gambaran status imunisasi, penyakit infeksi, asupan zat gizi dan

advertisement
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
GAMBARAN STATUS IMUNISASI, PENYAKIT INFEKSI,
ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA
12 – 24 BULAN DI DESA SALENRANG
1
2
2
Vera Arlinda , Sitti Sahariah Rowa , Hendrayati , Hj. Fatmawaty Suaib
1
Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
2
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
2
Abstract
Background: Nutritional problems are the direct cause of nutrient intake and infectious
diseases. Nutrient intake is influenced by the availability of food and parenting family.
Infection disease can be influenced by the full immunization for children before the age of
12 months.
Objective: This study aims to describe the status of immunization, infectious diseases,
nutrient intake and nutritional status of children aged 12 -24 months Salenrang Village,
District Bontoa, Maros.
Mhetods: This research is a descriptive study. Samples were children aged 12-24
months in the village Salenrang 30 people were selected using purposive sampling. Data
status of immunization and infectious diseases obtained by interview using kuesuiner, the
data obtained using the nutrient intake 2x24 hour recall consumption is then processed
using a survey nutry. Nutritional status of the data obtained by anthropometry then
processed using the WHO-Antro 2005. Entire research data is then processed using
SPSS. The data presented in tables and narrative.
Result: The results showed that the immunization status of samples (56.7%) did not
complete. Samples which had suffered from infectious diseases during the last 3 months
as many (56.7%). Well as energy intake sample (53.5%), intake ptotein well as many
samples in general (80.0%). Nutritional status indicators by sample weight / age is
generally well nourished (66.7%), according to indicators of body length / age at large
sample of normal nutritional status (73.4%) and by idikator body weight / body length
samples of nutritional status normal (53.5%).
Sugesstion: Increased knowledge of mothers about the importance of immunization for
children by local health authorities. Mothers are expected to always bring the child to the
health posts and memeperhatikan food intake and eating patterns of children and
implement a clean and healthy practices in daily life.
Keywords: Immunization status, infectious diseases, nutrient intake, nutritional status
PENDAHULUAN
Masalah gizi yang di hadapi Indonesia
saat ini yaitu masalah gizi ganda, diantaranya
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.
Masalah gizi kurang umumnya disebabkan
kurangnya ketersediaan pangan, kurangnya
kualitas lingkungan hidup dan kurangnya
pengetahuan tentang gizi. Masalah gizi lebih
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
lapisan masyarakat tertentu disertai dengan
kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu
seimbang dan kesehatan. Hal tersebut
merupakan
tantangan
utama
dalam
pembangunan suatu bangsa untuk pencapaian
sumber daya manusia yang berkualitas sehat,
cerdas dan produktif (Aritonang, 2010).
Secara nasional, persentase status gizi
balita di Indonesia adalah gizi buruk 4,9%, gizi
kurang 13,0%, gizi baik 76,2% dan gizi lebih
5,8%. Untuk persentase status gizi provinsi
Sulawesi Selatan yaitu gizi buruk 6,4%, gizi
kurang 7,8%, gizi baik 72,2% dan gizi lebih
18,6% (Balitbangkes, 2010).
Secara regional atau secara khusus,
persentase status gizi balita di Kabupaten
Maros menurut indeks BB/U adalah gizi buruk
7
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
3,9%, gizi kurang 12,9%, gizi baik 72,3% dan
gizi lebih 10,9%. Menurut TB/U status gizi
sangat pendek 12,6%, status gizi pendek
15,7% dan status gizi normal 72,1%.
Sedangkan menurut indkes BB/TB status gizi
sangat kurus 11,4%, status gizi kurus 10,3%,
status gizi normal 61,9% dan status gizi gemuk
16,5% (Balitbangkes, 2008).
Menurut
UNICEF tahun 1990,
penyebab langsung masalah gizi adalah
asupan makanan dan penyakit infeksi. Selain
penyebab langsung terdapat penyebab tidak
langsung yang juga mempengaruhi, yaitu
ketersediaan pangan
dan pola konsumsi
rumah tangga, pola asuh dan pelayanan
kesehatan.
Imunisasi
adalah
tindakan
untuk
memberikan perlindungan, proteksi, antibody,
kekebalan, resistensi dari serangan penyakit
ke dalam tubuh manusia. Imunisasi sangat
penting bagi perlindungan bayi dan balita dari
berbagai virus yang merusak fisik (Syarifuddin,
2009).
Imunisasi yang wajib diperoleh adalah
imunisasi dasar yang harus dilengkapi
sebelum usia 12 bulan. Jenis dan frekuensi
pemberian imunisasi tersebut adalah imunisasi
BCG 1 kali, imunisasi DPT 3 kali, imunisasi
polio 4 kali, imunisasi hepatitis B 3 kali dan
imunisasi campak 1 kali (Wijono, 2008).
Secara umum, persentase imunisasi
balita usia 12-59 bulan di Provinsi Sulawesi
Selatan yaitu imunisasi BCG 86,4%, imunisasi
DPT 3 38,3%, imunisasi polio 61,1% dan
imunisasi campak 72,1% (Balitbangkes, 2008).
Untuk
persentase
imunisasi balita
di
Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros adalah
imunisasi BCG 62,1% , imunisasi DPT 3
54,4% , imunisasi polio 48,1%, imunisasi
campak 46,0% dan imunisasi hepatitis B
48,1%. Sedangkan persentase imunisasi balita
di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa,
Kabupaten Maros juga tidak jauh berbeda dari
Kecamatan Bontoa, yaitu imunisasi BCG
49,4%, imunisasi DPT 3 38,4%, imunisasi
polio 37,2%, imunisasi campak 54,7% dan
imunisasi hepatitis B 38,4% (Puskesmas
Bonto Marannu, 2013).
Menurut
data
Puskesmas
Bonto
Marannu bulan Oktober tahun 2013,
persentase penyakit infeksi anak usia 0-24
bulan untuk Kecamatan Bontoa adalah
sebesar 18,04%, sedangkan persentase
penyakit infeksi anak usia 0-24 bulan untuk
Desa Salenrang adalah sebesar 25%
(Puskesmas Bonto Marannu, 2013).
Berdasarkan hasil uraian masalah di
atas, peneliti tertarik untuk melakukan
8
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
penelitian tentang Gambaran Status Imunisasi,
Penyakit Infeksi, Asupan Zat Gizi dan Status
Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Desa
Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten
Maros.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif untuk melihat gambaran status
imunisasi, penyakit infeksi, asupan zat gizi dan
status gizi anak usia 12 – 24 bulan di Desa
Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten
Maros. Waktu penelitian pada bulan November
2013 sampai Mei 2014.
Sampel dalam penelitian ini adalah
anak usia 12 – 24 bulan di Desa Salenrang,
Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros yang
memenuhi kriteria sampel sebanyak 30 orang,
sedangkan responden adalah ibu anak usia
12- 24 bulan. Adapun kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah penduduk tetap diwilayah
penelitian, anak dan ibu dalam kondisi sehat,
pernah ke Posyandu atau pelayanan
kesehatan lainnya, memiliki KMS (Kartu
Menuju Sehat).
Teknik yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah Purpossive Sampling
yaitu salah satu teknik pengumpulan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai dengan kriteria sampel yang telah
ditentukan oleh peneliti.
Instrumen penelitian yang digunakan
adalah menggunakan lembar kuesioner,
formulir recall dan alat ukur tinggi badan dan
berat badan. Data mengenai status imunisasi
dan penyakit infeksi dikumpulkan dengan
menggunakan metode wawancara terhadap
responden dengan instrumen kuesioner,
sedangkan data asupan zat gizi dikumpulkan
dengan menggunakan metode wawancara
terhadap responden dengan instrumen formulir
recall. Penilaian status gizi dilakukan dengan
antropometri yaitu melakukan pengukuran
berat badan, tinggi badan dan menentukan
umur. Data terkumpul peneliti melakukan
pengolahan data antara lain editing, coding,
tabulasi dan narasi
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
HASIL PENENLITIAN
Karakteristik Sampel
Tabel 02
Distribusi Katakteristik Sampel
di Desa Salenrang
Variabel (n=30)
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Umur (Bulan)
12 – 18
19 – 24
Asupan Zat Gizi (Energi)
Tabel 05
Distribusi Asupan Energi Sampel
di Desa Salenrang
n
%
17
13
56,7
43,3
19
11
63,3
36,7
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak sampel yang berjenis
kelamin laki-laki yaitu 17 orang (56,7%) dan
sebanyak 13 orang (42,3%) sampel yang
berjenis kelamin perempuan. Umur sampel
pada umumnya berkisar antara 12 – 18 bulan
sebanyak 19 orang (63,3%) dan sebanyak 11
orang (36,7%) sampel yang memiliki umur
19– 24 bulan.
Status Imunisasi
Tabel 03
Distribusi Status Imunisasi Sampel
di Desa Salenrang
Status Imunisasi
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah
n
13
17
30
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
%
43,3
56,7
100,0
Asupan Energi
Baik
Kurang
Jumlah
n
16
14
30
%
53,5
46,5
100,0
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 16 orang (53,5%)
sampel yang asupan energinya baik dan 14
orang (46,5%) sampel yang asupan energinya
kurang.
Asupan Zat Gizi (Protein)
Tabel 06
Distribusi Asupan Protein Sampel
di Desa Salenrang
Asupan Protein
Baik
Kurang
Jumlah
n
24
6
30
%
80,0
20,0
100,0
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 24 orang (80,0%)
sampel yang asupan proteinnya baik dan 6
orang (20,0%) sampel yang asupan proteinnya
kurang.
Status Gizi
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 17 orang (56,7%)
sampel yang tidak mendapat imunisasi
lengkap dan 13 orang (43,3%) sampel yang
mendapat imunisasi lengkap.
Penyakit Infeksi
Tabel 04
Distribusi Penyakit Infeksi Sampel
di Desa Salenrang
Status Penyakit
Infeksi
Tidak infeksi
Jumlah
n
17
13
30
%
56,7
43,3
100,0
Tabel 07
Distribusi Status Gizi Menurut Indikator BB/U
Sampel di Desa Salenrang
Indikator BB/U
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Jumlah
n
20
8
2
30
%
66,7
26,7
6,6
100,0
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 20 orang (66,7%)
sampel yang berstatus gizi baik menurut
indikator BB/U dan paling sedikit 2 orang
(6,6%) sampel yang berstatus gizi buruk.
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 17 orang (56,7%)
sampel yang pernah terkena penyakit infeksi
selama 3 bulan terakhir dan 13 orang (43,3%)
sampel tidak terkena penyakit infeksi selama 3
bulan terakhir.
9
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Tabel 08
Distribusi Status Gizi Menurut Indikator PB/U
Sampel di Desa Salenrang
Indikator PB/U
Normal
Pendek
Sangat Pendek
Jumlah
n
22
4
4
30
%
73,4
13,3
13,3
100,0
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 22 orang (73,4%)
sampel yang berstatus gizi normal menurut
indikator PB/U dan 4 orang (13,3%) sampel
yang berstatus gizi pendek serta 4 orang
(13,3%) sampel yang berstatus gizi sangat
pendek.
Tabel 09
Distribusi Status Gizi Menurut Indikator BB/PB
Sampel di Desa Salenrang
Indikator BB/PB
Gemuk
Normal
Kurus
Sangat Kurus
Jumlah
n
3
16
7
4
30
%
9,9
53,5
23,3
13,3
100,0
Berdasarkan tabel di atas, maka
diperoleh paling banyak 16 orang (53,5%)
sampel yang berstatus gizi normal menurut
indikator BB/PB dan paling sedikit 3 orang
(9,9%) sampel yang berstatus gizi gemuk.
PEMBAHASAN
Status Imunisasi
Berdasarkan hasil pengumpulan
data diketahui status imunisasi anak usia 1224 bulan di Desa Selenrang adalah tidak
lengkap yaitu sebanyak 17 orang (56,7%) dan
lengkap sebanyak 13 orang (43,3%). Hasil
tersebut belum mencapai
standar UCI
(Universal Children Imunnitation) yaitu sebesar
90%. Hal ini sejalan dengan data Puskesmas
Bontomarannu,
Kecamatan
Bontoa,
Kabupaten Maros yaitu Desa Salenrang bukan
termasuk Desa UCI.
Status
imunisasi
adalah
kelengkapan imunisasi yang diperoleh bayi
dan balita, antara lain imunisasi BCG,
imunisasi DPT, imunisasi Campak, imunisasi
Polio dan imunisasi Hepatitis B. Imunisasi
sangat penting diberikan kepada anak untuk
dapat memberikan perlindungan, antibody,
kekebalan dari berbagai virus yang dapat
merusak fisik (Syarifuddin, 2009).
10
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
Salah
satu
faktor
yang
menyebabkan rendahnya status imunisasi
anak di Desa Salenrang adalah rendahnya
pengetahuan Ibu yang ditandai dengan tingkat
pendidikan ibu yang pada umumnya adalah
tamat SD.
Pengetahuan atau pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang, faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya
adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya,
pengalaman
dan
sosial
ekonomi
(Notoatmodjo, 2007).
Berbeda dengan penelitian Winda,
2012, tentang gambaran status imunisasi,
asupan zat gizi dan status gizi anak baduta di
Kelurahan
Sudiang
Raya,
Kecamatan
Biringkanaya, Kota Makassar cakupan status
imunisasi sampel adalah 100%. Hal ini terjadi
karena tingkat pendidikan Ibu yang pada
umumnya adalah tamat SMA dan karekteristik
lingkungan yang lebih maju dan modern. .
Secara
tidak
langsung
ada
hubungan antara status imunisasi dengan
status gizi anak. Dengan imunisasi, anak tidak
mudah
terserang
penyakit
berbahaya
sehingga anak lebih sehat, asupan makanan
bisa masuk dan zat gizi terserap dengan baik.
Zat gizi yang terserap oleh tubuh anak
dimanfaatkan untuk pertumbuhan, yang salah
satunya ditunjukkan dengan berat badan naik
dan status gizi baik atau normal (IDAI, 2008).
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa persentase sampel yang
imunisasinya tidak lengkap sebanyak 17
(56,7%) orang dan sampel yang pernah
menderita penyakit infeksi selama 6 bulan
terakhir sebanyak 17 (56,7%) orang juga. Hal
ini menunjukkan bahwa anak yang tidak
mendapatkan imunisasi lengkap dapat mudah
terserang penyakit infeksi karena sistem
kekebalan tubuh anak yang rendah. Selain
faktor imunisasi, penyebab lain anak mudah
terkena penyakit infeksi adalah lingkungan
hidup, pola makan dan pola asuh anak seharihari.
Penyakit Infeksi
Berdasarkan hasil pengumpulan data
diketahui sampel yang pernah terkena
penyakit infeksi selama 3 bulan terakhir
sebanyak 17 orang (56,7%) dan tidak terkena
penyakit infeksi selama 3 bulan terakhir
sebanyak 13 orang (43,3%).
Penyakit infeksi adalah salah satu
penyakit yang disebabkan oleh agen biologi
seperti virus, bacteria atau parasit yang
menyerang tubuh. Campak dan diare
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
merupakan jenis penyakit infeksi yang sering
menyerang anak balita..
Beberapa faktor yang menyebabkan
seseorang terutama anak terkena penyakit
infeksi adalah lingkungan, agen penyebab
penyakit, dan pejamu Bila agen penyebab
penyakit dengan pejamu berada dalam
keadaan seimbang, maka seseorang berada
dalam
keadaan
sehat.
Perubahan
keseimbangan akan menyebabkan seseorang
sehat atau sakit. Penurunan daya tahan tubuh
akan menyebabkan agen penyebab penyakit
lebih mudah menyerang daya tahan tubuh
seseorang sehingga seseorang menjadi sakit.
Oleh karena itu penting menjaga daya tahan
tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat
sehingga ketiga faktor penyebab penyakit
tersebut seimbang sehingga tidak mudah
terserang penyakit (Widoyono, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa persentase sampel yang imunisasinya
tidak lengkap sebanyak 17 (56,7%) orang dan
sampel yang pernah menderita penyakit
infeksi selama 6 bulan terakhir sebanyak 17
(56,7%) orang juga. Hal ini menunjukkan
bahwa anak yang tidak mendapatkan
imunisasi lengkap dapat mudah terserang
penyakit infeksi karena sistem kekebalan
tubuh anak yang rendah. Selain faktor
imunisasi, penyebab lain anak mudah terkena
penyakit infeksi adalah lingkungan hidup, pola
makan dan pola asuh anak sehari-hari.
Asupan Zat Gizi (Energi dan Protein)
Berdasarkan hasil pengumpulan data
menggunakan metode food recall 2x24 jam
diketahui pada umumnya asupan energy
sampel baik yaitu sebanyak 16 orang (53,5%)
dan kurang yaitu sebanyak 14 orang (46,5%).
Untuk asupan protein sampel diketahui pada
umumnya asupan protein sampel baik yaitu
sebanyak 24 orang (80,0%) dan asupan
protein kurang yaitu sebanyak 6 orang
(20,0%).
Asupan zat gizi adalah kemampuan
untuk mengkonsumsi hidangan yang terbagibagi dalam komponen zat gizi. Energi dan
protein adalah zat gizi yang paling penting
untuk dipenuhi oleh tubuh dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh baik
untuk proses metabolism dan sebagainya
(Almatsier, 2003).
Anak balita merupakan kelompok
rentan penyakit, sehingga anak balita
memerlukan asupan gizi yang cukup untuk
tumbuh kembangnya karena berdampak
langsung terhadap status gizinya. Orang tua
mempunyai peran penting dalam memeilih
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
jenis makanan yang bergizi dan seimbang bagi
balitanya (Zulfikar, 2007).
Tingkat konsumsi asupan zat gizi
dipengaruhi oleh banyak hal seperti tingkat
pendidikan,
pengetahuan,
daya
beli,
ketersediaan serta kesukaan dan selera
keluarga. Selain faktor tersebut, perhatian
orang tua dalam mengasuh anak sehari-hari
juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi asupan zat gizi anak
(Almatsier, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa asupan energy dan protein sampel
pada umumnya baik. Hal ini dikarenakan
mayoritas responden (ibu) tidak bekerja atau
Ibu Rumah Tangga, sehingga pola asuh yang
diterapkan ibu kepada anak lebih baik dan ibu
lebih bisa mengontrol asupan makanan anak
sehari-hari.
Status Gizi
Berdasarkan hasil pengumpulan data
diketahui status gizi menurut indeks BB/U
adalah pada umumnya sampel berstatus gizi
baik sebanyak 20 orang (66,7%), menurut
indeks PB/U diketahui pada umumnya sampel
berstatus gizi normal sebanyak 22 orang
(73,7%), sedangkan menurut indeks BB/PB
diketahui pada umumnya sampel berstatus gizi
normal sebanyak 16 orang (53,3%).
Status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dibedakan
antara status gizi buruk, kurang dan lebih
(Almatsier, 2003).
Penilian status gizi digolongkan atas
dua, yaitu penilaian status gizi secara
langsung (antropometri, biokimia, klinis dan
biofisik) dan penilaian status gizi secara tidak
langsung (survey konsumsi, statistic vital dan
faktor ekologi). Penilaian status gizi yang
paling banyak digunakan adalah penilaian
status gizi secara langsung menggunakan
metode antropometri. Pemilihan metode
antropometri karena metode ini lebih akurat
dan mudah dilakukan (Supariasa, 2012).
Anak yang berstatus gizi baik
menunjukkan bahwa tubuh mereka telah
memperoleh cukup zat-zat gizi yang efisien
sehingga memiliki kondisi kesehatan yang
optimal, sebaliknya bila mengalami gizi kurang
akan berdampak negative yaitu dapat
menyebabkan gangguan proses pertumbuhan
badan/tubuh serta berdampak negative
terhadap pertumbuhan struktur dan fungsi otak
serta perilaku seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian, status
gizi sampel menurut 3 indikator yaitu BB/U,
11
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
PB/U dan BB/PB pada umumnya adalah
status gizi baik dan normal. Hal ini dapat di
akibatkan karena pola asuh ibu yang baik
ditandai dengan mayoritas ibu tidak bekerja,
sehingga ibu dapat terus mengawasi anak
setiap saat. Selain itu, berdasarkan hasil
penelitian asupan energy dan protein sampel
juga pada umumnya baik, hal ini dapat
disebabkan karena pola asuh ibu yang baik
dan daerah penelitian merupakan daerah
perikanan sehingga akses memperoleh bahan
makanan lebih mudah. Asupan energy protein
yang baik inii merupakan salah satu faktor
penyebab
status gizi anak baik. Namun,
berdasarkan hasil penelitian, pada umumnya
status imunisasi anak tidak lengkap dan anak
pernah terkena penyakit infeksi 6 bulan
terakhir. Hal ini dapat disebabkan karena
pengetahuan ibu yang kurang tentang
kesehatan, yang ditandai mayoritas pendidikan
ibu adalah tamat SD. Karena pengetahuan ibu
kurang, sehingga anak tidak di bawa ke
Posyandu untuk mendapatkan imunisasi
lengkap. Selain itu juga faktor ekonomi
keluarga yang menyebabkan akses untuk
datang ke Posyandu atau tempat pelayanan
kesehatan lainnnya tidak dapat dilakukan.
Selain faktor pengetahuan dan ekonomi,
diketahui bahwa salah satu penyebab anak
mudah terserang penyakit infeksi adalah
lingkungan yang kurang sehat dan bersih serta
sumber air bersih yang sulit di peroleh
dilingkungan tersebut.
KESIMPULAN
1. Status imunisasi anak usia 12-24 bulan di
Desa Salenrang pada umumnya tidak
lengkap yaitu sebanyak 56,7% dan masih
di bawah standar Universal Children
Immunisation (UCI) yaitu 90%.
2. Anak usia 12-24 bulan di Desa Salenrang
yang pernah menderita penyakit infeksi
selama 3 bulan terakhir yaitu sebanyak
56,7%.
3. Asupan energy anak usia 12-24 bulan di
Desa Salenrang pada umumnya baik
yaitu sebanyak 53,5%
4. Asupan protein anak usia 12-24 bulan di
Desa Salenrang pada umumnya baik
yaitu sebanyak 80,0%.
5. Status gizi anak usia 12-24 bulan di Desa
Salenrang menurut indikator BB/U pada
umumnya gizi baik yaitu sebanyak 66,7%,
sedangkan status gizi menurut indikator
PB/U pada umumnya normal yaitu
sebanyak 73,4% dan status gizi menurut
indikator PB/BB pada umumnya normal
yaitu sebanyak 53,5%
12
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
SARAN
1. Petugas kesehatan, kader Posyandu agar
lebih giat melakukan penyuluhan kepada
masyarakat khususnya Ibu tentang
pentingnya membawa anak ke Posyandu
untuk memantau tumbuh kembang anak
2. Petugas kesehatan, kader Posyandu
sebaiknya
membantu
memberi
pemahaman
kepada
Ibu
tentang
pentingnya pemberian Imunisasi lengkap
kepada anak mereka sebelum usia 12
bulan.
3. Ibu-Ibu yang memiliki anak balita
diharapkan untuk selalu membawa anak
ke Posyandu untuk mengetahui tumbuh
kembang anak serta memperhatikan
asupan makanan dan kesehatan anak
agar anak tumbuh dengan sehat dan
cerdas.
4. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
dalam kehidupan sehari-hari agar keluarga
terutama anak tidak mudah terserang
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi.
Jakarta;
Gramedia
PustakaUtama.
Aritonang, Irianto. (2010). Menilai Status Gizi
Untuk Mencapai Sehat Optimal.
Jakarta ; Grafina Media Cipta CV.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
(2008). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Jakarta.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
(2010). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Jakarta.
Beck, Mary E. (2011). Ilmu Gizi dan Diet.
Yogyakarta; CV Andi Offset.
Gibson, Rosalind S. (2010). Nutrirional
Assement. USA; Oxford University.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2008).
Memeriksa
Status
Imunisasi.
http://www.Ichrc.org/126-memeriksastatus-imunisasi.
(diakses,
21
November 2013).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2009).
Jadwal
Imunisasi.
http://id.wikipedia.org/jadwalimunisasi. (diakses, 21 November
2013).
Mustamin. (2010). Table Reference WHO
ANTRO 2007. Makassar; Politeknik
Kesehatan Makassar Jurusan Gizi
Prodi D-III.
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Notoadmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta;
Rineka Cipta.
Puskesmas Bonto Marannu, Kecamatan
Bontoa, Kabupaten Maros, Tahun
2013.
Siradjuddin, Mustamin, Nadimin, dkk.(2012).
Survey
Konsumsi
Makanan.
Makassar;
Politeknik
Kesehatan
Kemenkes Makassar Jurusan Gizi.
Sulistyoningsih, Haryani. (2011). Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta;
Graha Ilmu.
Supariasa, IDM, Bakri B, Fajar I. (2012).
Penilaian Status Gizi. Jakarta; EGC.
Syarifuddin, Ahmad. (2009). Imunisasi Anak
Secara Islam. Sukoharjo; Tiga Satu
Tiga.
Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis. Jakarta;
Erlangga.
Wijono, Djoko. (2008). Manajemen Kesehatan
Ibu dan Anak. Surabaya; Duta Prima
Airlangga.
Winda. (2012). Gambaran Status Imunisasi
dan Asupan Zat Gizi dengan Status
Gizi Anak Baduta di Kelurahan
Sudiang
Raya,
Kecamatan
Biringkanaya,
Kota
Makassar.
Makassar;
Politeknik
Kesehatan
Kemenkes Makassar Jurusan Gizi.
Zulfikar. (2007). Gambaran Asupan Zat Gizi
dan Status Gizi Anak Balita Pada
Keluarga Petani di Desa Sappa,
Kecamaatan
Belawa,
Kabupaten
Wajo. Makassar; Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar
13
Download