Kebudayaan Jawa Pra Islam Pada Masa Budha

advertisement
Kebudayaan Jawa Pra
Islam Pada Masa
Budha
MATUR NUWUN
Masuknya Agama Budha
di Jawa
Dalam kitab Nagarajertagama, diberitakan bahwa di Majapahit terdapat dua pejabat yang
mengurusi urusan agama, yaitu Dharmadyaksa kasewan yang mengurus agama Siwa dan Dharmadyaksa
kasagotan yang mengurus agama Budha. Akan tetapi, kedudukan antara agama Siwa dan Budha pada
dasarnya adalah sama
Pada dasarnya antara agama Siwa dan Budha adalah sama dan tidak ada perbedaan yang
mendasar. Agama Buddha pertama kali masuk ke wilayah Nusantara diperkirakan antara abad ke-2 sampai
ke-5 Masehi, dibawa oleh pengelana dari Cina bernama Fa Hsin, dan agama Budha sendiri mencapai puncak
kejayaan di tanah Jawa pada masa berkembangnya kerajaan Singasari hingga kerajaan Majapahit yaitu
sekitar abad ke 14 M.
Pengaruh Budha
di Jawa
Salah satu pengaruh utama dengan berkembangnya agama Budha di Jawa adalah pertemuan
antara dunia manusia dan alam kedewataan. Yaitu terbukti dengan adanya bangunan suci, arca, relief candi,
yang pada dasarnya semua akulturasi jawa dan budaya lokal paling banyak menemui perkembangan pada
masa kerajaan Singasari dan kerajaan Majapahit.
Dalam hal kebudayaan banyak terjadi kesinambungan pencapaian kebudayaan yang sebelumnya
telah dikembangkan pada era kerajaan Singasari dan terus dilanjutkan pada masa Majapahit. Namun, tidak
tertutup kemungkinan juga bahwa dalam zaman majapahit terdapat pencapaian-pencapaian yang bukan
bersifat meneruskan tradisi Singasari, tetapi bersifat melengkapinya.
Salah satu unsur kebudayaan penting yang sebenarnya mendasari perkembangan unsur-unsur
kebudayaan lainnya adalah religi. Kehidupan religi pada masa Singasari mulai muncul gejala baru yang terus
dikenal sampai periode Majapahit, yaitu konsep Dewaraja.
Konsep pertemuan antara dunia manusia
dan kedewataan yang paling penting sebenarnya
tercermin pada bentuk bangunan suci dalam
Singasari-Majapahit itu sendiri. Bangunan suci yang
berbentuk candi dapat dianggap melambangkan
tiga lapisan dunia kehidupan atau sering disebut
Triloka.
Pertama, bagian dasar (lapik dan kaki
candi) melambangkan dunia manusia yang masih
terikat pada hawa nafsu keduniawian, tempatnya
salah dan dosa-dosa terjadi, dinamakan dunia
Bhurloka. Kedua, bagian tubuh candi
melambangkan dunia manusia yang telah lepas dari
nafsu dan keterikatannya pada duniawi, disebut
Bhuwarloka. Ketiga, atap bangunan melambangkan
dunia kedewataan yang dinamakan dengan lapisan
Swarloka.
Peninggalan Pada Masa Budha
Agama Budha yang masuk ke Indonesia sejak abad ke 4 Masehi telah banyak
mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat Nusantara pada masa silam. Selain
mengubah kepercayaan penduduk Jawa yang awalnya animisme dan dinamisme
menjadi percaya pada ajaran Sidharta Gautama, agama Budha juga telah berhasil
merubah aspek-aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia.
Terkait dengan kehidupan berbudaya, agama Budha telah meninggalkan beberapa
bangunan bernilai historis tinggi berupa candi-candi yang kini tersebar di pelosok Jawa.
Berikut merupakan beberapa bukti peninggalan agama Budha di Tanah Jawa.
Candi-candi peniggalan agama
Buddha
No.
Nama Candi
Lokasi Penemuan
Pembuatan
Peninggalan
1.
Sewu
Jawa Tengah
Abad ke-7 M
Mataram Lama
2.
Plaosan
Jawa Tengah
Abad ke-7 M
Mataram Lama
3.
Mendut
Jawa Tengah
Abad ke-7 M
Mataram Lama
4.
Borobudur
Jawa Tengah
Tahun 770-842 M
Mataram Lama
5.
Jago
Jawa Timur
Abad ke-12 M
Singasari
6.
Sari
Jawa Tengah
Abad ke-13 M
Majapahit
7.
Pawon
Jawa Tengah
Abad ke-13 M
Majapahit
8.
Tikus
Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit
Patung
Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang
Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini
daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha.
No. Nama Patung
Lok. Penemuan
Pembuatan
1.
Patung Budha
Sikendeng
Abad Ke-2 M
2.
Arca Bhumispara Mudra
Jawa Tengah
Abad Ke-8 M
Peninggalan
Mataram
Lama
3.
Arca Dhyana Mudra
Jawa Tengah
Abad Ke-8 M
Mataram
Lama
4.
Arca Abhaya Mudra
Jawa Tengah
Abad Ke-8 M
Mataram
Lama
5.
Arca Vitarka Mudra
Jawa Tengah
Abad Ke-8 M
Mataram
Lama
6.
Dharmacakra Mudra
Jawa Tengah
Abad Ke-8 M
Mataram
Lama
7.
Arca Vara Mudra
Jawa Tengah
Abad Ke-8 M
Mataram
Lama
Karya sastra (kitab)
Ada beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu
karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini dikarang
oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma. Kisah ini
mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang untuk
mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari Kitab
Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.” Berikut ini
daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.
No.
Nama Kitab
Lok. Penemuan
Pembuatan
Peninggalan
1.
Negara Kertagama
Jawa Timur
Abad Ke-13 M
Majapahit
2.
Sutasoma
Jawa Timur
Abad Ke-13 M
Majapahit
3.
Pararaton
Jawa Timur
Abad Ke-13 M
Majapahit
4.
Ronggolawe
Jawa Timur
Abad Ke-13 M
Majapahit
5.
Arjunawiwaha
Jawa Timur
Abad Ke-13 M
Majapahit
MATUR NUWUN
Download