Bahasa Sangsekerta, dipelukan untuk pengkajian terhadap naskah-naskah Jawa, khususnya Jawa Kuno. Pengaruh semacam ini tampak jelas dalam Kakawin Ramayana, Uttarakanda Sang Hyang Kamahayanikam. Bahasa Arab, penggunaan bahasa Arab diperlukan terutama untuk mengkaji naskahnaskah pengaruh Islam, khususnya yang berisi ajaran tasawuf atau suluk. Pengetahuan Bahasa-Bahasa Daerah Nusantara, di samping bahasa-bahasa asing yang besar pengaruhnya seperti yang disebut di atas, maka untuk penggarapan naskah-naskah nusantara dibutuhkan pengetahuan tentang bahasa daerah yang erat kaitanya dengan bahasa naskah Ilmu sastra diperlukan bila menangani teks yang berisi cerita rekaan (fiksi). Sebagai contoh, antara lain teks-teks Melayu yang tergolong cerita pelipur lara, cerita jenaka, cerita wayang, cerita panji, dan cerita pahlawan Islam. Sebuah karya sastra mempunyai unsur, antara lain, alur, latar, perwatakan, pusat pengisahan, dan gaya, yang kesemuannya terjalin menjadi satu struktur atau satu kesatuan organis. Pembahasan mengenai unsur-unsur ini termasuk pendekatan intrinsik, yaitu suatu pendekatan yang berusaha menafsirkan, menganalisis karya sastra dengan tehnik dan metode yang diarahkan kepada dan berasal dari karya itu sendiri. LANJUTAN Pendekatan struktural yang dilakukan Sulastin Sutrisno terhadap naskah Hikayat Hang Tuah, pada 1979. pendekatan reseptif yaitu suatu pendekatan yang menitikberatkan kepada tanggapan pembaca, tanggapn sekelompok masyarakat bukan perorangan. Pendekatan seperti ini diharapkan dapat diterapkan terhadap naskah-naskah asal Nusantara, mengingat adanya tradisi penyalinan naskah yang tampak berbeda-beda, dan menghasilkan beberapa varian untuk teks yang sama. Konteks sosial pengarang, profesinya, karangannya yang lain, sambutan masyarakat terhadap karyanya, masyarakat mana yang dituju dalam karangannya itu; Sastra sebagai cermin masyarakat; dan Fungsi sastra dalam masyarakat. Pendekatan ini lebih bersifat ekstrinsik sehingga sangat sesuai bila digunakan dalam penelaahan teksteks lama. Apabila kita berkesempatan untuk mempelajari katalogus-katalogus naskah, maka akan terlihat betapa pengaruh yang ditinggalkan oleh agama- agama Hindu, Budha, dan terakhir Islam. Dalam naskah Jawa Kuno misalnya, akan tampak jelas pengaruh agama Hindu dan Budha. Terdapat sejumlah besar naskah Jawa berisi ajaran agama, seperti, Brahmananda Purana dan Agastyaparwa untuk agama Budha, Sang Hyang Kamahayanikam dan Kunjarakama untuk agama Budha. . LANJUTAN Dalam naskah / Melayu baru tampak pengaruh agama Islam. Dapat disimpulkan antara lain; penulisan syair Hamzah Fansuri, tulisan tokoh mistisisme terkenal Abdus-Samad aI-CaIimbani, Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin arRaniri, dan AbdurRauf Singkel. Naskah Islam baru dapat dipahami oleh pembaca yang memiliki pengetahuan sejarah Islam yang luas dan ajaran Islam yang Ahli filologi dapat memanfaatkan hasil kajian antropologi sebagai suatu ilmu yang berobyek penelitian manusia. Hal ini disebabkan oleh penggarapan naskah tersebut yang tidak dapat dilepaskan dan konteks budaya masyarakat yang melahirkannya Folklor sebagai bagian dan ilmu antropologi, Unsur budaya yang dirangkumnya secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu golongan unsur budaya yang materinya berifat lisan dan golongan unsur budaya yang bersifat upacara-upacara. Termasuk golongan pertama, antara lain; mitologi, legenda, cerita asal-usul (penciptaan dunia, nama terrpat, binatang, tanaman dsb.), cerita pelipur lara, dongeng, mantra, tahyul, teka teki, peribahasa, dan drama tradisional Termasuk kelompok kedua, antara lain; upacara-upacara yang mengiringi kelahiran, perkawinan, dan kematian. Peristiwa kelahiran sastra lama atau tradisionil berbeda dengan kelahiran suatu cipta karya sastra modern. Dalam dunia tradisional hubungan antara sastra dan masyarakat tempat sastra tersebut lahir sangan erat. Sastra beredar dalam masyarakat dan menjadi miliknya selama beberapa waktu sebelum dicatat. Sehingga jelas batas antara sastra lisan dan tulisan sangat samar. Jika pada suatu saat ada seorang penulis mencatatnya, membukukannya atau mengolahnya dalam bentuk yang tradisional, maka ia tidak merasakan dininya sebagai penciptanya, sehingga ia takkan menyebut dirinya sebagai penciptanya. SELAMAT BELAJAR