BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah berhasil memudahkan manusia dalam aktivitas kesehariannya. Bila dilihat lebih lanjut dan dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, tentunya semakin banyak perangkat komputasi yang digunakan maka akan meningkat pula konsumsi daya listrik dari tahun ke tahun. Peningkatan konsumsi daya listrik inilah yang perlu dicermati bagi setiap elemen masyarakat tentunya apabila komputasi tidak dilakukan secara bijak. Konsep kegiatan ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari yang telah dikenal dengan kampanye Go Green/Green Life, hal ini menjadi salah satu bentuk perwujudan kesadaran bagi setiap elemen masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya. Salah satu perwujudan di antara banyak program ramah lingkungan yang menitik beratkan pada produksi serta pemanfaatan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan infrastrukturnya adalah Green Computing. Konsep Green Computing telah dikenalkan pada tahun 1992 oleh U.S. Environmental Protection Agency (EPA) yang mengeluarkan program Energy Star untuk mempromosikan dan menghargai penerapan efisiensi energi pada monitor, perangkat pengontrol iklim, dan teknologi lainnya. Menurut San Murugesan Green Computing dikenal juga dengan istilah Green IT. Dalam pengertiannya, adalah sebuah proses/konsep pengkajian dan pelaksanaan dari suatu desain, pembuatan, pengolahan dari komputer, server, dan perangkat terkait yang di dalamnya, seperti monitor, printer, dan perangkat penyimpanan data. Pada implementasinya, pelaksanaan Green IT dari suatu perusahaan dapat membantu perusahaan tersebut dalam menekan biaya pengeluaran sumber daya untuk infrastruktur Teknologi Informasi (TI), meningkatkan performa dan penggunaan sistem di dalamnya sejalan dengan proses pelestarian dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan hidup. Maraknya isu lingkungan hidup terutama global warming telah menjadi tema sentral saat ini, tidak terkecuali bagi pelaku bisnis teknologi Information and Communication Technology (ICT). Ada berbagai sorotan, gagasan, dan usulan ICT yang 1 2 berbasis kepada upaya penyelamatan lingkungan hidup demi kepentingan umat pada masa yang akan datang, di antaranya data center. Selama ini, keberadaan data center identik dengan kebutuhan daya listrik yang sangat besar untuk proses komputasi secara kontinyu (berkelanjutan), sehingga akan berdampak pada permasalahan energi. Menurut International Data Corporation (IDC) dan Gartner, Inc. IDC menilai bahwa untuk setiap US$1 investasi perangkat keras di Data Center, akan muncul tambahan biaya US$0,5 pada power dan cooling system. Gartner, Inc. bahkan memprediksi separuh dari data center di dunia pada 2008 akan kekurangan kapasitas power dan cooling akibat krisis energi. Dari permasalahan tersebut, dibutuhkan model baru Data Center yang ramah lingkungan atau Green Data Center. PT. Surya Rengo Containers bergerak di bidang percetakan dan kemasan, perusahaan ini merupakan perusahaan gabungan dari Indofood CBP 60% dan Rengo Co. Japan, LTD 40 % perusahaan memiliki 3 cabang di Indonesia yaitu Tangerang, Semarang, Surabaya dan Karawang (Kantor Pusat). Perusahaan memiliki empat server untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, server yang digunakan tersebut bertujuan untuk penyimpanan data pelanggan, data penjualan, data supplier, data persediaan barang, dan data keuangan. Pada saat ini, server di PT. Surya Rengo Containers belum terintegrasi dengan baik, sehingga perusahaan mengeluarkan biaya cukup tinggi untuk melakukan maintenance. Dapat dibayangkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan maintenance terhadap setiap server, pada dasarnya PT. Surya Rengo Containers sudah memikirkan untuk mengintegrasikan server dari 3 cabang perusahaan. Akan tetapi perusahaan sadar betapa besarnya energi yang akan digunakan untuk membangun data center, dan nantinya akan membuat beban cost listrik perusahaan membengkak. Berdasarkan laporan dari ENERGY STAR, data center mengkonsumsi listrik hingga 50 kali lebih besar dibandingkan ruang kantor standar. Karena energi yang di konsumsi untuk pendinginan hampir 30% dari total konsumsi energi data center. Sehingga pelaksanaan Green IT dalam suatu instansi, terutama pada suatu instansi besar akan sangat terasa manfaatnya. Keseriusan PT. Surya Rengo Containers yang ingin menerapkan green data center didukung dengan adanya peraturan pemerintah mengenai konversi energi dan 3 tanggung jawab sosial perseroan terbatas. Disamping itu green data center juga memiliki keuntungan untuk menekan biaya pemakaian listrik dan jumlah konsumsi energi data center. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang dihadapi adalah: Kesulitan dalam hal ketidak ketersediaan data dan aplikasi yang disebabkan karena tidak adanya integrasi antar komputer server. Adanya peraturan pemerintah mengenai tanggung jawab pengusaha dalam konservasi energi dan tanggung jawab sosial lingkungan perseroan terbatas yang apabila dilanggar akan dikenakan sanksi. Belum adanya green data center. 1.3 Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup penelitian yang ditentukan adalah: Fokus kepada best practices green data center. Fokus terhadap komponen data center: (1) Power, (2) HVAC, (3) Building Management System (4) Compute Devices, (5) Network Devices, (6) IT Support System Tidak membahas Green Software. Tidak membahas Green Building dan Management Security. Tidak membahas Disposal (E-Waste). Tidak membahas Disaster Recovery Planning. Tidak membahas instalasi green data center. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan: Membuat best practice dari green data center. 4 Memberikan usulan rancangan data center yang eco friendly. Menjalankan Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tentang Konversi Energi dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Manfaat: Penghematan keuangan secara berkesinambungan. Mengoptimalkan penggunaan energi dalam data center. Menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR). Menjaga pelestarian lingkungan. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan: 1.5.1 Metode Analisis Metode Survei Mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam penelitian dengan langsung mendatangi perusahaan untuk menganalisis kondisi IT perusahaan saat ini. Metode Wawancara Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara terhadap pihak internal perusahaan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun secara sistematis dan diajukan kepada pihak terkait. Metode Studi Pustaka Mengumpulkan data yang bersumber dari buku, jurnal, dan white paper untuk menyusun penelitian ini. 5 1.5.2 Metode Perancangan HCL Technology HCL Technology digunakan sebagai metode utama dalam rancangan green data center. Metode ini mencakup tiga langkah yaitu (1) assessment, (2) planning and design dan (3) implementation. Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL) LBNL digunakan untuk mengetahui tingkat “green” dalam rancangan data center. Terdapat dua metrik yang digunakan dalam LBNL yaitu Power Usage Effectiveness (PUE) dan Data Center Infrastructure Efficiency (DCiE). Payback Period Payback Period digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang menunjukan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi. Analisis Payback Period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha/proyek yang dikerjakan dapat mengembalikan investasi. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Secara garis besar, penjelasan dari kelima bab tersebut antara lain adalah sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI 6 Landasan teori berisi teori yang mendukung penelitian ini. Dalam bab ini dijelaskan teori yang berkaitan dengan green computing dan teori mengenai rancangan dalam membuat data center yang ramah lingkungan. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini membahas gambaran umum mengenai perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pembagian tugas dan wewenang, dan mengenai berbagai macam metode. BAB 4 : HASIL DAN BAHASAN Bab ini menjelaskan hasil yang dikembangkan berdasarkan penelitian analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang telah dihubungkan dengan setiap variabel penelitian. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menyajikan simpulan mengenai kegunaan dan manfaat yang diperoleh dengan penerapan green computing dan saran dari penulis yang sekiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan yang ingin membangun green data center. 1.7 Tinjauan Pustaka Newcombe, L. (2010). Data Center Energy Efficiency Metrics: Existing and Proposed Metrics to Provide Effective Understanding and Reporting of Data Centre Energy. New York: BCS. Milojkovic, A., & Chiu. T. (2010). Green Data Centre Design: A Holistic Approach. Florida: BICSI. Philipson, G. (2010). A Green ICT Framework: Understanding and Measuring Green ICT. New South Wales: Connection Research. Stollenmayer, P. (2011). How The Earth can Benefit from Green ICT. Green ICT, 2, 8. Toledo, R.M., & Gupta. P. (2010). Green Data Center: How Green Can We Perform?. Journal of Technology Research, 2(9), 1-8.