1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem rekam medis di rumah sakit adalah satu sistem administrasi dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh dokter, perawat ataupun teknisi. Rekam medis dikelola berdasarkan struktur yang standar, dengan ketentuan system pelaksanaan dievaluasi untuk menghasilkan informasi dan memiliki standar kerahasiaan yang harus dijaga. Dokumen rekam medis pada prinsipnya disimpan baik di rumah sakit sehingga mudah dicari ulang untuk setiap keperluan informasi pelayanan terhadap pasien (Depkes RI, 2008) Kelengkapan pencatatan rekam medis pasien rawat inap berdasarkan Permenkes RI No. 269/Menkes/PER/III/2008, disebutkan isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat: (1) identitas pasien; (2) tanggal dan waktu; (3) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; (4) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; (5) diagnosis; (6) rencana piñatalaksanaan; (7) pengobatan dan/atau tindakan; (8) persetujuan tindakan bila diperlukan; (9) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan; (10) ringkasan pulang (discharge summary); (11) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; (12) pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, dan (13) untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik. Pengadaan suatu formulir rekam medis di rumah sakit diatur berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Nomor HK 00.06.15.01160 tanggal 21 Maret 1995 mengenai petunjuk teknis pengadaan formulir rekam medis dasar dan pemusnahan dokumen rekam medis rumah sakit. Dengan adanya peraturan tersebut maka setiap penyelenggaran formulir rekam medis harus sesuai dengan standar Departemen Kesehatan. 2 Oleh karena itu, perlu dilakukan praktik lapangan guna mengimplementasikan teori yang telah diterima dan menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui penerapan quality assurance dan desain formulir dalam pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kelengkapan identifikasi pasien di RSJD Surakarta. b. Mengetahui kelengkapan pelaporan yang penting di RSJD Surakarta. c. Mengetahui kelengkapan otentikasi di RSJD Surakarta. d. Mengetahui pendokumentasian yang benar di RSJD Surakarta. e. Mengetahui angka Incomplete medical record (IMR) di RSJD Surakarta. f. Mengetahui angka delinquent medical record (DMR) di RSJD Surakarta. g. Mengetahui desain formulir dalam aspek fisik di RSJD Surakarta. h. Mengetahui desain formulir dalam aspek anatomi di RSJD Surakarta. i. Mengetahui desain formulir dalam aspek isi di RSJD Surakarta. j. Mengetahui desain fomulir dalam aspek hukum di RSJD Surakarta. C. Manfaat Kegiatan 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukkan dalam penetapan kebijakan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 2. Bagi Akademi Sebagai referensi kepustakaan tentang sistem rekam medis di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. 3 3. Bagi Mahasiswa a Menambah pengetahuan serta wawasan dalam pelaksanaan rekam medis. b Mengaplikasikan teori dengan melaksanakan Praktek Lapangan (PL). D. Ruang Lingkup Unit yang digunakan dalam Praktik Lapangan meliputi : 1. Tempat pendaftaran pasien. 2. Instalasi rekam medik. 3. Filling. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Definisi Rekam Medis Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/PER/III/2008, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan dosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. 2. Kegunaan Rekam Medis Seiring majunya teknologi informasi , kegunaan rekam medis dapat dilihat dalam dua kelompok besar. Pertama, yang paling berhubungan langsung dengan pelayanan pasien (primer). Kedua, yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien. Namun, tidak berhubungan langsung secara spesifik (sekunder). Tujuan utama (primer) rekam medis terbagi dalam lima kepentingan yaitu: a. pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan dengan segala hasil dan konsekunsi biayanya. b. Pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasikan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian 5 rekaman itu membantu pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan, dan penentuan diagnosis pasien. Rekam medis juga sebagai sarana komunikasi antar tenaga lain yang sama-sama terlibat dalam menangani dan merawat pasien. Rekaman yang rinci dan bermanfaat menjadi alat penting dalam menilai dan mengelola resiko manajemen. Selain itu rekam medis setiap pasien juga berfungsi sebagai tanda bukti sah yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, rekam medis yang lengkap harus setiap saat tersedia dan berisi data atau informasi tentang pemberian pelayanan yang diberikan. c. Manajemen pelayanan, rekam medis yang lengkap memuat segala aktifitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam menganalisis berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan. d. Menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktifitas yang berkaitan dengan penggunaan sumbersumber yang ada pada organisasi pelayanan di rumah sakit, menganalisa kecenderungan yang terjadi dan mengkomunikasikan informasi diantara klinik yang berbeda. e. Pembiayaan, rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini menentukan besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi. Tujuan sekunder rekam medis Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien yaitu untuk kepentingan edukasi, riset, peraturan, dan pembuatan kebijakan. B. Menjaga Mutu Menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sisematis, objektif, dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan 6 standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. 1. Tujuan Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Tujuan antara Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu adalah diketahuinya mutu pelayanan. b. Tujuan akhir Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu adalah makin meningkatnya mutu pelayanan. 2. Sasaran Sasaran program menjaga mutu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Pada setiap pelayanan kesehatan terdapat empat unsur yang bersifat pokok, yaitu: a. Unsur masukan Unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan. Unsur masukan ini antara lain tenaga (man), dana (money), dan sarana (material) b. Unsur lingkungan Unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan (policy), organisasi (organization) dan manajemen (management). c. Unsur proses Unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. d. Unsur keluaran 7 Unsur keluaran adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (perfomance). Apabila pelayanan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standard of perfomance) maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan yang bermutu. 3. Bentuk program menjaga mutu Ditinjau dari kedudukan organisasi pelaksana menjaga mutu, bentuk program menjaga mutu dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Program menjaga mutu internal Pada program menjaga mutu internal (Internal Quality Assurance) kegiatan menjaga mutu diselenggarakan oleh institusi kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan tersebut dapat berupa perseorangan ataupun bersama-sama dalam suatu organisasi. b. Program menjaga mutu eksternal Pada program menjaga mutu eksternal (External Quality Assurance) kegiatan program menjaga mutu tidak diselenggarakan oleh institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, melainkan oleh suatu organisasi khusus yang berada diluar institusi kesehatan. (Azrul A, 1996) C. Analisis Kuantitatif Rekam Medis Analisis kuantitatif dilakukan untuk menilai kelengkapan dan keakuratan rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan. Menelaah rekam medis dengan analisis kuantitatif dilaksanakan dengan mengevaluasi kelengkapan berbagai jenis formulir dan data/informasi pada (Hatta, 2011): 1. Semua laporan yang dianggap penting, bentuk entri dan atau tampilan layar (pada RKE). 8 2. Semua laporan dan bentuk entri data atau tampilan layar, termasuk keakuratan informasi identitas pasien (nama lengkap, nomor pasien, kelamin, dokter yang merawat dan lainnya). 3. Semua jenis perizinan yang diperlukan pasien, ragam otorisasi atau pengesahan yang telah ditandatangani pasien atau wali pasien yang berwenang. 4. Semua jenis tes diagnostik yang diinstruksikan oleh dokter serta hasilnya. 5. Pelaksanaan semua konsultasi medis yang diinstruksikan oleh dokter dan laporan konsultan. 6. Semua masukan dan laporan yang harus diberi pengesahan telah ditandatangani setra diberi tanggal sesuai dengan peraturan kebijakan sarana pelayanan kesehatan. 7. Riwayat dan laporan pemeriksaan fisik telah lengkap, termasuk pendokumentasian diagnosis saat mendaftar. 8. Ringkasan riwayat pulang (resume) lengkap. 9. Dokumentasi dokter termasuk semua diagnosis utama dan sekunder serta prosedur utama dan tambahan. 10. Untuk pasien bedah, selain kelengkapan data diatas juga ditelaah kelengkapan semua laporan anestesi saat pra dan intra serta paska operasi, semua laporan operasi, laporan patologi dan catatan perkembangan paska operasi, semua laporan ruang pemulihan (recovery room) dan catatan perkembangan. 11. Untuk pasien yang meninggal saat dirawat dan diautopsi memiliki laporan awal dan akhir proses autopsi. D. Komponen Analisis Kuantitatif Rekam Medis 1. Identifikasi Pasien Isi data demografi bersifat permanen (kekal) dan setidaknya mencakup informasi tentang: a. Nama lengkap (nama sendiri dan nama keluarga yaitu nama ayah/suami/marga/she). Tuliskan nama keluarga, beri tanda koma, baru nama sendiri. Artinya, semua nama dimuka tanda koma adalah 9 nama keluarga. Tulisan demikian untuk menyamarkan identitas pasien dari pihak yang tidak berwenang namun saat memanggil nama pasien disesuaikan dengan kebiasaan yang diinginkan. b. Nomor rekam medis pasien dan nomor identitas lain (asuransi). c. Alamat lengkap pasien (nama jalan/gang, nomor rumah, wilayah, kota yang dihuni saat ini dank ode pos bila deketahui) d. Tanggal lahir pasien (tanggal, bulan, tahun) dan kota tempat kelahiran. e. Jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) f. Status pernikahan (sendiri, janda, duda, cerai) g. Nama dan alamat keluarga terdekat yang sewaktu-waktu dapat dihubungi. h. Tanggal dan waktu terdaftar di tempat penerimaan pasien rawat inap/rawat jalan/gawat darurat. i. Nama rumah sakit (tertera pada kop formulir: nama, alamat, telepon, kota). 2. Kelengkapan Bukti Rekaman Adanya data atau info kunjungan yang memuat alasan, keluhan pasien (kalau ada), riwayat pemeriksaan, data tambahan (lab), USG, EKG, EMG dll, diagnosis/ kondisi, rujukan (kalau ada), Informed Consent. 3. Otentikasi (Tanda Bukti Keabsahan) a. Tanda tangan, cap atau stempel, dan inisial yang dapat diidentifikasi dalam rekam medis atau kode seseorang untuk komputerisasi. b. Harus ada title atau gelar professional (dokter, perawat). c. Bila ditulis oleh dokter jaga atau mahasiswa, maka ada tanda tangan sipenulis ditambah countersign oleh supervisor “telah direview dan dilaksanakan atas intruksi dari……..atau telah diperiksa oleh…….). 4. Tata Cara Mencatat Mc Cain (2002), seperti yang dikutip Hatta (2011), menyusun pedoman pendokumentasian yang dapat dijadikan standar atau ciri praktik 10 informasi kesehatan dalam upaya menjaga rekam medis, yaitu sebagai berikut: a. Semua masukan/entri dalam rekam medis harus memiliki pengesahan dari tenaga kesehatan yang menulisnya. Cantumkan nama dan jabatannya (dokter, perawat, tenaga kesehatan lain) serta tanggal pembuatannya. b. Tidak boleh melakukan penghapusan atau penyetipan. c. Semua masukan dalam rekam medis format kertas menggunakan tinta (bukan pensil). Perlu pertimbangkan hasil salinan dari kertas berwarna atau scanning karena bisa tidak jelas terlihat atau terbaca (samar atau kabur). d. Bila ada jarak penulisan yang renggang pada catatan perkembangan dan catatan perawatan harus diberi tanda coretan (garis panjang ataupun huruf X besar) sehingga tidak dapat diisi pihak lain. e. Kesalahan penulisan pada rekaman kertas harus diberi tanda garis lurus sepanjang tulisan yang salah. Dengan jalan ini tulisan salah tetap terbaca. Koreksi harus diberi tanggal dan paraf oleh yang mencoret. Selanjutnya bila data/informasi harus diperbaiki maka cantumkan data/informasi yang benar didekat keterangan yang salah. f. Laporan asli harus selalu terdapat dalam rekam medis. Laporan kumulatif dari laboratotium atau komputerisasi catatan perawatan dapat diganti dengan hasil laporan kumulatif terakhir. Fax dan salinan dari instruksi saat masuk, riwayat medis dan pemeriksaan fisik dapat digunakan sebagai bentuk asli rekaman. Selanjutntnya diikuti dengan aturan tentang tanda tangan. g. Adanya bagian kosong (titik-titik) merupakan tanda harus diisi, terutama tentang izin (consent). h. Rekam medis yang tidak lengkap menjadi bahan kasus dan harus dibahas dalam komite medis. Ketua medis bertanggung jawab untuk melaporkan banyaknya kasus seperti ini. 11 i. Demi menjaga kerahasian yang bermasalah (terkena NAPZA, HIV positif, TBC dan lain-lain): disampul rekam medisnya tidak perlu diberi tanda identifikasi khusus seperti kode sandi, tempelan berwarna yang justru dapat menimbulkan keingintahuan orang untuk membukanya. E. Pengawasan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis 1. Incomplete Medical Record (IMR) Incomplete Medical Record (IMR) adalah jumlah dokumen rekam medis yang belum lengkap setelah pasien selesai pelayanan atau perawatan. Pemberi pelayanan kesehatan diberitahu untuk melengkapi rekam medis dengan batas waktu pelengkapan yang telah ditentukan oleh aturan staf medis yaitu 2 × 24 jam. Jumlah berkas rekam medis yang belum lengkap IMR = Jumlah pasien pulang selama periode perlengkapan rekam medis tersebut x 100 % 2. Delinquent medical record (DMR) Delinquent medical record (DMR) adalah dokumen rekam medis dikatakan lengkap setelah lewat masa pelengkapan dari masing-masing unit pelayanan. batas waktu pelengkapan dokumen rekam medis 7x48jam. Jumlah berkas rekam medis bandel Jumlah rata-rata pasien pulang selama periode pelengkapan rekam medis tersebut. Jumlah berkas rekam medis yang bandel DMR = Jumlah pasien pulang selama periode perlengkapan rekam medis tersebut x 100 % (Shofari B, 2002) F. Desain Formulir Rekam Medis 1. Pengertian Formulir 12 Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi atau media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dari suatu proses pelayanan ke dalam catatan formulir pada suatu organisasi. 2. Bentuk dan peranan formulir a. Bentuk formulir Formulir terbagi menjadi 2 (dua) yaitu formulir dalam bentuk paper atau kertas, dan formulir dalam bentuk elektronik. Formulir elektronik merupakan layar entri data yang ditayangkan melalui komputer dalam menangkap data yang akan diolah dalam bentuk data elektronik. b. Peranan Formulir Secara umum formulir mempunyai manfaat sebagai alat pencatat dan penangkap data transaksi yang pertama dan mempunyai peranan sebagai berikut : 1) Merupakan alat yang penting untuk menjalankan organisasi. 2) Untuk menetapkan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan 3) Untuk merekam setiap data transaksi. 4) Mengurangi kemungkinan kesalahan serta sebagai bukti bahwa transaksi pelayanan telah dilaksanakan. 5) Merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan informasi pokok antar petugas kesehatan di dalam unit kerja yang sama ke unit kerja lain. (Shofari, B. 1999) 3. Pedoman dalam analisis formulir a. Tujuan formulir tercantum. b. Tedapat aspek 5 W dan 1 H What (apa pengertian dari formulir) Where (dimana formulir digunakan) Why (mengapa formulir digunakan) 13 When (kapan formulir digunakan) Who (siapa yang menggunakan formulir) How (bagaimana formulir digunakan) c. Apakah ukuran formulir sudah jelas. d. Apakah bahannya sesuai dengan fungsi formulir. e. Apakah 5 komponennya sudah cukup yaitu meliputi : 1) What (Apa pengertian dari formulir). 2) Where (Dimana formulir digunakan). 3) Why (Mengapa formulir digunakan). 4) When (Kapan formulir digunakan). 5) Who (Siapa yang menggunakan formulir). f. Apakah formulir tersebut sudah sesuai dengan tempat penyimpanan. g. Apakah heading sudah jelas menunjukan maknanya. h. Apakah introduction sudah jelas. i. Apakah spasi, horizontal dan vertikal sudah sesuai dengan pengisiannya. j. Apakah penggunaan kata dan kalimat sudah jelas. k. Apkah susunan pilihannya sudah konsisten. l. Apakah pengelompokan dan urutannya sudah jelas. m. Apakah penggunaan garis atau kotak bayangan dan warna sudah optimal. n. Apakah area kosong dan area yang tidak perlu sudah dihilangkan. o. Apakah margins kiri sudah cukup untuk perforasi minimal 1 cm. p. Apakah jenis karbon paper sudah sesuai. q. Apakah posisi lubang ( isian atau pilihan ) dan kemasan sudah sesuai dengan cara pengisian dan penyimpannya. 4. Aspek Desain Formulir Adapun aspek desain formulir meliputi: a. Aspek fisik Dalam aspek fisik terdapat lima sifat fisik dari kertas yang perlu dipertimbangkan yaitu : 14 1) Weigth yaitu berat kertas 2) Grade yaitu kualitas kertas 3) Finish yaitu zat kimia elektrostatik yang terdapat pada mesin foto copy dan peralatan elektrik untuk mencegah kertas saling melekat dan memudahkan masuk ke dalam mesin. 4) Color adalah warna pada kertas warna tersebut menunjukkan bahwa warna kertas biasanya berwarna putih dan menggunakan tinta berwarna hitam. Hal tersebut bertujuan agar hasil pencatatan dari formulir tersebut atau data yang diperoleh lebih jelas sehingga mudah dibaca. 5) Grain yaitu serat pembuat kertas. b. Aspek anatomi Aspek anatomi suatu formulir meliputi: 1) Kepala formulir (heading) pada bagian kepala formulir atau heading terdiri dari judul, sub judul, identitas rumah sakit, identitas formulir, nomor edisi dan nomor halaman. 2) Pendahuluan (introduction) adalah bagian pendahuluan yang menjelaskan tentang tujuan pengisian formulir dan rencana pengolahan data. 3) Perintah (intruction) bagian yang mencakup posisi atau letak formulir kelengkapan isi dan penjelasan, routing (petunjuk pengisian) dan tindasan. Instruction tidak boleh diletakkan pada bagian ruang entri data sebab formulir akan terkesan tidak rapi dan mempersulit pengisian formulir. 4) Badan formulir (body) bagian formulir yang disediakan untuk kerja formulir yang sesungguhnya, pada bagian ini terbagi menjadi: a) Pengelompokan dan urutan formulir b) Garis, kotak bayangan serta warna formulir c) Peralatan d) Margin dengan syarat sebagai berikut : 15 (1) Margin atas dengan batas minimum disediakan 2/16” (0.3cm). (2) Margin bawah dengan batas minimum disediakan 3/6” (1.2cm) (3) Margin kiri/kanan dengan batas minimum disediakan rata kanan kiri (kedua sisi kanan atau kiri) 3/10”(0.7cm). (4) Perforasi stock kartu minimal 1/8”(0.3cm) pada kedua sisi. e) Spasi yang digunakan adalah spasi data yang ditentukan dari data yang akan dientri antara lain : (1) Spasi diperlukan untuk memberikan keleluasaan ruang entri data yang diperlukan dalam keperluan pengisian data. (2) Jika spasi horizontal disediakan 1/12”(0.2cm) untuk huruf elite dan 1/10” untuk huruf pica. (3) Jika spasi vertikal disediakan 1/16”(0.2cm) untuk huruf elite maupun pica. (4) Untuk spasi dengan tulisan tangan disediakan 1/10”(0.2cm) s.d 1/12”(0.2cm) untuk spasi horizontal. (5) Sediakan 1/4”(0.6cm) s.d 1/3”(0.8cm) untuk spasi vertikal. (6) Sediakan 1/3”(0.8cm) untuk garis kotak dan bisa digunakan dalam tulisan tangan maupun ketik. f) Huruf yang digunakan dalam perancangan formulir harus sama maksimal menggunakan 2 (dua) jenis huruf. g) Cara pengisian disesuaikan secara manual atau secara elektronik. 5) Bagian penutup formulir (close) pada bagian ini beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tempat, tanggal waktu, tanda tangan maupun catatan tambahan pada bagian akhir formulir. c. Aspek isi Bagian dari aspek isi dari sebuah formulir adalah: 1) Pembagian (item) Pembagian item-item pada formulir Rekam Medis. 16 2) Pengelompokkan (grouping) Pengelompokan data item menurut kelompok pada suatu formulir. 3) Urutan (sequent) Urutan pengelompokan dan item-item pada formulir Rekam Medis. 4) Cara pengisian Cara pengisian formulir sesuai dengan petunjuk pengisian baik berupa uraian dan pilihan 5) Kejelasan kata (caption) Menjelaskan dari maksud suatu data pada formulir. 6) Istilah medis (Terminologi) Penggunaan istilah, singkatan, simbol yang terdapat pada formulir. ( Huffman, EK. 1994 ). G. Ringkasan Riwayat Pulang (Resume Pulang) Informasi yang terdapat dalam ringkasan riwayat pulang (resume atau discharge summary) merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga kesehatan dan pihak terkait. Lembar ini harus ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien. Lazimnya informasi yang terdapat didalamnya adalah mengenai jenis perawatan yang diterima pasien, reaksi tubuh terhadap pengobatan, kondisi saat pulang serta tindak lanjut pengobatan setelah pulang perawatan. Kegunaan dari ringkasan riwayat pulang adalah untuk: 1. Menjaga kelangsungan perawatan di kemudian hari dengan memberikan tembusannya kepada dokter utama pasien, dokter yang merujuk dan konsultan yang membutuhkan. 2. Memberikan informasi utnuk menunjang kegiatan komite telaah staf medis. 3. Memberikan informasi kepada pihak ketiga yang berwenang. 17 4. Memberikan informasi kepada pihak pengirim pasien ke rumah sakit. H. Hukum Kesehatan Hukum kesehatan yaitu undang-undang dan peraturan yang secara resmi mengikat yang dikukuhkan oleh pemerintah untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat dalam hal kesehatan (DepDikNas, RI. 2008). Beberapa pasal dari peraturan perundang-undangan dan pendapat dari teoritisi pakar serta praktisi yang berhubungan dengan ilmu kedokteran dan kehakiman, yaitu antara lain: 1. Pasal 295 HIR Yang diakui sebagai alat ukur yang sah, hanya: a. Keterangan saksi (penyaksian). b. Surat-surat. c. Pengakuan. d. Tanda (penunjukan) 2. Pasal 184 ayat KUHP menyebutkan alat bukti yang sah meliputi: a. Keterangan saksi (penyaksian). b. Keterangan ahli. c. Surat. d. Petunjuk. e. Keterangan terdakwa. 3. Undang-undang Mahkamah Agung Pasal 78 ayat 1 dan 2, alat bukti yang sah adalah: a. Pengetahuan Hakim. b. Keterangan terdakwa. c. Keterangan Saksi. d. Keterangan Orang Ahli. e. Surat-surat. 18 19 BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan 1. Analisis Kuantitatif Rekam Medis Analisis kelengkapan dokumen rekam medis pada pasien dengan tindakan ECT yang meliputi kelengkapan identifikasi pasien, pelaporan yang penting, otentikasi dan pendokumentasian yang benar. Analisis kelengkapan dilakukan pada sebagian formulir, yaitu: a. Ringkasan masuk dan keluar (RM 1) b. Identitas pasien dan penanggungjawab (RM 03) c. Persetujuan tindakan medis (RM 04) d. Ringkasan riwayat pulang (RM 06) e. Pemeriksaan dan terapi IGD (RM 14) f. Surat keterangan (RM 24) g. Catatan keperawatan (RM 56) h. Pengkajian keperawatan kesehatan jiwa (RM 57) i. Pengkajian keperawatan IRD/IRJ (RM 128) Berikut ini adalah data hasil review analisis kuantitatif Dokumen Rekam Medis yang meliputi kelengkapan Identifkasi pasien, Pelaporan yang penting, Otentikasi, dan Pendokumentasian yang benar : 20 a. Kelengkapan Identifikasi Pasien 1) Kelengkapan identifikasi Pasien (Nomor Rekam Medis) Tabel 3.1 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Identifikasi (Nomor Rekam Medis) No. Jenis Formulir Lengkap Jumlah % Tidak Lengkap Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 30 100 - - 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 29 96,7 1 3,3 3 Persetujuan Tindakan Medis 26 86,7 4 13,3 4 Ringkasan Riwayat Pulang 30 100 - - 5 Pemeriksaan dan Terapi IGD 27 90 3 10 6 Catatan Keperawatan 29 96,7 1 3,3 7 Pengkajian Kesehatan Jiwa 30 100 - - 8 Pengkajian Keperawatan IGD/IRJ 28 93,3 2 6,7 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan identifikasi pasien berdasarkan nomor rekam medis terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1), ringkasan riwayat pulang (RM 06) dan pengkajian kesehatan jiwa (RM 57) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir persetujuan tindakan medis (RM 04) yaitu sebesar 26 dokumen rekam medis (86,7%). 21 2) Kelengkapan Identifikasi Pasien (Nama) Tabel 3.2 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Identifikasi (Nama) No. Jenis Formulir Lengkap Jumlah % Tidak Lengkap Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 30 100 - - 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 16 53,3 14 46,7 3 Persetujuan Tindakan Medis 29 96,7 1 3,3 4 Ringkasan Riwayat Pulang 28 93,3 2 6,7 5 Pemeriksaan dan Terapi IGD 27 90 3 10 6 Catatan Keperawatan 28 93,3 2 6,7 7 Pengkajian Kesehatan Jiwa 29 96,7 1 3,3 8 Pengkajian Keperawatan IGD/IRJ 29 96,7 1 3,3 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan identifikasi pasien berdasarkan nama terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir identitas pasien dan penanggung jawab yaitu sebesar 16 dokumen rekam medis (53,3%). 22 3) Kelengkapan Identifikasi Pasien (Umur) Tabel 3.3 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Identifikasi (Umur) No. Jenis Formulir Lengkap Jumlah % Tidak Lengkap Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 30 100 - - 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 27 90 3 10 3 Persetujuan Tindakan Medis 25 83,3 5 16,7 4 Pemeriksaan dan Terapi IGD 28 93,3 2 6,7 5 Pengkajian Kesehatan Jiwa 28 93,3 2 6,7 6 Pengkajian Keperawatan IGD/IRJ 28 93,3 2 6,7 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan identifikasi pasien berdasarkan umur terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir persetujuan tindakan medis (RM 04) yaitu sebesar 25 dokumen rekam medis (83,3%). 23 4) Kelengkapan Identifikasi Pasien (Jenis Kelamin) Tabel 3.4 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Identifikasi (Jenis Kelamin) No. Jenis Formulir Lengkap Jumlah % Tidak Lengkap Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 30 100 - - 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 27 90 3 10 3 Persetujuan Tindakan Medis 23 76,7 7 23,3 4 Pemeriksaan dan Terapi IGD 23 76,7 7 23,3 5 Pengkajian Kesehatan Jiwa 16 53,3 14 46,7 6 Pengkajian Keperawatan IGD/IRJ 24 80 6 20 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan identifikasi pasien berdasarkan jenis kelamin terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir pengkajian kesehatan jiwa (RM 128) yaitu sebesar 16 dokumen rekam medis (53,3%). 24 b. Kelengkapan Pelaporan yang Penting Tabel 3.5 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Pelaporan yang Penting No. Jenis Formulir Lengkap Jumlah % Tidak Lengkap Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 30 100 - - 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 30 100 - - 3 Persetujuan Tindakan Medis 28 93,3 2 6,7 4 Ringkasan Riwayat Pulang 30 100 - - 5 Pemeriksaan dan Terapi IGD 22 73,3 8 26,7 6 Surat Keterangan 30 100 - - 7 Surat Pengantar Perawatan di RSJ 22 73,3 8 26,7 8 Serah Terima Pasien 29 96,7 1 3,3 9 Catatan Keperawatan 30 100 - - 10 Pengkajian Kesehatan Jiwa 30 100 - - 11 Pengkajian Keperawatan IGD/IRJ 29 96,7 1 3,3 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan pelaporan yang penting terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1), identitas pasien dan penanggungjawab, ringkasan riwayat pulang (RM 06), surat keterangan (RM 24), catatan keperawatan (RM 56) dan pengkajian kesehatan jiwa (RM 57) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir pemeriksaan dan terapi IGD (RM 14) dan surat pengantar perawatan di RSJ (RM 24) yaitu sebesar 22 dokumen rekam medis (73,3%). 25 c. Kelengkapan Otentikasi 1) Kelengkapan Otentikasi (Nama Dokter) Tabel 3.6 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Otentikasi (Nama Dokter) No. Lengkap Jenis Formulir Tidak Lengkap Jumlah % Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 26 86,7 4 13,3 2 Persetujuan Tindakan Medis 27 90 3 10 3 Ringkasan Riwayat Pulang 30 100 - - 4 Surat Keterangan 30 100 - - Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan otentikasi berdasarkan nama dokter terdapat pada formulir ringkasan riwayat pulang (RM 06) dan surat keterangan (RM 24) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar yaitu sebesar 26 dokumen rekam medis (86,7%). 2) Kelengkapan Otentikasi (Tanda tangan Dokter) Tabel 3.7 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Otentikasi (Tanda tangan Dokter) No. Jenis Formulir Lengkap Jumlah % Tidak Lengkap Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 28 93,3 2 6,7 2 Persetujuan Tindakan Medis 28 93,3 2 6,7 3 Ringkasan Riwayat Pulang 30 100 - - 4 Surat Keterangan 30 100 - - Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT 26 Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan otentikasi berdasarkan tanda tangan dokter terdapat pada formulir ringkasan riwayat pulang (RM 06) dan surat keterangan (RM 24) yaitu sebesar 30 dokumen rekam medis (100%). Persentase terendah terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar dan persetujuan tindakan medis (RM 04) yaitu sebesar 28 dokumen rekam medis (93,3%). 3) Kelengkapan Otentikasi (NIP Dokter) Tabel 3.8 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Otentikasi (NIP Dokter) No. Jenis Formulir Lengkap Tidak Lengkap Jumlah % Jumlah % 1 Ringkasan Riwayat Pulang 25 83,3 5 16,7 2 Surat Keterangan 26 86,7 4 13,3 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan otentikasi berdasarkan NIP dokter terdapat pada formulir surat keterangan (RM 24) yaitu sebesar 26 dokumen rekam medis (86,7%). Persentase terendah terdapat pada formulir ringkasan masuk dan keluar (RM 1) yaitu sebesar 25 dokumen rekam medis (83,3%). 27 d. Kelengkapan Pendokumentasian yang Benar 1) Kelengkapan Pendokumentasian yang Benar (Tulisan Jelas dan Terbaca) Tabel 3.9 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Pendokumentasian yang Benar (Tulisan jelas dan terbaca) No. Benar Jenis Formulir Jumlah Tidak Benar % Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 26 86,7 4 13,3 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 20 66,7 10 33,3 3 Persetujuan Tindakan Medis 27 90 3 10 4 Ringkasan Riwayat Pulang 29 96,7 1 3,3 5 Surat Keterangan 28 93,3 2 6,7 6 Pengkajian Kesehatan Jiwa 28 93,3 2 6,7 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan pendokumentasian yang benar berdasarkan tulisan jelas dan terbaca terdapat pada formulir ringkasan riwayat pulang yaitu sebesar 29 dokumen rekam medis (96,7%). Persentase terendah terdapat pada formulir identitas pasien dan penanggungjawab yaitu sebesar 20 dokumen rekam medis (66,7%). 28 2) Kelengkapan Pendokumentasian yang Benar (Pembetulan kesalahan) Tabel 3.10 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Pendokumentasian yang Benar (pembetulan kesalahan) No. Benar Jenis Formulir Jumlah Tidak Benar % Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 24 80 6 20 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 28 93,3 2 6,7 3 Persetujuan Tindakan Medis 22 73,3 8 26,7 4 Ringkasan Riwayat Pulang 24 80 6 20 5 Surat Keterangan 25 83,3 5 16,7 6 Pengkajian Kesehatan Jiwa 25 83,3 5 16,7 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan pendokumentasian yang benar berdasarkan pembetulan kesalahan terdapat pada formulir identitas pasien dan penanggungjawab yaitu sebesar 28 dokumen rekam medis (93,3%). Persentase terendah terdapat pada formulir persetujuan tindakan medis yaitu sebesar 22 dokumen rekam medis (73,3%). 29 3) Kelengkapan Pendokumentasian yang Benar (Tanda pada kolom yang tidak diisi) Tabel 3.11 Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Tindakan ECT Berdasarkan Pendokumentasian yang Benar (Tanda pada kolom yang tidak diisi) No. Benar Jenis Formulir Jumlah Tidak Benar % Jumlah % 1 Ringkasan Masuk dan Keluar 22 73,3 8 26,7 2 Identitas Pasien&Penanggungjawab 25 83,3 5 16,7 3 Persetujuan Tindakan Medis 19 63,3 11 36,7 4 Ringkasan Riwayat Pulang 26 86,7 4 13,3 5 Surat Keterangan 27 90 3 10 6 Pengkajian Kesehatan Jiwa 16 53,3 14 46,7 Sumber: Data Sekunder Dokumen Rekam Medis Pasien Tindakan ECT Jumlah persentase tertinggi tingkat kelengkapan pendokumentasian yang benar berdasarkan pemberian tanda pada kolom yang tidak diisi pada formulir surat keterangan yaitu sebesar 27 dokumen rekam medis (90%). Persentase terendah terdapat pada formulir pengkajian kesehatan jiwa yaitu sebesar 16 dokumen rekam medis (53,3%). 2. Pengawasan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tidak terdapat penghitungan IMR dan DMR karena pelangkapan dokumen rekam medis langsung dilakukan oleh petugas assembling. Termasuk pelengkapan aksis, diagnosis, tandatangan dokter dan perawat dimintakan oleh petugas assembling kepada dokter. Hal ini dikarenakan ruang dokter dekat dengan instalasi rekam medis. 30 Tabel 3.12 Jumlah pasien rawat inap berdasarkan usia tahun 2011 No. Kelompok Usia Bulan 5 – 14 15 – 24 25 – 44 45 - 64 65 keatas Jumlah 1 Januari 2 37 133 30 4 206 2 Februari 2 38 93 26 2 161 3 Maret 1 43 139 45 3 231 4 April - 28 127 20 6 181 5 Mei 3 70 89 29 5 196 6 Juni - 33 137 36 1 207 7 Juli 1 55 142 34 6 229 8 Agustus 2 56 133 37 4 233 9 September - 35 139 64 4 243 10 Oktober 1 48 173 39 3 265 11 November - 31 147 35 4 218 12 Desember 1 41 112 43 4 202 Total 2572 Rata-rata pasien rawat inap/hari 7 Tabel 3.13 Ketidaklengkapan catatan medis tahun 2011 ……… 3. Desain Formulir resume pulang RSJD Surakarta a. Desain Formulir resume pulang berdasarkan Aspek Fisik adalah sebagai berikut: 1) Bentuk dari formulir resume pulang adalah persegi panjang. 2) Bahan yang digunakan pada formulir resume pulang adalah HVS A4 dengan berat 70 gram. 31 3) Ukuran formulir resume pulang dengan panjang 29.5cm x lebar 21.5cm. 4) Warna yang digunakan pada formulir resume pulang warna putih dengan tinta warna hitam. b. Desain Formulir resume pulang Berdasarkan Aspek Anatomi adalah sebagai berikut: 1) Kepala formulir (Heading) Kepala formulir atau Heading formulir resume pulang Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdiri dari judul formulir RINGKASAN RIWAYAT PULANG. Nama instansi tertera pada baris kedua setelah judul formulir RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. 2) Pendahuluan (Introduction) Pada formulir resume pulang RSJD Surakarta tidak terdapat pendahuluan (introduction). 3) Perintah (Instruction) Pada formulir resume pulang RSJD Surakarta tidak terdapat perintah (instruction) pengisian formulir. 4) Badan formulir (Body) Merupakan bagian formulir yang disediakan untuk kerja formulir yang sesungguhnya. Badan formulir meliputi : a) Batas Tepi (Margin) Margin atas : 2cm Margin bawah : 1.5cm Margin kanan : 2.2cm Margin kiri : 3.1cm b) Spasi (Spacing) Spasi yang digunakan pada formulir resume pulang 2 spasi. c) Garis (Rule) Garis atau Rule yang digunakan pada formulir resume pulang hanya satu jenis garis putus-putus (Dotted) yang terletak pada 32 item nomor, jumlah visite dokter, tanggal, nama perawat, dan nama dokter. d) Jenis huruf (Type style) Formulir resume pulang menggunakan satu jenis huruf yaitu Times New Roman dan bold style dengan masing-masing ukuran huruf yaitu: (1) Ukuran huruf 12 point (pt) yaitu meliputi tanggal masuk, dokter yang merawat, tanggal pemulangan, nomor, nama pasien, nama keluarga, diagnosis sementara (waktu masuk), gejala-gejala utama pasien, diagnosis akhir (2) Ukuran huruf 14 point (pt) terdapat pada item data identitas organisasi yaitu Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. (3) Ukuran huruf 16 point (pt) terdapat pada item nama formulir yaitu ringkasan riwayat pulang. 5. Penutup (Close) Pada item penutup formulir resume pulang telah terdapat item data tempat dan tanggal pasien pulang, nama serta NIP perawat, dan nama serta NIP dokter. c. Desain Formulir resume pulang Berdasarkan Aspek Isi adalah sebagai berikut: 1) Butir Item/ Data a) Ringkasan riwayat keluar Tanggal masuk Dokter yang merawat Tanggal pemulangan b) Identitas pasien Nomor rekam medis Nama pasien Nama keluarga c) Kelompok diagnosis awal Diagnosis sementara (waktu masuk) 33 Gejala-gejala utama pasien d) Kelompok diagnosis akhir (Kode PPDGJ) Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV e) Lain-lain Diagnosa banding Terapi Prognosa Keadaan waktu keluar Sembuh Perbaikan Meninggal Tidak sembuh Cara waktu keluar Atas persetujuan Pindah RS lain Pulang paksa Lari Meninggal Lain-lain Jumlah visite dokter f) Penutup Tempat dan tanggal pasien pulang Nama terang perawat Tanda tangan perawat NIP perawat Nama terang dokter 34 Tanda tangan dokter NIP dokter 2) Pengelompokkan Data (Grouping) a) Kelompok ringkasan riwayat keluar Tanggal masuk Dokter yang merawat Tanggal pemulangan b) Kelompok identitas pasien Nomor rekam medis Nama pasien Nama keluarga c) Kelompok diagnosis awal Diagnosis sementara (waktu masuk) Gejala-gejala utama pasien d) Kelompok diagnosis akhir (Kode PPDGJ) Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV e) Lain-lain Diagnosa banding Terapi Prognosa Keadaan waktu keluar Sembuh Perbaikan Meninggal Tidak sembuh Lain-lain Cara waktu keluar 35 Atas persetujuan Pindah RS lain Pulang paksa Lari Meninggal Lain-lain Jumlah visite dokter f) Kelompok penutup Tempat dan tanggal pasien pulang Nama terang perawat Tanda tangan perawat NIP perawat Nama terang dokter Tanda tangan dokter NIP dokter 3) Urutan (Sequence) Urutan pengelompokan data pada formulir resume pulang lengkap dan sistematis. 4) Cara pengisian Cara pengisian formulir resume pulang Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dilakukan secara manual atau dengan tulisan tangan oleh perawat atau dokter. Kemudian ditandatangani oleh dokter dan perawat. B. PEMBAHASAN