pengembangan kemampuan motorik kasar pada kelompok b

advertisement
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR
PADA KELOMPOK B MELALUI PENGEMBANGAN
PERMAINAN KURSI MUSIK
Dwi Pangestuti, Sutansi
PAUD KSDP Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]
Abstrak: Kemampuan untuk koordinasi secara motorik kasar dapat dilatihkan
dengan melatih kelenturan otot. Penelitian ini merupakan penelitian dan
pengembangan. Hasil dari uji coba pada kelompok kecil menunjukkan bahwa
75% dari peserta didik memainkan kursi musik secara mudah dan 96,7% dari
peserta didik memiliki minat untuk memainkan permainan kursi musik. Hasil
dari uji coba pada kelompok besar menunjukkan bahwa 90% peserta didik
memainkan permainan kursi musik dengan mudah dan 96,8% dari pelajar
tertarik dan antusias dalam memainkan permainan kursi musik yang ditujukan
untuk melatih motorik. Dari hasil diatas dapat ditarik sebuah simpulan bahwa
permainan kursi musik adalah permainan yang mudah dan menyenangkan
untuk dimainkan oleh peserta didik.
Kata Kunci: kemampuan motorik kasar, permainan kursi musik
pada kegiatan pembelajaran fisik motorik
kelompok B lebih diarahkan pada fisik motorik
halus yang meliputi menganyam, mewarnai, dan
kolase. Fisik motorik kasar yang dilakukan pada
jam pembelajaran yaitu senam pagi yang tidak
dilakukan secara rutin setiap hari.
Pemecahan masalah dari paparan di
atas yaitu mengembangkan suatu model
pembelajaran yang menarik, mudah dan
menyenangkan bagi anak agar kemampuan
motorik kasar yang dimiliki anak dapat
berkembang. Model permainan yang
dikembangkan yaitu melalui permainan
kursi musik. Dalam permainan kursi musik
ini terdapat aktivitas berlari yang dapat
mengembangkan motorik kasar anak.
Model permainan kursi musik yang
akan dikembangkan terdiri dari aktivitas
melompat menggunakan satu kaki, melompat
menggunakan dua kaki, dan berlari. Pada
permainan ini dibagi menjadi dua kelompok,
dimana kelompok 1 berperan sebagai pemain
sedangkan kelompok 2 berperan sebagai
Perkembangan motorik adalah proses seorang
anak belajar untuk terampil menggerakkan
anggota tubuh. Secara umum ada dua macam
gerakan motorik, yaitu gerakan motorik kasar
dan gerakan motorik halus. Sujiono (2010:1.13)
mengemukakan bahwa gerakan motorik kasar
adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Kemampuan motorik kasar pada anak dapat
dikembangkan melalui metode bermain. Piaget
dalam Sujiono (2012:144) mengatakan bahwa
bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan
atau kepuasan bagi diri seseorang. Melalui
bermain anak dapat memperoleh pengalaman
nyata dalam mengeksplorasi, menemukan,
mengekspresikan perasaan, dan berkreasi.
Observasi yang dilakukan di TK Al-Hidayah
Wonorejo 2 Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah
Pakisrejo Kecamatan Srengat, TK Al-Hidayah
Kerjen 1 Kecamatan Srengat, TK Dharma
Wanita Pakisrejo Kecamatan Srengat, dan TK
Al-Hidayah Karanggayam Kecamatan Srengat
81
82
WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016
pembunyi musik untuk mengiringi permainan
tersebut. Permainan ini dimulai dengan aktivitas
melompat menggunakan 2 kaki, melompat
menggunakan 1 kaki kemudian berlari untuk
duduk diatas kursi yang telah disediakan. Salah
satu pemain yang tidak mendapatkan kursi
dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti
permainan selanjutnya. Permainan ini dapat
dilakukan di halaman sekolah.
METODE
Model pengembangan yang digunakan
dalam
penelitan
ini
adalah
model
pengembangan (research and development)
Borg dan Gall Borg dan Gall (1983:775) yang
menggunakan langkah 1 – langkah ke 7 yaitu,
(1) Melakukan penelitian dan pengumpulan
informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas,
persiapan laporan tentang pokok persoalan).
(2) Melakukan perencanaan (pendefinisian
keterampilan, perumusan tujuan, penentuan
urutan pembelajaran. (3) Mengembangkan
produk awal (penyiapan materi pengajaran,
penyusunan buku pedoman, dan perlengkapan
evaluasi). (4) Melakukan uji coba kelompok
kecil (dilakukan di TK Al-Hidayah Wonorejo
2 Kecamatan Srengat kelompok B dengan
menggunakan 6 subyek yang diambil secara
acak). (5) Melakukan revisi terhadap produk
awal (sesuai analisis data dari hasil uji coba
kelompok kecil). (6) Melakukan uji lapangan
utama (dilakukan pada lima lembaga yaitu
anak TK Al-Hidayah Wonorejo 2 Kecamatan
Srengat, TK Al-Hidayah Pakisrejo Kecamatan
Srengat, TK Al-Hidayah Kerjen 1 Kecamatan
Srengat, TK Dharma Wanita Pakisrejo
Kecamatan Srengat, dan TK Al-Hidayah
Karanggayam Kecamatan Srengat sebanyak
94 anak. (7) Melakukan revisi produk
operasional (revisi produk berdasarkan saransaran dari hasil uji lapangan utama).
Pengertian Permainan Kursi Musik
Permainan kursi musik adalah permainan
yang menggunakan alat yang berupa kursi
dan diiringi oleh musik. Dalam permainan ini
terdiri dari aktivitas berlari dimana anak harus
berebut kursi ketika musik yang dimainkan
sudah berhenti. Permainan ini dapat
mengembangkan motorik kasar yang anak.
Tujuan Permainan Kursi Musik
Tujuan yang utama dari permainan ini
adalah mengembangkan model permainan
agar lebih menarik dan menyenangkan dalam
rangka melatih kemampuan jasmani anak,
yaitu kekuatan otot kaki dan ketepatan pada
saat melompat menggunakan satu kaki dan
melompat menggunakan dua kaki, kecepatan
pada saat berlari cepat untuk duduk di atas
kursi plastik, dan kelincahan pada saat
melakukan permainan.
Alat Permainan Kursi Musik
a. Kursi kecil (Dingklik)
Kursi kecil ini terbuat dari triplek dengan
ukuran panjang 35 cm, lebar 20 cm,
dan tinggi 15 cm. Kursi ini diberi warna
merah, biru, dan kuning. Tujuannya agar
menarik perhatian anak. Pemilihan bahan
ini dikarenakan triplek dianggap memiliki
bunyi yang lebih nyaring jika dibanding
dengan kayu. Selain itu bahan dari triplek
lebih ringan sehingga mudah untuk
dipindah.
b. Stik
Stik ini digunakan sebagai alat untuk
memukul kursi yang terbuat dari triplek.
Stik ini terbuat dari bambu dengan
panjang 33 cm. Bambu ini diberi warna
merah, biru, dan kuning. Tujuannya untuk
menarik perhatian anak.
c. Kursi plastik
Kursi plastik ini digunakan untuk
duduk ketika musik yang dibunyikan
sudah berhenti. Pemilihan bahan yang
terbuat dari plastik ini dikarenakan
bahan plastik memiliki berat yang cukup
ringan sehingga mudah untuk dipindah.
Selain itu kursi yang terbuat dari plastik
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI...
memiliki berbagai macam warna yang
dapat menarik perhatian anak.
d. Jejak kaki
Jejak kaki ini terbuat dari kertas yang
dilaminating sehingga dapat digunakan
dalam waktu yang lama.
Langkah-langkah Permainan Kursi Musik
1. Guru menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk bermain yaitu kursi kecil yang
terbuat dari triplek (dingklik), stik yang
terbuat dari bambu, gambar jejak kaki,
dan kursi plastik yang disesuaikan dengan
jumlah pemain. Misalkan jumlah pemain
ada 3 anak maka guru harus menyiapkan
kursi plastik berjumlah 2 buah.
2. Guru menjelaskan aturan main.
Guru membagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok 1 yaitu kelompok yang akan
berlari mengikuti jejak kaki. Apabila
gambar jejak kaki hanya terdiri dari 1
gambar telapak kaki maka anak harus
melompat menggunakan satu kaki sesuai
dengan gambar tersebut. Apabila gambar
jejak kaki yang terdiri dari 2 gambar
telapak kaki yaitu kaki kanan dan kaki kiri
maka anak harus melompat menggunakan
dua kaki sesuai dengan gambar jejak kaki
tersebut.
3. Kelompok 2 yaitu kelompok yang bertugas
untuk membunyikan musik dengan cara
memukul kursi kecil (dingklik) yang
terbuat dari triplek dengan menggunakan
stik yang terbuat dari bambu sambil
bernyanyi.
4. Ketika musik berbunyi maka kelompok
1 harus berlari sesuai dengan jejak kaki
yang telah disediakan di sekitar kursi
plastik. Tetapi apabila musik sudah
berhenti maka kelompok 1 harus berlari
untuk duduk di atas kursi plastik tersebut.
Anak yang tidak mendapatkan kursi
dianggap gagal dan tidak dapat mengikuti
kegiatan selanjutnya.
5. Permainan
ini
dilakukan
hingga
mendapatkan 1 pemenang.
83
6. Setelah mendapatkan 1 pemenang,
kelompok 2 bertukar posisi dengan
kelompok 1. Kelompok 2 bermain
melompat menggunakan 2 kaki dan
melompat menggunakan 1 kaki mengikuti
gambar jejak kaki dan kelompok 1
bertugas untuk membunyikan musik
sebagai pengiring permainan.
Peraturan Permainan Kursi Musik
Permainan ini mempunyai peraturan dan
kriteria keberhasilan yang harus diperhatikan
oleh anak-anak, sehingga dalam menjelaskan
harus jelas supaya anak-anak mengerti
maksud dari permainan ini. Peraturan dan
kriteria yang harus dipatuhi oleh anak-anak
sebagai berikut.
a. Peraturan permainan
Peraturan permainan kursi musik adalah
sebagai berikut.
1) Pemain harus melakukan permainan
sesuai dengan peraturan yang telah
dijelaskan oleh guru.
2) Kelompok 2 bertugas untuk membunyikan
musik dengan cara memukul kursi triplek
(dingklik) dengan menggunakan stik yang
terbuat dari bambu.
3) Ketika musik berbunyi kelompok 1 harus
melompat sesuai dengan jejak kaki. Tetapi
ketika musik berhenti, kelompok 1 harus
segera berlari kemudian duduk di atas
kursi plastik yang telah disediakan.
4) Anak yang tidak mendapatkan kursi
dianggap gugur dan tidak dapat mengikuti
permainan berikutnya.
b. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam permainan
kursi musik dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama pemain harus meloncat
sesuai denagan jejak kaki yang telah
disediakan.
2) Ketika musik berhenti, pemain harus
berlari kemudian duduk di atas kursi
plastik yang telah disediakan.
84
WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016
Gambar Lapangan Permainan Kursi
Musik
Permainan kursi musik terdiri dari dua
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 3 anak. Kelompok 1 adalah kelompok
pemain musik dan kelompok 2 adalah
kelompok yang berlari mengikuti gambar
jejak kaki. Ketika musik berbunyi, kelompok
2 harus berlari sesuai gambar jejak kaki.
Ketika musik sudah berhenti maka kelompok
1 harus berlari untuk berebut kursi. Anak yang
tidak mendapat kursi dianggap gugur dan
tidak dapat mengikuti permainan berikutnya.
Penelitian dilakukan pada anak kelompok
B di lima TK Gugus IV Kecamatan Srengat
tahun ajaran 2014/2015 dengan subjek
penelitian yang berjumlah 6 anak untuk uji
coba kelompok kecil dan 94 anak untuk uji
lapangan. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari 2015.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian,
yaitu aspek kemudahan dan kesenangan anak
dalam melakukan permainan kursi musik ini.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis
dengan menggunakan rumus menurut
Sudijono (2009:43) adaah sebagai berikut:
P = x 100%
Keterangan:
P : Angka presentase
F: Frekuensi yang sedang dicari
persentasenya
N : Number of Cases (jumlah frekuensi/
banyaknya individu)
Data yang didapat kemudian dianalisis
menggunakan teknik analsis data dengan
kriteria interpretasi skor menurut Riduwan
(2004:29).
Tabel 1 Analisis Persentase
Persentase
81 – 100%
61 – 80%
41 – 60%
21 – 40%
0 – 20%
Keterangan
Sangat Kuat
Kuat
Cukup
Lemah
Sangat Lemah
HASIL
Hasil uji coba kelompok kecil terkait
dengan aspek kemudahan dan aspek
kesenangan yang dilakukan di TK Al-Hidayah
Wonorejo 2 Kecamatan Srengat dengan
menggunakan 6 subjek akan dijelaskan pada
tabel 2 dan tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Terkait Aspek Kemudahan
Data yang
diperoleh
TiYa
dak
No.
Aspek yang dinilai
1.
Kemudahan melakukan permainan kursi musik
66,7 %
33,3
%
2.
Kemudahan melompat
menggunakan satu kaki sesuai gambar jejak kaki
83,3 %
16,7
%
100 %
0%
Kemudahan melakukan gerakan berlari untuk berebut
kursi
100 %
0%
Kemudahan memainkan
alat musik untuk mengiringi
permainan
100 %
0%
Rata-rata
75 %
25 %
3.
4.
5.
Kemudahan melompat
menggunakan dua kaki sesuai gambar jejak kaki
Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 75%
anak yang mudah melakukan permainan kursi
musik dan 25% anak yang masih mengalami
kesulitan melakukan permainan kursi musik.
Tabel 3 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
Terkait Aspek Kesenangan
No
Aspek Yang Dinilai
1
Apakah anak-anak senang
melakukan permainan
kursi musik?
Data Yang
Diperoleh
Ya
Tidak
100%
0%
85
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI...
No
Aspek Yang Dinilai
2
Apakah anak-anak senang
melakukan gerakan
melompat menggunakan
satu kaki sesuai gambar
jejak kaki?
3
4
5
Apakah anak-anak senang
melakukan gerakan
melompat menggunakan
dua kaki sesuai gambar
jejak kaki?
Data Yang
Diperoleh
Ya
Tidak
83,3%
16,7%
100%
0%
Apakah anak-anak senang
ketika membunyikan
musik untuk mengiringi
permainan?
100%
0%
Rata-rata
96,7%
3,3%
Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat
96,7% anak yang senang melakukan
permainan kursi musik dan 3,3% anak merasa
kurang senang melakukan permainan kursi
musik.
Hasil uji lapangan terkait dengan aspek
kemudahan dan aspek kesenangan yang
dilakukan di lima TK Gugus IV Kecamatan
Srengat dengan menggunakan 94 subjek akan
dijelaskan pada tabel 4 dan tabel 5 sebagai
berikut.
Tabel 4 Hasil Uji Lapangan Terkait Aspek
Kemudahan
1
Kemudahan melakukan
permainan kursi musik
Kemudahan melompat
menggunakan satu kaki
sesuai gambar jejak kaki
2
3
Kemudahan melompat
menggunakan dua kaki
sesuai gambar jejak kaki
Kemudahan melakukan
gerakan berlari untuk
berebut kursi plastik
Kemudahan memainkan
alat musik untuk
mengiringi permainan
Rata-rata
4
0%
100%
Aspek Yang Dinilai
Aspek Yang Dinilai
5
Apakah anak-anak senang
melakukan gerakan berlari
untuk menduduki kursi
plastik?
No
No
3,2%
77,7%
22,3%
91,5%
8,5%
88,3%
11,7%
95,7%
4,3%
90%
10%
Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat
90% anak merasa mudah melakukan
permainan kursi musik dan 10% anak merasa
kesulitan melakukan permainan kursi musik.
Pada uji lapangan ini telah menunjukkan
adanya peningkatan jika dibanding dengan
uji kelompok kecil. Hal ini terjadi karena
adanya perbaikan produk sesuai dengan saran
ahli sehingga anak merasa mudah melakukan
permainan.
Tabel 5 Hasil Uji Lapangan Terkait Aspek
Kesenangan
No
Aspek Yang Dinilai
1
Apakah anak-anak senang
melakukan permainan kursi
musik?
Apakah anak-anak senang
melakukan gerakan
melompat menggunakan
satu kaki sesuai gambar
jejak kaki?
Apakah anak-anak senang
melakukan gerakan
melompat menggunakan
dua kaki sesuai gambar
jejak kaki?
Apakah anak-anak senang
melakukan gerakan berlari
untuk menduduki kursi
plastik?
2
3
Data Yang
Diperoleh
Ya
Tidak
96,8%
Data Yang
Diperoleh
Ya
Tidak
4
Data Yang
Diperoleh
Ya
Tidak
97,9%
2,1%
94,7%
5,3%
98,9%
1,1%
96,8%
3,2%
86
No
5
WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016
Aspek Yang Dinilai
Apakah anak-anak senang
ketika membunyikan
musik untuk mengiringi
permainan?
Rata-rata
Data Yang
Diperoleh
Ya
Tidak
95,7%
4,3%
96,8%
3,2%
Tabel 5 menjelaskan bahwa terdapat 96,8%
anak merasa senang melakukan permainan
kursi musik dan 3,2% anak merasa kurang
senang melakukan permainan kursi musik.
Pada uji lapangan ini telah menunjukkan
adanya peningkatan jika dibanding dengan
uji kelompok kecil. Hal ini terjadi karena
adanya perbaikan media sesuai dengan saran
ahli sehingga media permainan menjadi lebih
menarik.
PEMBAHASAN
Pengembangan Permainan Kursi Musik
untuk Mengembangkan Kemampuan
Motorik Kasar Anak
Permainan kursi musik ini dilakukan
pada kegiatan awal sebagai pengganti senam
pagi. Kegiatan ini dilakukan agar kemampuan
motorik kasar anak dapat berkembang. Dalam
permainan ini melatih kecepatan yaitu ketika
anak berlari untuk berebut kursi. Kekuatan
otot kaki dan kelincahan yaitu ketika anak
melompat menggunakan satu kaki dan
melompat menggunakan dua kaki sesuai
dengan gambar jejak kaki.
Konsep permainan kursi musik Menurut
Saraswati (2013) Secara umum untuk
melakukan permainan ini dibutuhkan
beberapa kursi dan musik yang diputar.
Permainan ini dilakukan dengan cara anakanak berlari-lari kecil di sekitar kursi ketika
musik diputar dan ketika musik dihentikan
secara mendadak anak-anak akan berusaha
mencari kursi dan mendudukinya. Anak
yang tidak mendapat kursi bisa keluar
dari permainan dan permainan dilanjutkan
kembali sampai didapat satu pemenang.
Permainan ini bermanfaat untuk melatih
keterampilan motorik kasar anak.
Dari konsep permainan menurut Widasari
Saraswati
tersebutdikembangkan
model
bermain kursi musik yang dilakukan dengan
cara berkelompok dimana satu kelompok
berperan sebagai pemain dan satu kelompok
berperan untuk memainkan alat musik yang
digunakan sebagai pengiringnya. Alat yang
digunakan untuk membunyikan musik yaitu
kursi yang terbuat dari triplek dan stik yang
terbuat dari bambu. Sedangkat alat yang
digunakan lainnya adalah kursi yang terbuat
dari plastik dan gambar jejak kaki. Pada
kegiatan ini, kelompok yang berperan sebagai
pembunyi musik harus memukul kursi yang
terbuat dari triplek menggunakan stik sambil
bernyanyi, sedangkan kelompok yang satunya
berlari mengikuti jejak kaki yang telah
disediakan di sekitar kursi plastik. Ketika musik
berhenti kelompok ini harus berlari menuju
kursi plastik yang telah disediakan kemudian
duduk di atas kursi plastik tersebut. Anak yang
tidak mendapatkan kursi dianggap gugur dan
tidak dapat mengikuti permainan berikutnya.
Permainan Kursi Musik untuk
Mengembangkan Motorik Kasar pada
Kelompok B
Pembelajaran motorik kasar dengan
menggunakan permainan kursi musik dapat
mengembangkan kemampuan motorik kasar
anak yang meliputi kelincahan, kecepatan,
dan kekuatan otot kaki. Kelincahan dan
kekuatan otot kaki dibutuhkan pada saat
anak melompat menggunakan satu kaki dan
melompat menggunakan dua kaki. Sedangkan
kecepatan dibutuhkan pada saat anak berlari
untuk berebut kursi ketika musik sudah
berhenti. Aspek yang dinilai dalam melakukan
permainan ini adalah aspek kemudahan dan
aspek kesenangan pada uji kelompok kecil
dan uji lapangan. Persentase yang dicapai
selalu mengalami peningkatan. Berikut tabel
6 hasil peningkatan persentase dari uji coba
kelompok kecil ke uji lapangan.
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI...
Tabel 6: Perbedaan Hasil Uji Coba
Kelompok Kecil dengan Uji Lapangan
No
1
2
Aspek
Kemudahan
Kesenangan
Persentase (%)
Kelompok
Uji
Kecil
Lapangan
75
90
96,7
96,8
Berdasarkan paparan tabel di atas dapat
diketahui bahwa peningkatan persentase
dari uji coba kelompok kecil ke uji lapangan
mengalami peningkatan yang signifikan.
Hasil uji lapangan yang terkait dengan
aspek kemudahan menunjukkan bahwa 90%
anak merasa mudah melakukan permainan
kursi musik. Persentase tersebut tergolong
dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik)
untuk digunakan. Sedangkan untuk aspek
kesenangan mencapai 96,8% yang tergolong
dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik)
untuk digunakan. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa permainan kursi
musik merupakan permainan yang mudah dan
menyenangkan dilakukan anak. Permainan
kursi musik ini dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif untuk pembelajaran fisik
motorik khususnya motorik kasar yang mudah
dan menyenangkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Permainan kursi musik ini baik digunakan
sebagai alternatif untuk mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak. Melalui
permainan ini anak tidak merasa bosan
untuk belajar karena permainan kursi musik
ini mudah dan menyenangkan dilakukan
anak. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil
persentase mengenai aspek kemudahan dan
kesenangan anak yang ditinjau dari uji coba
kelompok kecil dan uji kelompok besar.
Pada uji kelompok kecil terkait dengan aspek
kemudahan diperoleh hasil persentase 75%
yang tergolong dalam kualifikasi kuat (baik)
digunakan. Pada uji kelompok besar (uji
87
lapangan) terkait dengan aspek kemudahan
diperoleh hasil 90%
yang tergolong
dalam kualifikasi sangat kuat (sangat baik)
digunakan. Pada uji kelompok kecil terkait
dengan aspek kesenangan diperoleh hasil
96,7% yang tergolong dalam kualifikasi sangat
kuat (sangat baik) digunakan. Sedangkan pada
uji kelompok besar (uji lapangan) yang terkait
dengan aspek kesenangan diperoleh hasil
96,8% tergolong dalam kualifikasi sangat kuat
(sangat baik) digunakan.
Peningkatan hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa permainan kursi musik
dapat digunakan sebagai alternatif untuk
pembelajaran motorik kasar khususnya
untuk anak kelompok B yang mudah dan
menyenangkan untuk dilakukan.
Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian ini,
maka penulis menyampaikan saran:
Guru disarankan untuk menggunakan
permainan kursi musik sebagai alternatif
untuk mengembangkan kemampuan motorik
kasar anak kelompok B.
Bagi sekolah disarankan agar dapat
menerapkan dan mengenalkan permainan kursi
musik yang bermanfaat bagi perkembangan
motorik kasar anak.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar
lebih mengembangkan model permainan
kursi musik agar lebih menarik lagi sehingga
pembelajaran tidak membosankan bagi anak.
DAFTAR RUJUKAN
Borg, W.R & Gall, M.D. 1983. Educational
Research and Introduction. London:
Longman.
Riduwan. 2004. Statistika untuk Lembaga dan
Instansi Pemerintahan/ Swasta. Bandung:
Alfabeta
Sarasawati, Widasari. 2013. Macam-macam
Bentuk Permainan Bersama Anak. (Online),
(http://informasitips.com/macam-macambentuk-permainan-bersama-anak-balita),
diakses 15 Desember 2014.
88
WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sujiono, Bambang dkk. 2010. Metode
Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sujiono, Nurani Yuliani. 2012. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks.
Download