IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kesehatan Ternak 1. Hasil Pengamatan Tabel 1. Pengamatan organ eksterior ayam kampung Nama Organ Kondisi/Keadaan Catatan Mata Cerah, tidak berair Hidung Tidak mengeluarkan lendir Bulu tubuh Halus, bersih dan tidak kusam Kaki Bersih, tidak pincang/sakit Gerakan Lincah Sumber: Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016. Tabel 2. Pengamatan organ visceral ayam kampung Bentuk dan Nama organ Warna Catatan ukuran Lidah Merah muda Normal, 25 cm Tenggorokan Merah muda Normal, 17.5 cm Kerongkongan Merah muda Normal, 14.5 cm Tembolok Merah muda Normal, 5 cm Hati Merah hati Normal, 1.5 cm Jantung Merah muda Normal, 2.5 cm Empedu Hijau tua Normal, 2 cm Lien Merah muda Normal, 1 cm Proventriculus Merah muda Normal, 6 cm Ventriculus Merah muda Normal, 4 cm Duodenum Merah muda Normal, 88 cm Usus Halus Merah muda Normal, 51 cm Ditemukan cacing Usus besar Merah muda Normal,7.5 cm Jejunum Merah muda Normal, 42 cm Caeca Merah muda Normal, 13 cm Ditemukan cacing Pankreas Merah muda Normal, 7 cm Ginjal Merah hati Normal, 2 cm Sumber: Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016. 14 15 a. Pengamatan organ eksterior ayam kampung Gambar 1. Organ mata ayam kampung Gambar 2. Organ hidung ayam kampung Gambar 3. Bulu tubuh ayam kampung Gambar 4. Organ kaki ayam kampung 16 Gambar 5. Gerakan ayam kampung b. Pengamatan organ visceral ayam kampung Gambar 6. Lidah Gambar 7. Tenggorokan Gambar 8. Kerongkongan 17 Gambar 9. Tembolok Gambar 10. Hati Gambar 11. Jantung. Gambar 12. Empedu 18 Gambar 13. Lien Gambar 14. Proventriculus Gambar 15. Ventrikulus Gambar 16. Duodenum 19 Gambar 17. Usus halus Gambar 18. Usus besar Gambar 19. Jejenum Gambar 20. Caeca 20 Gambar 21. Pankreas Gambar 22. Ginjal 2. Pembahasan a. Pengamatan organ eksterior ayam kampung 1) Mata Hasil pengamatan mata pada ayam kampung terlihat cerah dan tidak berair. Mata ayam yang diamati ini menandakan ayam yang sehat. Mata yang sehat terlihat bening dan cerah serta bentuknya bulat dan tidak terlihat sayu (Bambang dan Bagus, 2010). 2) Hidung Kondisi hidung pada ayam yang sakit terlihat basah terdapat lendir pada bagian rongga hidungnya. Kondisi hidung yang demikian menandakan bahwa ternak dalam kondisi yang tidak sehat. Hidung ayam yang sehat tampak bersih dan kering sehingga tidak ada kemungkinan ternak terkena penyakit saluran pernafasan (Bambang dan Bagus, 2010). 3) Bulu tubuh Keadaan bulu ayam kampung yang diamati terlihat bersih, tidak kaku dan tidak kusam. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa 21 ternak termasuk cukup sehat. Ayam yang sedang sakit memiliki bulu yang kusam, kaku dan warnanya pucat (Fadil, 2004). 4) Kaki Kaki ayam kampung yang di amati terlihat bersih serta tidak ada tanda kecacatan. Kaki ayam yang sehat tampak berdiri tegak dan kokoh, tidak pincang, tidak bengkong, kaki basah dan berminyak. Kaki ayam yang sedang mengalami gangguan kesehatan pada umumnya adalah kering, tidak mampu berdiri dengan tegak dan normal (Fadil, 2004). 5) Gerakan Gerakan ayam kampung yang diamati terlihat cukup lincah. Ayam tidak mengalami susah saat berjalan. Kaki ayam dan gerakan tubuhnya secara keseluruhan menunjukkan keadaan yang sehat. Ayam yang sedang dalam kondisi kesehatan yang kurang bagus menunjukkan tingkah laku yang kurang aktif, cenderung berdiam diri pada satu tempat tertentu dan terlihat lesu (Martinus, 2009). b. Pengamatan organ visceral ayam kampung Pengamatan organ dalam ayam dapat dilihat dengan cara melakukan pembedahan pada ayam. Tujuan dari pembedahan ini adalah untuk mengamati organ dalam yang akan diteliti ada tidaknya cacing. Ayam yang sehat dan yang tidak akan terlihat melalui penampakan organ-organnya. 1) Lidah Lidah ayam kampung yang dibedah saat praktikum berwarna putih dan berlendir serta berbentuk segitiga. Lidah berbentuk seperti pisau yang memiliki permukaan kasar dibagian belakang untuk membantu mendorong makanan ke oesophagus. Bagian yang berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah berfungsi untuk mendorong pakan menuju oesophagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang (Widayani, 2008). 22 2) Tenggorokan Tenggorokan merupakan selubung pita berongga yang menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung ke paru-paru. Organ ini terbentuk dari cincin tulang rawan yang melekat satu sama lain oleh selaput elastis vibrosa. Tenggorokan ayam kampung berwarna putih kemerahan dan sedikit berlendir. Lendir pada tenggorokan ini berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh dari serangan bakteri dan penyakit dari luar tubuh ayam yang masuk melalui rongga hidung. Tenggorokan ini berbentuk silindris atau tabung memanjang dan berukuran 18 cm (Widayani, 2008). 3) Kerongkongan Kerongkongan merupakan saluran dari sistem organ pencernaan yang berawal dari rongga mulut hingga lambung ayam. Kerongkongan berwarna putih kemerahan dan berlendir. Lendir ini berfungsi sebagai pelumas ketika makanan masuk dari rongga mulut menuju bagian sistem kerongkongan adalah pencernaan berikutnya. silindris dan berukuran Bentuk dari 14.5 cm. Kerongkongan sehat berwarna putih bersih dan tidak terjadi pendarahan akibat dari shock anapilasick, tidak terdapat bendabenda asing yang masuk. Hasil pengamatan organ visceral ayam kampung tersebut telah sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa warna oesophagus adalah putih kekuningan (Widayani, 2008). 4) Tembolok Tembolok berwarna kuning pucat serta kondisi tembolok normal, bersih dan tidak ada luka. Bentuk tembolok pada ayam ini bulat dan berukuran 5 cm. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus. Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar salliva dalam mulut (Widayani, 2008). 23 5) Hati Hati yang diamati pada ayam kampung berwarna merah hati, berukuran 5 cm dan berbentuk normal seperti biasanya. Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin. Hati yang normal berwarna coklat kemerahan atau coklat terang dan bila pakan yang diberikan berlemak tinggi maka warna dari hati akan menjadi kuning (Widayani, 2008). 6) Jantung Hasil pengamatan pada pemeriksaan jantung ayam kampung berwarna merah hati, berbentuk oval dan berukuran 2 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Martinus (2009) yang menyatakan bahwa jantung merupakan organ vital yang berperan dalam sirkulasi darah, dan jantung yang terinfeksi penyakit maupun racun biasanya akan mengalami perubahan pada ukuran jantung. 7) Empedu Empedu terletak bersebelahan dengan hati, bentuknya bulat kecil, berukuran 2 cm dan warnanya hijau kehitaman. Getah empedu berfungsi menetralkan asam lambung dan mengemulsikan lemak. Cairan empedu dihasilkan oleh hati (Suprijatna dan Umiyati, 2005). 8) Lien Lien ayam berbentuk bulat lonjong/oval, berwarna merah tua, berukuran 1 cm dan teksturnya kenyal. Organ ini berhubungan dengan sistem peredaran darah dan terletak di dalam rongga perut berdekatan dengan empedal. Lien pada ayam kampung yang diamati ketika praktikum berwarna merah gelap. Organ ini penting bagi tubuh ternak karena peranannya dalam membentuk sel yang bertanggung jawab terhadap produksi antibodi atau terhadap reaksi imunologi yang lain (Akoso, 2002). 24 9) Proventriculus Proventriculus berbentuk lonjong dan berwarna merah muda. Proventriculus normal, bersih tidak ada hewan asing atau bendabenda didalamnya. Proventriculus disebut juga perut kelenjar atau succenturiate ventricle atau glandular stomach yang mengeksresikan pepsinogen dan HCL untuk mencerna protein dan lemak.Proventriculus memiliki panjang 6 cm. Perbedaan pada ternak lain dapat terjadi karena kesalahan pengukuran atau perbedaan dan bangsa yang berbeda (Wijaya, 2011). 10) Ventrikulus Ventriculus atau empedal merupakan lambung mekanik. Tersusun dari otot-otot yang kuat guna menggerus makanan yang terlumat oleh enzim-enzim pencernaan dari mulut dan proventrikulus. Bentuknya bulat dan berwarna merah muda hingga merah hati dan berukuran 4 cm. Terdapat massa kerikil/pasir didalam ventrikulus untuk membantu mengunyah makanan yang masuk Dinding ventrikulus dilapisi oleh selaput tipis yang berguna untuk melindungi dari paparan asam kuat HCL dari proventrikulus. Tidak terdapat pembengkakan atau peradangan pada ventrikulus sehingga dapat disimpulkan ternak dalam keadaan sehat (Iqbal, 2004). 11) Duodenum Duodenum berwarna merah muda, berbentuk panjang dan mempunyai ukuran 88 cm. Duodenum merupakan tempat untuk sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin dan pankreositokinin berisi kolesterol dan fosfolipid. Sekresi enzim distimulasi oleh kholesitokinin, pankreosinin, dan sekretin, yaitu hormon peptida dari intestinum, tetapi dihambat oleh somatoston dan glukagon (Iqbal, 2004). 25 12) Usus halus Usus halus berbentuk panjang, berwarna merah muda dan berukuran 51 cm. Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absoprsi produk pencernaan. Terdapat cacing Ascaridia galli yang termasuk dalam kelas nematoda. Adanya cacing pada usus halus ini menandakan bahwa ayam sesungguhnya sedang mengalami gangguan kesehatan tetapi akan berakibat dalam jangka panjang terhadap kesehatan ternak. Berbagai enzim yang masuk ke dalam usus halus ini berfungsi untuk mempercepat dan mengefesiensikan pemecahan karbohidrat, protein dan lemak untuk mempermudah proses absorpsi sari-sari makanan (Iqbal, 2004). 13) Usus besar Usus besar berbentuk panjang, berwarna merah muda berukuran 7,5 cm, kenyal dan benjolan yang tidak teratur pada dinding usus. Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka. Large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas (Iqbal, 2004). 14) Jejenum Jejunum atau usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus diantara usus dua belas jari dan usus penyerapan. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesentrium. Ukuran jejunum sebesar 42 cm dan berwarna merah muda. Permukaan dalam usus kososng berupa jonjot usus yang berfungsi memperluas bidang penyerapan (Iqbal, 2004). 15) Caeca Caeca atau usus buntu merupakan suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari 26 usus besar. Bentuknya lebar dan buntu pada bagian ujungnya, berukuran 13 cm dan berwarna merah muda hingga merah gelap. Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi dari organ usus buntu adalah sebagai organ imunologi dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin yang mengandung limfoid (Resya, 2009). 16) Pankreas Hasil pengamatan pankreas berwarna merah muda, berbentuk panjang dan berukuran 7 cm. Berada pada duodenum yaitu antara parsascenden dan parsdescenden dalam keadaan normal. Pankreas dapat mensekresikan getah pankreas untuk pencernaan, hati, lemak dan protein serta mensekresikan insulin. Pankreas terletak pada lipatan duodenum, berwarna kuning tua (Resya, 2009). 17) Ginjal Ginjal ayam berwarna merah hati, berbentuk oval dan berukuran 2 cm. Ginjal merupakan salah satu organ yang mempunyai fungsi dalam pembentukan dan pengeluaran urin. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (2002) yang menyatakan bahwa ginjal bertanggung jawab terhadap produksi air seni yang dikeluarkan lewat salurannya menuju ureter, menampungnya dalam kandung kemih, dan mengeluarkannya melalui uretra. Pengamatan organ pada ayam kampung didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara kasat mata ayam tersebut tampak sehat dan tidak mengalami cacat. Pengamatan dimulai dari mata hingga kaki tidak menunjukkan ayam mengalami gangguan kesehatan. Gerakan ayam yang lincah juga menunjukkan bahwa ayam tersebut sehat dan normal. Pengamatan organ visceral pada ayam kampung didapatkan hasil yang menunjukkan secara anatomi ayam tersebut sehat. Organ visceral ayam tidak menunjukkan warna yang pucat atau kerusakan warna. Ukuran dan bentuk organ visceral ayam normal dan tidak ditemukan adanya pembengkakan atau peradangan. 27 Terdapat cacing-cacing pada sistem pencernaan ayam kampung setelah dilakukan pembedahan organ dalam ayam. Cacing yang ditemukan adalah cacing Ascaridia galli yang termasuk dalam kelas nematoda. Cacing ini dapat menimbulkan adanya penyakit ascaridiosis. Warna cacing tersebut putih kekuningan sehingga cukup sukar ditemukan tanpa penglihatan yang teliti (Sonjaya, 2010). Cacing-cacing tersebut sangat merugikan bagi ayam tersebut karena menjadi parasit dan merupakan faktor predisposisi yang berbahaya. Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ayam yang sedang sakit diantaranya adalah dengan mengamati kepala ayam khususnya jengger dan pial ayam. Ayam yang sakit cenderung menurunkan kepalanya hingga seperti ingin memasukkannya ke dalam sayap. Jengger dan pial ayam berwarna pucat. Mata ayam sayup dan berair. Bulu ayam terlihat mengemang sehingga membuat bentuk tubuh ayam terlihat bundar. Kaki ayam tidak dapat berdiri tegak tetapi cenderung ditekuk dan pergerakan ayam kurang lincah (Erwan,2007). Pembedahan organ dalam ayam dapat dilakukan untuk memastikan penyakit yang menyerang pada ayam. Organ visceral pada ayam sehat memiliki warna yang normal yaitu merah muda hingga merah darah seperti pada organ jantung, ginjal, paru-paru dan hati. Ayam yang mengalami gangguan kesehatan memiliki warna organ dalam yang cenderung pucat dan memudar. Sering ditemukan pembengkakan organ hingga peradangan organ dalam yang menunjukkan adanya gangguan kesehatan pada ayam (Yuono, 2003). B. Pemberian vitamin dan antiparasit 1. Hasil Pengamatan Tabel 3. Pemberian vitamin Jenis ternak Dosis Cara pemberian Domba 0,6ml/25kg Injeksi subcutan Kambing 0,3ml/18kg Injeksi subcutan Sapi 7 ml /200kg Injeksi intramuscular Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016. 28 Tabel 4. Pemberian antiparasit Jenis ternak Dosis Cara pemberian Domba 0,3 ml/25kg Injeksi subcutan Kambing 0,2 ml/18kg Injeksi subcutan Sapi Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016. Gambar 23. Pemberian antiparasit Gambar 24. Pemberian vitamin 2. Pembahasan Menurut Ryalino (2008), Injeksi subcutan merupakan teknik yang digunakan agar obat yang disuntikkan dapat diarsorbsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang. Biasanya volume obat yang disuntikan terbatas pada skala 1- 2 ml per sekali suntik. Injeksi subcutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 45 derajat dari permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subcutis dari jaringan otot . obat yang diberikan dengan suntikan subcutan adalah obat yang tidak mengiritasi jaringan kulit. Praktikum kesehatan acara pemberian vitamin dan antiparasit dilakukan dengan metode injeksi subcutan untuk domba dan kambing, sedangkan untuk sapi dengan metode injeksi intramuscular. Suntikan dibawah kulit (injeksi subcutan ) umumnya dilakukan pada daerah leher 29 atau belakang pundak ternak. Jarum 1 – 2,5 cm disisipkan menyudut lewat kulit. Injeksi intramuscular merupakan suntikan ke dalam otot, jarum yang digunakan berukuran 2,5 – 4 cm. Salah satu tindakan pada saat melakukan injeksi agar tidak menusuk jari maka tariklah kulit terlebih dahulu dan juga untuk memastikan tidak mengenai pembulu darah maupun tulang kemudian sisipkan jarum lewat kulit sambil mengerahkan ujungnya menjauhi jari. Dosis vitamin yang diberikan pada ternak tergantung dari bobot badan untuk domba 0,3 ml/25kg, untuk kambing 0,2 ml/18kg sedangkan pada sapi pada saat praktikum tidak diberikan. Dosis untuk parasit yang diberikan pada domba 0,6 ml/25kg, kambing 0,3ml/18kg, dan untuk sapi 7 ml/200kg. Vitamin yang diberikan untuk ternak yaitu vitamin B komplek yang berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, asam lemak dan protein, imunitas, menambah nafsu makan serta membantu tumbuh kembang. Sementara pemberian antiparasit bertujuan untuk mengendalikan cacing parasit. C. Vaksinasi 1. Hasil Pengamatan Tabel 5. Vaksinasi ayam kampung Nama Vaksin Dosis Cara pemberian NDB 1 1 tetes Tetes mata Fowl pox 1 kali gores Digores ND kill 0,3 ml Injeksi intramuskular Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016. Gambar 25. Vaksin NDB 1 30 Gambar 26. Vaksin ND Kill 2. Pembahasan Menurut Sundaryani (2007) Jenis-jenis vaksin ND antara lain vaksin ND inaktif/ vaksin kill (vaksin yang mengandung virus yang sudah diinaktifkan) dan vaksin ND aktif yaitu vaksin yang mengandung virus yang masih hidup atau masih aktif, tetapi sifatnya sudah tidak ganas lagi bagi ayam yang divaksin. Virus ini tidak lagi dapat membuat ayam yang divaksin sakit, tetapi merangsang ayam untuk membentuk antibodi (zat penolak) sehingga timbul kekebalan. Berdasarkan jenis virus yang digunakan sebagai bahan, vaksin aktif ND dibedakan menjadi vaksin lentogenik dan vaksin mesogenik Praktikum kesehatan ternak dalam acara vaksinasi menggunakan ternak ayam kampung, ada beberapa vaksin yang diberikan pada ternak yaitu Vaksin ND B1, Vaksin Fowl Pox, dan Vaksin ND Kill. Vaksin ND B1 diberikan denhan cara diteteskan melalui mata, hidung atau mulut ternak ayam kampung dengan dosis 1 tetes atau 0,03 ml, sebelum dilakukan tetes mata, hidung atau mulut vaksin ND B1 dicampur terlebih dahulu dengan larutan dapar dikocok dengan pola angka 8, setelah tercampur baru bisa digunakan dan diteteskan ke bagian mata, hidung atau mulut ayam tersebut. Vaksin Fowl Pox diberikan dengan cara digoreskan dikulit sayap dengan dosis 0,01 ml. Langkah vaksinasi dilakukan dengan cara mensterilisasikan penggores terlebih dahulu. Melarutkan vaksin ke dalam botol pelarut dengan mengocoknya. Mencelupkan penggores padan larutan vaksin fowl pox , kemudian menggoreskan pada lipatan kulit sayap ayam kampung tersebut. Pemberian vaksin ini untuk mencegah terjadinya penyakit cacar atau fowl pox. 31 Vaksin ND Kill diberikan dengan cara di injeksikan atau disuntikkan. Pemberian vaksin ND Kill dengan cara injeksi intramuscular pada bagian paha ayam dengan dosis 0,3 ml. Langkah pemberian vaksin ini, ambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,3 ml, lalu membersihkan paha ayam dengan alkohol yang akan di injeksi, dan kemudian menyuntikkan vaksin ND Kill ke paha secara perlahan. Merlin (2014) menyatakan bahwa keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor tatalaksana, faktor vaksin, dan faktor individu. Faktor tatalaksana meliputi cara vaksinasi, waktu vaksinasi, keterampilan vaksinator (orang yang memberikan vaksinasi), dan kondisi lingkungan. Faktor vaksin meliputi kualitas vaksin, jenis vaksin, dan cara penyimpanan vaksin. D. Pengambilan sampel darah 1. Hasil Pengamatan Tabel 6. Pengambilan sampel darah Gambar Keterangan Darah diambil menggunakan spuit pada bagian vena pectoralis di bagian sayap Sumber : Laporan sementara praktikum kesehatan ternak 2016. Gambar 27. Darah pada mikrotube 32 2. Pembahasan Menurut Rianto (2004) Pengambilan sampel darah pada ternak tidak bisa dilakukan dengan cara sembarangan, diperlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi. Hal ini dikarenakan apabila terjadi kesalahan maka darah tidak akan terhisap keluar dan apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar maka akan menimbulkan sakit pada ternak. Pengambilan darah pada ternak dilakukan dibagian vena jugularis dan vena bracialis, pemeriksaan ini selain untuk bakteriologis juga dapat mendiagnosis penyakit pada ternak. Pengambilan darah dilakukan di bagian sayap ayam yang diteliti dengan cara penyuntikan. Darah diambil dari vena pectoralis dengan menggunakan spuit sebanyak 1 ml, kemudian dimasukkan dalam mikrotube yang sebelumnya sudah diberi Ethylene Diamine Tetraceptic Acid (EDTA) agar darah tidak menggumpal. Sampel darah ini dapat diteliti mengenai penyakit apa yang menyerang ayam yang diamati. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pengambilan sampel darah ternak dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010) yang menyatakan bahwa pengambilan darah merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan.