IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kesehatan Ternak Hasil

advertisement
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kesehatan Ternak
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan organ eksterior ayam kampung
Nama Organ
Kondisi/Keadaan
Catatan
Mata
Cerah, tidak berair
Hidung
Tidak mengeluarkan lendir
Bulu tubuh
Halus, bersih dan tidak kusam
Kaki
Bersih, tidak pincang/sakit
Gerakan
Lincah
Sumber: Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016.
Tabel 2. Pengamatan organ visceral ayam kampung
Bentuk dan
Nama organ
Warna
Catatan
ukuran
Lidah
Merah muda Normal, 25 cm
Tenggorokan
Merah muda Normal, 17.5 cm
Kerongkongan
Merah muda Normal, 14.5 cm
Tembolok
Merah muda Normal, 5 cm
Hati
Merah hati
Normal, 1.5 cm
Jantung
Merah muda Normal, 2.5 cm
Empedu
Hijau tua
Normal, 2 cm
Lien
Merah muda Normal, 1 cm
Proventriculus
Merah muda Normal, 6 cm
Ventriculus
Merah muda Normal, 4 cm
Duodenum
Merah muda Normal, 88 cm
Usus Halus
Merah muda Normal, 51 cm
Ditemukan cacing
Usus besar
Merah muda Normal,7.5 cm
Jejunum
Merah muda Normal, 42 cm
Caeca
Merah muda Normal, 13 cm
Ditemukan cacing
Pankreas
Merah muda Normal, 7 cm
Ginjal
Merah hati
Normal, 2 cm
Sumber: Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016.
14
15
a. Pengamatan organ eksterior ayam kampung
Gambar 1. Organ mata ayam kampung
Gambar 2. Organ hidung ayam kampung
Gambar 3. Bulu tubuh ayam kampung
Gambar 4. Organ kaki ayam kampung
16
Gambar 5. Gerakan ayam kampung
b. Pengamatan organ visceral ayam kampung
Gambar 6. Lidah
Gambar 7. Tenggorokan
Gambar 8. Kerongkongan
17
Gambar 9. Tembolok
Gambar 10. Hati
Gambar 11. Jantung.
Gambar 12. Empedu
18
Gambar 13. Lien
Gambar 14. Proventriculus
Gambar 15. Ventrikulus
Gambar 16. Duodenum
19
Gambar 17. Usus halus
Gambar 18. Usus besar
Gambar 19. Jejenum
Gambar 20. Caeca
20
Gambar 21. Pankreas
Gambar 22. Ginjal
2. Pembahasan
a. Pengamatan organ eksterior ayam kampung
1) Mata
Hasil pengamatan mata pada ayam kampung terlihat cerah dan
tidak berair. Mata ayam yang diamati ini menandakan ayam yang
sehat. Mata yang sehat terlihat bening dan cerah serta bentuknya bulat
dan tidak terlihat sayu (Bambang dan Bagus, 2010).
2) Hidung
Kondisi hidung pada ayam yang sakit terlihat basah terdapat
lendir pada bagian rongga hidungnya. Kondisi hidung yang demikian
menandakan bahwa ternak dalam kondisi yang tidak sehat. Hidung
ayam yang sehat tampak bersih dan kering sehingga tidak ada
kemungkinan
ternak
terkena
penyakit
saluran
pernafasan
(Bambang dan Bagus, 2010).
3) Bulu tubuh
Keadaan bulu ayam kampung yang diamati terlihat bersih, tidak
kaku dan tidak kusam. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa
21
ternak termasuk cukup sehat. Ayam yang sedang sakit memiliki bulu
yang kusam, kaku dan warnanya pucat (Fadil, 2004).
4) Kaki
Kaki ayam kampung yang di amati terlihat bersih serta tidak ada
tanda kecacatan. Kaki ayam yang sehat tampak berdiri tegak dan
kokoh, tidak pincang, tidak bengkong, kaki basah dan berminyak.
Kaki ayam yang sedang mengalami gangguan kesehatan pada
umumnya adalah kering, tidak mampu berdiri dengan tegak dan
normal (Fadil, 2004).
5) Gerakan
Gerakan ayam kampung yang diamati terlihat cukup lincah.
Ayam tidak mengalami susah saat berjalan. Kaki ayam dan gerakan
tubuhnya secara keseluruhan menunjukkan keadaan yang sehat. Ayam
yang
sedang
dalam
kondisi
kesehatan
yang
kurang
bagus
menunjukkan tingkah laku yang kurang aktif, cenderung berdiam diri
pada satu tempat tertentu dan terlihat lesu (Martinus, 2009).
b. Pengamatan organ visceral ayam kampung
Pengamatan organ dalam ayam dapat dilihat dengan cara
melakukan pembedahan pada ayam. Tujuan dari pembedahan ini adalah
untuk mengamati organ dalam yang akan diteliti ada tidaknya cacing.
Ayam yang sehat dan yang tidak akan terlihat melalui penampakan
organ-organnya.
1) Lidah
Lidah ayam kampung yang dibedah saat praktikum berwarna
putih dan berlendir serta berbentuk segitiga. Lidah berbentuk seperti
pisau yang memiliki permukaan kasar dibagian belakang untuk
membantu mendorong makanan ke oesophagus. Bagian yang
berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah berfungsi untuk
mendorong pakan menuju oesophagus sewaktu lidah digerakkan dari
depan ke belakang (Widayani, 2008).
22
2) Tenggorokan
Tenggorokan merupakan selubung pita berongga yang
menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung ke paru-paru.
Organ ini terbentuk dari cincin tulang rawan yang melekat satu sama
lain oleh selaput elastis vibrosa. Tenggorokan ayam kampung
berwarna putih kemerahan dan sedikit berlendir. Lendir pada
tenggorokan ini berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh dari
serangan bakteri dan penyakit dari luar tubuh ayam yang masuk
melalui rongga hidung. Tenggorokan ini berbentuk silindris atau
tabung memanjang dan berukuran 18 cm (Widayani, 2008).
3) Kerongkongan
Kerongkongan
merupakan
saluran
dari
sistem
organ
pencernaan yang berawal dari rongga mulut hingga lambung ayam.
Kerongkongan berwarna putih kemerahan dan berlendir. Lendir ini
berfungsi sebagai pelumas ketika makanan masuk dari rongga mulut
menuju bagian sistem
kerongkongan
adalah
pencernaan berikutnya.
silindris
dan
berukuran
Bentuk
dari
14.5
cm.
Kerongkongan sehat berwarna putih bersih dan tidak terjadi
pendarahan akibat dari shock anapilasick, tidak terdapat bendabenda asing yang masuk. Hasil pengamatan organ visceral ayam
kampung tersebut telah sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa warna oesophagus adalah putih kekuningan (Widayani,
2008).
4) Tembolok
Tembolok berwarna kuning pucat serta kondisi tembolok
normal, bersih dan tidak ada luka. Bentuk tembolok pada ayam ini
bulat dan berukuran 5 cm. Crop berfungsi menyimpan dan menerima
makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus. Terjadi
sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali
jika ada sekresi kelenjar salliva dalam mulut (Widayani, 2008).
23
5) Hati
Hati yang diamati pada ayam kampung berwarna merah hati,
berukuran 5 cm dan berbentuk normal seperti biasanya. Hati
berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein,
karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah
merah, dan penyimpanan vitamin. Hati yang normal berwarna coklat
kemerahan atau coklat terang dan bila pakan yang diberikan
berlemak tinggi maka warna dari hati akan menjadi kuning
(Widayani, 2008).
6) Jantung
Hasil pengamatan pada pemeriksaan jantung ayam kampung
berwarna merah hati, berbentuk oval dan berukuran 2 cm. Hal ini
sesuai dengan pendapat Martinus (2009) yang menyatakan bahwa
jantung merupakan organ vital yang berperan dalam sirkulasi darah,
dan jantung yang terinfeksi penyakit maupun racun biasanya akan
mengalami perubahan pada ukuran jantung.
7) Empedu
Empedu terletak bersebelahan dengan hati, bentuknya bulat
kecil, berukuran 2 cm dan warnanya hijau kehitaman. Getah empedu
berfungsi menetralkan asam lambung dan mengemulsikan lemak.
Cairan empedu dihasilkan oleh hati (Suprijatna dan Umiyati, 2005).
8) Lien
Lien ayam berbentuk bulat lonjong/oval, berwarna merah tua,
berukuran 1 cm dan teksturnya kenyal. Organ ini berhubungan
dengan sistem peredaran darah dan terletak di dalam rongga perut
berdekatan dengan empedal. Lien pada ayam kampung yang diamati
ketika praktikum berwarna merah gelap. Organ ini penting bagi
tubuh ternak karena peranannya dalam membentuk sel yang
bertanggung jawab terhadap produksi antibodi atau terhadap reaksi
imunologi yang lain (Akoso, 2002).
24
9) Proventriculus
Proventriculus berbentuk lonjong dan berwarna merah muda.
Proventriculus normal, bersih tidak ada hewan asing atau bendabenda didalamnya. Proventriculus disebut juga perut kelenjar atau
succenturiate ventricle atau glandular stomach yang mengeksresikan
pepsinogen
dan
HCL
untuk
mencerna
protein
dan
lemak.Proventriculus memiliki panjang 6 cm. Perbedaan pada ternak
lain dapat terjadi karena kesalahan pengukuran atau perbedaan dan
bangsa yang berbeda (Wijaya, 2011).
10) Ventrikulus
Ventriculus atau empedal merupakan lambung mekanik.
Tersusun dari otot-otot yang kuat guna menggerus makanan yang
terlumat
oleh
enzim-enzim
pencernaan
dari
mulut
dan
proventrikulus. Bentuknya bulat dan berwarna merah muda hingga
merah hati dan berukuran 4 cm. Terdapat massa kerikil/pasir
didalam ventrikulus untuk membantu mengunyah makanan yang
masuk Dinding ventrikulus dilapisi oleh selaput tipis yang berguna
untuk melindungi dari paparan asam kuat HCL dari proventrikulus.
Tidak terdapat pembengkakan atau peradangan pada ventrikulus
sehingga dapat disimpulkan ternak dalam keadaan sehat (Iqbal,
2004).
11) Duodenum
Duodenum berwarna merah muda, berbentuk panjang dan
mempunyai ukuran 88 cm. Duodenum merupakan tempat untuk
sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah
empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk
kholesitokinin dan pankreositokinin berisi kolesterol dan fosfolipid.
Sekresi enzim distimulasi oleh kholesitokinin, pankreosinin, dan
sekretin, yaitu hormon peptida dari intestinum, tetapi dihambat oleh
somatoston dan glukagon (Iqbal, 2004).
25
12) Usus halus
Usus halus berbentuk panjang, berwarna merah muda dan
berukuran 51 cm. Usus halus merupakan organ utama tempat
berlangsungnya pencernaan dan absoprsi produk pencernaan.
Terdapat cacing Ascaridia galli yang termasuk dalam kelas
nematoda. Adanya cacing pada usus halus ini menandakan bahwa
ayam sesungguhnya sedang mengalami gangguan kesehatan tetapi
akan berakibat dalam jangka panjang terhadap kesehatan ternak.
Berbagai enzim yang masuk ke dalam usus halus ini berfungsi untuk
mempercepat dan mengefesiensikan pemecahan karbohidrat, protein
dan lemak untuk mempermudah proses absorpsi sari-sari makanan
(Iqbal, 2004).
13) Usus besar
Usus besar berbentuk panjang, berwarna merah muda
berukuran 7,5 cm, kenyal dan benjolan yang tidak teratur pada
dinding usus. Large intestine
berupa saluran yang mempunyai
diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada
kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek
dan bersambungan dengan kloaka. Large intestine terjadi reabsorbsi
air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur
keseimbangan air pada unggas (Iqbal, 2004).
14) Jejenum
Jejunum atau usus kosong adalah bagian kedua dari usus
halus diantara usus dua belas jari dan usus penyerapan. Usus kosong
dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesentrium.
Ukuran jejunum sebesar 42 cm dan berwarna merah muda.
Permukaan dalam usus kososng berupa jonjot usus yang berfungsi
memperluas bidang penyerapan (Iqbal, 2004).
15) Caeca
Caeca atau usus buntu merupakan suatu kantung yang
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
26
usus besar. Bentuknya lebar dan buntu pada bagian ujungnya,
berukuran 13 cm dan berwarna merah muda hingga merah gelap.
Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki
fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi dari organ usus buntu
adalah sebagai organ imunologi dan secara aktif berperan dalam
sekresi immunoglobulin yang mengandung limfoid (Resya, 2009).
16) Pankreas
Hasil pengamatan pankreas berwarna merah muda, berbentuk
panjang dan berukuran 7 cm. Berada pada duodenum yaitu antara
parsascenden dan parsdescenden dalam keadaan normal. Pankreas
dapat mensekresikan getah pankreas untuk pencernaan, hati, lemak
dan protein serta mensekresikan insulin. Pankreas terletak pada
lipatan duodenum, berwarna kuning tua (Resya, 2009).
17) Ginjal
Ginjal ayam berwarna merah hati, berbentuk oval dan
berukuran 2 cm. Ginjal merupakan salah satu organ yang
mempunyai fungsi dalam pembentukan dan pengeluaran urin. Hal ini
sesuai dengan pendapat Akoso (2002) yang menyatakan bahwa
ginjal bertanggung jawab terhadap produksi air seni yang
dikeluarkan lewat salurannya menuju ureter, menampungnya dalam
kandung kemih, dan mengeluarkannya melalui uretra.
Pengamatan organ pada ayam kampung didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa secara kasat mata ayam tersebut tampak sehat dan
tidak mengalami cacat. Pengamatan dimulai dari mata hingga kaki tidak
menunjukkan ayam mengalami gangguan kesehatan. Gerakan ayam yang
lincah juga menunjukkan bahwa ayam tersebut sehat dan normal.
Pengamatan organ visceral pada ayam kampung didapatkan hasil yang
menunjukkan secara anatomi ayam tersebut sehat. Organ visceral ayam
tidak menunjukkan warna yang pucat atau kerusakan warna. Ukuran dan
bentuk organ visceral ayam normal dan tidak ditemukan adanya
pembengkakan atau peradangan.
27
Terdapat cacing-cacing pada sistem pencernaan ayam kampung
setelah dilakukan pembedahan organ dalam ayam. Cacing yang ditemukan
adalah cacing Ascaridia galli yang termasuk dalam kelas nematoda. Cacing
ini dapat menimbulkan adanya penyakit ascaridiosis. Warna cacing tersebut
putih kekuningan sehingga cukup sukar ditemukan tanpa penglihatan yang
teliti (Sonjaya, 2010). Cacing-cacing tersebut sangat merugikan bagi ayam
tersebut karena menjadi parasit dan merupakan faktor predisposisi yang
berbahaya. Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ayam
yang sedang sakit diantaranya adalah dengan mengamati kepala ayam
khususnya jengger dan pial ayam. Ayam yang sakit cenderung menurunkan
kepalanya hingga seperti ingin memasukkannya ke dalam sayap. Jengger
dan pial ayam berwarna pucat. Mata ayam sayup dan berair. Bulu ayam
terlihat mengemang sehingga membuat bentuk tubuh ayam terlihat bundar.
Kaki ayam tidak dapat berdiri tegak tetapi cenderung ditekuk dan
pergerakan ayam kurang lincah (Erwan,2007).
Pembedahan organ dalam ayam dapat dilakukan untuk memastikan
penyakit yang menyerang pada ayam. Organ visceral pada ayam sehat
memiliki warna yang normal yaitu merah muda hingga merah darah seperti
pada organ jantung, ginjal, paru-paru dan hati. Ayam yang mengalami
gangguan kesehatan memiliki warna organ dalam yang cenderung pucat dan
memudar. Sering ditemukan pembengkakan organ hingga peradangan organ
dalam yang menunjukkan adanya gangguan kesehatan pada ayam
(Yuono, 2003).
B. Pemberian vitamin dan antiparasit
1. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pemberian vitamin
Jenis ternak
Dosis
Cara pemberian
Domba
0,6ml/25kg
Injeksi subcutan
Kambing
0,3ml/18kg
Injeksi subcutan
Sapi
7 ml /200kg
Injeksi intramuscular
Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016.
28
Tabel 4. Pemberian antiparasit
Jenis ternak
Dosis
Cara pemberian
Domba
0,3 ml/25kg
Injeksi subcutan
Kambing
0,2 ml/18kg
Injeksi subcutan
Sapi
Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016.
Gambar 23. Pemberian antiparasit
Gambar 24. Pemberian vitamin
2. Pembahasan
Menurut Ryalino (2008), Injeksi subcutan merupakan teknik yang
digunakan agar obat yang disuntikkan dapat diarsorbsi oleh tubuh dengan
pelan dan berdurasi panjang. Biasanya volume obat yang disuntikan terbatas
pada skala 1- 2 ml per sekali suntik. Injeksi subcutan dilakukan dengan
menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan
kulit. Kulit
sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subcutis dari jaringan
otot . obat yang diberikan dengan suntikan subcutan adalah obat yang tidak
mengiritasi jaringan kulit.
Praktikum kesehatan acara pemberian vitamin dan antiparasit
dilakukan dengan metode injeksi subcutan untuk domba dan kambing,
sedangkan untuk sapi dengan metode injeksi intramuscular. Suntikan
dibawah kulit (injeksi subcutan ) umumnya dilakukan pada daerah leher
29
atau belakang pundak ternak. Jarum 1 – 2,5 cm disisipkan menyudut lewat
kulit. Injeksi intramuscular merupakan suntikan ke dalam otot, jarum yang
digunakan berukuran 2,5 – 4 cm. Salah satu tindakan pada saat melakukan
injeksi agar tidak menusuk jari maka tariklah kulit terlebih dahulu dan juga
untuk memastikan tidak mengenai pembulu darah maupun tulang kemudian
sisipkan jarum lewat kulit sambil mengerahkan ujungnya menjauhi jari.
Dosis vitamin yang diberikan pada ternak tergantung dari bobot badan
untuk domba 0,3 ml/25kg, untuk kambing 0,2 ml/18kg sedangkan pada sapi
pada saat praktikum tidak diberikan. Dosis untuk parasit yang diberikan
pada domba 0,6 ml/25kg, kambing 0,3ml/18kg, dan untuk sapi 7 ml/200kg.
Vitamin yang diberikan untuk ternak yaitu vitamin B komplek yang
berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, asam lemak dan protein,
imunitas, menambah nafsu makan serta membantu tumbuh kembang.
Sementara pemberian antiparasit bertujuan untuk mengendalikan cacing
parasit.
C. Vaksinasi
1. Hasil Pengamatan
Tabel 5. Vaksinasi ayam kampung
Nama Vaksin
Dosis
Cara pemberian
NDB 1
1 tetes
Tetes mata
Fowl pox
1 kali gores
Digores
ND kill
0,3 ml
Injeksi intramuskular
Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016.
Gambar 25. Vaksin NDB 1
30
Gambar 26. Vaksin ND Kill
2. Pembahasan
Menurut Sundaryani (2007) Jenis-jenis vaksin ND antara lain vaksin
ND inaktif/ vaksin kill (vaksin yang mengandung virus yang sudah
diinaktifkan) dan vaksin ND aktif yaitu vaksin yang mengandung virus yang
masih hidup atau masih aktif, tetapi sifatnya sudah tidak ganas lagi bagi
ayam yang divaksin. Virus ini tidak lagi dapat membuat ayam yang divaksin
sakit, tetapi merangsang ayam untuk membentuk antibodi (zat penolak)
sehingga timbul kekebalan. Berdasarkan jenis virus yang digunakan sebagai
bahan, vaksin aktif ND dibedakan menjadi vaksin lentogenik dan vaksin
mesogenik
Praktikum kesehatan ternak dalam acara vaksinasi menggunakan
ternak ayam kampung, ada beberapa vaksin yang diberikan pada ternak
yaitu Vaksin ND B1, Vaksin Fowl Pox, dan Vaksin ND Kill. Vaksin ND B1
diberikan denhan cara diteteskan melalui mata, hidung atau mulut ternak
ayam kampung dengan dosis 1 tetes atau 0,03 ml, sebelum dilakukan tetes
mata, hidung atau mulut vaksin ND B1 dicampur terlebih dahulu dengan
larutan dapar dikocok dengan pola angka 8, setelah tercampur baru bisa
digunakan dan diteteskan ke bagian mata, hidung atau mulut ayam tersebut.
Vaksin Fowl Pox diberikan dengan cara digoreskan dikulit sayap
dengan dosis 0,01 ml. Langkah vaksinasi dilakukan dengan cara
mensterilisasikan penggores terlebih dahulu. Melarutkan vaksin ke dalam
botol pelarut dengan mengocoknya. Mencelupkan penggores padan larutan
vaksin fowl pox , kemudian menggoreskan pada lipatan kulit sayap ayam
kampung tersebut. Pemberian vaksin ini untuk mencegah terjadinya
penyakit cacar atau fowl pox.
31
Vaksin ND Kill diberikan dengan cara di injeksikan atau
disuntikkan. Pemberian vaksin ND Kill dengan cara injeksi intramuscular
pada bagian paha ayam dengan dosis 0,3 ml. Langkah pemberian vaksin ini,
ambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,3 ml, lalu membersihkan paha ayam
dengan alkohol yang akan di injeksi, dan kemudian menyuntikkan vaksin
ND Kill ke paha secara perlahan.
Merlin (2014) menyatakan bahwa keberhasilan suatu vaksinasi
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor tatalaksana, faktor vaksin, dan
faktor individu. Faktor tatalaksana meliputi cara vaksinasi, waktu vaksinasi,
keterampilan vaksinator (orang yang memberikan vaksinasi), dan kondisi
lingkungan. Faktor vaksin meliputi kualitas vaksin, jenis vaksin, dan cara
penyimpanan vaksin.
D. Pengambilan sampel darah
1. Hasil Pengamatan
Tabel 6. Pengambilan sampel darah
Gambar
Keterangan
Darah diambil menggunakan spuit
pada bagian vena pectoralis di
bagian sayap
Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016.
Gambar 27. Darah pada mikrotube
32
2. Pembahasan
Menurut Rianto (2004) Pengambilan sampel darah pada ternak tidak
bisa dilakukan dengan cara sembarangan, diperlukan kecermatan dan
ketelitian yang tinggi. Hal ini dikarenakan apabila terjadi kesalahan maka
darah tidak akan terhisap keluar dan apabila tidak dilakukan dengan cara
yang benar maka akan menimbulkan sakit pada ternak. Pengambilan darah
pada ternak dilakukan dibagian vena jugularis dan vena bracialis,
pemeriksaan ini selain untuk bakteriologis juga dapat mendiagnosis
penyakit pada ternak.
Pengambilan darah dilakukan di bagian sayap ayam yang diteliti
dengan cara penyuntikan. Darah diambil dari vena pectoralis dengan
menggunakan spuit sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan dalam mikrotube
yang sebelumnya sudah diberi Ethylene Diamine Tetraceptic Acid (EDTA)
agar darah tidak menggumpal. Sampel darah ini dapat diteliti mengenai
penyakit apa yang menyerang ayam yang diamati.
Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat
kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pengambilan
sampel darah ternak dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu
penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sonjaya (2010) yang menyatakan bahwa pengambilan
darah merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan.
Download