Identifikasi Lemak

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
IDENTIFIKASI LEMAK
Disusun Oleh:
Kelompok VIII
Anggota:
Ai Susilawati
Erik Herdiansyah
Noyalita Khodijah
Saedi Heryanto
Sri Rahayu
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2011
1
BAB I
IDENTIFIKASI LEMAK
A. Dasar Teori
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi
dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan
karbondisulfid. Lipid juga merupakan kelompok senyawa beraneka ragam. Lemak dikenal
merupakan salah satu dari senyawa lipid. Adapun yang termasuk senyawa lipid antara lain
kolesterol, steroid, dan terpenoid.
Pengertian Lemak
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan
lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang
dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak
disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol
adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung sebuah
gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai
18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas
suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam
lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut
ekor.
Sifat dari lemak:
a) Hidrofobik (sulit untuk larut dalam air).
b) Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
c) 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
d) Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan energi. Fungsi
penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk hidup dibungkus oleh membran
yang antara lain terdiri dari molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga
isi sel terpisah dari dunia luar. Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel
syaraf maupun serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut MIELIN, yang
terutama terdiri atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya pada jaringan bawah
kulit, yang menebal ditempat-tempat tertentu dan juga disekitar berbagai alat didalam rongga
tubuh dan dibelakang bola mata. Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh.
Senyawa ini dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan
2
energi. Secara kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau dalam bentuk gemuk
dan kurus.
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai :
1. Penyimpan energi dan transpor
2. Struktur membran
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampai kimia
Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas biologis yang sangat penting dalam tubuh,
diantaranya vitamin dan hormon. Ditinjau dari sudut nutrisi, lemak merupakan sumber kalori
penting disamping berperan sebagai pelarut berbagai vitamin.
a. LipidTerhidrolisis
Lipid terhidrolisis merupakan ester dari gliserol dengan suatu asam lemak atau asam fosfat
yang mengikat etanolamin atau serin
b. Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis. Senyawa yang
termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, dan estrogen. Pada umumnya
steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur inti. Perbedaan jenis steroid
yang satu dengan steroid yang lain terletak pada rantai samping (cabang) yang diikatnya.
c. Terpenoid
Seperti halnya steroid, terpenoid juga merupakan derivat dari lipid. Senyawa ini umumnya
terdapat pada minyak atsiri, misalnya sitral (minyak sereh), geraniol (minyak mawar),
limonen (jeruk), dan juga sebagai vita¬min A. Berikut ini beberapa contoh senyawa terpena.
Secara Kimia, Lemak terbagi tiga , yaitu:
1. Lemak Sederhana
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol,
serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banak ditemukan adalah Triasilgliserol
yang disebut juga Trigliserida (TG), yang ditemukan antara lain dalam serum, dalam minyak
kelapa dan dalam berbagai minya lain yang berasal dari mahluk hidup. Yang dimaksud
dengan minyak adalah lemak yang dalam suhu ruang berada dalam bentuk cair , lemak yang
dalam suhu ruang masih berbentuk padat disebut lemak saja. Biasanya minyak berasal dari
tumbuhan dan lemak dari hewan. Konsistensi cair atau padat pada suhu ruang ini biasanya
ditentukan dari jumlah atom C yang menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang atom C,
biasanya makin padat. Dilain pihak, makin banyak ikatan rangkap, konsistensi semakin cair.
3
Lemak yang banyak mengandung ikatan rangkap ini disebut asam lemak essensial, yang
harus ada dalam makanan. Lemak tumbuhan berupa minyak karena jumlah atom C-nya lebih
pendek dan ikatan rangkapnya relatif lebih banyak.
2. Lemak Majemuk
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa
lain seperti fosfat, asam amino, basa organik, sepert kolin atau betain. Umumnya lemak
majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam
molekulnya, sehingga menjadi lebih mudah berinteraksi dengan air. Lemak Majemuk ini ikut
menyusun membran sel dan juga selubung sel dan serat syaraf.
3. Turunan Lemak
Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak
terdahulu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gliserol dan berbagai alkohol lain yang
ikut menyusun lemak, asam lemak, dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak
tanpa ikatan rangkap (jenuh), kolesterol dan berbagai macam senyawa steroid seperti hormon
steroid (kortisol, prednison, estrogen, progesteron, testosteron, dan aldosteron).
Meskipun bukan termasuk lemak, perlu juga diketahui bahwa vitamin-vitamin A, D, E dan K
sangat memerlukan lemak untuk dapat diserap dan digunakan tubuh. Karena vitamin-vitamin
ini tidak larut dalam air dan hanya larut dalam lemak atau pelarut lemak.
Lipida dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya. Bloor membagi lipida
sebagai berikut:
1. Lipida Sederhana
Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu bentuk ester yang mengandung
karbon, hydrogen, dan oksigen. Jika dihidrolisis, lipida yang termasuk ini hanya
menghasilkan asam lemak dan alcohol. Lipida sederhana ini dapat dibagi kedalam tiga
golongan, yaitu:
a. Lemak, ester asam lemak dan gliserol
b. Lilin, ester asam lemak
2. Lipida Majemuk
Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alcohol yang mengandung gugus lain,
contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, amino, lipida, dan lipoprotein.
3. Derivat Lipida
Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu.
Termasuk ke dalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alcohol, aldehida, dan
keton.
4
Banyak lipida yang mempunyai sifat fisik amfipatik. Istilah amfipatik yang semula
digunakan oleh Hartley pada tahun 1936, memberikan turunan hidrokarbon yang mempunyai
satu bagian (polar) “bersimpati” dengan suasana air dan satu bagian hidrokarbon (hidrofobik)
yang tidak bersimpati dengan suasana air.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam
gabungan dengan fungsi alcohol. Kita dapat membuat beberapa penyamarataan mengenai
asam lemak, walaupun ada perkecualian seperti yang akan kita lihat.
1. Asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus.
2. Asam lemak pada umumnya mempunyai jumlah atom karbon genap.
3. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap
Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Hewan-hewan tingkat yang lebih tinggi dapat
mengadakan biosintesa asam-asam lemak jenuh dan yang mono tak jenuh dari sumbersumber lain seperti karbohidrat. Asam-asam linoleat dan linolenat dan asam-asam lemak poli
tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada hewan bertingkat lebih tinggi
dan karena itu diistilahkan asam lemak essensial.
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun bertumpu pada
sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++ sabun dapat membentuk garam
Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena itu, apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut
atau yang disebut air sadah. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan
air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk.Asam
lemak tak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen
dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal. Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam
lemak yang cair menjadi asam lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan
margarin dari minyak kepala sawit.
Lemak netral disebut juga asil gliserol atau gliserida. Lemak ini merupakan
komponen utama lemak simpanan pada sel-sel hewan dan tumbuhan, terutama pada jaringan
adipose vertebrata. Sifat-sifat fisik lemak netral mencerminkan susunan asam lemak dari
lemak. Sebagai dalil umum adalah titik lebur suatu asam lemak berkurang dengan
bertambahnya ketidakjenuhan dan berkurangnya bobot molekulernya.
Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang terkandung
didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium
5
yang dapat bereaksi dengan 100 gram asam lemak. Jadi, makin banyak ikatan rangkap, makin
besar bilangan iodium.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol. Proses ini
dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang
menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu,
proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tak enak atau
tengik. Kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah factorfaktor yang menyebabkanterjadinya ketengikan lemak.
ai panjang dengan alcohol monohidrat. Terdapat
sebagai pelidung kulit dan bulu, pelindung daun danbuah, atau sebagai sekresi insekta. Lilin
tak larut dalam air.
fosfat. Fosfolipida banyak terdapat pada bakteri, jaringan tumbuhan dan hewan. Fosfolipida
yang disebut fosfatidil kolin biasanya didapat pada membran dan hanya sedikit sekali
fosfolipida ini terdapat pada lemak simpanan.
gandung gliserol amfipatik, terutama
berlimpah dalam jaringan otak dan syaraf. Lipida ini diturunkan dari sfingosin. Sfingolipida
yang paling berlimpah adalah sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak dan saraf dan
dalam bagian lipida darah.
dan steroid adalah lipida yang tak dapat disaponifikasikan yang berarti bahwa
hidrolisis alkali tak menghasilkan sabun. Struktur umum yang biasa bagi semua steroida
adalah kerangka siklompentano perhidro penantren. Steroid banyak terdapat di alam.
Diantaranya dalam jumlah yang terbatas tetapi mempunyai aktivitas biologis yang penting
yaitu asam empedu, hormon seks betina dan jantan, hormon korteks adreval dan beberapa
racun steroid yang terdapat dalam jumlah lebih banyak yakni golongan sterol. Contohnya
kolesterol, lanosterol, fitosterol, dan mikosterol.
B. Tujuan Percobaan
 Membuktikan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organic.
 Mengetahui tingkat kejenuhan lemak.
 Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lemak.
6
 Mengetahui karakteristik bau pada senyawa lemak.
C. Alat dan Bahan
a. Alat

Tabung reaksi

Pipet

Kertas saring

Rak tabung reaksi

Pembakar spirtus
b. Bahan

Pelarut (aseton, etanol, kloroform, eter)

Bahan Uji larutan lemak (minyak, margarine, lesitin)

Air

Iodium

KOH

NaOH

KHSO4
D. Cara Kerja
a) Kelarutan lemak

Ke dalam 10 tetes air masukkan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji

Ke dalam 10 tetes pelarut (aseton, etanol, kloroform, eter) masukan 1 atau 2
tetes senyawa lemak yang akan diuji.

Teteskan larutan lipid yang telah dibuat pada point 1 dan 2 pada kertas saring
dan biarkan kering.

Amati pembentukan noda lemak pada kertas saring. Jika ada noda lemak yang
menempel pada kertas saring berarti lemak tersebut larut dalam pelarut.

Tambahkan 1 mL air pada larutan lipid dalam etanol. Catat munculnya larutan
segera setelah bercampur dan setelah dibiarkan beberapa menit.

Isi dua tabung reaksi masing-masing dengan 3 mL air. Tambahkan 2 tetes
minyak pada 1 tabung dan lesitin pada tabung yang lain. Kocok campuran tadi
dan bandingkan kestabilan emulsi yang terbentuk.
b) Uji ketidakjenuhan
7

Sediakan larutan iodium dalam kloroform

Tuangkan iodium tersebut sebanyak 0,5 mL ke dalam tabung reaksi.

Masukan larutan yang akan diuji setetes demi setetes demi setetes dan setiap
penambahan selesai harus dikocok sampai warna iodium hilang. Amati
hilangnya warna iodium (kuning) untuk setiap penetesan senyawa lemak yang
akan di uji. (hitung jumlah penetesan lemak sampai warna iodium hilang)
c) Penyabunan

Masukan 4-5 tetes bahan percobaan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan air
suling sebanyak 3 mL. Masukan 1 ml KOH. Panaskan campuran tersebut
sampai mendidih (1-2 menit). Kocok dan perhatikan pembentukan busa.

Ulangi percobaan a dengan mengganti laritan KOH dengan NaOH.

Bandingkan hasil yang diperoleh dari poin a dan b.
d) Uji Gliserol

Tuangkan KHSO4 setinggi 0,5 cm dalam tabung reaksi.

Tambahkan 5 tetes larutan yang akan diuji pada tabung reaksi tersebut. Jika
senyawa lemak terbentuk padat, maka jumlahnya kira-kira sama dengan
KHSO4.

Tambahkan lagi KHSO4 dan panaskan dengan hati-hati.

Cium baunya dengan mengibaskan tangan pada tabung reaksi tersebut.

Tuliskan hasil pengamatan dan kesimpulan.
E. Data Pengamatan
a) Kelarutan lemak
Pelarut
Bahan uji
air
aseton
etanol
kloroform
Eter
Minyak
_
+
+
+
+
Margarin
_
+
+
+
+
Lesitin
_
_
+
+
+
Keterangan : (+) Larut, (-) Tidak larut
Indikator kelarutam : Noda pada kertas saring
8
b) Uji ketidakjenuhan
Bahan Uji
Perubahan warna
Hasil
Minyak
merah  jingga jernih
++
Margarin
merah  jingga keruh
+++
Lesitin
merah  kuning
+
Keterangan : (+) ketidakjenuhan
c) Uji Penyabunan
Bahan Uji
KOH
NaOH
Minyak
++++
++++
Margarin
++
++
Lesitin
+++
+++
Keterangan : (+) pembentukan busa
4) Uji Gliserol
Bahan Uji
Tingkat bau
Minyak
++
Margarin
+++
Lesitin
++
F. Pembahasan
a) Kelarutan lemak
Pada tes kelarutan didapat hasil bahwa minyak, margarine, dan lesitin yang bersifat
nonpolar larut dalam pelarut aseton, etanol, eter dan kloroform karena keempatnya
merupakan pelarut organik (nonpolar). Kecuali Lesitin yang tidak larut dalam pelarut aseton,
hal ini dikarenakan lesitin memiliki gugus kolin yang bermuatan positif sehingga lebih larut
dalam eter dan kurang larut dalam aseton. Hal ini disebabkan eter memiliki electron bebas
yang dapat diserang oleh muatan positif dari kolin sehingga kolin lebih larut dalam eter
daripada aseton yang tidak memiliki elektron bebas.
Pada pelarut polar yaitu air, lemak domba bahan uji tidak dapat larut. Kelarutan suatu
zat dalam suatu pelarut ditentukan oleh banyak hal, antara lain adalah sifat kepolaran zat dan
pelarutnya.
9
Umumnya zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak
dapat larut dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya
momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan
sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak
bisa berinteraksi dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.
Pada tes bercak lemak, adanya bercak transparan pada kertas saring menandakan
adanya lemak pada zat tersebut. Pada zat dalam pelarut eter terdapat bercak karena bahan uji
telah larut sehingga terbawa pada saat penetesan dan dapat membuat bercak pada kertas.
b) Uji ketidakjenuhan
Percobaan ini dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan memutus ikatan rangkap
yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan
rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan
berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika teradisi semuanya oleh iodium). Dengan
adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan hilang. Minyak mengandung triasil
gliserol dengan 80-85 % asam lemak jenuh. Asam lemak utama yang terdapat dalam minyak
adalah asam laurat dan asam miristat (merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah
dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi). Selain itu, minyak kelapa juga mengandung
asam kaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.Margarin merupakan salah satu produk makanan
konsumsi sehari-hari yang dibuat dengan menggunakan bahan baku lemak nabati. Margarin
dibuat melalui proses
hidrogenasi asam lemak tak jenuh yang bersumber dari tanaman. Margarin adalah emulsi air
dalam minyak yang berbentuk padat.
Pada hasil percobaan, minyak, margarin dan lesitin memberikan hasil positif yaitu
dengan hilangnya warna larutan iodium. Minyak menghasilkan warna jingga jernih, margarin
menghasilkan warna jingga keruh, dan lesitin menghasilkan warna kuning. Hal itu berarti
pada ketiga zat itu, terdapat ikatan tak jenuh (ikatan rangkap) sehingga dengan penambahan
larutan iodium, terjadi reaksi adisi yang menyebabkan hilangnya warna larutan iod. Ikatan tak
jenuh yang terdapat dalam margarin lebih banyak daripada ikatan tak jenuh dalam lesitin dan
minyak (ikatan tak jenuh dalam margarin > minyak kelapa > lesitin). Hal tersebut dapat
disimpulkan dari intensitas warna yang terbentuk (jingga keruh > jingga jernih > kuning).
c) Uji Penyabunan
Asam lemak bila bergabung dengan alkali (KOH/NaOH) akan membentuk sabun,
yang berfungsi sebagai emuglator.
10
Pada percobaan ketiga ini diamati pada ketiga bahan uji, dengan adanya pemanasan
dan penambahan alkali (KOH/NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan
sabun atau garam asam lemak. Proses ini lebih dikenal dengan nama saponifikasi.
Perbandingan jumlah busa (indikasi terbentuknya sabun) pada penambahan KOH
daan penambahan NaOH adalah sama. Lesitin menghasilkan busa paling banyak, kedua
minyak dan yang terakhir margarine. Hal ini dikarenakan kedua alkali tersebut merupakan
basa kuat.
Sedangkan untuk jumlah busa paling tinggi terdapat pada minyak, asam lemak utama
yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat (merupakan asam lemak
dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi)
d) Uji Gliserol
Jika gliserol dipanaskan dengan kalium bisulfate, dehidrasi akan terjadi dan akrolein
aldehid yang terbentuk memiliki karekteristik bau.
Dapat dilihat dari data pengamatan bahwa margarin memiliki tingkat bau yang paling
tinggi dibandingkan lesitin dan minyak, hal ini bisa disebabkan karena margarine memiliki
tingkat ketidakjenuhan paling tinggi dibandingan minyak dan lesitin.
G. Kesimpulan

Lipid larut dalam pelarut organik yang bersifat nonpolar.

Lemak memiliki ikatan tak jenuh, dan pada percobaan ini, margarine yang memiliki
tingkat ketidakjenuhan paling tinggi.

Asam lemak bila bergabung dengan alkali (KOH/NaOH) dapat membentuk sabun.

Tingkat bau paling tinggi pada uji gliserol terdapat pada margarine, hal ini dapat
disebabkan karena tingkat ketidakjenuhan senyawa lemak tersebut.
Daftar Pustaka
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKOMIA. Jakarta:
Universitas Indonesia.
nn. “Uji-Karbohidrat”. [ONLINE]. http://www.scribd.com/doc/43248666/Laporan-PraktikumBiokimia-Lipid : Rabu, 25 Juni 2011.
Windiaryani, Sistiana. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi : Universitas
Muhammadiyah Sukabumi
Lampiran
11
Jawaban Pertanyaan :
1. Apakah semua pelarut dapat melarutkan senyawa lemak, mengapa?
Tidak, karena lemak hanya dapat larut pada larutan non polar seperti aseton, kloroform,
etanol dan alkohol mendidih.
2. Sifat apa yang dimiliki lesitin?
Lesitin merupakan bahan jernih, padat berlilin dan sangat higroskopis, diudara akan segera
bereaksi dengan oksigen menjadi cokelat dalam beberapa menit, sangat tidak jenuh ,
merupakan bahan pengemulsi untuk triasiligliserol, ditemukan pada kuning telor dan
sebagai bahan pembuat ice cream, kue, dan mayonnaise.
3. Apa yang menyebabkan hilangnya warna air iodium pada penambahan larutan lemak
pada uji ketidak jenuhan?
Adanya halogen-halogen yang terikat oleh ikatan rangkap pada larutan lemak, sehingga
menunjukan adanya ikatan rangkap.
4. Senyawa mana yang paling cepat menghilangkan warna iodium?
Dilihat dari jumlah tetesan lesitin merupakan senyawa yang paling cepat menghilangkan
warna iodium, dan dari penambahan bahan padat, margarin, dan batter yang lebih cepat
menghilangkan warna iodium.
12
Download