ILMU KESMASY XI

advertisement
ILMU KESMASY XI
PROGRAM KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Salah satu ukuran untuk menggambarkan pencapaian hasil
pembangunan suatu negara termasuk pembangunan bidang
kesehatan digunakan indikator Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Beberapa indikator IPM adalah kesehatan,
pendidikan dan ekonomi. Salah satu indikator kesehatan
adalah umur harapan hidup sebagai ukuran pencapaian
derajat kesehatan masyarakat. IPM negara Indonesia berada
di peringkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih rendah dari
negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Brunei
Darussalam dan Thailand.
• Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yag berusia muda (0-14
tahun) sebesar 29,30%, usia produktif (15-64 tahun)
sebesar 65,05 % dan usia lanjut (> 65 tahun) sebesar
5,65%. Dengan beban Tanggungan (Dependency Ratio)
penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 53,73 %.
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006
sebesar 49,90%.
• Angka kematian Ibu/maternal bersama dengan Angka
kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan
sektor pembangunan kesehatan . AKI mengacu kepada
jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Hasil survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan
bahwa AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini dibandingkan AKI tahun 2002
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.
• Angka kematian Bayi di Indonesia sebesar 34
per 1000 kelahiran hidup (BPS,2007). Angka ini
sedikit menurun dibandingan dengan AKB tahun
2003 sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup.
Program-programnya adalah penurunan AKB
merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal
pada fase antara kelahiran hingga bayi belum
mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran
hidup. Angka kematian Balita (AKABA)
menggambarkan peluang untuk meninggal pada
fase antara kelahiran dan sebelum umur 5
tahun. AKABA di Indonesia sebesar 44 per 1000
kelahiran hidup (BPS,2007)
• Situasi penyakit menular yang
menimbulkan kesakitan pada Maternal,
bayi dan anak yaitu Malaria, TB-Paru,
HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA), Kusta, Penyakit Menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies,
Filariasis, Frambusia dan Antraks.
• Kesehatan Wanita dan Anak :
Kesehatan wanita bertujuan untuk
memberikan kesejahteraan. Salah satu
pencegahan kesakitan pada wanita
meliputi skrining dan diagnosis melalui
manajemen pencegahan yang memahami
bahwa wanita merupakan manusia yang
unik. Dalam manajemen pencegahan ini
meliputi identifikasi insidensi umum,
tingkat keparahan dan faktor resiko.
• Alasan mengapa kesehatan wanita menjadi
penting adalah bahwa populasi wanita di dunia
pada umumnya akan lebih banyak dibandingkan
populasi laki-laki. Hal ini dikarenakan bahwa
ekpektasi usia harapan hidup wanita lebih
panjang dibandingkan usia harapan hidup lakilaki (familiar paradox). Umur Harapan Hidup
(UHH) juga digunakan untuk menilai derajat
kesehatan dan kualitas hidup masyarakat baik
tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun
negara. UHH penduduk Indonesia sebesar
69,09 tahun (BPS,2007)
• Kesakitan dan kematian ibu dan anak
dapat terjadi dalam setiap tahap
pertumbuhan dan perkembangan dari
masa bayi sampai dengan masa usia
lanjut. Faktor biologi dan diskriminasi
gender menjadi faktor penyebab. Berikut
ini adalah permasalahan kesehatan ibu
dan anak dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan:
• 1. Pada masa infant :
• Bayi laki-laki lebih banyak yang dilahirkan dibandingkan
dengan wanita karena adanya seleksi jenis kelamin dan
tidak adekuatnya pelaporan dari regristrasi kelahiran.
• Kematian pada masa infant memiliki resiko pada
minggu pertama oleh karena
– Komplikasi kehamilan
– Premature
– BBLR
– Tidak adekuat prenatal care
• Faktor penyebab tidak langsung kesakitan dan
kematian pada Infant adalah kemiskinan, tidak adekuat
dukungan sosial dan kurang akses ke pelayanan
kesehatan.
2. Masa Childhood:
• Resiko kematian 2 kali pada anak usia 1-4
tahun dibandingkan usia 5-14 tahun
• Adanya perlakuan diskriminasi gender sebagai
contoh bayi wanita lebih cepat disapih sehingga
mempunyai resiko kontaminasi makanan, resiko
kekurangan nutrisi, kurang akses ke pelayanan
kesehatan dan pengobatan.
• Resiko morbiditas dan mortalitas karena
kondisi Infeksi, terserang Parasit ISPA, kelainan
kongenital, cedera dan keracunan.
• 3. Masa Remaja
• Merupakan turbulance stage dalam siklus kehidupan karena pada
masa remaja terjadi perubahan fisiologis, psikologis dan sosial.
Perubahan yang terjadi dipengaruhi proses adapatasi dari peran
hormon.
Resiko morbiditas dan mortalitas oleh perilaku seperti cedera dan
keracunan.
Morbiditas disebabkan oleh:
– STD
– HIV/AIDS
• Peran penting dari faktor sosial yaitu ekspektasi peran gender
pada remaja :
• Laki-laki dengan gambaran fisik tinggi dan atletis;
• Wanita dengan gambaran kurus, langsing berresiko kurang gizi,
anoreksia, bulimia;
• Target konsumen seperti rokok, obat-obatan, alkohol, sport (motor,
mobil
• 4. Masa Dewasa :
• Peran sosial baru, dan tanggungjawab sosial
• Muncul Isu-isu reproduksi manusia,
perkawinan dan karier
5. Masa Transisi manula :
• Perimenopouse dan menopouse
• Perubahan endokrin yang menimbulkan gejala
rasa panas pada wajah, atropy vagina,
penambahan berat badan, insomnia, perubahan
mood dan depresi
• Resiko osteoporosis dan penyakit jantung
• Therapy sulih hormon (Human Replacement
Therapy
• 6. Menoupouse :
• • Reaksi obat
• Ketidakseimbangan fungsi kognitif dan
motorik
• Insomnia
• Gangguan afektif
• Resiko bunuh diri
• Dalam konteks kesehatan wanita dalam
kesehatan reproduksi terdapat permasalahan
kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupan :
Infant dan masa anak-anak ( 0-9 tahun)
– Seleksi jenis kelamin
– Sunat wanita
– Diskriminasi dalam nutrisi
– Diskriminasi dalam pelayanan kesehatan
• Remaja (10-19 tahun)
– Memilliki anak (Early childbearing)
– Aborsi
– PMS dan AIDS
– Defisiensi mikronutrien dan kekurangan gizi
– Peningkatan trend penyalahgunaan obat
Usia reproduktif
– Unplanned pregnancy
– Penyakit menular seksual (STDs) dan AIDS
– Aborsi
– Komplikasi kehamilan
– Malnutrisi khususnya defisiensi Fe
• Post reproduksi
– Penyakit kardiovaskuler
– Kanker gynaecology
– Osteoporosis
– Osteoartritis
– Diabetes mellitus
Dari seluruh permasalahan kesehatan dalam
rentang kehidupan faktor kekerasan berbasis
gender, paparan masalah kesehatan dan
lingkungan kerja dan depresi merupakan faktor
penyebab yang secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan dan reproduksi
wanita.
• Kesehatan Reproduksi :
Bagian dari kesehatan wanita adalah kesehatan
reproduksi wanita. Permasalahan seputar
kesehatan reproduksi wanita sangat kompleks
namun seringkali terabaikan oleh karena
perlakuan diskriminasi gender. Misi Maternal
and child health (MCH) adalah melakukan
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
pada wanita dalam siklus kehidupannya. Sejak
dulu kesehatan wanita selalu dihubungkan
dengan:fertilitas dan maternity yaitu kesuburan
dan tanggungjawab rumah tangga serta sosial.
• Definisi Kesehatan Reproduksi
Kesehatan secara fisik, mental dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan
sistem dan fungsi serta proses reproduksi
dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit atau kecacatan
• Perawatan primer kesehatan reproduksi ICPD, 1994
- Bimbingan dalam melaksanakan KB termasuk
didalamnya adalah pemberian pendidikan, komunikasi,
informasi, konseling dan pelayanan kontrasepsi
- Pendidikan dan pelayanan untuk perawatan pranatal
- Penanganan proses kelahiran yang aman
- Perawatan pascanatal, khususnya pemberian ASI,
perawatan kesehatan bayi, anak dan Ibu
- Pencegahan dan pengobatan yang memadai terhadap
infertilitas
- Penanganan terhadap aborsi
- Pengobatan ISK
- Pelayanan PMS, HIV/AIDS serta kanker alat reproduksi
- Informasi pendidikan dan konseling terhadap
seksualitas
• Paket pelayanan kesehatan reproduksi meliputi :
n Paket pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif
(PKRK) adalah pelayanan kesehatan reproduksi yang
mencakup semua pelayanan tentang masalah
kesehatan reproduksi dan seksual yang terjadi pada
semua siklus kehidupan.
Komponen pelayanan kesehatan reproduksi
komprehensif terdiri dari :
1. Kesehatan ibu anak
2. Remaja
3. Infertilitas
4. Kekerasan terhadap perempuan
5. Safe Motherhood
6. PMS dan HIV/AIDS
7. Penyakit kanker kesehatan reproduksi
8. Masalah usia lanjut
• Paket pelayanan kesehatan reproduksi esensial
(PKRE) yang ditujukan untuk masalah
kesehatan reproduksi prioritas.
Prioritas pelayanan kesehatan reproduksi
esensial
1. KB
2. Safe Motherhood
3. Pencegahan dan manajemen komplikasi
aborsi
4. PMS, HIV/AIDS
5. Pencegahan dan manajemen infertilitas
6. Kesehatan reproduksi remaja
• A. Program dan kebijakan pemerintah tentang
Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia, Departemen Kesehatan pada periode 20052009 memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan
anak sebagai urutan pertama dalam pembangunan
kesehatan. Prioritas berikutnya adalah pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin, pendayagunaan
tenaga kesehatn, penanggulangan penyakit menular,
gizi buruk dan krisis kesehatan akibat bencana serta
peningkatan pelayanan kesehatan
• daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan dan
pulau-pulau terluar.
• 1. Pelayanan Kesehatan Dasar yang terdiri dari
a. Pelayanan Kesehatan ibu dan anak :
Kebijakan tentang KIA secara khusus berhubungan
dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua
fasilitas kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit
pemerintah maupun fasilitas kesehatan swasta.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis
kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) seperti pengukuran berat badan dan tekanan
darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada
ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman
pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada
kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan
antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan ibu hamil
K1 dan K4
• b. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dengan kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi
baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di
sekitar persalinan. Hal ini antara lain disebabkan
pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi
kebidanan (profesional). Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar
70,62 % - 77,21 %.
• c. Deteksi Resiko, Rujukan Kasus Resti dan Penanganan
Komplikasi
Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi
kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA
maupun di masyarakat. Deteksi risiko oleh tenaga kesehatan pada
tahun 2007 sebesar 46,17% sedangkan deteksi risiko oleh
masyarakat (kader, tokoh masyarakat,dll) sebesar 22,08%.
Resti komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang
secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun
bayi. Resti/komplikasi kebidanan meliputi Hb <> 140 mmHg,
diastole > 90 mmHg). Oedeme nyata, ekslampsia, perdarahan
pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan
> 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi
berat/sepsis, persalinan prematur.
• d. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2)
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan
melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28hari) minimal dua kali,
satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu lagi pada umur 8-28
hari (KN2).
Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan
disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi pada ibu. Pelayanan tersebut meliputi
pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi);pemberian vitamin K; manajemen terpadu
balita muda (MTBM); penyuluhan perawatan neonatus di rumah
menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal (KN2) pada
tahun 2007 sebesar 77,16%.
• 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peranan penting
bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita
melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil
penelitian, usia subur seorang wanita terjadi antara usia
15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/
pasangan lebih diprioritaskan untuk menggunakan
alat/cara KB.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun
2007, persentase wanita berumur 10 tahun keatas yang
pernah kawin dengan jumlah anak yang dilahirkan hidup
terbesar adalah 2 orang (23,02%), 1orang (19,52%) dan
3 orang (17,11%). Sedangkan rata-rata jumlah anak lahir
hidup per wanita usia 15-19 tahun adalah 1,79 untuk
daerah perkotaan dan 1,98 di pedesaan.
• 3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi 01 tahun (BCG,DPT, Campak, Polio, HB), imunisasi untuk wanita
usia subur/ibu hamil TT dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1; DT
dan kelas 2-3; TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan
dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti desa non UCI,
potensial/resti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau
kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis.
Pencapaian UCI pada dasarnya merupakan proksi terhadap
cakupan atas imunisasi secara lengkap pada kelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu,
berarti eilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan
masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31). Dalam hal ini
pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi
desa dan kelurahan. Pencapaian UCI pada tahun 2007 sebesar
71,18 % dengan target nasional UCI 80%.
• Program-program kebijakan pemerintah
terhadap kesehatan ibu dan anak di Indonesia
yang sedang berlangsung diantara meliputi :
• Perawatan Penyakit Anak yang Terpadu
(IMCI)
• Rencana Kesehatan Remaja Nasional
• kebijakan dan rencana untuk mencegah
malaria dalam kehamilan dan malaria bawaan,
penularan vertikal HIV dan syphilis dalam
kehamilan
• Making Pregnancy Safer
• Peningkatan kesadaran akan HIV/AIDS
• Paket pelayanan kesehatan reproduksi meliputi :
n Paket pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif
(PKRK) adalah pelayanan kesehatan reproduksi yang
mencakup semua pelayanan tentang masalah
kesehatan reproduksi dan seksual yang terjadi pada
semua siklus kehidupan.
Komponen pelayanan kesehatan reproduksi
komprehensif terdiri dari :
1. Kesehatan ibu anak
2. Remaja
3. Infertilitas
4. Kekerasan terhadap perempuan
5. Safe Motherhood
6. PMS dan HIV/AIDS
7. Penyakit kanker kesehatan reproduksi
8. Masalah usia lanjut
Download