Analisis Fundamental Emas Dr. Adrian Teja Selasa, 23 Agustus 2011 [email protected] 1. Analisis Prospek Investasi Emas Harga emas hari ini mencapai rekor terbaru US$ 1910/troy ounce. Apakah pada rekor harga ini investasi emas masih layak? Untuk menjawab pertanyaan ini, kami mencoba untuk menganalisis prospek investasi emas dengan menggunakan analisis fundamental. Analisis fundamental nilai emas dibagi menjadi 2 tahap, pertama analisis permintaan dan produksi emas dan trend biaya produksi emas, dan kedua, nilai emas relatif terhadap nilai riil US$ setelah disesuaikan dengan inflasi dan valuasi relatif nilai emas relatif terhadap nilai perak. Pada grafik 1 dibawah ini ada 2 isu yang ingin dibahas. Isu pertama, dari tahun 2001 sampai tahun 2011 tingkat permintaan emas menunjukkan trend meningkat sedangkan tingkat produksi emas menunjukkan trend menurun. Isu kedua tingkat produksi emas jauh lebih kecil daripada tingkat permintaan emas. Kekurangan produksi emas relatif terhadap permintaan emas selanjutnya ditutup oleh emas yang didaur ulang. (Lihat grafik 2). Isu pada grafik ke 2 adalah trend pasokan emas relatif stagnan selama 10 tahun terakhir. Kedua isu pada grafik 1 dan isu pada grafik 2 menunjukkan emas masih merupakan barang yang langka sehingga harga emas pada level yang tinggi menjadi sustainable. Grafik 1. Permintaan dan produksi emas dunia. 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2000 2002 2004 Gold Demand (Tons) 2006 2008 2010 2012 World Gold Production (Tons) Sumber: World Gold Council 1 Grafik 2. Emas yang didaur ulang. Sumber: Gold Survey 2011, London 13th April 2011oleh Philip Klapwijk Biaya produksi emas yang sering disampaikan oleh perusahaan pertambangan adalah cash cost. Definisi cash cost menurut http://moneyterm.co.uk adalah “the costs of production, at site level, per unit of output “. Grafik 3. Cash cost dari negara penghasil emas. Sumber: Gold Survey 2011, London 13th April 2011oleh Philip Klapwijk 2 Menurut Adrian Douglas (2009) pada www.gata.org, cash cost baru mencerminkan biaya operasional. Selain biaya operasional masih ada biaya lain yaitu pajak, biaya eksplorasi, biaya deplesi, biaya penyusutan, dan biaya pendanaan. Implikasinya adalah total biaya produksi emas akan lebih besar daripada cash cost. Adrian Douglas menyajikan biaya produksi total dari 4 perusahaan produsen emas terbesar yaitu Newmont, Anglogold Ashanti, Barrick, dan Goldfields pada grafik 4. dibawah ini. Pada tabel 1. dapat dilihat bahwa pda tahun 2008 total cost produksi emas adalah US$ 857/oz sedangkan cash cost rata-rata US$ 500/oz atau terdapat selisih biaya produksi sebesar US$ 357/oz. Tabel 1. Cash cost dari 4 perusahaan produsen emas. Sumber: http://www.gata.org/files/GoldMiningProductionCosts-08-23-2009.pdf Trend biaya produksi 4 perusahaan diatas tumbuh cukup cepat yaitu tumbuh 53% dari tahun 2006 sebesar US$ 516/oz menjadi US$ 794/oz tahun 2007, dan meningkat lagi 7,9% ke tahun 2008 menjadi 857/oz. http://www.cnbc.com/id/41058173/Gold_Cost_of_Production memberitakan AngloGold Ashanti menyatakan total biaya produksi emas tahun 2011 lebih besar dari US$ 1.000/oz dan perusahaan pertambangan Afrika Selatan yaitu Harmony Gold dan DRDGold mempunyai cash cost sebesar US$ 1.000/oz dan masih harus ditambah biaya lain untuk menghitung total cost produksi emas. Data cash cost dan biaya produksi emas, kami gunakan untuk menentukan trend kenaikan minimum harga emas dan seberapa jauh harga emas dapat turun dari harga saat ini. 3 Dengan trend kenaikan biaya produksi yang cukup pesat, kami pikir potensi penurunan harga emas relatif terbatas. Analisis lebih lanjut menunjukkan trend produksi emas mengalami penurunan ketika permintaan dan harga emas menunjukkan trend meningkat. Penjelasannya ada 2, pertama, produsen emas mengurangi produksinya dalam jangka pendek supaya bisa menjual emas dalam jumlah yang lebih banyak dan harga yang lebih tinggi dimasa depan, atau, kedua, harga emas saat ini terlalu rendah bagi produsen emas agar dapat memproduksi emas dengan tingkat keuntungan yang wajar. Berbagai argumen yang telah kami sampaikan menunjukkan kenaikan harga emas didukung oleh fundamental yang kuat. Kami melanjutkan analisis dengan valuasi nilai emas relatif aset berharga lainnya yaitu relatif terhadap nilai riil US$ setelah disesuaikan dengan inflasi, relatif terhadap harga perak. Pada grafik 4. dapat dilihat nilai emas relatif terhadap nilai riil US$ setelah disesuaikan dengan inflasi. Pada grafik ini dapat dilihat bahwa harga emas akan menyamai nilai tertinggi emas pada tahun 1980 pada harga US$ 2.248/oz (dengan menggunakan nilai tukar riil US$ tahun 2010). Grafik 4. Harga emas relatif nilai US$ Sumber: Gold Survey 2011, London 13th April 2011oleh Philip Klapwijk 4 Kami pikir nilai tukar riil US$ pada tahun 2011 sudah lebih rendah lagi sehingga harga emas untuk menyamakan rekor tahun 1980 dengan nilai tukar riil US$ tahun 2011 akan lebih tinggi dari US$ 2.280/oz. Pada grafik 5. dapat dilihat pertumbuhan M1 atau pertumbuhan pasokan uang US$ masih sangat cepat. Grafik 5. Pertumbuhan M1 US$. Sumber: Bloomberg. Selain pertumbuhan pasokan uang US$, berbagai negara Eropa juga ikut menambah pasokan uangnya. Lihat grafik 6. dibawah ini: Grafik 6. M1 dari European Central Bank. Sumber: Bloomberg. 5 Pertumbuhan pasokan uang, i.e. US$ dan Euro, yang cepat dan trend penurunan produksi emas dan stagnannya pasokan emas dari emas daur ulang mengakibatkan ketidakseimbangan antara permintaan emas dengan produksi emas semakin akut. Saat ini dana yang masuk pada investasi emas, yaitu exchange traded fund, sedang bertumbuh sangat pesat. Lihat grafik 7. dibawah ini. Grafik 7. Trend investasi ETF emas. Sumber: Gold Survey 2011, London 13th April 2011oleh Philip Klapwijk 6 Kami pikir permintaan investasi emas tidak akan mereda dalam jangka waktu 3-5 tahun kedepan. Pertimbangannya excess cash akibat pertumbuhan M1 di US dan Eropa sebagian besar masih diinvestasikan pada US$ Treasury karena pertimbangan utama menghindari risiko. Ketika risk appetite telah kembali, perpindahan sedikit saja dana dari US$ Treasury dapat mengakibatkan lompatan harga yang signifikan pada aset berisiko, termasuk Emas. Pada Grafik 8 kami menyajikan US$ treasury yield umur 2 tahun dan Grafik 9. US$ treasury yield umur 10 tahun. Grafik 8. Treasury Yield 2 tahun. Sumber: Bloomberg. Grafik 9. Treasury Yield 10 tahun Sumber: Bloomberg. 7 Selain potensi permintaan emas dari pergeseran investasi investor dari US Treasury ke emas, kami menemukan potensi permintaan emas dari bank sentral untuk mendiversifikasi cadangan devisanya. Lihat tabel 2. dibawah ini untuk melihat besarnya proporsi emas dalam cadangan devisa1. Tabel 2. Proporsi Emas dalam cadangan devisa. Source: World Gold Council International Financial Statistics, May 2011. Sekilas nilai emas dari cadangan devisa US mencapai jumlah yang sangat signikan yaitu 74,6% atau setara dengan 8.133,5 ton. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa cadangan devisa sebesar ini nilai sangat kecil relatif ekonomi US. Nilai cadangan emas dengan harga saat ini yaitu US$ 1910/oz setara dengan US$1910/31 gram = US$61/gram dikali 8.133.500.000 gram atau setara dengan US$ 496 miliar. Jumlah cadangan devisa ini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah uang M1 yang ada di US yaitu diatas US$ 2.000 miliar. Saat ini pembeli emas terbesar berasal dari China dan India. Saya akan memfokuskan pada China. Cadangan emas China adalah 1.054 ton hanya seperdelapan cadangan emas US. Tetapi cadangan emas China hanya bernilai 1,6% dari total cadangan devisa dan sebagian besar cadangan devisa China disimpan dalam bentuk US treasury. Jika China meningkatkan pembelian emasnya sehingga cadangan emas mencapai 8.000 ton, dana yang akan dibelanjakan China mencapai nilai US$ 61/gram dikali 7.000.000.000 gram 1 Indonesia urutan 38 dengan kepemilikan 73,1 ton atau setara dengan cadangan devisa sebesar 3,3%. 8 atau setara dengan US$ 427 miliar. Tentu saja nilai pembelian ini akan lebih besar karena ekspektasi pembelian emas oleh China akan mengakibatkan harga naik lebih pesat lagi. Analisis lebih lanjut, produksi emas dunia pertahun rata rata 2.500 ton. Dengan demikian kebutuhan China sebesar 7.000 ton membutuhkan minimum 3 tahun pembelian emas itupun dengan asumsi seluruh produksi emas dibeli China. Jika 50% produksi emas diambil China maka dibutuhkan waktu 6 tahun untuk mengumpulkan emas sebanyak 7.000 ton. Jika China jadi menambah cadangan emas dalam cadangan devisanya, maka negara lain akan ikut menambah cadangan emas dalam cadangan devisanya. Beberapa urutan jika yang saya sampaikan dalam argumen diatas memang dapat membuat kita menjadi overconfidence dalam melihat investasi emas. Tetapi, data cadangan devisa ini juga menyimpan sisi negatif yaitu mengapa bank sentral di berbagai negara tidak mendiversifikasikan cadangan devisanya, khususnya pada emas. Apakah karena bank sentral adalah birokrat yang lebih termotivasi pada mencari aman daripada membela kepentingan negara? Atau bank sentral melihat cadangan devisa dalam bentuk emas tidak berguna tetapi hanya menimbulkan biaya penyimpanan? Atau bank sentral berharap harga emas turun agar dapat beli dengan harga murah sehingga mereka selalu berada pada posisi wait and see? Atau yang paling masuk akal bagi saya, bank sentral mempunyai kewajiban untuk memberikan dollar pada rakyat bukan memberikan emas sehingga bank sentral tidak dimungkinkan untuk membeli emas? Berbagai pertanyaan ini saya kembalikan pada pembaca untuk menjawabnya. Informasi yang dari http://www.gata.org/node/10328 menunjukkan Hugo Chavez memerintahkan bank sentral Venezuela aktif membeli emas dan tindakan ini diikuti oleh bank sentral Kazakhstan yang menggunakan haknya sebagai pembeli prioritas untuk membeli semua produksi emas didalam negeri. Sebagai informasi, Kazakhtan adalah pada tahun 2010 produsen emas terbesar urutan 20 dunia dengan produksi sebesar 10 ton per tahun. http://www.menafn.com/qn_news_story.asp?storyid={5dd1a28e-ca34-410eae1c-be3fc5d29f28} 9 Kembali pada valuasi relatif emas, harga emas seringkali dibandingkan dengan harga perak. Oleh karena itu kami juga menyajikan nilai emas relatif terhadap nilai perak pada grafik 6 dibawah ini. Penjelasan gold to silver ratio last close 43,60 adalah setiap satu ounce emas setara dengan 43,60 ounce perak. Grafik 10. Rasio harga emas relatif terhadap harga perak Sumber: goldprice.org Pada grafik 10. Gold to silver ratio relatif rendah karena harga perak telah naik jauh lebih tinggi daripada kenaikan harga emas. Secara historis (berdasarkan grafik) rasio ini berada pada level 60, skenario pertama, harga perak akan turun tajam sedangkan harga emas relatif stabil, skenario kedua, harga perak stabil dan harga emas melanjutkan peningkatan harganya, atau skenario ketiga, harga perak naik dan harga emas naik lebih cepat. 10 Pada grafik 11 dapat dilihat trend harga perak. Kami belum melihat tanda tanda harga perak mengalami perubahan trend. Grafik 11. Harga perak. Sumber: www.kitco.com 2. Risiko Investasi Emas Demand always create its own supply. Mengapa emas disukai memang masih misteri? Sebagian besar keterikatan orang terhadap emas terjadi karena historis. Dari dulu emas menjadi alat tukar dan penyimpanan daya beli, maka sekarang juga emas masih menjadi alat tukar dan penyimpanan daya beli. Sejarah juga menunjukkan selain emas dan perak, alat tukar dan alat untuk menyimpan daya beli mengalami evolusi. Alat tukar dana alat penyimpanan dimulai dari barang riil untuk keperluan barter, barang riil alternatif yang distandarisasi seperti sapi, garam, kerang atau shells of cories digunakan sebagai mata uang di Afrika, logam, mulai dari tembaga, perak, dan emas, selanjutnya uang kertas, dan saat ini uang elektronik, mulai dari rekening bank sampai paypall. Apakah setelah maju sampai uang elektronik kita akan kembali lagi kepada uang emas? Skenario yang lebih mungkin bagi saya adalah mata uang elektronik seperti paypall akan meningkat tingkat penerimaannya diantara masyarakat karena uang ini akan dikaitkan secara lebih riil dengan barang dan jasa. Akhirnya terjadilah penyatuan mata uang global yang dimulai lintas negara dan tidak dibatasi hukum. Jika skenario ini terjadi, investasi pada emas adalah investasi yang sia-sia. Harga emas yang stabil pada tingkat yang tinggi dapat mendorong upaya eksplorasi tambang emas dan revitalisasi tambang emas yang sudah tidak ekonomis lagi untuk ditambang. Akibatnya, pasokan emas yang secara historis terbatas baik dari lokasi pertambangan, emas daur ulang, dan emas dari ETF bisa meningkat secara tiba-tiba. Peningkatan pasokan emas mengakibatkan harga emas bisa mengalami penurunan yang tajam. 11 Risiko berikutnya adalah ditemukannya aset atau instrumen penyimpan nilai yang mempunyai kualitas yang lebih baik daripada emas. Kualitas yang lebih baik diukur dari kemampuan aset atau instrumen tersebut untuk pertama, mempertahankan daya beli, kedua, memberikan arus kas selama kita memiliki emas tersebut, dan ketiga, mempunyai biaya penyimpanan yang rendah. Untuk jangka waktu sampai 5 – 10 tahun kedepan, indikasi aset atau instrumen tersebut belum ditemukan. Event yang dapat menjadikan harga emas mengalami penurunan yang sangat tajam. Pertama, treasury yield yang hampir nol mengakibatkan investor indifference antara investasi pada treasury yang hampir tidak menghasilkan arus keuntungan dengan investasi emas yang tidak menghasilkan arus keuntungan. Ketika treasury yield meningkat maka investasi emas menjadi sangat inferior dibandingkan dengan treasury. Kedua, pertumbuhan ekonomi mulai meningkat kembali sehingga perusahaan dapat mengalihkan perhatian dari mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan menjadi mulai menghibur lagi investor melalui pembagian lagi keuntungan perusahaan. Kesimpulan 1. Data yang ada menunjukkan harga emas bisa bertahan pada level yang tinggi. 2. Trend kenaikan harga emas diperkirakan masih berlangsung cukup lama. 3. Setiap penurunan harga merupakan peluang untuk membeli emas dalam jumlah yang lebih banyak. 4. Risiko emas walaupun sepertinya probabilitas terjadinya relatif kecil, tetap perlu kita perhatikan sebagai risiko. 12 Disclaimer. Past performance is not a guarantee or a reliable indicator of future results. Gold may decline in value due to both real and perceived general market, economic, and industry conditions. Investments in value securities involve the risk the market’s value assessment may differ from the manager and the performance of the securities may decline. There is no guarantee that these investment strategies will work under all market conditions and each investor should evaluate their ability to invest for a long-term especially during periods of downturn in the market. This material contains the current opinions of the author and such opinions are subject to change without notice. This material has been distributed for informational purposes only and should not be considered as investment advice or a recommendation of any particular security, strategy or investment product. Information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, but not guaranteed. 13