K65-K67 - WordPress.com

advertisement
DISEASES OF
PERITONIUM
K65 PERITONITIS
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ
perut dan dinding perut sebelah dalam.
Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan pada membran
serosa yang melingkupi kavitas abdomen dan organ yang terletak
didalamnya.
EXCLUDES
Peritonitis:
• Aseptic (T81.6)
• Chemical (T81.6)
• Due to talc or other foreign substance (T81.6)
• Benign Paroxymal (E85.0)
• Periodic Familial (E85.0)
• Neonatal (P78.0-P78.1)
• Pelvic, female (N73.3-N73.5)
• Puerperal (O85)
• With or following:
 Abortion or ectopic or molar pregnacy (O00-O07, O08.0)
 Appendicitis (K35.-)
 Diverticular disease of intestine (K57.-)
http://www.medindia.net/patientinfo/peritonitis.html
Penyebab
• Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi. Yang sering menyebabkan
peritonitis adalah perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus
buntu. Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan
tidak berlangsung terus menerus, tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum
cenderung mengalami penyembuhan bila diobati.
• Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melakukan kegiatan
seksual
• Infeksi dari rahim dan saluran telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa
jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia)
• Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan bisa berkumpul di perut (asites)
dan mengalami infeksi
• Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan. Cedera pada kandung
empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat
memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama
pembedahan untuk menyambungkan bagian usus.
• Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering mengakibatkan peritonitis.
Penyebabnya biasanya adalah infeksi pada pipa saluran yang ditempatkan di
dalam perut.
• Iritasi tanpa infeksi. Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau
bubuk bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan
peritonitis tanpa infeksi.
K65.0 Peritonitis
akut
• Abses:
- Abdominopelvis
- peritoneum
- mesenterium
- omentum
- subhepatika
- subdiaphragmatika
- subfrena
- retroperitoneum
- retrokaekum
• Peritonitis (akut):
- generalisata
- pelvis laki-laki
-Subfrenika
- Suppuratif
Gunakan kode tambahan di (B95-B98) Jika ada agen penyebab
infeksi
Abses Abdomen (abses perut) bisa terbentuk dibawah diafragma, di pertengahan
perut, di rongga panggul atau di belakang rongga perut. Abses juga bisa terbentuk di
dalam atau di sekitar organ perut, misalnya ginjal, limpa, pankreas atau hati, atau di
dalam kelenjar prostat.
• Abses abdomen seringkali terjadi akibat:
o Cedera
o Infeksi atau perforasi usus
o Infeksi organ perut lainnya.
Abses di bawah diafragma terjadi jika cairan yang terinfeksi (misalnya karena
pecahnya usus buntu) naik ke atas akibat tekanan perut atau organ perut dan akibat
tarikan ketika diafragma bergerak selama proses pernapasan.
Gejalanya berupa:
- batuk
- nyeri yang timbul ketika menghirup nafas
- nyeri di bahu (referred pain, karena diafragma dan bahu memiliki saraf yang sama
dan otak salah mengartikan sumber nyerinya).
Abses di pertengahan perut bisa terjadi akibat:
- pecahnya usus buntu
- perforasi usus besar
- penyakit peradangan usus
- penyakit divertikulum.
Biasanya timbul nyeri di daerah terbentuknya abses.
Penyebab terjadinya abses panggul sama dengan penyebab terjadinya
abses di pertengahan perut ditambah dengan
infeksi ginekologis (kandungan).
Gejalanya berupa:
- nyeri perut
- diare akibat iritasi usus
- desakan berkemih atau sering berkemih akibat iritasi kandung kemih.
Abses retroperitoneal (abses di belakang rongga perut) terletak di
belakang peritoneum (selaput tipis yang melapisi rongga dan organ
perut).
Penyebab terjadinya abses retroperitoneal;
- perdangan usus buntu (apendisitis)
- peradangan pankreas (pankreatitis).
Nyeri biasanya dirasakan di punggung sebelah bawah dan semakin
memburuk jika penderita menggerakkan tungkainya ke arah pinggul.
Abses ginjal bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari suatu infeksi yang terbawa ke
ginjal melalui aliran darah atau akibat suatu infeksi saluran kemih yang terbawa ke ginjal dan
menyebar ke dalam jaringan ginjal.
Abses di permukaan ginjal (abses perinefrik) hampir selalu disebabkan oleh pecahnya suatu
abses di dalam ginjal, yang menyebarkan infeksi ke permukaan dan jaringan di sekitarnya.
Gejala dari abses ginjal adalah:
- demam, menggigil
- nyeri di punggung sebelah bawah
- nyeri ketika berkemih
- air kemih mengandung darah (kadang-kadang).
Abses limpa bisa disebabkan oleh:
 suatu infeksi yang terbawa oleh aliran darah ke limpa
 cedera pada limpa
 penyebaran infeksi dari abses di dekat limpa (misalnya abses di bawah diafragma). Nyeri
bisa dirasakan di perut sebelah kiri, di punggung atau di bahu sebelah kiri.
Abses di dalam pankreas biasanya terbentuk setelah suatu serangan pankreatitis akut.
Gejalanya berupa demam, nyeri perut, mual dan muntah, yang seringkali timbul 1 minggu
atau lebih setelah penderita sembuh dari pankreatitis.
Abses hati bisa disebabkan oleh bakteri atau amuba (parasit bersel tunggal).
Amuba dari suatu infeksi usus sampai ke hati melalui pembuluh getah bening.
Bakteri bisa sampai ke hati melalui:
- kandung kemih yang terinfeksi
- luka tusuk atau luka tembus
- infeksi di dalam perut
- infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah.
Gejala dari abses hati adalah berkurangnya nafsu makan, mual dan demam.
Bisa terjadi nyeri perut.
Abses prostat biasanya terjadi akibat suatu infeksi saluran pencernaan yang
menyebabkan prostatitis (infeksi kelenjar prostat). Abses prostat paling sering
terjadi pada usia 40-60 tahun. Penderita merasakan nyeri ketika berkemih,
sering berkemih atau sulit untuk berkemih. Kadang penderita merasakan
nyeri dalam di pangkal penis dan air kemihnya mengandung darah atau
nanah.
Abses Prostat
https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F3.bp.
blogspot.com%
https://www.google.com/imgr
es?imgurl=https%3A%2F%2Fcu
remagazine.s3.amazonaws.co
m%
DIAGNOSA
Diagnosis abses abdomen ditegakkan berdasarkan gejalagejalanya. Untuk menentukan lokasi yang pasti, dilakukan
pemeriksaan CT scan atau USG.
PENGOBATAN
Pada hampir semua kasus abses abdomen, nanah harus dibuang,
baik melalui pembedahan maupun dengan bantuan sebuah
jarum yang dimasukkan melalui kulit. Dilakukan analisa nanah di
laboratorium guna menentukan organisme penyebab infeksi,
sehingga bisa diberikan antibiotik yang paling efektif untuk
organisme yang bersangkutan.
K65.8 Peritoniti
s lain
•
•
•
•
•
Peritonitis proliferatif kronik,
Nekrosis lemak mesenterium
Saponifikasi mesenterium
Peritonitis akibat empedu
Peritonitis akibat urine
K65.9 Peritonitis, tak dijelaskan
SUMBER
http://www.spesialis.info/?penyebab-abses-abdomen,1032
http://www.healthline.com/health/peritonitis#Treatment5
https://en.wikipedia.org/wiki/Peritonitis
ghjg
K 66
(Other disorders of peritoneum)
• Excl. : Ascites (R18)
•
Ascites adalah akumulasi cairan (biasanya cairan serosa yang
merupakan cairan berwarna kuning pucat dan jelas) dalam rongga
(peritoneal) perut. Cairan ini berasal dari hasil dari beberapa
penyakit lain seperti penyakit hati, kanker, gagal ginjal, atau gagal
jantung kongestif.
http://easyayurveda.com/2016/02/01/ascites-ayurvedic-treatment/
Penyebab :
- Penyebab paling umum dari ascites adalah penyakit hati lanjut
atau sirosis.
- Retensi air dan garam. Ginjal bisa saja menganggap rendah
akan volume sirkulasi darah sedangkan ginjal sendiri adalah
yang memiliki tanggung jawab pada proses terbentuknya asites.
Hal ini otomatis kemudian menjadikan ginjal melakukan
penyerapan lebih banyak garam serta air kembali karena
dijadikan sebagai ganti volume yang hilang.
- Gagal ginjal lanjut yang timbul sebagai akibat dari retensi
umum cairan yang ada pada tubuh dan gagal jantung kongestif.
- Ada juga ascites formasi sebagai akibat dari kanker, yang
disebut ascites ganas.
- Penyalahgunaan alkohol.
Gejala :
-Perut terasa penuh dan kembung.
-Perut terasa nyeri.
-Sesak napas (ini dikarenakan pembesaran asites, migrasi
cairan yang melewati diafragma sehingga menjadi
penyebab efusi pelura, dan juga peningkatan tekanan
yang ada di diagfragma itu sendiri).
-Pusar menjadi datar atau seperti terdorong keluar.
-Perut menjadi tegang.
-Pergelangan kaki yang mengalami pembesaran alias
edema juga terjadi pada beberapa penderita.
Tindakan :
- Pemeriksaan USG – uji, yang menggunakan gelombang suara untuk
mempelajari rongga perut.
- CT scan – seperti pemeriksaan X-ray, dimana komputer digunakan,
untuk membuat gambar struktur dalam perut.
- MRI scan – uji, yang menggunakan gelombang magnetik, untuk
membuat gambar struktur dalam perut.
- Laparoskopi – tabung tipis dimasukkan melalui sayatan kecil di
rongga perut, untuk mengeksplorasi struktur di dalamnya.
- Tes darah, untuk menentukan fungsi hati dan ginjal, dan
menemukan bukti masalah lain, yang dapat menyebabkan ascites.
- Panggang Biopsi – memilih sampel dari jaringan hati untuk
pengujian.
- Angiography – setelah pengenalan pewarna radiopaque ke dalam
arteri dilakukan X-ray dari pembuluh darah.
- Paracentesis perut – Seleksi dan analisis cairan dari rongga perut.
K66.0 Adhesi
peritoneum
•
Adhesi peritoneal adalah perlengketan abnormal antara jaringan dan
organ, biasanya antara omentum, lengkung usus, dan dinding abdomen.
Perlengketan ini bisa berupa lapisan tipis dari jaringan ikat, atau suatu
jaringan fibrosa yang tebal berisi pembuluh darah dan jaringan saraf, maupun
kontak langsung antara dua permukaan organ.
•
•
Adhesi:
- (dinding) perut
- diafragma
- usus
- pelvis pria
- mesenterium
- omentum
- lambung
Adhesive bands
Excl. : adhesions [bands] (of) :
• pelvis wanita (N73.6)
• dengan obstruksi usus (K56.5)
https://en.wikipedia.org/wiki/Adhesion_(medicine)
K66.1 Haemoperitoneum
Excl.: haemoperitoneum traumatika (S36.8)
Hemoperitoneum / hematoperitoneum adalah adanya darah
dalam rongga peritoneum. Darah terakumulasi dalam ruang antara
lapisan dalam dinding perut dan organ-organ perut internal.
Ditandai dengan adanya cairan bercampur bekuan darah lama atau
cairan bercampur darah. Untuk mendeteksi adanya
hemoperitoneum dilakukan dengan USG.
Penyebab hemoperitoneum meliputi:
- Trauma penetrasi.
- Trauma tumpul, yang paling sering cedera organ padat seperti hati
dan limpa.
- Kecelakaan pembuluh darah, seperti pecahnya aneurisma aorta
perut, iliaka aneurisma, atau aneurisma limpa.
- Perdarahan karena pecah ektopik kehamilan atau rahim pecah.
- Pecahnya korpus luteum dalam beberapa kasus.
- Pendarahan akibat ulkus lambung berlubang.
- Perdarahan akibat pecahnya neoplasma intra-abdomen, (misalnya,
Hepatoblastoma)
- Disseminated intravascular coagulation.
- Perforasi usus besar.
http://sgc2014.kongressposter.ch/posters/acute_hemoperitoneum_after_tubal_rupture_in_a_patient_with_synchronous_intrauterin
e_and_ectopic_preg/
Tindakan :
- Pemeriksaan USG.
- CT Scan.
- MRI Scan.
- Diagnosa dengan laparoscopy atau eksplorasi
laparotomy.
K66.8 Kelainan peritoneum
lain yang dijelaskan
K66.8 Kelainan peritoneum
lain yang dijelaskan
K66.9
Kelainan peritoneum,
tidak dijelaskan
K67 – Disorder Peritoneum in
Infectious
Diseases
classified
elsewhere
Pada Blok K67, pada sistem Digestif / pencernaan makanan
bagian periotenum, blok ini menjelaskan tentang Infeksi penyakit
pada periotenum yang sudah dikategorikan di tempat lain, dan
juga penyakit ini merupakan penyakit manifestasi.
K67.0* Chlamydial peritonitis (A74.8+)
peritonitis akibat chlamydial
Definisi
Chlamydia adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seks
tanpa menggunakan kondom.
Penyebab
Bakteri chlamydia trachomatis merupakan penyebab terjadinya penyakit chlamydia
yang ditularkan oleh orang yang terjangkit melalui hubungan seksual tanpa
menggunakan kondom. Penularan chlamydia bisa melalui seks oral, anal, vaginal, dan
saling bersentuhannya alat kelamin. Selain itu, chlamydia juga bisa menular melalui
mainan seks yang tidak dilapisi dengan kondom baru atau dicuci bersih setelah
digunakan.
Diagnosis Chlamydia
Chlamydia dapat didiagnosis dengan cara yang mudah dan tidak menimbulkan rasa
sakit, yaitu menggunakan alat penyeka yang berbentuk seperti cotton bud atau melalui
tes sampel urine. Infeksi yang terdapat di dalam tubuh dapat diketahui dengan cara
menganalisis sampel urine di laboratorium.
Chlamydia tidak dapat dideteksi dengan tes darah atau pap smear.
http://www.alodokter.com/chlamydia
Perawatan Chlamydia
Berikut ini adalah beberapa obat antibiotik yang
biasanya
diresepkan oleh dokter untuk mengatasi chlamydia:
 Ofloxacin
 Doxycycline
 Erythromycin
 Azithromycin
 Amoxicillin
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q
=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&u
act=8&ved=0ahUKEwjQkYf5yOXSAhUGKo8
KHaPMDs8QjRwIBw&url=https%3A%2F%2
Fwannuraterapi.wordpress.com%2F2014%
2F10%2F25%2Fpenyakitchlamydia%2F&psig=AFQjCNE4_ZrwBkbBK
dlak2pzdXG1klfY2g&ust=14901160298569
21
K67.1* Gonococcal peritonitis (A54.8+)
Definisi
Sifilis, atau dikenal juga dengan raja singa, adalah penyakit infeksi menular
seksual yang bersifat kronis. Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum.
Gejala
Menurut WHO (World Health Organization), sifilis dapat dibagi
menjadi : sifilis dini dan sifilis lanjut, di mana diperlukan waktu sekitar
2-4 tahun bagi sifilis dini untuk berkembang menjadi sifilis lanjut. Sifilis
dini sangat menular, sedangkan sifilis stadium lanjut tidak
menular. T.pallidum masuk dan menginfeksi janin melalui plasenta.
•Sifilis stadium I
Kurang lebih 3 minggu (rata-rata 10-90 hari) setelah infeksi
(masuknya T.pallidum ke dalam tubuh pasien), timbul luka pada
tempat masuk tersebut.
• Sifilis stadium II
Interval waktu antara stadium I dengan stadium II berlangsung 6-8 minggu.
Secara umum, saat sifilis stadium II timbul umumnya sifilis stadium I sudah
hilang.
• Sifilis stadium III
Sifilis stadium III berupa benjolan lunak disertai jaringan mati (guma). Gejala
ini muncul 3-7 tahun setelah infeksi pertama.
Pengobatan
1. Obat-obatan (Medikamentosa
2. Pemantauan tes darah
3. Nonmedikamentosa
https://www.google.c
om/search?safe=activ
e&noj=1&biw=1024&
bih=504&tbm=isch&s
a=1&q=penyakit+sifilit
is&oq=penyakit+sifiliti
s&gs_l=img.3...42086
8.422587.0.422849.9.
9.0.0.0.0.193.867.8j1.
9.0....0...1.1.64.img..0.
6.642...0j0i10k1.NyGO
cBdoDOM#imgdii=q_
WuxDxEqAaQcM:&im
grc=ZRgs8dICX7fFXM:
K67.3*Tubeculous peritonitis (A18.3+)
Definisi
Tuberkulosis peritoneal merupakan suatu peradangan peritoneum
parietal atau visceral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis, dan terlihat penyakit ini juga sering mengenai seluruh
peritoneum, alat-alat system gastrointestinal, mesenterium dan organ
genetalia interna
Insidensi
Tuberkulosis peritoneal lebih sering dijumpai pada wanita dibanding pria
dengan perbandingan 1,5:1 dan lebih sering decade ke 3 dan 4
• Peritoneum dapat dikenai oleh tuberculosis melalui beberapa
cara:[2]
1. Melalui penyebaran hematogen terutama dari paru-paru
2. Melalui dinding usus yang terinfeksi
3. Dari kelenjar limfe mesenterium
4. Melalui tuba falopi yang terinfeksi
Patologi
Terdapat 3 bentuk peritonitis tuberkulosa 2,[3]
1. Bentuk eksudatif
Bentuk ini dikenal juga sebagai bentuk yang basah atau bentuk asites yang
banyak, gejala menonjol ialah perut membesar dan berisi cairan (asites). Pada
bentuk ini perlengketan tidak banyak dijumpai. Tuberkel sering dijumpai kecilkecil berwarna putih kekuning-kuningan milier, nampak tersebar di peritoneum
atau pada alat-alat tubuh yang berada di rongga peritoneum.
2. Bentuk adhesif
Disebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak banyak
dibentuk. Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan. Perlengketan yang
luas antara usus dan peritoneum sering memberikan gambaran seperti tumor,
kadang-kadang terbentuk fistel. Hal ini disebabkan karena adanya
perlengketan-perlengketan.
3. Bentuk campuran
Bentuk ini kadang-kadang disebut juga kista, pembengkakan kista terjadi
melalui proses eksudasi bersama-sama dengan adhesi sehingga terbentuk
cairan dalam kantong-kantong perlengketan tersebut.
Gejala Klinis
Gejala klinis bervariasi, pada umumnya keluhan dan gejala
timbul perlahan-lahan sampai berbulan-bulan, sering penderita
tidak menyadari keadaan ini. Pada pemeriksaan jasmani gejala
yang sering dijumpai adalah asites, demam, pembengkakan
perut, nyeri perut, pucat dan kelelahan, tergantung lamanya
keluhan.
Keadaan umum pasien bisa masih cukup baik sampai keadaan
kurus dan kahexia, pada wanita sering dijumpai tuberkulosa
peritoneum disertai oleh proses tuberculosis pada ovarium atau
tuba, sehingga pada alat genital bisa ditemukan tanda-tanda
peradangan yang sering sukar dibedakan dengan kista ovarium.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Ultrasonografi
3. Peritonoskopi (Laparoskopi)
4. Laparatomi
5. Pemeriksaan Rontgen
6. CT Scan
Pengobatan
Pada dasarnya pebngobatan sama dengan pengobatan tuberculosis paru, obatobat
seperti
streptomisin,INH,Etambutol,Ripamficin
dan
pirazinamid
memberikan hasil yang baik, dan perbaikan akan terlihat setelah 2 bulan
pengobatan dan lamanya pengobatan biasanya mencapai sembilan bulan sampai
18 bulan atau lebih. Pada kasus-kasus yang dilakukan peritonoskopi sesudah
pengobatan terlihat bahwa partikel menghilang namun di beberapa tempat
masih dilihat adanya perlengketan.1
• Bila terjadi peritonitis tuberkulosa dengan obstruksi usus, maka dilakukan
laparatomi release obstruksi diusahakan jangan mereseksi usus. Lalu, diberi
drainase dan dilakukan biopsy untuk diagnosa pasti
K67.8* Other disorders of peritoneum
in infectious diseases classified
elsewhere
Download