Uploaded by User64862

RESUME

advertisement
RESUME
Disusun Oleh
RIKA FITRIA RAHMAWATI
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN 4
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020
1. Awal Mula Kehidupan di Muka Bumi
Awal mula kehidupan di muka bumi dbagi menjadi beberapa jaman yaitu arkaekum,
paleozoikum, mesozoikum dan neozoikum
2. Asal usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Asal usul nenek moyang indonesia menurut beberapa pendapat:
-
R. Moh. Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan. Nenek
-
JL. Moens berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol Vo
-
Heine Geldern berargumen jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Asia Tengah.
3.
-
H. Kern berpendapat bila nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia.
-
H. Kroom menyatakan bahwa asal-usul bangsa Indonesia dari daerah Cina Tengah,
Gelombang Migrasi Masa Pra Aksara ke Nusantara
a. Gelombang Migrasi Vedda
Orang Vedda kemudian menyebar ke Timur dan mendiami wilayah Papua, Sulawesi
Selatan, Kei, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan terus ke timur, tapi sebagian ada juga
yang menyebar ke arah barat dan menghuni pulau Sumatra.
b. Migrasi Bangsa Proto Melayu
Proto Melayu datang dari Cina bagian selatan, melewati Filipina, kemudian tersebar ke
Sulawesi Utara, Maluku, dan ada juga yang sampai ke Papua. Kedua dari nenek moyang dari
golongan Proto Melayu disebut Ras Austronesia yang dari Yunnan melewati Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Datangnya nenek moyang
tersebut membawa kebudayaan kapak persegi.
c. Migrasi Bangsa Deutro Melayu
Migrasi yang dilakukan oleh suku bangsa Deutro Melayu dilakukan dengan menggunakan
perahu bercadik dua dengan membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson,
Vietnam Utara.
4. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Manusia Masa Pra Aksara
Berdasarkan penggalian arkeologi, kehidupan masa pra aksara dibagi menjadi dua, yakni:
-
Zaman Batu adalah Zaman di mana alat-alat kehidupan manusia terbuat dari batu,
yang terbuat dari kayu dan tulang. Zaman batu dibedakan lagi menjadi 3
periode/masa, yaitu:
-
Zaman Logam
Zaman logam dikembangkan bangsa Deutro Melayu. Alat yang dihasilkan
pada masa logam antara lain: Nekara perunggu, Moko, Kapak perunggu, Bejana
perunggu, Arca-arca perunggu, Berbagai macam perhiasan dan manik-manik, seperti
gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul/kalung.
5.
Akulturasi Budaya Indonesia dan India
Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia ini dapat dilihat dalam berbagai bidang,
antara lain:
a.
Bidang Keagamaan. Di Indonesia telah berkembang kepercayaan animisme, dinamisme,
dan totemisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan atau pemujaan terhadap roh
nenek moyang. Dengan masuknya kebudayaan Hindu- Budha, masyarakat Indonesia
secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Budha,.
b.
Bidang Politik. Dengan pengaruh Hindu-Budha, kelompok-kelompok kecil masyarakat
bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat
berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan.
c.
Bidang Sosial. Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia
mengenal aturan kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta
Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik
tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).
d.
Bidang Pendidikan. Lembaga- lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah
satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
e.
Bidang Sastra dan Bahasa. Pada masa kerajaan Hindu- Budha di Indonesia, seni sastra
sangat berkembang terutama pada zaman Kerajaan Kediri.
f.
Bidang Arsitektur. Punden berundak berpadu dengan budaya India yang mengilhami
pembuatan bangunan candi tetapi candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa
tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan arwah nenek moyangnya.
6.
Proses Masuknya Agama Hindu-Budha ke Indonesia
Terkait dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha ke Indonesia, terdapat
lima teori, yakni:
a. Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia
dibawa oleh para Brahmana
b. Teori Waisya menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah
dibawa golongan Waisya (pedagang)
c. Teori Ksatria menyatakan penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
dilakukan oleh golongan ksatria.
d. Teori Sudra menjelaskan penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia
dibawa oleh para kaum sudra.
e. Teori Arus Balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena
peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam untuk mempelajari kedua agama ini secara
langsung dari negeri asalnya, India, kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada
masyarakat nusantara lainnya.
7.
Kehidupan Masyarakat pada Masa Kerajaan-Kerajaan Tradisional Hindu-Budha
a. Kerajaan Kutai
Sumber utama Kerajaan Kutai ialah 7 buah batu tulis yang disebut Yupa. Isi prasasti
dapat diketahui bahwa raja yang memerintah ialah Mulawarman, anak Aswawarman dan
cucu Kudungga.Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional.
sehingga Kutai termasuk daerah persinggahan perdagangan Internasional Selat MalakaLaut Jawa-Selat Makasar-Kutai-Cina atau sebaliknya.Prasasti Yupa menyebutkan suatu
tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk Agama Siwa.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Sumbersumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dibagi menjadi dua, yakni: Berita Cina zaman
Dinasti
Tang
yang
menyebutkan
adanya
kerajaan
To-lo-mo
(Tarumanegara)
mengirimkan utusan ke Cina beberapa kali dan Prasasti-Prasasti yang ada di Jawa Barat
yang berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pallawa seperti Prasasti Ciaruteun (Bogor) dan
Prasasti Kebon Kopi (Bogor). Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh seorang raja yang
masyhur yakni Purnawarman yang tertuang dalam Prasasti Ciareteun dan Kebon Kopi.
Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan.
Yang diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan saluran Gomati yang
panjangnya 6112 tombak (12 km) yang digunakan sebagai sarana pengairan dan
pencegahan banjir.
c.
Kerajaan Sriwijaya
Sumber-sumber sejarah yang dapat digunakan untuk mengetahui kerajaan Sriwijaya
adalah Berita-berita dari Cina, India, Malaka, Ceylon, Arab dan Parsi, Prasasti-prasasti
(enam di Sumatra Selatan dan satu di Pulau Bangka). Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti
Talang Tuo (606 S/684M di sebelah barat Palembang. Kerajaan Sriwijaya mencapai
puncak kejayaannya pada masa Balaputra Dewa.. Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur
perdagangan antara India-Cina menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan
nasional dan internasional. Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama
Budha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur.
d. Kerajaan Mataram Kuno
Pada mulanya yang berkuasa di Mataram adalah Dinasti Sanjaya. Prasasti Dinoyo di
Jawa Timur tahun 706 menyebutkan adanya Raja Gajayana yang mendirikan tempat
pemujaan Dewa Agastya (perwujudan Siwa sebagai Mahaguru) diwujudkan pula dalam
bentuk lingga. Prasasti Kalasan tahun 778 M menyebutkan bahwa keluarga Syailendra
berhasil membujuk Panangkaran untuk mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara (istri
Budha) dan sebuah biara untuk para pendeta. Dalam Prasasti Balitung yang berangka tahun
907 M disebutkan nama keluarga raja-raja keturunan Sanjaya memuat nama Panangkaran.
Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Pada masa Balitung aktivitas
perhubungan dan perdagangan dikembangkan melalui Sungai Bengawan Solo.Bumi
Mataram diperintah oleh dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Semula terjadi perebutan kekuasan namun kemudian terjalin persatuan ketika terjadi
perkawinan
antara
Rakai
Pikatan
(Sanjaya)
yang
beragama
Hindu
dengan
Pramodhawardhani (Syailendra) yang beragama Budha. Sejak itu agama Hindu dan Budha
hidup berdampingn secara damai.
e. Dinasti Isana di Jawa Timur
Pada abad ke-10 M, pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah
dipindahkan ke Jawa Timur oleh Pu Sindok. Schrieke menganggap bahwa perpindahan
disebabkan karena rakyat Jawa Tengah merasa menanggung beban yang amat berat karena
diharuskan membangun monumen-monumen keagamaan yang besar dan dilaksanakan
dalam periode yang relatif singkat. Pendapat Schrieke ditolak oleh Boechari, kemungkinan
yang lebih masuk akal adalah karena faktor bencana alam letusan gunung Merapi yang
sangat dahsyat dan merusak daerah-daerah persawahan yang luas dan bahkan mungkin
merusakkan juga ibukota kerajaan.. Pendapat lain diungkapkan oleh Casparis yang
menyatakan bahwa perpindahan tersebut terjadi akibat serangan Kerajaan Sriwijaya. Sebab
setelah Dinasti Syailendra terdesak dari Jawa Tengah dan menetap di Sumatera,
merupakan ancaman yang serius. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kerajaan di Jawa
Timur ini cukup baik,. Di antaranya Airlangga yang memerintahkan membuat tanggul di
Waringit Pitu Untuk memajukan aktivitas perdagangan, Airlangga juga mengadakan
perbaikan pelabuhan Ujung Galuh yang letaknya di sungai Brantas; sedangkan pelabuhan
Kembang Putih di Tuban diberikan hak-hak istimewa.
f. Kerajaan Kediri
Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135-1157). Pada masa
pemerintahannya kesusastraan diperhatikan. Raja Kediri yang juga memperhatikan
kesusastraan ialah Kameswara. Raja Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada
kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok.. Pada masa Kejayaan Kediri, perhatian raja
terhadap kehidupan sosial ekonomi rakyat juga besar, dibuktikan dengan karya-karya
sastra saat diantaranya Kitab Lubdaka yang berisi ajaran moral, bahwa tinggi rendahnya
martabat manusia tidak diukur berdasarkan asal dan kedudukan, melainkan berdasarkan
kelakuannya.Kehidupan perekonomian rakyat Kediri berasal dari pertanian, peternakan,
dan
perdagangan.. Kehidupan sosialnya terwujud dalam hal: (a) rakyat Kediri pada
umumnya memiliki tempat tinggal yang baik, bersih dan rapi, dan (b) hukuman yang
dilaksanakan ada dua macam, yakni hukuman denda (berupa emas) dan hukuman mati
(khususnya bagi pencuri dan perampok).
g. Kerajaan Singasari
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok. Pada tahun 1227 ia dibunuh oleh seorang
suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta
kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati suka
menyabung ayam, maka diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan
Tohjoyo) untuk mengadakan pesta menyabung ayam. Pada saat Anusapati sedang asyik
menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris Empu Gandring
yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan meninggalnya Anusapati,
maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Dengan bantuan Mahesa
Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan
kemudian menduduki singgasana. Ranggawuni naik takhta menjadi raja kerajaan Singasari
dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana. Ia mengangkat putranya yang bernama Kertanegara.
Kertanegara adalah raja Singasari terakhir dan terbesar, karena mempunyai cita-cita untuk
menyatukan seluruh Nusantara.
h. Kerajaan Majapahit
R. Wijaya dinobatkan menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa
Jayawardhana (1292-1307). R. Wijaya meninggal dunia dan digantikan oleh putranya
Kalagemet dengan gelar Jayanegara. setelah Jayanegara wafat, karena tidak meninggalkan
putra maka takhta kerajaan diserahkan kepada Tribhuanatunggadewi. Gajah Mada diangkat
sebagai patih Mahapatih menggantikan Arya Tadah yang sudah tua. Pada saat
Tribhuanatunggadewi turun takhta ia digantikan oleh putranya Hayam Wuruk dengan gelar
Rajasanegara. Pada masa Majapahit penganut agama Hindu dan Budha dapat hidup
berdampingan, rukun dan damai. "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharmamangrawa".
Inilah semboyan rakyat Majapahit dalam menciptakan persatuan dan kesatuan sehingga
muncul sebagai kerajaan besar Nusantara. Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai
dan tenteram. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan,
dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu. Dalam
kehidupan ekonomi, masyarakat Majapahit hidup dari pertanian, dan perdagangan.
8.
Pengaruh Agama Hindu-Budha di Indonesia
1. Sosial
Di bidang sosial, tradisi Hindu-Budha berpengaruh terhadap sistem kemasyarakatan dan
pemerintahan yang tersusun dalam kelompok-kelompok desa yang dipimpin oleh kepala
suku. Sistem itu kemudian terpengaruh oleh ajaran Hindu-Budha, dengan timbulnya
kerajaan-kerajaan Hindu-Budha.
2. Teknologi
Peninggalan Hindu-Budha dalam bidang seni bangunan adalah yang berupa candi, yupa,
dan prasasti. Candi di Indonesia berbentuk punden bertingkat yang digunakan sebagai
makam raja dan bagian atas punden bertingkat itu dibuatkan patung rajanya
3. Kesenian
Di bidang seni sastra, pengaruh tradisi Hindu Budha terlihat pada penggunaan huruf
Pallawa dan bahasa Sanskerta pada prasasti-prasasti. Ada juga hasil kesusastraan
Indonesia yang sumbernya dari India, yaitu cerita Ramayana dan Mahabrata yang
dijadikan lakon wayang. Banyak kitab Hindu-Budha Di antaranya Negarakertagama dan
Barathayudha.
4. Pendidikan
Salah satu hasil dari perkembangan pendidikan, dikemukakan oleh I- Tsing, bahwa di
Sriwijaya terdapat "universitas" yang dapat menampung ratusan mahasiswa biarawan
Budha untuk belajar agama.
Download