BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Arah Kebijakan Perekonomian Daerah Arah Kebijakan Ekonomi Daerah bertujuan sebagai payung dalam mewujudkan visi dan misi kepala daerah serta menyelesaikan isu strategis dan permasalahan daerah melalui perumusan program-program prioritas dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Prioritas program-program pembangunan daerah dengan melihat kondisi perekonomian secara global, nasional dan regional Kepulauan Riau seperti sekarang ini hendaknya diutamakan untuk lebih menguatkan dan mengembangkan perekonomian daerah yang dilengkapi dengan kondisi pelayanan publik dan infrakstruktur yang semakin baik untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Lingga tahun 2005-2025, RPJMD tahun 2010-2015 merupakan tahapan pembangunan kedua. Sedangkan tahun 2012 merupakan tahun kedua dari periode RPJMD Kabupaten Lingga Tahun 2010-2015 yang memiliki target pembangunan dibidang infrastruktur yaitu untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung perekonomian berbasis pertanian, pertambangan, kelautan, industri, perdagangan, dan pariwisata. Maka untuk menunjang pencapaian target tersebut perlu diupayakan pembangunan prasarana dan sarana transportasi, pengairan dan permukiman untuk mendukung percepatan pengembangan investasi, pariwisata, dan pengembangan potensi ekonomi pada umumnya serta pengembangan etos kerja semangat kewirausahaan dan kemitraan dalam rangka menciptakan perluasan kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan untuk meningkatkan kekuatan perekonomian. Dalam usaha mendorong peran masyarakat dalam pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 38 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN perekonomian daerah terutama dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lokal lainnya. Pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan prinsip-prinsip memperhatikan kelestarian alam. Potensi ekonomi Kabupaten Lingga yang memiliki sumber daya alam banyak, sebenarnya masih terdapat lahan tidur yang belum termanfaatkan dengan maksimal. Oleh karena itu upaya untuk mendorong pertumbuhan perekonomian disamping sektor pertanian harus terus dilaksanakan dengan mendorong pembangunan di beberapa sektor potensi lainnya, yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi, bangunan konstruksi, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa lainnya. Dengan potensi yang dimiliki usaha untuk mendorong pertumbuhan perekonomian sangat dipengaruhi oleh pengaruh eksternal yaitu kebijakan pemerintah pusat dalam bidang ekonomi, kebijakan pemerintah Provinsi Kepulaua Riau khususnya kebijakan pengembangan ekonomi wilayah, serta perkembangan perekonomian daerah sekitar Kabupaten Lingga. Faktor internal yang diupayakan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yaitu kebijakan fiskal/APBD dalam bidang perekonomian antara lain upaya penguatan kemandirian perkonomian melalui pembinaan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) dan Koperasi, penyediaan infrastruktur pertanian, penyediaan modal usaha dengan bunga rendah bagi UMKM dan koperasi, perbaikan atau pemeliharaan pasar-pasar, dan lain-lain. Selain dari pada itu faktor non ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan perekonomian yaitu kondisi sosial dan politik, kondisi sosial dan keadaan politik yang stabil diharapkan dapat mendukung upaya mendorong perekonomian daerah. 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kondisi ekonomi daerah Kabupaten Lingga salah satunya dapat digambarkan dengan besaran nilai PDRB. Pada tahun 2008 nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 10.300.942,44 juta dan pada tahun 2009 diperkirakan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 39 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN mencapai Rp. 11.188.167,53 juta, sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2009 tersebut diperkirakan mencapai Rp. 5.381.581,99 juta. Berdasarkan data dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 nilai PDRB Kabupaten Lingga atas dasar harga berlaku maupun harga konstan telah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kontribusi terhadap PDRB (atas dasar harga konstan) yang paling besar pada tahun 2008 berasal dari sektor pertanian; perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor industri pengolahan. Sementara pada tahun 2009 kontribusi terbesar diperkirakan berasal dari sektor pertanian. Pada tahun 2009 kontribusi sektor tersebut mencapai Rp. 1.445.267,32 juta, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 1.444.602,42 juta. Sementara itu sektor yang kontribusinya paling kecil adalah sektor lapangan usaha pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar Rp. 5.965,83 juta. Untuk mengetahui secara lebih rinci kondisi ekonomi daerah Kabupaten Lingga dapat dilihat perkembangan indikator makro ekonomi seperti tertera pada tabel berikut : Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Lingga No Indikator Realisasi 2010 1 PDRB Harga Konstan 601.075,69 jt (Juta) 2 Tingkat Pertumbuhan 6,60 % Ekonomi 3 Jumlah Penduduk Miskin 15,83 % (%) 4 Tingkat Pengangguran 4,70 % (TPT) 5 Disparitas Pendapatan 10,84 jt Regional yang dilihat dari perbedaan : 1) Pendapatan Per Kapita (Rp.) 2) Besaran IPM 71,35 3) Pertumbuhan 5% investasi (%) Sumber : RPJM Kab. Lingga 2010-2015 (Hasil Analisis) Proyeksi 2011 2012 2013 638.314,21 jt 677.213,43 jt 710.167,79 jt 6,60 % 6,64 % 6,69 % 14% 12% 10% 4,7% 4,5% 4% 11,47 jt 12,60 jt 13,84 jt 71,65 5% 71,95 5% 72,2 7% Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 40 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN Dari tabel diatas dapat dilihat tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, secara umum dominasi utama struktur perekonomian Kabupaten Lingga berasal dari sektor pertanian, walaupun kontribusinya cenderung menurun selama beberapa tahun terakhir. Kontribusi sektor pertanian pada tahun 2010 adalah sebesar 35,82 persen. Penyumbang utama nilai tambah perekonomian pada sektor pertanian berasal dari sub sektor perikanan, yaitu sebesar 25,37 persen , sementara kontribusi keempat subsektor lainnya terhadap perekonomian hanya dibawah 5 persen. Sementara kontributor terbesar kedua dalam perekonomian Kabupaten Lingga berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Peluang usaha pada sektor ini masih terbuka cukup luas sehingga dapat memacu kegiatan pengembangan perekonomian ke depannya. Pada tahun 2010, besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor ini sekitar 22,82 persen. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2010 ini sektor angkutan dan komunikasi merupakan kontributor terbesar ketiga dalam menyumbangkan nilai tambah perekonomian Kabupaten Lingga. Sektor ini menyumbangkan nilai tambahnya sebesar 10,18 persen pada tahun 2010. Semakin berkembangnya jumlah angkutan baik armada laut maupun angkutan darat dan juga semakin luasnya jangkauan telekomunikasi di berbagai daerah turut memberikan andil yang cukup besar sehingga kontribusi sektor ini meningkat. Dengan mengacu pada tren pertumbuhan ekonomi selama 5 (lima) tahun terakhir, diharapkan laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Lingga pada tahun 2012 dapat tumbuh pada kisaran 6,64% . dan pada tahun 2013 diharapkan meningkat menjadi 6,69%. Berdasarkan hasil PPLS’08 di Kabupaten Lingga, tercatat sebanyak 6.810 rumah tangga layak untuk masuk dalam kategori RTS. Jumlah ini mengalami pengurangan sekitar 337 rumah tangga dibanding hasil PSE-05, Hampir semua kecamatan, kecuali Senayang berkurang jumlah RTS-nya. Khusus Senayang, angkanya justru bertambah 37 rumah tangga. Singkep Barat masih memegang porsi terkecil jumlah RTS yakni sebanyak 711 rumah tangga (10,44 persen), Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 41 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN sedangkan Senayang masih yang tertinggi dengan 2.471 rumah tangga (36,28 persen). Masih tingginya jumlah rumah tangga miskin ini diantaranya sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kepemilikan sumber daya yang tidak merata, kemampuan penerimaan dan pengeluaran yang tidak seimbang, serta ketidaksamaan kesempatan kerja dan berusaha yang dimiliki penduduk Kabupaten Lingga. Faktor lainnya adalah semangat dan budaya kerja serta mentalitas kerja yang masih perlu ditingkatkan terutama bagi generasi muda yang baru menyelesaikan pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Dengan semakin tingginya komitmen pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan diharapkan jumlah penduduk miskin pada tahun-tahun berikutnya akan menurun. Selain penduduk miskin, masalah pengangguran di kabupaten Lingga masih cukup tinggi.Informasi yang didapat dari hasil pengolahan data Sakernas Agustus 2010 menunjukkan bahwa 59,22 persen dari total penduduk 15 tahun ke atas di Kabupaten Lingga tergolong kedalam kategori angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti). Pada tahun 2010, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan (34,09 persen) masih jauh lebih rendah daripada partisipasi angkatan kerja laki-laki (83,30 persen). Hal ini terutama disebabkan oleh karena banyak perempuan di Kabupaten Lingga yang masuk kelompok bukan angkatan kerja, dengan kegiatan utama mengurus rumah tangga. Pada tahun 2010, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) laki-laki mencapai 5,29 persen sedangkan TPT perempuan hampir menyentuh dua digit, yakni 9,18 persen. Indikator TPT berguna untuk memberi indikasi tentang penduduk usia Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 42 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Secara agregat, TPT Kabupaten Lingga tahun 2010 berada pada kisaran 7,98 persen; artinya rata-rata masih terdapat 8 orang yang menganggur dari setiap 100 orang yang termasuk dalam angkatan kerja. Dengan adanya krisis ekonomi global yang dimulai sekitar pertengahan tahun 2008 cukup berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penganggur di kabupaten Lingga. Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Lingga tahun 2012 diharapkan tidak melebihi pada tahun-tahun sebelumnya. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan adalah dengan memperluas lapangan kerja. Perluasan lapangan kerja itu sendiri sangat erat kaitannya dengan besar kecilnya investasi di suatu wilayah. 3.1.2 Permasalahan Pembangunan Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Capaian kinerja pembangunan di berbagai bidang pada masa sebelumnya telah menghantarkan masyarakat Kabupaten Lingga menghantarkan masyarakat Kabupaten Lingga ke dalam kondisi kehidupan yang semakin baik. Berbagai permasalahan pokok yang muncul pada awal periode pemerintahan sebelumnya telah seoptimalnya diatasi. Hal ini terbukti pada hasil capaian kinerja pembangunan pada akhir periode pemerintahan sebelumnya yang menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada berbagai bidang kehidupan masyarakat. Namun demikian, kesenjangan antara realisasi dan rencana yang ditetapkan masih terjadi sehingga mengakibatkan pencapaian target tidak optimal, meskipun telah dilakukan berbagai upaya sehingga dalam pelaksanaan beberapa urusan, capaian kinerjanya sesuai dengan target. Pembangunan yang sudah dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat pada periode pemerintahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 43 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN yang lalu masih menyisakan beberapa permasalahan pokok yang masih memerlukan penyelesaian menyeluruh agar terwujud masyarakat Kabupaten Lingga yang sejahtera. Beberapa permasalahan mendasar pembangunan lima tahun ke depan sebagai berikut: Indeks Pembangunan Manusia terutama bidang pendidikan relatif rendah, terlihat dari masih adanya kesenjangan tingkat pendidikan antar-kelompok masyarakat, sarana dan prasarana pendidikan belum sepenuhnya memadai dan kualitas pendidikan masih relatif rendah. Selain bidang pendidikan, bidang kesehatan terkendala dengan perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat serta fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan yang terbatas dan tidak terdistribusi sampai ke wilayah terpencil. Kondisi infrastruktur yang kurang memadai terutama aksesibilitas ke wilayah terpencil dan masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan permukiman. Eksploitasi sumberdaya alam yang kurang terkendali dan kesadaran masyarakat tentang pelestarian lingkungan masih rendah, sehingga mendorong kerusakan lingkungan semakin cepat. Belum optimalnya peran perempuan dalam pembangunan lebih disebabkan karena minimnya keterampilan dalam meningkatkan tambahan ekonomi keluarga. Belum optimalnya pembinaan terhadap masyarakat miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Masih rendahnya tingkat perluasan kesempatan kerja berimplikasi pada meningkatnya angka pengangguran, sedangkan di sisi lain Balai Latihan kerja belum mampu menjangkau jumlah masyarakat yang memerlukan pelatihan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 44 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN Modal usaha koperasi relatif kecil, sehingga perlu bantuan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan serta rendahnya kesadaran pelaku usaha untuk bergabung dalam koperasi. Belum optimalnya pengawasan dan upaya penggalian sumber pendapatan daerah cenderung mengakibatkan laju pertumbuhan PAD realtif rendah. Lokasi pemukiman warga masyarakat yang tersebar di pulau-pulau merupakan kendala bagi pembinaan untuk meningkatkan produktivitas. Belum tersedianya akses teknologi informasi yang handal sehingga menghambat masyarakat untuk menyebarkan informasi potensi dan produk kepada pasar potensial. Keterbatasan sarana prasarana pertanian dan peternakan serta belum diberdayakan secara optimal kelompok-kelompok tani yang ada mengakibatkan pemanfaatan lahan pertanian belum optimal Masih terjadi penebangan liar dan pelanggaran terhadap perizinan penambangan. Sarana pendukung pengembangan obyek dan daya tarik wisata masih minim. Produktivitas perikanan relatif rendah. 3.1.3. Analisis Lingkungan Strategis 1. Kekuatan a. Letak geografis dan tata wilayah yang strategis; b. Tersedia sarana perhubungan darat, laut,udara; c. Tersedia sumber daya alam pertanian, perkebunan. Peternakan danperikanan yang cukup besar; d. Tersedia objek wisata alam dan sejarah; e. Tersedianya lembaga/tokoh/pakar keagamaan yang cukup banyak; f. Tersedianya sumberdaya manusia angkatan kerja yang memadai; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 45 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN g. Tersimpan peninggalan sejarah dan budaya luhur bukti kejayaan masa lalu. 2. Kelemahan a. Produktifitas hasil pertanian pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan sebagai andalan masih belum optimal dan potensi wisata belum terkelola secara optimal. b. Kondisi jalan/jembatan untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa sebagian belum mantap dan masih kurang serta keterbatasan akses jalan di beberapa kawasan dan didaerah kondisi medan yang sulit. c. Penduduk miskin dan pengangguran masih cukup banyak. d. Kebanyakan usaha ekonomi rakyat merupakan usaha non formal, sehingga seringkali mengalami kesulitan untuk mengakses permodalan dari lembaga perbankan maupun program-program penguatan ekonomi rakyat lainnya yang membutuhkan aspek legal formal. Padahal sektor usaha ekonomi rakyat tersebut merupakan salah satu pilar ekonomi Kabupaten Lingga. e. Terdapat kawasan rawan bencana tanah longsor dan banjir. f. Tingkat kesadaran masyrakat dalam menjaga lingkungan masih rendah sehingga daya dukung lingkungannya menjadi rendah. Disamping itu kondisi kesehatan lingkungan perlu banyak pembenahan, terutama dalam hal penanganan sampah, air bersih, dan sanitasi. g. Terbatasnya peluang investasi karena keterbatasan sarana dan prasarana. 3. Peluang a. Adanya political will secara nasional untuk memajukan kualitas sumberdaya manusia indonesia melalui prioritas pembangunan pendidikan dan kesehatan; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 46 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN b. Adanya program nasional percepatan pembangunan infrastruktur wilayah dibidang kebinamargaan, pengairan, ciptakarya/perumahan rakyat dan energi; c. Adanya program nasional pengentasan kemiskinan dan percepatan pembangunan daerah tertinggal/desa tertinggal; d. Ditetapkannya Kabupaten Lingga sebagai wilayah Hinterland bagi Provinsi Kepulauan Riau untuk lumbung pangan Provinsi Kepulauan Riau. e. Kapasitas APBD yang masih rendah berpeluang menggali PAD dan mendapatkan bantuna program, dana dekosentrasi/tugas pembantuan dan bantuan dari lembaga lainnya; f. Terbukanya peluang kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah baik antar daerah didalam maupun di luar negeri. g. Adanya kebijakan otonomi daerah yang memberi peluang untuk mengapresiasi kebutuhan masyarakat dan merencanakan pembangunan ssuai dengan kebutuhan daerah. 4. Ancaman a. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan tantangan untuk terus kreatif, inofatif dalam memproduksi barang dan jasa yang memiliki daya saing. b. Fluktuasi harga minyak dan perekonomian dunia yang seringkali berdampak negatif bagi perekonomian daerah perlu disikapi dengan penguatan struktur perekonomian yang berbasis lokal dan penguatan ketahanan pangan masyarakat. c. Angka pertumbuhan penduduk yang sangat rendah. d. Lingkungan hidup yang rusak dan perubahan iklim yang tidak harmonis perlu terus ditangani dan dikelola secara berkelanjutan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 47 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1.4. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2013-2014 Tantangan dalam pelaksanaan pembangunan tahun 2013-2014 diperkirakan sebagai berikut : 1. Makin ketatnya persaingan global dan membanjirnya produk impor sebagai pesaing produk lokal yang dapat menghambat pertumbuhan produksi dalam negeri dan melemahkan pasar lokal. 2. Infrastruktur yang belum memadai bagi perkembangan investasi, pariwisata, dan kelancaran arus barang dan orang dari pedesaan khusus jalan desa masih kurang; 3. Produk SDM yang dihasilkan dunia pendidikan sangat kurang; 4. Kondisi alam dan lingkungan yang rusak dan iklim yang seringkali berubahubah dan sulit diprediksi. 5. Pertumbuhan ekonomi masih lamban sesuai dengan karakter perekonomian berbasis pertanian, lebih-lebih masih bertumpu pada komoditas primer. 6. Rumah tangga miskin dan pengangguran; 7. Aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan masih perlu ditingkatkan melalui sekolah kejuruan, puskemas, desa siaga, dan pengembangan program kesehatan dari dan untuk masyarakat. 8. Pemanfaatan sumberdaya alam belum optimal terutama pertambangan dan pariwisata. 9. Pengamalan nilai-nilai agama dan sosial budaya belum berperan maksimal dalam rangka meningkatkan kesalehan sosial dan menjadi pendorong dalam pembangunan. 10. Pelayanan publik dirasakan belum memuaskan dan sumber pembiayaan masih sangat terbatas. 11. Pembangunan gedung dan fasilitas perkantoran terutama terkait dengan pusat pemerintahan Kabupaten di Bukit Kanti belum sepenuhnya terealisasi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 48 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN Namun demikian kondisi perekonomian pada tahun 2013-2014 diperkirakan akan cenderung stabil bahkan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan Kabupaten Lingga memiliki beberapa faktor ekonomi: 1) Karakteristik perekonomian didominasi pertanian primer sebagian besar komoditi perikanan sebesar 25,37% ; dan tahun 20122013 diperkirakan harga komoditas tersebut akan relatif stabil. 2) Pergeseran peran sektor dari primer ke sekunder dan tersier menunjukkan trend positif bahkan relatif cepat sehingga akan memacu perolehan nilai tambah produksi yang cukup signifikan bagi masyarakat lokal atau semakin terpacunya pertumbuhan PDRB. 3) Pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, air bersih termasuk infrastruktur perdesaan telah ikut mendorong kelancaran arus barang dan jasa dari pusat-pusat produksi ke pasar, dan telah mengefisienkan sebaran distribusi barang konsumsi masyarakat sehingga menahan laju inflasi. 4) Untuk tumbuh sekitar 6,4 – 6,8 % memang dibutuhkan investasi baru dan perkembangan investasi yang sudah ada. Dalam hal ini perlu selalu optimis akan hadirnya investor untuk menangani sektor-sektor yang memerlukan teknologi tinggi dan modal yang besar; Namun terhadap kegiatan ekonomi yang hanya memerlukan teknologi sederhana/tepat guna dan tidak memerlukan permodalan yang besar diharapkan dapat ditangani oleh UMKM dan usaha perseorangan yang diwilayah Kabupaten Lingga cukup banyak terutama usaha-usaha produktif yang berada di tingkat kecamatan dan perdesaan. Disamping itu asumsi-asumsi yang dijadikan pertimbangan dalam memprakirakan kondisi ekonomi dan keuangan daerah pada tahun 2012 dan 2013 adalah: 1) Apabila perekonomian nasional semakin membaik, terjadi pertumbuhan ekonomi sekitar 6,4% - 6,9% yang pada gilirannya terjadi peningkatan APBN dan apabila ketentuan dana perimbangan tetap atau lebih berpihak kepada daerah, maka dana perimbangan diprediksikan bisa naik ± 5%; 2) Seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional maka ekonomi regional akan ikut tumbuh dan apabila pertumbuhan nasional tahun 2012 diprediksikan 6,4% - Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 49 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 6,9% Provinsi kepulauan Riau7,5% - 7,7% maka pertumbuhan Kabupaten Lingga sekitar 6,4% – 6,8 %. 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Kebijakan pendapatan diarahkan untuk penggalian Pendapatan Asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dengan penuh kehati-hatian (karena sebagian besar sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan pengusaha/wajib pajak golongan kecil menengah) dan optimalisasi dana perimbangan (DAU, DAK, dan bagi hasil pajak dan bukan pajak) sehingga lebih proporsional serta menggali potensi pendapatan lain yang sah. Pendapatan Daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi daerah. Semakin baik kualitas otonomi daerah, maka ketergantungan dengan Pemerintah Pusat semakin berkurang. Sedangkan Dana perimbangan merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah utamanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Kebijakan Pendapatan Daerah Kabupaten Lingga tahun 2013 diarahkan pada : 1. Mengoptimalkan jenis-jenis pendapatan yang dikendalikan oleh Pemerintah Daerah melalui perbaikan administrasi dan pelayanan pajak dan retribusi daerah; 2. Pembaharuan (Updating) data base dan pemetaan (mapping) potensi pajak dan retribusi daerah; 3. Mengefektifkan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 50 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 4. Perluasan sumber-sumber penerimaan daerah dengan tetap menjaga agar tidak terjadi ekonomi biaya tinggi yang memberatkan masyarakat. Berikut adalah hasil analisis realisasi, target dan proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Lingga: Tabel 3.2 Realisasi, Target dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2010 s/d Tahun 2014 Realisasi 2011 Target Tahun 2012 2013 2014 3 4 5 6 7 523.487.749.381 ,19 16.341.342.419, 59 545.507.637.82 4,83 20.589.380.653, 72 616.648.981.96 1 16.053.000.000 620.882.974.551 620.882.974.551 17.500.000.000 17.500.000.000 No Uraian Pendanaan 2010 1 2 1 PENDAPATAN DAERAH 1.1 Pendapatan Asli Daerah Proyeksi 1.1.1 Pajak Daerah 2.542.951.642 1.771.525.142 3.867.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 1.1.2 Retribusi Daerah 2.992.388.271 4.028.536.621 1.754.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbangan 550.000.000 550.000.000 550.000.000 308.377.457 0 10.497.625.049, 59 14.190.562.615, 72 475.547.762.61 4 257.876.308.29 4 212.856.954.32 0 9.882.000.000 8.950.000.000 8.950.000.000 506.532.434.00 0 247.165.550.00 0 241.165.550.00 0 18.201.460.000 508.882.424.000 508.882.424.000 50.350.000.000 50.350.000.000 241.165.424.000 241.165.424.000 1.1.4 1.2 1.2.1 1.2.2 Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 1.3 1.3.1 Lain-lain Yang Sah Hibah 1.3.2 Dana Darurat 1.3.3 Dana Bagi Hasil Provinsi 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi 1.3.5 448.519.264.497 308.051.048.897 140.036.305.600 Pendapatan 431.910.000 4.814.500.000 18.201.460.000 18.201.460.000 58.627.142.464 49.370.494.557, 11 94.063.547.961 94.500.540.551 94.500.540.551 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9.698.781.576 17.175.143.891, 11 13.563.007.410 14.000.000.000 14.000.000.000 48.928.360.888 15.985.374.000 53.379.375.261 53.379.375.261 53.379.375.261 0 16.209.976.666 27.121.165.290 27.121.165.290 27.121.165.290 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (Mei 2012) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 51 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan Umum Anggaran Belanja Pembangunan Daerah diarahkan pada prinsip-prinsip keadilan yang dapat dinikmati seluruh masyarakat khususnya dalam hal pelayanan publik yang disusun berdasarkan aspirasi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah. Kemampuan anggaran belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kebijakan Belanja Daerah pada tahun 2013 dan disempurnakan kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah diarahkan pada hal-hal sebagai berikut : 1. Stimulasi pertumbuhan ekonomi di sektor riil menuju kemandirian perekonomian daerah dalam rangka mengatasi masalah ketenagakerjaan dan kemiskinan; 2. Pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Dasar Masyarakat khususnya bidang pendidikan dan kesehatan; 3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) khususnya efektifitas dan Efisiensi pengelolaan anggaran; 4. Peningkatan infrastuktur pendukung peningkatan perekonomian dan penataan lingkungan hidup; 5. Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2013, memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Dalam merencanakan alokasi belanja untuk setiap kegiatan, didasarkan pada analisis beban kerja dan kewajaran biaya yang dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan, untuk menghindari adanya pemborosan; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 52 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN b. Terhadap kegiatan pembangunan fisik, proporsi belanja modal lebih besar dibandingkan dengan belanja pegawai atau belanja barang dan jasa. Untuk itu, diberikan batasan jumlah belanja pegawai dan belanja barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan. c. Mengacu pada kebijakan belanja daerah di atas maka belanja daerah yang merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana pembangunan di Kabupaten Lingga. Hakekat anggaran daerah pada dasarnya merupakan salah satu instrumen utama kebijakan publik dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, maka setiap pelaksanaan anggaran sesuai dengan kebijakan pemerintahan, diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan sesuai potensi daerah. Berikut adalah hasil analisis realisasi, plafon dan proyeksi belanja daerah Kabupaten Lingga: Tabel 3.3 Realisasi, Plafon dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2010 s/d Tahun 2014 NO URAIAN PENDANAAN 1 2 REALISASI TAHUN 2010 3 TAHUN 2011 4 PLAFON 2012 5 PROYEKSI TAHUN 2013 6 TAHUN 2014 7 2 BELANJA DAERAH 606.918.641.321,82 747.611.291.069 795.000.000.000 706.276.731.426 737.461.529.228 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 201.360.857.428,94 262.540.295.247 240.650.643.140 314.435.857.948 326.028.612.076 2.1.1 Belanja Pegawai 150.418.489.492,24 193.411.602.811 155.272.674.204 229.057.889.012 240.650.643.140 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 53 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 0 0 0 0 0 649.120.000 864.320.000 723.570.000 723.570.000 723.570.000 Belanja Hibah 21.970.882.500 25.421.947.000 20.565.000.000 20.565.000.000 20.565.000.000 Belanja Bantuan Sosial 10.399.315.436 15.258.625.436 27.682.564.500 27.682.564.500 27.682.564.500 14.923.050.000 25.583.800.000 0 0 0 0 0 34.406.834.436 34.406.834.436 34.406.834.436 3.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 405.557.783.892,88 485.070.995.822 554.349.356.860 391.840.873.478 411.432.917.152 2.1.2 Belanja Bunga 2.1.3 Belanja Subsidi 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/ Kab/ Kota dan Pemdes Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/ Kab/ Kota dan Pemdes 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.2. BELANJA LANGSUNG 2.2.1 Belanja Pegawai 60.240.315.700 76.212.465.324 76.420.914.400 57.228.299.915 60.089.714.911 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 168.810.811.419 225.067.015.060 231.592.325.211 160.370.270.848 168.388.784.390 2.2.3 Belanja Modal 176.506.811.419 183.791.515.438 246.336.117.249 174.242.302.715 182.954.417.851 3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah berisikan uraian mengenai kebijakan penerimaan pembiayaan daerah yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 54 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah, dan kondisi keuangan daerah. Adapun arah kebijakan penerimaan pembiayaan untuk tahun anggaran 2013 dalah sebagai berikut: 1. Dalam menetapkan anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA), agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil sesuai ketentuan yang ada untuk menghindari kendala pendanaan pada belanja yang telah direncanakan. 2. Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan dana cadangan, agar waktu penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan. Sedangkan akumulasi penerimaan hasil bunga/deviden dari dana cadangan dianggarkan pada lain-lain pendapatan asli daerah yang sah; Sedangkan Kebijakan Pengeluaran Pembiayan Daerah sebagai upaya peningkatan sumber pembiayaan dengan meningkatkan manajemen pembiayaan daerah yang mengarah pada akurasi, efisiensi, efektifitas dan profitabilitas. Sedangkan strategi yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Apabila APBD surplus maka perlu dilakukan transfer ke persediaan Kas dalam bentuk giro, deposito, penyertaan modal atau sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan. 2. Apabila APBD defisit, maka perlu memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, dan melakukan efisiensi dan penghematan belanja. 3. Apabila Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tidak mencukupi untuk menutup defisit APBD, maka ditutup dengan dana pinjaman. Berikut adalah hasil analisis realisasi, rencana dan proyeksi pembiayaan daerah Kabupaten Lingga : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 55 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN Tabel 3.4 Realisasi, Rencana dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2010 s.d Tahun 2014 NO URAIAN PENDANAAN 1 2 REALISASI TAHUN 2010 3 TAHUN 2011 4 PLAFON 2012 PROYEKSI TAHUN 2013 6 5 TAHUN 2014 7 3 PEMBIAYAAN DAERAH 172.153.211.694 170.676.018.039 178.351.018.039 85.393.756.875 116.165.109.988 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 177.653.211.694 179.351.018.039 179.351.018.039 86.393.756.875 117.165.109.988 3.1.1 SilPa 177.653.211.694 179.351.018.039 179.351.018.039 3.1.2 Pencairan dana cadangan 0 0 0 0 0 3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah 0 0 0 0 0 3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah 0 0 0 0 0 3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0 0 0 0 0 3.1.6 Penerimaan piutang daerah 0 0 0 0 0 3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.500.000.000 8.675.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 3.2.1 Pembentukan dana cadangan 0 0 0 0 0 3.2.2 Penyertaan modal (investasi daerah) 5.500.000.000 8.675.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 3.2.3 Pembayaran pokok utang 0 0 0 0 0 3.2.4 Pembayaran pinjaman daerah 0 0 0 0 0 86.393.756.875 117.165.109.988 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 56 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan pertama Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, bahwa struktur belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada RKPD tahun anggaran 2013 diproyeksikan anggaran untuk belanja tidak langsung sebesar Rp. 314.435.857.948,- meliputi belanja pegawai sebesar Rp. 229.057.889.012,belanja bunga sebesar Rp. 0,- belanja subsidi sebesar Rp. 723.570.000,- Belanja hibah sebesar Rp. 20.565.000.000,- belanja bantuan sosial sebesar Rp. 27.682.564.500,- Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa sebesar Rp. 0,- Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa sebesar Rp. 34.406.834.436,- dan belanja tidak terduga sebesar Rp. 2.000.000.000,-, sedangkan belanja langsung diproyeksikan anggaran sebesar Rp. 391.840.873.478,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp. 57.228.299.915,- belanja barang dan jasa sebesar Rp. 160.370.270.848,- dan belanja modal di prediksikan sebesar Rp. 174.242.302.715,Proyeksi atau asumsi-asumsi pendapatan maupun belanja tahun 2013 tersebut akan dipengaruhi oleh regulasi Peraturan Menteri Keuangan tentang besaran dana perimbangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang pedoman penyusunan APBD tahun 2013, sehingga dengan demikian dalam rangka penyusunan KUA dan PPAS tahun 2013 akan disesuaikan dengan kondisi tersebut. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2013 57