BPJS Kesehatan Dorong Kepesertaan BUMN 100%

advertisement
Untuk disebarluaskan segera
SIARAN PERS
BPJS Kesehatan Dorong Kepesertaan BUMN 100%
Jakarta (22/03/2017) : Sejalan dengan visi mencapai Universal Health coverage/kepesertaan semesta di tahun 2019,
BPJS Kesehatan terus melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui kegiatan Bincang JKN-KIS Gathering BUMN.
Hadir dalam kegiatan tersebut Menteri BUMN RI, Rini Soemarno dan beberapa narasumber lain seperti Direktur
BUMN, RS BUMN, Asuransi Kesehatan Tambahan, dsb. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Menteri BUMN
sebagai wujud komitmen Badan Usaha Milik negara (BUMN) untuk mendaftarkan 100% atau seluruh pegawai dan
keluarganya dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),
Upaya ini juga dilakukan dalam rangka percepatan rekrutmen kepesertaan Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan, khususnya untuk peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Peran Badan Usaha khususnya BUMN
sangat besar dalam mendukung kegotong-royongan dalam Program ini. BUMN diharapkan menjadi role model atau
motor penggerak khususnya dalam keberlangsungan program JKN-KIS yang merupakan salah satu Program Prioritas
Pemerintah Kabinet Jokowi-JK.
“Sebagaimana kita ketahui, Program JKN-KIS merupakan program negara yang harus mendapat dukungan dari
berbagai pihak. BUMN sebagai badan usaha milik negara juga diharapkan dapat memberi contoh kepada badan
usaha lain dalam hal partisipasi kepesertaan JKN-KIS. Mengingat program ini memiliki prinsip gotong royong maka
keiikutsertaan setiap warga negara adalah wajib. Setiap warga negara memiliki kesetaraan dalam memperoleh
jaminan kesehatan, pegawai BUMN juga merupakan bagian dari penduduk Indonesia,” ujar Direktur Utama BPJS
Kesehatan, Fachmi Idris, di Jakarta (22/03).
Sampai dengan 17 Maret 2017 jumlah Peserta JKN-KIS telah mencapai jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 175
juta jiwa dari berbagai segmen kepesertaan. Ini berarti lebih kurang 70% penduduk Indonesia telah menjadi peserta
JKN-KIS. Dari jumlah tersebut, hampir 25 juta peserta (beserta keluarga) merupakan pekerja yang didaftarkan oleh
pemberi kerjanya.
“Sehingga sampai dengan saat ini, 25 juta peserta pekerja Badan Usaha baik dari BUMN, BUMD, dan Badan Usaha
Swasta (beserta keluarga) telah dilindungi dalam jaminan kesehatan yang komprehensif melalui Program JKN-KIS.
Kami berharap kesadaran bergotong-royong ini dapat kita tingkatkan sehingga pekerja yang belum menjadi Peserta
JKN-KIS dapat segera didaftarkan untuk mendapatkan perlindungan kesehatan dalam program ini,” tambah Fachmi.
Fachmi Idris juga mengharapkan dukungan dari Kementerian BUMN dalam upaya mendorong kepesertaan 100% bagi
pegawai BUMN beserta anggota keluarga. Sampai dengan saat ini, 144 BUMN telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS,
dengan total jumlah peserta bersama anggota keluarganya sebanyak 1.248.578 jiwa (491.224 adalah pekerja BUMN).
Terdapat 50 BUMN yang sudah mendaftarkan 100% karyawan dan keluarganya.
Tetap Nyaman dengan COB
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi peserta JKN-KIS, BUMN atau Badan Usaha lain yang memiliki
dana lebih, bisa meng-upgrade pelayanan kesehatan non medisnya dengan skema Coordination of Benefit (CoB) atau
Koordinasi Manfaat. BPJS Kesehatan telah bersinergi dengan puluhan perusahaan asuransi kesehatan swasta atau
yang lebih dikenal dengan Asuransi Kesehatan Tambahan (AKT) dalam mengimplementasikan CoB. Aturan baru CoB
yang tertuang dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 4 Tahun 2016 tersebut memiliki beberapa perbedaan dengan
aturan sebelumnya, yang lebih menguntungkan bagi peserta maupun perusahaan AKT.
Pertama, dilihat dari sisi kepesertaan, jika sebelumnya badan usaha mendaftarkan langsung kepesertaan JKN-KIS ke
BPJS Kesehatan, kini dengan terbitnya aturan baru CoB, badan usaha dapat mendaftarkan kepesertaan JKN-KIS melalui
perusahaan AKT. Kedua, dari sisi pembayaran iuran, jika dulu pembayaran iuran dilakukan secara terpisah antara iuran
JKN-KIS dengan premi AKT maka kini pembayaran iuran JKN-KIS dapat dilakukan bersamaan dengan pembayaran
premi AKT.
“Jika sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu asuransi kesehatan tambahan, maka koordinasi manfaat hanya
dilakukan oleh salah satu asuransi kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan. Alternatif lainnya, peserta atau
badan usaha dapat langsung melakukan pendaftaran dan pembayaran iuran kepada BPJS Kesehatan tanpa melalui
perusahaan AKT,” terang Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari.
Ketiga, dari segi pelayanan kesehatan, jika aturan CoB yang lama membatasi rujukan hanya dari FKTP yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka dalam aturan CoB baru, peserta CoB JKN-KIS dapat menggunakan rujukan
yang berasal dari FKTP non BPJS Kesehatan yang bermitra dengan perusahaan AKT, dengan catatan rujukan tersebut
untuk kasus spesialistik. Dengan berlakunya kebijakan baru CoB BPJS Kesehatan ini, sebanyak 23 perusahaan AKT
telah menjalin kerjasama untuk implementasi CoB.
Hingga saat ini terdapat 13 BUMN atau sebanyak 108.804 peserta PPU dari BUMN yang sudah menggunakan produk
COB di antaranya Pelindo IV, Bank BNI, Wijaya Karya, Perum Percetakan Negara, Pupuk Sriwijaya, Garuda Indonesia,
PT Timah (Persero), Adhi Karya (Persero), Asuransi Kredit Indonesia (Persero), Jasa Raharja (Persero), Pegadaian
(Persero), Perum LPPNPI, Kimia Farma (Persero).
“BPJS Kesehatan juga mendorong BUMN yang memiliki fasilitas kesehatan baik itu fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) untuk menjadi provider atau mitra kerja BPJS
Kesehatan. Hal ini disamping akan mempermudah peserta JKN-KIS dari pegawai BUMN dalam memperoleh
pelayanan kesehatan, diharapkan faskes milik BUMN juga dapat terus berkembang dan melayani peserta JKN-KIS
lain,” jelas Andayani.
Hal ini mengingat, tambah Andayani, jumlah peserta JKN-KIS terus berkembang dari waktu ke waktu, pemenuhan
jumlah fasilitas kesehatan juga harus ditingkatkan, dan faskes milik BUMN dapat ikut andil dalam mendukung
pemenuhan tersebut. Sampai dengan 17 Maret 2017, BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 250 FKTP milik
BUMN (Klinik Pratama, Dokter Praktek Perorangan, dan Dokter Gigi), serta 37 Rumah Sakit milik BUMN.
Hingga 17 Maret 2017, jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 175.566.792 jiwa. BPJS Kesehatan juga telah
bekerjasama dengan kurang lebih 20.739 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter
Prakter Perorangan, dll) dan 5.257 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit, Apotek, Lab dll) yang
tersebar di seluruh Indonesia. Fasilitas kesehatan tersebut di dalamnya terdiri dari 9.600 FKTP swasta dan 1.231 FKRTL
swasta.
Dalam kesempatan ini, BPJS Kesehatan juga memperkenalkan Program Donasi JKN-KIS. Program Donasi JKN-KIS
merupakan program yang melibatkan partisipasi masyarakat secara perorangan atau Badan Usaha atau lembaga lain
yang bertujuan mewujudkan kepedulian kepada masyarakat di lingkungannya melalui kontribusi pendaftaran keluarga
yang membutuhkan uluran tangan kita untuk didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS.
BUMN diharapkan juga dapat berpartisipasi melalui program CSR-nya untuk program JKN-KIS. Melalui salah satu
bentuk donasi yaitu Donasi Badan usaha dalam bentuk partisipasi Badan Usaha yang memiliki kemampuan membayar
iuran dan kepedulian terhadap sejumlah keluarga yang kurang beruntung di lingkungannya untuk didaftarkan menjadi
peserta JKN-KIS dan membayar iuran selama keluarga tersebut masih membutuhkan bantuan.
***
Informasi lebih lanjut hubungi:
Departemen Komunikasi Eksternal dan Hubungan Masyarakat
BPJS Kesehatan Kantor Pusat
+62 21 424 6063 | [email protected]
Download