siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Ruang Makassar BKPM
25 Januari 2017
Realisasi Investasi Tahun 2016 Meningkat 12.4%
Dibanding Tahun 2015
Caption : Kepala BKPM Thomas Lembong saat kunjungan ke Desa Bipolo, NTT, 19 Desember 2017
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis realisasi investasi Triwulan IV
(Oktober—Desember) 2016 sebesar Rp. 159,4 triliun, meningkat 9,6% dibandingkan periode yang sama Tahun 2015. Realisasi PMDN mencapai Rp 59,1 triliun, meningkat 25,8%
dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu, sedangkan PMA mencapai Rp 101,3
triliun atau tumbuh 2,1%.
Dengan tambahan capaian Triwulan IV tersebut, realisasi investasi Januari-Desember 2016
mencapai Rp 612,8 triliun, meningkat 12,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 545,4 triliun.
Thomas
Lembong:
“Realisasi
Tenaga Kerja, PMDN, dan PMA
Selama periode Triwulan IV 2016, tercatat penyerapan Tenaga
Kerja Indonesia sebanyak 434.466 orang, terdiri dari oleh PMDN
sebanyak 124.843 orang dan oleh PMA sebanyak 309.623
orang. Realisasi investasi PMDN Januari-Desember meningkat
20,5% sebesar Rp 216,2 triliun, sementara realisasi investasi
PMA naik 8,4% sebesar Rp 396,6 triliun. Capaian realisasi investasi PMDN dan PMA Tahun 2016 yang sebesar Rp 612,8 triliun melampaui target realisasi investasi Tahun 2016 sebesar
3,0% (dari target Rp 594,8 triliun).
investasi Tahun 2016 yang melebihi
3.0% dari target realisasi
investasi Tahun 2016
merupakan pertanda
yang baik dan cukup positif. Selain karena kinerja
investasi tetap menunjukkan geliat pertumbuhan di
tengah-tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi
global dan regional, juga
menunjukkan investasi
memberikan dampak
berganda, antara lain
peningkatan penyerapan
lapangan kerja. Makna
strategis dari capaian
positif realisasi investasi
ini juga memperlihatkan
kepercayaan investor
terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan yang dapat terjaga
dengan baik.
Perkembangan Realisasi Investasi 2011 – Desember 2016 : Per Triwulan
Realisasi Investasi
di Luar Jawa
“Untuk mendukung peningkatan investasi di luar
Pulau Jawa ini diperlukan kerja sama dari
semua pemangku
kepentingan, termasuk
instansi pemerintah
pusat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP)
Provinsi di Kabupaten/
Kota di seluruh Indonesia untuk lebih memberikan kemudahan bagi
para investor”
- Thomas Lembong-
Lokasi Realisasi Proyek Investasi
Sepanjang periode Januari-Desember 2016, tercatat realisasi
investasi di luar Jawa sebesar Rp 284,1 triliun (46,4% dari
total realisasi investasi), meningkat sebesar 14,2% dari periode yang sama tahun lalu,yang diharapkan akan lebih dapat
menciptakan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah
khususnya di luar Jawa.
Realisasi PMDN & PMA Januari-Desember 2016
berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (Rp
105,3 triliun); Jawa Timur (Rp 72,9 triliun); DKI Jakarta (Rp
58,8 triliun); Banten (Rp 52,3 triliun); dan Sumatera Selatan
(Rp 46,8 triliun).
“Kinerja
investasi
selama
Januari-Desember
2016
menunjukkan pertumbuhan investasi sebesar 12,4%, memberikan optimisme bahwa bukan saja target tahun 2016 telah
terlampaui, namun target tahun 2017 sebesar Rp 678,8 Triliun juga meberikan harapan dan optimisme akan dapat dicapai," pungkas Kepala BKPM. (*)
Untuk keterangan lebih lanjut dapat
menghubungi:
M. M. Azhar Lubis
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal
Jl. Jend. Gatot Subroto 44, Jakarta 12190,
Indonesia
Telepon: 021-5252008 ext.7001
HP: 08159525035
Lampiran
Poin-Poin Realisasi Investasi Triwulan IV dan Januari – Desember 2016
Berikut hal penting dari hasil realisasi
investasi PMDN dan PMA pada Triwulan IV
Tahun 2016.
Realisasi Investasi PMDN
Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar)
adalah : Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp
12,9 triliun); Listrik, Gas dan Air (Rp 11,5 triliun); Industri
Makanan (Rp 8,0 triliun); Industri Logam Dasar, Barang
Logam, Mesin dan Elektronik (Rp 5,7 triliun); dan Konstruksi (Rp 4,8 triliun). Sedangkan apabila seluruh sektor
industri pengolahan digabung maka terlihat industri
pengolahan memberikan kontribusi sebesar Rp 31,4 triliun
atau 54,0 % dari total PMDN.
Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar)
adalah : Jawa Tengah (Rp 14,2 triliun), Jawa Barat (Rp 8,1
triliun); Jawa Timur (Rp 7,5 triliun); Sulawesi Utara (4,9
triliun); dan Lampung (Rp 4,6 triliun).
Realisasi Investasi PMA
Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah :
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik
(US$ 1,1 miliar); Pertambangan (US$ 1,1 miliar); Listrik, Gas
dan Air (US$ 0,9 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia
dan Farmasi (US$ 0,7 miliar); dan Perumahan, Kawasan
Industri dan Perkantoran (US$ 0,6 miliar). Sedangkan
apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat
industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,6 miliar atau
47,9% dari total PMA.
Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah
DKI Jakarta (US$ 1,2 miliar); Jawa Barat (US$ 1,1 miliar);
Papua (US$ 0,7 miliar); Banten (US$ 0,6 miliar); dan Sulawesi Tengah (US$ 0,4 miliar).
Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) adalah :
Singapura (US$ 2,1 miliar); R. R. Tiongkok (US$ 1,1 miliar);
Jepang (US$ 0,9 miliar); Amerika Serikat (US$ 0,7 miliar);
dan Hong Kong, RRT (US$ 0,7 miliar).
Sebaran Lokasi Proyek.
Pada Triwulan IV Tahun 2016, realisasi investasi di Pulau
Jawa sebesar Rp 78,4 triliun dan realisasi investasi di luar
Pulau Jawa sebesar Rp 81,0 triliun. Apabila dibandingkan
dengan periode yang sama pada Tahun 2015 sebesar Rp
68,1 triliun, terjadi peningkatan realisasi investasi di luar
Pulau Jawa sebesar 18,9%.
Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia
Realisasi penyerapan tenaga kerja indonesia pada Triwulan
IV 2016 mencapai 434.466 orang yang terdiri dari proyek
PMDN sebanyak 124.843 orang dan dari proyek PMA
sebanyak 309.623 orang.
Kumulatif Realisasi Investasi Periode Januari –
Desember 2016 :
Berikut hal penting dari hasil realisasi investasi PMDN dan
PMA pada Januari s.d. Desember 2016 :
Realisasi Investasi PMDN
Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah:
Industri Makanan (Rp 32,0 triliun); Industri Kimia Dasar,
Barang Kimia dan Farmasi (Rp 30,1 triliun); Transportasi,
Gudang dan Telekomunikasi (Rp 26,8 triliun); Listrik, Gas
dan Air (Rp 22,8 triliun); dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 21,0 triliun). Sedangkan apabila seluruh sektor
industri pengolahan digabung maka terlihat industri
pengolahan memberikan kontribusi sebesar Rp 106,8
triliun atau 49,4% dari total PMDN.
Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar)
adalah Jawa Timur (Rp 46,3 triliun); Jawa Barat (Rp 30,4
triliun); Jawa Tengah (Rp 24,1 triliun); Banten (Rp 12,4
triliun); dan DKI Jakarta (Rp 12,2 triliun).
Realisasi Investasi PMA
Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan
Elektronik (US$ 3,9 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang
Kimia dan Farmasi (US$ 2,9 miliar); Industri Kertas,
Barang dari kertas dan Percetakan (US$ 2,8 miliar);
Pertambangan (US$ 2,7 miliar); dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 2,4 miliar).
Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung
maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar
US$ 16,7 miliar atau 57,6% dari total PMA.
Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 5,5 miliar); DKI Jakarta (US$ 3,4
miliar); Banten (US$ 2,9 miliar); Sumatera Selatan (US$
2,8 miliar); dan Jawa Timur (US$1,9 miliar).
Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) adalah
Singapura (US$ 9,2 miliar); Jepang (US$ 5,4 miliar); R.R.
Tiongkok (US$ 2,7 miliar); Hong Kong, RRT (US$ 2,2
miliar); dan Belanda (US$ 1,5 miliar).
Sebaran Lokasi Proyek
Pada periode Januari – Desember Tahun 2016, realisasi
investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 328,7 triliun (53,6%)
dan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp
284,1 triliun (46,4%). Apabila dibandingkan dengan
periode yang sama pada Tahun 2015 sebesar Rp 248,7
triliun terjadi peningkatan realisasi investasi di luar
Pulau Jawa sebesar 14,2%.
Realisasi Investasi berdasarkan wilayah
pada periode Januari-Desember Tahun
2016 adalah :
Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar
Rp 117,6 triliun (19,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp
39,8 triliun dan PMA sebesar US$ 5,7 miliar. Sektor yang
dominan untuk PMDN adalah Listrik, Gas dan Air (Rp
10,5 triliun); Industri Makanan (Rp 7,5 triliun); Industri
Mineral Non Logam (Rp 6,1 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 5,0 triliun); dan
Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 3,1 triliun) dan
untuk PMA adalah Industri Kertas, Barang dari kertas
dan Percetakan (US$ 2,7 miliar); Industri Kimia Dasar,
Barang Kimia dan Farmasi (US$ 0,7 miliar); Industri
Makanan (US$ 0,5 miliar); Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$ 0,5 miliar); Listrik, Gas dan Air (US$ 0,4
miliar);
Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp
328,7 triliun (53,6%), terdiri dari PMDN sebesar Rp
126,4 triliun dan PMA sebesar US$ 14,8 miliar. Sektor
yang dominan untuk PMDN adalah Transportasi,
Gudang dan Telekomunikasi (Rp 26,1 triliun); Industri
Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 24,4 triliun);
Industri Makanan (Rp 17,3 triliun); Konstruksi (Rp 11,9
triliun); dan Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin
dan Elektronik (Rp 9,4 triliun); dan untuk PMA adalah
Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$
2,3 miliar); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 2,1 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (US$ 1,9 miliar); Industri
Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik
(US$ 1,6 miliar); Listrik, Gas dan Air (US$ 1,1 miliar);
Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi
sebesar Rp 68,8 triliun (11,2%), terdiri dari PMDN
sebesar Rp 33,6 triliun dan PMA sebesar US$ 2,6
miliar. Sektor yang dominan untuk PMDN adalah
Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 16,8 triliun);
Industri Makanan (Rp 5,7 triliun); Industri Mineral
Non Logam (Rp 5,5 triliun); Pertambangan (Rp 1,5
triliun); Perdagangan dan Reparasi (Rp 0,8 triliun);
dan untuk PMA adalah Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$ 1,0 miliar); Pertambangan (US$ 0,5 miliar); Industri Makanan (US$ 0,4 miliar); Listrik, Gas
dan Air (US$ 0,3 miliar); Industri Logam Dasar, Barang
Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 0,1 miliar).
Wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar
Rp 51,3 triliun (8,4%), terdiri dari PMDN sebesar Rp
13,6 triliun dan PMA sebesar US$ 2,8 miliar. Sektor
yang dominan untuk PMDN adalah Listrik, Gas dan Air
(Rp 6,5 triliun); Pertambangan (Rp 1,8 triliun); Industri
Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik
(Rp 1,6 triliun); Konstruksi (Rp 1,4 triliun); dan Industri Makanan (Rp 1,2 triliun); dan untuk PMA adalah
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan
Elektronik (US$ 1,7 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (US$ 0,3 miliar); Listrik, Gas
dan Air (US$ 0,3 miliar); Industri Mineral Non Logam
(US$ 0,1 miliar); Pertambangan (US$ 0,1 miliar).
Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi
investasi sebesar Rp 15,7 triliun (2,6%), terdiri dari
PMDN sebesar Rp 2,6 triliun dan PMA sebesar US$
0,9 miliar. Sektor yang dominan untuk PMDN adalah
Pertambangan (Rp 1,1 triliun); Tanaman Pangan dan
Perkebunan (Rp 0,8 triliun); Hotel dan Restoran (Rp
0,4 triliun); Industri Makanan (Rp 0,2 triliun); dan
Perdagangan dan Reparasi (Rp 0,1 triliun); dan untuk
PMA adalah Pertambangan (US$ 0,4 miliar); Hotel
dan Restoran (US$ 0,3 miliar); Perumahan, Kawasan
Industri dan Perkantoran (US$ 0,2 miliar); Jasa Lainya
(US$ 0,04 miliar); dan Perdagangan dan Reparasi (US$
0,02 miliar);
Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi
investasi sebesar Rp 30,7 triliun (5,0 %), terdiri dari
PMDN sebesar Rp 0,3 triliun dan PMA sebesar US$
2,2 miliar. Sektor yang dominan untuk PMDN adalah
Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 0,2 triliun);
Perdagangan dan Reparasi (Rp 0,03 triliun); dan
Listrik, Gas dan Air (Rp 0,01 triliun); dan untuk PMA
adalah Pertambangan (US$ 1,2 miliar); Industri Mineral Non Logam (US$ 0,4 miliar); Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 0,3
miliar); Industri Kayu (US$ 0,1 miliar); dan Tanaman
Pangan dan Perkebunan (US$ 0,09 miliar).
—0O0—
Download