Postmodernisme dan Dekonstruksi Kebudayaan

advertisement
Postmodernisme dan
Dekonstruksi Kebudayaan
Dosen: Prof. Dr. Deddy Mulayana, MA
Asep Salahudin
Iding R. Hasan
Aep Wahyudin
Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran Bandung
2009
Sejarah Filsafat
Yunani Kuno
I
Romawi Kuno
I
Abad Tengah (Skolastik)
I
Renaissance
I
Zaman Modern
/
Pasca Modern
Gugagat atas modernisme
postmodernisme merupakan kritik atas
masyarakat modern dengan segala
mitos yang ada di belakangnya,
mengkritik segala sesuatu yang
diasosiasikan dengan modernitas. Yaitu
pada akumulasi pengalaman peradaban
Barat adalah industrialisasi, urbanisasi,
kemajuan teknologi, negara bangsa,
kehidupan dalam jalur cepat
Dampak Praksis Modernisme
•
•
•
•
•
Pandangan dualistik yang membagi seluruh kenyataan menjadi subyek dan obyek,
spiritual dan material, manusia dunia, dsb., telah mengakibatkan obyektivisasi alam
secara berlebihan dan pengurasan alam semena-mena, hal
ini kita tahu telah menyebabkan krisis ekologi
Pandangan modern yang bersifat obyektivitas dan positivitas akhirnya menjadikan
manusia seolah obyek juga, dan masyarakatpun direkayasa sebagai mesin. Akibat
dari hal ini adalah bahwa masyarakat cenderung menjadi tidak
manusiawi
Dalam modernisme ilmu-ilmu positif-empiris mau tak mau menjadi standarkebenaran
tertinggi. Akibat dari hal ini adalah, bahwa nilai-nilai moral dan religius kehilangan
wibawanya
Bila kenyataan terdasar tak lagi ditemukan dalam religi, maka materilah yang mudah
dianggap sebagai kenyataan terdasar. Materialisme ontologis ini didampingi pula
dengan materialisme praktis, yaitu bahwa hiduppun menjadi keinginan yang tak
habis-habisnya untuk memiliki dan mengontrol hal-hal material.
militerisme. Oleh sebab norma-norma religius dan moral tak lagi berdaya bagi
perilaku manusia, maka norma umum obyektif pun cenderung hilang juga. Akibatnya,
kekuasaan yang menekan dengan ancaman kekerasan adalah
satu-satunya cara untuk mengatur manusia
Menolak world view
teoritisi postmodern cenderung
menolak apa yang biasanya
dikenal dengan pandangan dunia
(world view), metanarasi, totalitas,
dan sebagainya.
Tidak ada rasio universal
penafian atas ke-universal-an suatu Para
penganut postmodernisme beranggapan,
tidak ada realita yang bernama rasio
universal. Yang ada adalah relativitas dari
eksistensi plural. Oleh karenanya, mereka
berusaha merubah cara berpikir dari
“totalizing” menuju “pluralistic and open
democracy”
fenomena besar pramodern
pemikir postmodern cenderung menggemborgemborkan fenomena besar pramodern
seperti emosi, perasaan, intuisi, refleksi,
spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan,
kekerasan, metafisika, tradisi, kosmologi,
magis, mitos, sentimen keagamaan, dan
pengalaman mistik. Seperti yang terlihat,
dalam hal ini Jean Baudrillard (1988) benar,
terutama pemikirannya tentang pertukaran
simbolis (symbolic exchange
Menolak Dikotomi
• teoritisi postmodern menolak
kecenderungan modern yang meletakkan
batas-batas antara hal-hal tertentu seperti
disiplin akademis, budaya dan kehidupan,
fiksi dan teori, image dan realitas.
Kritik Epistemologis
kritik tajam atas semua jenis epistemologi. Kritik tajam
secara terbuka merupakan asas pemikiran filsafat
postmodernisme. Pemikiran ataupun setiap postulat—
yang bersifat prinsip—yang berkaitan dengan
keuniversalan, kausalitas, kepastian dam sejenisnya
akan diingkari. Berbeda halnya pada zaman Modernis,
semua itu dapat diterima oleh manusia modernis. Tentu,
hal itu bukan berarti bahwa semua pemikiran yang dulu
terdapat pada masa modernisme ditolak mentah-mentah
oleh postmodernisme. Rencana postmodernisme pada
kasus tersebut adalah dalam rangka mengevaluasi
kembali segala pemikiran yang pernah diterima pada
masa modernisme, dengan cara mengkritisi dan menguji
ulang.
modernoisme Postmodernisme
Totalizing
Universal
Narasi besar (world
view)
Keseragaman
Rasio
pluralistic
Partikular
Narasi kecil
Keragaman
emosi, perasaan, intuisi,
refleksi, spekulasi,
pengalaman personal,
kebiasaan, kekerasan,
metafisika, tradisi,
kosmologi, magis,
mitos, sentimen
keagamaan, dan
pengalaman mistik
Kritik atas Postmodernisme
Dianggap
merusak
epistemologi
Realitvisme yang
kebablasan
dapat
menimbulkan
nihilisme
Merusak keyakinan
manusia ketika
semua kebenaran
(termasuk
kebenaran agama)
diruntuhkan
Etika manajerial
Perilaku
terhadap
pengurus
Perilaku
terhadap
jamaah
Relasi Perilaku
•
•
•
•
peran perlikau manusia dalam
organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa:
perilaku dan sentimen memiliki kaitan
yang sangat erat
pengaruh kelompok sangat besar
dampaknya pada perilaku individu
standar kelompok menentukan hasil kerja
masing-masing karyawan
uang tidak begitu menjadi faktor penentu
output bila dibandingkan dengan standar
kelompok, sentimen kelompok, dan rasa
aman.
Nabi seorang Manajer Masjid
• pusat pendidikan dan pengajaran;
• tempat menerima dan mengadakan pertemuan resmi dengan utusanutusan dari berbagai negara;
• tempat melakukan itikaf (terutama di bulan Ramadhan),
• sebagai tempat membagi-bagikan harta rampasan perang dan hadiah
dari sahabat-sahabatnya;
• tempat mempublikasikan keputusan-keputusan negara yang
menyangkut kepentingan publik;
• tempat peradilan;
• tempat menggodok siasat dan strategi perang;
• tempat mematangkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan
politik dan militer;
• tempat menyimpan khazanah ilmu pengetahuan (perpustakaan); dan
• sebagai benteng pertahanan terakhir dari serbuan musuh. Dan masih
banyak fungsi lainnya yang erat kaitannya dengan kemasyarakaan
Download