Etika - Akademi Keperawatan Adi Husada

advertisement
ASKEP P OS TPA RTUM
OLEH: ETIKA PURNAMA SARI
DEFINISI
POST PARTUM
IMMEDIATE POST
PARTUM
SAMPAI 24 JAM
PERTAMA
EARLY POST PARTUM
SAMPAI 1 MINGGU
PERTAMA
LATE POST PARTUM
MINGGU 2-6
Disebut juga masa nifas
= masa puerperium
Masa setelah persalinan
selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari
TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN
POST PARTUM
• Mengobservasi perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu
• Meningkatkan hubungan bayi & orang tua (bonding attachment)
• Memberikan pendidikan kesehatan: perawatan mandiri pada ibu
dan bayi yang efektif
FOKUS PERAWAT
DALAM ASKEP POST PARTUM
2.
Adaptasi
psikologi
1.
Adaptasi
fisik
3.
Perawatan
ibu dan bayi
FOKUS
PERAWAT
1. ADAPTASI FISIK
TANDA-TANDA VITAL
• TD dimonitor setiap 15 menit pada 1 jam PP,
bila stabil diulang 30 menit pada jam kedua,
berikutnya 1 jam sekali selama 4 jam.
Selanjutnya diukur setiap 8 jam sampai pasien
pulang
• Nadi mulai meningkat bila terjadi pendarahan,
kembali normal 1jam setelah melahirkan
• Pernapasan jarang terjadi penurunan, apabila
terjadi kenaikan curiga adanya perdarahan
uterus
• Suhu dapat meningkat karena meningkatnya
metabolisme, setelah 12 jam akan kembali
normal, bila tidak perlu curiga adanya infeksi
SISTEM KARDIOVASKULAR
Plasenta lahir
(PP)
Sirkulasi darah ibujanin terputus
Mekanisme kompensasi
dengan hemokonsentrasi
Volume darah
ibu meningkat
Beban kerja
jantung meningkat
Fisiologis
SC
Trauma pada
uretra & buli-buli
Post anestesi
Hiperemi & odema
↓sensitivitas
bladder &
tonus otot
Overdistensi
Pengosongan bladder tidak sempurna
Risiko retensi urine
SISTEM
URINARIUS
SISTEM GASTROINTESTINAL
Fisiologis
Efek
kelelahan
Nafsu
makan
meningkat
Post partum
Luka
episiotomi
Nyeri
Risiko konstipasi
Sectio caesarea
Efek anastesi
Mual muntah
Peristaltik ↓
Nafsu makan
menurun
Risiko
konstipasi
SISTEM INTEGUMEN
• Hiperpigmentasi pada wajah, leher, lipatan sendi
mamae dan dinding perut yang terjadi selama
kehamilan perlahan akan menghilang selama
masa nifas.
• Adanya luka perineum, penyembuhan luka dikaji
dengan REEDA :
R : Redness (kemerahan)
E : Edema (pembengkakan)
E : Ecchymosis (bercak perdarahan)
D : Discharge (perdarahan)
A : Approximation (penyatuan luka)
DERAJAT LUKA
PERINEUM
Derajat
Keterangan
1
Robekan mengenai kulit
perineum dan membran mukosa
vagina
2
Robekan mengenai otot
perineum
3
Robekan mengenai otot
sphingter ani
4
Robekan sampai ke mukosa
rektum
LUKA SECTIO CAESARIA
Keadaan balutan
Drainase
Edema, perubahan
warna, kemerahan
SISTEM REPRODUKSI
• Uterus akan mengalami involusi (kembali seperti keadaan sebelum
hamil) setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos
uterus
• Pada multipara mengalami kontraksi lebih kuat dan lebih nyeri
karena otot uterus kehilangan elastisitasnya pada setiap kehamilan
• Pada buteki kontraksi juga lebih kuat dan nyeri dibanding dengan
klien yang bukan buteki karena pengaruh oksitosin yang
menyebabkan kontraksi dinding uterus
• Tempat plasenta: akan mengalami vasokonstriksi & trombosis.
Endometrium mulai tumbuh dan menyebabkan pelepasan jaringan
nekrotik dan mencegah jaringan parut
INVOLUSI UTERUS
Waktu
Posisi Fundus
Berat
Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gr
12 jam
1 jari dibawah pusat
750 gr
5-7 hari
Pertengahan antara
pusat dan simphisis
500 gr
9-10 hari
Tidak teraba, di atas
symphisis
350 gr
6 minggu
Tidak teraba,
kembali ke ukuran
normal
60 gr
• Kegagalan uterus untuk kembali ke keadaan sebelum hamil
disebut subinvolusi
PENGELUARAN LOCHEA
• Lochea/lokia adalah cairan yang berasal dari kavum
uteri & keluar melalui vagina pada masa nifas
• Lihat jumlah, warna dan bau
NAMA
LOCHEA
WAKTU
WARNA
RUBRA
Hari 1-3
Warna merah terang
SEROSA
Hari 4-9
Warna merah muda/coklat
ALBA
Hari ke 10 dst
Warna kuning/putih
PERHITUNGAN LOCHEA
a) Scant (1-2 inch) = 10 ml
b) Light (4 inch) = 10 – 25 ml
c) Moderate (4-6 inch) = 25-50 ml
d) Heavy (pembalut penuh dalam 1 jam)
• Bila dengan penimbangan: setiap
peningkatan berat sebesar 1 gram setara
dengan 1 ml(cc) darah
• Pengeluaran normal 240-270 ml
SERVIKS & VAGINA
Serviks menjadi lunak setelah PP
18 jam PP  serviks memendek, menjadi
padat & kembali ke bentuk semula
Portio tidak akan berbentuk lingkaran
seperti sebelum melahirkan, tetapi terlihat
memanjang seperti suatu celah sehingga
sering disebut Mulut Ikan (Fish Mouth)
Vagina akan teregang sehingga tonus otot
vagina berkurang, rugae akan memipih
dan terjadi penurunan lubrikasi akibat
penurunan hormon
ENDOKRIN (HORMON)
Refleks isapan bayi
(let down reflex)
Plasenta lahir (PP)
Estrogen &
progesteron
menurun
Prolaktin
meningkat
Produksi
ASI
FSH & LH menurun
Mencegah ovulasi
Amenore laktasi
Pengeluaran
oksitosin
Kontraksi
uterus
2. ADAPTASI
PSIKOLOGIS
FASE ADAPTASI
MENURUT RUBIN:
FASE
WAKTU
1. Taking in
1-2 hari PP
2. Taking hold
3 – 10 hari PP
3. Letting go
>10 hari PP
KETERANGAN
Ibu terfokus pada dirinya sendiri
sehingga cenderung pasif terhadap
lingkungan
Ibu mulai mencoba melakukan
peran secara mandiri
Ibu sudah menerima tanggungjawab
dan percaya diri akan peran barunya
Gangguan
adaptasi psikologi
postpartum
Postpartum
blues/baby
blues
Postpartum
depression
Postpartum
psychosis
Postpartum
Postpartum
blues/baby blues depression
Postpartum
psychosis
• Adalah sindrom
gangguan psikologis
ringan yang sering
tampak pada minggu
pertama PP
• Sedih
• Kehilangan nafsu
makan
• Cemas
• Marah
• Menangis lebih dari
biasanya
• Adalah gangguan jiwa
yang dapat
mempengaruhi kondisi
ibu, biasanya dimulai 13 bulan PP
• Halusinasi
• Gangguan tidur yang
amat sangat
• Paranoid
• Perubahan perilaku
• Adalah depresi yang
terjadi setelah 7 hari
PP dan berlangsung
selama 30 hari
• Kesulitan tidur
• Depresi
• Perasaan bersalah
• Ketakutan akan
menyakiti bayi
• Berpikir untuk bunuh
diri
3. PERAWATAN
IBU & BAYI
KEGEL EXERCISE
• Kegel exercise adalah kegiatan melatih otot-otot pelvis dan vagina serta
bladder
• Bertujuan untuk mengencangkan/menguatkan otot pelvis dan vagina serta
bladder
• Tekniknya:
1. Posisi supinasi dengan lutut fleksi
2. Lakukan gerakan seperti menahan flatus/menahan kencing, rasakan otot
dapat naik dan turun
3. Lakukan selama 15 menit/hari
4. Kontraksi dilakukan 30-80 kali per hari
5. Hasil yang baik akan tercapai dalam waktu 30 hari
AMBULASI DINI
• Dilakukan setelah efek anestesi hilang pada persalinan SC, dan pada
persalinan fisiologis 2-3 jam setelah PP diawali miring kanan-kiri di
tempat tidur
• Tujuan: mencegah tromboembolisme pada kaki
• Langkah:
1. Lakukan fleksi dan ekstensi pada telapak kaki secara bergantian
2. Putar tumit dengan gerakan sirkuler
3. Lakukan fleksi dan ekstensi kaki secara bergantian
4. Tekan bagian belakang lutut ke permukaan tempat tidur
SENAM NIFAS
• Tujuan: mengembalikan kekuatan otot setelah
melahirkan dan mempercepat pemulihan
• Teknik senam nifas:
1. Pernapasan perut. Tarik nafas melalui
hidung dan perut dikencangkan, buang nafas
dengan perut dikendurkan
2. Berbaring dengan mengkontraksikan perut
dan daerah bokong dalam beberapa detik
3. Dagu diangkat dan difleksikan, dengan
menjaga bahu datar. Tahan dalam beberapa
detik, lalu ulangi lagi
4. Lakukan sit-ups
LANJUTAN…
5. Angkat daerah pangkal paha dan
perlahan-lahan diletakkan kembali ke lantai
6. Peregangan dada. Angkat kedua tangan
diatas dada. Tangan kiri ditekuk, ditekan oleh
tangan kanan dan dilakukan bergantian
selama 3 detik
7. Putar lutut. Secara bersama-sama putar
secara perlahan sampai mencapai lantai
Langkah-langkah:
1. Ibu duduk rileks bersandar, tangan
dilipat, tangan diatasnya
2. Payudara tergantung lepas, tanpa bra
3. Suami/pemijat memijat disepanjang sisi
tulang belakang
4. Gunakan ibu jari atau jari telunjuk atau
kepalan tangan dengan ibu jari
menghadap ke depan
5. Tekan kuat membentuk gerakan
melingkar-lingkar kecil
6. Pijat hingga sebatas tali bra
7. Lakukan 3-5 menit
PIJAT OKSITOSIN
Tujuan: untuk
meningkatkan produksi
hormon oksitosin yang
dapat menenangkan ibu,
sehingga ASI pun keluar
PERAWATAN PAYUDARA
POSTPARTUM
• Tujuan: melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran
ASI
• Langkah:
1. Mencuci tangan sebelum menyentuh putting
2. Hindari pemakaian krim, minyak, alkohol atau sabun pada putting
akan menghambat sekresi minyak bakteriostatik alami
3. Kompres putting dengan kapas/kasa dan baby oil, selama 5 mnt,
bersihkan dengan menggosok puting
4. Lakukan masase payudara: tuangkan baby oil, buat gerakan memutar
pada payudara dengan kedua tangan, menggerakkan tangan ke bawah
dan ke atas puttng
6. Kompres dengan waslap hangat dan bergantian dengan waslap dingin
7. Gunakan bra yang dapat menyangga dengan baik
8. Lakukan minimal 1x/hari atau lakukan saat mandi
PERAWATAN VAGINA & PERINEUM
• Tujuan: menjaga kebersihan dan mencegah infeksi
• Langkah:
1. Setiap selesai BAK/BAB siramlah mulut vagina dengan air bersih, basuh dari arah depan ke belakang
2. Bila keadaan vagina terlalu kotor, bersihkan dengan sabun atau cairan antiseptic
3. Bersihkan perineum dengan sabun dan air hangat
4. Bila keadaan luka perineum luas atau dilakukan episiotomi, dapat dilakukan dengan cara duduk
berendam dalam cairan antiseptik selama 10-20 menit setelah BAK/BAB atau minimal 2x/hari
5. Keringkan vagina dengan tisu/handuk lembut setiap kali selesai membasuh lalu gunakan pembalut baru
6. Bila ibu mendapatkan salep antibiotik, dapat dioleskan sebelum memakai pembalut yang baru
7. Gunakan pembalut dari bagian depan ke belakang
8. Ganti pembalut setiap kali BAK/BAB atau minimal 4x/hari
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut
CARA MEMERAS ASI
1. Letakkan jari pada posisi “C” diatas areola
2. Tekan ke arah ibu, dengan mendorong jari
ke belakang (gambar 3)
3. Dorong jari kearah depan, dengan gerakan
teratur, dan siapkan gelas untuk menampung
ASI (gambar 4)
4. Kembali ke posisi semula dan siap untuk
langkah 1 (gambar 5)
PENYIMPANAN ASI
• ASI dapat disimpan 6-8 jam di udara terbuka
• 24 jam dalam termos es
• 48 jam dalam kulkas
• 2 minggu dalam freezer 1 pintu, 3 bulan dalam freezer 2 pintu
• 6 bulan dalam freezer (suhu -18 derajat celcius)
• ASI dapat disimpan di tempat yang terbuat dari stanless steel, kaca
atau plastik klip dalam keadaan tertutup, tulis: hari, tanggal dan jam
• ASI beku dari freezer dicairkan terlebih dahulu di kulkas lalu
dihangatkan dengan merendam dalam air hangat, tidak boleh
dimasak/dipanaskan
CARA MENYUSUI YANG BENAR
1.
2.
3.
4.
Cuci tangan sebelum – sesudah menyusui
Bersihkan putting susu dengan kapas air hangat
Keluarkan sedikit ASI, oleskan pada putting susu dan daerah
yg mengelilinginya
Posisi ibu menghadap bayi, perut bayi menempel pada perut
ibu
5.
Posisi mulut bayi dibawah putting susu
6.
Pegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari – jari lainnya
menopang di bawah
7.
Putting susu diarahkan ke langit-langit bayi
8.
Bibir bawah bayi diarahkan di bawah putting susu sehingga
lidah bayi dibawah putting susu
9.
Kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus
10. Mulut bayi terbuka mencakup areola
11. Dagu dan pipi bayi menempel pada payudara
CARA MENYENDAWAKAN BAYI
SETELAH MENYUSUI
KO M P L I K A S I
P O S T PA RT U M
1. 1. Hemoragi
2. 2. Infeksi
3. 3. Mastitis dan abses
payudara
4. 4. Gangguan psikiatri PP
(baby blues/postpartum
blues, postpartum
depresi, post partum
psikosis)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Gangguan integritas jaringan b/d faktor mekanik sekunder akibat
pembedahan/episiotomi
• Nyeri akut b/d agen penyebab cidera fisik sekunder akibat
episiotomi/hemoroid/pembedahan
• Ketidakefektifan menyusui b/d nyeri, kurang pengetahuan
• Risiko retensi urine b/d edema jalan lahir/penurunan otot bladder
• Risiko konstipasi b/d nyeri akut/penurunan peristaltik
• Risiko koping tidak efektif pada ibu b/d ketidakadekuatan psikologi
beradaptasi menjadi orangtua
GANGGUAN INTEGRITAS JARINGAN B/D FAKTOR MEK ANIK SEKUNDER AKIBAT
PEMBEDAHAN/EPISIOTOMI
Tindakan
1. Observasi keadaan luka:
episiotomi/sc
2. Berikan perawatan luka pada area
insisi dengan prinsip aseptik
3. Kolaborasi untuk pemberian
terapi analgesik, antibiotik
Rasional
Tanda-tanda peradangan indikasi
infeksi
Mencegah kontaminasi & infeksi
Mengurangi rasa nyeri
NYERI AKUT B/D AGEN PENYEBAB CIDERA FISIK SEKUNDER
AKIBAT EPISIOTOMI/HEMOROID/PEMBEDAHAN
Tindakan
Ajarkan manajemen nyeri
Rasional
Meringankan/mengurangi rasa nyeri
Ajarkan prosedur kompres hangat/dingin
pd daerah perineum
Meningkatkan kemandirian dlm merawat
tubuh
Mengurangi nyeri  panas (↑sirkulasi),
dingin (mengurangi edema)
Mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
Kolaborasi: Berikan analgesik
KETIDAKEFEKTIFAN MENYUSUI B/D NYERI,
KURANG PENGETAHUAN
Tindakan
Ajarkan cara menyusui yang benar,
mengatasi putting lecet
Ajarkan cara masase payudara
Rasional
Meningkatkan pengetahuan ibu
Ajarkan cara memeras dan menyimpan
ASI
Kolaborasi: bila terjadi mastitis atau abses
payudara dengan antibiotik/pembedahan
Meningkatkan pengetahuan ibu
Mengurangi nyeri akibat bendungan ASI
Mencegah komplikasi lebih lanjut
RISIKO RETENSI URINE B/D EDEMA JALAN
LAHIR/PENURUNAN OTOT BLADDER
Tindakan
1. Obs adanya distensi blader
Rasional
Mengevaluasi adanya retensi urine
2. Ajarkan manajemen eliminasi urin
dengan bladder training/kegel
excercise
Meningkatkan otot bladder
3. Kolaborasi: pemasangan kateter
Mengatasi retensi urine
RISIKO KONSTIPASI B/D NYERI AKUT/PENURUNAN PERISTALTIK
Tindakan
Rasional
Anjurkan minum yang adekuat
Mempercepat aliran feses
Anjurkan diet tinggi serat
Serat menyerap air & ↑ volume feses
 merangsang peristaltik
Merangsang peristaltik & kekuatan
otot
Anjurkan ambulasi
Kolaborasi: pemberian obat laksatif
Meningkatkan peristaltik dan
mengeluarkan feses
RESIKO KOPING TIDAK EFEKTIF B/D KETIDAKADEKUATAN
PSIKOLOGI BERADAPTASI MENJADI ORANGTUA
Intervensi
Rasional
Berikan dukungan pada ibu
Meningkatkan kepercayaan klien
terhadap kemampuannya
Bantu ibu untuk memecahkan masalah Memberikan solusi
Instruksikan untuk melakukan teknik
relaksasi
Kolaborasi dengan psikiatri jika gejala
berkembang kearah depresi
Teknik relaksasi dibutuhkan untuk
mengurangi stres
Mencegah terjadinya gangguan lebih
lanjut
TERIMA KASIH
Download