Bentuk Sediaan Obat (BSO)

advertisement
KEKEBALAN DAN VAKSINASI
KEKEBALAN :
 Adalah kemampuan tubuh untuk menahan dan
menanggulangi agen (bibit) penyakit.
Secara alami daya tahan tubuh dibagi 2 :
 Usaha tubuh untuk mencegah masuknya bibit
penyakit kedalam tubuh.
 Usaha tubuh untuk memusnahkan bibit penyakit yang
telah masuk kedalam tubuh.
SISTEMA KEKEBALAN
Alami (sifat)
 Kekebalan
mutlak
relative
Perolehan (terjadinya)
pasif
aktif
Kekebalan alami dapat berkurang karena :
 Nilai ransum makanan yang rendah
 Defisiensi vitamin A
 Penyakit-penyakit infeksi
 Penyakit kencing manis (diabetes mellitus)
 Terlalu capai
 Penyakit menahun (kronis)
 Suhu panas atau dingin
 Obat-obatan golongan benzol
ANTIGEN :
 Substansi asing yang mempunyai kesanggupan untuk
merangsang/menstimulir sistema kekebalan.
 Sistema kekebalan tersusun dari SDP
 granuler
 agranuler
Heterophyl
eosinophyl
basophyl
monocyte
lymphocyte
B cell
T cell
Fungsi B cell (B Lymphocyte)
 Dalam responnya terhadap antigen, plasma sel dar B
cell akan memproduksi antibody
 Membentuk memory cell
Fungsi T cell (T Lymphocyte)
 Penghasil lymphokines
 Membentuk kekebalan melalui perantara sel (Cell
Mediated Immunity)
RESPON KEKEBALAN
 Kekebalan jaringan  antibody local
 Kekebalan sistemik  antibody darah
PROSES KEKEBALAN
 Respon lokal timbul bila suatu vaksin cukup untuk menulari selaput







lendir
Antigen bertemu macrophage atau T cell
Sel macrophage mengatasi virus dan merangsang peningkatan T cell
T cell menyampaikan pesan berupa zat kimia pada jaringan lymphoid
untuk menghasilkan B cell
B cell berdeferensiasi menjadi sel plasma dan sel memory
Sel plasma memproduksi antibody
Pada saat yang bersamaan antigen menyebabkan sel-sel kelenjar serosa
menghasilkan komponen sekresi yang akan berikatan dengan antigen
Antibody bertemu komponen sekresi dan keduanya berikatan
membentuk kekebalan local.
Persyaratan memperoleh respon kekebalan
 Baik vaksin maupun strain virus lapangan, jumlahnya harus cukup
untuk merangsang respon local.
 Penularan harus tepat untuk membangkitkan selaput lender tertentu
untuk menghasilkan respons local yang memuaskan
 Vaksinasi harus diberikan pada jarak waktu yang tepat
 Suatu penularan, seperti penyuntikan vaksin harus cukup kuat untuk
merangsang reaksi sistemik sehingga akan terdapat antibody yang
bersirkulasi di dalam darah. Vaksin yang diberikan dengan cara ini juga
harus mengandung jumlah virus yang cukup banyak untuk menulari
jaringan local dalam waktu yang cukup lama untuk membangkitkan
respon local.
VAKSINASI
Arti Vaksin
 Pembuatan vaksin sendiri menggunakan virus atau
mikro organisme yang telah dilemahkan namun masih
hidup (aktif) dan ada vaksin yang telah dimatikan
(inaktif).
Tujuan Vaksinasi
 Vaksinasi atau pemberian vaksin diharapkan sebagai
langkah proteksi atau perlindungan terhadap virus
(mikroorganisme) merugikan yang dapat
menyebabkan berbagai penyakit
Jenis Vaksin
 a. Vaksin Viral
 b. Vaksin Bakterial
 c. Vaksin Protozoa
MACAM-MACAM VAKSIN
 Vaksin AI : untuk mencegah wabah flu burung
 Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau




Coryza (suntik)
Vaksin ND + IB : untuk mencegah penyakit Newcastle
Disease dan Infectious Bronchitis ( tetes mata / suntik di
dada tergantung umur ayam)
Vaksin ND : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease
pada unggas (tetes/suntik)
Vaksin Marek : untuk mencegah penyakit Marek dan
diberikan secara saat kecil (DOC)
Vaksin IB : untuk membuat ayam tahan terhadap Infectious
Bronchitis (dicampur air minum)
 Vaksin Gumoro : mencegah sakit gumboro ( diberikan




pada air minum.)
Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah
Snot atau Coryza (suntik)Vaksin Fowl
Pox/Cacar : (suntik sayap)
Vaksin ILT : untuk kebal pd infeksi pada saluran
laringotracheal (tetes mata, tetes hidung , dikasih diair
minum)
Vaksin EDS : untuk mencegah terjadinya Egg Drop
Syndrom pada ayam
MACAM-MACAM VAKSIN PADA
TERNAK
 Anthravak. Bentuk sediaan cair. Vaksin anthrax aktif, untuk pencegahan
penyakit antrax pada sapi, kerbau, kuda, domba, kambing dan babi. Pemberian
dengan cara penyuntikan / injeksi sub cutan (SC) /dibawah kulit dosis 1 ml
(sapi, kerbau, kuda), 0,5 ml (domba, kambing, babi). Kemasan botol 250 ml.
Vaksindo satwa Nusantara.
 Anthravet. Bentuk sediaan cair. Vaksin anthrax aktif, untuk pencegahan
penyakit antrax pada sapi, kerbau, kuda, domba, kambing dan babi. Pemberian
dengan cara injeksi SC dosis 1 ml (sapi, kerbau, kuda), 0,5 ml (domba,
kambing, babi). Penggunaan pada domba dan kambing dapat mengakibatkan
kebengkakan pada tempat penyuntuikan dan bisa berkembang menjadi edema
yang progresif, keras dan dapat menimbulkan kematian, oleh karena itu untuk
memvaksin kambing untuk daerah yang belum pernah divaksin lakukan
vaksinasi pendahuluan sebagai percobaan dengan beberapa dosis. Pusat
veterinaria varma.
 Brucella abortus RB-51. Sediaan serbuk kering beku. Vaksin
Brucella abortus, untuk mencegah penyakit keguguran / keluron
/ abortus pada sapi yang disebabkan oleh penyakit Brucella
abortus. Pemberian dengan cara injeksi SC. Kemasan vial 5
dosis. Colorado serum company, USA. Paeco agung.
 Brucivet. Sediaan serbuk kering beku. Vaksin Brucella abortus,
untuk mencegah penyakit keguguran / keluron / abortus pada
sapi yang disebabkan oleh penyakit Brucella abortus. Pemberian
dengan cara injeksi SC. Dosis sapi betina umur 3 – 8 bulan 2 ml.
Kemasan vial 10 dosis. Pusat veterinaria Farma.
 Hyoresp. Sediaan cair. Vaksin Mycoplasma hyopneumonia
inaktif. Untuk pencegahan penyakit mycoplasma hyoneumonia
pada babi. Pemberian secara injeksi intra muskuler (IM) daerah
otot leher 2 ml per ekor. Merila / Romindo Primavetcom.
 Live Hog Cholera Vaccine. Sediaan kering beku. Vaksin aktif hog
cholera (Sampar babi). Injeksi 1 ml / ekor. Kemasan 20 dosis.
Kitasato Institue. Surya Hidup Satwa.
 Orivet. Sediaan kering. Untuk pencegahan penyakit orf
(Contagious Ecthyema, Contagiuos Dermatitis) pada domba dan
kambing. Dalam tiap kit terdapat 1 vial untuk 20 dosis dan 1 vial
pelarut jarum penoreh (scarificator). Pusta Vetrinaria Varma.
 Pest Vac. Sediaan serbuk. Untuk pencegahan penyakit Hog
Cholera pada babi. Pemberian secara injeksi IM / SC dosis 2 ml
per ekor. Vial untuk 10 dosis, 25 dosis, 50 dosis. Fort dotge S. A,
Brasil / Paeco Agung.
 Pestiffa. Sediaan kering beku. Untuk pencegahan penyakit hog
cholera pada babi. Pemberian secara Injeksi IM pada otot eher 2
ml per ekor. Merial / Romindo Prima Vetcom.
 Porcilis Art. Vaksin in aktif bakteri Pasteurella multocida dan
Bordetella brochiseptica. Untuk pencegahan penyakit Atropic
rhinitis pada babi. Pemberian dengan cara injeksi IM 2 ml per
ekor. Kemasan vial 10 ml dan 50 ml. Intervet int. B V Belanda /
Intervet Indonesia.
 Porcilis Ery. Vaksin in aktif untuk mencegah penyakit Erysipelas
pada babi. Pemberian dengan cara injeksi IM 2 ml per ekor.
Kemasan vial 10, 25 dan 50 dosis. Intervet int. B V Belanda /
Intervet Indonesia.
 Septivak. Bentuk emulsi minyak. Vaksin in aktif kuman
Pasteurella multocida. Untuk mencegah penyakit SE
(Haemorrhagic septicaemia) pada sapi, kerbau dan babi.
Pemberian secara Injeksi IM per ekor 3 ml. Kemasan botol 240
ml. Vaksindo Satwa Nusantara.
 Septivet. Bentuk emulsi minyak. Vaksin in aktif kuman
Pasteurella multocida. Untuk mencegah penyakit SE
(Haemorrhagic septicaemia) pada sapi, kerbau. Pemberian
dengan cara Injeksi SC per ekor 3 ml. Sebaiknya pada saat
vaksinasi sediakan antidota shock anafilaksis seperti adrenalin,
antihistamin atau kortison. Kemasan botol 150 ml. Pusat
Veterinaria Farma.
 Siuvaxyn KBL. Sediaan cair. Vaksin aktif untuk mengatasi
penyakit Hog Cholera pada babi. Pemberian dengan cara injeksi
SC aatau IM 1 ml per ekor. Kemasan 20 dosis. Kyoto biken Lab.,
jepang / Agro Makmur Sentosa.
 Suvaxyn E. Sediaan cair. Untuk mencegah penyakit Erysipelas
pada babi. Pemberian dengan cara injeksi SC / IM 2 ml per ekor.
Kemasan botol 100 ml. Fort Dotge Animal Health, USA / Paeco
Agung.
 Suvaxyn EC – 4. Sediaan serbuk. Untuk mencegah diare yang
disebabkan oleh escherichia coli. Pemberian dengan cara injeksi
IM 2 ml per ekor. Kemasan 20 ml. Fort Dotge Animal Health,
USA / Paeco Agung.
 Vira Shield 2. Sediaan cair. Untuk mencegah penyakit Bovine
Viral Diarhea (BVD) tipe 1-2 pada sapi. Pemberian secara injeksi
SC / IM 2 ml per ekor. Kemasan botol 20 ml dan 100 ml. Novartis
animal health US, Inc / Paeco Agung.
 Vira Shiel 4. Sediaan serbuk. Untuk mencegah penyakit IBR
(Infectous Bovine Rhinotracheitis), BVD tipe 1 -2 dan para
influenza tipe 3. Pemberian secara injeksi SC / IM 5 ml per ekor.
Kemasan 50 ml, 100 ml dan 250 ml. Novartis animal health US,
Inc / Paeco Agung.
 Vira shiel 5. Sediaan cair. Untuk mencegah penyakit
IBR (Infectous Bovine Rhinotracheitis), BVD tipe 1 -2,
para influenza tipe dan BRSV (Bovine Respiratory
Syncitial Virus). Pemberian secara injeksi SC / IM 5 ml
per ekor. Kemasan 50 ml, 100 ml dan 250 ml. Novartis
animal health US, Inc / Paeco Agung.
TUGAS
 1. Jelaskan tentang daya tahan alami terhadap penyakit
yang ada dalam tubuh ternak !
 2. Jelaskan perbedaan kekebalan alami dan kekebalan
dapatan dalam tubuh ternak !
 3. jelaskan tentang vaksinasi pada ternak !
 3. Jawaban dikirimkan melalui e-mail paling lambat
tgl 4 Nopember 2015 ke alamat
[email protected]
Download