7,69% (p-value 0,518)
3) Didapatkan perbedaan kadar trigliserida antar kelompok yang bermakna
(p-value 0,05)
5.2. Saran
Bagi peneliti selanjutnya :
 Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin
(Smallanthus sonchifolia) dengan waktu yang lebih lama dan sampel
yang lebih banyak.
 Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin
(Smallanthus sonchifolia) dengan membandingkan beberapa dosis, agar
dapat ditentukan kadar terbaik untuk digunakan sebagai terapi pasien
diabetes melitus.
33
BAB VI
KERJASAMA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan bagian kerjasama penelitian mahasiswa dan
kelompok penelitian diabetes dan regenerasi pankreas PSPD FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dibiayai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia
dibawah bimbingan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD,
Ph.D, FINASIM.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
(1)
International Diabetes Federation. (2011). IDF – Global Diabetes Plan 2011
– 2021. Diunduh 25 Des 2013 pukul 11.12 page 4
(2)
PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PERKENI
(3)
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2009). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. V jilid III. Jakarta : Interna Publishing.
(4)
Valentova , K., Ladislav Cvak., Alexandr Muck et al.(2002). Antioxidant
activity of extracts from the leaves of Smallanthus sonchifolius. Institute of
Medical Chemistry and Biochemistry. Olomouc: European Journal of
Nutrition.
(5)
Xiang, Z., He, F., Kang, T.G., Dou, D.Q., Gai, K., Shi, Y.Y., Kim,
Y.H., Dong,
F.
(2010).
Anti-diabetes constituents
in
leaves
of Smallanthus sonchifolius. Natural Product Communication, 5(1), 95-98.
(6)
Baroni, Silmara, et. al. (2008). Effect of crude extracts of leaves of
Smallanthus sonchifolius (yacon) on glycemia in diabetic rats. Revista
Brasileira de Ciências Farmacêuticas.
(7)
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2009). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed. V jilid III. Jakarta : Interna Publishing.
(8)
Sherwood, Lauralee. (2010). Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Edisi 7.
Jakarta: EGC.
(9)
Price, Sylvia Anderson., Wilson, Lorraine M. (2005). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit vol.1 ed. 6. Jakarta: EGC.
(10) Gardner, David, G., Shoback, Dolores. (2007). Greenpan’s Basic & Clinical
Endocrinology 8thed. McGraw Hill.
(11) Guyton, Hall JE. (2006). Guyton textbook of Medical Physiology 11th ed.
Pennysylvania : Elsivier.
(12) Longo., Fauci., Kasper., Hauser., Jameson., Loscalzo., (2012). Harrisons’s
Principles of Internal Medicine 8th ed. USA: McGraw-Hill.
(13) International Diabetes Federation. 2003. IDF – Diabetes Atlas 2nd ed.
Diunduh 25 Des 2013 11.12
36
(14) Habib NC, Honoré SM, Genta SB, Sánchez SS. 2011. Hypolipidemic effect
of Smallanthus sonchifolius (yacon) roots on diabetic rats: biochemical
approach. Universidad Nacional de Tucumán, San Miguel de Tucumán,
Argentina. Diunduh 18/12/2013 pukul 0:36
(15) Simonovska B, Vovk I, Andrensek S, Valentová K, Ulrichová J. (2003).
Investigation of phenolic acids in yacon (Smallanthus sonchifolius) leaves
and tubers. National Institute of Chemistry, Laboratory for Food Chemistry,
Slovenia. Diunduh 18/12/2013 pukul 0:43
(16) Rao, M.Upendra, et. al. (2010) Herbal Medicines for Diabetes Mellitus: A
Review. USA: International Journal of PharmTech Research.
(17) Genta,
S.B., Cabrera,
W.M., Mercado,
M.I., Grau,
A., Catalán,
C.A., Sánchez, S.S. (2010). Hypoglycemic activity of leaf organic extracts
from Smallanthussonchifolius: Constituents of the most active fractions.
Chemico-Biological Interaction, 185(2), 143-152.
(18) Honoré, S.M., Cabrera, W.M., Genta, S.B., Sánchez, S.S. (2012). Protective
effect of yacon leaves decoction against early nephropathy in experimental
diabetic rats. Food and Chemical Toxicology, 50(5), 1704-1715.
(19) Hashemi, M., et. al. (2009). Influence of Aloxanes on the Apoptosis of
Pancreas B-Cells of Rat. World Journal of Medical Sciences 4 (2): 70-73.
IDOSI Publication.
(20) Lenzen, Sigurd. (2008). Alloxan and Streptozotocin Diabetes. Institute of
Clinicl Biochemestry. Hannover : Pubmed. 1-13.
(21) Rohilla, Ankur., Shahjad Ali. (2012). Alloxan Induced Diabetes:
Mechanisms and Effects. India: Shri Gopi Chand Group of Institutions.
(22) Szkuldelski, T. (2001). The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin
Action in B Cells of the Rat Pancreas. Poznan: Department of Animal
Physiology and Biochemestry, University of Agriculture, Poland.
(23) Dahlan, Muhammad Sopiyudin.(2009) Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi
dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.
(24) Roselino, Mariana N., Nadiege DP., Daniela CU., Larissa SC., Roseli AP.,
Regina CV., Elizeu AR. (2012). A Potential Synbiotic Product Improves the
37
Lipid Profile of Diabetic Rats. Department of Food & Nutrition, School of
Pharmaceutical Sciences, Sao Poulo State University. Araraquara: BioMed
Central.
(25) Hendarmin, Laifa Annisa., Tjakradidjaja, Francisca A., Nasution, Silvia
Fitriana. (2011). Pedoman Penulisan Laporan Penelitian Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
38
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Keterangan Tikus Sehat
Gambar 7.1 : Surat Keterangan Tikus Sehat
39
Lampiran 2
Hasil Determinasi / Identifikasi Bahan Uji
Gambar 7.2 : Surat Hasil Identifikasi Bahan Uji
40
Lampiran 3
Data Awal Semua Kelompok Penelitian
1. Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL)
2. Berat Badan (gram)
3. Trigliserida
*Data tidak dilampirkan untuk mencegah praktek plagiarisme
41
Lampiran 4
Hasil Data Uji Statistik
A. Uji Normalitas dan Varians Data
B. Uji One – Way Annova
C. Uji Kruskal Wallis
*Data tidak dilampirkan untuk mencegah praktek plagiarisme
42
Lampiran 5
Gambar Proses Penelitian
1. Pengekstrakan Smallanthus sonchifolius
Gambar 7.3 Blender daun
insulin
Gambar 7.4 Serbuk hasil blender
Gambar 7.5 Hasil setelah serbuk
diayak
Gambar 7.6 Pengadukan
dengan stirer hot plate
Gambar 7.7 Hasil adukan
kemudian disaring
Gambar 7.8 Evaporator
43
(Lanjutan)
Gambar 7.9 Maltodextrin 250
mg & 500 ml aquades
Gambar 7.10 Ekstrak
kering daun insulin
2. Hari pertama hingga hari ke empat belas
Gambar 7.11 Sampel
penelitian
Gambar 7.13 Induksi
Alloxan monohydrate pada
sampel
Gambar 7.12 Alloxan
monohydrate
Gambar 7.14 Pengambilan
glukosa darah sampel
darah sampel
44
(Lanjutan)
Gambar 7.15 Pengukuran BB
sampel
Gambar 7.17 Proses sacrificed
dan pengambilan darah
Gambar 7.19 alat centrifuge
Gambar 7.16 Proses pemberian
ekstrak insulin
Gambar 7.18 Pengukuran
trigliserida
45
Lampiran 6
Cara Perhitungan
1. Induksi aloksan
Dosis aloksan yang digunakan adalah 150 mg/kgBB = 150mg /1000grBB.
 Dosis untuk 10 ekor tikus dengan berat 300 gr :
10 x 300 x 150 / 1000 = 1500 mg
Jadi dosis untuk 10 ekor tikus dengan berat badan 300 gr adalah 1500 mg
aloksan.
Konsentrasi obat = 15 mg
0,1 ml
 15 mg = 1500
0,1 ml
X
X = 0,1 ml x 1500 = 10 ml
15
Jadi untuk dosis 1500 mg aloksan diperlukan 10 ml akuades.
 1500 mg
=
10 ml
15 mg
0,1ml
Dosis aloksan untuk 10 ekor tikus dengan berat badan 300 gr adalah:
150 mg
x 300 gr = 45 mg
10 ml
Konsentrasi obat :
15 mg = 45 mg
0,1
 X = 0,1ml x 45 mg = 0,3 ml
X
15
Jadi untuk tikus dengan BB 300 gr disuntik aloksan yang telah dilarutkan dengan
akuades sebanyak 0,3 ml.
46
(Lanjutan)
2. Pemberian ekstrak
Dosis ekstrak daun insulin yang diberikan adalah 300 mg/kgBB
 300 mg/1000grBB = 30 mg /100 grBB
Untuk konsentrasi obatnya adalah : 30 mg
0,1ml
Dosis ekstrak untuk 10 ekor tikus dengan rata-rata BB 300 gr adalah sebagai
berikut:
10 ekor tikus x 300 grBB x 30/100 grBB = 900 mg
Konsentrasi obat = 30 mg = 900 mg
0,1ml
X = 0,1ml x 900 mg
X
= 3 ml
30 mg
Jadi untuk setiap 10 ekor tikus dibutuhkan 900 mg ekstrak daun insulin dan 3
ml akuades.
Pemberian ekstrak daun insulin :
900 mg = 300 mg = 30 mg  30 mg x 300 grBB = 90 mg
3ml
1 ml
0,1 ml
100gr
 30 mg = 90 mg  X = 0,3 ml
0,1 ml
X
Jadi untuk tikus dengan BB 300 gr diberikan ekstrak daun insulin sebanyak 0,3
ml.
47
(Lanjutan)
3. Trigliserida
Cara Perhitungan kadar trigliserida adalah sebagai berikut :
Trigliserida = kadar kolesterol sampel x 200 mg/dL
standar
Sampel duplo  tabung 1 + tabung 2
2
Nilai rujukan normal trigliserida <150 mg/dL
Standar = 0.800 + 0,951 = 0,875
2
48
Lampiran 7
Riwayat Penulis
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Alamat
Email
: Candra Achmad Hanif Rosyidi
: Laki-laki
: Surabaya, 14 April 1992
: Islam
: Perumahan Kota Baru Driyorejo, Gresik
: [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1997 – 1998
: TK Gondang, Mojokerto
1998 – 2004
: SD Muhammadiyah 6 Surabaya
2004 – 2008
: SMP Negeri 1 Surabaya
2008 – 2009
: PP Modern Islam Assalaam, Sukoharjo, Jateng
2009 – 2011
: Madrasah Bertaraf Internasional Amanatul Ummah, Mojokerto
2011 – sekarang : Prodi Pendidikan Dokter, FKIK, UIN Syarif Hidayatullah
Download