PEMILIH YANG CERDAS BERDEMOKRASI PADA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KAB. ROKAN HULU TAHUN 2015 Oleh: SRI WAHYUDI, S.Kom Anggota KPU Kab. Rokan Hulu MEMAHAMI DEMOKRASI DAN PEMILU MASALAH DALAM PEMILU HARAPAN DALAM PEMILU 1. Demokrasi itu Apa ? 2. Pemilihan Umum untuk apa ? 3. Ada hubungannya nggak Pemilu dengan Demokrasi? Demokrasi berasal dari 2 kata yaitu : Demos artinya Rakyat dan Kratos artinya Pemerintah Secara Harfiah : Demokrasi adalah “Pemerintahan oleh rakyat”. Sedangkan negara demokrasi berarti negara yang meletakkan kedaulatan tertinggi di tangan rakyat. Demokrasi pada prakteknya memiliki 2 bentuk yaitu : 1. Demokrasi Langsung adalah bentuk pemerintahan yang mengakui hak setiap rakyat secara langsung untuk berpendapat atau memberikan persetujuannya dalam se-tiap pengambilan keputusan atau kebijakan publik.Cth : Pemilihan RT 2. Demokrasi Perwakilan adalah rakyat sebagai pemilik penuh kedaulatan, menyerahkan sebagian dari kedaulatannya kepada orang-orang yang dipilihnya,. Cth : Dilakukan melalui Pemilu Pemilu merupakan rekruitmen atau pemilihan orangorang untuk menduduki jabatan-jabatan politik tertentu. Metode untuk memilih wakil rakyat (Legislatif) dan memilih pimpinan pemerintah (Eksekutif) Ada 2 cara penyelenggaraan pemilu : 1. Ada yang dikenal sistem parlementer yaitu memilih Legislatif kemudian legislatif yang memilih pemimpin pemerintahan. 2. Ada yang dikenal sistem presidensil yaitu memilih legislatif dan memilih pemimpin pemerintahan. Manfaat Pemilu : 1. Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat. 2. Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara kontitusional. 3. Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi. 4. Pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik. Pemilu adalah tatacara untuk mewujudkan demokrasi dengan cara perwakilan. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat. Dewasa ini demokrasi dipercaya oleh banyak orang sebagai sistem politik yang paling mampu mewujudkan kedaulatan rakyat. Sementara dalam hal substansi, Pemilu sudah seharusnya dapat mencerminkan terapan nilai-nilai moralitas dan etika sebagai politik penanda masyarakat beradab. Penyelenggaraan yang sifatnya teknis dan substansi itulah yang menjadi faktor penentu, apakah Pemilu bermakna bagi demokrasi. Pemilu akan bermakna bagi demokrasi, bila prinsip-prinsip demokrasi diterapkan dalam pelaksanaan pemilu. Prinsip-prinsip Demokrasi seperti, Partisipasi Semua Warga Negara, Kesetaraan, Toleransi dan Pengakuan terhadap Keberagaman, Transparansi dan Akuntabilitas, Penerimaan Hasil Pemilu (Legitimasi Pemerintahan), Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM), Supremasi Hukum Pelaksanaan Pemilu dilakukan dengan : 1. Siklus Pemilu : 5 Tahun 2. Jenis-jenis Pemilu : Secara Nasional dan secara Daerah. 3. Azaz Pemilu (LUBER DAN JURDIL) 1. 2. 3. 4. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara, tanpa terkecuali dan tidak boleh ada diskriminasi. Bebas berarti pemilih dijamin dapat menentukan pilihan dan memberikan suaranya, berdasarkan pertimbangannya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. 5. Jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya, setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. 6. Adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih pemilu. KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan pemilu BAWASLU adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah NKRI Bukan hanya substansi dari demokrasi dan pemilu saja yang penting. Persoalan teknis pastinya juga penting, karena pemilu butuh proses yang teratur dan bisa di-pertanggungjawab-kan. Yang pertama harus kita tahu, siapa saja yang harus dipilih dalam pemilu : 1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2. Anggota Desa Perwakilan Daerah (DPD) 3. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi 4. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota 5. Presiden dan Wakil Presiden 6. Kepala Daerah : Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati Sekarang sudah masuk pada tahapan Pemilukada, sedangkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati diusung oleh Peserta Partai Politik. Dan partai apa saja yang ada? Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung oleh partai politik : 1. Ir. H. Haith Syukri – Nasrul Hadi, ST., MT 2. H. Suparman, S.Sos., M.Si – H. Sukiman 3. H. Syaparudin Poti, SH – H. Erizal, ST Oh ya…. Itu pasangan calon yang diusung oleh partai politik yang bisa saya pilih, eh…. Tapi saya nih pemilih bukan sih..? Hak Memilih dapat dilihat di : PKPU Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penyusunan Daftar Pemilih. Pada Bab II pasal 3 yaitu Hak Pemilih : MASALAH DALAM PEMILU Definisi atau pengertian tentang Korupsi tidak tunggal, artinya : tidak ada satu pengertian yang dapat mencakup semua bentuk tindak korupsi. Dalam Undang-undang No 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang No 20 tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undangundang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, ada lebih dari 30 bentuk tindak pidana Korupsi, yang dapat dikelompokkan menjadi: 1) Penyalahgunaan kewenangan 2) Tindakan melawan hukum 3) Pemalsuan data atau laporan 4) Penghilangan alat bukti 5) Suap yaitu memberi atau menjanjikan sesuatu barang, uang atau fasilitas untuk berbuat sesuatu, 6) Penggelembungan dana atau data 7) Pungutan liar 8) Perbuatan Curang , 9) Benturan kepentingan dalam pengadaan, 10) Gratifikasi atau hadiah. Masyarakat merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban atau terlibat dalam praktek korupsi. Kerentanan terhadap praktek korupsi dalam pemilu ini dialami oleh Masyarakat, karena : 1) kurangnya informasi dan pemahaman hukum, 2) kurangnya kemampuan untuk mencegah dan mengamankan dirinya agar tidak menjadi korban dari praktek korupsi, 3) karena relasi kuasa yang tidak setara dalam pengambilan keputusan di ruang publik. Kurangnya informasi dan pemahaman hukum, mengakibatkan masyarakat sebagai pemilih, mudah menerima uang dan barang, atau janji-janji hadiah agar memilih peserta pemilu atau pasangan calon tertentu. Korupsi dapat dicegah dan tidak perlu terjadi, bila kita semua peduli dan berperan aktif untuk mencegahnya HARAPAN DALAM PEMILU 1. Ingin Kesejahteraan 2. Bisa Ngawasi Pemerintah 3. Wujud Partisipasi Perempuan Kesejahteraan sosial berdasarkan pengertian UU No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial diartikan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melak sanakan fungsi sosialnya. Pemilu diharapkan dapat menjadi sarana untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial, artinya pemerintahan hasil pemilu diharapkan efektif dan memiliki kinerja yang baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan pemilu yang berdampak pada kesejahteraan dan keadilan sosial, diperlukan syarat-syarat tertentu yaitu : 1. Pemilih dalam pemilu adalah rakyat yang sadar terhadap hak dan kewajibannya. 2. Peserta pemilu bersifat kompetitif, sehingga banyak pilihan bagi pemilih. 3. Adanya informasi yang memadai bagi peserta sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan. 4. Asas-asas pemilu yang Luber dan Jurdil. 5. 6. 7. Hubungan konstituensi antara pemilih dan pemerintahan hasil pemilu tetap terjaga. Pemerintahan hasil pemilu memiliki legitimasi yang kuat, sehingga dapat bekerja secara efektif dan memiliki kinerja yang baik untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan Mekanisme transparansi dan akuntabilitas, serta partisipasi rakyat dilaksanakan selama berlangsungnya pemerintahan.. Jadi, kontrol atas pemerintahan melalui pemilu dapat dilakukan oleh rakyat dengan empat langkah penting : 1) Gunakan hak pilih dengan cerdas dan bijak, terutama untuk mewujudkan keseimbangan gender di lembaga pengambilan keputusan. 2) Catat baik-baik janji politik semasa kampanye, 3) Tagih janjinya jika mereka sudah duduk di kursi kekuasaan dan 4) Kawal semua proses perumusan kebijakan serta perencanaan anggaran. Cara berpartisipasi yang bisa dilakukan : 1. Berpartisipasi bisa dengan 2 cara yaitu Partisipasi Minimal dan Partisipasi Optimal 2. Kita adalah Subjek bukanlah Objek Rakyat adalah pusat kekuasaan. Rakyatlah yang merupakan inti seluruh proses politik. Rakyat yang memilih sebenarnya lebih menentukan dari yang dipilih. Namun Masyarakat, selalu memiliki ingatan yang panjang. Mereka selalu mencatat dalam memori ingatannya tentang partai politik dan anggota dewan, yang melupakan mereka, setelah pemungutan suara. Lalu mereka memutuskan untuk tidak memilih kembali, siapa-siapa yang telah melupakannya. Itulah sebabnya, sering terjadi partai atau anggota legislatif memenangkan pemilu di salah satu daerah pemilihan (dapil), tetapi kemudian kalah di dapil yang sama pada pemilu berikutnya. Sungguh, semua ini karena pemilih telah memilih sebagai subjek. Masyaraka sebagai Pemilih adalah subjek penentu. Karena Masyaraka pemilih menentukan, proses politik seperti apakah yang terjadi dalam pemilu. Pilihan terhadap proses politik ini juga akan menentukan hasil pemerintahan yang akan datang. YUK.. BUKTIKAN BAHWA KITA ADALAH SUBJEK POLITIK, BUKAN OBJEK POLITIK….