LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA KEGIATAN HUMAS DI RUMAH

advertisement
LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA
KEGIATAN HUMAS DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA
Oleh
Nama
: JILLYANA KUSUMA ROSALIA
NIM
: D 1607068
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna
memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul :
“ KEGIATAN HUMAS DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA “
Karya :
Nama
: JILLYANA KUSUMA ROSALIA
NIM
: D 16080768
Konsentrasi
: Public Relations
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program D
III
Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta ,
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Dra. Christina Tri Hendriyani, Msi
NIP . 196201171986012001
PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program D III Komunikasi Terapan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari
:
Tanggal
:
Panitia Ujian Tugas Akhir
1. Drs. Surisno Satrijo Utomo,M.Si.
( Penguji )
NIP.195009261985031001
2. Dra. Christina Tri Hendriyani, Msi
NIP . 196201171986012001
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Drs. H. Supriyadi, SN , SU
NIP.195301281981031002
( Pembimbing )
MOTTO
Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling
kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan - seperti
gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.
( Khalil Gibran )
Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut
oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.
( R.A. Kartini )
Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu
mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri
sendiri.
( Arif Narendra )
pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang, tapi pendidikan adalah
sebuah proses seumur hidup
( Gloria Steinem )
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada :
v Tuhanku, ALLAH SWT.
v Ibu ku tercinta yang selalu mendoakan dan menyayangiku di saat apapun.
v Kakak-kakak ku tersayang yang selalu membantuku.
v Sahabat-sahabat ku yang selalu ada menemaniku.
v Almamater tercinta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT
atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam memperoleh gelar Ahli Madya Program Diploma III Jurusan Public
Relations
Fakultas Ilmu
Sosial
dan
Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari dengan selesainya penyusunan Tugas Akhir ini tidak
terlepas dari bimbingan, pengarahan dan motivasi serta bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Tuhanku, ALLAh SWT yang telah meniupkan nyawa padaku sampai saat ini.
2. Ibu Dra. Christina Tri Hendriyani, Msi sebagai dosen pembimbing yang
telah memberi bimbingan kepada penulis selama persiapan hingga
terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo,M.Si. sebagai Dosen Penguji.
4. Bapak Drs. Mursito BM, S.U. sebagai pembimbing Akademi penulis.
5. Bapak Supriyadi, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Ibu, ibu dan ibu ku yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya selalu.
7. Bapak Drs. Eko Setyanto, Msi. Selaku Ketua Program Diploma III Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik.
8. Drg. Haryani sebagai Manager dan
Dr. Hendro Adi kuncoro sebagai
Supervisor Marketing dan Humas Rumah Sakit Kasih Ibu , yang telah
memberi kesempatan pada penulis untuk melakukan KKM.
9. Semua staff Rumah Sakit Kasih Ibu, terutama mba yudhit , mba jovita dan
mas davit yang mengajariku waktu KKM.
10. Segenap Dosen Program Diploma III Public Relations yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam penyusunan
Tugas Akhir ini.
11. Segenap staff Dosen dan Karyawan jurusan Komunikasi UNS.
12. Sahabat-sahabatku Dian ndut, Bimbo, Didi, Retha ,Dina, sion , mas galih ,
mba antien yang selalu mendukungku. Kakak ku peyek yang selalu
membantuku mengerjakan TA ini dan aji ku yang selalu ada untuk ku serta
Daffa, malaikat kecilku yang selalu bisa membuatku tersenyum.
13. Semua teman-teman Public Relations B.
14. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuan dan dukungannya.
Surakarta,
Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..............................................................................................................
i
PERSETUJUAN ...............................................................................................
ii
PENGESAHAN ................................................................................................
iii
MOTTO ............................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................
v
KATA PENGANTAR ......................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar belakang .............................................................................
1
B. Tujuan ..........................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
5
A. Definisi Humas ............................................................................
5
B. Marketing Public Relation ...........................................................
7
C. Fungsi dan Tugas Humas ............................................................
13
D. Public Relations dan Marketing Public Relations ........................
18
BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN .........................................................
21
A. Jejak Langkah Rumah Sakit Kasih Ibu .....................................
21
B. Sejarah Berdirinya RSKI Surakarta ..............................................
22
C. Falsafah ,Misi ,Visi dan Motto .....................................................
26
D. Layanan Medis dan Perawatan RSKI...........................................
26
E. Layanan Penunjang Medik ...........................................................
33
F. Layanan Penunjang Non Medis ....................................................
35
G. Layanan Umum dan Administrasi................................................
35
H. Layanan Unggulan RSKI .............................................................
37
BAB IV PELAKSANAAN MAGANG .........................................................
40
A. Humas dalam RSKI Surakarta .....................................................
40
B. Tugas yang dilakukan penulis di RSKI Surakarta ........................
46
BAB V PENUTUP..........................................................................................
52
A. Kesimpulan...................................................................................
52
B. Saran .............................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua orang dalam hubungan dengan lingkungannya ( rekan,
orang tua, anak, saudara , dan lain-lain ). Organisasi sebagai suatu sistem
juga
harus
berhubungan
dengan
lingkungannya.
Upaya
untuk
meningkatkan mutu hubungan ini diperlukan komunikasi yang baik.
Meningkatkan mutu komunikasi merupakan lahan kegiatan Humas atau
Public Relations. Setiap organisasi, terutama yang bergerak dibidang jasa,
dari kegiatan awal sampai akhir melalui berbagai bentuk dan tahap
kegiatan yang harus menyatu dan terpadu dalam rangka mencapai mutu
terbaik. Perekat dari semua tahap kegiatan dan usaha itulah yang disebut
sebagai kegiatan Humas.
Kegiatan humas tidak dapat dipisahkan dari komunikasi. Pada
hakekatnya, humas diadakan untuk mendukung terciptanya citra positif
perusahaan dimata publik. Seorang humas dituntut untuk memiliki
keahlian berkomunikasi yang baik terhadap lingkungannya. Komunikasi
tersebut dilakukan melalui dua bentuk , yaitu : komunikasi verbal ( lisan
dan tulisan ) dan komunikasi non verbal ( gerak tubuh , suara , musik ,
sentuhan , warna ,dll ). Dalam prakteknya komunikasi verbal dan non
verbal merupakan faktor pendukung untuk menguatkan suatu pernyataan.
Sasaran komunikasi humas pertama-tama diarahkan pada
peningkatan mutu kinerja dalam organisasi itu sendiri . Ini merupakan
tugas humas yang intern yang harus melancarkan arus informasi secara
optimal , baik yang vertikal mau pun yang horizontal secara dua arah.
Tugas humas selanjutnya adalah tugas yang terarah pada ekstern
organisasi. Kenyataan yang ada , perkembangan masyarakat merupakan
sesuatu yang mau tak mau harus selalu dikembangkan terus dan ditanggapi
secara serius.
Kepuasan pelanggan merupakan kebutuhan penting , oleh
karena itu perlakuan yang baik dalam pelayanan sebaiknya dapat dipenuhi.
Pelanggan ingin diperlakukan dengan tulus , baik , respek dan dihargai.
Sikap dasar pelayanan ini akan banyak membantu untuk dapat memuaskan
pelanggan khususnya bagi Rumah Sakit yang pelanggannya adalah orangorang yang membutuhkan pelayanan penyembuhan dan pemulihan
kesehatan. Selain kualitas jasa yang dihasilkan harus maksimal , pelanggan
juga menginginkan adanya jaminan rasa puas atas pelayanan yang
diterima.
Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
lapisan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi , merupakan visi dari RS. Kasih Ibu. Maka humas RS.
Kasih Ibu melaksanakan berbagai upaya terutama di bidang komunikasi
( baik internal maupun eksternal ) yang mengarah pada terwujudnya visi
tersebut. Upaya tersebut diantaranya dengan membekali para pegawai
yang langsung berhubungan dengan pasien dengan cara memberikan
informasi secara lengkap tentang rumah sakit kepada pasien. Upaya ini
dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas rumah sakit.
B. Tujuan Penelitian.
Setiap kegiatan yang dilakukan tentu saja ada tujuan yang hendak
dicapai. Pelaksanaan magang yang dilakukan oleh penulis di RS. Kasih
Ibu ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui cara menerapkan teori dan pengetahuan
dibidang Public Relations dalam dunia kerja.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan humas yang
merangkap sebagai marketing di RS. Kasih Ibu.
3. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar “ Ahli Madya ”
dibidang
Komunikasi
Terapan
program
studi
Public
Relations.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan KKM.
Waktu
: KKM ini dilaksanakan pada 1 Februari s/d 30
Maret 2010
Tempat
: Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.
Jl. Brigjend Slamet Riyadi No. 404 Surakarta
57142, Telp. (0271) 714422 (5 lines) Fax. (0271)
717722.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Humas
Banyak sekali definisi tentang Humas / Public Relations. Para ahli
dan para profesional memiliki pendapat yang berbeda satu sama lain dalam
mendefinisikan humas. Hal ini disebabkan karena latar belakang yang
berbeda serta kegiatan Public Relations/kehumasan itu bersifat dinamis
dan fleksibel terhadap perubahan dimasyarakat dan mengikuti kemajuan
jaman, terutama dalam era globalisasi saat ini.
Menurut penelitian yang diadakan di Amerika Serikat terdapat
2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi tentang PR.
Dari definisi itu diantaranya menganggap bahwa PR adalah suatu ilmu ,
suatu sistem , seni , fungsi , proses , profesi , metode , kegiatan , dan
sebagainya. Definisi-definisi itu antara lain adalah :
a) W. Emerson Reck , direktur PR Universitas Colgate berbunyi , PR
adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan , pelayanan ,
dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau
kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh
kepercayaan dan goodwill ( kemauan baik ) dari publik. Kedua ,
pembuatan kebijaksanaan , pelayanan , dan tindakan untuk
menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh.
b) Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional Amerika
Serikat, menyatakan PR adalah suatu seni untuk menciptakan
pengertian publik yang lebih baik , yang dapat memperdalam
kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi /
perusahaan. (diadopsi dari Abduracman, 2001:24-25)
c) Definisi humas menurut IPRA ( The International Public Relations
Association ) adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan
berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik
untuk memperoleh pengertian , simpati dan dukungan dari mereka
yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian
d) opini publik diantara mereka. Untuk mengaitkannya sedapat
mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang mereka pakai untuk
melakukan hal itu direncanakan dan disebarkanlah informasi yang
lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang lebih
efisien.
e) Cutlip , Center dan Brown menyebutkan bahwa PR adalah fungsi
menajemen secara khusus yang yang mendukung terbentuknya
saling pengertian dalam komunikasi , pemahaman , penerimaan dan
kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya. (Cutlip ,
Center dan Brown, 2000 : 4)1
Dari berbagai batasan PR diatas dapat ditarik konsep bahwa untuk
memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang
berkembang terhadap suatu organisasi / perusahaan. Dalam kegiatan PR
memberikan masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen
yang berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang.
Dalam pelaksanaannya PR menggunakan komunikasi untuk memberitahu ,
mempengaruhi , dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik
sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya
adalah : good images (citra baik) , good will (itikat baik) , mutual
understanding
(saling
pengertian)
,
mutual
confidence
(saling
mempercayai) , mutual appreciation (saling menghargai) , dan tolerance
(toleransi).
Melvin Sharpe mengajukan lima prinsip proses harmonis dalam hubungan
jangka panjang antara perusahaan dengan publiknya. Konsep-konsep
tersebut adalah :
1
Drs. Sholeh Soemirat, M.S. dan DRS. Elvinaro Ardianto, M,Si. Dasar-dasar PUBLIC
RELATIONS. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung . 2002. Hal : 12-13.
1) Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas.
2) Keterbukaan dan konsistens terhadap tindakan dan kepercayaan.
3) Tindakan yang jujur untuk mendapatkan hubungan timbal balik
dan goodwiil (kemauan baik)
4) Komunikasi dua arah dilakukan secara kontinyu untuk mencegah
alienasi (pengucilan) dan membangun hubungan.
5) Evaluasi penelitian dan lingkungan untuk menentukan tindakan
dan penyesuaian yang diperlukan bagi hubungan sosial yang
harmonis (dalam Seitel, 1992 : 10).2
B. Marketing Public Relations.
Alat dan teknis public relations yang sering digunakan untuk
menunjang marketing dan sasaran penjualan suatu bisnis disebut “
Komunikasi Marketing ” atau “ Marketing Public Relations ” . Staff
PR yang bekerja dibidang ini biasanya tergabung dalam divisi
marketing. Public Relations yang berorientasi marketing dibentuk oleh
suatu divisi baru, yakni “ Komunikasi dan Marketing ” (Wilcox, et al.
1992 : 339).
Public relations (PR) dapat memperluas peranannya dalam
bidang pemasaran produk atau jasa pada akhir tahun 1970-an dan awal
1980-an di Amerika serikat. Banyak pengelola marketing menerapkan
PR sebagai pendukung unsur promosi dalam Marketing Mix (bauran
pemasaran terdiri dari product , price , place , promotion) (Seitel.
1992 : 215).
2
Ibid. Hal : 14-15.
Masuknya bidang PR kedalam marketing , karena peningkatan
kebutuhan dan minat konsumen ; harga semakin kompetitif , perlu
memperluas distribusi , banyaknya promosi dari produk /jasa sejenis.
Berubahnya
cara
marketing
dengan
memasukkan
PR
kedalamnya , bagi dunia kerja di Amerika , disebabkan :
1. Adanya sikap kritis konsumen dan ketatnya pengawasan
pemerintah.
2. Penarikan berbagai produk, selalu menghiasi berita utama di
media massa.
3. Adanya kesan negatif konsumen kepada setiap produk yang
ditawarkan.
4. Perlunya pemasangan iklan dengan muatan yang
mencerminkan kebutuhan sosial dan tanggung jawab produsen.
5. Seringkali bermunculan berbagai isu produk dan perusahaan.
6. Masalah citra parusahaan dan produk yang selalu harus
dipelihara dan ditingkatkan.3
PR dapat menjadi efektif menopang fungsi marketing, harus
terlebih dahulu
diperjelas dalam perencanaan marketing. Perencanaan
harus matang dalam menentukan sasaran dan target perusahaan, yaitu
dengan menerapan strategi dan taktik promosi untuk penjualan suatu
produk.
PR digunakan dalam perencanaan marketing untuk mencapai
sejumlah sasaran :
1. Membantu perusahaan dan nama produknya agar lebih dikenal.
2. Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk.
3
Drs. Sholeh Soemirat, M.S. dan DRS. Elvinaro Ardianto, M,Si. Dasar-dasar PUBLIC
RELATIONS. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung . 2002. Hal : 153 – 154.
3. Membantu meningkatkan suatu produk life style, contohnya
menyempurnakan pesan iklan dan promosi penjualan dengan
menambah informasi baru.
4. Mencari pasang pasar baru dengan memperluas keberadaannya.
5. Memantapkan semua image (citra) yang positif bagi produk dan
usahanya.
Begitu erat dan pentingnya kerjasama antara bidang Public
Relations dan marketing, sehingga ada istilah untuk menggabungkan
aktifitas keduannya yang disebut dengan Marketing Public Relations
(MPR).
Thomas M. Harris dalam bukunya The Marketer’s Guide to Publuc
Relations ,mengemukakan definisi
MPR merupakan proses dari
perencanaan , pelaksanaan , dan evaluasi program-program yang
mendorong minat beli serta kepuasan konsumen , melalui penyampaian
informasi dan kwsan yang meyakinkan dalam usaha memperlihatkan
bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan ,
keinginan , kepentingan , dan minat konsumen (Harris, 1991 : 12).
MPR memperkuat fungsi manajemen perusahaan dan mendukung
tujuan pemasaran. Coorporate Public Relations (CPR) memiliki fungsi
sebagai fungsi manajemen perusahaan dan mendukung tujuan perusahaan.
Kaitan antara MPR dan CPR adalah suatu kemitraan yang saling
mempengaruhi. Hal ini tidak akan tercapai bila MPR dan CPR sama-sama
melihat sebagai lawan bukan sekutu.
Hermawan Kartajaya, dalam Bisnis Indonesia (23/11/1995), “
Mengapa Perlu Power dan Public Relations, ” mengatakan konsep
Marketing Mix (product, price , place , promotion) pertama kali di
perkenalkan oleh Jeromme McCarthy, bukan Philip Kotler. Tapi seolah
konsep itu diciptakan oleh Philip Kotler , karena Kotler-lah yang
mempopulerkan marketing mix.
Dalam buku Diktat MPR Interstudi School Public Relations
disebutkan Public Relations (PR) as marketing tool (PR sebagai fungsi
atau alat pemasaran).
Sebagai PR yang tidak luput dari strategi, MPR senantasa
memperhatikan strategi pemasaran, diikuti pengembangan sarana dan hasil
secara langsung berhubungan dengan pembelian dan penjualan.
Namun diatas semua itu , yang paling penting adalah bahwa
strategi marketing selalu ditekankan pada titik pandang PR, yang
melengkapi suatu blueprint (detail plan of action / rencana rinci kegiatan),
yang sesungguhnya bisa diikuti oleh siapapun juga, baik berpengalaman
ataupun tidak sama sekali dalam bidang pemasaran.
Prosedur-prosedur PR dilukiskan guna mencapai tujuan strategis
yang dalam banyak contoh adalah efektif serta lebih kuat dibanding
pendekatan marketing tradisional. Yang menyoroti pentingnya peran PR
dalam marketing communications mix.
Menurut Kasali , pertanyaan yang sering mengacaukan bagi para
praktisi PR adalah PR sama dengan marketing ? Kalangan praktisi
pemasaran dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini memang sering
menilai bahwa kampanye PR merupakan suatu pengembangan baru bagi
kampanye pemasaran. Pendapat ini memang tidak salah 100% , karena
Philip Kolter , tokoh sentral pemasaran yang buku-buku teksnya dipakai
secara luas diseluruh dunia, pernah menulus di dalam Harvard Business
Review bahwa PR merupakan bagian dari mega marketing.
Dalam artikel tersebut Kolter menyebutkan bahwa PR merupakan
salah satu unsur dari marketing mix bersama dengan 4P lainnya dan
power. Tentu saja Kolter menyebut itu karena melihat adanya pihak-pihak
yang kurang berkenan terhadap produk-produk Amerika yang diekspor ke
mancanegara. Untuk memasuku pasar itu Kolter berpendapat bahwa ada
pihak-pihak lain, selain “targer market” yang perlu dibina agar produk
tersebut dapat diekspor dengan mulus. Gatekeepers disebut Kotler sebagai
: “ legsilator , goverment agencies , political perties , labor union , public
interest group and churches. “
Kolter percaya bahwa PR bersama konsep mega marketing mampu
membuka negara-negara yang tertutup. Kolter mendefinisikan mega
marketing sebagai sebagai : “ Aplikasi koordinasi secara terencana atas
unsur-unsur ekonomi , psikologi , politik, dan keterampilan PR untuk
memperoleh simpati (kerjasama) dari pihak-pihak yang terkait agar dapat
beroperasi atau masuk kepasar tertentu.
Pendapat
ini pernah diperdebatkan oleh para ahli PR, karena
khalayak sasaran kedua konsep ini sangat berbeda yang satu mempunyai
sasaran tembak target market dan yang lain mempunyai sasaran target
publik.
Untuk meluruskan perbedaan pendapat ini, ungkap Kasali , Thomas
L. Harris, guru besar jurnalisme pada Kellog School of Journalism
mengembangkan konsep yang disebut MPR. Dengan melihat praktekpraktek pada kegiatan pemasaran, Harris menyarankan agar praktisi dapat
memisahkan kegiatan yang menjadi bagian dari marketing (MPR) dan
bagian yang menjadi bagian dari koorporat (CPR).
Pengamatan dan konsep Harris ini menurut pendapat Kasali ,
sangat penting karena pemakaian konsep PR dalam pemasaran telah
berkembang demikian pesatnya untuk mendorong kegiatan pemasaran.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh konsultan PR terkemuka
Shandwick pada tahun 1989 , anggaran MPR berkisar dari seluruh biaya
PR di seluruh dunia.
Untuk menghindari kerancuan berpikir , Kasali menggunakan
konsep Harris sekaligus menempatkan siapa yang bertanggung jawab atas
setiap kegiatan serupa didalam suatu perusahaan. MPR adalah bagian dari
kegiatan pemasaran
, penanggung jawab tertinggi adalah manajer
pemasaran , dan objective dari kegiatan PR adalah mendukung objective di
bidang pemasaran.
Untuk menjalankan kegiatannya, orang-orang pemasaran bisa
meminta bantuan CPR karena keahlian CPR memang murni di bidang PR.
MPR berada dibawah manajer marketing , bergantung dari strukturnya ,
bisa berada dibawah direktur utama , presiden direktur atau CEO. Di
negara-negara maju , Manajemen / Chief Exsecutive Officer jauh lebih
berkuasa dari pemilik saham , karena saham perusahaan dilepas kepasar
modal. Pemegan saham mayoritas umumnya memiliki share dibawah
15%. Di Indonesia meski sudah go pulic konsentrasi itu masih ada ,
sehingga pemilik amat berkuasa. Sedangkan CPR adalah suatu staff
khusus dibawah CEO atau direktur utama atau presiden direktur.
Dengan menggunakan pemikiran Harris , tugas seorang CPR akan
lebih ringan karena sebagian pekerjaannya yang menyangkut consumer
confidence and trust telah didelegasikan kepada bagian pemasaran (Kasali,
1994 : 11-14).4
C. Fungsi dan Tugas Humas
Fungsi humas dapat ditinjau dari beberapa segi , diantaranya
adalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi / lembaga,
misalnya : berfungsi punitif, prefentif, kuratif dan sebagainya. Namun
dalam buku Public Relations Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis
Djanaid disebutkan dua fungsi Public Relations , yakni fungsi Kontruktif
dan fungsi Korektif.
1. Fungsi Kontroktif.
Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “ Perata Jalan ”. jadi,
humas merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari
rombongan tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan marketing , tujuan
produksi , tujuan personalia dan sebagainya. Peran humas dalam hal
ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan
organisasi/lembaga, humas menyiapkan mental organisasi /lembaga
untuk memahami kepentingan publik , humas mengevaluasi prilaku
publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada
manajemen , humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling
4
Ibid. Hal : 155-158.
pengertian , saling percaya dan saling membantu terhadap tujuantujuan publik organisasi / lembaga yang diwakilinya. Fungsi
kontruktif ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun
kegiatan0kegiatan yang terencana , kesinambungan yang cenderung
bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif
(mencegah).
2. Fungsi Korektif.
Apabila kita mengibaratkan fungsi kontruktif ini sebagai “perata
jalan” , maka fungsi korektif berperan sebagai “pemadam
kebakaran”. Yakni apabila api sudah terlanjur menjalar dan
membakar organisasi/lembaga, maka peran yang dapat dimainkan
oleh humas adalah memadamkan api tersebut. Artinya , apabila
sebuah organisasi / lembaga terjadi sebuah masalah-nasalah (krisis)
dengan publik, maka humas harus berperan dalam mengatasi
terselesaikannya masalah tersebut.5
Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi humas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Menujang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi)
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik pada perusahaan dan mengatur arus
informasi , publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya
atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua
belah pihak.
3. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dngan
pihak publiknya , sebagai khalayak sasaran.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan sarana
kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat
bersama.
5. Mengidentifikasi yang menyangkut opini , persepei dan tanggapan
masyarakat terhadap badan / organisasi yang diwakilinya atau
sebaliknya.6
5
Frida Kusumastuti. Dasar-dasar Humas. Ghalia Indonesia dengan UMM Press, Jakarta, 2002.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal : 281.
6
Scott M Cutlip, Allen H Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, 6 th editions,
Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliff, New Jersey, 1985, Hal : 3.
Public
Relations
berfungsi
juga
menumbuhkembangkan
hubungan baik antara segenap komponen dalam rangka memberikan
pengertian , menumbuhkan motivasi dan partisipasi , semua itu bertujuan
untuk mengembangkan pengertian dan kemauan publik.
Menurut F Rachmadi mengemukakan 2 fungsi pokok Public Relations :
a) Sebagai alat untuk mengerti atau memahami sikap publik dalam
mengatasi apa yang harus dan yang tidak boleh dilakukan oleh
perusahaan untuk mengubah sikap mereka.
b) Sebagai suatu program aksi untuk mencapai tutjuan yang telah
ditentukan. Jadi Public Relations erat hubungannya dengan
pembentukan opini publik.7
Sedangkan , Bentrand R Canfield dalam bukunya “Public Relations,
Principles
and
Problem”
,
menyebutkan
Public
Relations
mengembangkan 3 fungsi, yaitu :8
1) It should serve the public’s interest (Mengabdi kepada kepemtingan
umum)
2) Maintain good communucations (Memelihara komunukasi yang baik)
3) And strees good morals and manners (Menitikberatkan moral dan tingkah
laku yang baik)
Sementara sebagai Public Relations perusahaan menurut Charles H Pront
seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy ada 4 pelayanan dasar
yang harus dipraktekkan oleh Public Relations dalam rangka menjalankan
fungsinya , yaitu :
7
8
F Rachmadi, Public Relations Teori dan Praktek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1993, hal : 7.
Bertrand R Canfield, Public Relations, Principles, and Problem, Dikutip oleh Ronald E Wolseley
& Laurence R Campbell, third editions, Exploring Journalism, Prentice- Hall, Inc. Englewood
Cliffs, N. J, 1959, Hal : 468.
1. Nasehat (Advise and Counsel)
Nasehat yang disampaikan oleh Public Relations kepada manajer
perusahaan tidak menyangkut kebijaksanaan dan keputusan perusahaan
melainkan hal-hal yang berkaitan dengan operasionalisasi ketika suatu
masalah dijumpai.
2. Pelayanan Komunikasi (Comminications Service)
Yang dikomunikasikan adalah informasi mengenai perusahaan dengan
segala kegiatannya kepada pihak publik yang berkepentingan melalui
media yang tepat.
3. Pengkajian Humas (Public Relations Research)
Merupakan komunikasi dari luar kedalam dengan kata lain penelaah
terhadap opini publik yang berpengaruh kepada perusahaan.
4. Promosi Humas (Public Relations Promotions)9
Dalam hal ini ditujukan untuk menunjang kegiatan produksi dan publikasi.
Tugas humas dalam organisasi / lenbaga yang berhubungan erat
dengan tujuan dan fungsi humas. Ada 3 fungsi humas, yaitu :
1) Menginterprestasikan
,
menganalisis
dan
mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada
manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi / lembaga.
Kecenderungan perilaku publik diklasifikasikan dengan baik oleh
Frank Jeffkins menjadi empat situasi/kondisi kecenderungan publik
yang dihadapi oleh humas, yakni : tidak tahu . apatis , prasangka dan
memusuhi. Mengacu pada klasifikasi publik menurut Jeffkins tersebut
, maka tugas humas adalah merubah publik yang tidak tahu menjadi
mengetahui , yang apatis menjadi peduli , yang berprasangka menjadi
menerima , dan yang memusuhi menjadi simpati.
2) Mempertemukan
kepentingan
organisasi/lembaga
dengan
kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh
9
Onomg Uchjana Effendy, M. A, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Bandung,
CV Remaja Karya, 1986, hal :55.
berbeda dengan kepentingan publik dan sebaliknya, namun dapat juga
kepentingan ini sedikit berbeda bahkan dapat juga kepentingannya
sama.
Dalam
kondisi
bagaimanapun
tugas
humas
adalah
mempertemukan kepentingan ini menjadi saling dimengerti ,
dipahami, dihormati , dan dilaksanakan. Bila kepentingannya berbeda
, maka humas dapat bertugas untuk menghubungkannya.
3) Mengevaluasi program-program organisasi / lembaga , khususnya
yang berkaitan dengan publik.
Tugas
mengevaluasi
program
manajemen
ini
mensyaratkan
kedudukan dan wewenang humas yang tinggi dan luas.
Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wewenang untuk
memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah
ditunda bahkan dihentikan. Disini humas bertugas untuk memonitor
semua program.
Sementara Astrid S Susanto mengutip pendapat Cutlip & Center
menyatakan tugas humas perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Mendidik
melalui
kegiatan
nonprofit
suatu
publik
untuk
menggunakan barang/jasa instansinya.
b. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi
dengan publik.
c. Meningkatkan penjulan barang/jasa.
d. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat sehari-hari.
e. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat
akan barang dan jasa yang dihasilakan oleh perusahaan.
f. Mencagah pergeseran penggunaan barang / jasa yang sejenis dari
pesaing perusahaan oleh konsumen.
D. Public Relations dan Marketing Public Relations
Dahulu , PR dianggap sebagai pelengkap dari marketing. Para
marketing memberikan perhatian utama agar produknya memenuhi
keinginan dan kebutuhan pelanggan yang dijual dengan harga yang
kompetitif, terdistribusi dengan luas , dan dipromosikan besar-besaran
lewat iklan. Secara bertahap pandangan ini berubah karena sejumlah
alasan yaitu protes dari konsumen tentang kualitas dan keamanan produk,
berbagai isu tentang perusahaan dan masalah-masalah image perusahaan.
Akibat dari semua itu , produk sebuah perusahaan tetap penting, pelanggan
juga mulai menilai segala kebijakan dan praktek perusahaan. Dalam artikel
berjudul “ Marketing dan Public Relations ” yang dimuat dalam Journal of
Marketing
tahun
1978,
Philip
Kolter
dan
William
Mindak
mempertanyakan : “ Dimana marketing berakhir dan PR dimulai ? , dan
dimana PR berakhir dan marketing dimulain? “ (Rhenald Kasali, 1994 :
59). Kesamaan antara MPR dan PR adalah keduannya merupakan fungsi
eksternal yang penting bagi sebuah perusahaan, keduannya memulai
fungsinya dengan analisis dan perencanaan dari sudut pandang kepuasan
pihak luar. Perbedaanya adalah yang satu bertujuan untuk membuat
perusahaan lebih berorientasi kepada pasar (market oriented), sementara
yang satunya bertujuan agar perusahaan menjadi lebih berorientasi publik
(public oriented).
Berdasarkan pernyataan tersebut Philip Kolter dan William
Mindak mengusulkan 5 model dalam memandang hubungan organisasi
antara marketing dan PR, 5 usukan tersebut adalah :
1. Terpisah tapi memiliki fungsi yang sejajar : Pandangan tradisional
bahwa marketing dan PR memiliki perspektif dan kapasitas yang
berbeda. Marketing berperan untuk merasakan , melayani , dan
memuaskan kebutuhan pelanggan. PR berperan untuk menciptakan
citra positif kepada publik perusahaan yang beraneka ragam agar
publik tersebut tidal mengganggu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan.
2. Sejajar tapi memiliki fungsi yang tumpang tindih : Pandangan
bahwa marketing dan PR memiliki fungsi yang penting dan terpisah
tetapi juga memiliki beberapa fungsi yang sama. Contoh tumpang
tindihnya yang paling jelas adalah dalam hal publisitas produk.
Perusahaan dapat mengalokasikan publisitas produk pada
departemen marketing ataupun bila diperlukan melaliu departemen
PR.
3. Marketing memiliki fungsi yang dominan : Pandangan bahwa
corporate PR sebaiknya diletakkan dibawah supervisi corporate
marketing. PR berperan khususnya untuk mempermudah
perusahaan dalam memasarkan produknya, bukan untuk berperan
sebagai wakil perusahaan.
4. PR memiliki fungsi yang dominan : pandangan bahwa PR
seharusnya mensupervisi marketing. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk sebisa mungkin memuaskan publik tersebut.
Memuaskan pelanggan adalah salah satu kewajiban yang masuk
dalam bagian marketing. Kepuasan pelanggan harus dibuat
seimbang dengan kepuasan publik.
5. Maketing dan PR memiliki fungsi yang sama : Pandangan bahwa
kedua fungsi tersebut merupakan konsep dan metodologi yang
memiliki titik temu.
Marketing dan PR , keduanya sama-sama membahas tentang publik
dan pasar , sama-sama mengerti perlunya membuat segmentasi
pasar dan sama-sama menyadari pentingnya sikap pasar, persepsi
dan image dalam membuat program dan pentingnya manajemen
proses yang terdiri dari analisis , perencanaan , implementasi dan
kontrol.10
10
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hal : 59-60.
Uyung Sulaksana dalam bukunya dalam bukunya Integrated
Marketing Communicnation menjelaskan fungsi PR dan peran penting MPR
dalam mendukung program pemasaran.
1. Peran Public Relations.
Pentingnya fungsi PR sudah diakui banyak perusahaan , karena
itu perusahaan yang bijak akan mengambil langkah-langkah konkret
untuk mengelola hubungannya dengan unsur-unsur penting dalam
masyarakat. Keterbatasan alat-alat komunikasi korporat dan media
lainnya juga memberi peluang bagi pemanfaatan PR secara lebih
optimal.
Fungsi Utama PR adalah :
a) Hubungan dengan pers, yaitu menyajikan berita dari informasi
tentang perusahaan dengan cara sepositif mungkin.
b) Publisitas produk yaitu mensponsori berbagai program yang dapat
mempublikasikan produk tertentu.
c) Komunikasi korporat yaitu meningkatkan kesepahaman organisasi
melalui komunikasi internal dan eksternal.
d) Lobi yaitu menjalin hubungan yang erat dengan para penentu
kebijakan.
e) Konseling yaitu memberi saran manajemen tentang isu-isu publik
dan bagaimana perusahaan mesti menyikapinya serta tentang citra
perusahaan.
2. Peran Marketing Publik Relations (MPR)
Manajer pemasaran dan humas tidak selalu sepakat. Manajer
pemasaran lebih berorientasi pada laba, sementara praktisi humas
melihat fungsi utamanya adalah menyiapkan dan menyebarkan
komunikasi. Perbedaan ini terjembatani oleh penerapan marketing PR
yang secara langsung mendukung promosi perusahaan atau produk
serta pembentukan citra. Jadi MPR berfungsi untuk mendukung
program pemasaran , sehingga kegiatan-kegiatan MPR harus menjadi
bagian atau dipadukan dengan program penasaran.
MPR mempunyai beberapa peran penting dalam perusahaan, yaitu :
a. Mendukung peluncuran produk.
b. Membantu repositioning produk.
c. Mempopulerkan kategori produk tertentu.
d. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu.
e. Membela produk yang lagi dalam masalah.
f. Membangun citra perusahaan yang ikut mengkerek citra produk.11
11
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Komunication, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal :
123-127
BAB III
DESKRIPSI PERUSAHAAN
A. Jejak Langkah Rumah Sakit Kasih Ibu.
Berangkat dari idealisme luhur yang berkeinginan untuk mengabdi
bagi masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang
latar belakang penderita,serta didukung prakarsa beberapa tokoh
masyarakat Surakarta untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan
kesehatan maka dihadapan Notaris Soehartinah Ramli, para pendiri :
1) Bapak Hadi Soebroto
2) Bapak Robby Sumampow
3) Bapak Dokter H. Abdullah Hafid Zaini , SpOG
Sepakat mendirikan yayasan “ Kasih Ibu ” pada hari sabtu tanggal 16 Juni
1979 di Surakarta. Adapin maksud dan tujuan pendirian Yayasan “ Kasih
Ibu ” adalah untuk dimanfaatkannya bagi kemanusiaan dan membantu
pemerintah dibidang pengobatan dan bidang sosial. Untuk itu diambil
langkah usaha dengan mendirikan Poliklinik dan Rumah Sakit , khususnya
Rumah Sakit Bersalin.
Selanjutnya yayasan ini dipimpin oleh satu badan pengurus, yang pertama
kali dijabat oleh :
Ketua
: Hidayat Tjokro Susanto
Sekretaris
: Herry Sumampow
Bendahara
: Hadi Subroto
Komisaris
: 1. Robby Sumampow
2. Dr. Abdullah Hafid Zaini
3. Ny. Maria Thereshia Budi Santoso , SH
B. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih
Ibu oleh Bapak Walikota yaitu Bapak Soekatmo, SH dengan kapasitas 60
tempat tidur , dengan Direksi Dr. Risjaid Sudradjad , Drs. V. Budi Santoso
dan Ibu Sugiantoro. Dalam perkembangannya , Rumah Bersalin Kasih Ibu
mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun
1981 Dr. Lo Siauw Ging bergabung , dengan demikian terjadi perombakan
struktural dan pada tahun 1982 ditingkatakan menjadi Rumah Sakit Umum
atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan
asal usul IKES (Inspektur Kesehatan). Sebagai Rumah Sakit Umum ,
Kasih Ibu memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya seputar masalah
kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai jenis
penyakit yang lain , sehingga sejak tahun 1982 semakin berkembang
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klonik Umum , Klinik Gigi , dan
juga beragan poloklinik spesialis mulai dirintis. Dokter-dokter spesialis
dan umum yang pertama kali berkarya diantaranya adalah :
1. Dr. Budi Kadarto , ahli bedah.
2. Dr. Hafidh Zaini , ahli Kebidanan dan kandungan.
3. Arini S . ahli penyakit dalam.
4. Dr. Sabdo Waluyo , ahli penyakit anak.
5. Dr. Paul Hasdjono sebagai dokter umum.
Dibawah kepemimpinan Dr. Lo Siauw Ging , pada tahun 1983 – 1984
dilakukan perluasan sehingga kapasitas menjadi 95 tempat tidur. Dengan
adanya kemajuan yang pesat maka direksi mengusulkan perluasan gedung
5 lantai dan usulan ini disetujui oleh yayasan kasih ibu. Program perluasan
ini memang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Garis Besar Haluan Negara dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen
Kesehatan Republik Indonesia , yaitu bahwa masyarakat termasuk swasta
ikut bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan gedung 5 lantai dengan
atap joglo yang merupakan jati diri daerah Surakarta , dimulai tanggal 20
September 1989 ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama oleh
bapak Walikotamadya Surakarta Bapak R. Hartomo , dan selesai tepat
waktu tanggal 20 Desember 1990
dan pada tanggal 2 Februari 1991
dilakukan peresmian oleh Bapak Gubernur Jawa Tengah , Bapak H Ismail
, dengan kapasitas 145 tempat tidur dan mempunyai fasilitas-fasilitas baik
kamar perawatan maupun peralatan-peralatan medis canggih yang modern
dan pula telah dipikirkan mengenai dampak lingkungan , untuk itu telah
dibuat “ Sistem sewage Treatment “
untuk pembuangan limbah
“
Incenerator ”. hal ini semuanya mendukung program “ Solo Berseri ”
khusunya amat penting dalam rangka mendukung pencapaian Adipura
Kencana bagi Kota Madya Surakarta.
Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi , Rumah Sakit Kasih
Ibu di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur , berusaha
menjadi yang terbaik
di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan
keberhasilan RSU. Kasih Ibu menjadi juara pertama dalam lomba bidang
pelayanan kesehatan , kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit Tingkat
Jawa Tengah pada tahun 1991 dan dalam tahun yang sama juga menjadi
juara pertama lomba Rumah Sakit tingkat Nasional dalam kategori
Rumah Sakit Swasta Klas Utama. Pada tahun 200i sampai 2002 ,
dilakukan
pembangunan
sistem
pengolahan
pengolahan pembuangan limbah medis cair
pembuangan
sistem
sistem Dewats untuk
menggantikan sistem Sewage Treatment. Dengan menggunakan sistem
yang baru ini , hasil test pengujian air limbah medis memenuhi persyaratan
dengan peraturan kadar maksimum
yang diperbolehkan oleh Standart
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II
, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999. Tidak hanya pembangunan fisik saja
yang diperhatikan tetapi kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama.
Pengembangan Pelayanan Persalinan yang telah dirintis oleh dr. Hafidh
Zaini , SpOG terus dikembangkan melalui tenaga yang terampil dan
terlatih serta didukung berbagai alat canggih , memberikan pelayanan
persalinan yang aman , nyaman dan benar. Peran yang besar untuk
mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan
Pelayanan Kamar
Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB beserta tim bedah
RSU. Surakarta yang hingga kini terus berkembang , dengan berbagai
jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang canggih. Pada tahun
1995 RSU. Kasih Ibu telah mampu melakukan laparoscopy , pembedahan
dengan luka sangat minimal dan resiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr.
Sugandi, SpB dokter bedah umum tetap RSU. Kasih Ibu. Pada tahun yang
sama juga dilakukan penbaharuan alat USG. Pengoperasian CT Scan
mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya
RSU. Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter spesialis
maupun umum. Pada tahun 1998 RSU. Kasih Ibu mendapat Sertifikat
Akreditasi Penuh oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai
pengakuan bahwa Rumah Sakit telah memenuhi standart pelayanan
Rumah Sakit yang meliputi 5 pokja , yaitu :
1) Administrasi dan Managemen
2) Pelayanan Medis
3) Pelayanan Gawat Darurat
4) Pelayanan Keperawatan
5) Rekam Medis
Dan kini mempersiapkan untuk mengikuti akreditasi 12 pokja. Untuk
menghadapi era globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi
dengan melibatkan generasi muda yang lebih dinamis dan enegik dalam
menghadapi masa yang akan datang dengan direktur Dr. Hendrik Daniel
Manueke, M kes.
C. Falsafah , Visi , Misi , dan Motto
1) Falsafah.
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu adalah sarana untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2) Visi.
Terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi.
3) Misi.
Melaksanakan pelayanan kesehatan dan administrasi secara
profesional tanpa memandang latar belakang penderita.
4) Motto.
Kasih dalam pelayanan.
D. Layanan Medis Dan Perawatan RS.Kasih Ibu
1. Intalasi Gawat Darurat.
Sebagai instansi pelayanan yang selalu siaga dalam penanganan
khusus kegawatan dan kedaruratan, IGD RS.Kasih Ibu ditangani
oleh tenaga dokter yang kompeten di bidangnya dan memiliki
sertifikat kegawatdaruratan. IGD dilengkapi dengan peralatan dan
sistem yang mendukung untuk mengatasi kegawatan dan
kedaruratan penderita. Ruangan resusitasi yang dilengkapi dengan
DC Shock , EGK , Endotrekeal Tube , Suction , Ambubag dewasa
maupun anak, memungkinkan untuk dilakukan life saving
/pernafasan buatan dan pijat jantung untuk kasus-kasus gawat nafas
/jantung.
Ruangan
tindakan
dan
bedah
Minor
di
IGD
memungkinkan untuk penamganan luka dengan segera. Adanya
ruangan observasi memungkinkan pasien yang telah ditangani
kegawatannya dapat segera di observasi dan jika kondisinya stabil
memungkinkan untuk tidak dirawat dan dapat segera pulang.
2. Klinik Umum.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan
pemeriksaan
dan
pengobatan
oleh
dokter
umum
yang
berpengalaman dan profesional dalam menangani masalah
kesehatan. Jam pelayanan : setiap hari kerja jam 08.00 – 14.00
WIB.
3. Klinik Gigi dan Mulut.
Menangani masalah kesehatan gigi pada segala usia baik berupa
perawatan , pengobatan dan konsultasi gigi yang ditangani oleh
dokter gigi yang berpengalaman agar gigi tetap sehat dan utuh.
Melayani setiap hari kerja , pagi jam : 08.00 – 14.00 dan sore jam :
17.00 – 19.00
4. Poliklinik Spesialis.
Kami hadirkan dua poliklinik spesialis di RS. Kasih Ibu ini, yaitu :
poliklinik spesialis full timer dan poliklinik spesialis mitra.
Poloklinik spesialis full timer buka pada pagi hari dan ditangani
oleh dokter spesialis tetap. Poliklinik Spesialis full timer meliputi :
a) Bedah Umum
b) Penyakit Dalam
c) OBSGYN
Poliklinik spesialis mitra disediakan khusus bagi dokter-dokter
spesialis yang menjadi mitra RS. Kasih Ibu. Sifat praktek
poliklinik spesialis mitra adalah praktek pribadi dari dokter
tersebut, sedangkan RS. Kasih Ibu berperan dalam memberikan
fasilitas pendukung administrasi dan infrastrukturnya.
Poliklinik Spesialis mitra meliputi :
a) Bedah Umum.
b) Bedah Tulang.
c) Bedah Tumor.
d) Urologi.
e) Anak.
f)
Tht.
g) Jantung.
h) Paru.
i) Saraf.
j) Mata.
k) Jiwa.
l) Kulit & kelamin.
m) Rehabilitasi Medik.
n) Akupuntur / tusuk jarum.
5. Klinik Ibu & Anak (BKIA) KB , Immunisasi , Pemeriksaan
Kehamilan.
Menangani berbagai vaksinasi dasar maupun lanjutan oleh tenaga
dokter. Pelayanan KB oral , Alat kontrasepsi dalam rahim / spiral
maupun suntikan. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil oleh bidan
berpengalaman. Melayani setiap hari kerja jam 07.00-14.00.
pelayanan imunisasi pada hari selasa dan jum’at.
6. Klinik Akupuntur & Nyeri.
Cara pengobatan “ tradisional “ yang kini telah disertai
pemahaman
ilmiah
yang
ditangani
oleh
dokter
modern.
Rangsangan titik akupuntur membantu mengurangi segala jenis
nyeri menggunakan disposable needle sehingga menghindari
penularan penyakit melalui jarum. Jam kerja klinik : senin-jum’at
jam 12.00 wib.
7. Ruangan Perawatan Inap.
Ruang perawatan yang tersedia di RS. Kasih Ibu adalah sebagai
berikut :
a) Super VIP
b) VIP
c) Kelas I
d) Kelas II
e) Kelas III
f) Kamar perawatan bayi sakit
g) Kamar perawatan bayi sehat (lahir di RSKI)
h) Kamar Isolasi
8. Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang isolasi.
Ruangan ICU & ICCU didukung dengan berbagai alat yang
menjadi persyaratan : Central Monitor , Bed SideMonitor , Central
Oksigen , Ventilator , Suction , Infusion pump , Syringe pump ,
Pulse Oksimeter , DC Shock , EGK , Decubitus Bed , Ambubag
dewasa maupun anak. Adanya ruang isolasi khusus yang semula
ditangani di bangsal menjadi mungkin untuk ditangani lebih
instensif.
9. Persalinan.
Layanan persalinan dilakukan oleh dokter spesialis dan bidan.
Kamar bersalin ada 4 kamar, yang didukung dengan alat monitor
baik untuk ibi maupun janin yang akan dilahirkan. Bila anda
menghendaki melahirkan secara normal dan tanpa rasa sakit ,
RSKI menyediakan program persalinan tanpa rasa sakit yang
ditangani oleh dokter anestesi dan dokter kandungan.
10. Pembedahan.
RSKI memiliki 4 ruangan operasi yang terdiri dari : kamar bedah
septik 2 kamar dan kamar bedah A septik 2 kamar. Masing-masing
ruangan operasi dilengkapi dengan peralatan modern yang standar ,
mulai dari meja operasi , lampu operasi , mesin operasi dan
peralatan bedah lainnya. Dengan fasilitas tersebut kamar operasi
ini dapat melakukan berbagai operasi , yaitu : bedah umum , bedah
ortopedi , bedah pencernaan , bedah urologi , bedah saraf , bedah
plastik ,bedah mulut , beda mata , bedah THT , bedah tumor ,
dengan peralatan khusus seperti laparoskopi , endoskopi , dll.
RSKI juga memiliki layanan bedah tanpa mondok “ One Day
Surgery ” untuk menangani pasien wasir.
11. Endoskopi.
Adalah suatu cara untuk bagian dalam tubuh manusia secara
langsung melalui berbagai lubang dalam tubuh yang dikendalikan
dari luar sehingga tidak merusak atau mencederai bagian tubuh.
Dengan alat ini dapat digunakan melihat berbagai kelainan
pencernaan , dapat juga untuk mengobati secara langsung maupun
mengambil contoh jaringan dalam untuk pemeriksaan lebih lanjut.
12. Layanan Kunjungan (Home Care)
Layanan
kesehatan
dan
perawatan
secara
terpadu
oleh
dokter/perawat/laborat/fisioterapis bersama anggota keluarga yang
diberikan pada penderita yang kondisi kesehatannya telah
memungkinkan untuk dirawat oleh keluarga dan maupun untuk
penderita penyakir kronis.
13. Hot line service “anda bertanya dokter menjawab” hub.
(0271) 7001222.
Sebagai layanan konsultasi seputar masalah kesehatan via telpon ,
dokter jaga akan membantu memberikan solusi bagi problem
kesehatan anda.
14. Sterilisator.
Mencuci hamakan segala peralatan medis dan set operasi serta
ruangan perawatan agar infeksi nosokomial (infeksi yang di dapat
di rumah sakit) dapat dihindari.
15. Rekam Medis.
Suatu sistem pengolahan catatan medik seluruh pasien agar tertata
dan tersimpan teratur,rapi untuk memudahkan pencarian sewaktu
dibutuhkan kembali serta terjaga keamanannya’
16. Pendaftaran.
Sebagai bagian penerimaan pasien yang akan memandu pasien
untuk mencatat data pasien, dengan sistem penomoran tunggal
yang akan berlaku seumur hidup akan menjamin kesinambungan
catatan medik pasien yang bersangkutan. Anda akan menerima
sebuah kartu cantik sebagai kartu indeks obat.
17. Unit Hemodialisa.
Salah satu cara penting untuk pasien gagal ginjal menahun tahap
akhir (terminal) yang ditangani oleh tenaga medis profesional dan
didampingi oleh perawat yang terampil. Pelayanan cuci darah
menggunakan air yang telah diproses khusus dengan system
reverse osmasis water treatment yang menghasilkan air dengan
kualitas standart.
E. Layanan Penunjang Medik.
1) Instalasi Radiologi.
Radiologi RSKI memberikan pelayanan 24 jam untuk kasus
darurat serta memiliki berbagai peralatan canggih,yang terdiri dari:
a) Rontgen X ray , merupakan pemeriksaan yang memberikan
gambaran kondisi suau bag tubuh.
b) Panoramic Dental Foto yang mampu merekam sekaligus
dalam satu foto bagian rahang dan gigi geligi.
c) CT. Scan , suatu sistem pemeriksaan rontgen dengan
fasilitas komputer yang mampu memeriksa lapisan demi
lapisan.
d) USG 4 dimensi , merupakan cara untuk memeriksa suatu
bagian tubuh dengan menggunakan getaran suara yang
berfrekuensi ultra akan memberikan gambaran yang dapat
dilihat melalui monitir tv maupun dicetak dalam foto.
2) Instalasi Farmasi.
Menyediakan obat-obat dan perbekalan farmasi berkualitas baik
oral , infus , injeksi , obat luar , vaksinasi , dan lain-lain yang
patent maupun geberik, tersedianya pula obat askes untuk rawat
inap mauoun rawat jalan.
3) Instalasi Labiratorium.
Laboratoruim RSKI melayani sekama 24 jam sehari. Laboratorium
ini telah memanfaatkan alat-alat teknologi tinggi dan sistem
komputerisasi untuk pengembangan peralatan pemeriksaan.
a) ABX Pentra 80 untuk pemeriksaan hemoglobin.
b) Hitachi 902 untuk pemeriksaan kimia klinik.
c) I – Stat untuk pemeriksaan analisa gas darah & elektrolit.
d) Miditron Junior untuk melakukan pemeriksaan urinalisa.
4) Treadmill.
Merupakan alat rekaman jantung pada saat jantung diberi beban
aktifitas yang bermanfaat untuk mengetahui adanya penyakit
jantung lebih dini.
5) Gizi.
Pelayanan konsultasi gizi oleh tenaga ahli yang akan membantu
memberikan perencanaan dn solusi diit yang tepat sesuai kondisi
kesehatan pasien. Memberikan layanan diit bagi pasien yang
dirawat inap , baik diit bebas maupun diit khusus sesuai
permintaan dokter yang merawat.
6) Fisioterapi.
Suatu usaha penyembuhan yang menggunakan sarana pengobatan
berupa panas , dingin , latihan gerak , listrik , air untuk memelihara
, meningkatkan pemulihan dan penyembuhan fisik.
F. Layanan Penunjang Non Medis.
a) Laundry / pencucian
b) Linen
c) Cleaning Service / kebersihan
d) Sanitasi rumah sakit
e) Pengolahan limbah rumah sakit
f) Kendaraan / ambulance
g) Pemeliharaan
G. Layanan Umum dan Administrasi.
1) Informasi ; sarana yang disediakan untuk membantu pasien/
pengunjung /masyarakat yang membutuhkan informasi pasien opname
maupun informasi tentang pelayanan di RSKI.
2) Operator ; menjamin kelancaran komunikasi pertelponan baik dari
luar maupun internal rumah sakit.
3) Pemasaran dan Humas ; bertugas membina hubungan yang baik
dengan pelanggan melalui sosialisasi program-program rumah sakit
serta mengolah dan menangani kritik , saran dan keluhan dari
pelanggan agar terjadi koreksi dan peningkatan mutu pelayanan.
4) Keamanan ; bertugas untuk menjaga dan menanggulangi maslah
keamanan dilingkungan rumah sakit.
5) Akuntansi ; bertugas mengkoordinasi , mengawasi , dan bertanggung
jawab terhadap pembukuan dan sistem administrasi rumah sakit.
6) Gudang Medis ; bertanggung jawab atas ketersediaan obat ,
pembekalan farmasi dan alat medis rumah sakit dalam jumlah yang
cukup sehingga memperlancar pelayanan yang diberikan oleh RSKI.
7) Gudang Non Medis ; bertanggung jawab atas ketersediaan bahan dan
alat yang bersifat non medis rumah sakit dalam jumlah yang optomal
sehingga memperlancar pelayanan yang diberikan oleh RSKI.
8) Keuangan ; bertanggung jawab atas keuangan rumah sakit , baik dari
pemasukan , pengolahan , penyimpanan , maupun pengeluaran yang
didukung oleh tenaga billing , kasir , penagihan maupun penganalisa
keuangan rumah sakit.
9) Pembelian ; bertanggung jawab pengadaan seluruh kebutuhan rumah
sakit sesuai dengam kriteria dan kebutuhan masing-masing bagian.
10) Personalia ; bertanggung jawab melakukan pengolahan dan
pengembangan serta pembinaan sumber daya manusia menuju budaya
kerja
positif
dalam
rangka
meningkatkan
pelayanan
kepada
mengelola
sistem
pelanggan.
11) Sekretariat
;
kesekretariatan
bertangung
dengan
manajemen RSKI.
jawab
tujuan
dalam
menjamin
tertib
administrasi
H. Layanan Unggulan Rumah Sakit Kasih Ibu.
1. Bedah Laparoskopi :
Suatu tindakan operasi dengan luka iris sangat kecil sehingga
mengurangi rasa sakit setelah pembedahan dan mempercepat
penyembuhan serta dari segi kosmetik sangat menguntungkan.
Keunggulan bedah Laparoskopi dibandingkan dengan bedah
Konvensional, yaitu :
KONVENSIONAL
LAPAROSKOPI
4 – 7 hari
1 – 2 hari
Rasa sakit setelah
operasi
Sangat terasa
Sedikit , sehingga
mengurangi
kebutuhan obat
penghilang rasa sakit
Luka irisan
besar
kecil
Bekas luka atau
kosmetik
Parut panjang
Parut kecil-kecil
Waktu
penyembuhan
Lama , 3 – 6 minggu
Lebih cepat ,
maximal 1 minggu
Waktu rawat di RS
Tehnik bedah laparoskopi pada operasi : pengangkatan kantung dan
batu empedu , hernia , usus buntu , kelainan saluran pencernaan lain
, perlengketan dalam perut , varises dalam scrotum , kasus-kasus
kebidanan. Sejak tahun 1995 RSKI sudah melakukan teknik
pembedahan dengan luka minimal yang ditangani oleh dokter ahli
bedah yaitu : Dr. Sugandi, SpB dan Dr. Ida Bagus Metria, SpB.
2. Bedah Endoskopi :
Suatu cara untuk melihat bagian dalam saluran cerna manusia
secara langsung melalui berbagai lubang dalam tubuh yang
dikendalikan dari luar sehingga tidak merusak atau menciderai
bagian tubuh.
Alat endoskopi dapat untuk melihat berbagai kelainan saluran
pencernaan, yaitu :
a) Pelebaran pembuluh darah saluran cerna.
b) Perdarahan saluran cerna atas dan bawah.
c) Penyakit maag yang kronis.
d) Rasa tidak enak pada perut.
e) Refluk Gastroesophagus (RGE).
Teknik Endoskopi ini dapat juga untuk mengobati secara langsung,
misalnya :
a) Memotomg daging tumbuh pada saluran cerna.
b) Mengikat pembuluh darah agar tidak pecah.
c) Menghentikan perdarahan pada saluran cerna.
d) Melebarkan bagian saluran cerna yang menyempit.
e) Mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
3. One Day Surgery Penanganan Haemorrhoid.
Penanganan Haemorrhoid(ambeyen) dapat dilakukan dengan cara
tanpa menggunakan pisau/operasi : dengan menggunakan suatu
alat doppler sehingga dapat dilakukan pengikatan pada pembuluh
darah yang melebar sehingga wasir menjadi mengecil dengan
sendirinya setelah beberapa waktu.
4. Persalinan Tanpa Rasa Sakit.
Yaitu kelahiran secara normal tanpa rasa sakit dengan teknik
Regional Anestesi. Regional Anestesi adalah suatu metode yang
memungkinkan para ibu melahirkan secara normal dengan rasa
sakit yang minimal , dengan cara memasukkan obat bius dalam
jumlah tertentu kerongga yang mengelilingi saraf tulang belakang
bagian pinggang.
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
Kuliah Kerja Media merupakan kesempatan dimana mahasiswa
dapat mengetahui , melihat , dan sekaligus ikut terjun secara langsung di
dunia kerja yang mungkin belum pernah dialami. Banyak pengalaman dan
pengetahuan baru yang didapat selama mengikutin Kuliah Kerja Media
yang nantinya bisa menjadi bekal memasuki dunia kerja.
A. Humas dalam Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.
Melihat perkembangan jaman yang semakin maju dan persaingan
kerja di dalam rumah sakit yang semakin meningkat, Maka pengelolaan
manajemen rumah sakit harus dijalankan dengan baik. Membutuhkan
kegiatan-kegiatan yang terencana dan terarah supaya publik dapat
mengetahui dan memahami nilai plus dari perusahaan. Maka dari itu melihat
kenyataan yang ada saat ini keberadaan fungsi Public Relations di rumah
sakit sangatlah penting. Keberadaan Public Relations sangat penting dan
mempunyai tugas yang tidak ringan. Seorang praktisi Public Relations harus
dapat berhubungan dengan masyarakat luar , karyawan , lingkingan dan
relasi kerja.
Defisi humas dalam Rumah Sakit Kasih Ibu dipimpin oleh manajer
keuangan yang membawahi staff humas dan marketing , informasi
(recepsionis & operator) dan bagian administrasi lainnya.
1. Staff humas dan marketing di RS. Kasih Ibu.
A. Reward.
adalah kegiatan mengantar ucapan terimakasih ke alamat
dokter, bidan dan perawat yang merujuk pasien untuk dirawat
inap di RS. Kasih Ibu.
Yang harus dilakukan :
1) Membuat daftar dokter, perawat dan bidan yang telah
merujuk pasien dengan merekap data dari medical record.
2) Setelah daftar jadi dan ditandatangani oleh manager
marketing & humas serta direktur, kemudian diajukan ke
kasir untuk mengambil uang di Bank BPD.
3) Membagi ucapan terimakasih sesuai daftar pengajuan
kedalam amplop, membuat tanda terima dan bukti
kunjungan , reward siap disampaikan ke alamat masingmasing.
4) Setelah semua selesai disampaikan, kemudian membuat
laporan dan diserahkan ke bagian akuntansi.
B. Survei Kepuasan Pelanggan.
Survei rawat inap : kegiatan menyampaikan blangko
kuesioner kepada pasien rawat inap oleh perawat diruang
rawat pada visite pasien.
Yang harus dilakukan :
1) Menyediakan blangko kuesioner dan didistribusikan ke
setiap ruang rawat.
2) Mengambil blangko hasil kuesioner di setiap ruang rawat
setiap akhir bulan.
3) Merekap kritik atau saran hasil kuesioner dan mengevaluasi
sesuai bagian dan kemudian diserahkan kebagian tersebut
untuk ditindak lanjuti.
4) Setiap hari petugas humas & marketing melakukan sidak
untuk mensurvei langsung kepada pasien dan dijadwal
untuk setiap ruangan.
Survei rawat jalan : kegiatan menyampaikan blangko
kuesioner kepada pasien rawat jalan yang dilakukan dengan
cara mewawancara pelanggan.
Yang harus dilakukan :
1) Mewawancara pelanggan dan meminta untuk mengisi
kuesioner.
2) Merekap kritik atau saran hasil kuesioner dan mengevaluasi
sesuai bagian dan kemudian diserahkan kebagian tersebut
untuk ditindak lanjuti.
C. Menelepone Pasien Pasca Rawat Inap.
Adalah kegiatan menelepone pasien pasca rawat inap untuk
menanyakan perkembangan kesehatan dan mengingatkan
pasien untuk kontrol kembali sesuai jadwal tanggal kontrol
atau apabila masih ada keluhan.
Yang harus dilakukan :
1) Membuat daftar nama pasien yang harus ditelpone dengan
mengambil data dari bagian medical record.
2) Menelpone pasien dilakukan di bagian operator dan
dilakukan pagi hari.
D.
Memberi Souvenir untuk Pasien Ibu Melahirkan dan
Pasien Anak yang Berulang Tahun.
Agar pasien mendapat perhatian khusus dari RSKI pada hari
spesialnya sehingga pasien merasa senang dan dapat
mempercepat kesembuhannya.
Yang harus dilakukan :
1) Berkoordinasi dengan ruang bersalin untuk memperoleh
data pasien yang sedang melahirkan pada hari itu di kelas I,
II, Vip & Svip.
2) Selain memberikan sovenir juga memberikan brosur
petunjuk perawatan pasca melahirkan normal atau caesar
dan petunjuk memandikan bayi.
3) Berkoordinasi dengan ruang anak untuk mendapatkan data
pasien anak yang pada hari itu berulang tahun untuk diberi
souvenir, saat menyerahkan souvenir petugas humas
bekerjasama dengan bagian sekretariat untuk mengambil
foto dan kemudian diberikan pada pasien.
E.
Memperluas Kerjasama.
Adalah
kegiatan
untuk
menjalin
kerjasama
pelayanan
kesehatan baik dengan instansi, perusahaan dan asuransi dalam
upaya untuk meningkatkan jumlah pelanggan rumah sakit.
Yang harus dilakukan :
1) Membuat surat penawaran yang dilampiri dengan draff
perjanjian kerjasama untuk dipelajari.
2) Kemudian follow up penawaran yang sudah dikirim.
3) Mensosialisasikan kerjasama baru ke bagian terkait.
F.
Membuat Program Promosi.
Kegiatan
menyampaikan
informasi
kepada
masyarakat
mengenai pelayanan rumah sakit melalui brosur, spanduk, dan
seminar. Agar masyarakat mengetahui pelayanan yang ada
di dalam rumah sakit dan jika masyarakat mengalami keluhan
kesehatan bisa datang ke RSKI.
1) Membuat brosur pelayanan
2) Membuat spanduk pelayanan (setiap bulan)
3) Sosialisasi pelayanan kesehatan ke puskesmas
4) Seminar awam
G.
Membuat Laporan Piutang Asuransi (rawat jalan & rawat
inap)
1) Mengambil data dari bagian akuntansi kemudian direkap dan
dibuat urutan dari yang terbesar sampai yang terkecil
piutangnya.
2) Dibuat untuk laporan triwulan.
H. Membuat Stock Brosur.
I.
Membuat Stock Souvenir.
J.
Bercerita Di Ruang Anak.
1) Agar pasien anak-anak merasa terhibur dan bermanfaat
untuk psikologi anak.
2) Prosedur :
a) Staff humas setiap hari selasa dan jumat bercerita di
tempat bermain anak, diruang pediatri.
b) Staff humas mempersiapkan tempat untuk bercerita
dengan karpet dan boneka di area bermain anak.
c) Staff humas bercerita dengan durasi 30 menit sampai
1 jam.
K.
Mengelola Permintaan Sumbangan.
Memberikan sejumlah uang dengan adanya permintaan
sumbangan dari pihak luar. Sebagai suatu bentuk solidaritas
terhadap lingkungan sekitar RSKI.
L.
Mengelola Surat Masuk & Surat Keluar.
2. Informasi (recepsionis & operator)
1) Recepsionis
Bertugas
memberikan
pelayanan
informasi
yang
berhubungan dengan Rumah Sakit Kasih Ibu, baik informasi
jadwal praktek dokter ; jenis layanan rumah sakit ; tarif
kamar dan dokter.
2) Operator
Bertugas mengelola telepone masuk dan telepone keluar baik
dari eksternal rumah sakit ataupun internal rumah sakit.
B. Tugas Yang Dilakukan Penulis Di Rumah Sakit Kasih Ibu.
Selama melakukan Kuliah Kerja Media di Rumah Sakit Kasih
Ibu ( kurang lebih dua bulan ), penulis berinteraksi dengan seluruh
karyawan
Rumah Sakit
Kasih
Ibu. Kegiatan penulis pada minggu
pertama adalah perkenalan pada bagian-bagian yang berkaitan dengan
humas dan marketing. Di minggu-minggu berikutnya , penulis sudah mulai
terlibat langsung dengan pekerjaan-pekerjaan di divisi humas dan
marketing.
Untuk lebih terperinci , Kuliah Kerja Media yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut :
I. Antara tanggal 1 Februari – 9 Februari 2010.
Kebetulan pada saat minggu pertama penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Media di Rumah Sakit Kasih Ibu , rumah sakit tersebut sedang
mempersiapkan acara HUTnya yang ke 29th .
1)
Perkenalan dengan bagian-bagian yang berhubungan dengan
marketing.
2)
Persiapan acara peringatan HUT RS.Kasih Ibu yang ke 29th.
3) Membungkus dan membagikan hadiah lomba dan doorprize untuk
acara HUT RSKI.
4)
Mencatat data pasien dibagian rekam medis.
5)
Mencatat data bayi yang baru lahir.
6) Memberikan bingkisan pada ibu yang telah melahirkan sesuai
dengan ketentuan.
7) Menelpon pasien pasca rawat inap untuk mengingatkan waktu
kontrol.
8)
Memberikan cerita pada pasien anak-anak pada hari selasa dan
jumat.
9) Menanyakan pada pasien rawat inap dan rawat jalan tentang
pelayanan RSKI , dengan cara memberikan kuisioner.
10) Menginput surat keluar dan masuk.
II. Antara tanggal 12 Februari – 23 Februari 2010.
1) Mencatat data pasien dibagian rekam medis.
2) Mencatat data bayi yang baru lahir.
3) Memberikan bingkisan pada ibu yang telah melahirkan sesuai dengan
ketentuan.
4) Menelpon pasien pasca rawat inap dan rawat jalan untuk mengingatkan
waktu kontrol.
5) Menanyakan pada pasien rawat inap dan rawat jalan tentang pelayanan
RSKI , dengan cara memberikan kuisioner.
6) Menginput surat keluar dan masuk.
7) Melakukan sidak pada narasumber dokter Benny , dengan tema “ Flu
Babi “ .
8) Memberikan brosur-brosur pada bangsal-bangsal.
9) Membungkus bingkisan-bingkisan yang akan diberikan pada ibu yang
telah melahirkan.
10) Menyampaikan kritik dan saran pada bagian yang bersangkutan.
11) Menginput bingkisan-bingkisan yang akan diberikan pada ibu yang
telah melahirkan selama bulan Oktober – Desember 2009 dan Januari –
Februari 2010.
III. Antara tanggal 24 Februari – 10 Maret 2010.
1) Mencatat data pasien dibagian rekam medis.
2) Mencatat data bayi yang baru lahir.
3) Memberikan bingkisan pada ibu yang telah melahirkan sesuai dengan
ketentuan.
4) Menelpon pasien pasca rawat inap dan rawat jalan untuk
mengingatkan waktu kontrol.
5) Menanyakan pada pasien rawat inap dan rawat jalan tentang
pelayanan RSKI , dengan cara memberikan kuisioner.
6) Menginput surat keluar dan masuk.
7) Melakukan sidak pada pasien rawat inap yang telah dirawat ± 3 hari.
8) Melakukan Talk Show di Radio Ria fm dengan nara sumber dokter
Putry , dengan tema “ Penyakit LUPUS “ .
9) Memberikan brosur-brosur pada bangsal-bangsal.
10) Membungkus bingkisan-bingkisan yang akan diberikan pada ibu
yang telah melahirkan.
11) Menyampaikan kritik dan saran pada bagian yang bersangkutan.
12) Menginput data rujukan pasien.
13) Mengikuti rapat marketing yang membahas tentang program
rencana kerja marketing :
a) Melakukan sosialisasi ke rumah sakit dan ke puskesmaspuskesmas luar kota ataupun dalam kota.
b) Menentukan
topik
seminar
bidan
dan
persiapan-
persiapanya.
c) Membahas bingkisan untuk ibu melahirkan di kelas III.
d) Mengevaluasi program kerja marketing pada bulan lalu.
IV. Antara tanggal 18 Maret – 30 Maret 2010.
1) Mencatat data pasien dibagian rekam medis.
2) Mencatat data bayi yang baru lahir.
3) Memberikan bingkisan pada ibu yang telah melahirkan sesuai dengan
ketentuan.
4) Menelpon pasien pasca rawat inap dan rawat jalan untuk mengingatkan
waktu kontrol.
5) Menanyakan pada pasien rawat inap dan rawat jalan tentang pelayanan
RSKI , dengan cara memberikan kuisioner.
6) Melakukan sidak pada pasien rawat inap yang telah dirawat ± 3 hari.
7) Melakukan Talk Show di Radio Ria fm dengan narasumber dokter Drg.
Hj. Sri Supartini, SpKG dan Drg. CH. Inawati dengan tema “ Caries Gigi
“.
8) Menyampaikan kritik dan saran pada bagian yang bersangkutan.
9) Menginput data rujukan pasien.
10) Menginput kuisioner pasien rawat inap dan rawat jalan.
11) Memberikan cerita anak di lantai 4 pada hari selasa dan jum’at.
12) Selama 1 minggu saya ditugaskan dibagian informasi, dan tugasnya
meliputi :
a) Mencatat surat-surat yang masuk pada RSKI.
b) Memberikan informasi kepada pengunjung yang ingin
mengetahui tempat kamar pasien yang akan dijenguk.
c) Mencatat jadwal dokter yang cuti.
d) Memberikan informasi kepada pengunjung yang ingin
mengetahui seputar administrasi RS, Seperti : pendaftaran
pasien rawat inap, rawat jalan, dll.
Kesulitan dan Cara Yang Telah Di Lakukan Penulis Selama KKM.
Selama melaksanakan Kuliah Kerja Media di Rumah Sakit Kasih Ibu,
penulis hanya menemukan sedikit kesulitan pada minggu-minggu pertama
yaitu dalam penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh
pemimpin.pada saat penulis mengalami kesulitan tersebut, penulis langsung
bertanya dan meminta bimbingan pada staff humas dan marketing. Tapi
pada minggu-minggu selanjutnya penulis sudah dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
Kemajuan Yang Telah Dicapai Oleh Penulis Selama KKM.
1) Lebih paham tentang tugas dan cara kerja sebagai public relation.
2) Menambah percaya diri dalam menghadapi klien.
3) Lebih mudah bersosialisasi dengan banyak orang.
4) Sudah dapat mengerjakan tugas dengan baik yang diberikan oleh
pimpinan.
5) Lebih memahami pekerjaan di dalam suatu organisasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Humas dalam RS. Kasih Ibu Surakarta tidak hanya menarik para
calon pasien untuk mempercayakan kebutuhan kesehatannya tetapi
juga harus memberikan rasa kenyamanan ketika pasien tersebut
sedang dirawat atau sedang berobat.
2) Public Relation dalam rumah sakit juga bertanggung jawab dalam
merencanakan , melaksanakan dan mengevaluasi program-progaram
yang akan dibuat atau yang sudah dilaksanakan.
3) Seorang Humas di rumah sakit sangatlah penting adanya , karena
selain harus mempertahankan citra rumah sakit , seorang humas juga
bertugas untuk
dapat menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakat , karyawan , lingkungan dan relasi kerja.
4) Selama penulis melakukan kegiatan KKM di divisi humas &
marketing, penulis mengalami sedikit kesulitan pada minggu-minggu
pertama dalam penyesuaikan diri terhadap tuga-tugas yang diberikan
pemimpin dan terhadap lingkungan rumah sakit.
5) Public Relation dalam rumah sakit juga bertanggung jawab dalam
merencanakan , melaksanakan dan mengevaluasi sistem pelayanan
rumah sakit kepada para costumernya.
6) Seorang humas harus bertindak cepat dan dapat menjelaskan dengan
singkat, dan jelas apabila ada kesalahpahaman atau permasalahan
yang terjadi di rumah sakit , baik antara pihak rumah sakit dengan
karyawan , rumah sakit dengan costumernya dan rumah sakit dengan
kliennya.
B. Saran
Dengan segala kerendahan hati , penulis mengakjukan saran kepada
pihak manajemen RS. Kasih Ibu Surakarta , yaitu :
1) Staff Public Relation sebaiknnya dikepalai oleh manajer dan
tidak disatuka dengan marketing, karena melihat banyaknya
tugas yang harus dilakukan ditambah lagi dengan fungsi Public
Relation Di RS. Kasih Ibu.
2) Devisi Humas Di Rumah Sakit harus mampu melihat situasi
yang berkembang di masyarakat terutama yang berhubungan
dengan RS. Kasih Ibu. Setiap event yang terjadi dilingkungan
eksternal rumah sakit yang mana dapat dimanfaatkan oleh RS.
Kasih Ibu untuk berpartisipasi didalamnya. Melalui humas ini
pihak manajemen rumah sakit dapat terus memantau
perkembangan yang terjadi di masyarakat dan juga dapat
membentuk citra positif bagi RS. Kasih Ibu sendiri.
3) Pelayanan kepada pasien yang ramah , sopan dan santun bukan
hanya menjadi tanggung jawab bagian humas maupu
recepsionis saja melainkan semua karyawan terutama yang
berhubungan langsung denagn costumer.
Download