TESTIMONI JA’FAR UMAR THOLOB Kedatangan Ustad Ja’far Umar Tholib di Gedung Dakawah Muhammadiyah Jl. Menteng Raya Jakarta menjadi sangat istimewa. Bukan karena dikawal oleh 4 orang pasukan elit Lasykar Jihad, tetapi kedatangan Ja’far Umar Tholib adalah untuk melakukan testemoni dalam Dialogue Forum “ Islam And The West Working Together For A Peaceful World”. Forum dialog yang dihadiri oleh ketua ketua Ormas Islam tingkat Pusat dan 20 Duta Besar dari Amerika, Inggris, Perancis, Australia, Palistina, Kuawait, Arab Saudi, Malaysia dan lain-lain sungguh sangat mengesankan, Dialog 4 jam itu membahas tentang masalah jaringan terorrisme yang dipandu oleh Prof.Dr. Dien Syamsuddin. Ja’far Umar Tholib yang menjadi sorotan utama memberikan testemoni bahwa di Indonesia ini tidak ada jaringan terorris kelompok Usama bin Laden. Selama ini Lasykar Jihad yang dia komandani, memang menjadi bulan-bulannan pers asing karena dianggap memiliki hubungan khusus dengan Usama bin Laden. “Memang kami akui bahwa sekitar 15 tahun yang lalu kami pernah satu pesawat dengan Osama, tetapi ketika itu tidak ada tanda-tanda dia sebagai seorang teroris, dan ketika itu Osama tidak faham tentang gerakan Islam, karena dia hanya sebagai seorang pengusaha di berbagai negara dan menetap di Afganistan,”. Ja’far Umar Tholib yang memilki istri 4 orang ini bicaranya lugas tanpa beban di hadapan Duta Besar Amerika, inggris, dan Duta Besar yang bersekutu dengannya. Tak cuma itu ketika diwawancarai beberapa pers asing, dia justru menuduh Amerika dan sekutunya yang menjadi terorris dunia yang ingin menghancurkan gerakan Islam internasional termasuk di Indonesia. Ja’far Umar Tholib yang sekarang memimpin Tabloid Lasykar Jihad yang beroplah lebih dari 20 ribu eksemplar itu sangat bersahaja, dan memilki ciri khas tersendiri yakni memakai surban putih, jubah putih sampai di bawah lutut dan bersepatu sandal kulit, kemana-mana selalu dikawal pasukan elit Lasykar Jihad. Rumahnya di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat sekaligus dipakai sebagai kantor Redaksi Tabloid Lasykar Jihad. Konon rumahnya di Cempaka Putih, yang dipakai sebagai markas besar Lasykar Jihad itu disewa dari seorang Pendeta Nasrani. Nama Ja’far Umar Tholib yang lahir di Malang Jawa Timur pada 29 Desember l961 ini mulai dikenal luas ketika dia memimpin anak buahnya melakukan gerakan Jihad di Maluku Utara dan Ambon. Di sana mereka perang langsung melawan kebathilan orangorang kafir dari kaum palangis. Aksi nyata itu dia tunjukkan ketika ribuan anggota Lasykar Jihad mendarat di dataran Kepulauan Maluku. Dengan pekik Allahu Akbar mereka melindungi dan membela wilayah kaum Muslim dan keutuhan Indonesia (NKRI) yang di serang membabi buta oleh kaum separatis Kristen. Sudah terlalu banyak korban berjatuhan mulai dari anak-anak, perempuan, hingga lelaki dari kaum Muslim yang terbunuh. Dengan sarana yang sangat terbatas dan bersusah payah anggota Lasykar Jihad menghalau pihak penyerang, dan Alhamdulillah berhasil. Sayang sekali ketika perjanjian damai antara kaum Muslim dengan Nasrani dalam perjanjian Malino I dan II, pihak Lasykar Jihad tidak diundang, padahal mereka itu terlibat langsung dalam kancah pertikaian tersebut. Sekalipun demikian Ustad Ja’far tidak kecil hati, semangat Jihad tetap menggelora bersama anak buahnya. Ja’far, sejak dilahirkan berada dalam lingkungan keluarga Muslim taat, lingkungannya sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa dan karakternya, sehingga dia telah menjadi seorang Mubaligh tangguh dan memiliki kewibawaan. Sekalipun sudah merasa besar, Ja’far Umar Thalib bapak dari 10 anak putra putri ini tidak mau dikultuskan oleh para pengikutnya. Karenanya berbagai kalangan ummat Islam merasa lebih dekat dengan Ustad yang bersahaja ini, karena mudah diajak bedialog, berdiskusi tentang berbagai hal di Markasnya yang sekaligus tempat tinggalnya di Jl. Kaliurang Km l5. Tepatnya di Desa Umbul Martani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Ton Martono Sumber: SM-09-2002