Usulan-Konsep-Restrukturisasi-Fakultas

advertisement
Usulan Konsep Restrukturisasi Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya Menghadapi Tantangan Globalisasi
Linking knowledge to action
Oleh:
Didik Suprayogo, Agus Suryanto, Mochtar Luthfi Rayes,
Syamsuddin Djauhari, Kliwon Hidayat, dan Sumeru Ashari
PDI, Ketua Jurusan Budi Daya Pertanian, Tanah, Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Sosial Ekonomi Pertanian dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang
Mei, 2007
0
SECOND DRAFT
Usulan Konsep Restrukturisasi Fakultas Pertanian,
Universitas Brawijaya Menghadapi Tantangan Globalisasi
Didik Suprayogo, Agus Suryanto, Mochtar Luthfi Rayes, Syamsuddin Djauhari,
Kliwon Hidayat, dan Sumeru Ashari
PDI, Ketua Jurusan Budi Daya Pertanian, Tanah, Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Sosial Ekonomi Pertanian dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang
Ringkasan
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dalam era globalisasi ini menghadapi
tantangan penurunan jumlah peminat calon mahasiswa, lulusan relatif lama
untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetenstinya dan gaji
lulusan relatif
rendah. Kondisi ini sangat membutuhkan kehati-hatian dan
kerja yang serius untuk mengevaluasi dan mencari solusi untuk mendapatkan
alternatif struktur dan fungsi Fakultas Pertanian agar mampu menjawab
tantangan penyediaan pangan yang berkelanjutan. Pendidikan dan penelitian
yang ada saat ini dibagi-bagi atau dikotak-kotak dalam program studi, Jurusan
dan laboratorium-laboratorium yang ada, dan sering mengabaikan realita yang
kompleks dari sistem alam, pertanian dan rekayasa manusia lainnya. Meninjau
perkembangan Fakultas Pertanian saat ini, terindikasi bahwa orientasi
pembelajaranya mencoba menjawab permasalahan-permasalahan yang spesifik
untuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri pertanian untuk
masyarakat pedesaan dan perkotaan. Kenyataan tersebut mengindikasikan
suatu proses pemisahan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
dengan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat pedesaan dan perkotaan.
Kami mengajukan konsep agar terjadi integrasi dalam proses aktivitas
pembelajaran diantara Jurusan, demikian pula perlu adanya pergeseran proses
pendidikan dan penelitian yang belajar dari sistem penyediaan pangan di
lapangan dan system alam itu sendiri. Untuk itu Fakultas Pertanian
merencanakan pengembangan program studi yang lulusannya generalis dengan
diwadahi tiga program studi yaitu: (1) Agroteknologi, (2) Environmental
culutral and teknologi, (3) Agrobisnis.
1
1. Pendorong Pentingnya Restrukurisasi Pendidikan Pertanian
Fakultas Pertanian saat ini menjalankan proses pendidikan dan penelitian untuk
produksi biomass (penyediaan bahan pangan dan serat) pada skala petani kecil
dan menengah, mengkonsolidasi pengolahan dan pemasarannya. Proses
pendidikan dan penelitian di Fakultas Pertanian saat ini menghadapi ancaman
(1) calon mahasiswa yang berminat studi di Fakultas Pertanian semakin sedikit,
(2)mahasiswa yang tertarik untuk mengembangkan dirinya untuk menekuni
profesi sebagai petani yang konvensional semakin menurun, (3) masa tunggu
memperoleh pekerjaan relative lama, dan (4) gaji pertama lulusan masih
rendah. Disi lain, para pelaku di sektor pertanian saat ini juga terjadi
perubahan peran hampir di setiap organisasi baik di pedesaan maupun
perkotaan. Perubahan yang cepat lainnya di sektor pertanian adalah, (1)
masuknya teknologi-tenologi baru dibidang produksi pertanian (dan biasanya
mahal) dari luar negeri semakin marak, (2) adanya proses konsolidasi antara
petani dengan suppliers komersial saprodi pertanian, (3) tidak menentunya
peran pemerintah dalam membangun pertanian nasional, dan (4) dampak
perdagangan global semakin memarginalkan sektor pertanian, termasuk banyak
produk pangan dan serat yang diimpor. Sebagai dampak dari perubahan ini,
realitas sosial dan ekonomi baru terbentuk dalam wujud menyatunya
kemitraan-kemitraan modal antar petani dan pengusaha dengan hanya
segelintir perusahaan besar yang meyediakan kebutuhan pangan dan sandang,
sedang petani kecil semakin termarginalisasi. Dalam perubahan kultur dibidang
pertanian yang demikian, banyak penelitian dan pelatihan dibidang pertanian
yang dilakukan oleh pihak-pihak swasta dan hasilnya menjadi sangat memihak
pada pemesan penelitian dan pelatihan.
Bersamaan dengan perubahan yang terjadi disektor pertanian, pribadi-pribadi
masyarakat perkotaan tidak lagi menghargai lahan pertanian sebagai satusatunya sumber produksi pangan dan serat. Saat ini masyarakat sangat
menguras sumberdaya lahan untuk kebutuhannya dengan mengabaikan dimensi
sosial, etika dan ekologi. Hal ini kedepan akan benar-benar akan merusak
landscape pendesaan sebagai akibat pengembangan pertanian yang kurang
ramah lingkungan. Hal ini harus betul-betul diperhatikan bagaimana
keseimbangan antara produksi pertanian dan kualitas kehidupan pedesaan yang
selaras dengan lingkungannya. Hal ini sangat diperlukan adanya reformasi
pendidikan pertanian.
2. Tantangan Fakultas Pertanian
Dewasa ini, perubahan dunia sangat cepat. Pertumbuhan kepadatan penduduk
yang pesat membawa suatu kondisi kekurangan sumberdaya alam dan
meningkatnya perubahan lingkungan. Sebagai contoh, pada tahun 2020 dengan
peningkatan pertumbuhan kepadatan penduduk yang terjadi saat ini, dunia
harus menyediakan bahan pangan 40% lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan
2
hidup penduduk dunia. Ektensifikasi pertanian melalui pembukaan lahan baru
hanya mampu meningkatkan seperlima dari total kebutuhan. Tambahan lain
melalui intensifikasi pertanian sangat dibutuhkan (European Commission
strategy paper on the CGIAR). Salah satu dampak ektensifikasi, berdasarkan
laporan FAO, sekitar 15.2 juta hektar hutan hilang di Tropis setiap tahunnya
(El-Ashry CEO and Chairman, Global Environmental Facility). Intensifikasi
pertanian meneyebabkan pula krisis air di negara berkembang, dimana 80%-90%
air tawar yang tersedia dimanfaatkan untuk sektor pertanian (Comprehensive
assessment of
Water Manajement in Agriculture. IWMI). Kerusakan
sumberdaya alam akibat aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya secara meluas merusak keanekaragaman hayati pertama melalui
hilangnya habitat dan terjadinya frakmentasi, kedua perubahan iklim global,
dan ketiga munculnya spesies invasive (Cunningham, Sherr and McNeely,
2002). Contoh gangguan lingkungan lain, panas atmosfir bumi dalam 60 tahun
terakhir adalah terpanas sepanjang 1000 tahun perjalan bumi (Garrity and
Fisher, 2001). Di Indonesia, aktivitas manusia yang di luar batas kemampuan
alam juga menghasilkan beragamnya masalah lingkungan, termasuk kerusakan
hutan, pengkurasan sumberdaya lahan dan air. Sebagai contoh, data kerusakan
lahan dan hutan menunjukkan keadaan yang sangat mengkhawatirkan, yakni
seluas 56,98 juta ha (Ditjen RLPS, Baplan, 2000). Data tingkat kerusakan lahan
menunjukkan bahwa kecepatan kerusakan lahan diperkirakan sebesar 1,5 juta
Ha tahun-1. (Ditjen RLPS, Baplan, 2000). Dampak lingkungan yang mengikuti
kerusakan ini antara lain terjadinya kebakaran hutan dan lahan berikut polusi
udara oleh asap udara oleh asap yang ditimbulkan, terjadinya kekeringan,
banjir dan erosi dibeberapa daerah, yang mengakibatkan semakin terganggunya
kehidupan masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut dan untuk
menjamin kelangsungan generasi menadatang dalam menikmati permukaan
bumi ini, manajemen yang lebih baik dan lebih hati-hati dari suatu sumberdaya
sangat dibutuhkan.
Dalam menerapkan manajemen yang berkelanjutan, suatu isu sumberdaya
alam, lingkungan, sosial dan ekonomi harus dimasukkan dalam suatu kesatuan
perhitungan. Untuk mendukung bergemanya manajemen sumberdaya alam,
para pengelola, perencana, pengambil keputusan dan peneliti memerlukan
pemahaman yang mendalam terhadap kompleksitas faktor didalamnya. Agar
harapan untuk melakukan manajemen sumberdaya alam dan lingkungan
tersebut tercapai, maka perlu disediakan sumberdaya manusia yang terdidik,
berkualitas dan memiliki ketrampilan dalam memahami kompleksitas faktorfaktor manajemen sumberdaya alam.
Bagaimana Fakultas Pertanian kedepan?... akankah kita hanya tambal sulam
sana-sini dalam menjalankan program pendidikan pertanian agar kita masih
dapat bertahan hidup dalam menghadapi tantangan globalisasi yang
perubahannya sangat cepat ini? Atau akankah kita sepakat untuk bersatu,
menyamakan langkah atas dasar potensi potensi yang terpendam saat ini secara
kreatif memberikan kontribusi-kontribusi yang inovatif dibidang produksi dan
3
konsumsi pangan dan serat yang berkelanjutan?. Para pakar menyarankan
bahwa perubahan besar harus terjadi di Fakultas Pertanian bila kita semua
kedepan masih menjadi pemain utama dalam pendidikan di sektor pertanian di
masa depan. Para pakar juga menyarankan pentingnya proses pembelajaran
yang berorientasi pemecahan masalah yang diikuti suatu pengujian. Para pakar
juga menyarankan adanya perubahan yang besar terhadap struktur dan konsep
yang akan menyiapkan Fakultas ini untuk berkontribusi secara konstruktif untuk
pengembangan pertanian yang multifungsi dan meningkat kompleksitasnya di
masa depan dan untuk membangun ketahanan pangan lokal, dan mendorong
peran kita sebagai pusat pendidikan dan penelitian. Tidak ada alasan untuk
tidak menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan di Indonesia untuk
ketahanan nasional, karena dukungan sangat besar dari sumber hayati, iklim,
lokasi dan jumlah penduduk.
Menyitir paragraf dari buku « Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang
Ilmu : Bidang Pertanian (Dijen Dikti, 2005) beberapa hal terkait dengan
ketahanan nasional diantaranya aadalah penyediaan pangan, energi yang
berbasis pada sumberdaya alam, penyediaan lapangan kerja dan kelestarian
fungsi dan mutu lingkungan (Sabiham dan Mulyanto, 2004). Hal ini memerlukan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelola pertanian
yang mulai dari memahami karakteristik dan potensi sumberdaya hayati yang
berkaitan dengan produksi dan kualitas biomassa. Sehubungan dengan ini,
diperlukan pergeseran paradigma pendidikan tinggi pertanian untuk lebih
memfokuskan pada (1) pemenuhan kebutuhan nasional, (2) peningkatan
substitusi bahan impor dan (3) peningkatan volume dan nilai ekspor. Dengan
demikian tidak hanya aspek produktivitas dan efisiensi usaha tani saja yang
menjadi materi pembelajaran tetapi sudah menyangkut aspek lingkungan,
quality awareness dan juga perdangan internasional serta pembangkitan
berbagai kreativitas yang mampu menghasilkan inovasi dan temuan baru dalam
rangka pendekatan produksi pertanian yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
Fakultas Pertanian kita saat ini masih lebih mementingkan untuk menjalankan
program pendidikan dengan prinsip menjebatani “gap” antara suatu masalah di
lapangan untuk dipecahkan dengan ilmu pengetahuan dibanding “gap” antara
banyaknya pengetahuan yang saat ini berkembang dengan bagaimana
menjalankan pengetahuan tersebut di lapangan. Sebagai contoh: mahasiswa
dalam menjalankan tugas akhir adalah wajib melakukan penelitian yang
mayoritas berorientasi “experimental”. Para pakar mengamati, bahwa secara
tradisional ada suatu asumsi bahwa dengan memahami pengetahuan akan dapat
membantu dalam mengembangkan kegiatan pengembangan pertanian yang
dibutuhkan. Namun banyak fakta-fakta membuktikan bahwa kurangnya
pengetahuan para alumni Fakultas Pertanian kurang menjadi masalah untuk
pembangunan pertanian yang berkelanjutan,dengan cacatan bila “gap” antara
keberadaan pengetahuan yang beredar di masyarakat diupayakan untuk
difasilitasi dan dijalankan di lapangan. Untuk itu para pakar juga menyarankan
4
agar pengembangan pendidikan pertanian diarahkan mengembangkan proses
pembelajaran untuk “membuka pintu gap” antara pengetahuan yang
berkembang agar dapat berjalan di lapangan.
Kompleksitas pertanian dan perubahan paradigma dari pertanian dalam arti
sempit sebagai penyedia biomass (pangan dan serat) kearah pertanian yang
lebih luas dengan menyertakan aktivitas sosial dalam pengelolaan issue-isue
sumberdaya alam dan sosial, menjadi tantangan Fakultas Pertanian untuk
mereformasi dirinya. Perubahan konsep pendidikan, dimana pendidikan
pertanian perlu memfokuskan pembelajaran aktif dalam mengaktualiasi
hubungan antara belajar dan kerja lapangan, dapat memberikan kontribusi
untuk menghadapi perubahan disektor pertanian yang semakin kompleks dan
menambah tatangan institusi kita untuk melakukan pembenahan.
Perluasan Fakultas Pertanian mengarah pada Manajemen Sumberdaya Alam
dan Lingkungan dirancang untuk memberikan pendidikan tentang isu-isu
lingkungan yang diperdebatkan pada awal abad 21. Dalam menganalisa isu-su
tersebut dibutuhkan pemahaman dan keahlian interaksi antara masyarakat
manusia dengan lingkungan fisik. Pemahaman tentang proses-proses fisik yang
terkait dengan degradasi lingkungan, dan disisi lain pemahaman yang
difokuskan pada analisis proses-proses sosial dan ekonomis yang menyebabkan
meningkatnya masalah-masalah lingkungan tertentu dipandang perlu dipahami
oleh para calon pengelola lingkungan. Topik-topik matakuliah yang akan
diberikan akan diarahkan untuk memahami aktivitas-aktivitas manusia yang
mempengaruhi fisik lingkungan, dan dampaknya kondisi fisik lingkungan
terhadap masyarakat. Seperti telah dipahami bersama bahwa hubungan
tersebut tidak selalu sederhana, dalam hubungan ini banyak dijumpai
kerumitan-kerumitan dalam menganalisa hubungan manusia dan lingkungannya.
Pengelola lingkungan perlu dibekali pemahaman kerangka kerja (conceptual
framework) yang memadai kedua hubungan dasar tersebut.
Dalam pengambangan Fakultas Pertanian di Universitas Brwaijaya khususnya
dan secara nasional pada umumnya, didasari suatu pengalaman masa lalu
hingga saat ini bahwa dalam menganalisa masalah kemasyarakatan dipisahkan
dengan lingkungan fisik. Pendekatan dualistik ini, akhir-akhir ini disadari
bahwa manusia adalah bagian dari keseimbangan alam, dari pada kesatuan
yang terpisah, dengan tanggung jawab untuk peduli lingkungan, demikian pula
dalam keuntungan jangka panjangnya atau untuk keuntungan organisme
lainnya.
Disamping adanya pergeseran sikap yang demikian, dalam
pengembangan Fakultas Pertanian ini perlu dikembangkan suatu konsep
hubungan antara masyarakat - manusia dengan lingkungan fisik, karena hingga
saat ini konsep tersebut juga masih belum mengembirakan.
Penyusunan program studi environmental culture and tekonology sangat perlu
memperhatikan masalah penting yang dihadapi oleh politikus dan pembuat
keputusan sehingga lulusan program studi ini mampu membantu untuk
mencarikan pemecahan masalah-masalah yang terjadi. Isu-isu lingkungan
5
dapat berupa isu-isu lokal dan isu-isu global yang secara umum dapat
diklasifikasikan tiga aspek utama dari aktivitas manusia yaitu: pertanian,
industri dan konsentrasi penduduk. Mengingat program studi environmental
culture and tekonology ini di bawah Fakultas Pertanian, maka program studi ini
akan memfokuskan pada aspek pertanian dalam arti luas. Dampak kegiatan
pertanian terhadap lingkungan dapat disajikan dalam diagram Gambar 1.
Ekosistem Alam
Kontribusi ke
Perubuhan Iklim
Global
Drainasi Lahan
Basah
Pembukaan Hutan
System Pertanian
Erosi Tanah
Dipercepat
Eutrophikasi
Degradasi Lahan
Dipercepat
Pengelolaan Lahan
Gambar 1. Dampak kegiatan pertanian pada lingkungan
3. Visi dan Misi Fakultas Pertanian dan Lingkungan di masa depan
3.1. Visi
Menjadi pusat pendidikan, penelitian dan informasi
ilmiah untuk
menghasilkan lulusan berkualitas serta pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam
yang berkelanjutan
6
3.2. Misi
1.
Menyelenggarakan usaha jasa pendidikan dalam rangka membantu
peserta didik menjadi manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada
Tuhan YME, berkemampuan akademik dan/atau profesional agar
mampu berperan serta dalam pembangunan nasional dalam
bidang Pertanian dan lingkungan
2.
Mengembangkan dan menyebar-luaskan IPTEKS dalam lingkup
Pertanian dan lingkungan
3.
Mengupayakan penggunaan IPTEKS dalam bidang Pertanian dan
lingkungan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional
3.3. Tujuan Fakultas Pertanian dan Lingkungan, Universitas Brawijaya
3.3.1. Pendidikan dan Pengajaran
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran aktif dan kreatif untuk mencapai
kompetensi unggulan pasar
2. Pelaksanaan program pendidikan yang hemat sumberdaya, hemat waktu
dan inovatif
3. Keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ
3.3.2. Penelitian:
1. Pelaksanaan penelitian berbasis “problem solving” dalam lingkup system
produksi biomassa, sumberdaya lahan dan lingkungan, dan sistem
pemasaran hasil / layanan jasa pertanian yang bersinergi dengan
masyarakat
2. Integrasi program penelitian dengan program pendidikan khususnya
melalui skripsi mahasiswa
3. Benchmarking dengan jaringan dan/atau pusat-pusat penelitian nasional
dan internasional
3.3.3. Pengabdian kepada Masyarakat:
1. Mengupayakan penerapan IPTEK untuk memberdayakan masyarakat
dalam system produksi biomassa, sumberdaya lahan dan lingkungan, dan
sistem pemasaran hasil / layanan jasa pertanian
2. Resource-sharing dengan masyarakat dalam memanfaatkan setiap
potensi dalam system produksi biomassa, sumberdaya lahan dan
lingkungan, dan sistem pemasaran hasil / layanan jasa pertanian
3. Membangun networking yang sinergis dengan stakeholders dalam
konteks AGENDA 21
7
4. Kompetensi Lulusan
Fakultas Pertanian dan Lingkungan kedepan dirancang untuk membentuk
lulusan yang mampu meningkatkan penguasaan dan perluasan wawasan ilmu
pengetahuan tentang system produksi biomassa, sumberdaya lahan dan
lingkungan, dan sistem pemasaran hasil / layanan jasa pertanian sehingga
dapat memberikan layanan konsultasi kepada pengambil keputusan di tempat
kerjanya di kemudian hari atau kepada stakeholder. Dengan demikian bentuk
struktur salah satu atau beberapa kompetensi utama di bidang ilmu pertanian
adalah:
A. Mampu menentukan sistem pertanian pilihan,
B. Mampu berbudaya sesuai dengan sistem pertanian pilihan
C. Mampu menjaga dan / atau mempertahankan keunggulan komperatif
serta kompetitif hasil produk / layanan jasa pertanian yang dihasilkan,
D. mampu mengelola kerusakan sumberdaya alam.
E. Mampu mengelola teknologi sepadan yang diterapkan,
F. Mampu memasarkan hasil / layanan jasa pertanian
Kompetensi tersebut ditunjang dengan kompetensi pendukung yang
memperkuat kompetensi utama, dan kompetensi khas yang memperkuat
penguasaan kompetensi utama dan pendukung dalam berkarsa dan berkarya di
masyarakat, sesuai dengan pilihan hidupnya yang di diselenggarakan dalam
bentuk minat studi.
5. Alternatif struktur dan fungsi Fakultas Pertanian dimasa depan
Salah satu tujuan Fakultas Pertanian dimasa depan harus memberikan
pendidikan mahasiswa yang dapat menangani kompleksitas dan sebagai agen
perubah (agent of changes), dan sesorang yang mampu mengembangkan dirinya
sebagai peserta didik yang mampu mandiri dalam belajar. Fakultas Pertanian
juga diharapkan dapat mengantisipasi perkembangan paradigma baru
pedesaan, dimana saat ini telah banyak dijumpai bahwa sistem pertanian dan
pengadaan pangan tidak dapat berkembang tanpa menghubungkan kemampuan
intelektual, kreativitas dan kompetensi mahasiswa, petani dan konsumen. Hal
ini berimplikasi pergeseran dari adopsi informasi oleh mahasiswa dan yang
lainnya ke proses belajar yang terus menerus. Petani menjadi ahli tidak dengan
mengadopsi teknologi berbasis keilmuan tetapi dengan menjadikan dirinya
sebagai ”peserta ajar” yang selalu berkembang menjadi lebih baik. Alumni di
masa depan tidak hanya ahli dalam ”subject knowledge”, mereka juga ahli
bagaimana menerapankan ilmu. Hal sama juga berlaku bagi pengguna lulusan.
Fakultas Pertanian mebutuhkan rancangan ulang baik struktur dan fungsinya
untuk mengantisipasi tantangan tersebut.
8
Melalui Visi, missi dan tujuan Fakultas Pertanian kedepan direncanakan akan
berkembang menjadi Fakultas Pertanian dan Lingkungan dengan selalu
berusaha dengan slogan” “Linking Knowledge to Action”, (“membangun
pengtahuan untuk mendukung aksi-aksi masyarakat dalam mengelola pertanian
dan sumberdaya alam yang berkelanjutan”) . Sebagai pengembang ilmu,
Fakultas Pertanian masih akan mempertahankan 4 Jurusan yang dimiliki yaitu:
Jurusan Budidaya Pertanian, Jurusan Tanah, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
dan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.
Kompleksitias dalam ilmu pertanian berimbas pada pendidikan yang semakin
sepesifik di masa lalu, terutama pada kemampuan yang dibentuk oleh
pendidikan itu sendiri yang menghasilkan lulusan berkemampuan spesifik.
Kemampuan spesifik bagi strata 1 kurang menuntungkan manakala mereka
menajdi Job seeker, karena ternyata pengguna menginginkan kemampuan
lulusan yang generalis di bidang pertanian. Untuk mengatisipasi ini kedepan,
Fakultas Pertanian merencanakan untuk mengembangkan tiga program studi
yaitu:

Agroteknologi: dengan minat studi
o Tanaman Pangan
o Produksi Tanaman Hortikultura
o Pengelolaan Perkebunan
o Pemuliaan Tanaman

Environmental-culture and teknologi: dengan minat studi
o Managemen Sumberdaya Lahan dan Lingkungan
o Managemen Hama dan Penyakit Tumbuhan terpadu
o Pengembangan Wilayah
o Arsitektur Pertamanan
o Eco-Agro Wisata
o Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Agribisnis: dengan minat studi:
o Agribisnis
o Agropolitan design
o Sosiologi Pertanian
Program studi tersebut merupakan integrasi dari keilmuan staff dosen Fakultas
Pertanian, yang saat ini saat ini menyelenggarakan program studi:
9

Agronomi: mempelajari sistem budidaya tanaman dengan memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia serta memperhatikan kelestarian lingkungan
menuju terciptanya sistem pertanian yang berkelanjutan

Hortikultura: Program studi ini memfokuskan pengembangan ilmu untuk
mempelajari sistem budidaya tanaman hortikultura yaitu buah-buahan,
sayuran dan bunga-bungaan. Tugas utamanya adalah meningkatkan
produksi dan mutu dalam rangka pengembangan kebutuhan pangan
dalam negeri dan ekspor / penghasil devisa non migas

Pemuliaan Tanaman: mempelajari tentang perbaikan genetik tanaman
dengan uji varietas sehingga dapat tercipta varietas baru yang lebih baik
dari varietas yang telah ada dalam hal potensi produksi dan mutu

Ilmu Tanah/Managemen Sumberdaya Lahan dan Lingkungan dimana
program studi ini memfokuskan Pengelolaan sumberdaya alam dengan
pendekatan ekologi-ekonomi yang seimbang sehingga fungsi produksi dan
fungsi lingkungan tidak terganggu. Krisis Air 2025, kerusakan sumber
daya alam dalam bentuk degradasi lahan, banjir, longsor sebagai acuan
dukungan Sustainable Modern Agriculture untuk perbaikan ekonomi
masyarakat dan efisiensi penggunaan sumberdaya alam

Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan dimana program studi ini
memfokuskan untuk mendukung (a) program nasional Indonesia ”Go
Organic 2010 yang ramah lingkungan, dan menghasilkan produk
pertanian sehat yang bebas bahan kimia sintetik berbahaya, dan (b)
mendukung Sustainable Modern Agriculture untuk perbaikan ekonomi
masyarakat dan efisiensi penggunaan sumberdaya alam

Sosial Ekonomi/Agrobisnis: menangani cara-cara pemasaran hasil
pertanian dengan sistem paking. Mendidik manajer-manajer yang
berkualitas terutama dalam rangka penyediaan sumberdaya manusia
yang tangguh dan berkualitas untuk mengantisipasi perdagangan bebas

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian: mempelajari cara penyebaran
informasi dan komunikasi di bidang pertanian yang telah dihasilkan
dapat ditransfer kepada pengguna, baik petani maupun pengusaha dan
pemerintah yang banyak bergerak dibidang pertanian
5. Pentutup
Untuk menata kembali Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, melalui
penataan Program Studi berdasarkan pengembangan substansi pegembangan
ilmunya dan berorintasi pada kompetensi lulusan, dimana trade off antara
scientific vision dan market demand perlu selalu diperhatikan dan
dipertimbangkan. Untuk itu Fakultas Pertanian dalam melakukan proses
penataan tersebut saat ini masih terus berproses melalui tahapan: (1) Finalisasi
konsep restrukturisasi oleh Task Force, (2) Sosialisasi konsep restrukturisasi
kepada civitas akademik Fakultas Pertanian, (3) Pembahasan dan finalisasi
10
konsep restrukturisasi Fakultas Pertanian, (4) Lokakarya Penyamaan Presepsi
Pengembangan Arah Restrukturisasi FP, (5) Penyusunan Rancangan Kurikulum
Inti Fakultas Pertanian, (6) Lokakarya Restrukturisasi Fakultas Pertanian dan
Pengembangan Kurikulum, (7) Pembahasan dan Pengesahaan Konsep
Restrukturisasi oleh Senat Fakultas Pertanian, (8) Penyusunan Kurikulum oleh
Pokja, (9) Pengesahan Kurikulum oleh Senat FP, dan (10) Pengembangan SAP
dan GBPP. Kegiatan ini dirancang hingga Bulan Mei 2008. Untuk itu draft dalam
makalah ini masih terus berkembang selaras dengan dinamika yang ada di
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, hingga disepakati oleh Senat
Fakultas Pertanian dan Senat Universitas Brawijaya dan disetujui oleh Direktur
Jendral Dikti DEPDIKNAS.
11
Download