1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 State Of Art Tabel 2.1. State Of Art

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 State Of Art
Tabel 2.1. State Of Art
No.
Judul
Teori
Pendekatan/Jenis/
Penelitian/Nama/
Hasil
Metodologi
Nim/Tahun
1.
Peran Produser
Progam “Warta
Siang” Di
TVRI/Aulia
Rachmawati/2008
070229/2012/
STIKOM
InterStudi
1.Komunikasi
Massa
2.Media Massa
3.Televisi
4.Program
Televisi
5.Berita
6.Produser
-Kualitatif
-Natural Setting
-Wawancara
Mendalam
Produser
Warta Siang
beranggung
jawab atas
pecarian idee,
penetuan serta
pengembangan
ide yang akan
diangkat dalam
program.
2.
Peran produser
dalam proses
produksi program
drama komedi
Sketsa di Trans
TV
Teori Umum:
1.Komunikasi
Massa
2.Televisi
-Kualitatif
-Studi Kasus
-Deskriptif
Produser
memegang
peranan
penting dalam
proses
produksi suatu
program.
Teori Khusus :
1.Program
Herlangga Dwi
Televisi
Septo/4410501004 2.Program Drama
4/2012/
Komedi
Universitas Mercu 3.Proses produksi
Buana
4.Pelaksanaan
produksi
5.Peran
6.Produser
7
8
3.
Etnografi Pemirsa
dan Penggunaan
Televisi dalam
Keluarga/Reny
Triwardani/2012
1.Media baru
2.Televisi,
3.TV Sosial
4.Facebook
5.konten TV
-Kualitatif
-Etnografi
-Deskriptif
4.
WHAT IS
TELEVISION
NOW? TV
CONTENT IN
THE NEW
MEDIA SPACE
/Powierska,
Aleksandra/2014/I
nternational
Journal of Arts &
Sciences.
1.Media baru
2.Televisi,
3.TV Sosial
4.Facebook
5.konten TV
- Metode penelitian
yang disajikan
meliputi perspektif
teoritis yang
berhubungan
dengan studi media
baru dan studi
budaya maya juga.
- Teknik
Pengumpulan data
melalui kuisioner
dan wawancara.
- Teknik analisa
data melakukan
survei kepada
kalangan
mahasiswa
Universitas
Jagiellonian di
Cracow.
Pengaruh
tayangan
program
televisi
terhadap
perilaku
menonton
didaerah
yogyakarta
dengan jenis
metodologi
etnografi.
Hasil
Penelitian ini
adalah
kalangan muda
melihat
perubahan
bahwa salah
satu stasiun
TV terbesar di
Polandia telah
membuat
program yang
tersedia hanya
pada VODs
(jenis platform
yang
mengumpulka
n
acara/program
populer yang
memungkinka
n pengguna
internet un tuk
mengaksesnya
tanpa batasan),
dan mereka
akan terus
bergerak
menjadi lebih
baik di seluruh
ikatan dunia
media baru
televisi..
9
5.
Baltruschat, Doris. 1.Mass
Communication
(2009)
2.Televisi
Reality TV
4.Reality Show
Formats : The
5.Franchising
Case of Canadian 6.Komunikasi
Idol/Deris/2009
massa;
Vol 34:1
7.Produksi /coproduksi
Penyiaran
1.Paradigma
Penelitian
Fenomonologi.
2.Pendekatan
penelitian
Kualitatif.
3.Tipe/jenis
penelitian
Deskriptif
Kualitatif
4.Teknik
pengumpulan data
wawancara.
Hasil
pembahasan
pada artikel ini
menjelaskan
Fenomena
frencais realiti
program
sedang
menjamur,masi
ng-masing
dibedakkan
dari
karakteristik
produksinya.
2.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa diambil dari istilah bahasa Inggris, mass communication
sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi massa). Artinya,
komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.
Istilah mass communications dapat diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa
(mass media) sebagai kependekan dari media of massa (Wiryanto, 2005).
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik
cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang
tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan- pesannya bersifatumum,
disampaikan secara tepat, serentak, dan selintas khususnya media elektronik
(Mulyana, 2005).
Menurut Nurudin (Nurudin, 2007), pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa dalam arti
komunikasi massa lebih menunjukan pada penerima pesan yang berkaitan dengan
media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan
dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjukan kepada
khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca.
Proses komunikasi massa tidaklah sama dengan media massa (organisasi yang
memiliki teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi massa). Media massa
juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan orang perorangan (individu) atau organisasi.
Media massa yang membawa pesan-pesan public kepada masyarakat luas juga dapat
memuat pesan-pesan pribadi (personal), seperti ucapan terima kasih, ucapan selamat
10
atau duka cita yang sifatnya pribadi (personal). Dengan demikian, telah terjadi
penyatuan (konvergensi) komunikasi dimana garis batas antara bidang publik dan
pribadi serta komunikasi skala luas dan komunikasi individu semakin tidak jelas
batasnya (Morrisan, 2010).
Berdasarkan beberapa definisi yang ditulis di atas mengenai komunikasi massa
merupakan proses penyampaian informasi atau pesan yang serentak untuk
masyarakat luas.
2.2.1. Teori Komunikasi Massa
Teori komunikasi massa merupakan suatu penjelasan atau perkiraan terhadap
gejala sosial, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada
berbagai aspek kehidupan kultural dan personal atau sistem sosial. Untuk memahami
teori komunikasi massa, perlulah kita memahami beberapa hal berikut ini (Morrisan,
2010).
-
Tidak ada teori tunggal dalam komunikasi massa. Misalnya, terdapat teori
yang menjelaskan gejala yang melibatkan masyarakat luas, seperti bagaimana
masyarakat memberikan arti kepada simbol-simbol budaya dan bagaimana
simbol-simbol itu mempengaruhi tingkah laku kita (interaksi simbolik). Ada
pula teori yang menjelaskan sesuatu yang bersifat individual, seperti
bagaimana media massa mempengaruhi orang-orang tertentu pada saat
terjadinya perubahaan atau krisis (teori ketergantungan). Para ahli juga
menyusun sejumlah teori kelas menengah (middle-range theories) yang
menjelaskan atau memperkirakan aspek-aspek yang lebih khusus dan
terhadap proses komunikasi massa.
-
Teori komunikasi massa sering meminjam pengetahuan dari disiplin ilmu
lainya. Misalnya, teori konstruksi sosial atas kenyataan (the social
contruction of reality theory) berasala dari ilmu sosiologi, teori perubahan
sikap (attitude changing theory) dipinjam dari ilmu psikologi. Para ahli
komunikasi massa menyesuaikan teori-teori pinjaman ini untuk menjawab
pertanyaan dan isu-isu yang muncul dalam ilmu komunikasi.
-
Teori
komunikasi
massa
merupakan
konstruksi
manusia
(human
construction). Orang yang menciptakan teori komunikasi massa dan
karenanya, teori-teori itu sering dipengaruhi oleh lingkungan dimana orang
11
bersangkutan berada, misalnya kapan teori itu disusun, jabatan atau posisi
orang berangkutan dalam proses komunikasi massa dan sejumlah faktor
lainya? Para peneliti yang bekerja pada industri penyiaran memiliki teori
yang berbeda dengan peneliti di perguruan tinggi mengenai bagaimana efek
tayangan yang mengandung kekerasan di televisi kepada penonton.
-
Teori komunikasi massa bersifat dinamis. Karena teori komunikasi massa
merupakan konstruksi manusia, sementra lingkungan dimana manusia itu
berada selalu berubah, maka teori komunikasi massa bersifat dinamis.
Misalnya teori-teori komunikasi massa yang dikembangkan sebelum televisi
atau jaringan komputer (internet) menjadi media massa perlu diuji kembali,
bahkan ditinggalkan karena munculnya bentuk media massa baru.
2.2.2 Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi berbeda dengan dengan komunikasi tatap muka. Karena
sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya
sangat kompleks dan rumit. Proses komunikasi massa terlihat berproses dalam
bentuk (Bungin, 2006) :
1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi
proses
komunikasi
massa
melakukan
distribusi
informasi
kemasyarakatan dalam jumlah yang besar. Contohnya, pada saat siaran
Seputar Indonesia di RCTI, secara serentak dapat diterima oleh khalayak
(pemirsa) dalam jumlah yang besar pula.
2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari
komunikator ke komunikan. Sangat terbatas adanya peluang untuk terjadi
dialog dua arah di antara pemberi pesan dan penerima pesan.
3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara
komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka
berlangsung datar dan bersifat sementara.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non personal)
dan tanpa nama. Contohnya, tidak mudah mengetahui dengan cepat siapa
dalang dari demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok massa tertentu.
5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubunganhubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Karena tuntutan pasar,
12
pemberitaan-pemberitaan massa lebih cenderung disesuaikan dengan
permintaan pasar (khalayak). Misalnya, kalau tayangan Bukan Empat
Mata tidak lagi disukai pemirsa, maka dengan segera pemilik siaran akan
menghentikan acara tersebut karena tentu berpengaruh pada permintaan
iklan/sponsor.
2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan
komunikasi lain. Ciri-ciri dari komunikasi massa itu diungkapkan oleh Nurudin
(2007), sebagai berikut :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama
lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai
sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui sistem itu adalah “Sekelompok orang,
pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan,
menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat
keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama
lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen atau beragam. Artinya
penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan
yang tidak sama pula. Perbedaan ini yang menjadikan komunikan dalam
komunikasi massa bersifat heterogen menjadi salah satu ciri-ciri dari media
massa.
3. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang
dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan
memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
13
4. Komunikasi Berlangsung Satu Arah
Dalam media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita
tidak bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa
yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita
mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubric surat pembaca.
Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi
umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed
feedback)
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Komunikasi ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya.
Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir
bersamaan. Bersamaan tentu saja bersifat relative.Majalah atau media sebagai
contohnya.Surat kabar bisa dibaca di tempat terbit pukul 5 pagi, tetapi di luar
kotabaru pukul 6 pagi.Ini hanyalah masalah teknis semata. Namun, harapan
komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati secara
bersamaan oleh para pembacanya.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan pada
khalayaknya sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang
dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau
elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak
akan lepas dari pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi
massa dengan perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses
pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan
saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung (LIVE), dan bukan
siaran yang direkam (recorded).
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang biasa sering disebut penapis informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran
informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang
ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua
informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Sebagaimana telah kita
ketahui, bahan-bahan, peristiwa, atau data yang menjadi bahan mentah pesan
14
yang akan disiarkan media massa beragam dan sangat banyak. Tentu tidak
semua bahan tersebut bisa dimunculkan.Di sinilah perlu ada pemilahan,
pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan.Gatekeeper yang
dimaksud antara lain reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer
pemberitaan, penjaga rubric, kameramen, sutradara dan lembaga sensor film
yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesanpesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2007).
Dalam penelitian ini karakteristik komunikasi massa fokus kepada
karakter gatekeeper karena setiap program harus memiliki ketentuan-ketentuan
dimana program itu tidak sembarang ditayangkan dan gatekeeper ini berfungsi
sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
2.2.4 Unsur-unsur Komunikasi Massa
Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur
komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which
Channelto Whom With What Effect?”
1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi
massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan
fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang
dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan
surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan
yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar
(sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan
fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau
wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga. Pers atau media
massa sering disebut lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999
tentang pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial
dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara
dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran
15
yang tersedia.” bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1
ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah badan hukum
Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media
cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya
yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan
informasi.”
McQuail (dalam Wiryanto, 2005) mentebutkan ciri-ciri khusus institusi
(lembaga) media sebagai berikut:
a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi,
pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap
kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.
b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang
lain: dari pengirim ke penerima, dari anggota audience ke anggota
audience lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat
terkait. Semua itu bukan sekedar saluran fisik jaringan komunikasi,
melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang
menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk
mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.
c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan
publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk
peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai
pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang
tampak bilamana media massa menghadapi maslah yang berkaitan
dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya
(bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).
d. Partisipasi anggota audience dalam institusi pada hakikatnya bersifat
sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih
bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya
pendidikan, agama atau politik. Pemakaian diasosiasikan orang dengan
waktu senggang dan santai, bukannya dengan pekerjaan dantugas. Hal
tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media:
media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat,
serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pameran-serta
16
”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah”
(audience).
e. ndustri
media
dikaitkan
dengan
industri
dan
pasar
karena
ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan
pembiayaan.
f.
Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun
institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya
sinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandanganpandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan
lainnya.
Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan,
mereka juga berperan sebagai gatekeeper McQuail (dalam Nurudin, 2007: 31). Yaitu
berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua
informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audience-nya.
2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam
jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak.
Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles Wright
(dalam Wiryanto, 2004) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa
sebagai berikut:
1. Publicly: Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk
umum atau publik.
2. Rapid: Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai
audience yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
3. Transient: Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan
segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat
permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung
dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat
sensasional.
3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua
peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa.
17
Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio,
televisi, internet, dan sebagainya.
4. Unsur to whom (penerima atau mass audience). Penerima pesan-pesan komunikasi
massa biasa disebut audience atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar,
mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa
contoh dari audience.
Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2004), mass audience memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1) Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak,
merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi.
2) Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis,
dan sebagainya.
3) Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audience umumnya tidak saling
mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahanperubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesanpesan media. David Berlo (dalam Wiryanto,2005) mengklasifikasikan dampak atau
perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan;
sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.
2.2.5 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa dalam dua kategori, yaitu fungsi komunikasi massa
untuk masyarakat dan fungsi komunikasi massa untuk individu. McQuail (dalam
Prakosa, 2006)
Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:
-
Informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dunia, memudahkan
inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
-
Korelasi: menjelaskan, mengomentari makna peristiwa dan informasi,
melakukan sosialisasi.
-
Kesinambungan: mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan
18
melestarikan nilai- nilai.
-
Hiburan: meredakan ketegangan sosial, pengalihan perhatian, dan saran
relaksasi.
-
Mobilisasi: mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik,
perang, perkembangan ekonomi, pekerjaan, dan kadang juga di bidang agama.
Fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:
-
Informasi: mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Memuaskan rasa ingin tahu dan
minat belajar, pendidikan diri sendiri. Memperoleh rasa damai melalui
penambahan pengetahuan.
-
Identitas pribadi: menemukan penunjang nilai- nilai pribadi, meningkatkan
pemahaman tentang diri sendiri.
-
Integritas dan interaksi sosial: memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang
lain, menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
-
Hiburan:
melepaskan
diri
dari
permasalahan,
bersantai,
memperoleh
kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu.
Fungsi komunikasi massa pasti tidak akan jauh dari fungsi media massa
karena komunikasi massa dapat diartikan komunikasi menggunakan media
massa. Komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan
media sebagai elemen terpenting dalam media massa. Fungsi komunikasi
massa secara umum dapat dikatakan sebagai pemberi informasi, pendidikan,
dan hiburan kepada masyarakat. Fungsi komunikasi massa dari program
Kompas Sport Petang yaitu, memberikan informasi dan pendidikan untuk
pemirsa.
2.3
Media Massa
Definisi Media massa, “The communication media are the different
technological processes that facilitate communication betweem (and are in
the middle of) the sender of a message and the receiver of that
message.”(Croteau,dkk., 2012)
Definisi ini dapat juga di artikan “Media komunikasi adalah proses teknologi
yang berbeda, yang menghubungkan komunikasi antara pengirim pesan, dan
19
penerima pesan.”
2.3.1
Jenis – jenis Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua katagori, yakni
media massa cetak dan media elektronik. Media cetak dapat berupa Koran
atau majalah, sedangkan media elektronik dapat berupa radio, televisi, film
dan media internet.
Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan
fungsinya sebagai media penyampaian informasi.Maka media cetak terdiri
dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna dan
halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau
menghibur. Media cetak juga adalah suatu dokumen atas segala hal yang
dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan
diubah dalam bentuk kata - kata, gambar, foto dan sebagainya (Ardianto, et al
2009:99).
Menururt Deddy Iskandar (2005), Media elektronik merupakan media
komunikasi menggunakan alat - alat elektronik (mekanis), media elektronik
terdiri dari :
1.
Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel.
Keunggulan dari radio siaran ini adalah berada dimana saja.
2.
Televisi
Televisi adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar atau
secara mudah dapat disebut dengan radio with picture.
3.
Film
Film atau motion pictures adalah bentuk dominan dari komunikasi
massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang
menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap
minggunya. (Warren K. Agee., Phillip H Ault & Edwin Emery, 2001).
4.
Internet
Secara harifiah, internet (interconnected networking) adalah rangkaian
komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian.
20
2.3.2 Karakteristik Media Massa
Hampir setiap hari kita menggunakan media massa. Media massa atau
mass media merupakan sebuah alat, saluran, channel yang digunakan untuk
komunikasi massa. Melalui media massa, pesan yang disampaikan
komunikator menjadi lebih luas cakupannya.
“Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi” (Cangara,
2008: 126). Adapun karakteristik media massa ialah :
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi
yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,
karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana
informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu
yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar, dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
(Cangara, 2006).
2.4 Televisi
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio
diketemukan dengan karakternya yang sepesifik yaitu audio visual atau peletak dasar
utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman tahun 1884 dan diberi
nama Jantra Nipkow (Muda, 2005)
Sedangkan Effendi (2005) mengatakan, televisi adalah media komunikasi
jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat
21
maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. Kata televisi berasal dari bahasa
Yunani “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan.
Dari beberapa pendapat mengenai televisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
televisi adalah alat komunikasi jarak jauh tanpa dibatasi ruang, yang mampu
menayangkan
suara
sekaligus
gambar
bergerak
melalui
udara
secara
elektromagnetik.
2.4.1 Karakteristik Televisi
Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan
media massa lainnya (Ardianto, 2007), yaitu :
1. Televisi sebagai media komunikasi
Televisi termasuk jenis komunikasi massa yang memiliki ciri komunikasi yang
berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan yang disampaikan
bersifat umum, dan komunikan yang heterogen.
2. Televisi sebagai media elektronik
Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik
yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap
gelombang penyiaran.Televisi merupakan perpaduan antara audio dan video,
memungkinkan perolehan informasi lebih banyak dan cenderung menetap lebih
lama dalam memori komunikan.
3. Televisi sebagai media audiovisual
Komponen-komponen televisi sebagai media visual meliputi pemain, set,
properti, dan tata cahaya.
2.5 Program Televisi
Kata program berasal dari bahasa inggris programme atau program yang
berarti acara atau rencana. Undang-undang Indonesia tidak menggunakan kata
program untuk acara tetapi lebih sering menggunakan istilah ‘siaran’ yang
didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai
bentuk. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiensnya (Morrisan, 2008).
Ada beberapa jenis program siaran, antara lain :
1.
Drama (Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang di produksi dan di
cipta melalui proses imaginasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
22
di rekayasa ulang.
2.
Non Drama(Non Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas
kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus
menjadi dunia khayalan.
3.
Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan
informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada
kehidupan masyarakat sehari – hari.
4.
Sport Berita olahraga pada dasarnya tlah meiliki penonton setianya sendiri
dan hampir sebagian besar stasiun televisi sudah membuat program khusus
berita olahraga. Namun demikian berita olahraga tetap perlu dimasukan
dalam program berita umum sehingga pemirsa tetap akan mendapatkan
informasi terakhir olahraga favorite meraka. (Morrisan, 2005)
5.
Infotainment merupakan gabungan atau hasil perpaduan antara format acara
non drama dengan berita. Dimana infotainment adalah sebuah format acara
televisi yang diproduksi dengan memperhatikan nilai-nilai faktual dan aktual
yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan
sifat liputan yang independen. (Naratama, 2004)
(Soenarto, 2007) juga membagi program menjadi dua jenis, yaitu Drama dan
non-drama, yang pembagiannya sebagai berikut :
a.
Program Drama
Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron
cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format
sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern,
sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduran dan
sinetron yang yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek
dan sejarah (Soenarto, 2007).
b.
Program non Drama
Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu
cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis dokumenter
termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya,
23
bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan dan kesenian
(Soenarto, 2007). Program non-drama di televisi menurut Sony Set adalah
acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality
show, talkshow, kuis, games, features, star talentsearch, audisi para bintang,
kombinasi program televisi dan sebagainya menghiasi hari-hari kita dengan
wacana (Set, 2008). Kombinasi berbagai macam program televisi seperti
berita, talkshow, live band performance, live cooking dan sebagainya, yang
digabung dalam sebuah program, biasa disebut sebagai Variety Show.
2.6 Proses Produksi Televisi
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu
suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas
kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Secara umum tahapan sebuah
produksi program televisi terdiri dari tiga bagian, yaitu: pra produksi, produksi dan
pasca produksi (Wibowo: 2009).
1. Pra Produksi
Pra-produksi adalah tahapan perencanaan dan persiapan. Tahap ini sangat
penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian
pekerjaan dari produksi direncanakan sudah beres. Tahapan pra-produksi
meliputi tiga bahian, yaitu :
a. Penemuan Ide
Seluruh program yang akan dibuat, semua berawal dari ide atau
konsep. Ide dapat berasal dari mana saja. Semakin kreatif ide yang
diangkat maka semakin banyak audiens yang akan tertarik. Ide
dituangkan ke dalam bentuk tulisan (naskah) untuk kemudian
dibicarakan lagi dengan tim produksi yang terlibat.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain itu
budgeting atau perencanaan biaya merupakan bagian dari perencanaan
yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
24
c. Persiapan
Tahap ini meliputi kontrak, surat ijin dan surat menyurat. Latihan para
artis, pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang
diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut
jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Produksi
Tahapan pengambilan gambar (shooting) sebuah program. Selama proses
produksi berlangsung, produser ikut terlibat di dalam proses produksi
agar berjalan sesuai yang diinginkan, baik program live (langsung)
maupun tapping (rekaman).
3. Pasca Produksi
Apabila program yang ditayangkan live maka kegiatan dalam pasca
produksi adalah mengevaluasi hal-hal yang terjadi saat proses produksi
berlangsung untuk dijadikan evaluasi guna perbaikan proses produksi
selanjutnya. Apabila tapping maka dalam packa produksi dilakukan proses
editing. Adapun dalam tahapan ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu:
Editing dengan teknik analog atau linier, danEditing dengan teknik digital
atau non linier dengan komputer.
1) Editing offline dengan teknik analog
Setelah proses shooting kelar, script boy/girl membuat logging, yaitu
mencatat kembali segala hal yang diambil pada saat proses shooting
berlangsungberupa digit frame, detik, menit dan jam dimunculkan dalam
gambar, berdasarkan catatan shooting dan gambar.
Kemudian materi-materi tersebut akan dipilih oleh sutradara yang
kemudian akan dibuat editing kasar atau editing offline. Proses berikutnya
merupakan proses editing script, yaitu proses berlangsungnya editing naskah
yang sebelumnya sudah dilengkapi dengan dubbing suara dan ilustrasi musik.
Kemudian hasil shooting asli akan diserahkan kepada editor untuk dilakukan
editing online.
2) Editing online dengan teknik analog
Editor akan menyambungkan setiap gambar persis berdasarkan catatan
time code dalam naskah editing. Editor akan memasukan sound asli dengan
level yang seimbang dan sempurna.
25
3) Mixing (pecampuran gambar dengan suara)
Dalam tahapan ini, editor akan memadu padankan musik dan sound
effect berdasarkan gambar yang telah ditentukan di dalam script. Editor juga
akan menggabungkan hasil dari narasi yang telah direkam sebelumnya, yang
kemudian akan dicocokkan berdasarkan gambar hasil shooting menurut
naskah. Setelah proses ini selesai, maka akan dilanjutkan dengan proses
preview, dalam proses ini biasanya akan dilihat kekurangan yang terdapat
dalam proses mixing, dan bila terdapat hal-hal yang kurang cocok maka akan
dilakukan perubahan atau tambahan kembali dalam proses mixing.
4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier
Dalam proses ini, editingakan berlangsung dengan menggunakan
komputer yang memiliki peralatan khusus untuk proses editing. Proses ini
akan diawali dengan mentransfer hasil gambar yang telah diambil ke dalam
hardisk komputer (capturing). Hasil gambar ini kemudian akan disusun oleh
sutrada ataupun reporter yang melakukan liputan secara kasar. Setelah
tersusun dengan baik dan sesuai berdasarkan naskah, kemudian gambargambar ini akan dipersatukan agar dapat terlihat secara utuh (render).
Kemudian setelah proses tersebut selesai, tanggung jawab akan diserahkan
kepada editor untuk dilakukan editing offline.
5) Editing online dengan teknik digital
Dalam tahapan ini, editor bertugas untuk melakukan mixing gambar
dengan ilustrasi musik, dubbing, serta sound effect berdasarkan naskah.
Setelah semua selesai, hasil editing online ini akan dimasukkan kembali dari
file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas
broadcast standard. Setelah program dimasukan ke dalam pita, selanjutnya
akan diserahkan kepada stasiun televisi.
2.7 Produksi Berita TV
Proses produksi program acara berita di televisi memiliki beberapa tahap.
Mulai dari proses peliputan hingga dapat disiarkan ke layar televisi. Setiap proses
yang dijalankan terdapat empat bagian yaitu reportase/liputan, produksi, redaksi, dan
editing dimana dalam setiap bagian ditangani oleh orang-orang/komunikator
professional yang memiliki keahlian khusus di bidangnya.
26
Pertama,
pada
bagian
reportase/liputan,
wartawan/reporter
bertugas
membentuk berita dari sebuah peristiwa atau fakta menjadi suatu format. Selanjutnya
berita menjalani proses editing, oleh redaktur pada naskah dan editor pada gambar
video. Sedangkan untuk memformulasikan berita secara komunikatif merupakan
tugas dari tim produksi studio dan juga presenter pada bagian produksi. Yang
terakhir adalah dengan menyebarluaskan berita melalui pemancar. Isi, materi,
maupun penampilan suatu program acara berita menjadi tanggung jawab seorang
produser.
Wartawan/reporter bertugas mencari kejadian, peristiwa, atau fakta untuk
kemudian diolah menjadi suatu berita. Salah satu syarat agar suatu fakta bisa ditulis
menjadi berita adalah apa yang disebut news value (nilai berita) atau fakta yang
memiliki nilai berita. Yang menentukan dimuat tidaknya berita adalah factor menarik
dimana berita yang menarik adalah berita yang memenuhi hasrat ingin tahu
khalayak. Maka menarik sebagai berita berarti yang bernilai, berita yang
mengandung news value.
Secara umum, kejadian yang dianggap punya nilai berita (news value) adalah
yang mengandung satu atau beberapa unsur yang disebut di bawah ini :
1. Significance (penting)
Significance, yakni kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi
kehidupan orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap
kehidupan pembaca.
2. Magnitude (besaran)
Magnitude, yakni kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti
bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa
dijumlahkan dalam angka yang menarik.
3. Timeliness (waktu)
Timeliness, yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi,
atau baru dikemukakan.
4. Proximity (dekat)
Proximity, yaitu kejadian yang dekat dengan khalayak, kedekatan ini bisa
bersifat geografis maupun emosional.
5. Prominence (tenar)
27
Prominence, yakni menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal
oleh khalayak.
6. Human Interest (manusiawi) Human Interest, yakni kejadian yang
memberi sentuhan perasaan bagi khalayak, kejadian yang menyangkut
bagi orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi
biasa.
Salah satu unsur di atas ada telah dapat menjadikan suatu kejadian sebagai
nilai berita. Jika ditemukan lebih dari satu unsur, maka kejadian tersebut.
bertambah tinggi nilai beritanya. Karena itu, usaha untuk mendapatkan berita
besar adalah mencari kejadian yang memiliki sebanyak mungkin unsur
tersebut. (Mursito: 2006:)
Kedua, seorang redaktur bertugas mengedit artikel. Redaktur melakukan
editing atau copy editing di ruang redaksi. Kepekaan mengedit naskah berita
dalam bentuk jadinya mencerminkan hasil kerja para redaktur dimana
seorang redaktur terpisah baik dari para narasumber berita maupun dari para
pembaca.
Redaktur menjalankan empat fungsi utama yaitu :
1. Menghasilkan liputan.
2. Menyeleksi dan memutuskan pemuatan sebuah berita.
3. Memproses dan mengemas naskah.
4. Mengendalikan proses pengumpulan dan penyajian berita. (William
L. Rivers & Cleve Mathews: 2004)
Ketiga, seorang editor bertugas mengedit gambar video. Sebagian
besar waktu dihabiskan di ruang editing untuk melakukan editing atau copy
editing. Seorang editor harus mampu menyeimbangkan antara gambar dan
suara agar sinkron dan tidak terasa jumping sehingga kecermatan dan
ketelitian menjadi faktor yang sangat penting.
Keempat, tim produksi dan presenter bertugas memformat atau
memformulasikan berita. Seorang presenter dituntut mampu membawakan
berita secara komunikatif agar dapat diterima oleh khalayak pemirsa. Tim
produksi studio bertugas melakukan produksi baik secara langsung (live)
maupun rekaman (taping). Tim produksi bertanggung jawab terhadap hal-hal
28
bersifat teknis yang mendukung proses produksi seperti lighting, switcher,
dan lain-lain.
Sementara itu Nilai berita bila diartikan secara sederhana adalah standar
kelayakan sebuah berita layak muat atau tidak, karena nilai berita menentukan mana
peristiwa yang layak dilaporkan sehingga menjadi berita yang layak muat (fit to
print) untuk media cetak. Sebelum menulis berita, wartawan perlu memahami segala
sesuatu yang berkaitan dengan nilai berita (news value) seperti yang diungkapkan
oleh Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam buku “Jurnalistik
Teori dan Praktek” sebagai berikut :
1. Aktualitas (Timeliness)
Berita tak ubahnya seperti es krim yang gampang meleleh,
bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya pun semakin
berkurang. Bagi surat kabar, semakin aktual berita-beritanya
semakin tinggi pula nilai beritanya.
2. Kedekatan (Proximity)
Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca
akan menarik perhatian. Stieler dan Lippmann menyebutnya
dengan istilah kedekatan secara geografis. Unsur ini tidak harus
dalam pengertian fisik saja, tetapi bisa pula dalam bentuk
kedekatan emosional.
3. Keterkenalan (Prominence)
Kejadian yang menyangkut tokoh terkenal (prominent names)
memang
akan
banyak
menarik
pembaca.
Dalam
bahasa
Jurnalistiknya biasa disebut “Tokoh membuat berita” dan “Tokohtokoh terkenal membuat naskah berita.”
4. Dampak (Consequence)
Seringkali pula diungkapkan bahwa “news” itu adalah “history in
a hurry”, berita adalah sejarah dalam keadaannya yang tergesagesa. Tersirat dalam ungkapan itu pentingnya mengukur luasnya
dampak dari suatu peristiwa.
5. Human Interest
Definisi mengenai human interest senantiasa berubah-ubah
menurut redaktur suratkabar masing–masing dan menurut
29
perkembangan zaman, tetapi dalam berita human interest
terkandung unsur yang menarik simpati, simpati yang menggugah
perasaan khalayak yang membacanya. (Kusumaningrat, 2006).
Dengan demikian, komunikator professional adalah “orang-orang media” itu
sendiri atau dari institusi lain yang membentuk pesan dalam suatu format yang dapat
ditransmisikan melalui media massa. Mereka adalah para spesialis yang memiliki
keahlian khusus di bidangnya, seperti para produser, editor, reporter,wartawan,
redaktur, dan bagian teknis, yang mengorganisasi, mengedit, dan menyebarluaskan
informasi atau berita. (Mursito: 2006)
2.8
Peran
Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi
sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategorikategori yang ditetapkan secara sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran
sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang
yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa
orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan
seseorang bergantung pada konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor
lain. Teater adalah metafora yang sering digunakan untuk mendeskripsikan teori
peran.
Meski kata 'peran' sudah ada di berbagai bahasa Eropa selama beberapa abad,
sebagai suatu konsep sosiologis, istilah ini baru muncul sekitar tahun 1920-an dan
1930-an. Istilah ini semakin menonjol dalam kajian sosiologi melalui karya teoretis
Mead, Moreno, dan Linton. Dua konsep Mead, yaitu pikiran dan diri sendiri, adalah
pendahulu teori peran. (Hindin, Micelle J. 2007)
Tergantung sudut pandang umum terhadap tradisi teoretis, ada serangkaian
"jenis" dalam teori peran. Teori ini menempatkan persoalan-persoalan berikut
mengenai perilaku sosial:
1. Pembagian buruh dalam masyarakat membentuk interaksi di antara posisi
khusus heterogen yang disebut peran;
2. Peran sosial mencakup bentuk perilaku "wajar" dan "diizinkan", dibantu
oleh norma sosial, yang umum diketahui dan karena itu mampu
menentukan harapan;
30
3. Peran ditempati oleh individu yang disebut "aktor";
4. Ketika individu menyetujui sebuah peran sosial (yaitu ketika mereka
menganggap peran tersebut "sah" dan "konstruktif"), mereka akan
memikul beban untuk menghukum siapapun yang melanggar normanorma peran;
5. Kondisi yang berubah dapat mengakibatkan suatu peran sosial dianggap
kedaluwarsa atau tidak sah, yang dalam hal ini tekanan sosial
berkemungkinan untuk memimpin perubahan peran;
6. Antisipasi hadiah dan hukuman, serta kepuasan bertindak dengan cara
prososial, menjadi sebab para agen patuh terhadap persyaratan peran.
Dalam hal perbedaan dalam teori peran, di satu sisi ada sudut pandang yang
lebih fungsional, yang dapat dibedakan dengan pendekatan tingkat lebih mikro
berupa tradisi interaksionis simbolis. Jenis teori peran ini menyatakan bagaimana
dampak tindakan individu yang saling terkait terhadap masyarakat, serta bagaimana
suatu sudut pandang teori peran dapat diuji secara empiris. Kunci pemahaman teori
ini adalah bahwa konflik peran terjadi ketika seseorang diharapkan melakukan
beberapa peran sekaligus yang membawa pertentangan harapan,
2.9 Peran Produser
Menurut M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora.S, Produser adalah orang
yang bertugas menjadi fasilitator dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari
tahap awal hingga tahap akhir, termasuk didalamnya menyiapkan segala formulir dan
catatan produksi untuk kelancaran shooting. Menurut Tino Saroenggalo, produser
adalah orang yang bertanggung jawab jalannya sebuah produksi film mulai dari
persiapan hingga film selesai disunting. Menurut Heru Effendy, produser adalah
orang yang mengepalai departemen produksi yang bisa jadi penggerak awal sebuah
produksi film. (Mabruri, 2013).
Seorang produser lebih di khususkan pada tahapan pra produksi karena,
keberhasilan sebuah program ditentukan pada tahap pra produksi. Apabila tahap pra
poduksi tidak berjalan dengan lancar maka tahap produksi dan pasca produksi tidak
dapat dijamin berjalan dengan lancar. Tapi tidak menutup kemungkinan seorang
produser mengawasi tahapan produksi dan pasca produksi untuk memastikan bahwa
apa yang sudah direncanakan berjalan sesuai dengan rencana. Pada tahap pra
31
produksi, seorang produser harus merencanakan perkiraan berapa banyak biaya yang
akan digunakan untuk program yang akan dibuatnya serta melakukan proses-proses
administrasi seperti surat-surat perizinan shooting di tempat yang akan digunakan,
serta surat kontrak bintang tamu untuk program yang akan dibuat. (Fachruddin,
2012).
Ada beberapa pembagian istilah produser dalam sistem kerja televisi, antara
lain:
1.
Produser yang membuat konten program televisi. Mereka adalah para
creator program televisi drama dan non drama. Istilah produser dalam hal
ini mengacu kepada sebuah tim yang membidani berbagai macam ide
kreatif program televisi.
2.
Produser penanggung jawab produksi program televisi adalah orang yang
mengendalikan manajemen produksi tayangan televisi. Ia juga berutugas
memeriksa secara teknis dan mengaudit secara manajemen dan akunting
terhadap segala macam hitungan produksi. Ia menjadi manajer dari setiap
produksi yang dibuatnya.
3.
Produser berita dan olahraga: Adalah jurnalis televisi yang mampu
memimpin tim produksi berita dan olahraga sesuai prinsip jurnalisme dan
mengemasnya secara teknis sebagai Sebuah tayangan telvisi. (set, 2008:
45).
Jadi peran produser adalah bertanggung jawab mengubah ide atau gagasan
kreatif ke dalam konsep yang praktis dan dapat dijual, produser harus dapat
memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi program tv,
serta mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan
penjadwalan. Terkadang produser ikut terlibat secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan setiap harinya.
2.9.1
Produser Eksekutif
Produser eksekutif (Excecutive Producer) bertanggung jawab
terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Dia
bertugas memikirkan setting, dekor, latar belakang atau tampilan suatu
program berita yang akan menjadi ciri khas program berita itu, misalnya
gaya pembukaan dan penutupan program berita, menentukan siapa
32
presenternya dan detil lainnya. Semua itu di lakukan setelah berkonsultasi
terlebih dahulu dengan direktur pemberitaan dan manager stasiun televise.
Produser eksekutif melakukan pengawasan terhadap kerja reporter
dan produser, dan memastikan staf redaksi mematuhi stile yang telah di
tetapkan dan konsisten dengan ketetapan itu. Jika produser acara bertanggung
jawab atas satu program berita, maka produser eksekutif bertanggung jawab
terhadap beberapa program berita. Iya juga memegang keputusan ahir
mengenai berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan. Iya
harus memikirkan cara untuk memperbaiki mutu program dan menjaga
peringkat acara (Rating) agar tetap baik, jika peringkat acara suatu program
berita turun, iya harus dapat memberikan penjelasan mengapa peringkatnya
turun dan iya harus dapat memberikan argumentasi bagaimana cara
memperbaiki hal itu.(Morissan, 2005)
2.9.2
Produser Lapangan
Produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Fungsi
produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan
langsung (live). Dia akan mengarahkan juru kamera dan reporter di lapangan,
termasuk
mempersiapkan
wawancara,
memberikan
masukan
kepada
hostmengenai materi yang akan ditayangkan nanti (Morissan, 2008: 120).
2.9.3
Tugas Produser
Tugas utama dari produser televisi adalah untuk mengkoordinasikan
dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan
pengembangan ide, mengawasi isi atau topik yang akan dijadikan bahasan
dan melakukan pengecekan pada saat pra-produksi, produksi, dan setelah
produksi. Sudah menjadi hal yang wajar jika seorang produser juga
bertanggung jawab secara gneral pada kualitas dan diminati atau tidaknya
suatu acara, meski peranan tersebut tidak menjadi suatu keharusan atau
tergantung pada kondisi, beberapa produser bisa mempunyai peran eksekutif
dimana mereka bertanggung jawab atas beragam program-program baru dan
menentukan program yang akan dibuat tersebut kedalam sebuah budgeting,
dan kontrak yang harus dilakukan ataupun dibuat berhubungan dengan
33
program tersebut namun biasanya seorang produser juga berpartisipasi dalam
beragam aktifitass seperti penulisan script, set desain, dan pemilihan topik
berita, bahkan ikut terlibat dalam penyutradaraan (Morissan 2004).
Terdapat empat kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang produser:
1. Kepemimpinan/ Leadership
Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang produser adalah
kemampuan dalam memimpin. Tidak dapat dipungkiri produser harus
memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, karena produser merupakan leader
dari segala tim produksi, produser akan melakukan pembagian kerja kepada
masing-masing tim produksi untuk mengerjakan tugasnya masing-masing.
2. Kemampuan teknis
Selanjutnya seorang produser harus memiliki kemampuan teknis dalam
mengoperasikan alat-alat, seperti kamera, promter, sehingga produser
memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan masalah apabila terdapat
kerusakan dalam pemakain alat.
3. Berpikir out of the box
Produser harus memiliki pemikiran pemikiran yang kreatif dan selera
yang baik. Pemikiran out of the box yang dimiliki produser agar tercipta ideide yang kreatif dan segar guna berlangsungnya program tersebut. Seperti
yang disebutkan Paul Ranch, eksekutif produser National Broadcasting
Company, “A producer must have good taste” Seorang produser harus
memiliki selera yang baik. Untuk itu produser diharapkan agar memiliki
pengetahuan yang luas tentang berbagai hal, sehingga dari apa yang ia lihat ia
dapat menuangkannya sebagai ide untuk kemudian dikomunikasikan kepada
tim produksi untuk dapat membuat seperti apa yang dia inginkan.
4. Komunikasi yang baik
Untuk itu kemampuan berkomunikasi juga hal yang sangat penting yang
harus dimiliki produser. Komunikasi internal dibutuhkan agar kerjasama
dalam tim bisa berjalan lancar. Apabila komunikasi di dalam tim lancar, maka
otomatis ia akan menciptakan komunikasi yang baik pula di lingkungan
eksternal. Jadi sebelum ia melakukan komunikasi di lingkungan eksternal, ia
34
harus lebih dulu mampu menciptakan komunikasi yang baik dan harmonis di
lingkungan internalnya sendiri (Indayati Oetomo, 2007) .
Gagasan atau ide yang dimiliki harus dikomunikasikan secara baik agar
sampai kepada masing-masing tim untuk memenuhi tugasnya dalam
mengerjakan program tersebut. Produser juga harus memiliki kemampuan
untuk memberikan motivasi kepada tim nya, memberikan bimbingan dan
inspirasi kepada tim produksi nya agar bekerja untuk dapat memberikan yang
terbaik kepada penonton.
35
2.10
Kerangka Pemikiran
PRODUSER
PRA – PRODUKSI
PRODUKSI
PASCA PRODUKSI
-
Meeting
-
Live di studio
-
Evaluasi
-
Membuat
contnen
berita
-
Menghitund
durasi
-
-
-
Membuat
rundown
Mengatur di
studio
Menetukan
Content
berita besok
PROGRAM
TAYANG
Download