BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State Of Art Tabel 2.1. State Of Art No. Judul Teori Pendekatan/Jenis/ Penelitian/Nama/ Hasil Metodologi Nim/Tahun 1. Peran Produser Progam “Warta Siang” Di TVRI/Aulia Rachmawati/2008 070229/2012/ STIKOM InterStudi 1.Komunikasi Massa 2.Media Massa 3.Televisi 4.Program Televisi 5.Berita 6.Produser -Kualitatif -Natural Setting -Wawancara Mendalam Produser Warta Siang beranggung jawab atas pecarian idee, penetuan serta pengembangan ide yang akan diangkat dalam program. 2. Peran produser dalam proses produksi program drama komedi Sketsa di Trans TV Teori Umum: 1.Komunikasi Massa 2.Televisi -Kualitatif -Studi Kasus -Deskriptif Produser memegang peranan penting dalam proses produksi suatu program. Teori Khusus : 1.Program Herlangga Dwi Televisi Septo/4410501004 2.Program Drama 4/2012/ Komedi Universitas Mercu 3.Proses produksi Buana 4.Pelaksanaan produksi 5.Peran 6.Produser 7 8 3. Etnografi Pemirsa dan Penggunaan Televisi dalam Keluarga/Reny Triwardani/2012 1.Media baru 2.Televisi, 3.TV Sosial 4.Facebook 5.konten TV -Kualitatif -Etnografi -Deskriptif 4. WHAT IS TELEVISION NOW? TV CONTENT IN THE NEW MEDIA SPACE /Powierska, Aleksandra/2014/I nternational Journal of Arts & Sciences. 1.Media baru 2.Televisi, 3.TV Sosial 4.Facebook 5.konten TV - Metode penelitian yang disajikan meliputi perspektif teoritis yang berhubungan dengan studi media baru dan studi budaya maya juga. - Teknik Pengumpulan data melalui kuisioner dan wawancara. - Teknik analisa data melakukan survei kepada kalangan mahasiswa Universitas Jagiellonian di Cracow. Pengaruh tayangan program televisi terhadap perilaku menonton didaerah yogyakarta dengan jenis metodologi etnografi. Hasil Penelitian ini adalah kalangan muda melihat perubahan bahwa salah satu stasiun TV terbesar di Polandia telah membuat program yang tersedia hanya pada VODs (jenis platform yang mengumpulka n acara/program populer yang memungkinka n pengguna internet un tuk mengaksesnya tanpa batasan), dan mereka akan terus bergerak menjadi lebih baik di seluruh ikatan dunia media baru televisi.. 9 5. Baltruschat, Doris. 1.Mass Communication (2009) 2.Televisi Reality TV 4.Reality Show Formats : The 5.Franchising Case of Canadian 6.Komunikasi Idol/Deris/2009 massa; Vol 34:1 7.Produksi /coproduksi Penyiaran 1.Paradigma Penelitian Fenomonologi. 2.Pendekatan penelitian Kualitatif. 3.Tipe/jenis penelitian Deskriptif Kualitatif 4.Teknik pengumpulan data wawancara. Hasil pembahasan pada artikel ini menjelaskan Fenomena frencais realiti program sedang menjamur,masi ng-masing dibedakkan dari karakteristik produksinya. 2.2. Komunikasi Massa Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa Inggris, mass communication sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications dapat diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of massa (Wiryanto, 2005). Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan- pesannya bersifatumum, disampaikan secara tepat, serentak, dan selintas khususnya media elektronik (Mulyana, 2005). Menurut Nurudin (Nurudin, 2007), pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjukan kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Proses komunikasi massa tidaklah sama dengan media massa (organisasi yang memiliki teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi massa). Media massa juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan orang perorangan (individu) atau organisasi. Media massa yang membawa pesan-pesan public kepada masyarakat luas juga dapat memuat pesan-pesan pribadi (personal), seperti ucapan terima kasih, ucapan selamat 10 atau duka cita yang sifatnya pribadi (personal). Dengan demikian, telah terjadi penyatuan (konvergensi) komunikasi dimana garis batas antara bidang publik dan pribadi serta komunikasi skala luas dan komunikasi individu semakin tidak jelas batasnya (Morrisan, 2010). Berdasarkan beberapa definisi yang ditulis di atas mengenai komunikasi massa merupakan proses penyampaian informasi atau pesan yang serentak untuk masyarakat luas. 2.2.1. Teori Komunikasi Massa Teori komunikasi massa merupakan suatu penjelasan atau perkiraan terhadap gejala sosial, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan kultural dan personal atau sistem sosial. Untuk memahami teori komunikasi massa, perlulah kita memahami beberapa hal berikut ini (Morrisan, 2010). - Tidak ada teori tunggal dalam komunikasi massa. Misalnya, terdapat teori yang menjelaskan gejala yang melibatkan masyarakat luas, seperti bagaimana masyarakat memberikan arti kepada simbol-simbol budaya dan bagaimana simbol-simbol itu mempengaruhi tingkah laku kita (interaksi simbolik). Ada pula teori yang menjelaskan sesuatu yang bersifat individual, seperti bagaimana media massa mempengaruhi orang-orang tertentu pada saat terjadinya perubahaan atau krisis (teori ketergantungan). Para ahli juga menyusun sejumlah teori kelas menengah (middle-range theories) yang menjelaskan atau memperkirakan aspek-aspek yang lebih khusus dan terhadap proses komunikasi massa. - Teori komunikasi massa sering meminjam pengetahuan dari disiplin ilmu lainya. Misalnya, teori konstruksi sosial atas kenyataan (the social contruction of reality theory) berasala dari ilmu sosiologi, teori perubahan sikap (attitude changing theory) dipinjam dari ilmu psikologi. Para ahli komunikasi massa menyesuaikan teori-teori pinjaman ini untuk menjawab pertanyaan dan isu-isu yang muncul dalam ilmu komunikasi. - Teori komunikasi massa merupakan konstruksi manusia (human construction). Orang yang menciptakan teori komunikasi massa dan karenanya, teori-teori itu sering dipengaruhi oleh lingkungan dimana orang 11 bersangkutan berada, misalnya kapan teori itu disusun, jabatan atau posisi orang berangkutan dalam proses komunikasi massa dan sejumlah faktor lainya? Para peneliti yang bekerja pada industri penyiaran memiliki teori yang berbeda dengan peneliti di perguruan tinggi mengenai bagaimana efek tayangan yang mengandung kekerasan di televisi kepada penonton. - Teori komunikasi massa bersifat dinamis. Karena teori komunikasi massa merupakan konstruksi manusia, sementra lingkungan dimana manusia itu berada selalu berubah, maka teori komunikasi massa bersifat dinamis. Misalnya teori-teori komunikasi massa yang dikembangkan sebelum televisi atau jaringan komputer (internet) menjadi media massa perlu diuji kembali, bahkan ditinggalkan karena munculnya bentuk media massa baru. 2.2.2 Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi berbeda dengan dengan komunikasi tatap muka. Karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk (Bungin, 2006) : 1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam jumlah yang besar. Contohnya, pada saat siaran Seputar Indonesia di RCTI, secara serentak dapat diterima oleh khalayak (pemirsa) dalam jumlah yang besar pula. 2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Sangat terbatas adanya peluang untuk terjadi dialog dua arah di antara pemberi pesan dan penerima pesan. 3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. 4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non personal) dan tanpa nama. Contohnya, tidak mudah mengetahui dengan cepat siapa dalang dari demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok massa tertentu. 5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubunganhubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Karena tuntutan pasar, 12 pemberitaan-pemberitaan massa lebih cenderung disesuaikan dengan permintaan pasar (khalayak). Misalnya, kalau tayangan Bukan Empat Mata tidak lagi disukai pemirsa, maka dengan segera pemilik siaran akan menghentikan acara tersebut karena tentu berpengaruh pada permintaan iklan/sponsor. 2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan komunikasi lain. Ciri-ciri dari komunikasi massa itu diungkapkan oleh Nurudin (2007), sebagai berikut : 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui sistem itu adalah “Sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen atau beragam. Artinya penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Perbedaan ini yang menjadikan komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen menjadi salah satu ciri-ciri dari media massa. 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 13 4. Komunikasi Berlangsung Satu Arah Dalam media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubric surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback) 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Komunikasi ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu saja bersifat relative.Majalah atau media sebagai contohnya.Surat kabar bisa dibaca di tempat terbit pukul 5 pagi, tetapi di luar kotabaru pukul 6 pagi.Ini hanyalah masalah teknis semata. Namun, harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati secara bersamaan oleh para pembacanya. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan pada khalayaknya sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung (LIVE), dan bukan siaran yang direkam (recorded). 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang biasa sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Sebagaimana telah kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa, atau data yang menjadi bahan mentah pesan 14 yang akan disiarkan media massa beragam dan sangat banyak. Tentu tidak semua bahan tersebut bisa dimunculkan.Di sinilah perlu ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan.Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubric, kameramen, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesanpesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2007). Dalam penelitian ini karakteristik komunikasi massa fokus kepada karakter gatekeeper karena setiap program harus memiliki ketentuan-ketentuan dimana program itu tidak sembarang ditayangkan dan gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. 2.2.4 Unsur-unsur Komunikasi Massa Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?” 1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga. Pers atau media massa sering disebut lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran 15 yang tersedia.” bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.” McQuail (dalam Wiryanto, 2005) mentebutkan ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media sebagai berikut: a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu. b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audience ke anggota audience lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya. c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana media massa menghadapi maslah yang berkaitan dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah). d. Partisipasi anggota audience dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau politik. Pemakaian diasosiasikan orang dengan waktu senggang dan santai, bukannya dengan pekerjaan dantugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pameran-serta 16 ”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audience). e. ndustri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan. f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya sinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandanganpandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya. Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan, mereka juga berperan sebagai gatekeeper McQuail (dalam Nurudin, 2007: 31). Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audience-nya. 2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles Wright (dalam Wiryanto, 2004) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut: 1. Publicly: Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik. 2. Rapid: Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan. 3. Transient: Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional. 3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. 17 Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya. 4. Unsur to whom (penerima atau mass audience). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audience atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audience. Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2004), mass audience memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi. 2) Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya. 3) Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audience umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya. 5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahanperubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesanpesan media. David Berlo (dalam Wiryanto,2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan. 2.2.5 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa dalam dua kategori, yaitu fungsi komunikasi massa untuk masyarakat dan fungsi komunikasi massa untuk individu. McQuail (dalam Prakosa, 2006) Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi: - Informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dunia, memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan. - Korelasi: menjelaskan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, melakukan sosialisasi. - Kesinambungan: mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan 18 melestarikan nilai- nilai. - Hiburan: meredakan ketegangan sosial, pengalihan perhatian, dan saran relaksasi. - Mobilisasi: mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, perkembangan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga di bidang agama. Fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi: - Informasi: mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat belajar, pendidikan diri sendiri. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. - Identitas pribadi: menemukan penunjang nilai- nilai pribadi, meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. - Integritas dan interaksi sosial: memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. - Hiburan: melepaskan diri dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu. Fungsi komunikasi massa pasti tidak akan jauh dari fungsi media massa karena komunikasi massa dapat diartikan komunikasi menggunakan media massa. Komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media sebagai elemen terpenting dalam media massa. Fungsi komunikasi massa secara umum dapat dikatakan sebagai pemberi informasi, pendidikan, dan hiburan kepada masyarakat. Fungsi komunikasi massa dari program Kompas Sport Petang yaitu, memberikan informasi dan pendidikan untuk pemirsa. 2.3 Media Massa Definisi Media massa, “The communication media are the different technological processes that facilitate communication betweem (and are in the middle of) the sender of a message and the receiver of that message.”(Croteau,dkk., 2012) Definisi ini dapat juga di artikan “Media komunikasi adalah proses teknologi yang berbeda, yang menghubungkan komunikasi antara pengirim pesan, dan 19 penerima pesan.” 2.3.1 Jenis – jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua katagori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Media cetak dapat berupa Koran atau majalah, sedangkan media elektronik dapat berupa radio, televisi, film dan media internet. Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi.Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata - kata, gambar, foto dan sebagainya (Ardianto, et al 2009:99). Menururt Deddy Iskandar (2005), Media elektronik merupakan media komunikasi menggunakan alat - alat elektronik (mekanis), media elektronik terdiri dari : 1. Radio Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Keunggulan dari radio siaran ini adalah berada dimana saja. 2. Televisi Televisi adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar atau secara mudah dapat disebut dengan radio with picture. 3. Film Film atau motion pictures adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. (Warren K. Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery, 2001). 4. Internet Secara harifiah, internet (interconnected networking) adalah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. 20 2.3.2 Karakteristik Media Massa Hampir setiap hari kita menggunakan media massa. Media massa atau mass media merupakan sebuah alat, saluran, channel yang digunakan untuk komunikasi massa. Melalui media massa, pesan yang disampaikan komunikator menjadi lebih luas cakupannya. “Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi” (Cangara, 2008: 126). Adapun karakteristik media massa ialah : 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. (Cangara, 2006). 2.4 Televisi Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio diketemukan dengan karakternya yang sepesifik yaitu audio visual atau peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman tahun 1884 dan diberi nama Jantra Nipkow (Muda, 2005) Sedangkan Effendi (2005) mengatakan, televisi adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat 21 maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. Kata televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Dari beberapa pendapat mengenai televisi di atas, dapat disimpulkan bahwa televisi adalah alat komunikasi jarak jauh tanpa dibatasi ruang, yang mampu menayangkan suara sekaligus gambar bergerak melalui udara secara elektromagnetik. 2.4.1 Karakteristik Televisi Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya (Ardianto, 2007), yaitu : 1. Televisi sebagai media komunikasi Televisi termasuk jenis komunikasi massa yang memiliki ciri komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan yang disampaikan bersifat umum, dan komunikan yang heterogen. 2. Televisi sebagai media elektronik Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran.Televisi merupakan perpaduan antara audio dan video, memungkinkan perolehan informasi lebih banyak dan cenderung menetap lebih lama dalam memori komunikan. 3. Televisi sebagai media audiovisual Komponen-komponen televisi sebagai media visual meliputi pemain, set, properti, dan tata cahaya. 2.5 Program Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi lebih sering menggunakan istilah ‘siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morrisan, 2008). Ada beberapa jenis program siaran, antara lain : 1. Drama (Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang di produksi dan di cipta melalui proses imaginasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang 22 di rekayasa ulang. 2. Non Drama(Non Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. 3. Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari – hari. 4. Sport Berita olahraga pada dasarnya tlah meiliki penonton setianya sendiri dan hampir sebagian besar stasiun televisi sudah membuat program khusus berita olahraga. Namun demikian berita olahraga tetap perlu dimasukan dalam program berita umum sehingga pemirsa tetap akan mendapatkan informasi terakhir olahraga favorite meraka. (Morrisan, 2005) 5. Infotainment merupakan gabungan atau hasil perpaduan antara format acara non drama dengan berita. Dimana infotainment adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dengan memperhatikan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. (Naratama, 2004) (Soenarto, 2007) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu Drama dan non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut : a. Program Drama Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran dan sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek dan sejarah (Soenarto, 2007). b. Program non Drama Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, 23 bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian (Soenarto, 2007). Program non-drama di televisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games, features, star talentsearch, audisi para bintang, kombinasi program televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan wacana (Set, 2008). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti berita, talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show. 2.6 Proses Produksi Televisi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Secara umum tahapan sebuah produksi program televisi terdiri dari tiga bagian, yaitu: pra produksi, produksi dan pasca produksi (Wibowo: 2009). 1. Pra Produksi Pra-produksi adalah tahapan perencanaan dan persiapan. Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi direncanakan sudah beres. Tahapan pra-produksi meliputi tiga bahian, yaitu : a. Penemuan Ide Seluruh program yang akan dibuat, semua berawal dari ide atau konsep. Ide dapat berasal dari mana saja. Semakin kreatif ide yang diangkat maka semakin banyak audiens yang akan tertarik. Ide dituangkan ke dalam bentuk tulisan (naskah) untuk kemudian dibicarakan lagi dengan tim produksi yang terlibat. b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain itu budgeting atau perencanaan biaya merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 24 c. Persiapan Tahap ini meliputi kontrak, surat ijin dan surat menyurat. Latihan para artis, pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu yang telah ditentukan. 2. Produksi Tahapan pengambilan gambar (shooting) sebuah program. Selama proses produksi berlangsung, produser ikut terlibat di dalam proses produksi agar berjalan sesuai yang diinginkan, baik program live (langsung) maupun tapping (rekaman). 3. Pasca Produksi Apabila program yang ditayangkan live maka kegiatan dalam pasca produksi adalah mengevaluasi hal-hal yang terjadi saat proses produksi berlangsung untuk dijadikan evaluasi guna perbaikan proses produksi selanjutnya. Apabila tapping maka dalam packa produksi dilakukan proses editing. Adapun dalam tahapan ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu: Editing dengan teknik analog atau linier, danEditing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer. 1) Editing offline dengan teknik analog Setelah proses shooting kelar, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali segala hal yang diambil pada saat proses shooting berlangsungberupa digit frame, detik, menit dan jam dimunculkan dalam gambar, berdasarkan catatan shooting dan gambar. Kemudian materi-materi tersebut akan dipilih oleh sutradara yang kemudian akan dibuat editing kasar atau editing offline. Proses berikutnya merupakan proses editing script, yaitu proses berlangsungnya editing naskah yang sebelumnya sudah dilengkapi dengan dubbing suara dan ilustrasi musik. Kemudian hasil shooting asli akan diserahkan kepada editor untuk dilakukan editing online. 2) Editing online dengan teknik analog Editor akan menyambungkan setiap gambar persis berdasarkan catatan time code dalam naskah editing. Editor akan memasukan sound asli dengan level yang seimbang dan sempurna. 25 3) Mixing (pecampuran gambar dengan suara) Dalam tahapan ini, editor akan memadu padankan musik dan sound effect berdasarkan gambar yang telah ditentukan di dalam script. Editor juga akan menggabungkan hasil dari narasi yang telah direkam sebelumnya, yang kemudian akan dicocokkan berdasarkan gambar hasil shooting menurut naskah. Setelah proses ini selesai, maka akan dilanjutkan dengan proses preview, dalam proses ini biasanya akan dilihat kekurangan yang terdapat dalam proses mixing, dan bila terdapat hal-hal yang kurang cocok maka akan dilakukan perubahan atau tambahan kembali dalam proses mixing. 4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier Dalam proses ini, editingakan berlangsung dengan menggunakan komputer yang memiliki peralatan khusus untuk proses editing. Proses ini akan diawali dengan mentransfer hasil gambar yang telah diambil ke dalam hardisk komputer (capturing). Hasil gambar ini kemudian akan disusun oleh sutrada ataupun reporter yang melakukan liputan secara kasar. Setelah tersusun dengan baik dan sesuai berdasarkan naskah, kemudian gambargambar ini akan dipersatukan agar dapat terlihat secara utuh (render). Kemudian setelah proses tersebut selesai, tanggung jawab akan diserahkan kepada editor untuk dilakukan editing offline. 5) Editing online dengan teknik digital Dalam tahapan ini, editor bertugas untuk melakukan mixing gambar dengan ilustrasi musik, dubbing, serta sound effect berdasarkan naskah. Setelah semua selesai, hasil editing online ini akan dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standard. Setelah program dimasukan ke dalam pita, selanjutnya akan diserahkan kepada stasiun televisi. 2.7 Produksi Berita TV Proses produksi program acara berita di televisi memiliki beberapa tahap. Mulai dari proses peliputan hingga dapat disiarkan ke layar televisi. Setiap proses yang dijalankan terdapat empat bagian yaitu reportase/liputan, produksi, redaksi, dan editing dimana dalam setiap bagian ditangani oleh orang-orang/komunikator professional yang memiliki keahlian khusus di bidangnya. 26 Pertama, pada bagian reportase/liputan, wartawan/reporter bertugas membentuk berita dari sebuah peristiwa atau fakta menjadi suatu format. Selanjutnya berita menjalani proses editing, oleh redaktur pada naskah dan editor pada gambar video. Sedangkan untuk memformulasikan berita secara komunikatif merupakan tugas dari tim produksi studio dan juga presenter pada bagian produksi. Yang terakhir adalah dengan menyebarluaskan berita melalui pemancar. Isi, materi, maupun penampilan suatu program acara berita menjadi tanggung jawab seorang produser. Wartawan/reporter bertugas mencari kejadian, peristiwa, atau fakta untuk kemudian diolah menjadi suatu berita. Salah satu syarat agar suatu fakta bisa ditulis menjadi berita adalah apa yang disebut news value (nilai berita) atau fakta yang memiliki nilai berita. Yang menentukan dimuat tidaknya berita adalah factor menarik dimana berita yang menarik adalah berita yang memenuhi hasrat ingin tahu khalayak. Maka menarik sebagai berita berarti yang bernilai, berita yang mengandung news value. Secara umum, kejadian yang dianggap punya nilai berita (news value) adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur yang disebut di bawah ini : 1. Significance (penting) Significance, yakni kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan pembaca. 2. Magnitude (besaran) Magnitude, yakni kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik. 3. Timeliness (waktu) Timeliness, yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan. 4. Proximity (dekat) Proximity, yaitu kejadian yang dekat dengan khalayak, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional. 5. Prominence (tenar) 27 Prominence, yakni menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh khalayak. 6. Human Interest (manusiawi) Human Interest, yakni kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi khalayak, kejadian yang menyangkut bagi orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa. Salah satu unsur di atas ada telah dapat menjadikan suatu kejadian sebagai nilai berita. Jika ditemukan lebih dari satu unsur, maka kejadian tersebut. bertambah tinggi nilai beritanya. Karena itu, usaha untuk mendapatkan berita besar adalah mencari kejadian yang memiliki sebanyak mungkin unsur tersebut. (Mursito: 2006:) Kedua, seorang redaktur bertugas mengedit artikel. Redaktur melakukan editing atau copy editing di ruang redaksi. Kepekaan mengedit naskah berita dalam bentuk jadinya mencerminkan hasil kerja para redaktur dimana seorang redaktur terpisah baik dari para narasumber berita maupun dari para pembaca. Redaktur menjalankan empat fungsi utama yaitu : 1. Menghasilkan liputan. 2. Menyeleksi dan memutuskan pemuatan sebuah berita. 3. Memproses dan mengemas naskah. 4. Mengendalikan proses pengumpulan dan penyajian berita. (William L. Rivers & Cleve Mathews: 2004) Ketiga, seorang editor bertugas mengedit gambar video. Sebagian besar waktu dihabiskan di ruang editing untuk melakukan editing atau copy editing. Seorang editor harus mampu menyeimbangkan antara gambar dan suara agar sinkron dan tidak terasa jumping sehingga kecermatan dan ketelitian menjadi faktor yang sangat penting. Keempat, tim produksi dan presenter bertugas memformat atau memformulasikan berita. Seorang presenter dituntut mampu membawakan berita secara komunikatif agar dapat diterima oleh khalayak pemirsa. Tim produksi studio bertugas melakukan produksi baik secara langsung (live) maupun rekaman (taping). Tim produksi bertanggung jawab terhadap hal-hal 28 bersifat teknis yang mendukung proses produksi seperti lighting, switcher, dan lain-lain. Sementara itu Nilai berita bila diartikan secara sederhana adalah standar kelayakan sebuah berita layak muat atau tidak, karena nilai berita menentukan mana peristiwa yang layak dilaporkan sehingga menjadi berita yang layak muat (fit to print) untuk media cetak. Sebelum menulis berita, wartawan perlu memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai berita (news value) seperti yang diungkapkan oleh Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam buku “Jurnalistik Teori dan Praktek” sebagai berikut : 1. Aktualitas (Timeliness) Berita tak ubahnya seperti es krim yang gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya pun semakin berkurang. Bagi surat kabar, semakin aktual berita-beritanya semakin tinggi pula nilai beritanya. 2. Kedekatan (Proximity) Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca akan menarik perhatian. Stieler dan Lippmann menyebutnya dengan istilah kedekatan secara geografis. Unsur ini tidak harus dalam pengertian fisik saja, tetapi bisa pula dalam bentuk kedekatan emosional. 3. Keterkenalan (Prominence) Kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent names) memang akan banyak menarik pembaca. Dalam bahasa Jurnalistiknya biasa disebut “Tokoh membuat berita” dan “Tokohtokoh terkenal membuat naskah berita.” 4. Dampak (Consequence) Seringkali pula diungkapkan bahwa “news” itu adalah “history in a hurry”, berita adalah sejarah dalam keadaannya yang tergesagesa. Tersirat dalam ungkapan itu pentingnya mengukur luasnya dampak dari suatu peristiwa. 5. Human Interest Definisi mengenai human interest senantiasa berubah-ubah menurut redaktur suratkabar masing–masing dan menurut 29 perkembangan zaman, tetapi dalam berita human interest terkandung unsur yang menarik simpati, simpati yang menggugah perasaan khalayak yang membacanya. (Kusumaningrat, 2006). Dengan demikian, komunikator professional adalah “orang-orang media” itu sendiri atau dari institusi lain yang membentuk pesan dalam suatu format yang dapat ditransmisikan melalui media massa. Mereka adalah para spesialis yang memiliki keahlian khusus di bidangnya, seperti para produser, editor, reporter,wartawan, redaktur, dan bagian teknis, yang mengorganisasi, mengedit, dan menyebarluaskan informasi atau berita. (Mursito: 2006) 2.8 Peran Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategorikategori yang ditetapkan secara sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor lain. Teater adalah metafora yang sering digunakan untuk mendeskripsikan teori peran. Meski kata 'peran' sudah ada di berbagai bahasa Eropa selama beberapa abad, sebagai suatu konsep sosiologis, istilah ini baru muncul sekitar tahun 1920-an dan 1930-an. Istilah ini semakin menonjol dalam kajian sosiologi melalui karya teoretis Mead, Moreno, dan Linton. Dua konsep Mead, yaitu pikiran dan diri sendiri, adalah pendahulu teori peran. (Hindin, Micelle J. 2007) Tergantung sudut pandang umum terhadap tradisi teoretis, ada serangkaian "jenis" dalam teori peran. Teori ini menempatkan persoalan-persoalan berikut mengenai perilaku sosial: 1. Pembagian buruh dalam masyarakat membentuk interaksi di antara posisi khusus heterogen yang disebut peran; 2. Peran sosial mencakup bentuk perilaku "wajar" dan "diizinkan", dibantu oleh norma sosial, yang umum diketahui dan karena itu mampu menentukan harapan; 30 3. Peran ditempati oleh individu yang disebut "aktor"; 4. Ketika individu menyetujui sebuah peran sosial (yaitu ketika mereka menganggap peran tersebut "sah" dan "konstruktif"), mereka akan memikul beban untuk menghukum siapapun yang melanggar normanorma peran; 5. Kondisi yang berubah dapat mengakibatkan suatu peran sosial dianggap kedaluwarsa atau tidak sah, yang dalam hal ini tekanan sosial berkemungkinan untuk memimpin perubahan peran; 6. Antisipasi hadiah dan hukuman, serta kepuasan bertindak dengan cara prososial, menjadi sebab para agen patuh terhadap persyaratan peran. Dalam hal perbedaan dalam teori peran, di satu sisi ada sudut pandang yang lebih fungsional, yang dapat dibedakan dengan pendekatan tingkat lebih mikro berupa tradisi interaksionis simbolis. Jenis teori peran ini menyatakan bagaimana dampak tindakan individu yang saling terkait terhadap masyarakat, serta bagaimana suatu sudut pandang teori peran dapat diuji secara empiris. Kunci pemahaman teori ini adalah bahwa konflik peran terjadi ketika seseorang diharapkan melakukan beberapa peran sekaligus yang membawa pertentangan harapan, 2.9 Peran Produser Menurut M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora.S, Produser adalah orang yang bertugas menjadi fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari tahap awal hingga tahap akhir, termasuk didalamnya menyiapkan segala formulir dan catatan produksi untuk kelancaran shooting. Menurut Tino Saroenggalo, produser adalah orang yang bertanggung jawab jalannya sebuah produksi film mulai dari persiapan hingga film selesai disunting. Menurut Heru Effendy, produser adalah orang yang mengepalai departemen produksi yang bisa jadi penggerak awal sebuah produksi film. (Mabruri, 2013). Seorang produser lebih di khususkan pada tahapan pra produksi karena, keberhasilan sebuah program ditentukan pada tahap pra produksi. Apabila tahap pra poduksi tidak berjalan dengan lancar maka tahap produksi dan pasca produksi tidak dapat dijamin berjalan dengan lancar. Tapi tidak menutup kemungkinan seorang produser mengawasi tahapan produksi dan pasca produksi untuk memastikan bahwa apa yang sudah direncanakan berjalan sesuai dengan rencana. Pada tahap pra 31 produksi, seorang produser harus merencanakan perkiraan berapa banyak biaya yang akan digunakan untuk program yang akan dibuatnya serta melakukan proses-proses administrasi seperti surat-surat perizinan shooting di tempat yang akan digunakan, serta surat kontrak bintang tamu untuk program yang akan dibuat. (Fachruddin, 2012). Ada beberapa pembagian istilah produser dalam sistem kerja televisi, antara lain: 1. Produser yang membuat konten program televisi. Mereka adalah para creator program televisi drama dan non drama. Istilah produser dalam hal ini mengacu kepada sebuah tim yang membidani berbagai macam ide kreatif program televisi. 2. Produser penanggung jawab produksi program televisi adalah orang yang mengendalikan manajemen produksi tayangan televisi. Ia juga berutugas memeriksa secara teknis dan mengaudit secara manajemen dan akunting terhadap segala macam hitungan produksi. Ia menjadi manajer dari setiap produksi yang dibuatnya. 3. Produser berita dan olahraga: Adalah jurnalis televisi yang mampu memimpin tim produksi berita dan olahraga sesuai prinsip jurnalisme dan mengemasnya secara teknis sebagai Sebuah tayangan telvisi. (set, 2008: 45). Jadi peran produser adalah bertanggung jawab mengubah ide atau gagasan kreatif ke dalam konsep yang praktis dan dapat dijual, produser harus dapat memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi program tv, serta mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan penjadwalan. Terkadang produser ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan setiap harinya. 2.9.1 Produser Eksekutif Produser eksekutif (Excecutive Producer) bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Dia bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang atau tampilan suatu program berita yang akan menjadi ciri khas program berita itu, misalnya gaya pembukaan dan penutupan program berita, menentukan siapa 32 presenternya dan detil lainnya. Semua itu di lakukan setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan direktur pemberitaan dan manager stasiun televise. Produser eksekutif melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser, dan memastikan staf redaksi mematuhi stile yang telah di tetapkan dan konsisten dengan ketetapan itu. Jika produser acara bertanggung jawab atas satu program berita, maka produser eksekutif bertanggung jawab terhadap beberapa program berita. Iya juga memegang keputusan ahir mengenai berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan. Iya harus memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga peringkat acara (Rating) agar tetap baik, jika peringkat acara suatu program berita turun, iya harus dapat memberikan penjelasan mengapa peringkatnya turun dan iya harus dapat memberikan argumentasi bagaimana cara memperbaiki hal itu.(Morissan, 2005) 2.9.2 Produser Lapangan Produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan langsung (live). Dia akan mengarahkan juru kamera dan reporter di lapangan, termasuk mempersiapkan wawancara, memberikan masukan kepada hostmengenai materi yang akan ditayangkan nanti (Morissan, 2008: 120). 2.9.3 Tugas Produser Tugas utama dari produser televisi adalah untuk mengkoordinasikan dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan pengembangan ide, mengawasi isi atau topik yang akan dijadikan bahasan dan melakukan pengecekan pada saat pra-produksi, produksi, dan setelah produksi. Sudah menjadi hal yang wajar jika seorang produser juga bertanggung jawab secara gneral pada kualitas dan diminati atau tidaknya suatu acara, meski peranan tersebut tidak menjadi suatu keharusan atau tergantung pada kondisi, beberapa produser bisa mempunyai peran eksekutif dimana mereka bertanggung jawab atas beragam program-program baru dan menentukan program yang akan dibuat tersebut kedalam sebuah budgeting, dan kontrak yang harus dilakukan ataupun dibuat berhubungan dengan 33 program tersebut namun biasanya seorang produser juga berpartisipasi dalam beragam aktifitass seperti penulisan script, set desain, dan pemilihan topik berita, bahkan ikut terlibat dalam penyutradaraan (Morissan 2004). Terdapat empat kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang produser: 1. Kepemimpinan/ Leadership Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang produser adalah kemampuan dalam memimpin. Tidak dapat dipungkiri produser harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, karena produser merupakan leader dari segala tim produksi, produser akan melakukan pembagian kerja kepada masing-masing tim produksi untuk mengerjakan tugasnya masing-masing. 2. Kemampuan teknis Selanjutnya seorang produser harus memiliki kemampuan teknis dalam mengoperasikan alat-alat, seperti kamera, promter, sehingga produser memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan masalah apabila terdapat kerusakan dalam pemakain alat. 3. Berpikir out of the box Produser harus memiliki pemikiran pemikiran yang kreatif dan selera yang baik. Pemikiran out of the box yang dimiliki produser agar tercipta ideide yang kreatif dan segar guna berlangsungnya program tersebut. Seperti yang disebutkan Paul Ranch, eksekutif produser National Broadcasting Company, “A producer must have good taste” Seorang produser harus memiliki selera yang baik. Untuk itu produser diharapkan agar memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai hal, sehingga dari apa yang ia lihat ia dapat menuangkannya sebagai ide untuk kemudian dikomunikasikan kepada tim produksi untuk dapat membuat seperti apa yang dia inginkan. 4. Komunikasi yang baik Untuk itu kemampuan berkomunikasi juga hal yang sangat penting yang harus dimiliki produser. Komunikasi internal dibutuhkan agar kerjasama dalam tim bisa berjalan lancar. Apabila komunikasi di dalam tim lancar, maka otomatis ia akan menciptakan komunikasi yang baik pula di lingkungan eksternal. Jadi sebelum ia melakukan komunikasi di lingkungan eksternal, ia 34 harus lebih dulu mampu menciptakan komunikasi yang baik dan harmonis di lingkungan internalnya sendiri (Indayati Oetomo, 2007) . Gagasan atau ide yang dimiliki harus dikomunikasikan secara baik agar sampai kepada masing-masing tim untuk memenuhi tugasnya dalam mengerjakan program tersebut. Produser juga harus memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi kepada tim nya, memberikan bimbingan dan inspirasi kepada tim produksi nya agar bekerja untuk dapat memberikan yang terbaik kepada penonton. 35 2.10 Kerangka Pemikiran PRODUSER PRA – PRODUKSI PRODUKSI PASCA PRODUKSI - Meeting - Live di studio - Evaluasi - Membuat contnen berita - Menghitund durasi - - - Membuat rundown Mengatur di studio Menetukan Content berita besok PROGRAM TAYANG