2. Perancangan dan Pengembangan Produk

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Rekayasa Sistem
Operasi
Product Design
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Program
Pascasarjana
Magister Teknik
Industri
02
Kode MK
Disusun Oleh
53003
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Abstract
Kompetensi
Pengertian perancangan produk,
tahapan perancangan produk, quality
function deployment
Memahami pentingnya perancangan
produk pada pengelolaan operasi
Perancangan Produk (Product Design)
Pengertian
Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep, pengujian
dan
pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau
jasa. Desainer
produk konsep
dan
mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih
sistematis. Peran seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer
pemasaran, manajer produk, industri dandesain insinyur perancang.
Istilah ini kadang-kadang membingungkan dengan desain industri, yang mendefinisikan
bidang spektrum yang lebih luas kegiatan desain, layanan seperti desain, desain sistem,
desain interaksi serta peran design. Produk perancang menggabungkan seni, ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang
berubah ini telah difasilitasi oleh perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk
berkomunikasi, memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam suatu cara yang akan
diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa produk
dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek desain,
dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap penting
dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk
teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu kebutuhan
dan memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan oleh
faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk
menggambarkan produk yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri
adalah istilah Industrial Design Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James
Dyson misalnya dapat dianggap dalam kategori ini.
Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat terutama untuk
mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain. Dalam dunia modern ini termasuk
teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak
2012
2
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
desainer produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif dalam inovasi.
2.
Perancangan dan Pengembangan Produk
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang
melibatkan banyak fungsi dalam suatu perusahaan
3.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa
persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga
fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk adalah
a. Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan
pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk,
pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian
pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi
produk.
b. Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk
fisik
produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut
tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik,
software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
c. Manufaktur
Fungsi
manufaktur
terutama
bertanggung
jawab
untuk
merancang
dan
mengoperasikan system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini
melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan
proses, antara lain adalah :
2012
3
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif
konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih
untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk
menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3 : Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan
Fase
pengujian
dan
perbaikan
melibatkan
konstruksi
dan
evaluasi
dari
bermacam macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya.
Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi
tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai
disediakan untuk didistribusikan
4.
Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau
bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan/kerugiannya.
2012
4
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan
kondisi konsep adalah :
1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan
sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan
seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut
Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran
kegiatan
ini
adalah
untuk
memahami
kebutuhan
konsumen
dan
mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah
ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur
dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.
Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b. Mengidentifikasikan
kebutuhan
konsumen
yang
tersembunyi
dan
tidak
terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara
anggota tim pengembang.
2. Penetapan spesifikasi target
Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara
teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan
target spesifikasi terdiri dari 3 langkah :
a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan
dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan
informasi
tentang
pesaing
dan
dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
2012
5
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengkombinasikannya
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan konsep
Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip
kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area
konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep
produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan
konsumen.
Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :
a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi
b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.
4. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara
berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang
paling
menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :
a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan
untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi
dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan
pada setiap kriteria.
5. Pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah
terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa
kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.
6. Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses
dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik
yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan
2012
6
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan
kinerja.
7. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal
pengembangan
secara
pengembangan,
dan
rinci,
menentukan
mengidentifikasi
strategi
sumber
untuk
daya
yang
meminimasi
waktu
digunakan
untuk
menyelesaikan proyek.
8. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan
menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya
manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan
dalam tahap pengembangan.
9. Analisa produk-produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk
baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk
dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan
awal sampai akhir.
10. Pemodelan dan pembuatan prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model
dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan
membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’
yang ditunjukkan kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya,
sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.
4
MENGEMBANGKAN PRODUK YANG SUKSES
Produk dikatakan sukses jika disukai pasar. Pasar menyukai suatu produk berdasarkan
kualitas dan harga. Menciptakan produk yang disukai tidak dapat dilakukan begitu saja,
diperlukan konsep pengembangan yang baik. Langkah-langkah yang perlu dilakukan suatu
perusahaan yang akan melakukan aktivitas produksi, antara lain:
-
Menentukan yang dibutuhkan pasar
-
Kebijakan Perusahaan
-
Strategi Bisnis
-
Pencarian Ide
2012
7
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Mensintesis Ide – Ide
-
Membuat perencanaan yang detil
-
Memproduksi
-
Memasarkan.
Atribut – atribut dari suatu produk yang sukses dikembangkan:
-
Biaya, baik biaya memproduksi maupun biaya total
-
Kualitas
-
Waktu yang diperlukan untuk memproduksi
-
Mengembangkan teknik produksi masal (repeat production)
Faktor-faktor kunci mengembangkan produk baru:
-
-
Unik
-
Fokus ke pelanggan dan berorientasi pasar
Melakukan pekerjaan rumah yang penting, seperti studi pemasaran, predevelopment dan
sejenisnya.
-
-
Ketajaman dalam mendefinisikan produk yang akan dikembangkan
Kesinambungan pelaksanaan, tidak boleh ada fase yang terputus atau didahulukan
-
Struktur Organisasi dan iklim perusahaan
-
Keputusan yang tepat dalam memilih suatu proyek
-
Memasarkan dengan baik produk yang kita buat
-
Keputusan-keputusan yang tepat dari top management
-
Meningkatkan kecepatan produksi tanpa mengorbankan kualitas
-
-
Mampu mengikuti proses-proses terbaru dengan sistematis
Mampu menarik perhatian pasar
-
Berpengalaman dan memiliki kemampuan dasar yang baik
-
Faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan
Strategi untuk Mengembangkan produk baru:
-
Menentukan berapa pertumbuhan yang diharapkan dari produk baru tersebut
-
Menggali informasi perihal kapabilitas, pasar dan pelanggan
-
-
Mencari peluang-peluang yang ada
Mengembangkan daftar pilihan produk-produk yang saat ini ada
Mengeset kriteria-kriteria apa saja yang diperlukan oleh produk yang akan dibuat
-
Menentukan portfolio produk, apakah baru, modifikasi atau tidak
-
Me-manage portfolio untuk meningkatkan keuntungan
Quality Function Deployment (QFD)
QFD dikembangkan pertama kali di Jepang oleh Mitshubishi’s Kobeshipyard pada
tahun 1972, yang kemudian diadopsi oleh Toyota. Ford Motor Company dan Xerox
2012
8
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
membawa konsep ini ke Amerika Serikat pada tahun 1986. Semenjak itu QFD banyak
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. Perusahaanperusahaan besar seperti Procter & Gamble, General Motors, Digital Equipment
Corporation, Hewlett Packard dan AT&T kini menggunakan konsep ini untuk memperbaiki
komunikasi, pengembangan produk serta proses dan sistem pengukuran.
Definisi Quality Function Deployment (penyebaran fungsi kualitas) merupakan suatu
metode yang digunakan perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan
konsumen tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen. Suatu
organisasi
yang
mengimplementasikan
QFD
dengan
tepat,
dapat
meningkatkan
pengetahuan rekayasa, kualitas dan mengurangi ongkos, waktu pengembangan produk
serta perubahan-perubahan rekayasa.
Cohen (1995) mendefinisikan Quality Function Deployment adalah metode
terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk
menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi serta
sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Menurut Fandy Tjiptono (2005), Quality Function Deployment adalah merupakan
praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan.
QFD menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan
organisasi.
QFD merupakan alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapanharapan pelanggan. Pendekatan disiplin ilmu ini terletak pada desain produk, rekayasa dan
produktivitas dan memberikan evaluasi yang mendalam terhadap suatu produk.
Pada produk layanan (jasa), evaluasi terhadap layanan didasarkan pada eksplorasi
atribut pelayanan menurut pelanggan serta persepsi kepuasan menurut pelanggan.
Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu perangkat manajemen
dimana keinginan dari konsumen digunakan sebagai alat pengembangan produk.
Karakteristik masalah dan penerimaan diidentifikasi pada langkah awal Quality Function
Deployment dan dapat dipecahkan sebelum proses produksi dimulai.
Tujuan dari QFD sendiri tidak hanya memenuhi sebanyak mungkin harapanharapan pelanggan, tapi juga berusaha melampaui harapan-harapan pelanggan sebagai
cara untuk berkompetisi dengan saingannya, sehingga diharapkan konsumen tidak
menolak dan tidak komplain tapi malah menginginkannya. Tim QFD harus membuat
produknya lebih menarik daripada produk yang sudah ada atau lebih menarik dibandingkan
produk pesaing-pesaingnya. Quality Function Deployment digunakan untuk memastikan
bahwa sebuah perusahaan memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan pelanggan
2012
9
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebelum setiap pekerjaan perancangan dilakukan. Ini mungkin memperpanjang tahap
perencanaan desain proyek, akan tetapi secara umum mengurangi baik jumlah waktu
secara keseluruhan yang diperlukan untuk tahap perancangan maupun jumlah waktu
secara keseluruhan yang diperlukan untuk tahap maupun jumlah perubahan-perubahan
rancangan setelah perancangan diluncurkan.
Alat utama dari QFD adalah matriks, dimana hasil-hasilnya dicapai melalui
penggunaan
tim
antar
departemen
atau
fungsional
dengan
mengumpulkan,
menginterpretasikan, mendokumentasikan dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan
pelanggan.
1. Klasifikasi Kebutuhan-kebutuhan Pelanggan
Dengan menanyakan secara langsung, pelanggan umumnya ditanya tentang seberapa
penting suatu atribut dengan atau tanpa atribut lainnya. Tingkat kepentingan atribut yang
diukur dengan metode langsung biasanya disebut stated importance. Metode kedua yang
menduga tingkat kepentingan mengukur seberapa kuat tingkat kepuasan suatu atribut
dikaitkan dengan kepuasan produk keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan secara statistik
dimana tingkat atas dari kepuasan akan suatu atribut berhubungan dengan tingkat atas dari
kepuasan produk secara keseluruhan dan sebaliknya. Tingkat kepentingan atribut yang
diukur dengan metode tidak langsung biasa disebut revealed importance.
Model Klein (Cohen, 1995) menggunakan revealed importance dan stated importance tiap
atribut untuk mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan menjadi empat kategori, yaitu :
a. Kebutuhan yang diharapkan (Expected needs) : high stated importance dan low revealed
importance.
b. Kebutuhan impact rendah (Low-impact needs) : high stated importance dan low revealed
importance.
c. Kebutuhan impact tinggi (High-impact needs) : high stated importance dan high revealed
importance.
d. Kebutuhan yang tersembunyi (Hidden needs) : low stated importance dan high revealed
importance.
Menurut Kano dalam Puspita (2010), untuk memuaskan pelanggan maka perusahaan
harus mengetahui dan mengerti bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Ada 3 (tiga) jenis kebutuhan pelanggan dari sebuah produk yang perlu dipertimbangkan,
yaitu :
a. Revealed Requirements (One Dimensional Quality)
Kebutuhan ini merupakan jenis kebutuhan yang dapat perusahaan tanyakan kepada
konsumen apa yang mereka inginkan. Tingkat kepuasan mereka berbanding lurus
2012
10
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan/proposional dengan tingkat pemenuhan/pelayanan yang diberikan perusahaan.
Pelanggan semakin puas jika dikurangi. Misalnya, pelayanan delivery yang cepat,
semakin cepat pelanggan semakin puas atau sebaliknya semakin tidak puas jika
terlambat.
b. Expected Requirements (Basic Functional Quality)
Jenis kebutuhan ini merupakan jenis kebutuhan mendasar yang kadang-kadang tidak
diungkapkan oleh konsumen kecuali perusahaan gagal memberikannya. Kebutuhan ini
merupakan harapan mendasar (basic expectation) yang mutlak dipenuhi. Tidak
dipenuhinya kebutuhan ini maka sangat tidak puaslah pelanggan. Namun terpenuhinya
kebutuhan ini tidak lagi menjadi nilai lebih bagi produk tersebut. Karena kebutuhan ini
mutlak dipenuhi.
c. Exciting Requirements (Exciting Quality)
Merupakan jenis kebutuhan yang sangat sulit ditemukan, karena kebutuhan ini melebihi
harapan-harapan pelanggan. Produk yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ini tidak
menyebabkan pelanggan merasa tidak puas, tetapi sebaliknya produk yang dapat
memenuhi kebutuhan ini akan memberikan nilai lebih bagi produk tersebut. Contohnya
pelayanan bank 24 jam akan menyenangkan pelanggan, walaupun pelayanan dari 08.00
– 17.00 (jam kerja) sudah cukup bagi pelanggan. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri
bagi pelanggan, namun pelanggan tidak menuntut pemenuhan kebutuhan ini. Oleh
karena itu perusahaan sendiri yang harus menyelidiki permasalahan yang dihadapi
pelanggan serta peluang untuk memberikan pemenuhan kebutuhan ini. Konsep
mengenai kebutuhan ini dalam Model Kano seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 2.3 Model Kano
Sumber : Cohen (2000;39)
2012
11
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model Kano ini merupakan model yang bersifat dinamis, karena selalu berubah sejalan
dengan waktu. Akibat persaingan dan perkembangan teknologi kebutuhan yang termasuk
dalam Excited Requirement bisa bergeser menjadi Expected Requirement. Pada waktu
feature yang bersifat excited dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, feature ini langsung ditiru
oleh semua pesaing, sehingga pada akhirnya pelanggan merasakan bahwa feature tersebut
harus ada pada setiap produk sejenis.
2.
Manfaat Quality Function Deployment (QFD)
Ada tiga manfaat utama yang diperoleh perusahaan bila menggunakan metode QFD yaitu:
a. Mengurangi biaya
Hal ini dapat terjadi karena perbaikan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak ada pengulangan pekerjaan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan pelanggan.
b.
Meningkatkan pendapatan
Dengan pengurangan biaya, untuk hasil yang kita terima akan lebih meningkat. Dengan
QFD produk atau jasa yang dihasilkan akan lebih dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan.
c.
Pengurangan waktu produksi
QFD adalah kunci penting dalam pengurangan biaya produksi. QFD akan membuat tim
pengembangan produk atau jasa untuk membuat keputusan awal dalam proses
pengembangan.
3.
Matriks House of Quality (HoQ)
Metode QFD adalah prosedur yang sistematis untuk melukiskan keinginan pelanggan dan
menginterpretasikannya dalam hal kekhususan produk dan karakteristik proses. Dalam
QFD, suatu matriks yang saling berhubungan dikembangkan untuk menetapkan hubungan
antara keinginan pelanggan dan parameter teknik dari produk atau jasa .
Harus dicatat bahwa QFD dapat diterapkan untuk menganalisis pelayanan jasa seperti
halnya perencanaan dan pabrikasi suatu produk. Dan banyaknya matriks digunakan untuk
menganalisis bisa sedikit (1) atau banyak tergantung kebutuhan. Pada sisi tangan kiri
(bagian 1), terdiri dari daftar input yang berisi keinginan dari konsumen. Masukan
diterjemahkan ke dalam output yang teknis, yang dimasukkan di bagian 2 dari matriks itu.
Output dari matriks 2 menjadi input untuk matriks bagian 3, seperti terlihat pada gambar 2.4
di bawah.
2012
12
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(1)
(2)
(3)
Gambar 2.4 Matriks House Of Quality (HoQ)
Sumber : Groover dalam Puspita (2010)
Keterangan:
QFD yang ditunjukkan disini sebagai sebuah seri matriks yang berhubungan dengan
kebutuhan konsumen terhadap kebutuhan yang terus-menerus yang ditunjukkan disini
adalah tipe-tipe perkembangan: (1) keinginan konsumen menuju ke kebutuhan teknik dari
suatu jasa, (2) kebutuhan teknik dari suatu jasa menuju ke kebutuhan proses, dan (3)
kebutuhan proses menuju ke prosedur kualitas. Proses dalam QFD dilaksanakan dengan
menyusun satu atau lebih matriks yang disebut the House of Quality. Matriks ini
menjelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana
memenuhinya. Matriks yang disebut House of Quality secara umum dapat dilihat pada
gambar 2.5.
Gambar 2.5. The House of Quality (Cohen, 1995)
Keterangan dari tiap bagian adalah sebagai berikut:
1.
2012
Bagian A
13
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan
riset pasar secara kualitatif. Cara untuk mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan
antara lain:
a. Mengadakan wawancara secara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui
keinginan mereka.
b. Menyebarkan angket atau kuesioner kepada pelanggan mengenai kebutuhan dan
harapan terhadap produk/jasa yang diberikan organisasi atau perusahaan kepada
pelanggan.
c. Menerima keluhan dan saran dari pelanggan.
d. Mengadakan pengujian terhadap pelanggan potensial, yaitu dengan
memberikan
produk/jasa
kepada
mereka,
kemudian
meminta
tanggapan terhadap produk/jasa tersebut.
2. Bagian B
Berisi berbagai macam informasi. Pertama, data pasar dari atribut pada
bagian A yang bersifat kualitatif perlu diketahui derajat kepentingannya bagi
konsumen pada setiap atribut produk/jasa yang signifikan. Riset pasar ini
bersifat kuantitatif.
Kedua, perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja produk/jasa
yang dihasilkan perusahaan dengan kinerja produk/jasa yang dihasilkan
perusahaan pesaingnya. Dari hal ini, maka perusahaan dapat mengetahui
gap antara atribut-atribut produk/jasa yang dihasilkan perusahaan dengan
yang dihasilkan oleh perusahaan pesaingnya.
Ketiga, perusahaan perlu menetapkan tujuan strategis untuk produk atau
jasa baru. Setiap atribut produk/jasa perlu ditetapkan nilai target sesuai
dengan kemampuan dari sumber daya yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi nilai target, maka akan semakin besar gap antara atribut produk atau
jasa yang dihasilkan perusahaan dengan nilai target, sehingga untuk
mencapai nilai target yang telah ditetapkan dibutuhkan usaha yang besar.
Keempat, dengan mengetahui besarnya nilai target dan kinerja dari atribut
produk/jasa perusahaan, maka dapat diukur besarnya rasio perbaikan
(improvement). Rasio perbaikan ini diukur dengan rumus:
Rasio perbaikan 
Nilai T arg et
Kinerja Jasa
Sebelum menghitung bobot dari setiap atribut, perlu dipahami terlebih
dahulu apa yang disebut sales point. Sales point adalah persepsi atau
pendapat tentang suatu produk/jasa dari pihak manajeman. Dan nilai atau
2012
14
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bobot yang sering dipakai pada ketetapan sales point dapat dilihat pada
tabel 2.1:
Tabel 2.1 Sales Point
Nilai
1
Keterangan
Tidak terdapat penjualan
1,2
Titik penjualan tengah atau sedang
1,5
Titik penjualan tinggi
Sumber: Puspita, 2010
Kelima, perusahaan perlu menetapkan bobot (weight) dari setiap atribut
jasa. Bobot ini dapat dihitung dengan rumus:
Bobot = Derajat Kepentingan x Rasio Perbaikan x Sales Point
Dan yang terakhir adalah dengan melakukan normalisasi terhadap bobot.
Normalisasi bobot dapat dihitung dengan rumus:
Normalisas i Bobot 
Bobot
Total Bobot
3. Bagian C
Merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara
tim pengembangan produk/jasa dalam merespon keinginan konsumen.
Suara konsumen baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus
diterjemahkan ke dalam suara pengembang. Penerjemahan ini biasanya
kita sebut sebagai Substitute Quality Characteristics (SQC). Di sini akan
diterjemahkan bahasa konsumen ke dalam bahasa organisasi teknik
(Organization’s Technical Language).
4. Bagian D
Bagian ini menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan
keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Di sini akan
digunakan matriks dalam mempelajari hubungan tersebut yang dapat
bersifat kuat, moderat, lemah dan tidak ada hubungan, seperti dapat dilihat
pada tabel 2.2:
Tabel 2.2 Simbol dan Nilai Matriks Interaksi
2012
15
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumber: Hartanto, 2008
Untuk memperoleh informasi yang bersifat kuantitatif, maka nilai yang
merupakan representasi hubungan di atas perlu dikalikan dengan
normalisasi bobot.
5. Bagian E
QFD merupakan kunci untuk menuju concurent engineering, karena di sini
ada fasilitas untuk mengkomunikasikan satu sama lain dari bagian
parameter teknik. Bagian ini disebut sebagai technical correlations atau
atap dari House of Quality. Bagian ini akan memetakan hubungan dan
saling
ketergantungan
diantara
parameter
teknik.
Interaksi
antara
parameter teknik dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Simbol Interaksi Parameter Teknik
Simbol
Pengaruh Hubungan
√√
Positif Kuat
√
Positif Moderat
<kosong>
Tidak ada hubungan
Sumber: Hartanto, 2008
6. Bagian F
Bagian ini berisi berbagai macam informasi. Pertama, menghitung besarnya
pengaruh dari technical response serta keinginan konsumen. Dari
perhitungan ini, dapat dilakukan perangkingan terhadap jenis parameter
teknik, sehingga dapat diketahui prioritas pengembangan produk/jasa.
Kedua, perbandingan antara produk/jasa yang dihasilkan perusahaan dan
produk/jasa yang dihasilkan pesaing. Untuk itu perlu ditetapkan terlebih
dahulu satuan ukur dari parameter teknik. Informasi ini dapat digunakan
untuk melakukan benchmarking dari produk/jasa pesaing.
Ketiga, dari perbandingan di atas maka perusahaan dapat menetapkan
sasaran kinerja (nilai target) secara teknis yang akan dicapai perusahaan.
2012
16
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penetapan target ini akan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan.
4. Tahapan-tahapan Implementasi Quality Function Deployment
Tahapan-tahapan pengimplementasian Quality Function Deployment (QFD)
menurut Hartanto (2008) secara umum ada tiga fase:
a. Fase pengumpulan suara konsumen (Voice of Customer)
Prosedur umum dalam mengumpulkan suara konsumen adalah:
1) Menentukan atribut-atribut yang dipentingkan konsumen (berupa data
kualitatif) dan data ini biasanya diperoleh dari wawancara dan observasi
terhadap konsumen
2) Mengukur tingkat kepentingan dari atribut-atribut
b. Fase penyusunan rumah kualitas (House of Quality)
Langkah-langkah dalam pembuatan rumah kualitas meliputi:
1) Pembuatan Matriks Keinginan Konsumen
Tahapan ini meliputi:
a) Menentukan konsumen
b) Mengumpulkan data keinginan konsumen
c) Pembuatan matriks perencanaan
Tahapan ini meliputi:
(1) Mengukur keinginan konsumen.
(2) Menetapkan performansi konsumen.
Beberapa kolom dalam matriks perencanaan:
a) Importance to customer
Tempat untuk menyatakan seberapa penting tiap keinginan bagi
konsumen
b) Relative Importance
Merefleksi suatu keinginan beberapa kali lebih penting dibandingkan
dengan keinginan lainnya bagi konsumen.
c) Ordinal Importance
Tingkat kepercayaan ini meminta responden untuk mengurutkan
data, sehingga kepuasan akan lebih konsisten.
d) Customer Satisfaction Performance
Merupakan persepsi konsumen terhadap seberapa baik produk atau
jasa yang ada saat ini dalam memuaskan konsumen.
2012
17
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e) Competitive Satisfaction Performance
Merupakan persepsi konsumen terhadap seberapa baik produk atau
jasa pesaing dapat memuaskan konsumen
f)
Goal and Improvement Ratio
Dibuat untuk memutuskan level dari customer performance yang
ingin dicapai dalam memenuhi keinginan konsumen.
Im provement Ratio 
Goal
Current Satisfaction Performance
g) Sales Point
Berisikan informasi tentang kemampuan dalam menjual produk atau
jasa, didasarkan pada seberapa baik tiap keinginan konsumen
dapat dipenuhi.
h) Raw Weight
Memodelkan
kepentingan
keseluruhan
bagi
tim
dari
tiap
kepentingan konsumen, rasio perbaikan , dan sales point.
i)
Normalized raw weight
Normalized Raw Weight 
Raw Weight
Raw Weight Total
2) Pembuatan Parameter Teknik
Tahapan ini merupakan tahapan pemunculan karakteristik kualitas
pengganti. Pada tahapan ini dilakukan transformasi dari keinginan yang
bersifat non teknis menjadi data yang bersifat teknis guna memenuhi
keinginan konsumen.
3) Menentukan Hubungan Parameter Teknik dengan Keinginan Konsumen
Tahapan ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis
dengan keinginan konsumen. Hubungan antara keduanya bisa berupa
hubungan yang sangat kuat, sedang, dan lemah.
4) Korelasi Teknis
Tahapan ini menggambarkan hubungan dan ketergantungan antar
respon teknis, sehingga bisa dilihat apakah suatu respon teknis yang
satu mempengaruhi respon teknis yang lain.
5) Benchmarking dan Penetapan Target
Tahapan ini dilakukan analisis perbandingan antara performansi dari
pesaing dengan perusahaan, sehingga dapat diketahui tingkat pesaing
yang terjadi.
c. Fase Ketiga (Analisis dan Intepretasi)
2012
18
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Merupakan analisis dari tahapan-tahapan di atas. Selain ketiga tahapan di
atas, ada tahapan yang pertama kali dilakukan yaitu tahapan perencanaan
dan persiapan (fase 0 atau prafase). Adapun tahapan ini antara lain:
1) Menyiapkan dukungan organisasional, meliputi dukungan dari pihak
manajemen, dukungan fungsional dan dukungan teknis QFD.
2) Menentukan tujuan ataupun keuntungan yang diharapkan dari kegiatan
QFD.
3) Menentukan siapa pelanggan. Karena dalam proses QFD penilaian
banyak dilakukan oleh pelanggan.
4) Menentukan cukupan produk. Dalam hal ini harus ditentukan dahulu
bagian mana dari produk atau jasa yang termasuk dan tidak termasuk
dalam aktivitas QFD.
5) Melengkapi fasilitas dan material yang mendukung bagian pelaksanaan
QFD.
Daftar Pustaka
Russel, R. & Taylor, B.W. (2010). Operation Management, 7th Ed. John Wiley & Son. New
York.
2012
19
Rekayasa Sistem Operasi
Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download