BAB IV WACANA JIHAD DALAM NOVEL PENGANTIN TERORIS A

advertisement
BAB IV
WACANA JIHAD DALAM NOVEL PENGANTIN TERORIS
A. Gambaran Umum Novel Pengantin Teroris
Tokoh fiktif dari sosok berinisial “NA” (Nasir Abbas) dalam novel
pengantin teroris bernama Sukre. Sukre merupakan seorang mantan
teroris yang telah menjadi pemimpin pelatihan Militer Kamp Hudaibiyah
yang tergabung dalam organisasi Jama’ah Islamiah atau yang lebih
dikenal dengan JI. Organisasi ini dengan tegas mengecam negara-negara
mana pun yang menganut sistem demokrasi. Menurut mereka, sistem
pemerintahan demokrasi adalah sistem pemerintahan thagut tidak sesuai
dengan hukum yang diturunkan oleh Allah(menyalahi aturan agama
Islam) yang harus diperangi.
Dari kisah inilah diungkapkan suatu persentuhan ideologi antara
Sukre dan Ustad Halim. Sejak Sukre diperkenalkan dengan ustad Halim
oleh Rahman teman akrabnya. Ustad yang baru mereka kenal itu sedikit
demi sedikit memasukkan logika berpikir haraky (pergerakan keras) ke
dalam jiwa Sukre dan Rahman. “Kehidupan kalian sangatlah jauh dari
tuntunan syari’at yang sebenarnya. Karena kalian hidup dan berkumpul
dengan orang-orang yang salah dalam memilih jalan kehidupan,” tutur
Ustadz Halim dengan nada meyakinkan”.1
1
Abu Ezza, Pengantin Teroris...h. 36
59
60
Latar pendidikan Sukre dan Rahman yang kurang memahami
tentang
dasar agama dan cara berpikir mereka yang masih polos
membuat mereka menerima ajakan ustad Halim untuk hijrah dan berjihad
tanpa renungan yang mendalam. Hingga akhirnya Sukree dan Rahman
harus rela meninggalkan kampung halamannya, bukit Cupang, kaki
gunung Cimarai, Johor Malaysia kemudian hijrah ke Afganistan,
memenuhi instruksi yang diberikan Ustad Halim untuk memilih jalan
hidup yang benar, yaitu jihad atas nama agama.
Setelah delapan tahun lamanya Sukree meninggalkan kampung
halaman dan harus merelakan berpisah dengan Wahab, Salmah (adik
kesayangannya), ayah dan ibu serta tunangan yang sangat dicintainya
Azizah. Dia pun kembali pulang ke kampung halamannya membawa
sejuta rindu yang telah lama ia tahan. Tak hanya itu, ia tentunya sudah
banyak pengalaman dan makan asam garam di negeri antah berantah sana
(Afganistan). Mulai dari konsep Islam yang keras hingga membuat bom
rakitan telah ia kuasai.
Sebagai organisasi yang mempunyai misi mendirikan negara
Islam, JI menyebarkan kader-kadernya untuk selalu berfatwa dan berjihad
sesuai dengan orientasi yang mereka inginkan. Melalui gerakan yang
tersembunyi orang-orang yang tergabung dalam JI selalu menggulirkan
wacana gerakan subversif terhadap thaghut yang mereka klaim kafir dan
wajib hukumnya diperangi.
61
JI yang didirikan oleh Abdu Shamad dan Abdul Halim di Pesantren
Lukmanul Hakim tahun 1993 yang berpusat di Malaysia yang dijadikan
tempat melandingkan kader-kader teroris yang akhir-akhir ini meresahkan
masyarakat. Abu Dujana yang berhasil ditangkap tahun 2006 lalu adalah
salah satu pemimpin organisasi ini. 2
Sukre kembali pamit kepada orangtuanya untuk mengamalkan
ilmunya dan berjihad di Indonesia. Tampak kekecewaan mendalam
dirasakan oleh ibunya, bahkan Salmah adiknya merasakan hal yang sama.
Salmah tidak segan-segan melontarkan sebuah tanya kepada kakaknya itu
sebagai bentuk keberatannya. Tetapi Sukre tidak menghiraukan seruan
adiknya itu, bahkan ibunya pun ia acuhkan. Jihad yang selalu
didengungkan dalam al-Qur’an dimaknai secara mentah-mentah dan
sangat tekstual. Baginya, jihad yang diridhai Allah adalah dengan
memerangi orang-orang yang memusuhi Islam, seperti kaum Yahudi,
Nasrani dari bangsa Israel, Amerika dan lainnya.. Kebencian Sukree
terhadap musuh-musuh Islam itu telah menutup mata keadilan.
Seiring dengan bertambahnya pengalaman serta keterlibatannya
dalam aksi terorisme. Benih-benih kesadaran dan penyesalan mulai
merasuk ke sela-sela pemikirannya yang radikal. Sukre merasakan bahwa
ada kesalahan besar yang dia lakukan bersama teman-temannya. Ia pun
dihantui rasa bersalah dan menyesal sedalam-dalamnya dengan
pemboman yang dilakukannya beberapa waktu lalu yang telah
2
Ibid,.h.118-119.
62
menewaskan begitu banyak warga sipil yang tak bersalah. Ia mencoba
mengingat perjuangan pada masa rasulullah, dimana pada jaman itu tidak
ada peristiwa seperti apa yang ia lakukan bersama teman-temanya.
Hingga akhirnya, kesadaran yang sesungguhnya benar-benar ia rasakan
ketika aparat kepolisian berhasil membekuknya di tempat ia meracik bom,
Karawang.
Setelah sekian lamanya mengkader banyak “mujahid” di Indonesia,
Sukree akhirnya menemukan kesadaran kembali ke jalan Islam damai.
Bukan pentungan polisi yang menyadarkannya, bukan peperangan yang
membuatnya kembali, bukan penangkapan teman-temannya yang
membuatnya taubat, tetapi justru perlakuan penjaga penjaralah yang
membuatnya merenung tentang aksi jihadnya selama ini. Setelah
tertangkap dan ditahan, seorang sipir penjara tua, beruban, ramah, dan
beragama Nasrani memperlakukannya secara lembut ketika ia mau shalat.
Perlakuan inilah yang menggetarkan nuraninya seorang Nasrani yang
menghormati ibadah pemeluk agama lain dan mempercayainya meskipun
ia seorang tersangka teroris. Getaran hati ini sebenarnya jauh hari pernah
ia rasakan tatkala adiknya, Salmah, mengkritisi cara jihadnya.
Sukree benar-benar dihadapkan pada ambiguitas yang berat antara
mengakui semua kedok jaringan teroris dan menjaga image di mata
sahabat dan gurunya atau menceritakan semua yang ia ketahui tentang
jama’ah Isalamiyah. Interogasi sesi pertama dilakukan. Namun ia tak
bergeming sepatah kata pun kecuali hanya mengucapkan istighfar.
63
Sukree pun akhirnya sadar dan ia telah menyesali perbuatannya,
Hatinya tiba-tiba tergetar dengan sebuah ayat yang terdapat dalam alQur’an: “Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini dan semua yang ada di dalamnya” (QS AlMu’minun, 23:71).
B. Analisis Wacana Jihad dengan Model Halliday
a. Medan Wacana
Dalam novel “Pengantin Teroris” (memoar NA), Abu Ezza
menggambarkan tentang ideologi jihad yang di pahami oleh kelompok
fundamentalis dan aksi terorisme yang selama ini terjadi di Indonesia,
dimana kelompok ini menyakini bahwa ideologi
merekalah yang
paling benar dan ide-ide yang di luar kelompok mereka dianggap bisa
merusak umat manusia dan karenanya harus diperangi dengan cara
melakukan hijrah dan berjihad. Sebagaimana kutipan berikut:
“Sesungguhnya kehidupan kalian sangatlah jauh dari tuntunan
syariat yang sebenarnya, karena kalian hidup dan berkumpul
dengan orang-orang yang salah dalam memilih jalan kehidupan.
Kalau ana boleh mengajak, marilah berhijrah3 bersama ana dan
rekan-rekan kita yang lain untuk menjadi muslim sejati yang bisa
mengamalkan kehidupan secara sempurna. Apabila itu bisa kalian
lakukan niscaya kemuliaan akan kalian dapatkan dalam kehidupan
dunia dan akhirat kalian” ujar ustad Halim”.4
3
Hijrah : berpindah, meninggalkan, berpaling, dan tidak memperdulikan lagi.
Pengertian hijrah 1) kaum muslimin meninggalkan negari asalnya yang berada di
bawah kekuasaan pemerintah yang kafir,2) menjauhkan diridari dosa. Hijrah dalam
sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan berpindahnya nabi Muhammad saw dari
Mekah ke Madinah, dalam hubungan ini hijrah berarti berkorban karena Allah, yaitu
memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan cintai demi tegaknya
kebenaran dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri yang lain. Lihat
Ekslopedi Islam, Jakarta : Ikrar Mandiriabadi, 2000, h. 10.
4
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 36.
64
“Apabila menghendaki kebaikan dalam hidup ini, tidak cukup
bagi antum hanya melakukan hijrah saja tanpa diiringi dengan
jihad. Kita harus mengiringi hijrah yang kita lakukan dengan jihad
di jalan Allah. Kita juga harus berjihad untuk membantu temanteman kita sesama muslim di Palestina dan Afganistan.5
Kutipan di atas menceritakan tentang seorang ustad (Ustad
Halim) dan dua orang pemuda (Sukre dan Rahman) yang mana Ustad
tersebut ingin mengajak dua pemuda itu untuk
berhijrah bersama
kelompoknya, karena menurutnya untuk menjadi muslim yang sejati
itu
harus
mengamalkan
kehidupan
yang
sempurna,
apabila
menginginkan kehidupan yang mulia di dunia dan akhirat. Dalam hal
ini, kata hijrah bisa bermakna berpindah dari perbuatan buruk kepada
perbuatan baik. Ada sekelompok orang yang melakukan hijrah dengan
mengasingkan diri dari orang-orang yang dianggap ahlul bid’ah (orang
yang mengamalkan amalan ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh
nabi Muhammad saw),dan mereka tidak mau terlibat dalam aktivitas
pemerintah termasuk bersekolah di sekolah negeri dengan maksud
melaksanakan sikap hijrah dan tidak mau tercampuri dengan sesuatu
yang dianggap haram. Adapun sikap hijrah dalam bentuk menjauhkan
diri dan mengasingkan diri dari masyarakat antara lain6 :
1. Tidak mau sholat berjamaah di belakang imam atau di masjid yang
tidak sepaham dengannya. Apalagi masjid itu dibangun oleh
5
6
Ibid,h.40
Nasir Abas, Melawan Pemikiran Aksi Bom Imam Samudra & Noordin M.Top,
Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007, h. 36.
65
pemerintah yang dianggap sebagai masjid dhirar (masjid merusak
iman).
2. Tidak menyekolahkan anaknya di sekolah pemerintah. Ada juga di
antara mereka yang telah dibaiat masuk jamaah kemudian berhenti
kuliah karena menganggap mendapat pendidikan di sekolah toghut.
3. Meninggalkan rumah (orang tua) karena menganggap orang tua
kandung, kakak, dan adik tidak sepaham (apalagi kalau ada yang
menentang).7
Menurut Nasir Abas dalam bukunya yang berjudul: Melawan
Pemikiran Aksi Bom Imam Samudra & Noordin M.Top , bahwa
kelompok Noordin M.Top telah mengajarkan makna kata hijrah
kepada anggotanya agar melupakan dunia, tidak memerdulikan
keluarga, meninggalkan ayah, ibunya, meninggalkan anak istrinya
tanpa memberikan biaya (nafkah). Dia mengajak anggotanya untuk
hijrah dari dunia ke alam kematian (bukan akhirat, sebab hanya Allah
saja yang tau), memberikan pengharapan masuk surga, mendapatkan
kebaikan surga seandainya bersedia mengorbankan diri mati menjadi
pelaku bom bunuh diri atau mati karena berada bersamanya.8
Sebagaimana kutipan berikut:
“Kalian harus meninggalkan keluarga kalian dan membuka
lembaran kehidupan yang baru. Sebuah kehidupan yang serat
dengan nilai Islami, dan membangun sebuah sistem Islami di
masyarakat kita. Dan semua itu hanya akan terwujud apabila
7
Ibid, h. 37.
8
Ibid,.h. 38.
66
sudah ada negara Islam atau khilafah Islam di muka bumi ini,
karena dengan cara itulah kalian bisa melaksanakan ajaran Islam
dengan sempurna. Tidak setengah-setengah, bagaimana pendapat
antum? Ustad Halim makin menjurus pada inti yang dia inginkan
dari dua anak muda ini, yaitu membuat mereka berdua siap untuk
meninggalkan keluarga dan berjuang untuk kelompok mereka dan
beragama dengan pemahaman yang dianut oleh Ustad Halim
bersama rekan-rekan di dalam kelompok. Hanya dengan cara
seperti itulah kedua anak muda ini akan tertarik pada ajakannya
dan menjadi generasi-generasi yang loyal pada kelompoknya.”9
Dalam pandangan gerakan terorisme sistem pemerintahan yang
tidak memakai aturan atau hukum Islam (syari’at Islam) sama halnya
dengan pemerintahan thagut. Mereka menilai bahwa sistim politik
yang kini diterapkan di negara-negara yang berpenduduk muslim,
termasuk Indonesia tidak sesuai dengan syariat Islam, oleh karena itu
harus diperjuangkan untuk diubah agar sejalan dengan ajaran Islam.
Mendirikan negara Islam dan menerapkan syariat Islam merupakan
bagian dari cita-cita mereka (para pelaku teroris):10
“Akh Sukre dan Akh Rahman. Sistim pemerintahan kita ini
adalah pemerintahan thagut. Pemerintahan kita adalah
pemerintahan yang kufur, karena mereka tidak memakai hukum
yang diturunkan oleh Allah. Dan siapa-siapa yang tidak
meninggalkan pemerintah yang seperti ini maka diapun termasuk
bagian dari thagut dan kufur”.11
Fenomena radikalisme sekarang ini hanya menyediakan dua
pilihan yaitu hidup mulia (isy kariman) atau mati syahid (mut
syahidan). Dua pilihan tersebut menempatkan realitas kehidupan
9
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 37
10
Wawan H. Purwanto, Terorisme…h. 34.
11
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 38.
67
sebagai fenomena akhir zaman yang dikuasai oleh dajjal dalam sistem
thagut kemudian mendasari pemahaman dan perilaku radikal. Jika
mereka bisa memenangkan sistem peperangan melawan sistem thagut,
maka akan hidup dalam sistem negara Islam, namun jika kalah dan
tewas haruslah tewas sebagai mati syahid yang akan menerima balasan
surga di akhirat kelak. Bagi penganut paham demikian, maka semua
orang selain diri dan kelompoknya yang ada didalamnya dianggap
sebagai pendukung sistem thagut yang harus dihancurkan sebagai
syarat bagi berlakunya ajaran Islam yang mereka yakini dan
perjuangkan. 12
Pada saat perang berkecamuk di Afganistan akibat serbuan Uni
Soviet, menarik minat ribuan muslim radikal dari penjuru dunia untuk
berkumpul di satu tempat dan satu tujuan, yaitu membebaskan
Afganistan dari tangan Uni Soviet. Dari sinilah kemudian terbentuk
organisasi lintas negara, yang hanya berupa kesamaan ideologi, visi
dan
misi.
Terjadinya
dialog
yang
intensif
diantara
mereka
memunculkan satu keinginan dan satu tujuan untuk menegakkan
negara Islam Asia Tenggara. 13
Ustad Halim memberikan wejangan kepada Sukre dan temantemannya. Isi nasehat ustad Halim berkisar mengenai bagaimana
persaudaraan sesama muslim harus dijaga dan pentingnya untuk
melakukan jihad dalam kehidupan demi untuk menegakkan
syariah Islam.” Anak-anakku generasi pejuang Islam. Islam adalah
agama yang dibangun berdasarkan persaudaraan. Saat ini rekanrekan kita di bumi Afganistan sedang dijajah oleh tentara
12
Bilveer Sigh & Abdul Munir Mulkhan, Jejaring Radikalisme …h. 28.
13
Wawan H. Purwanto, Teroris Undercover…h. 30.
68
komunis, Uni Soviet, sudah sepatutnya kita sebagai sesama
muslim membantu dan menolong mereka untuk kembali
mendapatkan hak hidup mereka”.14
Saat terjadi perang Afganistan Uni Soviet, Abdullah Sungkar
dan Abu Bakar Ba’asir mengirimkan relawan (mujahidin) ke
Afganistan untuk berperang melawan Uni Soviet. Sesampainya di
Afganistan, para mujahidin ini didik kemiliteran sebelum diterjunkan
dalam kancah peperangan. 15 Para anggota JI yang baru saja ikut dalam
organisasi tersebut, mereka harus menjalani pendidikan militer di
Afganistan ada beberapa pelajaran ke militeran yang mereka jalani
yaitu: pertama, tactic yang merupakan seni untuk melakukan
pertempuran infanteri, ke dua, map reading yaitu ilmu yang
mengajarkan kemahiran seputar menggambar dan memahami peta dan
navigasi, ke tiga, weapon training, berupa kemahiran sekitar berbagai
macam senjata infanteri serta artileri dan ke empat field eggineering,
berupa kemahiran seputar ranjau standar buatan pabrik, bahan peledak
pembuatan bom dan penggunaannya sebagai alat penghancur termasuk
pengetahuan mengenai peracikan bahan kimia serta bahan dapur yang
bisa diolah menjadi bahan peledak.16
14
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 62.
15
Wawan H. Purwanto, Teroris Undercover…h. 23.
16
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 94.
69
Selain itu mereka juga diajarkan materi-materi tentang
pelajaran agama Islam, seperti tafsir al-Qur’an, hadis Nabi, fiqih sirah,
fikiq haraky, fikih ibadah, kepemimpinan Islam dan fiqih jihad.
Mereka sering bersentuhan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang
mutasyabihat17 dan di sisi lain melupakan ayat-ayat yang muhkamat18.
Ideologi dan fiqih yang diajarkan berbeda dengan ideologi dan fiqih
pada umumnya, fiqih yang mereka anut adalah fiqih kelompok aliran
khawarij, di samping fatwa-fatwa ulama tertentu seperti Ibnu
Taimiyah.19
“ Jihad apa yang bisa dilakukan di Indonesia. Indonesia negara
yang aman, damai dan tidak ada peperangan di sana. Kalau abang
mau berjihad, berjihadlah di sini di rumah ini. Abang membantu
orang tua, mengurusi mamak dan bapak, mengurus mushola
seperti cita-cita abang dulu” ujar Salmah”.20
Dalam pandangan Sukre jihad yang sejati bukanlah dengan
membantu orang tua, mengurusi mushola, dan berdakwah. Menurutnya
jihad yang sejati adalah dengan berperang melawan musuh-musuh
Allah, yaitu orang-orang Yahudi, dan Nasrani dari bangsa Israel,
Amerika, Spanyol, Australia, Inggris dan setiap negara yang
mempunyai andil menghancurkan umat Islam di Afganistan dan Irak.
17
Ayat-ayat mutasabihat adalah ayat-ayat yang belum jelas atau masih
samar maknanya.
18
Ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang mempunyai arti yang jelas
atau pasti.
19
Ibid, h. 96.
20
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 128.
70
“ Salmah, kau masih terlalu belia untuk bisa memahami masalah
ini. Jihad yang sejati bukanlah seperti yang kau sebutkan tadi,
Jihad yang sejati adalah berperang melawan musuh-musuh Allah”
ujar Sukre. Siapa musuh-musuh Allah yang abang maksud di
Indonesia? Siapa?.” Orang-orang Yahudi, dan Nasrani dari bangsa
Israel, Amerika, Spanyol, Australia, Inggris dan setiap negara
yang mempunyai andil menghancurkan umat Islam di Afganistan
dan Irak. Mereka semua adalah musuh-musuh Allah yang nyata,”
Sukre terlihat emosi.21
Kebencian yang berlebihan terhadap orang kafir yang
didasarkan pada pemahaman keliru terhadap ayat al-Qur’an secara
tekstual, dapat membuat seseorang melakukan aksi kekerasan terhadap
warga sipil non muslim. Contoh ayat al-Qur’an yang selalu digunakan
oleh pelaku kekerasan adalah perintah membunuh dan memerangi
orang-orang kafir.22
…


 
...
Artinya: “… Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja
kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka…”.23
 
…  
21
Ibid, h. 129.
22
Nasir Abas, Memberantas Terorisme, Memburu Noordin M.Top, Jakarta:
Grafindo Khazanah Ilmu, 2009, h.63.
23
At-Taubah [9]:5,Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemah,
Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002,h.187.
71
Artinya: “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka
dengan (perantara) tangan-tanganmu…”.24






…  
Artinya: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah
dan tidak (pula) kepada hari kemudian,…”.25


…. 
Artinya: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai
mereka,…”.26






…    
Artinya: “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan
supaya agama itu semata-mata untuk Allah…”27
Jika potongan ayat-ayat al-Qur’an di atas di baca sepotongsepotong, maka dengan mudah dapat dipahami bahwa al-Qur’an
memerintahkan umat Islam untuk membunuh orang-orang kafir (non24
[9]:
25
At-Taubah [9]: 29, Ibid,h.191.
At-Taubah
Terjemah…h.189
14,
Departemen
26
Al-Baqarah [2]:191, Ibid, h. 30.
27
Al-Anfal [8]: 39, Ibid, h. 181.
Agama
RI,
Mushaf
al-Qur’an
72
muslim) di mana saja mereka berada dan siapa pun mereka, tidak
terbatas jenis kelamin dan umur. Seandainya perintah al-Qur’an ini
tidak dilaksanakan, maka dianggap berdosalah seorang muslim, sama
seperti seseorang yang tidak melaksanakan shalat.28
Ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw, pasti ada sebab musababnya dari peristiwa yang terjadi pada
waktu itu. Ayat al-Qur’an diturunkan sebagai solusi terhadap
permasalahan yang muncul. Ayat-ayat di atas tidak sempurna karena
berupa potongan ayat dari sebuah ayat yang sempurna. Kesimpulan
dari potongan ayat al-Qur’an di atas bahwa ayat-ayat tersebut berlaku
di medan pertempuran sebagai pengarahan bagi pejuang Islam di
medan pertempuran yang tengah menghadapi pasukan bersenjata
musuh.29
“Astaghfirullah, maksud abang turis-turis yang datang ke
Indonesia?sergah Salmah..”Iya jawab Sukre singkat….Bang,
mereka datang ke Indonesia secara resmi dengan mengambil
visa sesuai standar ke emigrasian Indonesia, walaupun negara
mereka memusuhi umat Islam,akan tetapi keamanan mereka
adalah tanggung jawab pemerintah setempat, haram hukumnya
melakukan pembunuhan terhada mereka,” ujar Salmah. 30
Sebagaimana yang dikutip oleh Syeh Yusuf Qardawi dari
pendapat para ulama ahli fikih bahwa orang-orang asing yang legal
datang ke Indonesia dengan mengambil visa atau sesuai prosedur ke
28
Nasir Abas, Memberantas Terorisme Memburu Noordin M.Top,…h.63-64.
29
Ibid, h.64-65
30
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h.130-131
73
imigrasian, wajib hukumnya bagi pemerintah untuk memberikan
perlindungan kepada mereka, dan diharamkan kepada siapa pun untuk
menyakiti atau membunuh mereka walaupun negara mereka
memusuhi umat Islam. Para ulama menyebut para turis tersebut dalam
istilah fikih musta’minin (orang-orang yang harus dilindungi
keamanannya).31
Sekitar tahun 1999 Osama bin Laden mengeluarkan fatwa
untuk membunuh orang Amerika dan sekutunya. “ Menjadi kewajiban
umat Islam sekarang ini untuk membunuh orang Amerika dan
sekutunya, baik sipil maupun militer, di mana saja mereka berada”.32
Fatwa jihad yang diadopsi oleh ustad Halim, Sukre dan anggota
Jama’ah Islamiyah (JI) lainnya adalah fatwa jihad Usamah bin
Laden ketua pergerakan Tanzhim al-Qaeda yang mengajak
seluruh umat Islam di dunia untuk membunuh semua orang
Kristen dan Yahudi di mana saja mereka berada.33
Pernyataan Osama bin Laden itu diyakini di kalangan anggota
JI. Pernyataan tersebut telah mengubah jalan perjuangan kelompok JI,
di antara pemimpin JI telah terpengaruh dan setuju dengan seruan
Osama bin Laden untuk melancarkan pembalasan terhadap warga sipil
Amerika dan sekutunya. Fatwa tersebut memberi pengaruh yang
sangat besar dalam tubuh JI beserta anggotanya. Kemahiran
kemiliteran yang seharusnya untuk membela umat Islam yang
31
Ibid,.h. 130.
32
Wawan H. Purwanto, Teroris Undercover…h. 33.
33
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 145.
74
diserang di tempat konflik, digunakan untuk membunuh warga sipil
dengan mengatasnamakan Islam.34 Dari sinilah kemudian makna jihad
mengalami distorsi dengan membenarkan pembunuhan atas orangorang non muslim.
Menurut para pelaku peledakan Bom Bali I, Amrozi, pengertian
jihad dibagi menjadi dua yaitu: pertama, jihad dari persfektif
etimologi berasal dari bahasa Arab, kata jihad berasal dari kata fi’l
jahada yang berarti mencurahkan kemampuan dan melawan musuh.
Kedua, dalam pengertian terminologi yakni jihad dalam konsep
hukum Islam, baik yang didasarkan pada al-Qur’an, sunnah, atau ijma
para ulama. Secara terminologis jihad memiliki banyak cakupan
makna, mulai dari berjuang melawan hawa nafsu sampai mengangkat
senjata ke medan perang. Namun ada nilai substasinya yaitu jihad
dipahami sebagai seruan kepada agama yang haq, jika dikaitkan
dengan fi sabil Allah maka jihad berarti berjuang atau berperang di
jalan Allah.35
Mereka memahami bahwa
jihad itu berjuang menegakkan
kebenaran dan memberantas kemaksiatan dengan seluruh kemampuan
yang dimiliki demi meraih kecintaan dan keridhaan Allah. Adapun
hadis yang digunakannya yaitu:
34
Nasir Abas, Melawan Pemikiran Aksi Bom Imam Samudra dan Noordin
M.Top, Jakarta : Grafindo Khazanah Ilmu, 2007, h.31.
35
Zulfi Mubarok, Tafsir…h.7.
75
‫ﻣﻦ را ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻨﻜﺮا ﻓﻠﻴﻐﲑ ﻳﺪﻩ ﻓﺎن ﱂ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊ ﻓﺒﻠﺴﻨﻪ ﻓﺎن ﱂ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊ‬
‫ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ وذﻟﻚ اﺿﻌﻒ اﻻﺋﻴﻤﺎن‬
“Barang siapa yang menyaksikan kemungkaran didepan
matanya maka hendaknya diubah keadaan itu dengan tangannya, jika
dia tidak mampu maka hendaknya diubah dengan lisannya. Jika dia
tidak mampu maka hendaknya diubah dengan hatinya, ketahuilah
bahwa itu selemah-lemahnya iman. Menurut Amrozi, jika ada
kemungkaran dan kemaksiatan
yang ditemui maka haruslah
diberantas tuntas dengan tangannya sendiri.36
Dalam pandangan Imam Samudra, pengertian jihad dibagi
menjadi tiga segi yaitu bahasa, istilah dan syar’i, dari segi bahasa
artinya bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga untuk mencapai
tujuan, sedangkan dari segi istilah, artinya bersungguh-sungguh
memperjuangkan, mendakwahkan menegakkan hukum Allah. Adapun
dari segi shar’i, artinya berperang melawan kaum kafir yang
memerangi Islam dan kaum muslimin.
Imam
Samudra
memahami bahwa
jihad
itu
berjuang
menegakkan kebenaran dan memberantas kemaksiatan dengan seluruh
kemampuan yang dimiliki. Dia lebih memahami jihad sebagai perang,
dan pengertian ini dia anggap paling benar, yaitu memerangi orang
kafir yang memerangi orang Islam. menurutnya jihad yang bermakna
36
Ibid,h.7.
76
perang itu merupakan ibadah yang tertinggi dan tidak ada ibadah yang
paling tinggi selain jihad atau memerangi orang kafir.37
Dalam al-Qur’an kata jihad mengindikasi beberapa makna,
antara lain melawan orang kafir dengan menggunakan argument dan
hujjah, melawan para pendukung kesesatan dengan pedang dan
peperangan, melawan hawa nafsu, melawan setan dengan cara tidak
mentaatinya, karena mengharap hidayah Allah. 38
Dalam Islam jihad sebagai salah satu wujud pengamalan ajaran
Islam yang dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dialami oleh umat Islam. Jihad secara umum
mencakup juga keseluruh jenis ibadah yang bersifat lahir dan batin.
Sebagaimana yang dicontohkan dalam sejarah perjuangan Nabi
Muhammad saw selama di Mekah dan Madinah.
Jihad dalam arti khusus baru diizinkan kepada Nabi
Muhammad saw setelah ia bermukim di Madinah selama setahun.
Ketika rasulullah saw berada di Mekah, selama 13 tahun, penyebaran
dakwah Islam tidak dibenarkan dengan kekerasan. Penyebarannya pun
dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kemudian, setelah nabi
mendapatkan perintah untuk berdakwah secara terbuka, mulailah
penyebaran
Islam
tersebut
dilakukan
secara
terang-terangan.
Sekalipun dalam menyebarkan Islam Nabi saw mengalami berbagai
37
38
Ibid,. h.15-16.
Syarifuddin, “Konsep Jihad Dalam Islam”, Jurnal Ilmiah Keagamaan dan
Kemasyarakatan(Himmah),Vo. VI, No. 17 2005, h. 116.
77
penderitaan, Allah swt tetap menyuruh nabi untuk bersabar. Barulah
setelah hijrah ke Madinah, Nabi melawan musuhnya. Tindakan Nabi
saw dilakukan berdasarkan perintah Allah dalam surah al-Hajj (22)
ayat 39:
  






 
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang
diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya.
dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa
menolong mereka itu.39
Kata jihad yang ada dalam al-Qur’an kebanyakan mengandung
pengertian yang umum, artinya pengertiannya tidak hanya terbatas
pada pertempuran, peperangan dan ekspedisi militer, tetapi juga
mencakup segala bentuk kegiatan dan usaha maksimal dalam rangka
dakwah Islam, amar makruf nahi munkar (perintah untuk berbuat
kebaikan dan larangan untuk perbuatan keji.
Para ulama menyimpulkan latar belakang perlunya berjihad,
berdasarkan beberapa surah dalam al-Qur’an, yaitu surah al-Baqarah
ayat 190-193, surah an-Nisa ayat 75, dan surah at-Taubah 13-15.
Latar belakang tersebut antara lain : 1) mempertahankan diri,
39
Al-Hajj[22]:39,
Terjemah…h.337 .
Departemen
Agama
RI,
Mushaf
al-Qur’an
78
kehormatan, harta, dan negara dari tindakan sewenang-wenang
musuh. 2) memberantas kezaliman yang ditujukan kepada pemeluk
agama Islam, 3) menghilangkan fitnah yang ditimpakan kepada umat
Islam, 4) membantu orang yang lemah dan 5) mewujudkan keadilan
dan kebenaran. Tujuan jihad yang terdapat dalam al-Qur’an adalah
terlaksananya syari’at Islam dalam arti yang sebenarnya, serta
terciptanya
suasana
yang
damai
dan
tentram.
Islam
tidak
membenarkan pemeluknya untuk menyerang musuhnya. 40 Hal ini
ditegaskan Allah swt dalam surah an-Nisa ayat 90 :




























 



   

Artinya: “Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada
sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada
Perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada
kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk
memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah
menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka
40
Ensiklopedi Islam…h. 314-315
79
terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi
jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu
serta mengemukakan perdamaian kepadamu, Maka Allah
tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan
membunuh) mereka.41
“Siapa yang akan mendanai acara jihad kita ini dan kapan dana
untuk melakukannya datang, biar kita atur strategi dan
operasinya sematang dan serapi mungkin, mereka (orang-orang
Amerika dan sekutunya) harus merasakan kepedihan dan
penderitaan seperti yang dialami oleh saudara-saudara kita di
Palsetina, Afganistan dan Irak”ujar Sukre.42
“Benar, ustad kita harus membalas perlakuan mereka sesuai
dengan apa yang mereka perbuat pada saudara-saudara
kita”jawab Ridla.
“Insya Allah nanti Hambal akan mengirimkan kurir kesini, lusa
dia baru sampai disini. Ada salah seorang mujahid kita dari
Pakistan yang siap mendanai semua operasi yang akan kita
lakukan di Indonesia. Begitu kira-kira bunyi email yang saya
terima dari ustad Hambal, mengenai siapa dan berapa
jumlahnya saya belum dikasih tahu, mungkin nanti kurir itu
yang akan menjelaskan” kata Aiman.
“ Bagus, kalau begitu semuanya sudah siap. Sesudah kurir itu
datang nanti kita beli keperluan-keperluan untuk melakukan
pemboman di tempat paling strategis dan maksimal yang bisa
kita lakukan di Jakarta, biar Amerika dan sekutunya melihat
dan melakukan instrospeksi terhadap kezhaliman yang mereka
lakukan kepada umat Islam” kata Sukre.43
Sukre dan kedua muridnya (Aiman dan Ridla) ingin melakukan
aksi jihad di Jakarta, sebelum melakukan aksi jihadnya, terlebih dulu
mereka mengatur strategi menentukan di mana tempat untuk
melakukan aksi jihadnya. Pemboman pertama yang dilakukan Sukre
41
An-Nisa [4]: 40, Departemen Agama RI, Mushaf al-Qur’an Terjemah…h.
42
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 152.
43
Ibid, h. 153.
92.
80
dan kedua muridnya adalah kedutaan besar Australia dan yang kedua
adalah JW Marriot. Mereka melakukan hal tersebut karena di picu
oleh rasa solidaritas mereka terhadap umat Islam di Afganistan,
Palestina dan Irak. Kebencian mereka terhadap Amerika dan
sekutunya membuat mereka melakukan hal-hal yang menyimpang
dari ajaran Islam, misalnya, akibat pemboman yang mereka lakukan
banyak warga sipil, khususnya umat Islam yang juga menjadi korban.
“Akhi, saya sudah membaca surat ustad Hambal, dan kamipun
telah menerima uang yang antum bawa untuk melakukan operasi
pada tanggal 11 september nanti. Sebelum kami mengucapkan
selamat untuk melakukan jihad dan selamat kalian akan mendapat
surga Allah dengan pahala syahid yang akan kalian bawa
menghandapnya kelak. Sungguh saya sangat terharu melihat
keberanian kalian untuk melakukan bom syahid terhadap musuhmusuh Allah yang berkeliaran di muka bumi-Nya.” Kata Sukre.44
Dalam pandangan Sukre orang
yang berjihad dengan
melakukan bom bunuh diri atau bom syahid akan mendapatkan pahala
syahid, dan akan mendapatkan surga-Nya. Doktrin jihad tersebut
membuat para “calon pengantin”45 mudah terpengaruh
untuk
melakukan berbagai aksi bom bunuh diri, dan tujuan mereka
melakukan hal tersebut hanya ingin mendapatkan gelar syahid.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara umum Abu Ezza
memaparkan tentang makna jihad yang dipahami oleh sekelompok
44
45
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 159.
Pengantin adalah istilah yang digunakan oleh kelompok teroris bagi calon
pengebom bunuh diri. Dengan kata lain yang dimaksud dengan calon pengantin
adalah orang yang ingin atau bersedia mengorbankan dirinya untuk melakukan aksi
bom bunuh diri. http:// www.antaranews.com /berita/1250161089/mengapapengebom-bunuh-diri-disebut-pengantin.
81
orang, dalam hal ini adalah kelompok Jama’ah Islamiyah (JI), yang
mana jihad yang dipahami oleh kelompok JI ini adalah jihad dengan
melakukan pembunuhan terhadap kaum Yahudi, Kristen, Amerika
dan sekutu-sekutunya. Hal tersebut didasari atas fatwa Osama Bin
Laden,tokoh pergerakan al-Qaeda yang memerintahkan agar umat
muslim di seluruh dunia membunuh kaum kafir di mana saja mereka
berada.
Fatwa ini
kemudian memberikan keyakinan
kepada
sekelompok orang untuk melakukan aksi jihad, membunuh kaum kafir
dengan cara melakukan aksi-aksi teror terhadap mereka.
Para pelaku teror tersebut menyakini bahwa ideologi merekalah
yang paling benar dan ide-ide yang di luar ideologi mereka dianggap
bisa merusak umat manusia, karenanya harus diperangi. Sejalan
dengan aksi terorisme yang dilakukan oleh sebagian umat muslim
dengan melakukan aksi pemboman, para pelaku teror juga menyakini
jika mereka mati dalam melakukan aksi pemboman, maka mereka
akan mendapat gelar mati syahid dalam rangka jihad menegakkan
ajaran Allah swt. Tindakan yang mereka lakukan itu dianggap sebagai
tindakan syahid yang akan diganjar surga dan disambut malaikat
dengan sejumlah bidadari.
Dalam konteks sosial masyarakat penulis berkesimpulan bahwa
teks-teks yang ada dalam novel “pengantin teroris” tersebut intinya
mereka (para pelaku teror) menginginkan sebuah pemerintahan yang
sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Hadist, sehingga cita-cita
82
untuk mendirikan negara Islam di Indonesia tercapai. Dalam
pandangan mereka sistem pemerintahan yang tidak memakai hukum
syari’at dan tidak sesuai dengan tuntunan al-Qur’an adalah sistem
pemerintahan thagut, yang mana pemerintahan yang demikian itu
harus diperangi.
b. Pelibat Wacana
Dalam novel “Pengantin Teroris”, (memoar NA), Abu Ezza
melibatkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam kelompok
jama’ah Islamiyah (JI) seperti ustad Halim, Sukre, dan anggotaanggota JI lainnya, serta pihak kepolisian. Di mana dalam tokoh
tersebut Ustad Halim di kenal sebagai seorang Ustad yang berilmu
agama tinggi dan pandai dalam mempengaruhi pemuda-pemuda
muslim untuk masuk dalam kelompoknya untuk melaksanakan jihad
dalam
rangka
menegakkan
sebuah
negara
yang
sistem
pemerintahannya berdasarkan dengan syari’at Islam atau Negara
Islamiyah. Sebagaimana kutipan berikut:
“Saya baru teringat, selama di Bandar saya sering jumpa
seorang ustad yang menurut saya alim (berpengetahuan agama
yang luas). Sepengetahuan saya, dia ustad yang sangat
mencintai dakwah dan harakah”46
“Kalian harus meninggalkan keluarga kalian dan membuka
lembaran kehidupan yang baru. Sebuah kehidupan yang serat
dengan nilai Islami, dan membangun sebuah sistem Islami di
masyarakat kita. Dan semua itu hanya akan terwujud apabila
sudah ada negara Islam atau khilafah Islam di muka bumi ini,
karena dengan cara itulah kalian bisa melaksanakan ajaran
46
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 12.
83
Islam dengan sempurna. Tidak setengah-setengah, bagaimana
pendapat antum? Ustad Halim makin menjurus pada inti yang
dia inginkan dari dua anak muda ini, yaitu membuat mereka
berdua siap untuk meninggalkan keluarga dan berjuang untuk
kelompok mereka dan beragama dengan pemahaman yang
dianut oleh Ustad Halim bersama rekan-rekan di dalam
kelompok. Hanya dengan cara seperti itulah kedua anak muda
ini akan tertarik pada ajakannya dan menjadi generasi-generasi
yang loyal pada kelompoknya.”47
“Anak-anakku, generasi pejuang Islam. Islam adalah agama
yang dibangun berdasarkan persaudaraan. Bahkan lebih dari
sebuah persaudaraan karena ikatan persaudaraan kita dibangun
karena Allah. Saat ini rekan-rekan kita di bumi Afganistan
sedang dijajah oleh tentara komunis, Uni Soviet. Sudah
sepatutnya kita sebagai sesama muslim membantu dan
menolong mereka untuk kembali mendapatkan hak hidup
mereka. Di sinilah jihad dibutuhkan dan hendaknya kita
menjadi orang-orang yang mampu melakukannya.”48
Dalam kutipan di atas Ustad Halim yang merupakan amir atau
pemimpin dari pondok Pesantren Lukmanul Hakim, mencoba
memasukan ideologi atas dasar agama kepada generasi muda, agar
para generasi muda tertarik untuk berhijrah dan melakukan jihad
bersama dengan kelompoknya, serta mau mengikuti ajaran agama
yang sesuai dengan pemahaman kelompoknya.
Tokoh
Sukre dalam novel di gambarkan sebagai seorang
pemuda yang baik, berbakti kepada orang tua dan kepada sesama,
Namun setelah dia masuk dalam organisasi JI, dia berubah menjadi
seorang pemuda yang tegar dan berpandangan agama yang kuat.
Sukre merupakan pemimpin sebuah lembaga dakwah yang ada di
47
Ibid, h. 37
48
Ibid,h. 62.
84
Indonesia. Selama memimpin lembaga dakwah di Indonesia Sukre
berhasil merekrut para pemuda untuk masuk ke dalam kelompok JI
melalui majlis ta’lim, pengajian, organisasi, dan pelatihan-pelatihan.
“ Di antara ketiga bersaudara ini, Sukre lah yang dikenal paling
taat beribadah, berbakti pada orang tua, rajin menolong sesama,
dan santun dalam pergaulan dengan siapa pun”.
“Antum ana tempatkan di Karawang, disana kita mempunyai
lembaga dakwah yang baru dibuka, nanti antum yang akan
mengelola dan memimpin lembaga tersebut. Intinya kita harus
bergerak cepat membangun jaringan di Indonesia, baik melalui
majlis dakwah, pengajian, organisasi, pelatihan dan lain-lain.”49
Menurut Nasir Abbas mantan anggota JI, bahwa JI mempunyai
misi untuk melaksanakan syariat Islam sampai pada tegaknya Negara
Islam. kegiatan-kegiatan JI berkisar pada pendidikan, dakwah
Islam,kebajikan sosial dan membantu umat yang tertindas, diserang
atau terlibat konflik. Namun beberapa anggota JI mempunyai pikiran
yang menyimpang dan keliru dalam perjuangan misi JI, yaitu dengan
melakukan aksi pemboman di tempat sipil.50
“Begini ustad, disamping maksud kami bersilaturrahmi kesini,
kami juga ingin ustad ikut membantu acara yang akan kami
lakukan di Jakarta, sepuluh hari lagi.”
“Di mana acaranya dan siapa yang akan melakukannya?”Tanya
Sukre penasaran.
“Kami berdua besok akan ke Jakarta dan akan mempelajari
beberapa tempat yang akan menjadi target kita nanti. Kami
berdua sudah membawa list mengenai target-target itu,
diantaranya JW Marriot, Kedubes Australia dan Kedubes
Amerika.” 51
49
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h.137
50
Wawan H.Purwanto, Terorisme...h.156
51
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 151.
85
Sukre bersama dua orang muridnya yaitu Aiman dan Ridla
akan melakukan jihad di Indonesia, tepatnya di Jakarta, yang menjadi
target dalam aksi mereka adalah JW. Marriot, Kedutaan Besar
Australia, dan Kedubes Amerika. Kebencian mereka terhadap
Amerika dan sekutunya membuat mereka gelap mata.
Pada tanggal 23 April 2003 Abu Rusdan anggota JI ditangkap
oleh pemerintah dengan dakwaan keterlibatannya sebagai pelaksana
tugas harian Jamaah Islamiyah dan kepemilikan senjata tanpa ijin.
Setelah Abu Rusdan tertangkap,giliran Abu Dujana yang ditangkap
oleh pihak kepolisian
pada tahun 2006 dengan dakwaan
keterlibatannya dalam peristiwa pemboman JW Mariot pada tahun
2003 di Jakarta.52
“Jangan bergerak!”bentak seorang laki-laki berpakaian preman
sambilmenodongkan moncong pistol ke kepala Sukre.”Kamu
jangan coba-coba untuk melawan atau kabur, rumah ini sudah
kami kepung, lebih baik kamu menyerah.”Angkat ke dua
tangan dan hadapkan tubuh kebelakang” 53
“Diam kamu bentak mereka geram! Sambil berusaha
memegang tangan Sukre” Ambilkan lakban! Lakban tubuhnya
agar dia tidak mampu melawan lagi.”54
Keberhasilan pihak polri dalam menangkap para pelaku
terorisme, seperti Abu Dujana dan para pengikutnya, sedikit
banyaknya memberikan apresiasi positif
52
Ibid,.h.119.
53
Ibid,.h.168.
54
Ibid,.h.170.
bagi kinerja aparat
86
kepolisian dalam memburu dan membekuk buronan tersangka
terorisme.
“Tolong bawa dia kesel tahanan dan lepaskan borgolnya agar
dia bisa memakai baju tahanan itu, tapi hati-hati kalian jaga dia
seawas dan seketat mungkin, laki-laki ini berbahaya.”55(137)
“Siapa nama anda?” Sukre terdiam dalam kebingungan,
pikirannya berkecamuk antara keinginan untuk menjelaskan
kepada mereka atau berbohong dan menutup rapat-rapat semua
informasi yang akan mereka tanyakan. Kalau jujur
konsekuensinya dia akan dicap sebagai penghianat
organisasinya. Akan tetapi jutaan umat Islam yang selama ini
mendapat informasi yang menyesatkan tentang organisasi
Jamaah Islamiyah dan keberadaannya akan mendapatkan
kebenaran informasi mengenai mereka.
“Apakah harus saya ulangi pertanyaan saya siapa nama anda?”
“Astaghfirullah.”,Astaghfirullah, saya tanya nama anda siapa?
Astagfirullah, jawab Sukre singkat.
“Kami sebenarnya tahu siapa anda dan dari mana anda berasal.
Kalaupun hari ini kami menanyai anda karena kami ingin
memastikan keterlibatan anda dengan berbagai macam
pemboman yang terjadi di negeri ini, anda bernama Sukre alias
Khoerudin alias Subagjo alias pramono Alias Subakti alias
Rahimi, bukan? Sudahlah jawab saja dengan jujur dan jangan
berbelit-belit.56
Tertangkapnya para pelaku teroris tersebut tidak serta merta
membuat pihak kepolisian dapat dengan mudah mengungkap tujuan
para pelaku teroris melakukan aksi pemboman di berbagai tempat di
Indonesia. Cara pihak polisi dalam mengungkap kasus tersebut, tidak
perlu dengan melakukan tindakan yang kasar atau dengan melakukan
kekerasan kepada para pelaku, salah satu cara agar mereka mengakui
perbuatan pemboman yang telah dilakukan mereka yaitu dengan cara
55
Ibid,.h.137.
56
Ibid,h.188.
87
menyentuh hati mereka dengan berprilaku baik terhadap para pelaku,
sebagaimana kutipan berikut:
“Pak, bisa saya bicara empat mata sama bapak?” lelaki yang
memimpin penjaga malam itu menyuruh anak buahnya untuk
pergi dan dia hanya sendiri bersama Sukre. Pelan laki-laki itu
membuka pintu kamar Sukre dan duduk di samping Sukre.
“Apa yang hendak engkau bicarakan denganku?tanya lelaki tua
itu sopan. “Aku mau menjelaskan semuanya tapi ijinkan aku
mandi dan shalat dulu dengan kondisi kaki tidak terborgol!”
pinta Sukre pada lelaki itu, dengan senyum mengembang
sambil menatap mata Sukre dia membuka borgol yang
mengikat kaki Sukre dan mempersilahkan Sukre untuk
melakukan apa yang menjadi keinginanya. Sukre tertegun
dalam benaknya betapa percaya laki-laki ini pada dirinya,
padahal bisa saja dia berbohong dengan kondisi kaki serta
tangan yang tidak terikat oleh borgol dia sangat mudah sekali
untuk melumpuhkan lelaki itu untuk mengambil senjatanya.
Hatinya terketuk bahwa tidak semua orang Nasrani membenci
umat Islam sebagaimana dalam pikirannya selama ini. Pada
akhirnya dia menceritakan yang sejujurnya pada pihak
kepolisian.57
Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa Abu Ezza
menggambarkan bagaimana cara seorang polisi dalam mengungkap
kasus terorisme yang selama ini terjadi di berbagai tempat. Bukan
dengan kekerasan dan melakukan tindakan yang kasar kepada para
pelaku, tetapi caranya harus dengan tindakan yang baik.
Dari
beberapa
pernyataan-pernyataan
di
atas
penulis
berkesimpulan bahwa dalam novel tersebut Abu Ezza tidak
melibatkan pihak BIN (Badan Intelijen Negara) dan densus 88, teksteks di atas hanya melibatkan kelompok jamaah Islamiyah, seperti
57
Ibid,h.197.
88
Sukre, Ustad Halim dan anggota JI lainnya, serta melibatkan pihak
kepolisian.
c. Mode Wacana
Secara umum Abu Ezza menggunakan bahasa yang bersifat
persuasif, instruktif dan naratif. Bahasa yang bersifat persuasif
tergambar dalam kutipan sebagai berikut:
“akhi Sukre dan akhi Rahman “Sesungguhnya kehidupan kalian
sangatlah jauh dari tuntunan syariat yang sebenarnya, karena
kalian hidup dan berkumpul dengan orang-orang yang salah
dalam memilih jalan kehidupan. Kalau ana boleh mengajak,
marilah berhijrah bersama ana dan rekan-rekan kita yang
lain untuk menjadi muslim sejati yang bisa mengamalkan
kehidupan secara sempurna. Apabila itu bisa kalian lakukan
niscaya kemuliaan akan kalian dapatkan dalam kehidupan
dunia dan akhirat kalian” ujar ustad Halim”.
“Berhijrah??Sukre dan Rahman secara tidak sengaja
bersamaan mengucap kata itu. Ustad Halim sebagai orang
yang berpengalaman dan matang dalam hidup berusaha
menarik simpati anak-anak muda polos yang ada
dihadapannya. Ia makin mengebu-gebu menjelaskan
mengenai ajaran-ajaran agama pada dua anak muda yang
masih ‘mentah’ dalam memahami hidup dan perjuangan
yang sebenarnya”.58
“Iya, berhijarah. Kalian harus meninggalkan keluarga
kalian dan membuka lembaran kehidupan yang baru.
Sebuah kehidupan yang sarat dengan nilai Islami, dan
membangun sistim Islami di masyarakat kita, dan semua
itu hanya akan terwujud apabila sudah ada negara Islam
atau khilafah Islam di muka bumi ini, karena dengan cara
itulah kalian bisa melaksanakan ajaran Islam secara
sempurna.” Ustad Halim makin menjurus pada inti yang ia
inginkan dari dua anak muda ini, yaitu membuat mereka berdua
siap meninggalkan keluarga dan berjuang untuk kelompok
58
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 36.
89
mereka dan beragama dengan pemahaman agama yang dianut
oleh Ustad Halim bersama rekan-rekan di dalam kelompok.59
Gaya bahasa di atas merupakan bahasa persuasif di mana dalam
kata atau kalimat yang bercetak tebal tersebut menjunjukkan bahwa
seseorang berusaha menyakinkan atau memengaruhi orang lain, untuk
berjuang bersama kelompoknya dan beragama sesuai dengan
pemahaman yang dianutnya. Tujuannya agar seseorang tertarik masuk
kedalam kelompoknya. Kalimat di atas menyatakan bahwa untuk
menjadi seorang muslim bagi kelompok JI harus melakukan hijrah,
karena dalam pandangan kelompok JI kehidupan yang tidak sesuai
dengan
tuntunan
al-Qur’an
itu
harus
ditinggalkan.
Sistem
pemerintahan yang dipakai sekarang ini (demokrasi) harus diganti
dengan sistem pemerintahan Islami yang sesuai dengan tuntunan alQur’an dan Hadis. Sementara itu bahasa instruktif tergambar dalam
kutipan berikut:
“Anak-anakku, generasi pejuang Islam. Islam adalah agama
yang dibangun berdasarkan persaudaraan. Bahkan lebih dari
sebuah persaudaraan karena ikatan persaudaraan kita dibangun
karena Allah. Saat ini rekan-rekan kita di bumi Afganistan sedang
dijajah oleh tentara komunis, Uni Soviet. Sudah sepatutnya kita
sebagai sesama muslim membantu dan menolong mereka
untuk kembali mendapatkan hak hidup mereka. Di sinilah
jihad dibutuhkan dan hendaknya kita menjadi orang-orang
yang mampu melakukannya.”60
59
60
Ibid,.h. 37.
Ibid,.h. 62.
90
Gaya bahasa di atas merupakan gaya bahasa instruktif, di mana
seseorang memberikan arahan kepada murid-muridnya tentang
persaudaraan sesama muslim dan pentingnya melakukan jihad dalam
kehidupan. Hal itu dilakukan agar mereka mau
melakukan jihad
untuk membantu umat muslim yang berada di Afganistan. Selain
menggunakan bahasa persuasif, dan instruktif, Abu Ezza juga
menggunakan bahasa naratif yang tergambar dalam kutipan di bawah
ini :
Syekh Ali Muhamad Ali Syarief dan Syekh Najih mantan
anggota JI yang sudah keluar dari organisasi ini
mengatakan bahwa ada empat macam hal yang
membahayakan dari ideologi JI yaitu : Pertama, fanatik
terhadap pendapat sendiri dan menolak pendapat orang
lain. Pola pikir yang keras di kalangan mereka tidak jarang
berujung pada pemaksaan pemahamannya sehinggga
berujung pada kekerasan. Ke dua, memahami teks agama
secara harfiyah, misalnya dalam memahami ayat-ayat
mutasyabihat mengenai peperangan tanpa mengindahkan
tujuan dan sebab turunya ayat, Ke tiga mereka biasanya
berlebih-lebihan dalam pengharaman, Ke empat, mereka
sangat mudah sekali mengkafirkan orang lain atau
pemerintahan61.
Gaya bahasa tersebut di atas menggunakan bahasa naratif,
dapat dilihat dari teks yang ada, bahwa mantan anggota dari jama’ah
Islamiyah (JI), memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang
ideologi yang di anut oleh kelompok JI, di mana dalam sudut pandang
mereka segala sesuatu yang tidak berlandaskan syariat
61
Ibid,..h. 120.
dianggap
91
haram, dan harus diperangi.
Sementara itu bahasa instruktif juga
tergambar dalam kutipan di bawah ini:
“Nanti selepas magrib antum berangkat dengan mereka,
biar perjalanannya aman dan pemeriksaan emigrasinya
tidak berbelit-belit antum naik kapal laut saja, rutenya
basit dan teman-teman lebih paham ,” jelas Ustad Kiram.
“Ustad, di daerah mana ana akan ditempatkan nanti?”
“Antum ana tempatkan di Karawang, disana kita
mempunyai lembaga dakwah yang baru dibuka nanti
antum yang akan mengelola dan memimpin lembaga
tersebut. Intinya kita harus bergerak cepat membangun
jaringan di Indonesia, baik melalui majlis dakwah, pengajian,
organisasi, pelatihan dan lain-lain. Dengan itu simpatisan dan
pengikut kita akan main banyak.62
Teks tersebut menggunakan bahasa Instruktif, di mana seorang
ustad memerintahkan kepada muridnya untuk memimpin sebuah
lembaga dakwah, dengan membangun sebuah jaringan baik itu
melalui majlis dakwah, organisasi dan lain-lain.
Fatwa Usamah bin Laden, ketua pergerakan Tanzim alQaedah yang mengajak seluruh umat Islam di dunia
untuk membunuh semua orang Kristen dan Yahudi di
mana pun mereka berada. Kemuliaan dan rahmat agama
ini hancur ketika para ulama bahu membahu berusaha
untuk menyatukan Islam dan mencitrakan Islam sebagai
agama yang memberikan rahmat bagi alam semesta. Sejak
itu sekelompok umat Islam yang mempunyai pemahaman
seperti Usamah bin Laden di berbagai penjuru dunia
berusaha merealisasikan fatwa Usmah bin Laden tanpa
berusaha untuk memahami secara mendalam hakikat
jihad dan syarat-syarat pelaksanannya.63
Teks di atas menggunakan gaya bahasa naratif, di mana Abu
Ezza menggambarkan bahwa Islam itu merupakan agama yang
62
Abu Ezza, Pengantin Teroris…h. 137.
63
Ibid,.h. 145-146.
92
memberikan rahmat bagi alam semesta, Islam bukan agama yang
menganjurkan untuk melakukan kekerasan. Munculnya fatwa Usamah
bin Laden yang menyeru kepada umat muslim di dunia untuk
membunuh kaum Yahudi, Nasrani, Amerika dan sekutu-sekutunya,
membuat sebagian kelompok umat muslim memahami hakikat jihad
sebagai perang melawan kaum kafir.
C. Islam Indonesia : Antara Kekerasan dan Perdamaian
Indonesia merupakan negara
yang mayoritas penduduknya
beragama Islam. Namun, Indonesia bukanlah sebuah negara Islam.
Muslim di Indonesia juga dikenal dengan sifatnya yang moderat dan
toleran. Tetapi setelah reformasi, wajah Islam di Indonesia di penuhi
berbagai macam pemikiran dan gerakan, mulai dari aliran yang keras
hingga yang toleran.
Dua sayap besar umat Islam, yaitu NU dan Muhammadiyah telah
berusaha untuk mengembangkan sebuah Islam yang ramah terhadap
siapa saja, temasuk terhadap kaum yang tidak beriman atau kaum nonmuslim. Akan tetapi, sebuah konflik antar agama bisa saja terjadi bila
pemeluk agama kehilangan daya nalar, yang kemudian menghakimi
semua orang yang tidak sepaham dengan aliran pemikiran mereka. Hal
tersebut terjadi karena adanya perbedaan penafsiran agama atau
ideologi.64
64
Ahmad Syafii Maarif, Ilusi Negara Islam (Ekspansi Gerakkan Islam
transnasional di Indonesia),Jakarta: Desantara Utama Media, 2009,h. 8-9
93
Di Indonesia akhir-akhir ini muncul gerakan fundamentalisme
Islam, gejala fundamentalis ini sangat dirasakan oleh masyarakat,
misalnya fenomena terorisme, praktik bom bunuh diri yang terjadi di
Bali, Marriot, Kedubes Australia dan lain sebagainya. Fundamentalisme
muncul di dunia Islam disebabkan adanya kegagalan umat Islam
menghadapi arus modernitas, dan juga disebabkan karena gagalnya
negara dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan berupa tegaknya
keadilan sosial serta terciptanya kesejahteraan yang merata bagi semua
rakyat.65
Kekerasan atas nama agama sering kali muncul dalam kehidupan
manusia. Baik itu muncul sebagai akibat hubungan antar umat beragama
yang tidak dibarengi sikap toleran atau sengaja diciptakan untuk
mendukung kepentingan kelompok tertentu. Terjadinya kekerasan
biasanya merupakan interaksi proses psikologi yang melibatkan
beberapa unsur, misalnya sugesti, imitasi dan sikap emosional. Aksi
kekerasan atas nama agama (Islam) tidak muncul dengan tiba-tiba tetapi
muncul karena adanya beberapa hal yang mendorong terjadinya
kekerasan yaitu:66
1. Penistaan terhadap Islam
65
Ibid …h. 10.
66
Babun Suharto, Kekerasan atas Nama Islam: Akar Masalah dan Alternatif
Solusinya, Jurnal Edu-Islamika, vol.3 No.1 Maret 2012, h. 3, di akses, 19 April
2013. http://eduislamica.files.wordpress.com2012/11/1-kekerasan-atas-nama-islamakar-masalah- dan alternatif-solusinya.pdf.
94
Ada beberapa kasus yang terjadi di Indonesia yang merupakan
contoh dari penistaan terhadap Islam yang memicu kekerasan,
misalnya kasus bentrok massa dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia
(JAI) di Cikeusik, Pandeglang, Banten pada 6 februari 2011. Bentrok
massa tersebut merupakan kegerahan sebagian umat muslim terhadap
keberadaan dan aktivitas yang dilakukan oleh JAI.67
Kelompok JAI secara lahiriyah mengaku sebagai umat muslim,
akan tetapi, dalam keyakinan dan praktik ibadah mereka berbeda
dengan keyakinan mayoritas umat muslim, yang paling mendasar
adalah tentang status Nabi Muhammad. Umat muslim menyakini
bahwa Nabi Muhammad merupakan Rasul terakhir (khatamin
nabiyyin), tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad. Namun,
berbeda dengan keyakinan mayoritas jemaat Ahmadiyah mereka
mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi (dengan “n”
kecil) yang berada di bawah Nabi Muhammad. Selain menyakini
Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, mereka juga menganggap bahwa
orang yang tidak mau mengakui Mirza Ghulam sebagai nabi dianggap
sebagai kafir mutlak, yang mana hal tersebut dikaitkan dengan ayat
An-Nisa 150-15, Asy-Syu’ara 105,123,121 dan 160.68
2. Friksi Keagamaan di Kalangan Umat Islam
67
Ibid, h.3-4.
68
Ibid,.h.4.
95
Semenjak wafatnya Nabi Muhammad, riak-riak perpecahan di
kalangan umat mulai muncul, salah satunya terlihat pada proses
penentuan siapa pengganti kepemimpinan Nabi Muhammad, bukan
dalam posisi sebagai utusan Allah tetapi sebagai pemimpin negara
Islam. Perpecahan terjadi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib, yang
kemudian memunculkan beberapa friksi baik secara politik maupun
teologis.69
Friksi tersebut terus berlangsung pada masa-masa berikutnya,
karena perbedaan kelompok keagamaan, di mana pada waktu itu
banyak kaum muslim yang meninggal. Di Indonesia friksi teologis
juga mewarnai dinamika umat muslim. Pada mulanya friksi teologis
yang dominan di Indonesia terdiri dari Sunni, Wahabi dan Syiah,
tetapi sekitar dua tahun terakhir, friksi teologis menjadi semakin
beragam. Bahkan kadang
munculnya
vonis “kafir” dari satu
kelompok kepada kelompok lain, atau paling tidak ada klaim bahwa
satu atau beberapa kelompok bukan Islam murni, yakni Islam yang
jauh dari ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.70
Perbedaan teologis merupakan sesuatu yang wajar, tetapi yang
membuat tidak wajar apabila muncul klaim dan vonis kafir dari suatu
kelompok kepada kelompok lain. Mereka tidak lagi bertarung pada
69
Ibid, h.5.
70
Ibid,.h.6
96
tataran gagasan dan interpretasi terhadap teks keagamaan, melainkan
mengarah pada penyingkiran antarkelompok.71
3. Pemahaman terhadap Teks Keagamaan.
Seringkali orang berbicara tentang Islam tanpa memperhatikan
ragam keislaman di Indonesia, misalnya dalam memahami kata dan
makna jihad. Jika kita melihat pengertian jihad di dalam buku-buku
Islam yang berkenaan tentang jihad, maka kita akan menemukan
beragam pengertian jihad menurut para tokoh agama. Ada yang
mengartikan jihad sebagai bentuk perjuangan untuk menuju
kehidupan Islami yang baik, mengerjakan shalat dan puasa di bulan
Ramadhan, serta menjadi pasangan suami-istri dan orang tua yang
baik dan penuh perhatian terhadap anak-anaknya. Ada juga yang
mengartikan jihad dengan suatu usaha untuk menyampaikan risalah
Islam. Bisa juga jihad di pahami sebagai perjuangan untuk membantu
perjuangan kaum muslim yang tertindas,di Palestina, Kasmir,
Afganistan dan lain-lain. 72
Dan yang terakhir jihad dapat berarti upaya untuk mengulingkan
pemerintahan-pemerintahan di dunia Islam dan menyerang negaranegara yang dipandang menzhalami negara-negara yang berpenduduk
muslim. Ragam makna jihad tersebut menunjukkan bahwa pandangan
umat Islam terhadap suatu ajaran itu bisa beragam. Sangat berbahaya
71
Ibid,h.6
72
Ibid,h.7
97
manakala suatu pandangan dari seseorang atau suatu kelompok
muslim di pandang mewakili pandangan umat muslim pada
umumnya. Namun, terkadang ada sebagian umat muslim yang
menganggap
pandangan
seorang
tokoh
sebagai
satu-satunya
pandangan yang benar, sedangkan pandangan dari orang lain diluar
kelompoknya adalah pandangan yang salah. 73
Belakangan ini kembali muncul doktrin Islam klasik bahwa
negara itu terbagi menjadi dua, yaitu negara Islam dan negara perang
(dar al-Islam dan dar al-harb), dalam doktrin ini dunia dibagi
menjadi wilayah muslim dan non-muslim, yang dicirikan dengan
perdamaian dan perang. Pembunuhan dan peperangan bukanlah sifat
dari Islam. Islam merupakan agama yang toleran dan pemaaf, hal ini
sejalan dengan firman Allah swt:






 
Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan
yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang
yang bodoh”.74
73
74
Ibid,h.7.
Al-A’raf [7]: 190. Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran,…h. 175.
98
Peperangan dalam Islam bertujuan untuk meminta kembali hak
mereka yang tertindas, sehingga umat Islam merasa aman dan tenang
serta merasa keselamatan mereka terjamin. Pemahaman terhadap
konsep amar makruf dalam Islam terkadang dapat memunculkan aksi
kekerasan.
Pada hakekatnya tidak satupun agama
di dunia mengajarkan
kepada setiap pemeluknya untuk melakukan tindakan kekerasan
terhadap sesama manusia, baik itu terhadap orang ataupun kelompok
orang yang berbeda agama, karena agama merupakan sumberdaya
perdamaian. 75
75
Anik Farida, Solidaritas Komunal, Budaya Kekerasan dan Perdamaian
dalam Kekerasan atas Nama Agama di Indonesia, Departemen Agama Badan
Litbang dan Diklat Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, Jurnal
vol.XXI No.3, 2008, h.292
Download