ORGANISASI DAN KOMUNIKASI MANAJEMEN

advertisement
1
ORGANISASI DAN KOMUNIKASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
ALI MUSA LUBIS
Abstrak
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki ketergantungan antara satu
dengan yang lain. Oleh sebab itu, dalam memenuhi kebutuhan tersebut
memerlukan organisasi sebagai wadah berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Sercara institusional, Pendidikan Islam memerlukan organisasi yang
baik. Tanpa pengorganisasian maka tujuan pendidikian Islam akan sulit
diwujudka
Kata Kunci: Organisasi, Komunikasi, Manajemen Pendidikan Islam
A. Pendahuluan
Kebutuhan
berinteraksi
dan berkumpul
dengan
orang lain
merupakan kebutuhan dasar (fitri) bagi manusia. Manusia tidak bisa hidup
secara normal, tanpa adanya hubungan antara satu dengan yang lain. Dengan
demikian keberadaan manusia di dunia ini tidak ada yang luput dari
keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana
orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama.1
Organisasi dapat diidentifikasi sebagai pertemanan, keluarga, rukun
tetangga, rukun warga dan sebagainya. Kemestian manusia berada dalam
sebuah organisasi bertujuan mewujudkan tujuan bersama dengan efektif dan
efisien. Dalam sebuah ungkapan dikatakan; al-jama'atu rahmah wa al-firqatu
'azab". Perkumpulan itu rahmat, dan perpecahan itu azab. Efektifitss dan
efisiensi itu dapat digambarkan sebagai seratus sapu lidi yang diikat secara
bersamaan akan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk membersihkan
satu halaman dibanding dengan sejumlah seratus sapu lidi digunakan secara
terpisah untuk membersihkan halaman.
Di sisi lain, manusia tidak terlepas dari pekerjaan yang
dilakukannya.. Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu pekerjaan
1
Riduwan (ed), Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alpabeta, 2010), hlm. 67
2
harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. mulai dari urusan
terkecil seperti mengatur urusan Rumah tangga sampai dengan urusan
terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan
pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen
agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien
dan efektif.. Sehubungan dengan ini Allah berfirman di dalam Alquran :
ّ ‫َوأَحْ ِسنُ َو ْا إِ َّن‬
‫يه‬
َ ِ‫ّللاَ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسن‬
… dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik. (Q.S. 1: 195)
Uraian di atas menjelaskan bahwa organisasi dan manajemen merupakan dua hal
yang penting bagi kehidupan manusia. Kedua hal itu juga mempunyai hubungan
yang sangat erat antara satu dengan yang lain. Menurtu Asnawir hubungan itu
terlihat pada fungsi organisasi/pengorganisasian, sebagai fungsi organik dari
manajemen dan ditempatkan sebgai fungsi kedua setelah perencanaan
(planning).2
Makalah ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan
organisasi yang merupakan bagian dari manajemen
B. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Menurut Maagdalena Lumbantoruan, seperti dikutip oleh M. Anton
Atho'illah, kata organisasi berasal berasal dari bahasa Inggris organization,
yang bentuk invinitifnya adalah to organise. Kata tersebut berasal dari bahasa
Yunani yaitu arganon yang berarti sebagian atau susunan dalam binatang atau
tumbuh-tumbuhan yang dipergunakan untuk melakukan beberapa tugas
khusus. Pendapat lain mengatakan kata organisasi berasal dari bahasa Yunani,
organon dan bahasa Latin organum yang berararti alat, bagian, anggota, atau
badan. Organisasi didefenisikan secara beragam oleh berbagai ahli. Variasi
definisi didasarkan pada sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan.
2
Asnawir, Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan (selanjutnya disebut Dasar-Dasar),
(Padang : IAIN IB Press, 2003), hlm. 127
3
Beberapa definisi organisasi yang dikemukakan para ahli, seperti dikutip
Asnawir, adalah sebagai berikut:
1.
Dale S. Beach mendefinisikan organisasi :
Organisasi merupakan
suatu sistem
yang mempunyai struktur
dan
perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya ada
orang-orang yang bekerja dan berhubungan satu sama lainnya dengan satu
cara yang terkordinasi
dengan baik secara kooperatif, guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan 3.
2.
P. Siagian mengemukakan pengertian organisasi sebagai berikut :
Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerjasama untuk suatu tujuan bersama dan terikat secara formal
dalam
persekutuan
tersebut,
selalu
terdapat
hubungan
antara
seseorang/kelompok orang lain yang disebut bawahan
3. Prajudi Atmo Sudirjo mendefinisikan organisasi sebagai berikut :
Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang
bekerjasama untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu4.
Sejalan dengan definisi di atas,
H.B Siswantio mendefinisikan
organisasi sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja
sama untuk merealisasikan tujuan bersama5. Definisi organisasi lain,
dikemukakan oleh P. Robin, seperti dikutip oleh Daman Hermawan,
organisasi adalah kesatuan (entity) social yang dikordinasikan secara sadar,
dengan asebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan6
Beberapa definisi di atas menunjukkan bahwa organisasi merupakan
suatu sistem terpadu yang terdiri dari beberapa sub sistem dan bagian-
3
Asnawir, Manajemen Pendidikan (selanjutnya disebut manajemen), (Padang: IAIN IB
Press, 2006), hlm. 1
4
Ibid., hlm. 2
5
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hlm.73
6
Riduwan, op.cit., hlm. 69
4
bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Setiap
hubungan yang terjadi merupakan kerja sama di antara sub system yang ada,
sehingga saling ketergantungan yang kuat secara internal dan hubungan
yang terpadu secara eksternal. Hubungan eksternal itu merupakan bagian
dari kenyataan organisasi yang berkaitan dengan masyarakat dan elemen
lainnya yang mendukung tujuan organisasi. Selanjutnya, menurut Asnawir,
di dalam suatu organisasi harus ada pembagian tugas dan peranan yang
harus dijalankan oleh setiap anggota kelompok organisasi.7
Berdasarkan deskripsi organisasi di atas, maka pengorganisasian
(organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk disesuaikan
oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang
efektif di antara mereka, dan pemberian lingkunagan dan fasilitas pekerjaan
yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. 8
Menurut Asnawir pengorganisasian (organizing) adalah berusaha
untuk menciptakan suatu struktur dan bagian untuk dapat berinteraksi dan
saling pengaruh-mempengaruhi antara satu sama lainnya. Menurutnya,
pengorganisasian dapat juga diartikan sebagai penyusunan tugas dan
tanggung jawab para personil dalam organisasi.9 Pendapat ini nampaknya
sesuai dengan pandangan Gerge R. Terry, seperti dikutip oleh Asnawir yang
menyatakan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan mengalokasikan
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok kerja dan
menetapkan wewenang serta tanggung jawab masing-masing untuk setiap
komponen kerja, serta mengusahakan lingkungan kerja yang sesuai dan
tepat. Di samping itu Sondang P. Siagian mengemukakan pendapatnya
tentang definisi pengorganisasian, Pengorganisasian adalah seluruh proses
pengelompokan orang-orang, alat, tugas-tugas, tanggung-jawab dan
wewenang sedemikian rupa, sehingga terciptanya suatu organisasi yang
7
Asnawir, Dasar-Dasar , op.cit., hlm. 127-128
H.B Siswanto., op. cit., hlm. 75
9
Asnawir, Manajemen, op.cit., hlm. 3
8
5
dapat digunakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan10
Secara lebih rinci Anton Atha'illah menjelaskan kegiatan yang
dilakukan dalam pengorganisasian, yaitu :
a. Penerimaan Fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan dalam
melaksanakan rencana
b. Pengelompokan dan pembagian kerja menjadi stgruktur organisasi yang
teratur
c. Pembentukan struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi
d. Penentuan metode kerja dan prosedurnya
e. Pemilihan, pelatihan, dan pemberian informasi kepada staf11
Pengorganisasian
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan manajemen. Meminjam istilah Asnawir, ia merupakan salah satu
fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua
setelah perencanaan.
Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen. karena membuat
posisi orang menjadi jelas dalam struktur dan pekerjaannya. Melalui
pengorganisasian pekerjaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam
kaitan ini, seorang manajer dituntut memahami sifat pekerjaan (job
sfesification) dan kualifikasi orang yang harus mengisi jabatan. Dengan
dengan demikian kemampuan menyusun personalia adalah menjadi bagian
pengorganisasian.
C. Sejarah Lahirnya Organisasi
Lahirnya organisasi berawal dari kebutuhan manusia akan orang
lain. Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
yang berorganisasi. Banyak hal (tujuan) dalam kehidupan manusia yang
tidak mungkin tercapai tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia
10
11
hlm. 111
Asnawir, Dasar-Dasar, op.cit., hlm. 129-130
M. Anton Atho'illah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung : C.V. Pustaka setia, 2010),
6
memerlukan wadah untuk mewujudkan tujuan bersama yang dinamakan
organisasasi. Menurut Abdul Aziz Wahab, organisasi manusia lahir Dari
suatu pengalaman manusia yang sudah lama. Masyarakat primitif
berorganisasi untuk berburu guna memperoleh makanan serta memperoleh
perlindungan dari berbagai hal. Membangun piramida memerlukan upaya
organisasi yang luar biasa. Selain itu, membuat irigasi, membangun kanal
mrupakan manifestasi prilaku organisasi yang pernah ada. Organisasi
modern lahir dari organisasi manusia seperti ini12Lebih jauh, menurt
Garlof, seperti dikutip oleh Abdul Aziz, untuk mengenal lebih jauh tentang
sumber/asal organisasi, perlu dikaji secara lebih lengkap tentang
manajemen karena kedua hal itu saling berhubungan dan tidak dipisahkan.
Dalam ungkapannya ia berkata, " Organizations are the behavioral and
physical manifestation of manajement process dynamics … Elements of
the manajement proses commonly presented in the literature to disscribe
the manajemen function are planning, organizing, directing and
controlling. And the point is that the dynamic set of independent element
which constitute the behavior we call management13
D. Unsur-Unsur Organisasi
Unsur-unsur organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada
dalam suatu organisasi. Artinya, jika salah satu komponen tidak berfungsi
maka organisasi akan berjalan pincang atau sama sekali tidak berjalan.H. B
siswanto menyebut unsure-unsur organisasi sebagai elemen-elemen organisasi.
Menurutnya ada tiga macam yang menjadi elemen organisasi, yaitu :
1. Sekelompok orang
Setiap orang yang tergabung di dalam suatu organisasi terikat
dengan norma, peraturan, ketentuan dan kebijakan yang telah dirumuskan
dan masing-masing pihak siap melaksanakannya dengan penuh tanggung
jawab
12
Abdul Aziz Wahab, Anatomi organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, ( Bandung :
Alfabeta, 2008), hlm. 7
13
Ibid., hlm. 7-8
7
2. Interaksi dan kerja sama
Di dalam suatu organisasi yang terdiri sekelompok orang tersebut saling
mengadakan hubungan timbale balik, saling member dan menerima, dan
juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud
(purpose), sasaran (objective), dan tujuan (goal)
3. Tujuan bersama
Orgnanisasi yang terdiri dari atas sekelompok orang yang saling
berintraksi dan bekerja sama diarahkan pada satu titik tertentu, yaitu tujuan
bersama dan ingin direalisasikan. Setiap organisasi memiliki tujuan yang
telah dirumuskan secara bersama-sanma. Tujuan yang bersama hendak
direalisasikan tersebut dapat merupakan tujuan jangka panjang maupun
jangka pendek. Mungkin juga tujuan pencapaiannya secara rutin maupun
tujuan yang pencapaiannya secara berkala14
Khaerul Umam mengidentifikasi unsur-unsur organisasi sebagai
berikut
1. Kumpulan orang
2. Kerja sama
3. Tujuan bersama
4. Sistem koordinasi
5. Pembagian tugas dan tanggung jawab
6. sumber daya15
Berbeda dengan kedua pendapat di atas, O'Connor, seperti dukutip Daman
Hermawan aspek-aspek orgsnisasi itu terdiri empat macam, yaitu :
1. Misi
2. Goals
3. Objektives
4. Behavior16
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa di dalam
suatu organisasi harus memuat kumpulan orang-orang yang saling bekerja
14
H.B. Siswanto, op.cit., hlm. 73
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 127
16
Riduwan (ed), op.cit., hlm. 70
15
8
sama sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya dalam rangka mewujudkan
tujuan yang telah disepakati bersama
E. Prinsip-Prinsip, Fungsi dan Manfaat Organisasi
1. Prinsip-prinsip organisasi
Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok,
yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip
merupakan dasar, meskipun tidak mutlak. Dalam suatu organisasi prinsip
amat diperlukan, sebagai pedoman sehingga organisasi bisa tumbuh dan
berkembang.17 Asnawir mencatat ada 11 prinsip yang harus diperhatikan
dalam suatu organisasi, yaitu sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan organisasi secara jelas
b. Setiap anggota memahami tujuan yang telah ditetapkan, sehingga
mereka bertindak dengan penuh kesadaran bukan karena paksaan
c. Adanya pembagian kerja yang didasarkan kepada kemampuan dan
minat para anggota yang terlibat dalam organisasi.
d. Adanya koordinasi antara orang-orang dan unit-unit yang terkait
dalam kegiatan pada suatu organisasi.
e. Pelimpahan wewenang yang sesuai dengan tanggung jawab
f. Penetapan hirarki wewenang dari atas ke bawah harus dilakukan
secara jelas sehingga pola hubungan kerja dapat dipertahankan.
g. Adanya kesatuan arah (unity of direction), ehingga senmua kegiatan
dan sumber yang digunakan dalam organisasi harus mengarah kepada
tujuan yang sama
h. Adanya kesatuan perintah (unity of command), sehingga setiap
anggota kelompok hanya memiliki satu pinpinan atau satu atasan
langsung, tempat menerima perintah, menyampaikan laporan, dan
mempertanggung jawabkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
i. Adanya "span of controle atau rentang kendali, yaitu batasan
kemampuan pengawasan dalam mengawasi
17
H.B. Siswanto, op.cit., hlm. 97
bawahan. Jumlah
9
terbanyak langsung yang dipinpin dengan baik oleh seorang atasan
tertentu antara 5 atau 6 orang
j. Struktur organisasi dibuat sesederhana mungkin dan adanya
fleksibilitas yang tinggi sesuai dengan kebutuhan nyata, kadar
pengawasan dan pengendalian
k. Struktur organisasi harus relatif permanen, selama tidak ada hal-hal
yang sifatnyua memaksa, maka pola organisasi tidak perlu dirobah18.
Selain memperhatikan prinsip-prinsip di atas, dalam penyusunan suatu
organisasi perlu juga hal-hal berikut ini :
1). Mengatur tugas dan kerjasama dengan sebaik-baiknya
2) Mencegah terrjadinya kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan
yang dihadapi
3) Mencegah kesimpang siuran
4) Menentukan pedoman-pedoman kerja19
Prajudi Atmosudirjo menetapkan prinsip organisasi 11 macam,
yaitu:
1. Kesatuan Komando
2. Pembagian Kerja
3. Keseimbangan antara tugas dan tanggung jawab, dan
kekuasaan
4. Prinsip komunikasi
5. Kontinuitas/kesinambungan
6. Prinsip koordinasi
7. Saling Asuh
8. Pelimpahan kekuasaan/delegasi
9. Pengamatan , Pengawasan, dan Pengecekan
10. Asas Tahu diri
11. Kehayatan20
12.
18
Asnawir Manajemen, op.cit., hlm. 5-7
Ibid
20
. M. Anton Atho'illah, op.cit., hlm. 183-185
19
10
2. Fungsi dan Manfaat Organisasi
Selain prinsip-prinsip organisasi di atas, sasaran yang akan dituju
suatu organisasi juga perlu dipahami. Sasaran organisasi adalah keadaan
yang diinginkan dan realisasinya menjadi tanggung jawab yang
bersangkutan yang akan memberikan jawaban ke arah mana tujuan
organisasi. Adapun yang menjadi fungsi dari sasaran organisasi adalah :
1. Dapat merumuskan serta memusatkan perhatian atau mengarahkan para
manajer dalam usaha memperolehdan mempergunakan sumber daya
organisasi
2. Dapat digunakan sebagai dasar dan alas an pengorganisasian
3. Sebagai standar penilaian terhadap organisasi, dan dapat dijadikan
sebagai ukuran terhadap derajart efektifitass dan efisiensi organisasi
dalam mencapai tujuannya
4. Sebagai
sumber
legitimasi
yang
membenarkan
kegiatan
dan
eksistensinya terhadap kelompok-kelompok yang beraneka ragam
seperti para penanam modal, anggota pelanggan dan masyarakat secara
keselurtuhan dan sebagainya.
5. Dapat membantu orgnisasi untuk memperoleh sumber daya manusia
yang dibutuhkan.21
Fungsi sasaran bagi para anggota perseorangan dalam suatu organisasi
adalah :
1. Dapat memberikan pengarahan kerja sehingga mendorong para
pekerja untuk memusatkan perhatian dan usahanya secara lebih jelas
kea rah tujuanj yang telah ditetapkan
2. Memberikan alasan sebagai dasar untuk bekerja dan dapat
memberikan arti pada nisasi akan tererjamin bahwa orgpekerjaan
yang kelihatannya tidak terarah
3. Dapat dijadikan sebagai sasaran pencapaian keinginan pribadi
4. Dapat membantu individu merasa terjamin bahwa organisasi akan
terus berjalan untuk masa selanjutnya
21
Asnawir, Manajemen, op.cit., hlm. 9
11
5. Dapat memberikan identifikasi dan status bagi para pekerjanya22
F. Tipe/ Bentuk Organisasi
Dilihat dari struktur, wewenang, dan tanggung jawab para anggota
organisasi, organisasi dapat dibedakan menurut bentuknya
kepada
beberapa tipe, yaitu :
1. Organisasi dalam bentuk lini atau garis
Organsasi tipe pertama disebut juga dengan bentuk jalur atau bentuk
militer. Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang memandang
dan menerapkan sumber wewenang tunggal. Segala keputusan/
kebijaksanaan dan tanggung jawab berada pada satu tangan, yaitu
berada pada eksekutif.
23
Adapun cirri-ciri organisasi dalam bentuk ini
adalah :
a. Garis komando dari atasan ke bawahan atau dari pinpinan tertinggi
kepada berbagai tingkat operasional
b. Masing-masing pekerja bertanggung jawab penuh terhadap semua
kegiatannya
c. Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pinpinan puncak
d. Ruang lingkup organisasinya lebih kecil dan jumlah anggotanya
lebih sedikit
e. Hubungan kerja antara atasan dan bawahan bersifat langsung
f. Tujuan alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi bersifar
sederhana
g. Pemilik organisasi biasanya menjadi pinpinan yang tertinggi
h. Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah
i. Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya
j. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam.
Organisasi lini memiliki kelebihan yang sangat menonjol,
yaitu mudah pengelolaannya, disiplin yang kuat, dan selalu berada
22
23
Ibid., 9-10
M. Anton Ath'illah, op.cit., hlm 177
12
dalam satu komando yang berada di tangan seorang pimpinan.24 Di
samping kelebihan tersebut, organisasi lini mempunyai kelemahan,
di antaranya tujuan organisasi cenderung sama, atau paling tidak
didasarkan pada tujuan pribadi, yaitu pimjpinan tertinggi dari
organisasi. Selain itu pimpinan tertinggi cenderung bertindak
otoriter, karena organisasi dipandang milik pribadi.25
Gambaran organisasi dalam bentuk ini dapat dilihat pada
bagan berikut :
PIMPINAN
KEP. BIRO
KABAG
KABAG
KEP. BIRO
KABAG
KABAG
G
Organisasi dalam bentuk staf hanya mempunyai hubungan
dengan pucuk pimpinan dan berfungsi memberikan bantuan baik
berupa pikiran maupun bentuk lain demi kelancaran tugas pimpinan
dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak
mempunyai garis komando ke bawah/daerah-daerah26. Hubungan
struktural pada organisasi ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :
24
Ibid. hlm 177
Asnawir, Manajemen, op.cit., hlm. 13
26
Ibid., hlm. 14. Lihat juga M. Anton Atho'illah, op.cit., 178
25
13
2. Organisasi dalam Bentuk Staf (Staff Organiszation)
PIMPINAN
PIMPINAN
STAF
STAF
3. Organisasi Lini dan Staf.
Organisai ini diciptakan oleh Harrington Emerson. Bentuk
organisasi ini terjadi pada organisasi yang lebih besar yang
memiliki jumlah staf yang banyak sehingga tenaga-tenaga spesialis
menjadi kebutuhan organisasi ini. Staf yang dimaksud adalah orang
yang memilikikeahlian tertentu.
Para tenaga ahli itu biasanya
diperlukan untuk memberiakn nasehat atau saran-saran kepada
pejabat pimpinan di dalam organisasi tersebut.
27
Ada beberapa
karakteristik organaisasi dalam bentuk ini, yaitu :
a. Organisasinya besar dan komplek
b. Jumlah karyawannya banyak
c. Terdapat dua kelompok karyawan yaitu karyawan lini dan
karyawan staff
d. Hubungan langsung antar anggota/bawahan dengan pimpinan
tidak mungkin lagi dilaksanakan
e. Adanya spesialiosasi
yang dikembangkan dan dipergunakan
secara optimal28
Organisasi dalam bentuk ini memiliki keunggulan dan
kelemahan. Di antara keunggulannya adalah adanya pembagian
tugas yang jelas antar kelompok lini yang melakukan tugas
pokok organisasi dan kelompok staf yang melakuklan kegiatan
penunjang. Sedang kelemahan yang dimiliki organisasi seperti
27
28
Ibid. hlm. 178
Asnawir, Dasar-dasar Administrasi, opcit., hlm.141
14
ini antara lain, karena banyaknya staf dengan keahlian masingmasing menimbulkan persainagn karir yang kurang sehat.29
Gambaran hubungan dalam organisasi Lini dan staf
dapat dilihat pada bagan berikut ini :
PIMPINAN
PImPINAN
STAF
MANAJER
MANAJER
STAF
STAF
STAF
STAF
4. Organisasi dalam bentuk Fungsioanl
Organisasi
mendasarkan
fungsional
kepada keahlian.
30
adalah
organisasi
yang
Organisasi fungsional pertama
kali diciptakan oleh Taylor. Ciri dari organisasi ini adalah adalah
bentuk organisasi dimana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada
para pejabart yang memimpin satuan di bawahnya dalam satu
bidang pekerjaan tertentu. Setiap kepala dari satuan mempunyai
kekuasaan untuk memerintah dan mengawasi semua semua pejabat
bawahan sepanjang mengenai bidangnya. Organisasi tidak terlalu
menekankan pada structural akan tetapi lebih banyak berdasar pada
sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan. Menurut Anton
Atho'illah cirri penting pada organisasi ini pimpinan
tidak
memiliki bawahan yang jelas. Setiap atasan dapat melakukan
29
30
Ibid.. Lihat juga M. anton Atho'illah, op.cit., 179
Abdul Aziz Wahab, op. cit.,112
15
instruksi kepada semua bawahan sepanjang sesuai wewenang dan
tanggung jawabnya.31
Kebaikan dari organisasi adalah adanya pembagian tugas
antara kerja pikir dan dan fisik, spesialisai karyawan menjadi
maksimal, moral dan disiplin kerja tinggi, koordinasi antara orangorang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan. Sedangkan
yang menjadi kelemahan organisasi ini adalah inisiatif perorangan
sering tertekan karena sudah dibatasi pada suatu fungsi. Selain itu,
Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit dilakukan karena orangorang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya
saja.32
Gambaran organisasi pada lini staf ini dapat dilihat pada bagan
berikut ini :
PIMPINAN
T. AHLI
T. AHLI
T.AHLI
T.AHLI
KEPALA PROYEK
5. Organisasi dalam Bentuk Panitia
Organisasi dalam bentuk panitia adalah organisasi dimana
para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat
panitia. Di sini ada unsur pinpinan dan ada unsur pelaksana yang
disebut dengan " task force" (satgas). Adapun cirri-ciri organisasi
dalam bentuk ini adalah :
31
32
M. Anton Athoillah, op.cit., 179
Asnawir, Manajemen, opcit., hlm.18
16
a. Struktur tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi dan para petugas
b. Struktur organisasi secara relative tidak permanen. Organisasi
itu hanyha dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan
c. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif
d. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan
tanggung jawab yang sama
e. Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu
dalam bentuk satgas33
Bentuk organisasi seperti ini mengandung kebaikan dan
kelemahan, di antara kelebihannya keputusan dapat diambil
dengan baik dan tepat, kecil kemungkinan penggunaan
kekuasaan secara berlebihan, usaha kerja sama bawahan mudah
digalang34.Kelemahan dari organisasi ini adalah sering terjadi
penumpukan pekerjaan di bagian tertentu, bubar tanpa
pertanggungjawaban yang formal.35
KETUA
WAKIL KETUA
BENDAHARA
SEKRETARIS
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
SEKSI
Organisasi, dilihat dari segi kekuasaan/tanggung Jawab
dapat dibagi kepada tiga bentuk, yaitu :
33
Asnawir, Manajemen opcit., hlm. 20
Ibid
35
M. Anton Atho'illah, op.cit., hlm. 181
34
17
1. Sentralisasi
Suatu organisasi dikatakan sentralistik bila kekuasaan
dan tanggung jawab semua kegiatan doperasional dil;akukan
oleh pusat. Semua urusan mulai dari penentuan kebijakan dan
operencanaan, penentuan strukrtur dan personalia, urusan
kepegawaian sampai pada penyelenggaraan dpembanginan
sekolah,
penentuan
kurikulum,
alat-alat
pembelajaran
semuanya ditentukan oleh pusat. Adapun pekerjaan yang
dilakukan di daerah merupakan pekerjaan peranara sebagai
penyambung atau penyalur ketetapan dan intraksi dari pusat
yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Adapun cirri p[okok dari pengeloaan organisasi ini adanya
keseragaman di hampir semua kegiatan pendidikan terutama
di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.
2. Desentralisasi
Organisasi Desenteralistik merupakan organisasi
yang kekuasaan dan tnaggung jawab kegiatan organisasi
tidak hanya dipegang oleh upapusat, tetapi juga dipegang
oleh daerah. Organisasi dalwai, dsb.am bentuk ini, daerah
diberi otonomi luas yang meliputi penentuan biaya, rencanarencana organisasi, penentuan personil pegawai, dsb.
3. Dekonsentrasi merupakan penggabungan antara sentralisasi
dengan desentrealisasi, dimana antara pusat dan daerah
secara bersama-sama melaksanakan pengelolaan administrasi
organisasi.
G. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi
Salah satu prinsip organisasi adalah kerja sama. Kerja sama
dapat berjalan dengan baik apabila terjadi komunikasi dialogis antara
18
manejer dengan bawahan dan di antara seluruh pekerja yang
melaksanakan kegiatan organisasi.
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin Cum,
sebuah kata depan yang artinya dengan atau bersama deengan, units,
sebuah bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata
communion, artinya kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan
dan pergaulan. Bentuk kata kerjanya adalah communicate yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, membicarakan sesuatu dengan
orang lain, member tahukan sesuatu kepada seseorang.36 Secara
terminologi, ada beberpa pengertian komunikasi yang dikemukakan
oleh pakar manajemen dan organisasi di antaranya sebagai berikut :
a. Asnawir mendefinisikan komunikasi adalah
merupakan proses
dimana pesan disampaikan oleh penyampai pesan (komunikator)
kepada penerima pesan (receiver)37
b. Dennys Murphy seperti dikutip Khairul Umam menyatakan bahwa
komunikasi adalah seluruh proses yang dipergunakan untuk
mencapai pikiran-pikiran orang lain.38
c. Komunikasi adalah sebuah proses interaksi yang mempunyai arti
antara sesame manusia
d. Keith Davis, seperti dikutip oleh Anton Atho'illah mengatakan
komunikasi merupakan proses penyampaian dan pemahaman dari
seseorang kepada orang lain.39
2. Unsur-unsur Komunikasi
Beberapa definisi di atas menjelaskan bahwa komunikasi akan
berlangsung apabila unsur-unsur komunikasi itu terpenuhi, yaitu :
a. Komunikator
36
Khaerul Umam, op.cit., hlm.21`9
Asnawir , Dasar-Dasar ,op.cit., hlm. 234
38
Khaerul, op.cit., , hlm. 220
39
M. Antron Athoillah, op. cit., hlm. 214
37
19
Komunikator adalah orang yang menyampaikan berita
kepada komunikan. Dalam menyampaiakan pesannya komunikator
harus memperhatikan dengan siapa ia berkomunikasi, apa yang akan
disampaikan, dean bagaimana cara menyampaikannnya. Dalam
menyampaiakan pesan ia harus nmenyesuaikan dengan tingkat
pengetahuan pihak penerima.
b. Komunikan
Komunikan adalah penerima atau patner dari komunikator.
Kumunikan berperan sebagai penerima berita. Penerima mungkin
mendengarkan
pembiucara
atau
menuliskan
teks
atau
menginterpretasikan pesan dengan berbagai cara.
c. Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui oleh isi pernyatan
komunikator kepadakomunikan. Pesan berupa kata-kata, tulisan,
gamabaran dapat dikirim melalui beberapa saluran telepon, faksimili,
foto copy, dsb.
Dalam praktek komunikasi saluran tidak selalu diperlukan
oleh komunikator. Komunhikator dapat secara langsung disampaikan
kepada
komunikan.
Proses
komunikasi
seperti
ini
disebut
komunikasi langsung atau facve to face40
Klassifikasi yang lebih rinci dikemukan oleh Anton Ath'illah,
yaitu sebagai berikut :
a. Komunikator
b. Komunikan
c. Pesan, berita, dan informasi
d. Alat komunikasi
e. Teknik komunikasi
f. Interaksi kedua belah pihak
g. Verbalitas dan non verval dalam komunikasi
40
Khaerul Umam, op.cit., 222-223
20
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi
Arus informasi dalam proses komunikasi dalam organisasi
terjadi dari tiga arah, yaitu :
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah mengalir dari orang pada
hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Misalnya
dalam bentuk instruksi, memo resmi, prosedur, pedoman kerja,
pengumuman, dsb.41Menurut Asnawir komunikasi seperti ini
dapat berupa :
1. Job instruction, yaitu instuksi tentang pekerjaan ditujukan untuk
mengarahkan pekerjaan bawahan, serta penjelasanbagaimana
mengerjakan pekerjaan tersebut
2. Bersifat rasional, yaitu berupa penjelasan tentang maksud atau
aktiovitas dan kecocokan dengan tujuan organisasi secara
keseluruhan
3. Adanya informasi berupa penjelasan tengtang dimaksudkan untuk
memberikan informasi agar bawahan mengetahui peraturan,
kebiasaan, mekanisme kerja dan data yang diperlukan dalam
organisasi
4. Adanya umpan balik, yaitu informasi tentang hasil pekerjaan
yang dilakukan, sehingga mereka mengetahui kemajuan yang
telah dicapai
5. Adanya alasan untuk membenarkan tujuan organisasi agar
mendapat dukungan bawahan42
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Berbeda dengan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas
mengalir dari orang pada hierarki yang lebih rendah ke jenjang
yang lebih tinggi Misalnya dalam bentuk saran, pertemuan
kelompok, pengaduan, dsnb. Melaui komunikasi semacam ini
41
42
HB. Siswanto., op. cit., hl;m 100
Asnawir Administrasi Pendidikan, op.cit., hlm. 237
21
pimpinan dapat mengetahui laporan, saran, sdan pengaduan dari
bawahannya. Dengan demikian ia akan dapat membuat keputusan
dan kebijaksanaan yang lebih tepat dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara
pihak-pihak yang sama tingkatannya/derajatnya pada suatu
organisasi. Komunikasi dalam bentuk ini dapat berupa :
1. Pembentukan komite yang ditujukan untuk tugas-tugfas
khusus, dimaksudkan untuk menghindari hambatan-hambatan
struktur formal
2. Konferensi yang ditujukan untuk menjelaskan dan membahas
serta
membicarakan
kebijakan
organisasi,
mengadakan
penyesuaian antara bagian-bagian organisasi, melengkapi
informasi dan membicarakan masalah-masalah yang dihadapi
bersama dalam organisasi
3. Ceramah yang sering digunakan unrtuk menjelaskan kebijakan
baru dan strategi yang digunakan
4. Pertemuan-pertemuan social yang informal
5. Laporan tahunan, buku pegangan atau manual43
4. Membangun Komunikasi yang efektif
Menurut Bernard, seperti dikutip oleh Asnawir, komunikasi
akan menjadi efektif apabila memperhatikan tujuh faktor berikut ini,
yaitu :
1. Sasaran komunikasi harus diketahui secara pasti, dengan penunjukan
individu menduduki suatu posisi. Hal ini harus diberitahukan kepada
anggota-anggota organisasi disertai dengan bagan organisasi
43
Ibid 238-239
22
2. Sasaran komunikasi duiusahan sependek mungkin, sehingga semakin
pendek jalur komunikasi akan semakin cepat sampai kepada
penerima pesan dan akan semakin sedikit salah pengertian
3. Mempunyai saluran formal, maksudnya ada orang yang melap[orkan
pesan kepada orang yang telah ditetapkan
4. Harus melalui saluran yang lengkap. Misalnya komunikasi dari atas
ke bawah harus melalui setiap tingkat hierarki organisasi. Hal ini
supaya tidak terjadi komunikasi yang saling bertentangan karena ada
bagian organisasi yang dilompati
5. Sumber komunikasi harus dapat dipercaya. Oleh karena itu sumber
komunikasi harus dari yang berkompeten
6. Saluran komunikasi tidak boleh diselingi/ diganggu pada waktu
komunikasi itu berlangsung
7. Sumber komunikasi dalam organisasi harus jelas44
Selain dari hal-hal di atas, untuk membangun komunikasi
yang efektif, menururt Khaerul Umam, ada lima aspek yang harus
menjadi perhatian, yaitu :
a. Kejelasan (clarity). Bahasa maupun informasi yang disampaikan
harus jelas
b. Ketepatan (accuracy). Bahasa dan informasi yang disampaikan
betul-betul akurat. Artinya, apa yang disampaikan sesuai dengan
apa yang diketahui komunikator. Sebab, boleh jadi informasi
yang disampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang
disampaikan benar seperti apa yang diketahui pembicara.
c. Kontek. Bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
dengan keadaan dan lingkungan komunikasi itu terjadi.
d. Alur (flow) keruntututan alur bahasa dan informasi sangat berarti
dalam menjalin komunikasi yang efektif.
e. Budaya (culture). Aspek budaya harus dipertimbangkan dalam
menyampaikan informasi45.
44
Asnawir, Administrasi Pendidikan ,op. cit., hlm 235-236
23
H. Kesimpulan
Berdasaran Uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa organisasi
adalah kumpulan dari sekelompok yang saling berinteraksi dan bekerja
sama dalam mewujudkan tujuan tertentu. Organisasi lahir didasarkan atas
kebutuhan manusia itu kepada orang, dan kemudian membentuk organisasi
sedrhana sampai organisasi modern. Di dalam suatu organisasi terdapat
unsur-unsur tidak dapat tidak harus ada, seperti orang, tujuan, rencana,
dsb. Organisasi juga dapat berjalan dengan efektif apabila memperhatikan
beberapa prinsip organisasi, seperti adanya tujuan organisasi yang jelas,
pembagian kerja, adanya pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan,
dsb. Berdasarkan struktur kewenangan dan tanggung jawab kerja ada
beberapa tipe/bentuk organisasi, yaitu: organisasi lini, organisasi staf,
organisasi lini dan staf, dan organisasi fungsional.
Komunikasi adalah sesuatu keniscayaan dalam proses manejerial
organisasi. Komunikasi akan menjadi efektif apabila komunikator
memperhtikan faktor-faktor komunikasi yang efektif, seperti sasaran
komunikasi, penggunaan informasi yang tepat.
45
Khaerul Umam, Op.cit., hlm. 229-230
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Aziz
Wahab,
Anatomi
organisasi
Pendidikan,.Bandung : Alfabeta, 2008.
dan
Kepemimpinan
Akdon, Strategic Manajemen for Educational Management,. Bandung :
Alfabeta, 2019.
Amin Widjdja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta,
1993.
Asnawir, Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Padang : IAIN IB Press,
2003.
------------, Manajemen Pendidikan.Padang: IAIN IB Press, 2006.
Faisal Afif dan Ismet Abdullah (ed), Manajemen Strategik Keorganisasian.
Bandung : P.T. Refika aditama, 2010.
H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara, 2010.
Kartini Kartono, Peminpin dan Kepeminpinan. Jakarta Raja Grafindo Persada,
1998.
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi. Bandung : Pustaka Setia, 2010.
M. Anton Atho'illah, Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : C.V. Pustaka setia,
2010.
Riduwan (ed), Manajemen Pendidikan. Bandung : Alpabeta, 2010.
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung : Alfabeta, 2010.
Download