Materi Advokasi - STBM

advertisement
STBM
S a n it a s i Tot a l B e r b a s i s M a sya ra k at
Lebih Bersih , Lebih Sehat
Lebih Bersih, Lebih Sehat
Materi Advokasi STBM - 2012
a
Penyusun
Buklet ini dikembangkan oleh tim Water and Sanitation
Program yang terdiri dari Nilanjana Mukherjee,
Deviariandy Setiawan, Djoko Wartono, Amin Robiarto,
Ari Kamasan, Wano Irwantoro dan Effentrif dengan
kontribusi editorial Yosa Yuliarsa. Tim mengucapkan
terima kasih atas kontribusi berbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan TSSM (Total Sanitation and Sanitation
Marketing) di Provinsi Jawa Timur.
Peer reviewers: Zainal Ilyas Nampira dari Direktorat
Penyehatan Lingkungan - Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Linkungan
- Kementerian Kesehatan, Maraita Listyasari dari
Direktorat Permukiman dan Perumahan - Bappenas.
Kontak kami
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
[email protected]
[email protected]
Kita tidak bisa
mentoleransi
sanitasi yang buruk
1
Indonesia kehilangan US$6,3 miliar atau Rp56
triliun per tahun akibat buruknya sanitasi dan
kebersihan.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare
yang memakan korban lebih dari 50.000 jiwa
akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk
mencapai Rp139.000 per orang atau Rp31 triliun
secara nasional.
Air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta
ton kotoran manusia per tahun yang dibuang
langsung ke badan air, sehingga biaya pengolahan
air bersih menjadi semakin mahal.
Enam puluh persen penduduk perdesaan tidak
mempunyai akses terhadap sanitasi yang layak dan
menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi.
2
Apakah kita sudah
peduli pada kondisi
higiene dan sanitasi
yang buruk?
Pemutakhiran data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta
penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS) di sungai, kali,
danau, laut atau di daratan. Mayoritas pelaku praktik buang air besar sembarangan
tinggal di desa-desa.
Hanya 38,4% dari penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang
layak. Akses sanitasi di perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun
terakhir. Pemerintah Indonesia telah mengindikasikan bahwa target Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal – MDG) untuk sanitasi
sebagai suatu sasaran yang “memerlukan perhatian khusus” karena tidak berada pada
jalur yang benar. Dengan hanya tersisa tiga tahun lagi sampai tahun 2015, kita harus
menemukan metode-metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk
meningkatkan akses sanitasi yang layak di Indonesia.
Lebih Bersih, Lebih Sehat
3
Dapatkah provinsi dan kabupaten Anda memperkirakan
kerugian yang diderita akibat sanitasi buruk?
Suatu perhitungan sederhana menunjukkan bahwa kerugian karena higiene dan
sanitasi yang buruk mencapai US$191 juta (Rp1,75 triliun) untuk tingkat provinsi
per tahun, atau US$15,75 juta (Rp145 miliar) untuk kabupaten per tahun, diukur
dengan nilai tukar tahun 2006.
Sebaliknya, tahukah Anda betapa menguntungkannya
investasi dalam perbaikan sektor sanitasi?
Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) tahun
2005 menyebutkan bahwa setiap US$1 yang diinvestasikan untuk perbaikan
sanitasi memberikan imbal hasil (return) paling sedikit sebesar US$8. Analisis
ekonomi lainnya menunjukkan fakta yang sama, meskipun angka-angka imbal
hasil bervariasi. Tentu saja imbal hasil tersebut tidak langsung, melainkan diperoleh
dari penghematan biaya, produktivitas yang meningkat, lebih sedikit kerugian, dan
sebagainya.
4
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Higiene dan sanitasi yang baik di kabupaten atau provinsi berarti:
• bayi-bayi lebih sehat, yang pertumbuhannya tidak terganggu oleh penyakit
yang disebabkan oleh lingkungan;
• pekerja lebih produktif;
• anak-anak lebih sehat, dan mempunyai lebih banyak waktu dan energi untuk
belajar serta berkembang secara optimal;
• air sungai berkualitas lebih baik, dengan biaya pengolahan yang lebih rendah
bagi konsumsi manusia;
• lokasi yang lebih menarik bagi para investor industri;
• usaha pariwisata yang lebih menguntungkan karena adanya pantai-pantai,
hutan-hutan, dan sungai-sungai yang bersih dan bebas polusi.
Lebih Bersih, Lebih Sehat
5
Dana
pemerintah dan
donor terlalu kecil untuk
menutup kesenjangan
akses sanitasi yang layak
di perdesaan, atau
untuk memenuhi
sasaran-sasaran
MDG.
Dibutuhkan investasi lebih dari US$600
juta setiap tahun selama tahun 20052015 agar Indonesia dapat mencapai
target MDG di bidang sanitasi. Dibandingkan dengan kebutuhan, investasi
pemerintah di sektor sanitasi, termasuk
dana-dana dari donor, rata-rata hanya
US$27 juta per tahun. Sebagian besar
dana investasi digunakan untuk pembangunan prasarana kota. Dengan jumlah
sedemikian kecil dan hanya bergantung pada
investasi sektor publik, kemungkinan diperlukan lebih dari 100 tahun untuk mencapai target
MDG!
Untuk mencapai target MDG di bidang sanitasi, harus ditemukan cara-cara untuk mempercepat dan memperluas investasi,
terutama dari sektor rumah tangga dan swasta.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pengadaan jamban bersubsidi untuk beberapa rumah tangga terpilih di masyarakat sebenarnya menghambat kemajuan sebab
rumah lainnya kemudian akan memutuskan untuk tidak menginvestasikan dana mereka sendiri, karena berharap akan memperoleh bantuan subsidi sejenis dari pemerintah. Kita tidak dapat meneruskan pendekatan lama seperti menyebarkan beberapa
jamban bersubsidi, kalau berjuta-juta rumah tangga masih kekurangan akses terhadap
sanitasi. Anggaran pemerintah yang terbatas harus digunakan lebih bijaksana, dan
secara inovatif, untuk memancing investasi yang jauh lebih besar dari sumber-sumber
nonpemerintah, seperti rumah tangga dan sektor swasta domestik. Hal ini membutuhkan strategi untuk membebaskan daya pengeluaran konsumen dan kekuatan pasar
sambil meyakinkan bahwa pasar sanitasi lokal berkembang dengan mekanisme yang
mempertimbangkan kelompok masyarakat.
Strategi baru Pemerintah Indonesia yang dirancang untuk tujuan tersebut adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diluncurkan pada tahun 2008, untuk
meningkatkan cakupan nasional secara cepat menuju SANITASI TOTAL.
6
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Peningkatan
lingkungan
yang kondusif
Institusionalisasi
Peningkatan
kebutuhan
sanitasi
Peningkatan
penyediaan
sanitasi
Pendekatan baru untuk perluasan cakupan sanitasi perdesaan - Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Lebih Bersih, Lebih Sehat
7
STBM
merupakan kesempatan untuk membebaskan kabupaten Anda
dari BAB sembarangan dalam
beberapa tahun ke depan. TETAPI,
hal ini akan terwujud bila Anda
mendukung dengan strategi
yang tepat, seperti dipaparkan di dalam dokumen
strategi STBM.
Dengan dukungan pengembangan kapasitas STBM dari pemerintah pusat, Anda
dapat meningkatkan permintaan konsumen akan sanitasi yang layak di provinsi atau
kabupaten Anda, dan mendorong pasar lokal untuk menawarkan lebih banyak opsi
kepada rumah tangga miskin untuk mendapatkan akses terhadap sanitasi yang layak.
Bila hal ini terjadi, masyarakat lokal akan tampil ke depan menginvestasikan sumber
daya mereka sendiri untuk memperbaiki fasilitas sanitasi, dan dengan cepat menuju
dusun, desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi yang bebas dari BAB sembarangan.
Sebagai tambahan, jika terbangun kebijakan yang mendukung dan lingkungan kelembagaan yang menunjang STBM di kabupaten, maka manfaat sanitasi akan menjadi
permanen. Masyarakat akan melakukan lebih dari sekedar menjadi suatu masyarakat
yang bebas dari buang air besar sembarangan, namun menjadi masyarakat SANITASI
TOTAL dimana setiap rumah tangga melaksanakan perilaku higiene dan sanitasi
sebagai kunci untuk menjaga kesehatan, produktivitas, dan kemakmuran masyarakat
terhadap aktivitas ekonomi, termasuk pariwisata.
8
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TANGGA PERUBAHAN PERILAKU
Visi STBM
an
h
ba
gk
n
Ra
n
aia
ru
Pe
SANITASI
TOTAL
ku
Pe
a
r il
Perbaikan Sarana
+ Perilaku Higiene
lainnya
- Terjadinya
peningkatan
kualitas sarana
sanitasi
- Terjadinya
perubahan
perilaku higiene
lainnya di
masyarakat
- Adanya upaya
pemasaran dan
promosi aktif
- Adanya pemantauan dan evaluasi
ODF
OD
- Adanya proses
pemicuan
- Adanya
Komite/”Natural
leaders”
- Adanya Rencana
Aksi
- Adanya pemantauan terus
menerus
- Tersedianya pasokan
Lebih Bersih, Lebih Sehat
Masyarakat sudah
mempraktikkan
perilaku higiene
sanitasi secara
berkelanjutan
- 100% masyarakat
sudah berubah
perilakunya dengan
status ODF
(terverifikasi)
- Adanya rencana
untuk merubah
perilaku higiene
lainnya
- Ada aturan dari
masyarakat untuk
menjaga status ODF
- Adanya pemantauan dan verifikasi
secara berkala
n
ga
si
u
nK
n
Pe
ing
ta
ka
t
ali
as
a
nit
un
gk
Lin
Sa
Diterbitkan oleh Sekretariat STBM
9
“Semua ini bukanlah fiksi. Hal ini sudah terjadi di
provinsi Jawa Timur, tempat Pemerintah Indonesia
menguji coba operasionalisasi STBM pada skala provinsi
selama tahun 2008-2010. Silakan lihat apa yang terjadi
di kabupaten-kabupaten provinsi Jawa Timur ketika
diterapkan pendekatan STBM”
“Lebih dari 1,5 juta masyarakat miskin dapat akses
jamban layak dalam periode 2008 - 2011,
tanpa subsidi”
Sejak tahun 2009, kabupaten yang sudah melaksanakan STBM sesuai dengan
kapasitas mereka, melembagakan prinsip dan pendekatan STBM dengan
baik, mendapatkan hasil yang nyata serta pembiayaan program yang lebih
efektif, seperti terlihat pada grafik penilaian kinerja. Kabupaten Bojonegoro
memenangkan JPIP award pada tahun 2011, Kabupaten Jombang pada
tahun 2010 dan Kabupaten Lumajang tahun 2009. Jawa Pos Institute ProOtonomi di Jawa Timur telah mulai melakukan evaluasi kinerja kepemerintahan kabupaten menurut azas-azas STBM. Hal ini kemungkinan besar akan
diperluas ke provinsi-provinsi lain, dengan JPIP atau dengan badan regional
sejenis lainnya.
10
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Rata-rata investasi masyarakat yang tumbuh per
tahun per daerah Rp 1 juta investasi pemerintah
di 29 kabupaten di Jawa Timur
(periode 2008 - 2011)
37
BOJONEGORO
28
GRESIK
17
MAGETAN
14
MALANG
13
TRENGGALEK
12
LUMAJANG
11
PACITAN
10
MOJOKERTO
Rata-rata penambahan rumah tangga yang akses
ke jamban sebagai hasil intervensi program STBM
di Jawa Timur
(periode 2008 - 2011)
BOJONEGORO
GRESIK
MAGETAN
MALANG
TRENGGALEK
LUMAJANG
PACITAN
MOJOKERTO
JEMBER
6.6
JEMBER
LAMONGAN
6
LAMONGAN
6
SAMPANG
PAMEKASAN
5
SAMPANG
PAMEKASAN
BLITAR
5
BLITAR
PONOROGO
5
PONOROGO
PROBOLINGGO
5
PROBOLINGGO
SITUBONDO 4.7
SITUBONDO
JOMBANG
4
JOMBANG
NGANJUK
4
NGANJUK
NGAWI
4
NGAWI
KEDIRI
3
KEDIRI
TULUNGAGUNG
3
TULUNGAGUNG
SUMENEP
3
SUMENEP
BANGKALAN
3
BANGKALAN
BANYUWANGI
3
BANYUWANGI
BONDOWOSO
3
BONDOWOSO
PASURUAN
3
PASURUAN
MADIUN 2
MADIUN
SIDOARJO 2
SIDOARJO
TUBAN
TUBAN 2
0
5 10 15 20 25 30 35 40
Investasi masyarakat yang tumbuh
untuk mendapat akses ke jamban
sehat, per Rp 1 juta investasi program
(dalam juta rupiah)
Lebih Bersih, Lebih Sehat
0
30
60
90
120
150
Rata-rata penambahan rumah
tangga yang akses ke jamban sehat
per tahun, per Rp 1 juta investasi
program
11
Hasil Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM
Hasil Pemantauan
Pelaksanaan
di Jawa Timur (2008-2011)
- Peningkatan
aksesKegiatan TSSM di Jawa Timur
1. Peningkatan akses 2. Perubahan perilaku secara ko
Jumlah orang yang meningkat
aksesnya ke jamban sehat
Jumlah
OD
1500
2500
2000
Jumlah Komunitas
Jumlah Orang (ribu)
1200
900
600
300
1500
1000
500
0
Jun
2008
Des
2008
Jun
2009
Des
2009
Jun
2010
Des
2010
Jun
2011
Des
2011
0
Jun
2008
Des
2008
*) ODF/SBAB (Sto
12
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Pelaksanaan Kegiatan TSSM
laksanaan Kegiatan TSSM di Hasil
JawaPemantauan
Timur (2008-2011)
di Jawa Timur (2008-2011) n akses 2. Perubahan perilaku secara
kolektif
Perubahan perilaku secara kolektif
kat
at
Jumlah Komunitas yang sudah mencapai
ODF (Open Defecation Free)*
2500
Jumlah Komunitas
2000
1500
1000
500
Jun
2011
Des
2011
0
Jun
2008
Des
2008
Jun
2009
Des
2009
Jun
2010
Des
2010
Jun
2011
Des
2011
*) ODF/SBAB (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
Lebih Bersih, Lebih Sehat
13
PENILAIAN KINERJA KABUPATEN DI JAWA TIMUR
PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
(periode tahun implementasi 2009)
90
80
70
60
50
Rasio peningkatan akses per 1 juta investasi program
Rasio komunitas ODF per 1 juta investasi program
Nilai rasio investasi program
% peningkatan akses ke jamban sehat
% progress ODF (terhadap baseline)
Progress pemicuan (terhadap baseline)
% anggaran sanitasi non-konstruksi
Anggaran sanitasi daerah
Skor
40
30
20
10
0
i
i
i
r
r
o
o
g
g
g
g
p
k
n
n
n
jo
ng san ogo alek
rto oso ng esik ban gan gaw lita diun goro edir
lan
be
ju ene rua ban
gg eta
an
nd
un
ar alan
ita
aja eka nor
e
B
ka Jem joke dow uwa
g
in
an
u
N
K
Tu
Gr
on
ag Pac ubo amp
do
gg
m
M
m
Ma jon
ol Ma
m
ng
Si
t
Ng Sum Pas
Jo lung
S
Po Tren
Lu Pam
ob
Mo Bon any
Si
La
Ba
Bo
Pr
B
Tu
Grafik penilaian Kinerja Kabupaten di Jawa Timur untuk bidang sanitasi tahun 2009
14
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBM berarti suatu perubahan besar dari cara kita
melaksanakan program-program sanitasi sebelumnya.
Dari pengalaman pelaksanaan berbagai proyek sanitasi selama 30 tahun sebelumnya, Pemerintah Indonesia menyadari bahwa memberikan subsidi kepada beberapa
rumah tangga untuk konstruksi belum tentu berdampak pada perbaikan perilaku
sanitasi mereka, dan hal itu juga tidak merangsang anggota masyarakat lainnya
untuk berinvestasi di bidang sanitasi. Akibatnya, akses terhadap sanitasi tetap rendah
dan mayoritas masyarakat tetap terus mengotori lingkungan dengan BAB sembarangan. Meskipun subsidi dimaksudkan untuk menolong rumah tangga yang paling
miskin, subsidi tersebut seringkali tidak sampai kepada kelompok miskin.
Dengan demikian, STBM menyatakan bahwa dana pemerintah tidak boleh dipakai
untuk memberikan subsidi rumah tangga (individu dan on-site). Dana subsidi ini
harus digunakan untuk pengembangan pendekatan yang telah terbukti sangat efektif
dalam memperbaiki perilaku sanitasi masyarakat, dan untuk meningkatkan investasi
masyarakat dalam memperbaiki sanitasi.
Lebih Bersih, Lebih Sehat
15
Yang dapat dilakukan oleh setiap kabupaten
(bimbingan teknis, pelatihan, sumber-sumber
pengetahuan dan bahan yang telah diuji coba di lapangan,
semuanya tersedia pada Pemerintah Indonesia)
1. Pemicuan STBM pada tingkat komunitas.
2. Penelitian formatif mengenai perilaku konsumen untuk
mengidentifikasi sebab-sebab orang melakukan BAB
sembarangan, sebab-sebab mereka berpindah dari BAB
sembarangan ke jamban, sebab-sebab mereka berinvestasi
dalam kepemilikan fasilitas sanitasi.
3. Kampanye media komunikasi berdasarkan penelitian formatif,
dengan menggunakan motivasi yang ada untuk mengubah
perilaku.
4. Menawarkan opsi-opsi untuk tindakan konsumen (misalnya
desain yang berbeda/biaya/pilihan pembayaran untuk
membangun atau meningkatkan fasilitas, berkaitan dengan
penawaran pasar seperti dijelaskan di bawah ini.
1. Penilaian pasar provinsi untuk membandingkan opsi-opsi
Penciptaan
PERMINTAAN
akan sanitasi
Memperbaiki
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
1. Mengambil alih fungsi penyedia layanan
1. Berfokus pada konstruksi jamban alihalih pada perubahan perilaku.
2. “Pendekatan mendidik”, memberitahu
masyarakat apa yang mereka harus
kerjakan.
3. Mempromosikan “kesehatan” sebagai
manfaat sanitasi satu-satunya.
4. Memproduksi bahan-bahan Informasi,
Edukasi, dan Komunikasi (Information,
Education, and Communication - IEC)
tanpa penelitian yang tepat untuk memahami yang diinginkan para konsumen,
produk apa yang bersedia mereka bayar,
dan apa yang memudahkan mereka untuk
berinvestasi di bidang sanitasi.
5. Menetapkan sasaran untuk konstruksi
jamban, atau komunitas dan kecamatan
yang BAB sembarangan. Target kapan
masyarakat akan terbebas dari BAB
sembarangan hanya ditentukan oleh
komunitas sendiri, sebagai pencerminan
nyata dari permintaan komunitas akan
perubahan.
Yang tidak boleh dilakukan atau
berhenti melakukan
(strategi-strategi konvensional yang
tidak berhasil)
Jalan Menuju Sanitasi Total
Komponen
STBM
16
1. Mengambil alih fungsi penyedia layanan
dan tidak membiarkan pasar berfungsi
dengan bebas.
2. Menyediakan uang tunai atau subsidi
material kepada rumah tangga.
3. Membatasi pilihan konsumen dan
menghambat pengembangan pasaran
lokal dengan menyediakan subsidi
material dari dana pemerintah atau
proyek.
1. Menetapkan sasaran dan tanggal untuk
komunitas atau kecamatan bebas dari
BAB sembarangan, dan sebagainya.
Sasaran-sasaran ini harus ditentukan
oleh komunitas sendiri.
2. Membolehkan program-program pemberi
subsidi dapat diteruskan di provinsi
atau kecamatan, meskipun tidak sejalan
dengan pelaksanaan pendekatan STBM.
1. Penilaian pasar provinsi untuk membandingkan opsi-opsi
sanitasi apa saja yang ada dengan keinginan dan kesediaan
konsumen miskin dan tidak miskin untuk membayar.
2. Mengembangkan suatu kisaran opsi yang diinginkan dan
terjangkau untuk semua kategori konsumen di provinsi.
3. Pengembangan katalog pilihan sanitasi layak, untuk
membantu konsumen memilih.
4. Pembinaan pengusaha lokal dan pelatihan tukang bangunan
untuk pilihan teknologi dengan jaminan kualitas.
1. Menerapkan kebijakan lokal untuk melaksanakan STBM di
kabupaten melalui sinergi semua sumber dana program atau
proyek sanitasi perdesaan.
2. Mengembangkan kerangka pendanaan khusus dalam anggaran
pemerintah untuk sanitasi berbasis masyarakat.
3. Menyediakan dana pembangunan dan peningkatan kapasitas
lokal dengan metodologi STBM untuk penciptaan permintaan,
perbaikan pasokan pasar, pemantauan berbasis masyarakat
dari keluaran dan hasil program sanitasi (misalnya verifikasi
Bebas dari BAB sembarangan/ODF).
4. Membuat analisis tentang efektifitas pembiayaan dari
masukan, keluaran, dan hasil program sanitasi dalam
pelaporan kemajuan program kabupaten.
5. Memformulasikan Rencana Strategis Multi Tahun untuk
pelaksanaan STBM di kabupaten (termasuk sasaran intervensi
tahunan, strategi pelaksanaan, perkiraan anggaran tahunan
dan tenaga kerja, serta jadwal terencana dari kegiatan yang
mencakup seluruh kabupaten).
Menciptakan
LINGKUNGAN
YANG MENDUKUNG
perubahan.
Memperbaiki
PASOKAN
pasaran
produkproduk dan
jasa-jasa
sanitasi
Lebih Bersih, Lebih Sehat
17
Tahukah Anda tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat?
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah suatu pendekatan yang
menekankan pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan yang berperan aktif
dalam proses pengambilan keputusan.
Tujuan STBM
Terciptanya suatu kondisi sanitasi total dalam upaya mengurangi penyakit
berbasis lingkungan.
Indikator STBM
Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan
lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
18
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Apa sajakah lima pilar perubahan perilaku?
1.
2.
3.
Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air sembarangan.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga (PAMM-RT)
Suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air
yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya, serta
pengelolaan makanan yang aman di rumah tangga yang meliputi 5 (lima) kunci;
keamanan pangan yakni: (i) menjaga kebersihan, (ii) memisahkan pangan
matang dan pangan mentah, (iii) memasak dengan benar, (iv) menjaga pangan
pada suhu aman, dan (v) menggunakan air dan bahan baku yang aman.
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Proses pengelolaan sampah yang aman pada tingkat rumah tangga dengan
mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang.
Pengelolaan sampah yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan atau pembuangan dari material sampah dengan cara yang
tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Proses pengelolaan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk
menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan
penyakit berbasis lingkungan.
Lebih Bersih, Lebih Sehat
19
Strategi STBM
a. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
Menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya sanitasi total, melalui
dukungan kelembagaan, regulasi, dan kemitraan antar pelaku STBM, termasuk
didalamnya pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, institusi
pendidikan, institusi keagamaan dan swasta.
b. Peningkatan Kebutuhan
Upaya sistematis untuk meningkatkan kebutuhan menuju perubahan perilaku
yang higienis dan saniter.
c. Peningkatan Penyediaan atau Pasokan Sanitasi
Meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses terhadap
produk dan layanan sanitasi yang layak dan terjangkau dalam rangka membuka
dan mengembangkan pasar sanitasi.
d. Pengelolaan Pengetahuan
Pengelolaan pengetahuan, pembelajaran, pengalaman, hasil studi dan riset agar
pihak yang berkepentingan memiliki akses yang mudah, cepat dan murah.
e. Pembiayaan
Sinergi sumber daya untuk mendukung, dan penguatan pendekatan STBM
dengan fokus nonsubsidi untuk pembangunan sarana individu (on-site system)
f. Pemantauan dan Evaluasi
Agar dapat mengukur perubahan dalam pencapaian program dan mengidentifikasi pembelajaran yang dapat dipetik selama pelaksanaan.
20
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Apakah Anda siap untuk mengubah provinsi
atau kabupaten Anda dengan bantuan dari
STBM?
jika ya..
Silahkan menghubungi
Sekretariat STBM Nasional untuk
bantuan teknis, pengembangan kapasitas,
alat bantu dan cara penggunaannya.
Sekretariat STBM-Nasional
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal PP dan PL
Kompleks Perkantoran Kementerian Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no. 29
Telp: (021) 424 7608 ekstensi 182
Fax: (021) 42886822
email: [email protected]
22
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Download