analisis pembentukan portofolio dengan model indeks tunggal

advertisement
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS
TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM
RUTIN
[email protected]
Sri Utiyati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the proper optimum stock portfolio form to the future investors
by using single index as the foundation in considering stock investment for the Manufacturer
Companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The research object is the fluctuation of
Composite Stock Price index, monthly dividend sharing, monthly individual stock price, and Dank of
Indonesia certificate interest rates during the period of January – December 2012. The calculation is
done by using profit rate formulas and individual risk level as well as the profit level along with the
portfolio risk by the involving Beta character in the calculation. The research result of 5 sample stocks
is obtaining 2 optimum stocks which are combined to become 1 portfolio between PT.Unilever
Indonesia and PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk showing the efficient portfolio. Therefore according to
the funds proportion usage are: Equal proportion (50%:50%) with the profit level of 0.0159, at the
different proportion (40%:60%) with the profit level of 0.0305 and high risk of 0.0127, using a
different proportion (30%:70%) with the profit level of 0.0371 and the risk of 0.0121.
Keywords: Individual Index of Portfolio Model, Stocks, Investment.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham
yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar
pertimbangan investasi saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Obyek penelitian yaitu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, pembagian
Dividen tiap bulan, Harga saham individu perbulan dan Suku Bunga Sertifikat Bank
Indonesia dalam periode Januari-Desember Tahun 2012. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan rumus-rumus tingkat keuntungan dan tingkat risiko individu serta tingkat
keuntungan dan risiko portofolio dengan memasukkan karakter Beta dalam
perhitungannya. Hasil penelitian dari 5 saham yang menjadi sampel diperoleh 2 saham yang
optimal dikombinasikan menjadi 1 portofolio antara PT.Unilever Indonesia Tbk, dan
PT.Darya-Varia Laboratoria Tbk yang menunjukkan bentuk portofolio yang efisien. Maka
menurut proporsi dana yang digunakan yakni : proporsi sama (50%:50%) dengan tingkat
keuntungan sebesar 0,0238 dan risiko sebesar 0,0159, pada proporsi berbeda (40%:60%)
dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0305 dan risiko sebesar 0,0127, pada proporsi berbeda
(30%:70%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0371 dan risiko sebesar 0,0121.
Kata Kunci : Portofolio Model Indeks Tunggal, Saham, Investasi.
PENDAHULUAN
Investasi di pasar modal memiliki dua potensi, yaitu dividen yang diharapkan oleh para
pemodal dan capital gain. Selain return, kegiatan investasi juga dapat menimbulkan resiko
bagi para investor. Semakin besar potensi return yang akan diterima maka semakin besar
pula potensi risiko. Jogiyanto (2010) menekankan bahwa risiko investasi ini dibedakan
menjadi dua yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko non sistematis (unsystematic
risk). Sebagai upaya untuk meningkatkan return atas investasi, investor melakukan tindakan
2
memaksimumkan expected return pada berbagai tingkat resiko. Salah satu cara untuk
mengurangi tingkat risiko yang ada yaitu dengan melakukan investasi dalam bentuk
portofolio. Portofolio didefinisikan sebagai sekumpulan investasi dimana pemodal dapat
berinvestasi pada macam-macam saham dengan maksud untuk mengurangi risiko. Sebelum
mengambil keputusan berinvestasi investor rasional akan memilih untuk berinvestasi pada
portofolio yang paling optimal di antara kumpulan portofolio yang ada.
Penentuan portofolio yang optimal merupakan suatu yang sangat penting bagi kalangan
investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang optimal akan
menghasilkan
return
yang
optimal
dengan
risiko
moderat
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan
ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio
pilihannya.
Sudah pasti jawabannya adalah tergantung pada prefensi risiko para investor itu sendiri.
Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya
harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor? Seorang
investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal. Untuk menentukan
mana portofolio yang optimal, dibutuhkan suatu model. Dimana portofolio optimal dapat
ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model indeks tunggal
(Jogiyanto,2010:309).
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model indeks tunggal. Karena lebih
sederhana dibandingkan model Markowitz. Didalam model indeks tunggal dianggap saham
individual dipengaruhi hanya oleh faktor saham keseluruhan (pasar). Sehingga tingkat
keuntungan dan risiko saham individual dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi indeks
pasar. Jika kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat “pasar”
membaik harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada
saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun harganya. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar.
Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variabel yang perlu ditaksir
karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai sejumlah karakteristik beta
portofolio, alpha portofolio dan variance portofolio. Jogiyanto (2010:209) menyatakan bahwa
hanya dibutuhkan perhitungan sebanyak 3n+1, yaitu n buah return, n buah β dan n buah
varian dari kesalahan residu serta sebuah varian return indeks pasar.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu
rumusan masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal bagi calon investor dengan
menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar pertimbangan investasi saham”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham
yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar
pertimbangan investasi saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
TINJAUAN TEORETIS
Pasar Modal
Tandelilin (2010:26) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yag membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas.
Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders ke borrowers.
Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana
3
dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam yaitu :
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer. Surat
berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan
surat berharga baru jika perusahaan sudah going public.
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Merupakan tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar.
c. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat
pasar kedua tutup.
d. Pasar Keempat (Fourth Market)
Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan
saham dalam jumlah blok yang besar.
Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders ke borrowers.
Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana
dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para
borrowers dana para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva rill yang diperlukan untuk investasi tersebut. Fungsi ini sebenarnya yang
dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya seperti lembaga perbankan hanya bedanya
dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang (Husnan, 2005:4).
Investasi
Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva
produktif selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Menurut Jogiyanto (2010:7)
jenis investasi berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung.
a) Investasi Langsung
Dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan atau
aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan di pasar uang, pasar modal, atau
pasar turunan pleh suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain.
b) Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga
dari
perusahaan investasi.
Secara lebih khusus alasan untuk berinvestasi adalah :
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seorang yang
bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu
atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada
sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b) Untuk mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan
nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c) Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
4
Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:5) saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Menurut Halim (2005:16) di dalam perdagangan efek atau surat berharga terdapat
beberapa jenis saham antara lain :
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham ini merupakan saham yang tidak memberikan suatu keistimewaan bagi
pemiliknya, saham tersebut dibedakan menjadi :
1) Saham Blue Chip (Blue Chip Stock)
Saham yang emitennya memiliki reputasi baik yaitu emiten yang mampu
menghasilkan pendapatan tinggi dan konsisten membayar dividen tunai.
2) Saham pendapatan (Income Stock)
Saham yang mampu membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang
dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.
3) Saham spekulatif (Speculative Stock)
Saham yang emitennya tidak mampu mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun,
tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
baik dari masa-masa mendatang meskipun penghasilan ini belum tentu dapat
direalisasi.
4) Saham Siklikan (Cyclical Stock)
Saham yang mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara
umum.
5) Saham Pertumbuhan (Growth Stock)
Saham yang emitennya merupakan pimpinan didalam industrinya dan beberapa
tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil diatas rata-rata.
6) Saham Defensive (Defensive Stock)
Saham ini tidak berpengaruh oleh adanya situasi ekonomi makro ataupun kondisi
secara umum.
b. Saham Istimewah
Saham ini memberikan keistimewaan kepada pemiliknya yaitu dijaminnya memperoleh
laba dalam prosentase tertentu dari nilai nominalnya.
c. Saham Bonus
Merupakan perbandingan antara cadangan dan modal saham yang tidak berimbang
pada suatu perseroan dan dapat dihilangkan dengan memberikan bonus bagi pemegang
saham dengan cuma-cuma.
Portofolio
Menurut Sunariyah (2006:194) portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi
beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun
lembaga. Menurut Husnan (2005:49) portofolio merupakan sekumpulan investasi yang
menyangkut idenifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan menentukan proporsi
dana yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut.
Return Portofolio
Menurut Jogiyanto (2010:253) mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal
memang penting, tetapi bagi manager portofolio, return dari risiko seluruh sekuritas di
dalam portofolio lebih diperlukan. return dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Return Realisasi
5
Merupakan keuntungan yang telah terjadi. Keuntungan ini dihitung berdasarkan daa
historis dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Selain itu juga berguna
sebagai dasar penentuan keuntungan ekspektsi dan risiko masa mendatang.
b. Return Ekspektasi
merupakan keuntungan yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang, jadi keuntungan ini belum terjadi.
Risiko Portofolio
Menurut Halim (2005:38) risiko merupakan besarnya pemyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian actual (actual
return), semakin besar tingkat perbedaan berarti semakin besar pula tingkat risikonya.
Menurut Sawidji (2009:144) ada tiga pengertian risiko di dalam surat berharga, yaitu :
a. Risiko Sistematis adalah risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dalam
diversifikasi. Bisa juga disebut risiko pasar (market risk).
b. Risiko Tidak Sistematis adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi surat
berharga (unique risk).
c. Total Risiko adalah penjumlahan kedua jenis risio yaitu risiko sistematis ditambah
dengan risiko yang tidak sistematis.
Pembentukan Portofolio yang Efisien
Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada
satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Suatu portofolio optimal juga
sekaligus portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal.
Menurut Jogiyanto (2010:309) mendefisinikan portofolio efisien (efficient portofolio)
sebagai portofolio yang memberikan return ekpektasi terbesar dengan risiko yang tertentu
atau memberikan risiko terkecil dengan return ekspekasi yeng tertentu. Portofolio yang
efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan
kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan
kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih
portofolio efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan
satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio.
Pembentukan Portofolio yang Optimal
Menurut Jogiyanto (2010:361) perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan
sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan
apakah suau sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Angka tersebut
adalah rasio antara acses return dengan Beta (excess return to beta ratio). Rasio ini adalah :
Keterangan :
ERB = excess return to beta sekuritas ke-i
E(Ri) = return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko
βi = beta sekuritas ke-i
Excess return didefisinikan sebagai selisih return ekspekasi dengan return aktiva bebas
risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko
yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga
menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio
ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke
6
dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point)
yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi.
Langkah berikutnya adalah menghitung Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-I
sebagai berikut :
Dan
Keterangan :
= varian dari kesalahan residu sekurias ke-I yang juga merupaka risiko unik atau risiko
tidak sistematik.
Kemudian menetapkan satu titik pembatas (cut-off point = C*). Untuk C* berasal dari Ci
yang terbesar. Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
= varian dari return indeks pasar
Diversifikasi
Telah diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikiasikan adalah risiko yang tidak
sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat
penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return
yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara sebagai
berikut:
a. Diversifikasi dengan banyak aktiva
Risiko dari portofolio akan menurun dengan cepat dengan semakin besarnya jumlah
sekuritas (n). semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke portofolio, semakin kecil
risiko portofolionya.
b. Diversifikasi secara random
Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih
sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang
relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Dengan diversifikasi ini
keuntungan diversifikasi dapat dicapai hanya dengan sekuritas yang tidak terlalu
banyak, yaitu hanya kurang dari 15 sekuritas sudah dapat mencapai diversifikasi
optimal.
c. Diversifikasi secara Markowitz
Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang
mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin
banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio.
Model Indeks Tunggal
Sharpe (dalam Jogiyanto, 2010:339) konsep model indeks tunggal merupakan teori
investasi yang dalam perkembangannya digunakan untuk menyederhanakan perhitungan
di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan
dengan memperhitungkan risiko pasar sebagai pembandingnya.
Keuntungan saham berasal dari perubahan harga saham dan pembagian dividen,
berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan-perubahan nilai pasar, maka
7
tingkat keuntungan masing-masing saham dapat dihitung menggunakan rumus : (Jogiyanto,
2008:197)
Dalam analisis ekonomi, sering kita merasa tidak cukup sekedar mengetahui bagaimana
hubungan (association) antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Kita ingin
memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suau variabel apabila variabel yang lain
berubah. Hubungan fungsional ini dikenal sebagai regresi (Husnan, 2008:115).
Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung
dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar misalnya IHSG (Indeks
Harga Saham Gabungan) atau indeks untuk saham-saham yang aktif saja (misal ILQ-45).
Jika digunakan IHSG, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar :
(Jogiyanto, 2010:340)
Return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common
response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini return dari suatu
sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan :
(Jogiyanto, 2010:340)
Maka return ekspektasi dapa dinyatakan sebagai berikut : (Jogiyanto, 2010:342)
Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal terdiri
dari dua bagian : pertama, risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu
βi2. m2 dan kedua risiko unik masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu ei2, naka rumus
varian return sekuritas berdasarkan model indeks tunggal adalah : (Jogiyanto, 2010:346)
Menurut Jogiyanto (2010:356) model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input
analisis portofolio, dapat juga langsung digunakan untuk analisis portofolio. Analisis
portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio. Model
indeks tunggal mempunyai beberapa karakeristik sebagai berikut :
a. Beta portofolio (βp) merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas
(βi) :
b. Alpha portofolio (αp) juga merupakan rata-rata tertimbang dari Alpha tiap-tiap sekuritas
(αi) :
Return ekspektasi portofolio adalah keuntungan yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang, jadi keuntungan ini belum terjadi, maka return ekspektasi
portofolio dapat dihitung dengan rumus : (Jogiyanto, 2010:357)
8
Risiko portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio
tersebut, risiko portofolio dapat dihitung menggunakan rumus : (Jogiyanto, 2010:357)
Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik
sehingga menjadi berbeda dengan model-model yang lain. Asumsi utama dari model indeks
tunggal adalah kesalahan residu dari ke-i atau ei tidak berkorelasi dengan ej untuk semua
nilai dari i dan j. asumsi ini secara sistematis dapat dituliskan sebagai : (Jogiyanto, 2010:343)
Cov (ei,ej) = 0
Return indeks pasar (Rm) dan kesalahan residu untuk tiap-tiap sekuritas atau saham (ei)
merupakan variabel acak. Maka ei tidak berkorelasi dengan Rm, dapat dinyatakan secara
matematis sebagai berikut : (Jogiyanto, 2010:344)
Cov (ei,Rm) = 0
Asumsi-asumsi model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas bergerak
bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan
umum terhadap indeks pasar.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif.
Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Adapun populasi yang digunakan adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012.
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan diambil dengan cara Non-Probability
Sampling Methods yang kemudian diteliti dengan dua cara, yaitu Purposive Sampling
(berdasarkan tujuan) dan Judgment Sampling (berdasarkan pertimbangan).
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan
dalam penelitian ini berasal dari lembaga atau instansi yang terkait. Instansi yang
menyediakan data sekunder tersebut adalah : Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya.
Alamat : Jl. Menur Pumpungan 30 Surabaya 60118. Data tersebut merupakan data sejarah
perusahaan, data harga saham individu bulanan, jumlah dividen bulanan yang dibagikan,
tingkat suku bunga Sertfikat Bank Indonesia, dan data Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) periode tahun 2012.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :
1. Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal
Analisis portofolio dengan model indeks tunggal merupakan analisis portofolio
sederhana yang berkaitan dengan jumlah dan jenis input atau data serta prosedur
analisis untuk menentukan portofolio yang optimal. Model ini mengkaitkan perhitungan
return setiap aset pada return indeks pasar. Pada perhitungan return sekuritas dalam
model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama yaitu komponen return yang
terkait dengan keunikan perusahaan (αp), dan komponen return yang terkait dengan
pasar (βp). Komponen kesalahan residual (ei) merupakan perbedaan antara sisi kiri
9
persamaan (Ri) dengan sisi kanan persamaan (αp+ βpRm). Karena model indeks tunggal
per definisi merupakan persamaan maka sisi kanan dan sisi kiri harus sama.dalam
konteks residual merupakan perbedaan antara return harapan (di sisi kanan persamaan)
dan return aktual (di sisi kiri persamaan). Salah satu konsep penting dalam model indeks
tunggal adalah terminologi beta, dimana beta merupakan ukuran kepekaan return
sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, maka semakin besar
kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return pasar. Dalam penggunaan
model indeks tunggal, perlu mengestimasi beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan
menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.
2. Saham
Saham merupakan suatu bukti kepemilikan surat modal kepada investor yang
memberikan hak atas dividen, capital gain, kewajiban-kewajiban terbatas menurt besar
kecilnya modal yang disetor pada perusahaan. Setiap pemilik saham memperoleh
sertifikat sebagai tanda kepemilikan perusahaan. Hak-hak pemegang saham perlu
dipahami oleh para investor agar terhindar dari praktik yang merugikan. Selain saham
biasa ada juga jenis saham lainnya yang disebut saham preferensi.
3. Investasi
Investasi dilakukan mempunyai unsur ketidakpastian, sehingga investor hanya bisa
mengharap tingkat keuntungan yang akan diperoleh, dan mereka juga tidak bisa
mengetahui dengan pasti berapa keuntungan yang akan diperoleh.
4. Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal
Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak
pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih
investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan
terhadap keuntungan maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya. Penentuan
portofolio optimal dengan menentukan rasio antara Excess Return to Beta (ERB) yang
memperbandingkan antara tingkat keuntungan dengan beta. Risiko ini akan
menentukan mana yang masuk dalam portofolio optimal, meskipun begitu diperlukan
pembatas (cut-off poin /C*) untuk menentukan mana yang termasuk portofolio optimal
dari saham dengan nilai ERB lebih besar atau sama dengan ERB di titik C* itulah
portofolio optimal. Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal maka
dapat ditentukan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikandalam portofolio
optimal yang berdasarkan dari nilai tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat
keuntungan pasar.
Teknik Analisa Data
1. Menghitung Tingkat Keuntungan Masing-Masing Saham (Rit)
Merupakan keuntungan saham yang berasal dari perubahan harga saham dan
pembagian dividen, berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahanperubahan nilai pasar.
Keterangan :
Rit = tingkat keuntungan saham
Pt = harga saham individu akhir periode
Pt-1 = harga saham individu awal periode
Dt = dividen saham yang diterima pada saham i
10
2. Menghitung Koefisien α dan β
Merupakan memperkirakan apa yang akan terjadi dengan suatu variabel apabila
variabel lain berubah.
Keterangan :
βi = Beta saham i
αi = Alpha saham i
n = jumlah periode
X = indeks keuntungan pasar
Y = tingkat keuntungan saham
3. Menghitung Indeks Keuntungan Pasar
Keterangan :
E(Rm) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar
Rm = keuntungan pasar
4. Menghitung Tingkat Ekspektasi (E(Ri)
Merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masingmasing saham yang membentuk portofolio tersebut.
Keterangan :
E(Ri) = tingkat keuntungan ekspektasi saham i
αi =Alpha saham i
βi = Beta saham i
E(Rm) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar
5. Menghitung Tingkat Risiko Pasar (σm2)
Merupakan mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari
rata-ratanya.
Keterangan :
σm2 = varian dari keuntungan pasar
Rm = keuntungan pasar
E(Rm) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar
6. Menentukan Varian dari Kesalahan Residu (σei2)
ei = Rit-αi-(βi.Rmt)
Maka total risiko adalah :
Keterangan :
σei2 = varian ei / risiko unik
σm2 = varian dari keuntungan pasar
βi2 = Beta saham
σi2 = varian dari keuntungan saham
11
7. Menghitung Keuntungan Aktiva Bebas Risiko (RBR)
Keterangan :
RBR = keuntungan aktiva bebas risiko
8. Menghitung Excess Return to Beta (ERB)
Merupakan selisih keuntungan ekspektasi dengan keuntungan aktiva bebas risiko atau
mengukur kelebihan keuntungan relatif terhadap 1 unit risiko yang tidak dapat
didiversifikasikan yang diukur dengan beta.
Keterangan :
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
βi = Beta saham i
RBR = return aktiva bebas risiko
9. Tingkat Pembatas Saham/ cut-off point (C*)
Merupakan batasan untuk memisahkan saham-saham mana saja yang akan dimasukkan
dalam pembentukan portofolio optimal.
Keterangan :
Ai = penentuan nilai cut-off point rate saham A
Bi = penentuan nilai cut-off point rate saham B
Ci = titik pembatas
E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i
βi = Beta saham i
RBR = keuntungan aktiva bebas risiko
σei2 = varian ei / risiko unik
σm2 = varian dari keuntungan pasar
10. Menghitung Beta Portofolio (βp)
Menghitung beta portofolio merupakan rata-rata dari beta saham individu.
Keterangan :
βp = Beta portofolio
Wi = proporsi saham ke-i
βi = Beta saham ke-i
11. Menghitung Alpha Portofolio (αp)
Menghitung alpha portofolio merupakan rata-rata dari alpha saham individu.
Keterangan :
αp = Aplha portofolio
Wi = proporsi saham ke-i
12
αi = Alpha saham ke-i
12. Menghitung Keuntungan Ekspektasi Portofolio (E(Rp))
Merupakan rata-rata tertimbang dari keuntungan-keuntungan ekspektasi tiap-tiap
saham tunggal didalam portofolio.
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan ekspektasi dari portofolio
αp = Aplha portofolio
βp = Beta portofolio
E(Rm) = tingkat keuntungan ekspektasi dari indeks pasar
13. Menghitung Risiko Portofolio (σp)
Merupakan risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) dan risiko unik
(unique risk). Denga memasukkan karakteristik beta portofolio.
Keterangan :
σp = risiko portofolio
βi2 = Beta saham ke-i
σm2 = varian dari keuntungan pasar
Wi = proporsi saham ke-i
σei2 = risiko unik
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk membentuk portofolio optimal
saham. Langkah pertama adalah menghitung expected return saham dan pasar. Setelah
dilakukan perhitungan, expected return pasar selama periode pengamatan adalah sebesar
0,0108% dengan varians sebesar 0,0013%. Sedangkan expected return, varians, beta, risiko
sistematis, ERB, dan cut-off rate dari 5 saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia periode
2012 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Expected Return, Varians, Beta, Risiko Sistematis, , ERB, dan Cut-off Rate, pada 5 Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012
No.
1
2
3
4
5
Nama Perusahaan
PT.Unilever Indonesia
Tbk
PT Holcim Indonesia
Tbk
PT Multi Bintang
Indonesia Tbk
PT Darya-Varia
Laboratoria Tbk
PT Astra Internasional
Indonesia Tbk
E(Ri)
σi2
βi
σei2
ERB
Ci
0,0131
0,0066
-0,1398
0,0066
0,1888
0,0011
0,0292
0,0086
13,42
0,0063
-0,0212
-0,0022
0,0659
0,0073
-15,553
0,0042
-0,0052
0,0013
0,0346
0,0042
-0,7336
0,0036
0,0314
0,0062
-0,0743
0,0718
0,0658
0,0718
-2,006
-0,0022
Cut Off-Point (C*) 0,0062
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
13
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) saham perusahaan yang masuk ke
dalam portofolio optimal dan proporsinya, antara lain UNVR dengan proporsi dana sebesar
50%:50%, 40%:60% dan 30%:70% dan DVLA dengan proporsi dana sebesar 50%:50%,
40%:60% dan 30%:70%. Sedangkan risiko portofolio adalah risiko yang dihasilkan portofolio
sesuai dengan proporsi dana masing-masing saham. Expected return dan risiko portofolio
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Tingkat Keuntungan Portofolio dan Risiko Portofolio dari 1 Portofolio Optimalyang
Mempunyai Tingkat Keuntungan Portofolio yang Positif
PortoFolio Proporsi 50%:50%
Proporsi 40%:60%
Proporsi 30%:70%
E(Rp)
σp
E(Rp)
σp
E(Rp)
σp
1
0,0238
0,0159
0,0305
0,0127
0,0371
0,0121
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)
Dari tabel 2 menunjukkan portofolio terbentuk dari 2 (saham) yaitu UNVR dan DVLA.
Yang menghasilkan Expected Return dengan proporsi 50%:50% sebesar 0,0238% dan risiko
portofolio sebesar 0,0159%, proporsi 40%:60% sebesar 0,0305% dan risiko portofolio sebesar
0,0127% dan proporsi 30%:70% sebesar 0,0371% dan risiko portofolio sebesar 0,0121%.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pembentukan portofolio
dengan model indeks tunggal yang dilakukan mendapatkan hasil perolehan tingkat
keuntungan portofolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat risiko portofolionya.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Marfitasari (2011) yang menyatakan tingkat
keuntungan yang diharapkan nilainya masih lebih kecil dibandingkan dengan risikonya.
Dan diketahui beta saham-saham portofolio yang optimal ternyata lebih besar atau sama
dengan satu (1) yang menunjukkan bahwa portofolio optimal dari perusahaan farmasi
tersebut memiliki sensitifitas yang kuat terhadap perubahan pasar. Sedangkan pada hasil
penelitian ini Besar beta portofolio optimal lebih rendah dari 1 (β<1) ini berarti portofolio
terbentuk memiliki risiko dibawah risiko sistematis pasar yang besarnya 1, menunjukkan
bahwa portofolio optimal tersebut mempunyai sensitifitas yang rendah dalam menghadapi
perubahan pasar dan cukup berhati-hati dalam menghadapi kondisi pasar.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai ERB sangat berfluktuaif. Nilai ERB yang tertinggi
adalah saham PT.Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 0,1888, PT.Darya-Varia
Laboratoria Tbk (DVLA) sebesar 0,0314. Ratio ERB diatas menunjukkan hubungan antara
dua faktor penentu investasi, yaitu keuntungan dan risiko. Hasil tersebut sejalan dengan
penelitian Handiartani (2010) yang menyatakan Analisis atas saham dilakukan dengan
membandingkan ERB (Excess Return to Beta) yang merupakan selisih return ekspektasi
dengan aktiva bebas risiko. Rasio ERB menunjukkan rasio hubungan antara return dan
risiko.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, dimana peneliti menggunakan populasi saham-saham yang aktif
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan mengambil sampel saham-saham dari
perusahaan yang sejenis yaitu dari perusahaan manufaktur sebanyak 5 perusahaan.
Setelah dianalisis dengan model indeks tunggal maka diperoleh kelompok saham yang
termasuk optimal. Dari 5 perusahaan tersebut diperoleh 2 saham yang tergolong
14
didalam portofolio optimal yaitu : PT.Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT.DaryaVaria Laboratoria Tbk (DVLA). Dari 2 saham yang tergolong optimal diperoleh 1
kombinasi saham yang optimal atau portofolio optimal.
2. Dari 1 kombinasi saham yang terbentuk dengan menggunakan proporsi sama 50% : 50%,
dan proporsi berbeda 40% : 60%, 30% : 70%, maka nampaklah sebuah titik efisien yang
terdapat pada portofolio tersebut. Dengan tingkat keuntungan yang rendah akan
mendapatkan risiko yang rendah atau dengan tingkat keuntungannya yang tinggi akan
mendapatkan risiko yang tinggi pula. Setelah mendapatkan titik efisien, maka
selanjutnya dapat menentukan portofolio yang optimal.
3. Dari 2 saham yang tergolong optimal diperoleh 1 kombinasi saham yang optimal atau
portofolio optimal. Setelah dianalisis saham-saham tersebut tingkat keuntungan yang
diharapkan ternyata lebih besar dibanding risiko portofolio yang rendah. Yakni
kombinasi antara PT.Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT.Darya-Varia Laboratoria
Tbk (DVLA), dengan proporsi sama (50% : 50%) dengan tingkat keuntungan sebesar
0,0238 dan risiko sebesar 0,0159, pada proporsi berbeda (40% : 60%) dengan tingkat
keuntungan sebesar 0,0305 dan risiko sebesar 0,0127, dan pada proporsi berbeda (30% :
70%) dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0371 dan risiko sebesar 0,0121. Besar beta
portofolio optimal lebih rendah dari 1 (β<1) ini berarti portofolio terbentuk memiliki
risiko dibawah risiko sistematis pasar yang besarnya 1, menunjukkan bahwa portofolio
optimal tersebut mempunyai sensitifitas yang rendah dalam menghadapi perubahan
pasar dan cukup berhati-hati dalam menghadapi kondisi pasar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat diatas maka peneliti dapat memberikan
sedikit saran bagi calon investor yaitu :
1. Didalam mekakukan analisis investasi, seorang investor harus melakukan penilaian
terhadap kinerja portofolio yaitu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang akan
ditanamkan modalnya meliputi penilaian tentang posisi keuangan perusahaan, tingkat
pertumbuhan laba, tingkat pertumbuhan penjualan, dan informasi lainnya yang relevan.
Untuk mengetahui tingkat keuntungan dan risiko yang diterima, investor harus
melakukan perhitungan berdasarkan data historis yang ada di Bursa Efek yaitu harga
saham, dividen, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk memaksimumkan
keuntungan dan meminimalisasi risiko.
2. Bagi investor yang menanamkan dananya lebih baik menginvestasikan pada beberapa
sekuritas atau membentuk suau portofolio yang optimal karena dapat menurunkan
risiko yang ditanggungnya oleh investor. Selain daripada itu bagi para investor juga
harus melihat pada tingkat expected return portofolio, karena dengan tingkat keuntungan
yang rendah akan mendapatkan risiko yang rendah atau dengan tingkat keuntungannya
yang tinggi akan mendapatkan risiko yang tinggi pula.
3. Bagi investor bila ingin berinvestasi sebaiknya mempertimbangkan untuk memilih
saham-saham optimal yang telah terpilih tersebut dengan proporsi yang telah ada.
4. Investor diharapkan terus memantau perkembangan dari saham-saham portofolio
tersebut karena tidak selamanya saham-saham tersebut terus optimal.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis yang meskipun dapat
digunakan untuk mengestimasi beta saham, tetap memiliki kekurangan yaitu dapat
berubah jika kondisi pasar berubah. Oleh karena itu, harus dilakukan analisis-analisis
secara berkala sesuai dengan perubahan kondisi pasar.
15
2. Penelitian ini hanya menggunakan salah satu model pembentukan portofolio optimal,
yaitu model indeks tunggal. Sebaiknya untuk menghasilkan komposisi portofolio yang
benar-benar optimal, perlu dilakukan perbandingan antara model-model pembentukan
portofolio optimal yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji dan Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Indonesia. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta.
Halim, A. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta.
Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP STIM
YKPN. Yogyakarta.
. 2008. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM
YKPN. Yogyakarta.
. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM
YKPN. Yogyakarta.
Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. PT.Gelora Aksara Pratama. Surabaya.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta
Sawidji, W. 2009. Pasar Modal Indonesia Pengantar dan Studi Kasus. Seri Akademis. Ghalia
Indonesia.
Download