ARTIKEL LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD KOTA SALATIGA Oleh: AHMAD FATHONI 0131684 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. S DENGAN CIDERA KEPALA DI RUANG FLAMBOYAN II RSUD SALATIGA Ahmad Fathoni1, Joyo Minardo2, Maksum3 123 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Nyeri kepala pada klien dengan cidera kepala dapat mengakibatkan nyeri kepala berat, berdenyut, muntah, photophbia dan phonophobia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan nyeri pada klien dengan cidera kepala sedang di RSUD Salatiga. Metode yang digunakan dengan pendekatan metodologi keperawatan, salah satunya dengan memberikan pengelolaan berupa perawatan klien dalam memenuhi kebutuhan mengurangi nyeri. Pengelolaan nyeri dilakukan selama 2 hari pada Tn. S Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tekhnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi pemeriksaan penunjang dan studi literatur. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis yaitu melatih tehnik relaksasi nafas dalam, tekhnik relaksasi ini dipilih penulis untuk menghilangkan nyeri karena dengan relaksasi pasien dapat lebih merilekskan badan dan berimajinasi guna terlepas dari rasa nyeri. Memberikan obat analgetik ketorolak 30 mg, kompres hangat buli-buli, saat dilakukan tindakan keperawatan pasien kooperatif. Hasil pengelolaan didapatkan nyeri kepala yang dirasakan berkurang, dan tidak menyebabkan masalah komplikasi lain akibat dari adanya nyeri kepala pada klien. Saran bagi perawat di rumah sakit agar menerapkan tekhnik manajemen nyeri relaksasi nafas dalam untuk menunjang pengelolaan nyeri pada klien. Kata kunci Kepustakaan : Pengelolaan nyeri :18(2006-2015) LATAR BELAKANG Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama cedera kepala. Dari semua klien yang masuk ke unit gawat darurat, sebagian besar adalah laki-laki yang berusia kurang dari 30 tahun dan 50% terbukti mengkonsumsi alkohol atau zat lain yang disalahgunakan. Alkohol memperlambat refleks serta mengganggu proses kognitif dan persepsi. Perubahan fisiologis ini meningkatkan kemungkinan terlibat dalam kecelakaan atau perkelahian. Faktor resiko kedua adalah mengemudi tanpa sabuk pengaman. Puncak kejadian adalah di petang hari, malam, dan akhir pekan. Penyebab lainnya adalah penyerangan, jatuh, dan cedera yang berhubungan dengan olahraga. Cidera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelarasi-decelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan (clevo,2012). Cedera kepala disebabkan oleh kekuatan benturan yang tiba-tiba pada kepala atau kekuatan inersia dalam tengkorak. Hasilnya bersifat kompleks. Ada tiga mekanisme yang menyebabkan trauma kepala. Cedera primer terjadi pada benturan dan merupakan akibat langsung dari benturan yang menyebabkan cedera pada daerah otak di bawah sisi kontak. Biasanya terjadi fraktur tengkorak. Cedera menyebar terjadi jika benturan yang diterima tidak menyebabkan fraktur tetapi menyebabkan otak bergerak hingga menggeser atau merobek beberapa pembuluh darah yang berasal dari korteks otak menuju tengkorak. Oleh karena otak dapat bergerak di dalam tengkorak, gerakan otak tersebut dapat mengakibatkan cedera di lokasi yang berbeda. Pada saat otak bergerak, goresannya dengan tonjolan bagian dalam tengkorak yang tidak teratur akan menyebabkan memar dan laserasi pada jaringan otak. Pecahnya pembuluh darah di permukaan kecil otak dapat terjadi. Perubahan integritas kapiler menyebabkan perpindahan cairan dan perdarahan petekial. Saraf-saraf kranial, traktus saraf, pembuluh darah besar, dan struktur lainnya dapat teregang, terpelintir, atau terotasi, serta fungsi mereka terganggu. Contohnya adalah kecelakaan kendaraan bermotor yang kepala membentur roda kemudi ( Joyce M. Black dan Jane Hokanson Hawks). Cedera kepala sering diakibatkan karena adanya pukulan/benturan mendadak pada kepala dengan atau tanpa kehilangan kesadaran. Cedera kepala (terbuka & tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak Cranio serebri (geger), Kontusi (memar)/ Laserusi & perdarahan serebral (subarakhnoid, subdural, epidural,intraserebral batang otak). Trauma primer terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi / deselerasi otak). Trauma sekunder akibat trauma syaraf (mil akson) yang meluas hipertensi intrakranial, hipoksia, hiperkapnea atau hipertensi sistemik ( Wijaya dan Putri, 2013). Menurut Kementrian kesehatan 2012, angka kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah kematian sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Kabupaten/kota yang melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas pada tahun 2012 sebanyak 14 kabupaten/kota menurun dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 25 kabupaten/kota. Angka kecelakaan lalu lintas tahun 2012 adalah sebesar 0,91 per 100.000 penduduk sementara angka kematian kecelakaan lalu lintas 2012 adalah sebesar 0,91 per 100.000 penduduk di Provinsi Jawa Tengah. Dari 25 kabupaten/kota yang melaporkan, angka kematian kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi di kota Magelang yaitu sebesar 30,7/100.000 penduduk. Menurut Depkes 2012, cedera kepala akibat trauma sering kita jumpai di lapangan. Di dunia kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus dari jumlah di atas 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit dan lebih dari 100.000 penderita menderita berbagai tingkat kecacatan akibat cedera kepala tersebut. METODE PENGELOLAAN PENGKAJIAN Pengkajian atau tahap pengumpulan data merupakan dasar manajemen asuhan keperawatan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai klien. Informasi tersebut akan menunjukkan kebutuhan dan masalah kesehatan serta asuhan yang dibutuhkan klien terutama dalam kasus ini adalah dalam melakukan pengelolaan nyeri pada pasien cidera kepala. Pengkajian ini diawali dengan pengumpulan data melalui anamnesa meliputi Nama, jenis kelamin, umur, agama, alamat, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, pekerjaan, nama penanggu jawab, alamat, dan hubungan dengan klien. HASIL Untuk mengatasi masalah tersebut implentasi yang dilakukan adalah mengkaji skala nyeri, memonitor tanda – tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi, dan implementasi yang terakhir memberikan obat ketorolak. PEMBAHASAN Pengkajian merupakan suatu pendekatan yang sistematis untuk mendapatkan informasi data yang selengkap-lengkapnya mengenai klien baik secara subyektif maupun obyektif (potter & perry,2006). Pengkajian pada Tn. S dilakukan pada tanggal 4 April 2016 diruang Flamboyan 2 RSUD Salatiga, data diperoleh dari pasien dan keluarga yang mendampingi pasien selama dirawat. Dari hasil pengkajian kasus Tn. S didapatkan keluhan utama pasien nyeri pada kepala. Pada pengkajian pada tanggal 4 April 2016 ditemukan data identitas pasien meliputi nama pasien Tn. S , pasien beralamat di Ambarawa, pasien berumur 37 tahun dan diagnosa medis pasien adalah cidera kepala. Pada pengkajian selanjutnya yang penting dikaji atau ditanyakan pada pasien adalah keluhan utama atau keluhan yang dirasakan saat ini atau pada saat dilakukannya pengkajian. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan saat ini adalah nyeri pada kepala. Selanjutnya dilakukan pengkajian riwayat kesehatan yang meliputi riwayat kesehatan masa lalu, tidak didapatkan data pasien pernah mengalami cidera kepala. Dan untuk riwayat kesehatan keluarga, pasien dan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular atau keturunan seperti TBC, HIV, Hepatitis, Diabetes militus, dan Hipertensi. Dari hasil pengkajian yang didapat, penulis mengangkat masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan pada Tn. S muncul dikarenakan pada pasien detemukan data : pasien mengatakan nyeri di daerah kepala, pasien meringis kesakitan, dan dari pengkajian nyeri di ketahui bahwa nyeri di rasakan pasien ketika menggerakan kepalanya, nyeri seperti di tusuk-tusuk,nyeri dirasakan hilang timbul,skala nyeri 5. Alasan penulis memprioritaskan diagnosa nyeri adalah karena menurut potter & perry (2006) nyeri dapat mempengaruhi kesejahteraan individu, sehingga memerlukan terapi dalam penanganan yang tepat apabila masalah ini tidak teratasi akan menyebabkan kronis dan juga akan menyebabkan isolasi sosial, depresi, perubahan konsep diri, ini memerlukan tindakan keperawatan yang lama, mengembangkan hubungan interpersonal dengan pasien berpusat pada kemampuan, membina, dan mempertahankan hubungan perduli yang meyakinkan bahwa pasien berharga, mengingatkan harga diri pasien, hal ini membuat pasien merasa aman dan nyaman. Menurut potter & perry (2005) nyeri menjadi masalah keperawatan yang pertama. Pada diagnosa ini penulis menyusun beberapa intervensi keperawatan yaitu observasi keadaan umum, latih tehnik relaksasi nafas dalam, berikan posisi yang nyaman, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik, kompres buli-bulli. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis yaitu melatih tehnik relaksasi nafas dalam, tekhnik relaksasi ini dipilih penulis untuk menghilangkan nyeri karena dengan relaksasi pasien dapat lebih merilekskan badan dan berimajinasi guna terlepas dari rasa nyeri. Memberikan obat analgetik ketorolak 30 mg, kompres hangat buli-buli, saat dilakukan tindakan keperawatan pasien kooperatif. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengelolaan selama 2 hari penulis kemudian melakukan evaluasi pada tanggal 4 dan 5 April 2016, pada tanggal 4 didapatkan data subjektif: Pasien mengatakan nyeri pada luka, dari pengkajian nyeri, skala nyeri 5, dari data tersebut dapat diketahui bahwa tindakan yang diberikan belum efektif, karena masalah Tn. S belum teratasi, dan untuk rencana tindak lanjut yang dilakukan adalah lanjutkan intervensi. SARAN Pembaca Setelah membaca karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengelolaan Nyeri pada Tn. S dengan Cidera Kepala di ruang Flamboyan II RSUD Salatiga” diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan tentang kejadian cidera kepala dan cidera kepala. Diharapkan perawat atau tenaga kesehatan lebih mendalami tentang kasus cidera kepala dan penatalaksanaan dalam penurunan rasa nyeri pada pasien cidera kepala. DAFTAR PUSTAKA Black, J.M dan Hawks, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8 buku 1. Singapore : Elsevier. Burnner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 2. Jakarta: EGC. Ditjen PP & PL Depkes RI. 2012. Laporan Triwulan Situasi Perkembangan cidera kepala di Indonesia Sampai Dengan 30 Juni 2012. www.depkes.go.id diakses pada tanggal 2 mei 2016. Doenges, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta, EGC. Hutahean, serri. 2010. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : Tran Info Media. Kasim, Fauzi. 2014. ISO Indonesia volume 49. Jakarta : ISFI Muttaqin. Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien denggan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Nuha Medika. Nanda. (2013). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014. Alih Bahasa Made Sumarwati Dan Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC. Nasir, Muhammad. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Cidera Kepala Sedang, Jurnal pdf. http://publikasiilmiah.ums.ac.id (diakses pada tanggal 2 mei 2016). Nuratif, HA. Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda (NIC dan NOC). Jilid 1 & 2. Yogyakarta : Mediaction Publishing. Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Vol 1. Jakarta: EGC. Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Vol 2. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanne C.2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 3 ed-8. Jakarta : EGC Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri, 2013, Keperawatan Medikal Bedah 1 Keperawatan Dewasa, Yogyakarta: Nuha Medika.