KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA ETNIS TIONGHOA DENGAN MAHASISWA PRIBUMI DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU Ekasiv Prajnagaja 0901131735 E-mail: [email protected] Pembimbing : Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau ABSTRAK Budaya dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, hal ini dapat dilihat dari proses komunikasi mahasiswa etnis Tionghoa dengan mahasiswa etnis pribumi, dimana mahasiswa etnis Tionghoa tergolong minoritas, dan mereka menganggap diri mereka berbeda. Sehingga mahasiswa etnis tionghoa lebih cenderung tertutup terhadap mahasiswa etnis pribumi, mahasiswa etnis tionghoa dianggap lebih senang membantu sesama kelompok etnisnya saja dari pada etnis lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku komunikasi antar budaya mahasiwa etnis Tionghoa dengan mahasiswa pribumi dan untuk mengetahui apakah terdapat hambatan dalam komunikasi antar budaya mahasiswa etnis Tionghoa dan mahasiswa etnis pribumi. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri dari 9 mahasiswa etnis Tionghoa dan 2 mahasiswa etnis pribumi. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses dalam teknis analisis data yaitu dimulai dari reduksi data, penyajian data, baru di lakukan penarikan data / verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi verbal yang dilakukan kedua pihak yaitu mahasiswa etnis Tionghoa berusaha sebisa mungkin untuk mempelajari bahasa dan juga mahasiswa pribumi berusaha untuk memperkenalkan bahasa lokal kepada mahasiswa etnis tionghoa. Bentuk komunikasi non verbal nya yaitu berupa menggelengkan kepala, mengerutkan dahi dan mengancungkan jempol. Hambatan yang terjadi selama proses komunikasi kedua pihak ini adalah bahasa, stereotip, dan prasangka. Kata Kunci : Komunikasi Antar Budaya, Etnis Tionghoa, Etnis Pribumi JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 1 THE INTERCULTURAL COMMUNICATION OF CHINESE ETHNIC STUDENT WITH NATIVE STUDENT IN FACULTY OF ECONOMICS RIAU UNIVERSITY Ekasiv Prajnagaja 0901131735 E-mail: [email protected] Counselor : Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom Major of Communication Science Faculty of Social Political Science University of Riau ABSTRACT Culture and communication have a strong connection, its seen from the communication process of Chinese ethnic student with native student. Which Chinese ethnic student belonging to minorities, and they consider themselves to be different. So Chinese ethnic student tend to be closed to native student, Chinese ethnic student considered to be more excited to help the fellow ethnic, than to help help other native ethnic. This study aimed to analyze how the intercultural communication behavior of Chinese ethnic student with native student and to determine whether there are obstacles in the intercultural communication of Chinese ethnic student with native student The method in this research is qualitative method with symbolic interaction approach. A total f informants in this research are 11 people, 9 of them are Chinese ethnic student, and the 2 are from native student. The selection of informants is done by using snowball sampling technique. The process in analytical data technique are begin with data reduction, data presentation and then make a verification. The result of this research indicate that the process of verbal communication by the two sides is the Chinese ethnic students are trying hard to learn native language, and native student also trying to introduce local language to Chinese ethnic student. The form of nonverbal communication are shake head to show disagree, frowning to show confusion, and give a thumb up to show agreement. The obstacles that happens during communication process are language, stereotype and prejudice. Keywords : Intercultural Communication, Chinese Ethnic Student, Native Student JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 2 mahasiswa PENDAHULUAN Proses interaksi dalam komunikasi adanya Universitas fenomena karena terlihat bahwa antarbudaya sebagian besar dipengaruhi mahasiswa oleh tetapi tertutup terhadap mahasiswa etnis pribumi, perbedaan kultur jangan dijadikan sebagai mahasiswa etnis tionghoa dianggap lebih penghambat proses interaksi dalam budaya senang yang berbeda. etnisnya saja dari pada etnis lain, sehingga perbedaan kultur, akan etnis Riau, tionghoa membantu dianggap sesama kelompok Untuk mewujudkan komunikasi hubungan yang terjalin keduanya kurang yang baik atau efektif dengan latar harmonis dan rukun. Namun kenyataan belakang budaya yang berbeda, tidak yang peneliti rasakan dilapangan yang juga sesulit yang kita bayangkan dan tidak sebagai mahasiswa etnis tionghua di semudah anggapan banyak orang. Dalam kampus Universitas Riau pada saat ini berkomunikasi dan berinteraksi dalam bahwa mahasiswa etnis tionghoa sudah budaya yang berbeda, banyak hal yang bisa terbuka kepada mahasiswa pribumi. harus diperhatikan dan banyak juga Walaupun begitu untuk berbaur kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dengan di dalamnya. mudah, terdapat juga hambatan-hambatan Peranan komunikasi antarbudaya yang mahasiswa dialami pribumi oleh tidaklah mahasiswa etnis diharapkan dapat membentuk intergritas tionghoa. Hambatan yang sering mereka bangsa. Disini diperlukan adanya sebuah temui yaitu sering terjadi kesalah fahaman pemahaman dan pengertian mengenai dalam mengartikan apa yang sedang perbedaan diperbincangkan sehingga hal itu sering persepsi sehingga tercipta hubungan yang baik dengan orang-orang yang berbeda budaya. Tak terjadi. jarang Hal yang perlu diketahui saat kesalahan persepsi dalam interaksi dengan berkomunikasi budaya yang berbeda dapat menimbulkan antarbudaya, adalah menyadari apakah diri kesalahpahaman yang pada akhirnya dapat kita sebagai bagian dari satu kelompok memacu timbulnya konflik-konflik antar etnis tertentu dan lawan bicara kita sebagai budaya. anggota kelompok etnis lain Ketertarikan untuk meneliti Penelitian komunikasi antarbudaya etnis tionghoa melihat dengaan mahasiswa etnis pribumi dikalangan JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 khususnya ini bagaimanakah etnis komunikasi nantinya akan identitas etnis tionghoa dapat page 3 bersosialisasi dengan mahasiswa pribumi. tersebut. Premis kedua Blumer adalah Apakah identitas etnis tersebut dapat pemaknaan muncul dari interaksi sosial menghambat mahasiswa etnis tionghoa di yang dipertukarkan di antara mereka. Fakultas Ekonomi Universitas Riau dalam Makna bukan muncul atau melekat pada menjalin komunikasi yang efektif atau sesuatu atau suatu objek secara alamiah. sebaliknya mungkin membantu dalam Makna tidak bisa muncul “dari sananya”. berkomunikasi, dan pada akhirnya akan Makna berasal dari hasil proses negosiasi ditemukan perilaku komunikasi seperti apa melalui penggunaan bahasa (language) yang mereka miliki. dalam perspektif interaksionisme simbolik. Premis ketiga Blumer adalah TINJAUAN PUSTAKA interaksionisme simbolik menggambarkan Kerangka Teoritis proses Teori Interaksi Simbolik dengan diri sendiri. Teori salah interaksionisme satunya dipopulerkan berpikir sebagai perbincangan simbolik Blumer Pengertian Komunikasi pertama kali pada tahun 1937 dan menulis Menurut Riswandi (2009:1) Kata esai penting dalam perkembangannya. atau istilah “komunikasi” berasal dari Interaksionisme simbolik Blumer merujuk Bahasa pada suatu karakter interaksi khusus yang communicatio atau communicare yang berlangsung antar-manusia. Aktor tidak berarti “berbagi” atau “ menjadi milik semata-mata bereaksi terhadap tindakan bersama”. yang lain tetapi dia menafsirkan dan komunikasi mendefinisikan setiap tindakan orang lain. mengacu pada suatu upaya yang bertujuan Respon untuk mencapai kebersamaan. aktor selalu didasarkan atas penilaian makna tersebut. Oleh karenanya latin “communicatus” Dengan menurut Berkomunikasi demikian, kamus adalah atau kata bahasa proses interaksi pada manusia dijembatani oleh dimana seseorang menyampaikan sesuatu penggunaan simbol-simbol penafsiran atau yang mempunyai arti lalu ditangkap oleh menemukan makna tindakan orang lain. lawan bicaranya dan dimengerti. Pesan- Blumer mengajukan premis pesan itu tercermin melalui perilaku pertama, bahwa manusia bertindak atau manusia seperti berbicara secara verbal bersikap terhadap manusia yang lainnya atau nonverbal, gesture (gerakan isyarat) pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan seperti melambaikan tangan ke orang lain, yang mereka kenakan kepada pihak lain menggelengkan kepala, menarik rambut. JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 4 Semua itu menunjukkan bahwa kita Komunikasi antarbudaya sendiri sedang berkomunikasi. juga merupakan proses komunikasi yang Pengertian Budaya biasa saja, hanya saja mereka yang terlibat Menurut Budaya Sihabuddin adalah suatu membangkitkan minat. budaya didefinisikan (2011:18) konsep didalamnya mempunyai latar belakang yang budaya yang berbeda, dalam komunikasi Secara formal yang terjadi antara dua budaya yang sebagai tatanan berbeda itu, maka aspek budaya, seperti pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, bahasa, nilai, sikap, makna, dan diwariskan dari kepercayaan, watak, nilai, dan orientasi generasi pikiran akan lebih banyak ditemukan ke generasi, melalui usaha individu dan kelompok. isyarat, noverbal, sikap, sebagai perbedaan yang besar seringkali Kebudayaan adalah keseluruhan mengakibatkan terjadinya distorsi dalam dari kelakuan dan hasil perilaku manusia komunikasi, namun dalam masyarakat yang teratur oleh kelakuan manusia, harus yang bagaimanpun berbeda kebudayaanya, didapatnya dengan belajar, dan yang tetap saja akan terdapat kepentingan- semuanya kepentingan bersama untuk melakukan tersusun dalam kehidupan masyarakat. Fokus kajian komunikasi komunikasi. antarbudaya yang harus selalu diingat adalah karena kebudayaannya yang Proses Komunikasi Antar Budaya berbeda-berbeda, sehingga mempengaruhi pola-pola komunikasi yang beraneka ragam. Dalam proses antarbudaya, bahasa, komunikasi lambang-lambang mendapat perhatian selain untuk diketahui. Penekanan pesan non-verbal Pengertian Komunikasi Antar Budaya Menurut (2003:112) mewarnai pesan-pesan sehingga mudah kebudayaan diinterpretasikan oleh pembawa pesan merupakan jumlah dari seluruh sikap, adat kepada penerima pesan melalui pesan yang istiadat, yang dilambangkan seperti bahasa, gambar, lain, warna, mengemukakan Liliweri pada pesan verbal dapat melengkapi dan bahwa dan kepercayaan membedakan dengan kelompok kebudayaan ditransmisikan melalui gerak tubuh Kesalahpahaman bahasa, objek material, ritual, intitusi, dan menginterpretasikan kesenian, dari suatu generasi kepada diakibatkan generasi berikutnya. (komunikator) JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 dan artifak. dalam pesan karena sering pembawa tidak pesan memahami page 5 latarbelakang budaya penerima pesan (komunikan) atau salah dalam memakai Potensi Komunikasi Antar Budaya saluran/tempat berlalunya pesan. Menjadi merupakan Unsur-unsur hal menciptakan Perilaku Komunikasi antarbudaya dapat manusia antarbudaya yang sebuah tepat untuk interakasi yang harmonis, meskipun menjadi manusia mempengaruhi komunikasi dalam bentuk antarbudaya stereotipe. merupakan melainkan suatu proses menjadi, dan ini generalisasi tentang sekelompok orang bukanlah suatu keadaan melainkan suatu dengan mengabaikan realitas yang ada. pencarian, Stereotipe dapat positif maupun negatif. antarbudaya mampu mengubah pandangan Stereotipe Dalam sebuah proses komunikasi antar manusia, stereotipe pada umumnya akan menghambat melakukan keefektifan komunikasi, namun suatu menjadi status manusia kita tentang hakikat perbedaan sebagai suatu nuansa keindahan. dalam bahkan bukanlah Dengan demikian perbedaan pada budaya menyebabkan adanya penggunaan gilirannya akan menghambat integrasi symbol berbeda dan persepsi berbeda atas manusia, dengan demikian keberadaan pesan stereotipe antar suku bangsa di negara kita komunikasi pun dapat menghambat integrasi suku- tujuannya. yang disampaikan, tidak dapat Antar Budaya sehingga mencapai suku bangsa di Indonesia, serta keutuhan bangsa secara menyeluruh. Komunikasi Meskipun demikian Perubahan Sosial kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya Perubahan sosial Dalam adalah fakta dapat diatasi bila kita mengetahui bahasa sosial yang pasti terjadi dalam kehidupan serta perilaku budaya lain, mengetahui manusia. Salah satu faktor penyebab prinsip-prinsip komunikasi antarbudaya perubahan sosial adalah adanya kontak serta menjadi manusia antarbudaya yang antar dua budaya yang berbeda. Kontak mampu melakukan komunikasi dengan antar dua budaya yang berbeda akan orang-orang yang memiliki latarbelakang menyebabkan budaya bersifat semakin heterogen dan kompleks. yang mengalami berbeda tanpa kesalahpahaman harus dalam persepsi yang akan disampaikan. budaya akan menjadi Untuk merespon perubahan sosial yang disebabkan oleh pertemuan dua budaya yang berbeda adalah dengan JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 6 mengembangkan bentuk Komunikasi antarbudaya melalui komunikasi tersebut layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda akan mengembangkan Howell, salah seorang penasihat Gundykunst, menyebutkan ada empat proses persepti tidak saja berdasarkan tataran kompetensi komunikasi, yaitu : budayanya masing-masing tetapi juga 1) unconscious incompetence memperhitungkan bagaimana budaya yang 2) conscious incompetence lain itu melakukan persepsi. 3) conscious competence 4) unconscious competence Identitas Etnis Identitas etnis merupakan sense Etnis Tionghoa tentang self individu sebagai anggota atau Leluhur orang Tionghoa-Indonesia bagian dari suatu kelompok etnis tertentu berimigrasi secara bergelombang sejak dan juga ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan berhubungan dengan sense tersebut. Dari perniagaan. Peran mereka beberapa kali definisi tersebut di atas menunjukkan muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan bahwa dalam diri individu terdapat sense sebelum tentang diri dalam kaitannya sebagai dideklarasikan dan terbentuk. Catatan- bagian dari kelompok etnis tertentu dan catatan dari Cina menyatakan bahwa proses inilah yang menyebabkan identitas kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah etnis terbentuk. berhubungan erat dengan dinasti-dinasti sikap maupun perilakunya Republik Indonesia yang berkuasa di Cina. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan Kompetensi Komunikasi Komponen komunikasi mengacu lalu lintas barang maupun manusia dari pada kemampuan untuk berkomunikasi Cina ke Nusantara dan sebaliknya. Setelah secara efektif. Kompetensi ini mengacu negara pada hal-hal seperti pengetahuan tentang Tionghoa peran dalam Indonesia digolongkan sebagai salah satu mempengaruhi kandungan (content) dan suku dalam lingkup nasional Indonesia, bentuk sesuai Pasal 2 UU Nomor 12 Tahun 2006 lingkungan pesan (konteks) komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin tentang layak Indonesia. untuk dikomunikasikan kepada Indonesia yang merdeka, orang berkewarganegaraan Kewarganegaraan Republik pendengar tertentu, tetapi mungkin tidak JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 7 KERANGKA PEMIKIRAN sumber - dokumentasi dan penelitia terdahulu. Perilaku komunikasi mahasiswa etnis Tionghoa dengan mahasiswa pribumi lain Karena seperti dokumentasi- penelitian ini bersifat dalam berinteraksi dan berkomunikasi kualitatif, maka maka pengujian nya dengan menggunakan teori interaksi dilakukan dengan uji non statistik, yaitu simbolik. pengujian nya di mulai dari pengumpulan data, kemudian reduksi data, kemudian - Hambatan perilaku komunikasi antara penyajian data, setelah itu baru diakukan mahasiswa etnis Tionghoa dengan penarikan kesimpulan / verifikasi. mahasiswa pribumi dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan teori interaksi simbolik. HASIL PENELITIAN Komunikasi mahasiswa penelitian Tionghoa dengan mahasiswa etnis Pribumi di Fakultas METODE PENELITIAN Dalam etnis antarbudaya ini, penulis Ekonomi Universitas Riau dengan melakukan pemilihan informan dengan menggunakan teori interaksi simbolik menggunakan teknik snowball sampling, yang dipopulerkan oleh Herbert Blumer yang mengumpulkan informan dimulai kali pada tahun 1937. dari satu orang kemudian semakin lama Komunikasi antar budaya dari jumlah informan semakin banyak seiring anggota budaya yang berbeda berperan waktu pengamatan berjalan. Dalam terjadinya tingkah laku manusia, misalnya penelitian ini akan menggunakan sampel tingkah laku mahasiswa etnis Tionghoa sebanyak yang menyamahi budaya mahasiswa etnis 11 orang mahasiwa etnis Tionghoa atau etnis pribumi yang ada di pribumi, sehingga mahasiswa etnis Fakultas Ekonomi Unversitas Riau. Data Tionghoa berperilaku berdasarkan budaya penelitian ini menggunakan data primer budaya mahasiswa etnis pribumi. dan sekunder. Dimana data primer di himpun langsung dari sumber nya yaitu Perilaku Komunikasi Antar Budaya dengan wawancara dan observasi di Mahasiswa Etnis Tionghoa Dengan lapangan, Mahasiswa sedangkan data sekunder diambil dari buku-buku referensi yang berhubungan dengan penelitian serta Di Fakultas Ekonomi Universitas Riau Perilaku komunikasi antar budaya mahasiswa JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Pribumi etnis Tionghoa dengan page 8 mahasiswa pribumi dalam berinteraksi waktu pertama kali saya kenal dengan dengan lingkungannya dapat dilihat dari mereka, saya tidak terlalu banyak bicara, interaksi proses seperti mereka bicara sama saya tetapi komunikasi masing-masing pihak tersebut. saya tidak terlalu mengerti apa yang Seperti yang dialami oleh mahasiswa etnis mereka bicarakan. Karena kami sering Tionghoa yaitu Marvin Prasudi (22 thn), berkomunikasi, jadi kami suka sharing- Ketua (Persaudaraan sharing dan berbagi pengalaman, saya juga Buddhist), suka bawa makanan ke kelasnya mereka, awal saya sering sekali makan sama-sama yang terjadi dalam Permuridhis Mahasiswa Univeritas Riau mengatakan bahwa “pada nya mahasiswa pribumi yang menghampiri nya mereka di kantin kampus.” dulan dan merka menanyakan kabar atau mengajak untuk makan siang bersama.” Willy mahasiswa etnis Tionghoa mengatakan bahwa “biasa nya etnis Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi antar budaya mahasiswa etnis Tionghoa dengan mahasiswa pribumi pribumi la yang mendekati ia duluan dan pertama pada saat pertama kali masa juga mahasiswa pribumi bertemu dengan kuliah yaitu saat ospek atau masa orientasi saya karena rekomendasi dari teman kampus dan pada saat adanya tugas-tugas mahasiswa pribumi saya dan karena ada kuliah kesempatan. Saya belajar bahasa daerah sebelumnya mereka tidak saling kenal terutama bahas minang dan melayu dari sehingga mengalami culture shock dan teman mahasiswa pribumi saya, lewat cara mengatasinya dengan meminta saran komunikasi terus dengan dia.” kepada teman sesama mahasiswa etnis Sedangkan Christina (mahasiswa yaitu tugas kelompok, Tionghoa terutama pribumi) mengatakan bahwa “pertama bagaimana cara saya yang duluan berkenalan dengan budaya dan kebiasaan mereka. yang kakak tingkat beradaptasi dengan mahasiswa etnis Tionghoa karena saya Pada penelitian ini, peneliti juga tertarik dengan keberadaan mahasiswa terfokus dengan dua bentuk komunikasi etnis terbuka yakni komunikasi Verbal dan Komunikasi dengan budayanya dan apa yang mereka Non Verbal. Seperti yang telah di ketahui bawa dari daerahnya, saya juga suka Komunikasi belajar bahasa Mandarin.” communication) adalah bentuk komunikasi Tionghoa, saya Indri yang sangat juga merupakan verbal (verbal yang disampaikan komunikator kepada mahasiswa pribumi mengatakan “awalnya JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 9 komunikan dengan cara tertulis (written) Dalam berkomunikasi pasti terdapat hambatan –hambatan, diantara atau lisan (oral). Marvin mengatakan bahwa orang dapat mengetahui kalau kita itu dari etnis nya yaitu: 1. Bahasa Tionghoa biasanya keliatan secara fisik. Hal ini diungkapkan oleh Yongki Selain itu, orang Tionghoa itu kalo bicara Cahyadi logatnya jelas sekali. Jadi dari logatnya itu Manajemen : “Gaya bicaranya orang bisa tahu kalo itu orang Tionghoa. Pribumi di Pekanbaru ini ada yang Indri yang seorang mahasiswa pribumi mengatakan bahwa Mahasiswa jurusan agak kasar, kadang mereka berbicara Orang seperti orang yang marah, padahal Tionghoa itu dikenal juga dari cara mereka tidak. Kalau kita orang Tionghoa yang bicara (logatnya) tapi kadang kita susah sudah lama ada disini ya sudah biasa bergaul karena kita kebanyakan bergaul saja, tapi mungkin kalau kita orang sesama etnis kita saja. Untuk masalah Tionghoa yang baru menginjakkan kerjaan, tugas kuliah, masalah pribadi kita kaki ke Pekanbaru ini ya mungkin lebih banyak sharing dengan sesama etnis agak kaget. Walaupun yang kita kita saja. ketahui lebih kasar berbicara orang Dari beberapa hasil wawancara batak daripada orang Pribumi di kota diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pekanbaru ini. Kalau kita orang sebagian besar dari mahasiswa etnis Tionghoa berbicara bahasa Indonesia Tionghoa lebih banyak bergaul dengan itu memang agak belibet atau ribet gitu sesama etnis mereka. Karena mereka bahasanya. Soalnya kita terbiasa pakai merasa bahwa berbicara atau bertukar bahasa Cina dilingkungan keluarga”. fikiran dengan sesama etnis mereka itu Dari hasil wawancara diatas etnis lebih nyaman. Tapi seiring berjalannya Tionghoa memang mengakui kalau waktu mereka sudah mulai beradaptasi dari dengan mahasiswa etnis Pribumi dan kesulitan untuk lebih dekat dengan mulai terbuka dengan etnis Pribumi. etnis Pribumi. Kebiasaan mereka yang bahasa mereka mengalami dari kecil sudah diajari menggunakan Hambatan Komunikasi Antarbudaya bahasa Mahasiswa Etnis Tionghoa Dengan dengan sesama keluarga dan sesama Mahasiswa etnis mereka merupakan faktor yang Pribumi Di Fakultas Ekonomi Universitas Riau JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Hokkien kalau berbicara mendasari hal tersebut. page 10 Tionghoa. Kalau tidak kepepet ya saya 2. Stereotip Berikut ini juga merupakan hasil juga jarang banget bicara dengan etnis wawancara dengan etnis Tionghoa Tionghoa. Karena saya pernah dicueki yang merupakan mahasiswa Fakultas dan tidak diperhatiakan saat saya Ekonomi jurusan akutansi bernama berbicara dengan etnis Tionghoa, jadi Silvy : “Mahasiswa etnis Pribumi rata- ya dari situ saya males bicara sama rata baik. Buktinya saja sya banyak mereka”. berteman dengan mahasiswa etnis Dari hasil wawancara diatas juga Pribumi. Mereka tidak memandang merupakan perbedaan kebudayaan. Kita saling antarbudaya yang terjadi dikalangan menghargai masing- mahasiswa Etnis Tionghoa dan Etnis masing. Memang kalau etnis Tionghoa Pribumi. Prasangka yang ada diantara itu informan mengakibatkan terhambatnya kebudayaan lebih cekatan dibandingkan atau dengan gigih mahasiswa hambatan komunikasi komunikasi antarbudaya tersebut. Pribumi. Kita orang Tionghoa memang susdah diajarkan untuk mandiri sejak Faktor-Faktor kecil, apa yang kita targetkan harus Terhadap bisa dicapai. Berbeda memang dengan Antarbudaya Mahasiswa Etnis Tonghoa etnis Pribumi yang kadang-kadang dan suka berubah pemikiran. Namun itu Fakultas Ekonomi Universitas Riau tidak mengurangi rasa toleransi kita karena berbeda etnis”. Yang Proses Mahasiswa Sejauh Etnis ini, Berpengaruh Komunikasi Pribumi mahasiswa Di etnis Tionghoa mampu melakukan percakapan dengan mahasiswa etnis Pribumi dan 3. Prasangka Contoh dari wujud prasangka yaitu menggunakan menghindarkan diri dari kelompok bahasa Indonesia. Apalagi sebagian besar etnis disukai. mahasiswa etnis Tionghoa ini lahir dan Pengakuan dari Mita salah seorang besar di Pekanbaru, jadi tidaklah sulit mahasiswa Fakultas Ekonomi etnis baginya pribumi yaitu : “Saya lebih baik diam menggunakan bahasa Indonesia. yang daripada tidak mengajak begitu nasional berkomunikasi yaitu dengan etnis Faktor-faktor yang mendukung dan Tionghoa, saya tidak tahu kenapa saya menghambat proses komunikasi antara tidak begitu suka bergabung dan mahasiswa etnis Tionghoa dan mahasiswa ngobrol etnis Pribumi ini semakin disadari oleh panjang bicara untuk bahasa dengan JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 etnis page 11 keduanya. Hambatan saat proses dilakukan komunikasi antar keduanya semakin hambatan. sering mendapat berbagai menipis seiring berjalannya waktu. Budaya Perbedaan budaya menyebabkan saling menghargai yang selalu menjadi mahasiswa etnis Tionghoa saat pertama pegangan bagi mahasiswa khususnya kali datang ke kampus Universitas Riau di Fakultas Ekonomi dan mulai beradaptasi dengan lingkungan Universitas Riau agar dapat menciptakan barunya cenderung dapat terjadi cultural hubungan yang harmonis dan jauh dari shock konflik atau perselisihan. Hasil akhirnya terhindarkan. Hal ini disebabkan oleh adalah bahwa sejauh ini proses komunikasi perbedaan bahasa, dialek/logat, perbedaan antara mahasiswa etnis Tionghoa dan persepsi mahasiswa etnis Pribumi yang sudah keterkejutan tahunan lamanya bisa mencapai suatu menyesuaikan diri. mahasiswa pembauran. mendukung Faktor-faktor dan yang menghambat dalam (gegar yang sebagai berinteraksi mencapai suatu tidak menyebabkan ketika menemukan adanya anxiety dan uncertainty ketika mahasiswa etnis untuk dapat yang seseorang Peneliti proses komunikasi pun dapat dijadikan alat budaya) Tionghoa berkomunikasi dengan mahasiswa dan etnis hubungan yang baik sehingga mencapai Pribumi dikarenakan adanya perbedaan tahap pembauran. latar belakang budaya. Ketika seseorang berpindah ke budaya baru, seseorang membawa bahasa, sikap, kebiasaan, dan Pembahasan Mahasiswa etnis Tionghoa yang perilaku dari budaya lama mereka yang ada di Universitas Riau, harus beradaptasi dapat bertabrakan dengan budaya baru. dengan lingkungan serta budaya dimana Hal ini dapat menyebabkan disorientasi, mereka berada, yang secara jelas berbeda kesalahpahaman, dengan kecemasan (anxiety). budaya maupun lingkungan mereka sehari-hari. Dalam hal konflik, stres, dan Hambatan saat proses komunikasi tentunya antara keduanya pun semakin menipis bagaimana mahasiswa etnis Tionghoa seiring berjalannya waktu. Hasil akhirnya dalam adalah bahwa sejauh ini pola komunikasi berinteraksi komunikasi pribadi ini pula atau melakukan dengan teman- lintas budaya antara mahasiswa etnis temannya mahasiswa etnis Pribumi, dosen, Tionghoa dengan mahasiswa etnis Pribumi dan lingkungannya. Saat proses interaksi di Universitas Riau sudah bisa mencapai JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 12 kesepahaman budaya. Faktor-faktor yang antara keduanya. Faktor kebutuhan mendukung dalam adalah salah satu alasan mahasiswa berkomunikasi di kampus pun sudah dapat etnis Tionghoa untuk berusaha dalam dijadikan alat untuk mencapai suatu memahami cara berkomunikasi dengan kesepahaman budaya, yang berujung pada mahasiswa etnis Pribumi. dan menghambat sikap toleransi antara keduanya. 2. Faktor Jadi, dari hasil penelitian ini, yang menghambat dalam komunikasi antar budaya dikalangan peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa mahasiswa etnis Tionghoa dengan mahasiswa etnis mahasiswa etnis Pribumi adalah dari Pribumi ini sudah berada dalam tahap segi bahasa : mahasiswa dari etnis kesepahaman Tionghoa budaya (understanding etnis Tionghoa lebih culture) terhadap culture shock (perbedaan berinteraksi budaya) yang dialami. disekitarnya. dan sopan dengan dalam orang-orang Berbeda dengan mahasiswa etnis Pribumi yang jika berinterkasi Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hubungan antara etnis intonasi yang cukup keras dan agak kasar. Sejauh mahasiswa menggunakan ini, para mahasiswa etnis Tionghoa juga sudah bisa beradaptasi Tionghoa dan pribumi semakin baik dengan mahasiswa etnis Pribumi. dengan adanya kesadaran di antara Mereka sudah mulai terbuka dalam keduanya untuk saling menghargai dan berbagai hal dengan mahasiswa etnis menghormati satu sama lain. Seiring Pribumi. berjalannya waktu, interaksi keduanya sangat baik karena dengan pemahaman bahwa mahasiswa etnis Pribumi sebisa mungkin harus Berdasarkan penelitian yang telah memahami dilakukan penulis tentang Komunikasi komunikasi yang digunakan mahasiswa Antar Budaya Mahasiswa etnis Tionghoa etnis Tionghoa. Begitu pula mahasiswa dan mahasiswa etnis Pribumi di Fakultas etnis Tionghoa yang seharusnya lebih Ekonomi Universitas Riau, maka penulis ekstra menyarankan : dalam bisa Saran mempelajari dan memahami mahasiswa etnis Pribumi. 1. Penulis berharap hubungan antara Karena dengan pemahaman itulah, mahasiswa hubungan yang baik akan tercipta di mahasiswa etnis Pribumi semakin JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 etnis Tionghoa dan page 13 langgeng ke depannya. Penulis 2. Hubungan sosial akan menjadi baik menyadari bahwa penelitian ini masih jika dibarengi dengan interaksi yang sangat sederhana dan jauh dari kata baik pula antara mahasiswa etnis kesempurnaan, Tionghoa namun penulis dan mahasiswa etnis berharap tulisan ini bisa menjadi Pribumi. Seiring berjalannya waktu, referensi awal bagi siapa pun yang faktor penghambat itu sudah dapat mempunyai untuk diminimalisir oleh mahasiswa etnis melakukan penelitian berkaitan dengan Tionghoa sehingga mereka sekarang proses komunikasi antar etnik, antar sudah ras ataupun antar budaya. mahasiswa keinginan mulai terbuka etnis dengan Pribumi. ,2003. Makna Budaya dalam DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, 2002. Pokoknya Kualitatif. Bandung : Pustaka Jaya. Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta. Ardianto, Elvinaro, 2007. Komunikasi MassaSuatu Pengantar. Bandung : Simbosa Rekatama Media. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Creswell, John W, 2007. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Moleong , 2005. Metodologi Kualitatif dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, Uchajana Onong, 2005. Ilmu & Jalaluddin Rakhmat., ed. Komunikasi Teori dan Praktek. 2006. Komunikasi Antarbudaya: Bandung: Panduan Berkomunikasi dengan PT Remaja Rosdakarya. Orang-orang Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT. Kencana. Liliweri, Alo, Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhadiantomo. “Keragaman Etnis, Kesenjangan Sosial dan Patologi 2001. Komunikasi Antar Gatra-gatra Budaya. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sosial: Telaah Kasus Masyarakat Surakarta”. Seminar Nasional Etnisitas, Multikulturalisme dan Media Massa. Diselenggarakan di Surakarta, 28 November oleh JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 14 Program Magister Ilmu Rakhmad, Jalaluddin, Komunikasi Universitas Sebelas Deddy, Maret dengan BAPEDA Prov. Antarbudaya Jawa Berkomunikasi Tengah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2006 Purwasito, Andrik, 2003. Komunikasi Multikultura. Surakarta : UMS Press. dan 2009. Mulyana, Komunikasi Panduan dengan Orang- Orang Berbeda Budaya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Ritzer, George dan Douglas J Goodman, 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu. : Kreasi Wacana. West Richard dan Lynn H. Turner, 2008. Samovar, L. A., Porter, R. E., & McDaniel, E. R, Pengantar Teori Komunikasi: 2010. Analisis Dan Aplikasi. Buku 1 edis Communication Between Cultures ke-3 Terjemahan Maria Natalia (7th Edition ed.). Boston, USA: Damayanti Maer. Jakarta: Salemba Wadsworth Cengage Learning. Humanika. Sihabudin, Ahmad, 2011. Komunikasi Antarbudaya: Satu Prespektif Multidimensi. Jakarta: PT Bumi 2004. Komunikasi. Pengantar Jakarta Ilmu : PT. Grasindo. Tionghoa-Indonesia. Aksara. Penelitian http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongh Kuantitatif Kualitatif & RND. oa-Indonesia. Di akses tanggal 10 Bandung : Alfabeta. Januari 2015. Sugiyono, Sutopo, Wiryanto. 2010. 2002. Metode Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press. Hessel Nogi .S T. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Grasindo. JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 page 15