PERTEMUAN KETIGA SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI ZAMAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA A. ZAMAN PRA SEJARAH. B. MASA AWAL MASUKNYA HINDU BUDHA. C. PENDIDIKAN MASA KERAJAAN- KERAJAAN HINDU BUDHA PENDIDIKAN MASA KERAJAAN-KERAJAAN HINDU BUDHA ADA MISI PENYIAR AGAMA BUDHA YANG DISEBUT DHARMADUTA PADA ABAD 2 M. BUKTI : PATUNG BUDHA DI SEMPAGA (SULSEL), JEMBER, BUKIT SIGUNTANG (SUMSEL). CIRI ARCA : LANGGAM AMARAWATI (INDIA SELATAN BAGIAN TIMUR/KOROMANDEL 2-5 M). PATUNG BUDHA DI KOTABANGUN, (KUTAI KALIMANTANTIMUR). CIRI ARCA : LANGGAM GANDARA (INDIA UTARA). LANGGAM AMARAWATI LANGGAM GANDARA KITAP SILPASASTRA : kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Sistem Pengetahuan : Dikenalnya sistem kalender berdasarkan tahun saka dan penulisan tahun saka dengan menggunakan Candrasangkala. Kemajuan di bidang pendidikan yang berhasil dikembangkan Sriwijaya bukanlah suatu hasil perkembangan dalam waktu yang singkat tetapi sejak awal pendirian Sriwijaya, raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung agama dan penganut agama yang taat. Sebagai penganut agama yang taat maka raja Sriwijaya juga memperhatikan kelestarian lingkungannya (seperti yang tertera dalam Prasasti Talang Tuo) dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Hasil sastra tersebut, selain seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya juga masih banyak kitab sastra yang lain yaitu seperti kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis Mpu Panuluh pada masa Jayabaya, kitab Simaradahana karya Mpu Darmaja, kitab Lubdaka dan Wertasancaya karya Mpu Tan Akung, kitab Kresnayana karya Mpu Triguna dan kitab Sumanasantaka karya Mpu Monaguna. Semuanya itu dihasilkan pada masa pemerintahan Kameswara. (Kediri) Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya HinduBudha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis. Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu : ü Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang merupakan turunan dari bahasa Sansekerta. ü Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia. ü Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh : · Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha · Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha · Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana · Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama · Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma. Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia saat ini. Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang karena berawal dari hubungan dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan tempattempat pendidikan yang dikenal dengan pasraman. Di tempat inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut maka muncul tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki pengetahuan lebih dan menghasilkan berbagai karya sastra. Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian menyebarkan pada yang lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke tempat asal agama tersebut. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah. Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama menggunakan bahasa sendiri sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal. Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar agama Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala. Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan asrama khusus untuk pendidikan para pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India) KERAJAAN KUTAI KEMAJUAN KERAJAAN KUTAI DITANDAI DENGAN ADANYA GOLONGAN TERDIDIK. MEREKA TERDIRI ATAS GOLONGAN BRAHMANA DAN KSATRIA YANG KEMUNGKINAN SUDAH BEPERGIAN KE INDIA ATAU PUSAT-PUSAT PENYEBARAN AGAMA HINDU DI ASIA TENGGARA. MASYARAKAT GOLONGAN INI MENDAPATKAN KEDUDUKAN TERHORMAT DALAM KERAJAAN. KERAJAAN TARUMANEGARA PENGGUNAAN BAHASA SANSEKERTA DAN HURUF PALAWA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI. KERAJAAN SRIWIJAYA PUSAT PENYEBARAN AGAMA BUDHA KE ASIA TENGGARA. JUGA SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN AJARAN BUDHA. PARA PELAJAR YANG AKAN KE INDIA, BELAJAR DULU DI PUSAT PENDIDIKAN, SRIWIJAYA. BAHASA YANG DIGUNAKAN DALAM PENDIDIKAN ADALAH BAHASA MELAYU KUNO. KERAJAAN BANYAK MENGIRIM WARGANYA UNTUK BELAJAR AGAMA DAN PENGETAHUAN UMUM KE INDIA. RAJA BALAPUTRA DEWA PUNYA HUBUNGAN BAIK DENGAN RAJA DEWA PALADEWA DARI BENGGALA. KEDUANYA PUNYA PANDANGAN YANG SAMA ATAS PENTINGNYA PENDIDIKAN. HASIL DARI KEGIATAN PENDIDIKAN, LAHIRLAH BEBERAPA TERPELAJAR TERKEMUKA YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN DAN AHLI DALAM BIDANG AGAMA BUDHA. SALAH SATU GURU BESAR AGAMA BUDHA YANG BERDARAH ASLI SRIWIJAYA ADALAH DHARMAKIRTI. KEDATANGAN PENDETA DARI TIBET BERNAMA ATTISA 1011-1023 M MEMBUKTIKAN SRIWIJAYA SEBAGAI PUSAT PERKEMBANGAN AGAMA BUDHA. ATTISA BELAJAR PADA DHARMAKIRTI. DHARMAKIRTI MENGKRITIK SEBUAH KITAB AJARAN AGAMA BUDHA ABHISAMAYALANDARA. GURU LAINNYA ADALAH SATYAKIRTI, PENGARANG KITAP HASTADANDASATRA, DAN DHARMAPALA. KERAJAAN MALAYU I TSING 672 M PERNAH SINGGAH DI KERAJAAN MALAYU DAN MENETAP 2 BULAN SEBELUM BERANGKAT KE INDIA. SEJAK ABAD KE 13 PENGARUH BUDHA SANGAT KUAT DI KERAJAAN MALAYU. DI JAWA (MATARAM, KEDIRI, MAJAPAHIT) DI JAWA ADA DJANABHADRA, BANYAK PEZIARAH CINA YANG SINGGAH DI NUSANTARA. KAUM BRAHMANA MERUPAKAN GOLONGAN YANG MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN. MATERI YANG DIBERIKAN : TEOLOGI, BAHASA DAN SASTRA, ILMU-LMU KEMASYARAKATAN, ILMU PERBINTANGAN, ILMU PASTI, PERHITUNGAN WAKTU, SENI BANGUNAN, SENI RUPA DAN LAIN-LAIN. BEBERAPA KARYA INTELEKTUAL : ARJUNA WIWAHA KARYA MPU KANWA (KEDIRI, 1019), BHARATAYUDHA KARYA MPU SEDAH (KEDIRI, 1157), HARIWANGSA KARYA MPU PANULUH (KEDIRI, 1125), GATOTKACA SRAYA KARYA MPU PANULUH, SMARADAHANA KARYA MPU DHARMAJA (KEDIRI, 1125), NEGARA KERTAGAMA KARYA MPU PRAPANCA (MAJAPAHIT 1331-1389), ARJUNAWIJAYA, SUTASOMA, KARYA MPU TANTULAR, DAN PARARATON. Bhadram Pashyatum Bhadram Sruvantum Bhadram Kurvatum “ Lihat hal-hal yang baik Dengarkan hal-hal yang baik Lakukan perbuatan yang baik” ( Sri Satyam )