Lembaran Informasi 484--HIV dan Peradangan

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 484
HIV DAN PERADANGAN
Apa Peradangan Itu?
Peradangan merupakan tanggapan awal
terhadap infeksi atau cedera. Ini adalah
tanggapan kekebalan “non-spesifik”.
Peradangan tidak berbeda-beda tergantung pada jenis luka atau infeksi.
Sebagian besar alat penyembuhan tubuh
beredar dalam darah. Ini termasuk antibodi, sel-T dan sel darah putih lain, faktor
pembekuan, bahan kimia yang dapat
membunuh kuman, dan bahan gizi untuk
memberi makanan pada sel yang rusak.
Sel yang dilukai mengeluarkan bahan
kimia yang berkomunikasi dengan sistem
kekebalan tubuh. Sel tersebut menarik sel
penyembuhan dan bahan kimia. Peradangan membantu faktor penyembuhan
keluar dari aliran darah dan bekerja pada
jaringan yang rusak. Pembuluh darah
membesar, dengan akibat aliran darah ke
daerah yang rusak meningkat. Peradangan
mengubah bentuk pembuluh darah,
sehingga memudahkan pasokan darah ke
dalam jaringan yang melingkupinya. Hal
ini menyebabkan pembengkakan. Peradangan juga menyebabkan kemerahan,
rasa panas, dan nyeri. Selain itu, peradangan mengurangi fungsi jaringan.
Gumpalan (pembentukan penyumbat
darah) adalah bagian dari peradangan.
Gumpalan ini dapat terjadi di kulit (mis.
menghentikan perdarahan dari luka) atau
di dalam tubuh (mis. membentuk penghalang melapisi kuman atau melindungi
daerah yang rusak pada lapisan pembuluh
darah).
Gumpalan harus tetap seimbang dengan
penguraian dan penghapusan penyumbat.
Proses ini disebut fibrinolisis. Fibrin
adalah protein yang membentuk penyumbat. Lisis berarti pengurangan atau
penghapusan.
Peradangan Akut dan Kronis
Peradangan akut biasanya terjadi dalam
menanggapi luka fisik seperti dipotong
atau keseleo, atau infeksi lokal. Peradangan akut berakhir ketika bahan kimia
tertentu
dugunakan
untuk
“memadamkan” peradangan.
Namun, peradangan juga bisa kronis.
Peradangan kronis menyebabkan kerusakan dan parutan pada jaringan. Pembuluh darah tetap dapat ditembus. Sel
darah putih terus meninggalkan darah dan
menumpuk di jaringan. Sel kekebalan
dapat “aus” dan berhenti bekerja sebagaimana mestinya. Peradangan kronis akhirnya menghancurkan jaringan di sekitarnya
dan membentuk jaringan parut. Hal ini
juga dapat menyumbang pada alergi, asma
atau penyakit “autoimun”, mis. artritis dan
sklerosis multipleks. Pada penyakit
autoimun, tubuh kadang membuat antibodi yang menyerang sel yang sehat.
Peradangan berlangsung dikaitkan dengan
banyak penyakit kronis. Penyakit tersebut
termasuk gagal jantung, masalah ginjal,
sindrom metabolik, diabetes, demensia,
dan kelemahan.
HIV Menyebabkan Peradangan
HIV adalah infeksi kronis. Bahkan
pasien dengan viral load tidak terdeteksi
membuat virus baru. Hal ini dapat
menyebabkan peradangan terus-menerus.
Seiring waktu, HIV melemahkan sistem
kekebalan tubuh. Infeksi yang sudah pulih
mungkin kambuh. Hampir semua orang
dengan HIV juga terinfeksi sitomegalovirus (CMV, lihat Lembaran Informasi
(LI) 501). Infeksi CMV yang laten (tidak
aktif) dapat menjadi aktif pada Odha,
menyebabkan peradangan tambahan.
Infeksi atau penyakit lain bersamaan sangat penting dalam memahami kesehatan
Odha. Infeksi hepatitis (LI 505) atau
herpes simpleks (LI 519) juga umum.
Sindrom Bocor Usus
Mulut dan saluran pencernaan melindungi tubuh dari ancaman “luar”, sama
seperti kulit. Pada sisi “atas” saluran
pencernaan adalah mulut. Kesehatan gigi
yang buruk dapat menyebabkan infeksi
umum dan peradangan (lihat LI 653).
Usus biasanya mengandung kurang
lebih 70% sel kekebalan tubuh. Usus
memiliki luas permukaan kurang lebih
sama dengan ukuran lapangan sepak bola!
Sistem kekebalan di usus disebut jaringan
limfoid terkait usus (gut-associated
lymphoid tissue/GALT). GALT melindungi tubuh dari kuman dalam makanan.
HIV merusakkan GALT sangat dini
setelah terinfeksi.
Peradangan dalam usus memudahkan
kuman ke luar dari usus dan “bocor” ke
dalam peredaran tubuh. Usus bocor ini
menyumbang pada peradangan keseluruhan (sistemik). Peradangan dalam usus
juga menyumbang pada penyerapan gizi
yang buruk.
Lipopolisakarid (LPS) adalah molekul
yang merupakan bagian dari lapisan
beberapa bakteri biasanya ditemukan
dalam usus. LPS menghasilkan tanggapan
kekebalan yang kuat. Tingkat LPS yang
tinggi dalam darah merupakan tanda
sindrom “bocor usus”.
Mengukur Peradangan
Peradangan pada Odha muncul dalam
tingkat tinggi beberapa unsur dalam
darah:
y Interleukin-6 (IL-6) terlibat dalam
meningkatkan dan mengurangi peradangan. IL-6 meningkat dengan cepat
setelah olahraga.
y Protein C-reaktif (CRP) diperkirakan
mengikat pada sel yang rusak, menarik
zat yang akan menghancurnya. CRP
adalah ukuran peradangan umum. CRP
meningkat secara cepat dan dramatis
selama infeksi.
y D-dimer dibuat ketika penyumbat darah
diuraikan. D-dimer adalah ukuran
peradangan umum, dan juga dipakai
untuk mendiagnosis penyumbat darah,
khususnya penyumbat dalam pembuluh
darah yang dalam atau di paru.
y Sistatin C terutama dipakai sebagai
indikator kesehatan ginjal. Namun,
tingkat sistatin C yang tinggi telah
dikaitkan dengan penyakit jantung,
masalah saraf dan tingkat kematian yang
lebih tinggi.
Mengobati Peradangan HIV
Para peneliti mempertimbangkan obat
antiradang yang telah dipakai dengan
penyakit lain, misalnya artritis rematoid,
dan coba belajar dari penelitian lain
mengenai penggiatan kekebalan tubuh,
peradangan, dan penuaan.
Bidang lain penelitian pada HIV melibatkan bakteri usus. Bakteri ini dapat
berpengaruh pada hasil dari banyak
penyakit. Intervensi yang berpengaruh
pada bakteri ini mungkin membantu.
Bakteri ini termasuk “probiotik” misalnya
asidofilus dan biakan hidup lain yang
merangsang pertumbuhan bakteri bermanfaat dalam usus.
Garis Dasar
Peradangan adalah sebuah proses yang
rumit. Peradangan akut adalah bagian
normal dari proses penyembuhan tubuh.
Peradangan kronis dapat merusak tubuh
dan berhubungan dengan banyak masalah
kesehatan kronis, dan dengan penuaan
normal.
HIV menyebabkan penyakit radang dan
mengakibatkan peradangan kronis. Hal ini
dapat mempercepat perubahan fisik
biasanya berkaitan dengan penuaan.
Berbagai pengobatan yang mungkin
sedang diteliti untuk peradangan kronis.
Diperbarui 24 Desember 2014 berdasarkan FS 484
The AIDS InfoNet 30 Agustus 2014
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download