Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature “Gebrakan Jokowi” Di MetroTV ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi Disusun oleh : FRANSISCO LELAPARY L 100 090 161 PROGDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 1 PERSE TUJUATI NASKAH PT]BLIKASI Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature "Gebrakan Jokowi'o Di MetroTY ) Dipersiapkan dan disusun oleh : T.RANSISCO LELAPARY L 100 090 161 . o- )qrutut Tanggal : ;; Pembimbing I Hari ;p"-;;;'il't Pembimbing II lri+t.^*;L24 (,:rL*,r" ",o,,Jr. r,., *.^ NIIC 1103 Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature “Gebrakan Jokowi” Di MetroTV ) FRANSISCO LELAPARY Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] ABSTRAK Penelitian ini membahas bagaimana komunikasi nonverbal berperan penting dalam kehidupan. Dimana konstruksi pesan nonverbal dapat mengekspresikan dan mengartikan banyak hal. Termasuk dalam membentuk awareness mengenai citra positif seseorang. Dalam penelitian ini Jokowi mencoba menunjukan konstruksi pesan non verbal melalui penyiaran dalam media massa televisi, yaitu dalam video program berita “Gebrakan Jokowi” yang disiarkan oleh MetroTv, video tersebut merupakan objek dari penelitia ini. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui konstruksi pesan non verbal yang diperlihatkan oleh Jokowi dalam video program berita feature “Gebrakan Jokowi” yang disiarkan oleh MetroTV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pesan non verbal yang dilakukan oleh Jokowi dalam program berita feature “Gebrakan Jokowi” yang ditayangkan oleh MetroTV. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan metodologi semiotika komunikasi. Studi semiotika yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes, dimana untuk mencari makna, menggunakan denotasi yang merupakan signifikasi tahap pertama, konotasi yang merupakan signifikasi tahap kedua, dan mitos yang digunakan untuk mendukung makna yang ada. Studi semiotika digunakan untuk menganalisis makna dari tanda-tanda yang dikonstruksikan oleh Jokowi dalam video program berita feature “Gebrakan Jokowi”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam video program berita feature “Gebrakan Jokowi” ini didapatkan konstruksi pesan nonverbal yang ditunjukan oleh Jokowi. Pesan non verbal terkonstruksikan untuk menguatkan citra positif Jokowi dimata masyarakan. Citra positif dibangun melalui tanda tanda nonverbal yaitu dengan pakaian yang dikenakan yang menunjukan kesederhanaan dan kewibawaan, melalui perilaku nonverbal seperti gerak tubuh, sikap badan, ekspresi wajah, keintiman, dan paralinguistik. Kata Kunci: Jokowi, Konstruksi pesan, Semiotika, nonverbal, Video iii 3 program berita “Gebrakan Jokowi” A. LATAR BELAKANG Komunikasi dilakukan oleh nonverbal manusia dalam episode “Tangani Banjir Jakarta” dan “Tangani Kemacetan Jakarta”. kehidupan sehari-hari. Setiap tanda dari Pemberitaan oleh media tentang komunikasi nonverbal memiliki arti Jokowi dan pencitraannya pun semakin tersendiri. gencar, Sebagai contoh tanda pemberitaan tersebut akan komunikasi non verbal yang sering dikaji dalam sebuah analisis, yaitu diperlihatkan adalah melalui analisis semiotik. Objek yang pencitraan. Hal tersebut pula yang coba akan dikaji adalah bahasa nonverbal dilakukan Presiden yang baru yaitu yang Jokowi, dia banyak Penelitian ini merupakan penelitian bahasa non verbal oleh kepemimpinannya. figur menggunakan sebagai Dengan gaya begitu digunakan kualitatif oleh karena Jokowi. membahas permasalahan yang terjadi berdasarkan pesan dan tujuan yang dia ungkapkan fenomena dapat masyarakat tanpa adanya data statistik lebih tersampaikan kepada masyarakat. ada ditengah yang berbentuk angka didalamnya. Dengan kemunculan Jokowi, media yang massa mulai gencar Pesan-pesan non verbal banyak diperlihatkan dari bagaimana cara memberitakan tentang Jokowi. Media Jokowi berpakaian, bagaimana strategi massa sendiri merupakan salah suatu kepemimpinannya sarana berkomunikasi yang sangat “blusukan”, dan gestur tubuh ketika dia efektif menjangkau masyarakat. Isi memimpin pesan diperlihatkan audiovisual gerak memiliki yang Jakarta Jokowi sering semuanya untuk kekuatan yang sangat tinggi untuk mempertegas makna dari pesan yang mempengaruhi mental, pola pikir, dan disampaikan ke masyarakat. Bicara perilaku individu. Media massa televisi mengenai simbol maka teknik analisis yang yang tepat yaitu menggunakan analisis paling gencar memberitakan tentang Jokowi adalah MetroTv. Yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini adalah video semiotik, yang membahas pemaknaan dari sebuah tanda dalam berkomunikasi. 14 Tema ini menarik karena adalah melalui iklan televisi Citra versi dengan diangkatnya penelitian ini, “Women maka pembaca Empowerment”, ideologi akan mengetahui masyarakat mengenai kesetaraan gender fenomena mengenai semiotika (feminimisme) mengalami perubahan. komunikasi yang digunakan oleh Jokowi dalam gaya kepemimpinannya. Penelitian yang persepsi berawal masyarakat dari dimana memiliki memandang perempuan sebagai sosok metode analisis yang sama dengan yang tidak terlalu dominan, perlahan penelitian ini dilakukan oleh Murti mulai mengalami perubahan. Melalui Rahayu pada tahun 2011 yang berjudul iklan ini pula menunjukkan bahwa Iklan Televisi Citra Versi Women perempuan Indonesia itu kuat dan eksis Empowerment dengan karyanya. Konstruksi yang Bahwasannya (Analisis Ideologi Semiotik Ekofeminisme Pada Iklan Televisi Citra Versi Women Empowerment). Peneliti B. RUMUSAN MASALAH merupakan Bagaimanakah konstruksi pesan mahasiswi Universitas Sebelas Maret non verbal Jokowi dalam program Surakarta, inti kajian dari penelitian ini berita feature “Gebrakan Jokowi” di yaitu, media televisi merupakan salah MetroTV satu jenis media massa elektronik yang analisis semiotik Roland Barthes? dengan menggunakan dapat dengan mudah mengkonstruksi ideologi masyarakat. Melalui kajian C. TINJAUAN PUSTAKA semiotik dalam penelitian ini, pembaca 1. Komunikasi mampu mengetahui ekofeminisme Harold D. Lasswell dalam coba karyanya The Structure and Function dikonstruksikan melalui iklan televisi of Communication in Society (dalam Citra versi Women Empowerment dan Wiryanto, bagaimana tanda (semiotika) menjadi unsur-unsur komunikasi dalam bentuk menarik ketika dikemas beserta isu pertanyaan sebagai berikut ”Who Says kesetaraan What in Which Channel to Whom With gender. yang ideologi Kajian pada penelitian ini lebih spesifik pada teori 2005:51) merumuskan What Effect?” feminisme. Hasil dari penelitian ini 2 Jadi, berdasarkan paradigma merupakan segala proses komunikasi lasswell tersebut, komunikasi adalah dengan proses dari melalui media massa f) Komunikasi komunikan antar budaya, menurut Richard west penyampaian komunikator pesan kepada menggunakan perantara melalui media yang menimbulkan efek dan tertentu. (Effendy, 2001:10). komunikasi antar budaya merujuk pada Berdasarkan komunikasi beberapa dapat level. levelnya, terbagi Yaitu menjadi a) level Lynn komunikasi H Turner antar (2008:42) individu-individu yang latar belakang budayanya berbeda 2. Televisi Sebagai Media komunikasi intra personal, dimana Komunikasi Massa proses komunikasi terjadi didalam diri a. Definisi komunikasi massa sendiri (Cangara, 2006:30) b) level Definisi komunikasi massa komunikasi interpersonal, yaitu proses yang komunikasi dilakukan antara dua orang dikemukakan oleh Bittner, yakni atau lebih secara langsung, seperti yang komunikasi massa adalah pesan dinyatakan R. Wayne Pace (1979) yang dalam media massa pada sejumlah orang Cangara “interpersonal (2006:31) bahwa communication paling sederhana dikomunikasikan melalui is (Mass communication is messages communication involving two or more communicated through a mass people in a face to face setting.” c) medium to a large number of komunikasi yakni people). Tujuan komunikasi massa pengiriman dan penerimaan berbagai yakni komunikasi kepada khalayak pesan organisasi di dalam kelompok yang formal maupun informal dari suatu heterogen organisasi didefinisikan (Effendy, 2001:21). organisasi, (Wiryanto, 2005) d) komunikasi publik, menunjukan suatu proses komunikasi di luar biasa dan banyak sukar atau untuk b. Televisi mana pesan- Menurut Effendy (1994:21) pesan disampaikan oleh pembicara yang dimaksud dengan televisi dalam situasi tatap muka di depan adalah khalayak yang (Cangara, merupakan media dari jaringan 2006:34) e) massa, komunikasi dengan ciri-ciri yang besar Komunikasi televisi siaran yang 3 dimiliki komunikasi massa, yang hanya didengar, tetapi juga berlangsung arah, dapat dilihat dalam gambar melembaga, yang bergerak (audio visual) satu komunikatornya pesannya bersifat Sasarannya umum, (Kuswandi, 1996:16). menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. c. Televisi Nonverbal Dalam Media Massa Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan Televisi sebagai media komunikasi 3. Komunikasi komunikasi nonverbal memberikan arti massa ialah komunikasi antara 2012:14). Terdapat berbagai macam dengan klasifikasi dalam pesan non verbal, komunikan (massa) melalui namun para ahli komunikasi nonverbal sebuah sarana, yaitu televisi. belum Dalam lembaga mengenai klasifikasi tersebut. Rahmat penyelenggara komunikasi (2005: 289) menggabungkan klasifikasi bukan perorangan, proses komunikator hal ini secara melainkan banyak melibatkan orang dengan organisasi yang kompleks. pada komunikasi verbal menemukan (Hidayat, kesepakatan milik Duncan, Scheflen, dan Leathers dengan sedikit perubahan ke dalam tiga jenis utama klasifikasi pesan nonverbal: (1) pesan nonverbal visual, yang meliputi kinesik, proksemik, dan Karena media televisi artifaktual; (2) pesan nonverbal auditif, bersifat transitory (hanya terdiri dari pesan paralinguistic; dan (3) meneruskan), maka pesan- pesan nonverbal nonvisual nonauditif, pesan yang yang meliputi sentuhan (tactile) dan melalui media disampikan komunikai massa tersebut hanya dapat penciuman (olfactory). Dimana a) pesan kinesik didengar dan dilihat sekilas. dibentuk dengan menggunakan gerakan Pesan-pesan televisi bukan tubuh, yang terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan 4 pesan postural, b) Pesan proksemik menjelaskan dibentuk melalui pengaturan jarak dan bentuk ruang. Pada umumnya, pengaturan signifikasi yang menyertainya (Alex jarak ini memperlihatkan keakraban Sobur, 2004: 16). Terdapat beberapa para komunikan (Liliweri, 2003: 99), c) tokoh yang menjelaskan mengenai ilmu Pesan artifaktual diungkapkan melalui semiotika, namun teori tokoh yang penampilan dan penggunaan barang- paling sering dipakai dalam dunia ilmu barang seperti komunikasi adalah Charles Sanders kosmetik, Peirce, Ferdinand de Saussure, dan penggunaan warna, dan dekorasi serta Roland Barthes. Dalam penelitian ini perabotan buatan pakaian, manusia, perhiasan, ruangan, esensi, suatu tanda, ciri-ciri, serta dan proses d) Pesan yang digunakan dalam menganalisa oleh nada, adalah dengan menggunakan semiotika kualitas suara, volume, kecepatan, Roland Barthes dimana menggunakan ritme yang digunakan ketika berbicara, pemaknaan dua tahap, gagasan Barthes dan berdiam diri, Menurut Budyatna ini (2011 : 131) kita dapat melengkapi, signification”, menambah, atau mempertentangkan (makna sebenarnya sesuai kamus) dan makna bahasa konotasi (makna ganda yang lahir dari melalui pengalaman kultural dan personal) paralinguistik dibentuk terkandung mengenai pesan pengendalian oleh kita empat karakteristik dikenal dengan “order mencakup of denotasi hingga terbentuknya mitos. utama vokal yaitu pitch, volume, rate, D. METODOLOGI PENELITIAN dan quality, e) Pesan sentuhan dan 1. Jenis Penelitian penciuman termasuk bidang yang Metode penelitian yang masih sangat jarang diteliti. Padahal digunakan dalam penelitian ini adalah kedua jenis pesan ini termasuk jenis metode deskriptif kualitatif, dimana komunikasi dalam penelitian ini terbatas pada manusia yang paling primitif. usaha-usaha 4. Semiotika masalah atau keadaan atau peristiwa Semiotika mengungkapkan suatu berusaha sebagaimana adanya sehingga bersifat menjelaskan jalinan tanda atau ilmu sekedar mengungkapkan fakta (fact tentang finding). Hasil penelitian ini ditekankan tanda, secara sistematik 5 untuk membentuk gambaran secara objektif tentang keadaan 4. Teknik Analisis Data yang Penelitian ini menggunakan sebenarnya dari objek yang diteliti sistematika semiotika signifikasi dua (Hadari, 1998 : 31). tahap milik Roland Barthes. Sistematika ini disebut peta tanda . tatanan kedua Roland Barthes seperti 2. Objek Penelitian Objek penelitian yang diambil dibawah ini (Fiske, 2010:122) adalah video program berita feature “Gebrakan Jokowi” Desember 2012 yang terdapat di MetroTv. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Mengumpulkan video berita Teknik analisis data dalam utama tentang pemberitaan Jokowi sebagai Gubernur diberitakan program oleh berita Jakarta yang MetroTV dalam feature “Gebrakan penelitian ini berupa proses mengatur, mengelompokkan, dan mengkategorikan, selanjutnya memberikan Jokowi”. pemaknaan pada setiap kategori yang b. Observasi non-partisipan telah Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang nantinya dikelompokkan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. Pengamatan yang dilakukan dapat mengetahui konstruksi pesan adalah dengan : nonverbal yang terdapat pada video “ a. Mengelompokkan data-data dalam Gebrakan Jokowi (saatnya warga b. Identifikasi terhadap tanda-tanda bicara)”. dan c. Studi Pustaka Melalui scene terpilih pencarian literatur yang merepresentasikan komunikasi non yang dapat memberikan informasi verbal penting dan mengumpulkan data yang tersebut sesuai dengan teori yang ada simbol-simbol Jokowi dalam televisi c. Mencari pemaknaan atas simbol yang muncul dalam setiap shot 6 d. Menggunakan hasil pemaknaan tersebut untuk mencari mitosnya e. Dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan analisis yang 2.Perilaku sabagai komunikasi non verbal a. Gerak tubuh (pesan gestural) b. Bersikap / sikap badan (pesan dilakukan sebelumnya postural) E. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis terhadap video “Gebrakan Jokowi (saatnya warga bicara) Tangani Macet DKI Jakarta” dan “Gebrakan Jokowi (saatnya warga bicara) Tangani Banjir DKI Jakarta” yang ditayangkan oleh MetroTv dilakukan dengan cara memaparkan signifikasi tahap kedua (konotasi) dari korpus-korpus yang telah diteliti. Dalam meneliti makna konotasi dari korpus yang telah di seleksi oleh peneliti, adalah dengan menggunakan klasifikasi yang dikemukakan oleh Rahmat (2005:289) yang berupa penggabungan klasifikasi milik Duncan, Scheflen, dan Leathers. Terdapat beberepa poin e. paralinguistik 1. Pakaian sebagai bentuk komunikasi non verbal Pakaian dapat menjadi fashion, fashion sendiri merupakan semacam kode berpakaian “makro” yang menetapkan standar gaya menurut usia, gender, kelas sosial, dan seterusnya (Danesi, 2012:216). Jadi melalui pakaian membedakan identitas juga status dapat sosial kebudayaan dan bagi pemakainya. Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai Komunikasi komunikasi, Diantaranya adalah: sebagai d. Keintiman (pesan proksemik) memaparkan bahwa sebagai bentuk diantaranya adalah: 1.Pakaian c. Ekspresi wajah (pesan facial) pakaian dapat menyampaikan pesan artifaktual yang bentuk komunikasi non verbal bersifat non 2009:vii). Hal verbal itu (Barnard, berarti bahwa a. Pakaian berwarna putih pakaian yang dikenakan oleh setiap b. Pakaian bermotif batik orang c. Pakaian setelan kemeja, dasi, makna. dapat mengartikan banyak dan jas 7 Peneliti mengkategorikan 3 ditimbulkan dari pakaian tersebut antara Jokowi macam pakaian yang dikenakan oleh adalah Jokowi dalam sebagai Gubernur dengan rakyatnya. Jokowi video “Gebrakan (saatnya warga bicara) Dengan keakraban kata lain makna yang Tangani Macet DKI Jakarta” dan disampaikan yaitu “Jokowi adalah “Gebrakan Jokowi (saatnya warga rakyat”. Menurut Hartman (2004:117) bicara) Tangani Banjir DKI Jakarta” warna putih memberikan teladan akan oleh MetroTv. Kategori tersebut antara martabat yang lemah lembut. Melalui lain : pakaian a. Pakaian Berwarna Putih dikenakannya, Sering kali Jokowi memakai pakaian mengkomunikasikan sikap yang lemah yang terkesan simple dan sederhana. lembut kepada rakyatnya. warna putih yang Jokowi Salah satu contoh pakaian yang sering Mitos dari pakaian berwarna putih dikenakannya adalah kemeja berwarna adalah, sejak zaman dulu baju kemeja putih. Seperti terlihat pada korpus 1, 2, putih dikenal dengan busana para 3, 4, 9, 10, 12, 13, 14, 18, dan korpus bangsawan di Eropa. Sampai pada 19. akhir abad ke 19 dianggap busana Makna denotasi dari korpus-korpus tersebut adalah, seorang etnis budaya tertentu warna putih pejabat pemerintahan dalam hal ini melambangkan makna yang berbeda- Gubernur DKI Jakarta, jokowi terlihat beda, dalam etnis tionghoa warna memakai pakaian yang sederhana putih merupakan simbol rasa duka dan yaitu kemeja berwarna putih polos. kepedihan, Sedangkan sebagai yang paling elegan. Dalam konteks makna konotasinya dengan hal tersebut kebudayaan Jawa adalah warna putih pada pakaian yang memakai dikenakan oleh Jokowi menyampaikan melambangkan kesedihan. martabat yang sederhana baik dari segi b. Pakaian bermotif batik warna hitam berbeda yang untuk kepribadian maupun penampilannya. Pakaian batik ditunjukan pada Sebagai seorang pemimpin Jokowi korpus 5, 6, 7, 8, dan korpus 16, terlihat sama atau sejajar dengan Makna denotasi dari korpus-korpus rakyatnya, tersebut adalah Jokowi melakukan maka kesan yang 8 kegiatan kepemerintahan dengan mengenakan pakaian kemeja panjang bermotif batik. pada korpus 16, Jokowi terlihat Sedangkan makna konotasi dari memakai pakaian bermotif batik yang korpus-korpus tersebut ialah, Jokowi lain, yaitu pakaian batik bermotif menampilkan batik sebagai identitas semen. Motif semen melambangkan budaya bangsa Indonesia, dia mencoba kekuatan, sumber peduli dengan kelestarian kebudayaan keberadaan dan Indonesia dengan mengenakan Batik. Jokowi Nama pakaian batik yang dikenakan oleh Jokowi pada korpus 5, dari pusat segala kekuasaan. mengkomunikasikan makna yang sama tatkala mengenakan pakaian batik bermotif semen. 6, 7, dan 8 adalah batik bermotif Mitos mengenai pakaian batik parang. Motif ini mempunyai ciri khas adalah, garis-garis masyarakat Surakarta dan Yogyakarta lengkung, yang dapat pada sejarah kebudayaan diartikan sebagai ombak lautan yang pakaian menjadi pusat tenaga alam (raja). dikenakan oleh Raja, Bangsawan, dan Komposisi miring pada parang juga orang-orang di dalam Keraton. melambangkan c. Pakaian setelan kemeja, dasi, dan kekuasaan, kewibawaan, kebesaran, dan gerak cepat, sehingga batik dirancang untuk jas pemakainya Jokowi mengenakan pakaian setelan diharapkan dapat sigap dan cekatan. kemeja, dasi dan jas hitam. Seperti Sehingga Jokowi mengenakan pakaian yang terlihat pada korpus 11, 15, dan batik dengan motif parang rusak untuk 17. menunjukkan bahwa, sebagai seorang Makna denotasi yang terdapat pada pemimpin maka dia membangun sifat korpus-korpus tersebut adalah setelan kewibawaan, kebesaran, dan gerak jas yang dikenakan Jokowi ialah jas cepat. berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih serta dasi berwarna merah. Motif Rusak Parang Makna kkonotasi yang terdapat dalam korpus tersebut adalah dengan 9 mengenakan pakaian semacam itu. 2. Perilaku sebagai komunikasi non Jokowi membangun image sebagai verbal pemimpin yang tegas. Pakaian setelan Wood (2013:145) dalam bukunya jas lengkap yang dikenakan oleh Komunikasi Interpersonal menyatakan Jokowi sebagai seorang pemimpin bahwa perilaku non verbal merupakan juga merefleksikan kekuatan. Pesan sesuatu yang kita kontruksikan, seperti lain yang tersampaikan dari pakaian cara kita memperhatikan, mengatur, setelan dan menginterprestasikan perilaku non jas yang dikenakan oleh verbal. Jokowi ini adalah kewibawaan. Mitos yang terjadi ialah Mitos a. Gerak tubuh (pesan gestural) pakaian setelan jas adalah, jas atau tuxedo awalnya merupakan nama Pesan gestural yang berupa makna dari gerak tubuh merupakan salah taman residensial yang terletak di 40 satu mil baratlaut dari kota New York. komunikasi Pierre Lorillard V dan keluarganya Gestur yang dipelihatkan oleh Jokowi menempati terdapat dalam korpus 2, 3, 4, 5, 6, 7, residen itu. Lorillard merupakan seseorang yang berada di kalarang sosial tinggi, komponen non utama verbal dari kinesik. 10, 12, 13, 15, 18, dan 19. begitupun semua orang yang dikenalnya. Sedangkan secara garis besar mitos mengenai pakaian sebagai bentuk komunikasi non verbal mengalami perluasan kegunaan. Pada level denotasi korpus-korpus tertentu tersebut adalah, pada korpus 2 Jokowi mengkomunikasikan makna tertentu mensingsingkan lengan baju sampai pula. Seseorang dapat memilih jenis ke siku, begitu juga dengan korppus3, pakaian tertentu untuk menyampaikan 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, dan korpus 19. pesan yang diinginkannya. Manusia Gerak tubuh selanjutnya pada korpus mengenakan pakaian untuk alasan 4, perlindungan, kesopanan, dan daya menganggukkan tarik (Rouse dalam Barnard, 2009:72). korpus 7 terlihat Jokowi mengangkat Pakaian makna jenis dan dimana Jokowi kepalanya. terlihat Pada 10 kedua tangannya setinggi bahu. Simbol menganggukan kepala Jokowi menggerakkan bahunya ke berarti paham atau mengerti. Jokowi atas sebentar dalam korpus 15. Pada melakukan hal tersebut karena dirinya korpus mengerti 18, terlihat Jokowi dengan apa yang menggerakkan tangan dari arah atas disampaikan oleh lawan bicaranya. ke bawah. Jokowi terlihat mengusap Mitos rambutnya pada korpus 19. kepala di berbagai kebudayaan adalah Makna konotasi yang mengenai menganggukan terjadi menunjukkan bahwa orang tersebut adalah Jokowi membangun suasana mengerti dan memperhatikan lawan santai atau kasual dalam kegiatannya bicaranya. ditengah mastarakat. Melipat lengan Mitos dari gerak tubuh atau pesan kemeja dilakukan pada situasi yang gestural yaitu, gerak tubuh yang tidak dengan dilakukan seseorang dapat berarti melakukan hal tersebut maka Jokowi berbeda apabila dikaitkan dengan tidak terlihat kaku di mata masyarakat kebudayaan dan juga negara asal dan terkesan santai. Melalui simbol orang melipat gestural formal, sehingga lengan kemeja juga, yang menggunakan tersebut. pesan Seperti pada mengartikan makna kerja keras dan kebudayaan masyarakat India, mereka cepat dalam melakukan sesuatu. menggelengkan Mitos dari melipat lengan baju sembol kepala persetujuan sebagai atau sabagai “iya”, namun atau biasa disebut menyingsingkan pengganti lengan baju yaitu pada masyarakat menggelengkan kepala mempunyai Indonesia, istilah tersebut merupakan arti yang berbeda dalam kebudayaan peribahasa yang artinya adalah orang masyarakat Indonesia, di Indonesia yang rajin dan tekun dalam bekerja. menggelengkan kepala Sehingga penolakan pengganti menyingsingkan lengan baju secara simbolis mengartikan bahwa orang tersebut rajin dan mengerjakan segala sesuatu pekerjaan dengan cekatan. kata atau berarti kata “tidak”. b. Bersikap / sikap badan (pesan postural) Bersikap atau sikap badan atau disebut juga dengan pesan non verbal 11 postural merupakan salah satu bagian Dalam dari bentuk komunikasi non verbal apabila makan tidak sambil berbicara kinesik. Seperti yang diperlihatkan dianggap dalam korpus 3, 13, 14, dan 17. kurang baik, sebaliknya di Indonesia budaya masyarakat menunjukan khususnya etika kebudayaan Eropa yang masyarakat Jawa mempunyai anggapan apabila makan sambil berbicara menunjukan etika yang kurang baik. c. Ekspresi wajah (pesan facial) Makna denotasi yang terdapat pada Pesan fasial menggunakan ekspresi korpus tersebut adalah terlihat dalam wajah untuk menyampaikan sepuluh korpus makna, 3, Jokowi ditengah duduk masyarakat. sejajar Sedangkan terkejut, yaitu: kebahagiaan, ketakutan, rasa kemarahan, makna konotasinya adalah Jokowi kesedihan, kemuakan, pengecaman, tidak membuat jarak antara dirinya minat, ketakjuban, dan tekad (Rahmat, dengan 2005: 289). Ekspresi wajah terlihat rakyat yang dipimpinnya. Mitos duduk sejajar adalah, sikap dalam korpus 1, 3, 7, 9, dan 10. semacam ini biasa dilakukan antara orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan yang tinggi. Pada korpus 13, Jokowi bersama beberapa pegawai Pemerintah Kota menaiki rakit. konotasinya Sedangkan adalah Jokowi melihat permasalahan pandang rakyatnya. dibangun adalah, pemimpin yang makna Level denotasi pada korpus 1,9, ingin dan 10 Jokowi tersenyum. Pada dari sudut Image yang dia merupakan peduli kepada rakyatnya. Mitos sikap badan memiliki makna yang berbeda di barbagai kebudayaan. korpus 3, Jokowi berekspresi wajah yang datar ketika berkomunikasi dengan para demonstran. Level konotasi korpus 1, 9, dan 10 dimana senyuman itu berarti bahwa Jokowi senang dan bahagia. Korpus 3 12 Jokowi berekspresi wajah yang datar, hal tersebut mengartikan keseriusan. Maka demonstran sebagai komunikan dapat lebih fokus memperhatikan dan memahami Jokowi. Korpus 7 Jokowi sedih dan kecewa. Mitos ekspresi wajah bermakna berbeda apabila konteks dikaitkan budaya. penggunaan Seperti emotikon dengan pada dalam masyarakat Indonesia, emotikon untuk menunjukan senyum adalah dengan “ :-) ”, hal tersebut dimaksudkan karena dalam kebudayaan Indonesia masyarakat senyum dengan memperlihatkan giginya adalah hal yang wajar. Namun berbeda dengan kebudayaan masyarakat Japan, emotikon untuk menunjukan senyum adalah dengan “ ^.^ ”, hal tersebut berarti dalam tersenyum kebudayaan dengan japan, memperlihatkan gigi mereka dianggap beretika kurang sopan. d. Keintiman (pesan proksemik) Keintiman adalah jarak yang diatur dalam sebuah proses komunikasi. Pengaturan jarak tersebut termasuk kedalam tipe komunikasi non verbal proksemik. Diantaranya terlihat dalam korpus 4, 5, 6, dan 10. Makna denotasi yang tersampaikan adalah, pada korpus 4 warga berinteraksi dengan Jokowi secara langsung, korpus 5 dan 10 Jokowi berjabat tangan dengan warga, korpus 6 Jokowi berinteraksi langsung dengan supir bus. Makna konotasi korpus tersebut adalah memperlihatkan Jokowi kedekatan dan keakraban dirinya sebagai pejabat pemerintahan dengan rakyat yang dipimpinnya. Mitos mengenai intimatte (keintiman) yaitu dalam kebudayaan masyarakat Eropa, status sosial dapat mempengaruhi jarak orang untuk berkomunikasi, dimana orang-orang dengan status sosial yang sama cenderung membuat jarak yang lebih dekat antara mereka dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki status sosial yang berbeda. e. Paralinguistik Pesan paralinguistik dibentuk oleh nada, kualitas suara, volume, 13 kecepatan, ritme yang digunakan ketika berbicara. Budyatna (2011 : 131), kita dapat melengkapi, sedang memikirkan jalan keluar masalah 4) Kualitas menambah, atau mempertentangkan Kualitas merupakan bunyi dari makna terkandung oleh bahasa melalui suara seseorang. Korpus 23 Jokowi pengendalian mengubah empat karakteristik kualitas suaranya utama vokal yaitu pitch, volume, rate, menjadi biasa dan dengan intonasi dan quality. yang 1) Pola Titinada mengekspresikan kekecewaan. Pola titinada atau pitch merupakan cenderung Mitos lambat mengenai untuk paralinguistik tinggi atau rendahnya nada vokal. yaitu suara yang dikeluarkan oleh Dalam korpus 20, dimana pola titi seseorang berarti berbeda bila di kaitka nada yang digunakan cenderung budaya. Dalam kebudayaan masyarakat rendah ketika Jokowi memberikan Arab suara lemah dianggap sebagai penjelasan Hal kelemahan atau tipu daya. Sementara ingin bagi masyarakat Indonesia khususnya tersebut kepada berarti pers. Jokowi memperlihatkan kepercayaan dan masyarakat kredibilitas mengeluarkan sebagai seorang pemimpin. di Jawa suara cenderung yang lembet sebagai bentuk kesopanan. 2) Volume Mitos dari perilaku sebagai komunikasi Volume merupakan keras atau non verbal adalah, pada sejarahnya lembutnya perilaku Jokowi nada. Korpus menaikkan 21 non verbal dilakukan volume seseorang dalam kegiatan komunikasi suaranya. Hal tersebut ditunjukan ketika mereka belum mengenal bahasa Jokowi karena dia ingin terlihat secara verbal. Saat ini perilaku-perilaku tegas di mata masyarakat. non verbal ditafsirkan sebagai ekspresi 3) Kecepatan keadaan individu, seperti emosi Mengacu kepada kecepatan pada individu. Seseorang merasa bahagia, saat seseorang berbicara. Korpus sehingga ia tersenyum. Perilaku non 22, Jokowi berbicara lebih lambat, verbal diartikan sebagai pesan yang hal itu mengartikan bahwa Jokowi dikeluarkan atau disampaikan 14 seseorang untuk memberitahukan penelitian ini diharapkan agar kepada pihak lain apa yang ia rasakan masyarakat (Budyatna dan Ganiem, 2011:120). komunikasi non verbal terjadi E. KESIMPULAN DAN SARAN disekitar mereka, maka penting Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan bagi menyadari masyarakan bahwa untuk dapat didapatkan mengartikan dan memahami akan Didapatkan bahwa pesan non verbal makna yang disampaikan dalam yang terkonstruksikan adalah bertujuan komunikasi non verbal. untuk menguatkan posisi Jokowi 2. Bagi akademisi dibenak masyarakat, sebagai seorang a. Penelitian ini terkendala dengan pemimpin yang pro dengan rakyat. referensi video mengenai tanda Melalui non verbal. Diharapkan dalam pesan non verbal yang terkonstruksi dalam video ini, maka penelitian makna menggunakan tema dan metode yang tersampaikan adalah mendatang yang image positif Jokowi sebagai seorang serupa, pemimpin. Jokowi membangun citra referensi video. Sehingga simbol positif pemimpin non verbal yang ditemukan akan melalui tanda komunikasi non verbal semakin banyak dan hal tersebut yang ditunjukannya, dalam penyiaran akan membuat penelitian menjadi dirinya pada media massa. lebih mendalam lagi. sebagai seorang b. Dalam Saran Saran yang dapat ditulis oleh menemukan penelitian banyak mengenai konstruksi pesan komunikasi non peneliti adalah sebagai berikut : verbal ini masih rentan dengan 1. Bagi masyarakat subjektifitas peneliti. Sehingga Komunikasi non verbal merupakan tidak hal yang biasa dilakukan dalam bahwa interpretasi setiap orang kehidupan Maka akan berbeda dalam memandang sangat penting bagi masyarakat makna dari komunikasi non verbal untuk memahami makna yang yang terjadi. sehari-hari. menutup kemungkinan terkandung perilaku komunikasi non verbal tersebut. Melalui 15 Artifak. Pustaka. DAFTAR PUSTAKA Ardianto, E.L. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Peaktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Barnard, Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi. Bandung : Jalasutra Budyatna, Muhammad & Ganiem, M Leila.2011.Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta : Kencana Darwanto, S. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hadari, Nawawi. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Unversity Press Hidayat, Dasrun. 2012 . Komunikasi Antarpribadi dan Medianya.Yogyakarta : Graha Ilmu. Kompasiana. 2013. Jokowi (Bukan) Untuk Presiden. Jakarta : PT Elex Media Komputindo McQuail, Jakarta: Balai Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa ed. 2. Jakarta: Erlangga Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang : CESPUR. Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Santoso, Puji. 1993. Ancangan Semiotik dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa. Shoemaker & Reese, 1996, Mediating the Message: Theories of Influences on Mass Media Content. USA: Longman. Sobur, Alex. (2004) . Semiotika komunikasi. Bandung: Rosda Wells, William, Burnett, Moriarty. 1998. Advertising Principles and Practise, New Jersey : Prentice Hall. Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Wood, T Julia. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : Rhineka Cipta. Masinambow, E.K.M. 2001. Semiotik: Mengkaji Tanda dalam 16 Skripsi Rahayu, Murti. 2011. Iklan Televisi Citra Versi Women Empowerment (Analisis Semiotik Konstruksi Ideologi Ekofeminisme Pada Iklan Televisi Citra Versi Women Empowerment). Universitas Sebelas Maret Surakarta. Website http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id /materi-kuliah/270-triangulas i-dalam-penelitian kualitatif. html diakses pada 07 Mei 2014 jam 11:34 http://profil.merdeka.com/indonesia/j/jo ko-widodo/ diakses 7 mei 2014 pukul 22:00 http://widyoneng.blogdetik.com/2009/1 2/14/peribahasa-indonesiainggris/ diakses 11 September 2015 pukul 22:00 https://riswantohidayat.wordpress.com/ komunikasi/komunikasi-nonverbal/ diakses 11 September 2015 pukul 20:00 http://www.rumahbatik.com/component /content/category/43.html?lay out=blog&start=5 diakses 11 September 2015 pukul 19:00 17