Komitmen Pengurus Lingkungan Gereja St. Ignatius Paroki Jl

advertisement
Komitmen Pengurus Lingkungan
Gereja St. Ignatius Paroki Jl.Malang
2012 – 2015

Sebagai saksi iman akan menjadi teladan bagi warga
lingkungan dengan pelayanan secara tulus, ikhlas,
penuh kasih, sabar, murah hati, rela berkorban, peka
dan ramah

Sebagai saksi iman terhadap warga lingkungan akan
bersikap tidak diskriminatif,
mau melakukan
pendekatan personal, mau mendengarkan, proaktif, mau
menjadi
solusi, terbuka dan tidak memihak .

Sebagai koordinator dan komunikator akan mendukung
dan
melaksanakan program Paroki termasuk tertib
administrasi, transparant, bekerjasama dan menjadi
penyambung lidah baik bagi Paroki maupun bagi Warga
Lingkungan.
KAJ dalam angka (2014)
Umat Katolik di Jakarta sekitar 500.000 orang,
jumlah imam 277 (dalam 20 tarekat yang berbeda-beda)
orang. Ada 63 paroki di KAJ , tapi tidak semua
imam melayani di paroki,
PEDOMAN DASAR DEWAN
PAROKI 2014

Semangat dasar: Spiritualitas Gembala
Baik yang Murah Hati yang mengenal dan
dikenal domba-dombanya → berbasis
data (yang sedapat mungkin akurat).

Pelayanan yang murah hati diterapkan agar
umat mengalami kebaikan Allah → Maka
Reksa Pastoral dilakukan dengan hati, bukan
sekedar penerapan aturan yang kaku

Logo ini menjadi
identitas, penanda, dan
pengingat kita semua,
anggota Gereja
Keuskupan Agung
Jakarta, akan panggilan
suci untuk semakin
mencintai dan melayani
ciptaan-Nya dalam
situasi nyata.
GEREJA KAJ
Bercita-cita menjadi Umat Allah yang, atas dorongan
dan tuntunan Roh Kudus, semakin memperdalam
imannya akan Yesus Kristus, membangun
persaudaraan
sejati
dan
terlibat
dalam
pelayanan kasih di tengah masyarakat.
 Maka tata penggembalaan/kepemimpinan bersifat:
1. Partisipatif → terbuka utk peran serta
2. Transformatif → perubahan, agar menjadi lebih
baik
 Misi:
penghayatan dan penerusan nilai iman dan
keterlibatan sosial guna
mengatasi masalah
kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan
intoleransi.


Dalam DP para pelayan
umumnya adalah awam
yang “sukarela” berbakti
pada organisasi gereja.

Kesukarelaan perlu
ditumbuhkan lewat
kaderisasi agar gereja
tidak mandek.

Para pelayan umat yang
sudah terlibat perlu
disegarkan lagi dan
dibekali dengan bekalbekal yang aktual
Communion of Communities
 Gereja adalah
Communion of
Communities
(PERSEKUTUAN
KOMUNITASKOMUNITAS) dengan
fungsi dasar
mempersatukan
komunitas-komunitas di
dalamnya, yakni
Lingkungan/Wilayah
dan komunitas
kategorial.
 Gereja adalah
gerakan Kerajaan
Allah yang
menampung segala
usaha untuk
mewujudkan kasih,
damai, keadilan
dan kebutuhan
ciptaan Tuhan.
HAL-HAL YANG BARU DALAM PDDP 2014
 Ciri khas rohani Gereja ditonjolkan.
Misal,
dalam
setiap
penyelenggaraan rapat , dianjurkan
untuk memulai dengan doa agar
keputusan yang di ambil menjadi
bentuk penegasan rohani bersama.
 Di dalam lingkaran tersebut, para
ketua seksi masuk dalam Dewan
Paroki Inti (sebelumnya tidak)
supaya komunikasi, relasi, koordinasi
dengan DPH lebih terjalin.
* Keputusan-keputusan keuskupan
berdasarkan kolektif kolegial contoh
Uskup bersama dengan Kuria
Keuskupan. Itu juga yang harus
tercermin
dalam
keputusankeputusan Paroki, yang juga harus
bersifat kolegial.
HAL-HAL YANG BARU DALAM PDDP 2014
 Organigram berbentuk melingkar
dan menyatu. Simbolisasi dari
maksud bahwa para pelayan
gereja hendaknya menerapkan
semangat dasar partisipatif.
 Organigramnya tidak hierarkis,
tetapi menyamping untuk
menunjukkan hubungan
kesetaraan dan kemitraan,
BUKAN hubungan atasan
bawahan yang kaku
 Lingkaran Dewan Paroki dan
umat digambarkan dengan titiktitik untuk menunjukkan bahwa
antara umat dengan Dewan
Paroki hanya ada batas yang tipis.
DP melayani umat sekaligus
merupakan bagian dari umat.
Download