Bab 5 Ringkasan Penulisan haiku memiliki makna yang dalam dan rumit. Namun, jika mempelajarinya dengan seksama dapat dilihat bahwa haiku sangat berhubungan dengan kehidupan sehari – hari yang dalam penulisan di tiap kata atau frase tiap lariknya berhubungan erat dengan kigo – nya. Oleh karena itu, maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberitahukan hubungan antara ikon – ikon pada kigo dengan kata – kata atau frase tiap larik dalam haiku tersebut. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dalam penulisan skripsi dan pencarian sumber data, penulis tidak dapat menganalisis keseluruhan haiku berjumlah sekitar ribuan, sehingga karena hal tersebut penulis memutuskan untuk lebih menspesifikasikan analisis menjadi analisis tiga haiku yang bertemakan musim gugur karya Matsuo Basho. Penulis memilih Basho karena Basho menekankan pentingnya tentang puisi (dan hidup) berdasarkan kesederhanaan, kehalusan, keanggunan, kesahajaan jiwa, kejernihan, penjarakkan, dan penyatuan dengan alam. Penulis melakukan analisis ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman akan makna dari haiku, tetapi juga memberitahukan suatu cara untuk menganalisis dan mencari tahu makna dari sebuah haiku, sehingga bermanfaat dan dapat memberikan kemajuan akan ilmu pengetahuan dalam Kesusastraan Jepang. Penulis menggunakan dua metode penelitian dalam menganalisis skripsi ini. Pertama, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk mencari informasi mengenai ikon – ikon yang menjadi denotatum pada kigo haiku serta hubungannya dengan kata – kata atau frase tiap larik dalam haiku. Metode kedua yang digunakan 61 adalah metode Deskriptif Analitis yang dilakukan dengan cara penulis langsung mengamati tiga haiku yang dimaksud untuk dapat menjelaskan analisis hubungan antara ikon – ikon pada kigo dengan kata – kata atau frase tiap larik dalam haiku tersebut. Dalam analisis ini, penulis menggunakan teori semantik, teori analisis medan makna, teori semiotik, teori haiku, konsep musim gugur dan teori pengkajian puisi sebagai landasan teori untuk mendukung analisis data. Hasil analisis pada haiku pertama setelah dianalisis dengan medan makna, tiap kata dalam tiap larik berhubungan erat dengan musim gugur. Menurut Barnhill (2004 : 271), interpretan dalam haiku pertama ini terdapat pada kata inazuma yang dikonotasikan dengan ketidakabadian. Hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase tiap larik dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi. Lalu, pada analisis haiku kedua pada skripsi ini, setelah dianalisis dengan medan makna, tiap kata dan frase dalam tiap larik juga berhubungan erat dengan musim gugur. Menurut Barnhill (2004 : 177), interpretan dalam haiku kedua ini terdapat pada frase aki no kaze yang dikonotasikan dengan kesepian. Hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang menjadi denotatum bagi kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase tiap larik dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi. Kemudian, pada analisis haiku ketiga pada skripsi ini, setelah dianalisis dengan medan makna, tiap kata dan frase dalam tiap larik juga berhubungan erat dengan musim gugur. Menurut Barnhill (2004 : 210), interpretan dalam haiku ketiga ini terdapat pada kata sado yang dikonotasikan dengan kesedihan. Hal tersebut juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan denotatum musim gugur yang menjadi denotatum bagi 62 kata – kata dalam analisis pada tiap kata atau frase tiap larik dalam haiku dan merupakan makna tersembunyi. Dari hasil keseluruhan analisis pada makna ketiga haiku yang bertemakan musim gugur penulis juga mengambil simpulan bahwa Matsuo Basho sang penulis haiku menggunakan kata – kata yang berhubungan erat dengan kigo – nya. Ketika memasuki musim gugur, ia akan menulis haiku dengan memasukkan kata – kata yang hanya menunjukkan ciri khas yang merupakan denotatum musim gugur. Dengan mengacu pada pernyataan Barnhill (2004), dari ketiga haiku tesebut terdapat interpretan inazuma, aki no kaze, dan sado yang menjadi makna tersembunyi akan hal yang dirasakan penulis haiku ketika menulis haiku . 63