Nihonshi, 8 Maret 2012 Nara Jidai 奈良時代 (710-794 M) Latar Belakang • Disebut Nara karena ibukota dipindahkan dari Asuka ke Nara 奈 良 oleh Kaisar Genmei 元明天皇 pada tahun 710 M. Nara juga disebut sebagai Heijookyo 平城京. • Tata kota dikembangkan meniru Dinasti Tang di Cina. Banyak dibangun kuil-kuil Budha. • Mulai mengenal sistem mata uang : Wadoo Kaihoo. Denah Heijookyoo Wadoo kaihoo • Terjadi pertentangan antara sistem Ritsuryo yang mengandung pemikiran Konfusianisme dengan ajaran Budha. • Salah satu ajaran Konfusianisme : lima hubungan sosial; hubungan antara pimpinan dan bawahan, suami dan isteri, orang tua dan anak, kakak dan adik, teman dan teman. • Perhatian Kaisar terhadap agama Budha dgn membangun kuil besar-besaran sangat menguras keuangan negara dan tenaga rakyat. Konden Einen Shizaihoo (740M) • Pemberian hak kepada para bangsawan untuk membuka lahan pertanian baru yang boleh dimiliki selama-lamanya. Tanah pertanian baru ini dinamakan Shoen. • Hal ini menyebabkan: 1. hancurnya sistem koochikoomin-sei 2. hancurnya sistem cacah jiwa 3.lahirnya kembali sistem pemilikan tanah pribadi • Kondisi politik kekaisaran semakin melemah karena: 1. Semakin kuatnya dominasi bangsawan pemilik tanah pribadi di pusat maupun daerah. 2. Campur tangan pendeta Budha dalam urusan politik 3. Semakin meluasnya pengaruh keluarga Fujiwara (Nakatomi) yang mengawinkan cucu-cucunya dengan keturunan Kaisar. Kebudayaan Tenpyo 天平文化 • Kejayaan zaman Nara (729-748) pada masa pemerintahan Kaisar Shomu聖武天皇. • Bentuk kebudayaan Tenpyo: 1. Kuil-kuil Budha sbg perkembangan agama Budha yg sangat pesat 2. Pengaruh seni dinasti Tang sangat terlihat (pahatan patung Budha, arsitektur, lukisan) 3. Berkembang kesusastraan akibat masuknya huruf kanji (Kojiki, Nihonshoki, Fudoki, Man’yoshu, dll) 4. Berkembangnya ajaran Konfusianisme Todaiji & Daibutsu Shoshoin • Tempat penyimpanan benda-benda seni milik Shomu Tennou Azekura Zukuri