57 Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1. Simpulan Setelah melakukan

advertisement
Bab 4
Simpulan dan Saran
4.1. Simpulan
Setelah melakukan analisis medan makna dari tiga haiku yang bertemakan musim
gugur karya Matsuo Basho yang terdapat dalam buku Classic Haiku yang disusun
kembali oleh Yuzuru Miura dan diterbitkan oleh Charles E. Tuttle Company pada tahun
1997, simpulan yang dapat diambil adalah haiku merupakan suatu rangkaian puisi
Jepang yang memiliki makna sangat dalam dan rumit, yang dalam penulisan di tiap kata
atau frase tiap lariknya berhubungan erat dengan kigo – nya yaitu musim gugur. Ikon –
ikon musim gugur didapatkan berdasarkan konsep musim gugur dari seorang peneliti
musim. Dari ikon – ikon inilah dapat terlihat bahwa denotatum musim gugur yang
menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis haiku, memiliki hubungan yang
sangat erat dengan tiap kata atau frase tiap larik dalam haiku tersebut.
Akan tetapi, dalam satu haiku pasti terdapat interpretan yang mengkonotasikannya
dengan hal lain, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim
gugur yang menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase
tiap larik dalam haiku. Interpretan yang didapatkan dari analisis ini merupakan makna
tersembunyi dari haiku.
Untuk memperlihatkan hubungan antara representamen, objek, dan interpretan dari
inazuma dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
57
Tabel 4.1 Semiotik Inazuma (Kilat)
Representamen
Inazuma (Kilat)
Objek / Denotatum
Angin
Interpretan / Konotatum
Ketidakabadian
Hujan badai
Muatan listrik
Gelap
Lembab (hangat)
Dingin
Seperti analisis pada haiku pertama, setelah dianalisis dengan medan makna, tiap
kata dalam tiap larik berhubungan erat dengan musim gugur. Interpretan yang
didapatkan dari analisis dalam haiku pertama ini terdapat pada kata inazuma yang
dikonotasikan dengan ketidakabadian, seperti yang terlihat pada tabel di atas. Hal
tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang
menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase tiap larik
dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi.
Lalu, untuk memperlihatkan hubungan antara representamen, objek, dan interpretan
dari frase aki no kaze dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Semiotik Aki no Kaze (Angin Musim Gugur)
Representamen
Aki no kaze
Objek / Denotatum
Angin
Interpretan / Konotatum
Kesepian
Tenaga listrik
Dingin
58
Cuaca
Lembab (hangat)
Sirkulasi udara
Pada analisis haiku kedua, setelah dianalisis dengan medan makna, tiap kata dan
frase dalam tiap larik juga berhubungan erat dengan musim gugur. Interpretan dalam
haiku kedua ini terdapat pada frase aki no kaze yang dikonotasikan dengan kesepian. Hal
tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang
menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase tiap larik
dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi.
Kemudian, untuk memperlihatkan hubungan antara representamen, objek, dan
interpretan dari sado dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Semiotik Sado (Pulau Sado)
Representamen
Sado
Objek / Denotatum
Panen
Interpretan / Konotatum
Kesedihan
Kebiasaan makan
Tempat pengasingan
Migrasi burung
Objek wisata
Dingin
Pada analisis haiku ketiga, setelah dianalisis dengan medan makna, tiap kata dan
frase dalam tiap larik juga berhubungan erat dengan musim gugur. Interpretan dalam
59
haiku ketiga ini terdapat pada kata sado yang dikonotasikan dengan kesedihan. Hal
tersebut juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang
menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase tiap larik
dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi.
Oleh karena itu, berdasarkan dari hasil keseluruhan analisis medan makna pada tiga
haiku yang bertemakan musim gugur karya Matsuo Basho, penulis juga mengambil
simpulan bahwa Matsuo Basho sang penulis haiku menggunakan kata – kata yang
berhubungan erat dengan kigo – nya. Ketika memasuki musim gugur, ia akan menulis
haiku dengan memasukkan kata – kata yang hanya menunjukkan ciri khas yang
merupakan denotatum musim gugur. Dari ketiga haiku tersebut terdapat interpretan
inazuma, aki no kaze, dan sado yang menjadi makna tersembunyi akan hal yang
dirasakan penulis haiku ketika menulis haiku.
4.2. Saran
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, penulis memberi saran – saran bahwa
dalam meneliti sebuah haiku, yang pertama kali dilakukan adalah mencari kigo – nya
terlebih dahulu. Karena, dalam kigo tersebut akan dapat diketahui kapan dilakukannya
penulisan haiku. Setelah mengetahui kigo, akan lebih mudah mengetahui makna
tersembunyi yang terkandung di dalamnya. Sehingga dapat mengetahui apa yang
dirasakan penulis ketika menulis haiku.
Saran terakhir untuk kesempurnaan penulisan skripsi adalah cobalah meneliti haiku
dengan menggunakan teori analisis lainnya dan cobalah meneliti haiku yang memiliki
tema berbeda, seperti musim semi. Selain itu, gunakan pula korpus data lain yang
memperlihatkan haiku seperti lukisan, dan lain sebagainya.
60
Download