NOVEL DAN KRITIK SASTRA Novel & Kritik Kesusastraan Proletar • Efek Perang Dunia I Kecenderungan berdemokrasi Gol. Proletar bertambah Majalah Tanemakuhito; Cara berpikir kaum buruh Gerakan buruh & sastrawan dari kal. buruh Gempa Bumi Kanto 1924 Kesusastraan Proletar Aliran Jenis sastra Penulis Bunsen Novel Maeda Koohiroichiro Kaneko Hirobumi Hayama Yoshiki Hirabayashi Taiko Kritik Hirabayashi Hatsunosuke Aono Suekichi Senki Novel Kobayashi Takiji Tokunaga Sunao Drama Puisi Kritik Miyamoto Yuriko Fujimori Seikichi, Murayama Tomoyoshi Hisaita Eijiroo , Kubo Sakae Nakano Shigeharu, Tsuboi Hanji Kurehara Korehito, Miyamoto Kenji Pembentukan organisasi • Tahun 1924, diterbitkan majalah Bungeisensei sbg ganti majalah Tanemakuhito sbg wadah sastra proletar • Tahun 1928, dibentuk perserikatan kesenian proletar Jepang (NAPF; Nippon Artista Proleta Federacio) dgn Senki sbg majalahnya yg menjadi pusat sastra aliran kiri • Majalah Senki cenderung ke radikal, majalah Bunsen (Bungeisensen) cenderung kepada sosialis KARYA KESUSASTRAAN PROLETAR • Ahli teori sastra proletar pertama; Hirabayashi Hatsunosuke & Aono Suekichi • Pembimbing utama sastra proletar; Kurehara Korehito, menulis Proletaria Realism e no michi (jalan menuju realisme proletar) • Karya2: Uzumakeru karasu no mure (gerombolan burung gagak), Santoo Senkyaku (penumpang kapal kelas 3), Kanikousen (kapal kepiting), Taiyou nai machi (kota tanpa matahari) dll Kobayashi Takiji KESUSASTRAAN TENKO • Tahun 1931, terjadi insiden Manchuria dan sastra proletar makin ditindas. Tahun 1934, organisasi sastra proletar dibubarkan, penulisnya banyak ditangkapi dan disuruh melakukan perubahan ideologi “tenkoo”. • Maka muncul-lah tenkoo bungaku (sastra peralihan) antara lain Murayama Tomoyoshi, Nakano Shigeharu, Shimaki Kensaku dan Tokunaga Sunao KESUSASTRAAN NEO-SENSUALIS • Berbeda dgn sastra proletar yang menginginkan perubahan dlm masyarakat, neo-sensualis adalah aliran yg menginginkan perubahan dalam teknik sastra & penyampaiannya • Kikuchi Hiroshi, menerbitkan majalah Bungeijidai tahun 1924, dipengaruhi oleh aliran Futurisme & Ekspresionisme di Eropa, menyingkirkan bntk sastra tradisional • Penulisnya antara lain Yokomitsu Toshikazu (menceritakan nasib org Jpg yg ditekan oleh perbedaan Barat & Timur), Kawabata Yasunari (Yukiguni, Izu no Odoriko dll) ALIRAN SENI BARU • Pengarang dari majalah Bungeijidai dan pemuda yang terpengaruh neo-sensualis membentuk aliran seni baru utk melawan sastra kiri. • Tapi aliran ini tidak bertahan lama karena terlalu memikirkan hal-hal yang sepele , tapi pengarangnya spt Hori tatsuo, Ibuse masuji, Abe Tomoji, Kamura Isota masih menjadi sastrawan yang baik KESUSASTRAAN NEO-PSIKOLOGIS • Bersamaan dgn masuknya pemikiran James Joyce & Marcel Prost ke Jepang, Hori Tatsuo dan Itoo Hitoshi mempelopori aliran neo psikologis. Karya Hori Tatsuo yg berjudul Seikazoku (keluarga suci) membentangkan cara berpikir sbg akibat dari cara hidup baru SASTRA DI BAWAH KONTROL BUDAYA • Semasa sastra proletar, pengarang lama jarang menulis, hanya Tanizaki Junichiro dgn Tade Kuu Mushi, Shimazaki Toson dgn Yoakemae, Nagai Kafuu dgn Tsuyu no Atosaki • Akibat penghargaan Akutagawa Prize sejak 1935, pengarang muda bermunculan antara lain Ishikawa Tatsuzoo (Sooboo), Niwa Fumio (Ayu), Takami Jun (Kokyuu Wasureubeki), Dazai Osamu (Dooke no Hana), Ishikawa Jun (Fugen) dll SASTRA PASCA PERANG • Setelah perang berakhir, sastrawan yang dulu dibungkam mulai bersuara dan menyerukan gerakan cinta damai dan memprotes kaum intelektual yg tdk bs mencegah perang & kerusakannya, sastrawan ini membentuk aliran sengoha atau buraiha dipelopori oleh Dazai Osamu • Pengarang lainnya kembali menulis mengikuti kondisi yang sudah membaik, Shiga Naoya, Tanizaki Junichiro, Ibuse Masuji, Ishikawa Jun, Sakaguchi Ango, Hayashi Fumiko dll Pengarang baru pasca perang • Para sastrawan pasca perang berpangkalan pada majalah Kindai Bungaku • Pengarang Daiichiji sengoha antara lain; Nakamura Shini (shi no kage no moto ni), Mishima Yukio (kinkakuji & hoojoo no umi), Ooka Shohei (Nobi) • Pengarang Dainiji sengoha: Hotta Yosie (Hiroba no kodoku), Abe Kimifusa (kabe), Inoue Yasushi (Toogyuu), Shimao Toshio (Tandoku Ryokosha) SASTRA DEMOKRASI • Menyadari kegagalan sastra proletar, akhirnya kaum proletar mencetuskan sastra demokrasi berpangkalan pada majalah Shin Nihon Bungaku. Sastrawannya Miyamoto Yuriko (Banshuu Heino), Tokunaga Sunao (Shizukanaru Yamayama). • Ada karya yg menggambarkan penderitaan akibat bom atom mis. Kuroi Ame (Ibuse Masuji), Shikabane no machi (Oota Yoko), Ma no Isan (Agawa Hiroyuki), Juei (Sata Ineko) PERUBAHAN KUALITAS SASTRA • Jurnalistik berkembang sastra pun berkembang luas di masyarakat • Perbedaan antara sastra murni (junbungaku), sastra picisan (taishuubungaku) dan sastra populer (tsuzokubungaku) tidak begitu jelas, cerita detektif, sci-fi, juga disambut baik di masyarakat. • Tahun 1968, Jepang pertama kali mendapat nobel sastra oleh Kawabata Yasunari yg berjudul Utsukushii nihon no watashi-sono josetsu-ttg keindahan tradisional Jepang KESUSASTRAAN DRAMA Teater Kecil Tsukiji • Setelah gempa besar Kanto, usaha pemulihan drama dilakukan dgn mendirikan teater kecil Tsukiji tahun 1924 oleh Osanai Kaoru dan Hijikata Yoshi. Mereka mengadakan pementasan bersifat percobaan tp penuh ambisi, dgn cerita diambil dari drama modern Barat. Pementasannya hanya untuk kalangan cendekiawan saja sehingga tidak bertahan lama. ALIRAN GEKISAKU • Tahun 1932, Kishida Kunio mendirikan aliran Gekisaku (realisme psikologis). Yang termasuk aliran ini Kawaguchi Ichiroo (Nijuurokubankan), Tanaka Chikao (Ofukuro), Koyama Yuushi (Setonaikai Kodomora). Bekerja sama dengan Tomoda Kyosuke dan Tamura Akiko dari teater Tsukiki membawa hasil baik, Kunio lalu bersama Kubota Mantaroo dan Iwata Tooyoo mendirikan Bungakuza (Teater Bungaku) DRAMA PROLETAR • Fujimori Seikichi nani ga kanojo o sasetaka • Murayama Tomoyoshi Boryokudanki (kisah mafia) • Sakae Kubo Goryokaku Kessho (surat darah Goryookaku) • Tahun 1940, perkumpulan drama Shinkyoo dan Shintsukiji dibubarkan DRAMA SETELAH PDII • Pasca PDII, di samping Kabuki, pementasan drama baru bertambah banyak antara lain Shinkyoo Gekidan, Bungakuza, Haiyuuza dan Mingei • Kegiatan drama baru dimlai dari pementasan drama Tschehoff berjudul Sakura no sono (kebun bunga sakura) Kegiatan Pengarang Pengarang Lama • Tanaka Sumie (Hotaru no Uta), Tanaka Chikao (Kyouiku) • Murayama Tomoyoshi (Shinda umi) Pengarang Baru • Kinoshita Junjii (Yuzuru), Fukuda Tsuneari (Ryuu o nadeta otoko, Akechi Mitsuhide) • Mishima Yukio (Rokumeikan) PUISI PUISI MODERNISME • Gerakan avant-garde di Eropa dibawa ke Jepang oleh Kanbara Yasushi dan Hirato Renkichi • Takahashi Shinkichi dan Hagiwara Kyoojiro membawa aliran dadaisme • Univ. Horiguchi menerbitkan kumpulan puisi terjemahan Gekka no Ichigun (sekelompok orang di bawah bulan), puisi modern dr penyair prancis spt Coqtau dan Radigue PUISI PROLETAR Uta – Nakano Shigeharu Omae wa utau na Omae wa akamama no hana you tonbo no hane no utau na Kaze no sasayaki ya onna no kami no ke nioi o utau na Subete no hiyowana mono Subete no usouso to shita mono Subete no monouge na mono wo hajikisare Subete no fuujoo wo hinseki seyo Moppara shoojiki no tokoro wo Hara no tashi ni naru tokoro o Munesaki o tsukiagetekuru girigiri no Tokoro o utae Jangan kau menyanyi, lagu2 mengenai bunga merah dan sayap capung, lagu2 mengenai bisikan angin dan bau parfum rambut wanita Semua hal yang bersifat lemah, berbau bohong, bersifat menjengkelkan harus dibuang, semua hal yang bersifat romantis harus disingkirkan. Nyanyikan lagu2 yang bernada jujur, lagu yang nyaris membuat hati bergejolak. Nyanyikanlah lagu2 yang bisa membangkitkan semangat karena didesak, lagu2 yang bisa memancing ke luar keberanian dari balik kenistaan PUISI INTELEGENSIA • Puisi beraliran intelegensia di majalah Shi to Shiron oleh Haruyama Yukio, Nishiwaki Junzaburoo, Anzai Fuyue • Aliran Lyricism, oleh murid2 Hagiwara Sakutaro dikembangkan di majalah Shiki • Aliran Humanisme oleh Kusano Shinpei, Miyazawa Kenji dikembangkan di majalah Rekitei • Pasca perang, penyair proletar yang dibungkam lama akhirnya muncul lagi, berpusat di majalah Arechi, dikembangkan oleh Ryuichi Tamura mereka menyuarakan perdamaian TANKA • Sastra proletar juga merambah ke Tanka, spt Watanabe Junzoo, menulis tanka ttg lukisan kaum buruh • Maeda Yuugure, Ishihara Jun dan yashiro Tooson membuat pantun pendek bebas tdk terikat 5-7-5-7-7, tapi lama-lama ditentang sehingga kembali ke tanka klasik Cth tanka bebas Moo aki mo chikai zo. Mizukusahara no inudate no kuki no akai no o miro Musim gugur telah tiba. Lihatlah tangkai batang bunga Inudate, nampak kemerah-merahan HAIKU • Majalah Hototogisu (Takahama Kyoshi,murid Masaoka Shiki) menjadi pusat kegiatan Haiku. Setelah Takahama meninggal diteruskan oleh Kawabata Bosha yang menulis Haiku bersifat pencetusan hati manusia akan keindahan alam • Ichimai no mochi no gotoku ni yuki nokoru Sisa salju seperti sepotong kue mochi yang tertinggal Pembaharuan dalam Haiku • Akhir Taisho, timbul ketidakpuasan terhadap pelukisan alam dan gantinya timbul haiku bersifat intelektual. Penyairnya Mizuhara Shuuoshi (realisme), Yamaguchi Seishi(kehidupan kota & modern) • Sichigatsu no aone majikaku yookoro Di bulan juli, di dalam panasnya pabrik pembuat besi terlihat gunung nan biru Gerakan Pembaharuan dalam Haiku • Pembaharuan dalam Haiku, 季語 &季感 tidak dipakai lagi. Isinya pelukisan bersifat intelektual dan subyektif. • Gerakan ini dikembangkan oleh Hino Soojoo, Saitoo Sanki dgn berpusat pada majalah Ama no Gawa, Kikan dan Kyoodai Haiku. Kyou mo atsuki misoshiru susuri shoku o ezu Hari ini pun aku minum sup misoshiru yang panas tapi pekerjaan tidak ada Aliran Pencari watak manusia • Penyair Nakamura Kusatao, Katoo Shuson dan Ishida Hakyoo menulis haiku yang bergaya pengungkapan eksistensi manusia dan mencari pembentukan watak manusia sehingga susah dimengerti • Hikigaeru Chooshi ie saru wake mo nashi Seekor kodok buduk, putera sulung meninggalkan rumah tanpa alasan Haiku Pasca Perang • Selama Perang Dunia II, haiku yang dibuat isinya menyanjung-nyanjung perang. • Setelah perang, kegiatan haiku dimotori Ishida Hakyoo dan Saitoo Sanki. • Kemudian Kuwahara Takeo mengkritik haiku dalam bukunya Daini geijutsu (Seni kedua). Tapi buku ini menjadi sarana yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara haiku baru dan haiku tradisional.