Rangkuman Rapat Dewan Paroki 14 Agustus 2011 Session I : Spritualitas Pelayanan oleh Rm. A. Setya Gunawan, Pr Sejarah Lingkungan “Lingkungan” lahir di Yogyakarta. Pada waktu itu terdapat dua gereja paroki yang berdekatan, yakni gereja Kidul Lodji dan gereja St. Yusuf, Bintaran. Gereja Kidul Lodji hanya diperuntukan umat Katolik Belanda/kulit putih, sementara umat pribumi berkegiatan di gereja Bintaran. Maka Pastor Albertus Soegijapranata, SJ yang bertugas di Bintaran membentuk “gereja-gereja” kecil, diberi nama lingkungan / kring dengan harapan agar umat Katolik saling membina iman dalam persaudaraan sejati serta hadir di tengah keprihatinan masyarakat sekitarnya. Melalui persaudaraan tersebut, gereja Bintaran kemudian tumbuh dan hidup sedangkan gereja Kidul Lodji kemudian “mati”. Pastor Soegijapranata, SJ kemudian menjadi Uskup pribumi pertama. Karya Lingkungan tersebut kemudian semakin berkembang di gereja-gereja sekitarnya dan kemudian menjadi cetak-biru pengembangan gereja Katolik diseluruh Indonesia. ArdasPas Keuskupan Agung Jakarta 2011 - 2015 Visi Arah Dasar Pastoral Gereja KAJ 2011 – 2015 adalah: 1. Semakin memperdalan imannya akan Yesus Kritus 2. Membangun persaudaraan sejati, 3. Terlibat dalam pelayanan kasih ditengah masyarakat. Landasan dalam melaksanakan kegiatan ArDasPas adalah: 1. Spiritualitas Gembala Baik 2. Pelayanan yang murah hati 3. Ditopang oleh tata penggembalaan partisipatif dan transformatif. 1. Spiritualitas Gembala Baik Rm. A. Setya Gunawan, Pr. membagikan pengalamannya saat berkarya di paroki St. Nikodemus. Pada tahun awal masa berkarya di Paroki St. Nikodemus, yang dilakukan Rm. Gunawan pertama-tama adalah melakukan kunjungan umat ke rumah (door-to-door) dalam rangka mengenal umat lebih dekat. Kunjungan dilaksanakan selama satu tahun penuh. Dewan Paroki mengatur jadwal kunjungan Pastor untuk masing-masing lingkungan dan ketua lingkungan menyusun jadwal kunjungan per-keluarga di lingkungan masing-masing. Jumlah keluarga dalam setiap lingkungan di Paroki Nikodemus rata-rata 30 keluarga dan maksimal 50 keluarga.. Di tengah kesibukan kerja umat, ternyata tanggapan umat sangat positif dalam mempersiapkan kunjungan tersebut. Dari kunjungan tersebut, Pengurus Gereja lebih mengenal umatnya dan membantu dalam merancang program kegiatan yang tepat untuk paroki. Lebih dari itu, persaudaraan semakin tercipta. Perhatian yang begitu baik dari Dewan Paroki memberikan semangat pada ketua Lingkungan untuk semakin memperhatikan umatnya dan diharapkan terjadi persaudaraan yang sangat kuat dan sejati dengan mengunjungi satu sama lain di lingkungan. Hal lain yang dilakukan untuk menggiatkan basis dan membangun spiritualitas yang mendalam sebagai pengikut Kristus dengan mengadakan retret keluarga. Retret tersebut dilaksanakan secara bersamaan di seluruh lingkungan; pada waktu dan jam yang sama, tema dan materi yang sama. Yang memberikan retret adalah umat sendiri dengan membuka pendaftaran dan terkumpul 70 orang. Mereka sebelumnya ditatar melalui retret, sehingga sebelum memimpin retret, para Pemberi retret tersebut sudah mengalami retret. Sosialisasi dilakukan di Paroki melalui doa-doa selama sebulan. 2. Pelayanan yang murah hati - Sprititualitas Kepemimpinan Katolik Sebagai umat di Keuskupan Agung Jakarta, dari dulu sejak jaman Mgr. Leo Sukoto, Bapa Uskup senantiasa mengajak kita untuk membangun Lingkungan sebagai gereja / kelompok basis. Dengan kelompok basis yang kuat, gereja kita akan kuat. Dalam menjalankan peran sebagai pengurus gereja hendaknya disadari bahwa kegiatan gereja yang dilakukan bukanlah kegiatan Sosial melainkan kegiatan iman sebagaimana senantiasa didengungkan Mgr. Leo Sukoto. Perbedaan antara kedua kegiatan tersebut adalah: Kegiatan Sosial adalah kegiatan dimana kita bertanggung-jawab hanya secara horizontal antar manusia (tidak ada dimensi iman), sedangkan kegiatan iman kita bertanggung-jawab kepada Allah sebagaimana janji pengurus yang diucapkan dihadapan Allah pada saat pelantikan. Seorang Katolik, yang telah memilih Katolik sebagai jalan hidup, sebagai spirtualitas Kristiani, apalagi sebagai pengurus gereja, maka tanggung-jawab kita adalah dihadapan Allah. Dengan menyadari bahwa tanggung-jawab menjadi pengurus gereja karena kita mencintai Kristus, beriman kepada Yesus maka akan tahan uji. Menjadi pengurus gereja dibutuhkan KESETIAAN, dan dalam menjalankan kegiatan gereja membutuhkan pengorbanan (simbol Salib) sebagaimana Kristus melayani kita semua dengan mati di salib. Dasar spiritualitas kepemimpinan gereja adalah sabda Yesus dalam Matius 20; 25 – 28: - Bukan memimpin dengan tangan besi dan kekerasan, seperti yang dilakukan pemerintah-penerintah dan pembesar-pembesar negara, - Melainkan sebagai pelayan dan hamba - Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Spiritualitas kepemimpinan gereja tersebut tercermin dalam semboyan para Paus yaitu Servus Servorum Dei (Abdi dari para Abdi Tuhan). Kepemimpinan Kristiani adalah kepemimpinan yang membawa HIDUP; yang mati menjadi hidup, yang hidup menjadi semakin hidup . seperti Kristus yang memberikan hidup kepada gereja, kepada kita semua. Mereka yang mati semangatnya, mati pelayanannya perlu didatangi satu-persatu dikembalikan semangatnya. Dalam ArDasPas KAJ 2011 – 2015 disebutkan bahwa spiritualitas dan penyelenggaraan kegiatan perlu ditopang oleh tata-penggembalaan yang partisipatif dan transformative, maka : - Para pengurus gereja diharapkan menggali kekayaan rohani yang dimiliki oleh gereja, oleh umat Katolik, sehingga pandangan kita, isi penghayatan kita, semakin hari harus semakin dekat dengan Krtistus dalam pelayan tersebut antara lain dengan rajin membaca Kitab Suci. - Perlu melibatkan peran sebanyak mungkin umat (partisipatif) dalam setiap pelaksanaan kegiatan,- jangan one-man-show. Pembagian peran tersebut antara lain dirancang dan dipantau melalui rapat-rapat pengurus. Session diakhiri dengan permenungan arti pelayanan Beda PELAYANAN dengan PEKERJAAN Beberapa orang masuk ke dalam pelayanan, sedangkan lainnya hanya bekerja di Gereja. Bila anda melakukannya karena tidak ada yang lain yang bisa, ……….. PEKERJAAN. Bila anda melakukannya untuk melayani Tuhan, ………………..……..... PELAYANAN. Bila ada keluar karena ada yang mengkritik anda, …………………......... PEKERJAAN. Bila anda terus bekerja sekalipun dikritik habis. …………………………. PELAYANAN. Bila anda melakukannya selama tidak mengganggu aktivitas anda lainnya., … PEKERJAAN. Bila anda terus melakukannya hingga mengorbankan aktivitas lainnya,. PELAYANAN. Bila anda berhenti karena tidak ada yang berterima kasih atas perbuatan anda, PEKERJAAN Bila anda terus bekerja walaupun tidak pernah dikenal siapapun, …… PELAYANAN Bila anda merasa semakin sulit menikmati yang anda kerjakan, …………. PEKERJAAN Bila anda merasa semakin sulit untuk TIDAK menikmatinya, ………… PELAYANAN Bila yang anda pikirkan adalah sukses, …………………………………… PEKERJAAN Bila yang anda pikirkan adalah kesetiaan, ……………………………… PELAYANAN Gereja yang biasa-biasa saja, dipenuhi oleh jemaat yang BEKERJA Gereja yang luar biasa dipenuhi oleh orang-orang yang MELAYANI - SELAMAT MELAYANI –