PERANAN FILSAFAT HUKUM DALAM PERLINDUNGAN HAK

advertisement
PERANAN FILSAFAT HUKUM DALAM PERLINDUNGAN HAK ANAK YANG
BERKELANJUTAN SEBAGAI BAGIAN DARI HAK ASASI MANUSIA
Laurensius Arliman S
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Padang
Email: [email protected]
Abstrak
Perlindungan Anak belum dapat berjalan secara efektif karena masih adanya tumpang tindih
antar peraturan perundang-undangan sektoral terkait dengan definisi anak. Di sisi lain, maraknya
kejahatan terhadap anak di masyarakat, salah satunya adalah kejahatan seksual,salah satunya
kejahatan yang dilakukan penyuka sesama jenis. Filsafat sebagai landasan hukum perlindungan
anak merupakan suatu pokok penting, karena hal ini merupakan landasan dasar dalam
pemebentukan peraturan perlindungan anak. Filsafat hukum sebagai landasan hukum positif
perlindungan anak sangat memberikan perlindungan hukum yang responsif kepada anak, anak
merasa dilindungi dengan adanya aturan hukum positif yang ada. Konsep gagasan perlindungan
anak yang berkelanjutan sebagai hasil dari hukum positif di indonesia merupakan poin yang
sangat penting, hal ini untuk menjamin kehidupan anak sebagai generasi penerus bangsa
indonesia ini.
Kata kunci: Anak, Berkelanjutan, Filsafat Hukum, Perlindungan.
Abstract
Child Protection has not been able to effectively because there is still overlap between sectoral
legislation relating to the definition of a child. On the other hand, the rise of crimes against
children in the community, one of which is sexual crimes, one crime committed same-sex
enthusiasts. Philosophy as a legal basis child protection is of central importance, as this is a
basic foundation in establishment of child protection regulations. Philosophy of law as the
foundation of positive law protecting children give legal protection that is responsive to the
child, the child feels protected by the positive law existing rules. The concept of the idea of
sustainable child protection as a result of the positive law in Indonesia is a very important point,
this is to ensure the child's life as Indonesia's next generation.
Key words: Child, Sustainability, Philosophy of Law, Protection.
Pendahuluan
etika). Sebagian dari tingkah laku ini
Manusia sebagai salah satu isi
lalu diselidiki secara mendalam oleh
alam semesta dijadikan objek filsafat
filsafat
yang
filsafat dan filsafat hukum menurut
menelaahnya
dari
berbagai
hukum.
segi. Salah satu di antaranya ialah
Bender
O.P
mengenai tingkah lakunya (filsafat
penjelasan
Hubungan
bisa
sebagai
dilihat
antara
dalam
berikut:
1)
filsafat
manusia
-
genusnya
kita
bisa
melihat
filsafatnya, 2) filsafat etika – species
ditayangkan
filsafat,
perlindungan
3)
subspecies
pendapat
filsafat
hukum
filsafat.
Berbagai
anak
missalkan
mengenai
yang
tidak
saja
anak
diperkosa, dilakukan dengan tidak
tersurat dalam berbagai literature
adil, terjadi kekerasan pada anak.
hukum. Bila disimak secara seksama,
Bahkan jika kita buka media massa
dapat dirumuskan seperti di bawah
baik cetak ataupun elektronik, kita
ini: a) bahwa teori hukum itu sama
juga melihat perlindungan anak yang
pengertianya dengan filsafat hukum,
juga tidak dipenuhi, hal ini dilihat
b) bahwa teori hukum itu berbeda
dari berita anak dieksploitasi secara
pengertiannya dengan filsafat hukum
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dan
keluarga bahkan anak tidak diberikan
bahwa
teori
dipenuhi,
televisi
yang
hukum
c)
tentang
–
di
berita
teori
hukum
itu
sinonim dengan ilmu hukum1.
Penjelasan
pendidikan
diatas
sangat
yang
pengetahuannya
ke
depan,
pemenuhan
salah satu objek filsafat, termasuk
sebuag pertanyaan klasik, apakah
anak-anak. Berbicara tentang anak,
orang-orang di Indonesia tidak bosan
tentulah
melihat
menarik.
Setiap
manusia berawal dari fase kanakkanak
sampai
menjadi
dewasa,
lainnya.
serta
menjelaskan bahwa manusia sebagai
sangat
hak
menunjang
berita
Menjadi
pelanggaran
perlindungan anak?
Seolah
kita
tidak
menutup
kemudian menjadi fase orang tua
mata akan pemenuhan perlindungan
yang
Maka
anak, kita sepertinya lupa bahwa kita
pada
berawal dari fase kanak-kanak juga.
diberikan
Ada baiknya kita mulai menggalakan
semestinya.
menolak lupa terhadap perlindungan
Alangkah lucunya negeri ini, ketika
anak. Kita lupa bahwa anak-anak
memiliki
sungguh
zaman
tidak
anak-anak.
lazim
sekarang
perlindungan
tidak
dengan
anak
juga butuh kasih sayang, pendidikan
1
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, 2010,
Dasar-Dasar Filsafat Dan Teori Hukum,
Bandung, Citra Aditya Bakti, hlm. 11.
dan kesehatan yang layak, serta
kebutuhan yang menyangkut hak-hak
lainnya. Sudah dengan jelas kita
individual
mengetahui, bahwa hak anak adalah
berdasarkan kebahagiaan orang lain
bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM)
(dalam hal ini adalah anak)3. Selama
yang wajib untuk dilindungi dan
kebaikan
dipenuhi.
dengan
Jika kita mengkaji mengenai
dipertimbangkan
terbesar
cara
itu,
bisa
dicapai
semua
hak
individual bisa diabaikan. Lantaran
HAM, HAM secara sederhana adalah
implikasi
hak dasar yang dimiliki sejak lahir,
seperti
dimana Majelis Umum Perserikatan
terus-menerus
Bangsa-Bangsa menyatakan hak-hak
sandungan bagi mereka. Oleh karena
dari HAM sebagai satu standar umum
ide
keberhasilan untuk semua bangsa
suatu tindakan dinilai benar atau
dan semua negara dan perlindungan
salah
terhadap HAM telah dilakukan dalam
tindakan
hukum nasional berbagai negara dan
kebahagiaan atau kebaikan, gagasan
2
teori
inilah,
dasar
utilitarian
masalah
keadilan
menjadi
batu
utilitarianisme
tergantung
tersebut
yang
pada
adalah
pakah
meningkatkan
dalam hukum internasional . HAM
tersebut
merupakan suatu hak yang harus
pengimplementasian mazhab ini saat
berlaku
kita
adil
kepada
setiap
menentukan
membahas
masyarakat termasuk anak (bagian
keadilan4.
dari
menyatakan
masyarakat),
dan
didalam
konsep
Dalam
bahwa
mengenai
filsafat
batak
perlindungan
pemikiran tradisional hak itu berlaku
anak itu adalah yang paling penting
adil. Konsep Traditional mengenai
dan
kekayaan
bagi
kedua
keadilan tampaknya diabaikan oleh
teori
yang
mengklaim
tindakan jika
kebaikan
2
ini.
benarnya
dapat memaksilkan
Hak
atau
klaim
Ferdi, Mengoreksi Posisi HAM Yang
Bersumber Dari Doktirn HAM 1948 Dengan
Menggunakan Pancasila Untuk Mengukur
Tingkat Kontrovensi Ataupun Compliance, Jurnal
Advokasi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Padang, 1
(1) Januari 2007, hlm. 83-84.
3
Contohnya, jika suatu ras yang terancam
mengangkat senjata di sebuah kerusuhan karena
dipicu oleh gugurnya salah satu dari mereka
(anggap saja seorang anak) padahal dia tidak
bersalah, tampaknya kaum utilatrian akan menilai
bahwa tindakan itu benar.
4
Keren Lebacqz, 2015, Teori-Teori
Keadilan, Suplemen: Konsep Keadilan dalam
Kristen oleh Hans Kelsen dialih bahasakan dari
Six Theories of Justice, dialihbahasakan olehYudi
Santoso, Bandung, Nusamedia, hlm. 17.
orangtuanya,
dengan
umpasa:
anakkon ki do hamoraon di au5.
Tetapi dalam kehidupan nyata
perlindungan anak, dimana anak lakilaki dijadikan objek pelayan nafsu
bagi
rang
yang
memiliki
keadilan ini seperti tataran ungkapan
penyimpangan perlilaku yang disebut
serta
dalam
orang banyak dengan LGBT (Lesbian,
berbicara, realisasinya nol. Kita lihat
Gay, Biseksual dan Transgender).
saja
Pada tanggal 30 Agustus 2016 hari
topik-topik
kasus
hangat
terbaru
mengenai
perlindungan anak di daerah bogor,
selasa,
perkembangannya sekarang ini kita
kasus jaringan prostitusi anak di
lihat anak laki-laki pun menjadi
bawah umur untuk kaum gay, di
objek yang ikut terjerumus dalam
wilayah Cipayung, Puncak, Bogor,
kasus ini, dimana anak laki-laki akan
Jawa
dijual
girang
pengungkapannya terbongkar melalui
yang tidak puas akan nafsu seksnya.
patroli cyber. Dalam penggerebekan
Jika kita mengikuti perkembangan
yang dilakukan di Hotel Cipayung
berita yang ditayangngkan di media
Asri,
elektronik atau cetak, kita melihat
tersangka berinisial AR (41 tahun).
anak laki-laki akan diundi seperti
Selain menangkap AR, polisi juga
“kocok arisan”, siapa yang keluar
mengamankan tujuh korban anak
dial ah yang akan mendapatkan anak
laki-laki, enam orang di bawah umur
laki-laki
dalam
dan satu korban berusia 18 tahun. AR
komunitas mereka tersebut, untuk
kerap menampilkan foto-foto korban
menemani
di akun Facebooknya dengan tarif
kepada
yang
tante-tante
diundi
seorang
tante-tante
Bareskrim Polri mengungkap
Barat.
polisi
ini
sendiri
mengamankan
yang
hari ini telah terjadi penyimpangan
pelanggan, mucikari mematok tarif
yang lebih sangat gila di dalam
Rp 1,2 juta. Sementara anak-anak
perkembangan
korban diberi Rp 100 sampai dengan
hukum
ditentukan.
satu
girang tersebut. Lebih gila lagi, pada
penegakan
telah
Kasus
Kepada
Rp 200 ribu. Lebih lanjut Direktur
5
T.M Sihombing, 2000, Filsafat Batak,
Tentang Kebiasaan-Kebiasaan Adat Istiadat,
Jakarta, Balai Pustaka, hlm. 7.
Tindak
Pidana
Ekonomi
Khusus
Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Pol
Agung Setya mengungkapkan, total
anak ready on call. Para korban,
korban prostitusi anak untuk kaum
berasal
gay paedofil terdata sebanyak 103
menengah ke bawah. Penyidik masih
orang. Dari jumlah itu, sebanyak 27
melakukan
di antaranya masuk katergori anak-
dari
anak yang berusia 13 hingga 17
pelaku
tahun. Sementara sisanya merupakan
penyidik
bisa
mengincar
pelaku
laki-laki
lainnya,
dari
muncikari
hingga
usia
dewasa
sekitar
18
dari
kalangan
ekonomi
pendalaman
keterangan
dan
informasi
yang
korban.
diberikan
Dari
sana
hingga 23 tahun. Hingga saat ini,
pengguna anak laki-laki tersebut. AR
polisi
tersangka kasus jaringan prostitusi
telah
menangkap
tiga
tersangka yakni AR, U, dan E6.
anak di bawah umur untuk kaum gay,
AR dan U berperan sebagai
mucikari,
sementara
E
sebagai
diketahui baru 3 (tiga) bulan tinggal
di
tempat
kos
daerah
Kampung
pengguna, perekrut, dan membantu
Girangsari, RT 1 RW 8, Kelurahan
AR
Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan,
menyediakan
rekening
untuk
menampung hasil kejahatannya. Para
pelaku
yang
Kota Bogor7.
berperan
sebagai
berkomunikasi
dengan
dengan
menarik
korban melalui telepon genggam.
terjadi?
Apakah
Untuk
Anak-anak
mengerti tentang perlindungan anak?
yang jadi korban AR dan U seltap
Apakah mereka tidak sadar anak
waktu siap untuk dipesan. Modusnya
sebagai
adalah Anak-anaknya tetap di rumah
Indonesia? Apakah penegakan hukum
masing-masing
lakukan
dan
mereka
hukum tidak berjalan? Apakah di
mucikari
mempersiapkan
aktivitas
komunikasi
biasa,
tetap
tapi
dengan ponsel,
anak-
Dari sini kita bisa melihat
7
6
Kompas, Korban Prostitusi Untuk Kaum
Gay Capai 103 Orang, Usia 13-23 Tahun,
http://regional.kompas.com/read/2016/09/02/1459
3621/usia.korban.prostitusi.anak.berkisar.1317.tahun, diakses 2 September 2016 WIB.
hal
mereka
generasi
kesadaran
dalam
kenapa
penerus
masyarakat
kehidupan
sosial,
ini
tidak
bangsa
akan
sudah
Kompas, Komentar Pengelola Hotel Soal
Bisnis Prostitusi Untuk Kaum Gay Di Bogor,
http://regional.kompas.com/read/2016/08/31/1845
2601/komentar.pengelola.hotel.soal.bisnis.prostitu
si.untuk.kaum.gay.di.bogor, diakses 2 September
2016 WIB.
bergeser nilai-nilai dasar kehidupan
Hukum
sosial terhadap perlindungan anak?
dibicarakan
dalam hal ini filsafat hukum dapat
manusia masih ada. Dari masa ke
mempunyai
penting.
peran
Karena
akan
terus
menerus
selama
kehidupan
yang
sangat
masa, kehidupan manusia berubah,
melalui
filsafat
dan ini merupakan alasan penting
hukum kita bisa melihat dasar-dasar
mengapa
hukum
itu
terus
dari konsep perlindungan anak yang
dibicarakan. Terdapat tiga ordinat,
berkelanjutan.
yaitu rakyat, hukum dan lingkungan8.
Sejak hukum modern lahir,
Filsafat Hukum Sebagai Landasan
dunia hukum mengalami perubahan
Hukum Positif Perlindungan Anak
yang
Sejak kapan hukum itu dibicarakan
pencarian kebenaran dan keadilan.
dan
Hukum
Akibat perubahan dramatis terhadap
dibicarakan dan sudah dibicarakan
pada abad ke-18 dapat dirasakan
untuk kurun waktu yang sangat susah
hingga
diingat
(time
berhasil dalam urusan hukum, orang
kapan
harus
sampai
oleh
immemorial).
orang
kapan?
manusia
Lalu
sampai
berhenti
membicarakan
cukup
dramatis
sekarang
ahli
hukum
ini.
Untuk
menguasai
dan
terhadap
bisa
peraturan
pandai-pandai
hukum? maka jawabannya akan sama
mempermainkan prosedur. Satjipto
dengan
Rahardjo menyebut keadaan tersebut
pertanyaan:
jawaban
Kapan
dibicarakan
terhadap
hukum
orang?
mulai
sebagai
sebuah
Susah
modern. Hal ini disebabkan adanya
hukum
meramalkan kapan hukum itu akan
anggapan
berhenti dibicarakan, apabila kita
peraturan hukum hamper sinonim
memproyeksikan
latar
dengan menegakkan hukum. Aspek
belakang dictum Von Savigny, maka
keadilan dan kebenaran mengalami
kepada
bahwa
tragedi
menjalankan
hukum itu baru berhenti dibicarakan
manakala masyarakat manusia itu
sendiri sudah lenyap dari muka bumi.
“Et ist und wird mit dem voelke”.
8
Satjipto Rahardjo, (Ilmu Hukum) Dari
Abad Ke Abad, di dalam kumpulan karangan
Butir-Butir
Pemikiran
Dalam
Hukum,
Memperingati 70 Tahun Prof. Dr. B. Arief
Sidharta, Bandung, Refika Aditama, hlm. 29.
marginalisasi besar-besaran. Untuk
enclave-enklave
menghadirkan keadilan subsatantif
disebut city atau brough atau cite
apabila penegakan hukum menemui
atau
kebuntuan legalitas formalnya, maka
bourgeoise. Komunitas ini berbeda
tindakan
yang
dngan para hamba yang berstatus
diperlukan adalah berani melakukan
setia pada penguasa lokal. Formasi
non
sosial ekonomi dan ekonomi diwarnai
penegak
enforcement
hukum
of
law,
yakni
burger
mengambil kebijakan untuk tidak
oleh
menegakan
berfunsi
hukum
demi
tujuan
stelsel
bertembik
dan
citiyon
ekonomi
sebagai
yang
atau
feodalistik,
satuan-satuan
hukum yang lebih besar, misalnya
produksi yang tidak lagi berbasis
demi penegakan dan penghormatan
keluarga model feudal. Kelompok ini
hak asasi manusia serta demokrasi9.
merupakan
Sedangkan menurut Margarito
Kamis,
pemerintahan
klasik
atau
menghasilkan
rusaknya
sentralistik,
modern,
yang
dibangun atas dasar status askriptif
dalam struktur yang amat hierarkis
selalu
dan otoritarian. Warga yang hidup
hal,
yaitu:
pada enclave-enklave dan gild-gilde
sosial,
politik,
satu
tatantan
satuan-satuan
memilki
kegiatan
usaha
produksi
ekonomi dan hukum. Lebih jauh
sekunder manufaktural di kota-kota
mernedahkan
otonom,
Pada
martabat
pemerintahan
manusia.
sentralistik,
berpartisipasi
secara
terbata dalam bidang ekonomi dan
tidak semua orang memiliki status
politik.
dan martabat yang sama. Pada era
dilaksanakan secara lansung seperti
modern, masyarakat warga hanya
diberbagai polis pada zaman Yunani
ditemukan
Kuno
dalam
komunitas
komunitasotonom.Mereka
Partisipasi
atau
disebut
kontrol
berstatus
mengorganisasi
9
diri
feudal
ke
dan
dalam
Suteki, 2015, Masa Depan Hukum
Progresif, Yogyakarta, Thafa Media, hlm. 36-37.
pada
era
feudalisme Eropa. Mereka inilah yang
membebaskan diri dan bertahan dari
penguasa
borouhgs
dapat
citizen
freeman
atau
atau
civilian
orang
merdeka10.
10
Margarito Kamis, 2004, Gagasan
Negara Hukum Yang Demokratis Di Indonesia,
Bila kita kembali ke pemikiran
filsafat
bangsa
sejumlah
Yunani
penulis
kuno,
barat
dan 6) pelanggaran terhadap ritusritus hospitalis11.
yang
Dari sudut pandang hukum
dikatakan oleh Homer, bahwa para
modern dan hukum Yunani kuno
Furies atau Erinyes akan berkeliaran
sudah
di tengah malah, mencari, mengejar,
kebutuhan hukum dan cara pandang
dan menghukum tiap anak manusia
filsafat hukum di dalam kehidupan
yang
dalam
mereka
bermasyarakat yang sadar hukum.
telah
menjadi
kejahatan.
Sejak dahulu sampai sekarang hukum
pengamatan
pelaku
sangat
mengenai
Selain itu mereka juga menjatuhkan
itu
kutukan atas tiap tindak kejahatan
manusia.
yang oleh anak-anak manusia itu
memberikan
telah dilakukan. Sejumlah penulis
keadilan hidup manusia, dalam hal
Yunani
ini
kuno
lainnya,
melekat
jelas
didalam
Filsafat
tentu
kehidupan
hukum
nyawa
juga
terhadap
saja
penulis
menggambarkan bahwa para Furies
mengkurucutkannnya
ini akan berusaha untuk mengejar,
filsafat hukum perlindungan anak.
menghantui, dan mengutuk siapa
Atas pemikiran filsafat hukum kita
saja yang terlibat dalam kasus-kasus:
mengetahui bagaimana hukum positif
1)
2)
terbentuk serta bagaimana hukum
kejahatan seksual (perjinahan dan
yang berjiwa progresif melekat di
perkosaan); 3) kasus hubungan seks
dalam hukum perlindungan anak.
dengan sejenis (para LGBT); 4) kasus
Apakah kita menolak lupa terhadap
pelanggaran sumpah (sumpah palsu)
memberikan perlindungan anak?
homicide
(pembunuhan);
dan kasus perdata; 5) ingkar janji;
di
dalam
Adapun yang menjadi masalah
filsafat hukum adalah: a) masalah
tujuan hukum, b) masalah mengapa
orang mentaati hukum, c) masalah
Studi Sosio Legal Atas Pembatasan Kekuasaan
Presiden Oleh MPR 1999-2002, Depok, Disertasi,
Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana
Universitas Indonesia hlm. 58.
11
Herman Bakir, 2007, Filsafat Hukum,
Desain dan Arsitektur Kesejarahan, Bandung,
Refika Aditama, hlm. 104-105.
mengapa negara berhak menghukum,
dan keagamaan ikut berperan di
d) masalah hukum dengan kekuasaan
dalamnya13.
hukum,
e)
masalah
pembinaan
Filsafat
hukum
di
zaman
hukum.12 Kita memahami tujuan-
reformasi dapat diungkapkan bahwa
tujuan
oleh
di satu pihak menginginkan hukum
hukum, khususnya dilihat dari aspek
sebagai panglima atau hukum yang
filosofis, adalah pencapain tertinggi
mengatur persoalan ekonomi, politik,
tentang hukum yaitu hakikat hukum,
budaya,
melalui
kemasyarakatan lainnya. Di pihak
yang
ingin
landasan
dicapai
kasih
sayang
dan
lainnya
terhadap
anak-anak),
masyarakat terhadap hukum, justru
keadilan yang dipandu oleh arahan
mengfungsikan hukum sebagai alat
rahmat
politik, alat ekonomi, budaya, dan
Tuhan.
Hal
ini
tentu
dalam
sosial
kemanusiaan (terutama kasih sayang
seorang
tampak
persoalan
lainnya14.
berkaitan juga dalam pembangunan
sosial
hukum, dimana pembangunan hukum
Pertentangan antara perlunya hak-
pada dasarnya adalah upaya atau
hak
sebuah
kondisi-
teransaksi-transaksi hukum tunduk
kondisi riil atai keadaan-keadaan
pada rencana ekonomi nasional, dan
nyata
perlunya lagi mengadakan kontrak,
perjalanan
(realitas)
dari
menuju
kepada
kemasyarakatan
perilaku
individu
hak
hendak
dengan
hukum lain.15 Bila diterapkan kepada
pembangunan
gejala hukum, hukum juga tidak ada,
dalam terang dan di bawah tuntunan
sebelum manusi menanggapinya. Ini
paradigma) Manusia sebagai pengatur
mungkin
melaksanakan
dan
misi
pengarah
pembangunan,
ritme
untuk
Cuma
lemabaga-lembaga
bahasa
lain
dari
upaya
hal
itu
seyogyanya apabila nilai-nilai iman
12
dan
terjaminnya
desiderata (yaitu semacam visi yang
direalisasikan
milik
dan
R. Otje Salman, 1992, Ikhtisar Filsafat
Hukum, Cetakan Ketiga, Bandung, Armico, hlm.
7-8.
13
R. Otje Salman, 2012, Filsafat Hukum
(Perkembangan & Dinamika Masalah), Cetakan
Ketiga, Bandung, Refika Aditama, hlm. 54.
14
Zainudi Ali, 2010, Filsafat Hukum,
Cetakan Keempat, Jakarta, Sinar Grafika, hlm. 18.
15
W. Friedmann, Tanpa Tahun, Teori &
Filsafat Hukum, Hukum & Masalah-Masalah
Kontemporer (Susunan III), Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada, hlm. 10.
pernyataan Rene Descarters yang
Augeste
tersohor itu: cogito, ergo sum (saya
sangat
berpikir, maka saya ada). Hukum
positivisme yang berjudul cours de
ada, maka kita ada. Sejajar dengan
philosofie
posisi ini adalah misalnya pandangan
besar filsafat postivisme Comte berisi
Hart yang menyatakan bahwa suatu
pandangan filsafatnya tentang teori
kebiasaan
mengenal
diperlakukan
sebagai
Comte.
terkenal
Karyanya
yang
tentang
positive.
filsafat
Secara
perkembagan
garis
ilmu
hukum, baru pada suatu keputusan
pengetahuan, perkembangan sejarah
hakim
masyarakat barat dan dasar-dasar
menegaskannya
sebagai
demikian. Artinya, berbeda dengan
untuk
manusia
warna
masyarakat pada zamannya. Dalam
atau bunyi yang hadir independen
sudut logika Comte, sejarah manusia
dari manusia, dalam konteks hukum
adalah perkembangan bertahap dari
yang
manusi
cara berpikir manusia itu sendiri.
sendiri, pengakuan manusia akan
Dengan beragumen bahwa pemikiran
hukum itu dilembagakan dalam diri
empirik
rasional
hakim16. Masalahnya adalah, betapa
maka
manusia
pun suatu pemerintah yang terbaik
menjelaskan realitas kehidupan tidak
yang bisa ada di dunia ini hendak
secara spekulatif melainkan secara
menegakkan ketertiban yang adil,
konkret,
suatu tatanan keteriban menghadapi
kebenarannya18.
tantangan17.
kedalam pemikiran tentang hukum,
yang
menanggapi
sumbernya
Dalam
adalah
dunia
kepustakaan,
paham
memperbaiki
pasti
dilepaskannya
karya filsuf Prancis yang bernama
yuridis
Budiono Kusumohamidjojo, 2011,
Filsafat Hukum, Problematik Ketertiban Yang
Adil, Bandung, Mandar Maju, hlm. 108.
17
Budiono Kusumohamidjojo, Ketertiban
Yang Adil Versus Ketidakadilan: Beban SosialEkonomi Yang Hidtoris Dari Hukum, Jurnal
Veritas Et Justicia Fakultas Hukum Universitas
Parahyangan, 2 (1) Juni 2016, hlm. 7.
sebagaimana
18
positivistic,
akan
bahkan
Bila
positivisme
filsafat positivisme dikenal melalui
16
dan
keadaan
mutlak
diaplikasikan
menghendaki
pemikiran
mengenai
dianut
mampu
meta
hukum
oleh
para
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
Barkatullah, 2012, Filsafat, Teori & Ilmu Hukum,
Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan
dan Bermarbat, Jakarta, PT. RajaGrafindo
Persada, hlm. 177-186.
pendukung
mazhab
(naturalis)
atau
hukum
dinyatakan
bahwa
hukum
berdiri
hukum
sendiri dan secara tegas terpisah dari
kodrat. Karena itu menurut paham
moral (antara hukum yang berlaku
positivisme,
hukum
dan hukum yang seharusnya, antara
harus eksis dalam alamnya yang
das sein dan das sollen), bahkan
objektif
dalam
positif,
mazhab
alam
setiap norma
sebagai
serta
norma-norma
ditegaskan
dalam
mazhab
positif
hukum
diidentikan dengan segala perintah
wujud kesepakatan kontraktual yang
penguasa.
konkret antara warga masyarakat
sendiri menganut teori kebenaran
atau wakil-wakilnya. Di sini hukum
yang pragmatic, artinya suatu teori
bukan
itu
lagi
dikonsepsikan
sebagai
Pandangan
benar
jika
normatif
berfungsi
secara
asas-asas moral meta yuridis yang
memuaskan.
abstrak tentang hakikat keadilan,
(mazhab hukum positif) memandang
melainkan ius yang telah mengalami
perlu
positivasi sebagai atau lex, guna
antara hukum dan moral (antara
menjamin kepastian mengenai apa
hukum yang berlaku dan hukum yang
yang terbilang hukum, dan apapula
seharusnya, antara dass sein dan
yang
harus
dass sollen). Dalam pandangan kaum
yang
positivis tidak ada hukum lain selain
sekalipun
dinyatakan
normative
sebagai
hal-hal
bukan terbilang hukum.
Positivisme
19
memisahkan
secara
tegas
perintah penguasa. Bahkan bagian
adalah
mazhab hukum positif yang dikenal
fakta bahwa hukum itu dibuat dan
dengan mazhab legisme berpendapat
dihapuskan oleh tindakan-tindakan
lebih tegas, bahwa hukum adalah
manusia, jadi terlepas dari moralitas
undang-undang. Dengan dasar konsep
dan
filsafat
sistem-sistem
hukum
Positivismee hukum
norma
itu
sendiri20, dengan kata lain dapat
positivisme
sejumlah
19
Soetandyo Wignjosoebroto, 2002,
Hukum Paradigma, Metode dan Dinamika
Masalahnya, Jakarta, Elsam & Huma, hlm. 96.
20
Hans Kelsen, 1995, Teori Hukum Murni
(General Theory Of Law and State), dialih
positivismee,
hukum
premis
mazhab
merumuskan
dan
postulat
mengenai hukum yang menghasilkan
bahasakan oleh Somardi, Bandung, Rimdi Press,
hlm. 115.
pandangan dasar mazhab positivisme
hukum secara teoritis dan bersifat
hukum bahwa: a) tata hukum suatu
umum (generalised), sedangkan ilmu
negara
karena
hukum positif mempelajari hukum
mempunyai dasar dalam kehidupan
yang berlaku di dalam suatu negara
sosial, maupun dalam jiwa bangsa,
tertentu,
dan juga bukan berdasarkan hukum
(individualised).22 Hal ini mengingat
alam,
hukum
berlaku
namun
positifnya
bukan
mendapat
dari
bentuk
itu
khusus
berkembang
secara
bertingkat
seperti
yang
hukum
harus
bentuk piramida (stufen), mulai dari
dipandang semata-mata dari bentuk
yang tertinggi bersifat umum dan
formalnya, dengan demikian harus
abstrak
sampai
kepada
yang
dipisahkan dari bentuk materialnya,
terendah
bersifat
knkret,
khusus
c) isi hukum atau materi hukum
(individualizad)
diakui ada, tetapi bukan menjadi
pelaksana. Hukum yang lebih rendah
bahan
hal
mendapat legalitas dari hukum yang
tersebut dapat merusak kebenaran
lebih tinggi, di mana setiap tingkatan
ilmiah ilmu hukum.21
sekaligus
b)
ilmu
hukum,
karena
Tentu saja bila kita berani
mencoba
menyimpulkan
sedikit
tentang hukum positif itu adalah
hukum
dan
bersifat
instansi
berwenang;
berangsur
jadi
dan
merupakan
baru
dan
versifat
penciptaan
merupakan
pelaksanaan dari hukum yang lebih
tinggi (create and apply)23.
ilmu yang mempelajari hukum yang
Di dalam mazhab positivisme
berlaku dalam suatu negara tertentu,
juga didasari beberapa prinsip, yaitu:
pada waktu tertentu dan bagi orang
a) hanya apa yang tampil dalam
tertentu,
pengalaman dapat disebut benar,
sedangkan
antara
teri
hukum
positif
bahwa
mempelajari
21
hukum
perbedaan
dengan
bisa
teori-teori
ilmu
prinsip ini diambil alih dari filsafat
menjelaskan
empirisme Locke dan Hume; b) hanya
hukum
pengertian-pengertian
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
Barkatullah, Op.cit, hlm. 200-202.
22
Ahmad Roestandi, 1987, Responsi
Filsafat Hukum, Cetakan Kedua, Bandung,
Armico, hlm. 32-33.
23
H.M Agus Santoso, 2012, Hukum, Moral
& Keadilan, Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, hlm. 57.
apa
yang
sunggu-sungguh
dapat
Peran
Filsafat
Hukum
Dalam
Perlindungan
Anak
dipastikan sebagai kenyataan dapat
Mengawal
disebut benar. Itu berarti bahwa
Sebagai Bagian dari HAM
tidak
dapat
Sebagai mahluk sosial yang merdeka,
hanya
setiap orang mempunyai berbagai
mendapati
macam hak untuk menjamin dan
semua
disebut
pengalaman
benar,
pengalaman
tetapi
yang
kenyataan; c) hanya melalui ilmu-
mempertahankan
ilmu pengetahuan dapat ditentukan
tengah-tengah masyarakatnya. Hak
apakah
yang
sesuatu
yang
dialami
dipunyai
kehidupan
seseorang
di
dalam
merupakan sungguh-sungguh suatu
kelansungan hidupnya tersebut pada
kenyataan.24
dasarnya dapat kita bedakan atas
Oleh
karena
itu
positivismee hukum dapat dibedakan
dua
dalam dua corak, yaitu 1) mazhab
menurut sifatnya, yakni: 1) hak yang
hukum positif analitis yang dipelopori
bersifat asasi, yaitu hak yang harus
oleh Jhion Austin dan 2) mazhab
ada pada setiap orang untuk dapat
hukum murni yang dipelopori oleh
hidup secara wajar sebagai indvidu
Hans Kelsen. Dua corak ini juga lah
yang
yang
masyarakat selaras dengan harkat
mengilhami
perlindungan
anak
lahirnya
di
aturan
Indonesia,
dan
jenis
utma
sekaligus
martabatnya
bila
dipandang
juga
sebagai
anggota
pribadi
mengingat dari perkembangan anak
yang terhormat, 2) hak yang tidak
sebagai
dalam
bersifat asasi, yaitu hak yang secara
hukum dan juga perlindungan yang
wajar boleh dimiliki oleh seorang
deiberikan
atau
seorang
manusia
masyarakat
kepada
suatu
pihak
karena
seorang anak di dalam kaca mata
hubungannya yang khusus dengan
hukum.
orang atau pihak lain pada suatu
tempat dan waktu tertentu serta
situasi dan kondisi yang dianggap
tepat. Yang dimaksud dengan hak
24
Theo Huijbers, 1993, Filsafat Hukum
Dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, hlm. 122.
yang bersifat asasi ialah hak yang
dipunyai oleh setiap orang dan tidak
boleh diganggu gugat oleh siapapun
memang
dengan alasan apa pun, selama orang
tidak
tersebut
sanggup
tidak
menyalahgunakan
masih
ada
bertahan,
perekat
namun
sosial
memberinya
yang
kekuatan.
haknya itu atau berbuat sesuatu yang
Sayangnya muncul, jeritan keadilan
memabahayakan
merugikan
dan hujatan ketidakadilan muncul di
orang lain. Dengan perkataan lain
dalam seriphan-serpihan tersebut26.
hak asasi itu adalah hak tidak dapat
Lalu bagaimanakah nasib keadilan
tidak, harus menyertai kehidupan
bagi anak yang dijamain sebagai hak
setiap
asasi
atau
orang
sewajarnya
dalam
dan
arti
yang
seharusnya.
Sedangkan hak yang tidak bersifat
manusia?
dari
kehidupan
hal
ini
dijamin di dalam sebuah aturan
hukum.
asasi ialah hak yang masih dapat
sikesampingkan
Tentulah
Hukum sendiri menurut Hans
Kelsen
adalah
suatu
seseorang karena adanya suatu atau
manusia.
beberapa kepentingan yang lebih
sistem
memaksa. Kalau dalam hal itu tidak
seperti yang terkadang dikatakan,
adanya suatu hak asasi harkat dan
sebuah peraturan. HUkum adalah
martabat seseorang sebagai manusia
seperangkat
itu
tidaklah
mengandung semacam kesatuan yang
denikian haknya dengan hak yang
kita pahami melalui sebuah sistem.
tidak asasi ini25.
Mustahil untuk menangkap hakikat
berkurang,
maka
Alasdair
menyatakan
ungkapan
bahwa
aturan.
adalah
Hukum
suatu
bukanlah,
peraturan
yang
Maclntyre
hukum jika kita membatasi perhatian
ungkapan-
kita
modern
pada
satu
peraturan
yang
harus
tersendiri. Hubungan-hubungan yang
dipahami sebagai rangkaian fragmen-
mempertautkan peraturan-peraturan
fragmen pergulatan hidup masa lalu:
khusus dari suatu tatanan hukum
reruntuhan sistem etika masa lalu
juga penting bagi hakikat hukum.
25
moral
Tatanan
tatanan
Purnadi Purbacaraka dan A. Ridwan
Halim, 1986, Hak Milik Keadilan dan
Kemakmuran Tinjauan Filsafah Hukum, Cetakan
Kedua, Jakarta, Ghalia Indonesia, hlm. 7-8.
Hakikat hukum hanya dapat dipahami
26
Keren Lebacqz, Op.cit, hlm. 1.
dengan
sempurna
pemahaman
yang
berdasarkan
jelas
tentang
sehingga
memiliki
negatif,
output
terutama
yang
terhadap
hubungan yang membentuk tatanan
perlindungan
hukum tersebut. Pernyataan bahwa
peremuan
hukum nmerupakan sebuah tatanan
Penilaian terhadap sesuatu menurut
perbuatan
Muhammad
bahwa
manusia
tatanan
tidak
berarti
hukum
hanya
anak
dan
(baik
anak
Erwin
senantias
anak
laki-laki).
hendakanya
diukur
dengan
berkenan dengan perbuatan manusia;
kemanfaatannya
bahwa tidak ada hal lain kecuali
tujuan yang hakiki. Sebagai manusia
perbuatan manusia yang masuk ke
yang sadar dan dapat menggunakan
dalam isi dari peraturan-peraturan
pikiran tentunya kita tidak ingin
hukum.Setiap
usaha
hanya mengerti, namun kita ingin
mendefinisikannsebauh konsep harus
mengerti untuk dapat berbuat. Dari
dimulai
apa
dari
pengunaannya
yang
yang
untuk
kita
perbuat
pengertian
menunjukkan
untuk mencapai tujuan dari hakikat.
yang
dibicarakan27.
dapat
dari
umum terhadap kata tersebut, yang
konsep
itu
mencapai
diharapkan
Dari sana bisa kita lihat adanya
Membicarakan
pasti
hubungan yang seerat-eratnya (yang
ada penilaian atau takaran terhadap
aling mempengaruhi dan melengkapi)
keadilan
tidak
antara pikiran dan kemauan dakam
terkecuali bagi anak. Kehendak dari
jiwa kita. Bahkan filsafat dalam
seseorang yang memiliki sifat LGBT
perkembangannya
sehingga
dijadikan ideologi bagi suatu bangsa
bagi
hukum
semua
rang
memberlakukan
anak
dan
memiliki suatu pandangan filsafat,
suatu weltanschauung, suatu way of
atau mungkin mereka memiliki ilmu
life, suatu filsafat negara. Ideologi
filsafat
ini
27
membingungkan,
Hans Kelsen, 2015, Teori Umum
Tentang Hukum dan Negara (General Theory of
Law and State), alih bahasa oleh Raisul
Muttaqien, Bandung, Nusamedia, hlm. 3-4.
adalah
keyakinan
Filsafat
pula
dengan semena-mena pastilah tidak
yang
negara.
telah
nilai
nasional,
merupakan
dasar
jiwa
dalam
dan
kepribadian bangsa, bahkan sebagai
martabat nasional. Sebagaimana kita
pahami
bahwa
filsafat
itu
kegiatan
berupa
dalam
memastikan bahwa manusia tidak
perenungan
sekedar hidup namun juga hidup
sedalam-dalamnya
untuk
kepada
Dengan
intinya.
renungan
kita
itu,
sampai
kita
hasil
dapat
sejahtera
seluhur
(eu zen) dan
mungkin,
menjadi
dan
hukum
semacam itulah yang dapat dianggap
mersakan hidup yang lebih sadar
benar
sebagai manusia. Dengan kesadaran
hendak dicapai oleh pemanah yang
kita
mengetahui
baik dan memahami keindahan abadi
keunggulan dan kelemahan kita serta
dan menagabaikan segalanya, baik
batas-batasnya28.
itu
itu kekayaan atau semacam yang
dibutuhkan filsafat hukum sebagai
tidak memiliki kebajikan (arate)30.
landasan dasar mempelajari hukum.
Pada zaman baru ini filsafat hukum
itu
dapat
Secara
dikatakan
Maka
dari
sederhana,
bahwa
terutama
tujuan
disebabkan
yang
oleh
hukum
konfrontasi beroeps ahli-ahli hukum
adalah cabang filsafat, yakni filsafat
dalam pekerjaan mereka sehari-hari
tingkah
yang
guna menghadapi masalah keadilan
mempelajari hakikat hukum. Dengan
sosial31. Tentunya kepentingan ini
perkataan lain, filsafat hukum adalah
mencakup: a) kepentingan mengenai
ilmu yang mempelajari hukum secara
perlindungan tentang keadaan damai
filosofis. Jadi, objek filsafat hukum
dan ketertiban (peace and order),
adalah hukum, dan objek tersebut
perlindungan
dikaji
keselamatan (of health and safety),
laku
secara
filsafat
dapat
sebagaimana
atau
etika,
mendalam
sampai
kepada inti atau dasarnya, yang
hakikat29,
disebut
dengan
hukum
merupakan
sarana
perlindungan
menegani
dan
adanya
karena
keamanan tentang perjanjian dan
untuk
pendapatan (security of transactions
30
28
kesehatan
Muhamad Erwin, 2011, Filsafat Hukum
Refleksi Kritis Terhadap Hukum, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada, hlm. 21.
29
Darji Darmodiharjo dan Shidarta, 2008,
Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Jakarta,
PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 10-11.
Carl Joachim Friedrich, 2004, Filsafat
Hukum Perspektif Historis (The Philosophy of
Law in Historical Perspective), dialih bahasakan
oleh Raisul Muttaqien, Bandung, Nusamedia,
hlm. 22-23.
31
Soetiksno, 2003, Filsafat Hukum,
Bagian 1, Edisi Kesepuluh, Jakarta, Pradnya
Paramita, hlm. 7.
acquistions); b) keamanan mengenai
lembaga-lemabaga
penilaian
moral
yang
bersifat rasional dan berdasarkan
mencakup perlindungan hubungan-
pertimbangan-pertimbangan objektif
hubungan
dan
serta disadari sebagai berlaku umum,
lembaga-
bagaimana dapat diterangkan bahwa
di
sosial
Apabila
rumah
perlindungan
tangga
mengenai
lembaga politik dan ekonomi yang
kesatuan
telah lama diakui dalam peraturan-
tercapai? Kiranya ada tiga alasan
peraturan hukum untuk menjamin
mengapa kesatuan pendapat moral
atau
sering
yang
sebagai
melindungi
satu
lembaga
keluarga
sulit
sering
tercapai.
tidak
Pertama,
c)
masalah yang kita hadapi; kedua,
kepentingan kemasyarakatan tentang
kita sering tidak mendekati masalah
kesusilaan umum menaruh perhatian
yang kita hadapi secara rasional dan
terhadap tata susila masyarakat; d)
objektif, melainkan secara emosional
kepentingan
kemasyarakatan
atau dari segi kepentingan pribadi;
sumber-sumber
ketiga, terjadi juga bahwa seseorang
kepentingan
secara terbuka tidak bersedia untuk
kemasyarakatan mengenai kemajuan
bertindak dengan baik, adil dan
umum (the social interest in general
jujur. Jadi orang menolak untuk
progress)32. Pastilah hal ini semua
bertindak secara moral. Dalam etika
berkaitan
dengan
perlin
dungan
dikatakan bahwa kesatuan faham
kehidupan
anak
sejak
dalam
moral hanya dapat tercapai, apabila
kandungan sampai mereka mencapai
kita bersedia untuk menempati titik
umur batas dewasa ataupun orangtua
pangkal mral, the moral poin of
merasa siap melepas anaknya sebagai
view. Dengan titik pangkal moral
seorang
dimaksud bahwa orang harus dulu
pemeliharaan
kemasyarakatan;
yang
e)
sudah
sosial;
pendapat
dianggap
dewasa.
bersedia
untuk
mengambil
sikap
moral, baru tercapailah dasar untuk
bersama-sama
32
Soetiksno, 2008, Filsafat Hukum,
Bagian 2, Edisi Kesepuluh, Jakarta, Pradnya
Paramita,hlm. 76-78
yang
tepat.
mnecari
Jadi
penilaian
usaha
untuk
mencapai kesatuan pendapat moral
hanya dapat berhasil kalau syaratsyarat
Kesadaran
moral
kesadaran
akan
senantiasa
yang
terpenuhi33.
tertentu
adalah
Tugasnya
tugas
ialah
Besar Bahasa Indonesia adalah suatu
untuk
kegiatan yang terus-menerus dan
norma-norma
berkesinambungan. Terkait hal ini
secara
dalam
Berkelanjutan sendiri menurut Kamus
menuat
kewajiban
mencari
betul
Membantu
sendiri
objektif.
pencarian
etika
itu
normative.
penelitian
kritis
terhadap semua norma yang diajukan
maka konsep berkelanjutan tentu
dapat
tertentu,
entah
diterapkan
di
dalam
perlindungan, hal ini akan membawa
jaminan dan kepastian perlindungan
anak yang terus menerus.
sebagai kewajiban moral entah oleh
lembaga-lembaga
development)35.
(sustainable
Berbagai istilah dan konsep
dipakai oleh negara-negara di dunia
oleh suara hati kita sendiri34. Tentu
mengenai
saja melalui suara hati ini kita bisa
Malaysia misalnya, yang di dalam
mengetahui bagaimana peran filsafat
Konstitusinya mengakui Islam sebagai
hukum mempengaruhi perlindungan
agama
anak senagai bagian dari HAM.
federation) khusus untuk pemeluk
perlindungan
negara
(rekigion
anak.
of
the
Islam, konsep yang dipakai adalah
Perlindungan
Anak
Yang
konsep
yang
terdapat
di
dalam
Berkelanjutan Sebagai Hasil Dari
hukum Islam. Untuk pemeliharaan
Hukum Positif Di Indonesia
anak (chil custody) ini dipakai istilah
Konsep “bekelanjutan” merupakan
hadanah, yang terutama bertujuan
konsep yang sering digunakan dalam
untuk mengasuh dari perwalian (-
kajian
hukum
guardianship-wilayah) yang terutama
lingkungan yang dikaitkan dengan
dimilik oleh si ibu dan dilanjutkan
pembangunan
kepada keluarga ibu yang mampu
33
lingkungan
dan
berkelanjutan
Franz Magnis Suseno, 1987, Etika Dasar
Masalah-Masalah
Pokok
Filsafat
Moral,
Yogyakarta, Kanisius, hlm. 75-76.
34
Franz Magnis Suseno, 1992, Filsafat
Sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta, Kanisius, hlm.
35.
dan bersedia menerimanya. Madhzab
35
Yuliandri, Membentuk Undang-Undang
Yang Berkelanjutan, Jurnal Konstitusi Universitas
Andalas, II (2), 2009, hlm. 12.
Hambali
dan
Maliki
misalnya
Sebenarnya, jalan keluarnya begitu
berpendapat, hadanah ini adalah
banyak
merupakan hak dari seorang ibu.36
kemungkin kombinasi di dalam posisi
Negara
rakyat yang mutlak ataupun relative.
Inggris
digunakan
berbagai
seperti
istilah
guardianship,
sesuai
Namun,
jika
dengan
banyaknya
pertanyaannya
custody, care, control. Kemudian
tandanya
legal custody, serta joint custody
diperintah secara baik atau buruk,
digunakan oleh Children Act Inggris
masalahnya menjadi lain dan konkret
1975. Sedangkan di Belanda untuk
sehingga dapat dijawab38. Meskipun
pemeliharaan dan perlindungan anak
demikian, pertanyaan itu sama sekali
dipakai istilah vogdij yang diatur
tidak perlu dijawab, karena masing-
dalam BW 199037. Semua negara yang
masing
penuliskan
membuat
caranya sendiri. Subjek setuju sekali
yang
dengan ketentraman umum, warga
tersebut
perlindungan
anak
berkelanjutan
dan
tidak
hanya
suatu
ingin
menghendaki
bangsa
apa
tertentu
menjawab
dengan
kebebasan
pribadi.
beredar di dalam aturan perundang-
Yang satu memilih jaminan atas
undangan saja.
segala miliknya, yang lain kemanan
Jadi,
apriori
bila
pertanyaannya
pemerintahan
terbaik,
sama
yang
manusianya.
menghendaki
Yang
pemerintah
satu
terbaik
dengan
adalah yang paling keras, yang lain
tidak
menunjang gagasan pemerintah yang
terpecahkan sebab terlalu kabur.
paling lembut. Subjek menghendaki
mengajukan
itu
mana
bagi
masalah
yang
agar
36
Muhammad Hasim Kamali, 2009,
Islamic Law In Malaysia, Issues And
Developments, Chapter Six, Issues Over Custody
And Guardianship, Kuala Lumpur, Ilmiah
Publisher, hlm. 105.
37
Zulfa Djok Basuki, 2003, Dampak
Putusnya Perkawinan Campuran Terhadap
Pemeliharaan ANak (Child Custody) Dan
Permasalahannya Dewasa Ini (Tinjauan Dari
Segi Hukum Perdata Internasional), Depok,
Disertasi, Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana
Universitas Indonesia, hlm. 28.
tindak
pidana
dihukum,
sedangkan warga ingin pencegahan
sebelum terjadi tindak pidana. Yang
satu
menganggap
hebat
apabila
dirinya ditakuti oleh para tetangga,
38
bandingkan
dengan
kebijakan
pemerintah terhadap perlindungan anak pada saat
ini.
yang
lain
lebih
suka
tidak
The Worst Forms of Child Labour
diperhatikan rang. Yang satu puas
yang telah diratifikasi dalam sistem
bila uang beredar, sedangkan yang
hukum
lain menuntut agar rakyat cukup
Implementasi dari ratifikasi tersebut,
makan. Maka melalui pemikiran itu
pemerintah
sudah bisa kita jawab hal yang tadi39.
Undang-Undang
Nomor
2002
Perlindungan
Di Indonesia, bertitik tolak
Indonesia40.
tekah
Tentang
Sebagai
mengesahkan
22
Tahun
Anak
dari konsep perlindungan kewajiban
yang akhirnya diperbaharui dengan
memberikan
anak
lahirnya Undang-Undang Nomor 35
asas-asas
Tahun 2014, yang secara substantive
perlindungan
berdasarkan
nondiskriminasi,
kepentingan
yang
telah mengatur beberapa hal antara
terbaik bagi anak, hak untuk hidup,
lain
kelansungan
berhadapan dengan hukum, anak dari
hidup,
perkembangan
terhadap
serta
pendapat
dan
persolan
penghargaan
kelompok
anak
korban
yang
anak
yang
minoritas,
eksploitasi
sedang
anak
dari
ekonomi
dan
nantinya dituangkan dalam rumusan
seksual, anak yang diperdagangkan,
undang-undang,
anak korban kerusuhan, anak yang
adalah
seseungguhnya
adopsi
ketentuan
dari
konvensi
sejumlah
antar
bangsa
menjadi pengungsi dan anak dalam
situasi
konflik
bersenjata.
seperti Conventin Minimum on The
Perlindungan anak yang dilakukan
Elimination
berdasarkan prinsip nondiskriminasi,
of
all
Forms
of
Discrimination Angaint Women, ILO
kepentingan
Convention Number 138 Concerning
penghargaan
Minimum
to
anak, hak untuk hidup, tumbuh dan
Employment, Ilo Conventin Number
berkembang. Dalam pelaksanaannya
182 Concerning The Prohibition of
undang-undang
Age
for
Admission
terbaik
bagi
terhadap
tersebut
anak,
pendapat
telah
sejalan dengan amanat konstitusi
39
Jean Jacques Rousseau, 2010, Perihal
Kontrak Sosial atau Prinsip Hukum-Politik, dialih
bahasakan oleh Rahayu Surtiati Hidayat dan Ida
Sundari Husen, Jarkarta, Penerbit Dian Rakyat,
hlm. 87.
40
I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani,
Urgensi Perlindungan Anak Di Indonesia (Kajian
Perspektif Hukum), Jurnal Bestuur, 2 , Mei 2013,
hlm. 5.
kita terkait jaminan HAM, yaitu anak
perlindungan
sebagai manusia memilik hak yang
membuat perlindungan anak secara
sama
berkelanjutan?
untuk
tumbuh
dan
berkembang.
anak,
sudahkah
Terutama
dalam
perlindungan anak dalam mencegah
Walaupun instrument hukum
telah dimiliki, dalam perjalanannya
kekerasan seksual dalam bentuk apa
saja.
Undang-Undang Perlindungan Anak
belum dapat berjalan secara efektif
Penutup
karena masih adanya tumpang tindih
Perlindungana anak merupakan suatu
antar peraturan perundang-undangan
topik hangat yang selalu bagus untuk
sektoral terkait dengan definisi anak.
diperbincangkan,
Di sisi lain, maraknya kejahatan
karean anak adalah sebagai generasi
terhadap anak di masyarakat, salah
penerus bangsa kedepannya. Melalui
satunya adalah kejahatan seksual,
filsafat
maka memerlukan komitmen dari
dasar ilmu hukum bisa menjelaskan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
bahwa
Masyarakat
melindungi
kepentingan
serta
yang
pemangku
terkait
dengan
hukum
hal
ini
sebagai
filsafat
terjadi
landasan
hukum
peran
sangat
HAM
yang
menjamin perlindungan anak. Melalui
penyelenggaraan perlindungan anak.
filsafat
Untuk
pengawasan
tumbuh dan berkembang dalam teori
penyelenggaraan perlindungan anak
hukum positivisme, dengan aliran
diperlukan
teori hukum positivisme menjaga
evektivitas
lembaga
independen,
hukum
juga
hukum
yang diharapkan dapat mendukung
perlindungan
pemerintah dan pemerintah daerah
berkelanjutan, yang nantinya bisa
dalam penyelenggaraab perlindungan
menjadikan hukum yang responsif
anak41.
bagi anak. Anak sebagai salah satu
Namun
pengaturan
41
dan
dengan
sebuah
kehadiran
lembaga
Penjelasan Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
pihak
yang
anak
itu
rentan
secara
dalam
perlindungan hukum, sudah barang
tentu perlindungan terhadap anak
menjadi
sebuah
prioritas
utama
dalam HAM. Konsep berkelanjutan
yang penukis tawarkan ini adalah
menjaga perlindungan anak ini tetap
hidup
di
dalam
setiap
aspek
kehidupan manusia dan hal-hal lain
yang sangat berkaitan sekali dengan
anak, dengan konsep berkelanjutan
ini
menghidupkan
asa
bahwa
perlindungan anak menjadi tujuan
utama negara hukum dan negara
yang menghidupukan HAM di tengahtengahnya. Penulis berharap melalui
konsep
perlindungan
berkelanjutan
ketagasan
ini
anak
memberikan
perlindungan
terus
menerus dan jaminan oleh negara
Republik
Indonesia
dalam
hukum
positifnya.
Daftar Pustaka
Buku
Ahmad Roestandi, 1987, Responsi
Filsafat
Hukum,
Cetakan
Kedua, Bandung, Armico.
Budiono Kusumohamidjojo, 2011,
Filsafat Hukum, Problematik
Ketertiban
Yang
Adil,
Bandung, Mandar Maju.
Carl
Joachim
Friedrich,
2004,
Filsafat Hukum Perspektif
Historis (The Philosophy of
Law in Historical Perspective),
dialih bahasakan oleh Raisul
Muttaqien,
Bandung,
Nusamedia.
Darji Darmodiharjo dan Shidarta,
2008, Pokok-Pokok Filsafat
Hukum, Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia,
Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Franz Magnis Suseno, 1987, Etika
Dasar Masalah-Masalah Pokok
Filsafat Moral, Yogyakarta,
Kanisius.
_______, 1992, Filsafat Sebagai Ilmu
Kritis, Yogyakarta, Kanisius
Hans Kelsen, 1995, Teori Hukum
Murni (General Theory Of Law
and State), dialih bahasa oleh
Somardi,
Bandung,
Rimdi
Press.
_______, 2015, Teori Umum Tentang
Hukum dan Negara (General
Theory of Law and State), alih
bahasa oleh Raisul Muttaqien,
Bandung, Nusamedia
Herman Bakir, 2007, Filsafat Hukum,
Desain
dan
Arsitektur
Kesejarahan, Bandung, Refika
Aditama.
H.M Agus Santoso, 2012, Hukum,
Moral & Keadilan, Jakarta,
Kencana
Prenada
Media
Group.
Jean Jacques Rousseau, 2010,
Perihal Kontrak Sosial atau
Prinsip Hukum-Politik, dialih
bahasakan
oleh
Rahayu
Surtiati Hidayat dan Ida
Sundari
Husen,
Jarkarta,
Penerbit Dian Rakyat.
Keren Lebacqz, 2015, Teori-Teori
Keadilan, Suplemen: Konsep
Keadilan dalam Kristen oleh
Hans Kelsen dialih bahasakan
dari Six Theories of Justice,
dialihbahasakan
olehYudi
Santoso, Bandung, Nusamedia.
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi,
2010, Dasar-Dasar Filsafat Dan
Teori Hukum, Bandung, Citra
Aditya Bakti.
Margarito Kamis, 2004, Gagasan
Negara
Hukum
Yang
Demokratis Di Indonesia, Studi
Sosio Legal Atas Pembatasan
Kekuasaan Presiden Oleh MPR
1999-2002, Depok, Disertasi,
Fakultas Hukum Program Pasca
Sarjana Universitas Indonesia.
Muhamad Erwin, 2011, Filsafat
Hukum
Refleksi
Kritis
Terhadap Hukum, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada.
Muhammad Hasim Kamali, 2009,
Islamic Law In Malaysia, Issues
And Developments, Chapter
Six, Issues Over Custody And
Guardianship, Kuala Lumpur,
Ilmiah Publisher.
R. Otje Salman, 2012, Filsafat
Hukum
(Perkembangan
&
Dinamika Masalah), Cetakan
Ketiga,
Bandung,
Refika
Aditama.
_______, 1992, Ikhtisar Filsafat
Hukum,
Cetakan
Ketiga,
Bandung, Armico.
Purnadi Purbacaraka dan A. Ridwan
Halim,
1986,
Hak
Milik
Keadilan dan Kemakmuran
Tinjauan Filsafah Hukum,
Cetakan
Kedua,
Jakarta,
Ghalia Indonesia.
Satjipto Rahardjo, (Ilmu Hukum) Dari
Abad Ke Abad, di dalam
kumpulan karangan Butir-Butir
Pemikiran
Dalam
Hukum,
Memperingati 70 Tahun Prof.
Dr.
B.
Arief
Sidharta,
Bandung, Refika Aditama.
Soetandyo Wignjosoebroto, 2002,
Hukum Paradigma, Metode
dan Dinamika Masalahnya,
Jakarta, Elsam & Huma.
Soetiksno, 2003, Filsafat Hukum,
Bagian 1, Edisi Kesepuluh,
Jakarta, Pradnya Paramita.
_______, 2008, Filsafat Hukum,
Bagian 2, Edisi Kesepuluh,
Jakarta, Pradnya Paramita
Suteki, 2015, Masa Depan Hukum
Progresif, Yogyakarta, Thafa
Media.
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
Barkatullah, 2012, Filsafat,
Teori
&
Ilmu
Hukum,
Pemikiran Menuju Masyarakat
yang
Berkeadilan
dan
Bermarbat,
Jakarta,
PT.
RajaGrafindo Persada.
Theo Huijbers, 1993, Filsafat Hukum
Dalam
Lintasan
Sejarah,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
T.M Sihombing, 2000, Filsafat Batak,
Tentang Kebiasaan-Kebiasaan
Adat Istiadat, Jakarta, Balai
Pustaka.
W. Friedmann, Tanpa Tahun, Teori &
Filsafat Hukum, Hukum &
Masalah-Masalah Kontemporer
(Susunan III), Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada.
Zainudi Ali, 2010, Filsafat Hukum,
Cetakan Keempat, Jakarta,
Sinar Grafika.
Zulfa Djok Basuki, 2003, Dampak
Putusnya
Perkawinan
Campuran
Terhadap
Pemeliharaan ANak (Child
Custody)
Dan
Permasalahannya Dewasa Ini
(Tinjauan Dari Segi Hukum
Perdata Internasional), Depok,
Disertasi, Fakultas Hukum
Program
Pasca
Sarjana
Universitas Indonesia.
Jurnal dan Data Internet
Budiono
Kusumohamidjojo,
Ketertiban Yang Adil Versus
Ketidakadilan: Beban SosialEkonomi Yang Hidtoris Dari
Hukum, Jurnal Veritas Et
Justicia
Fakultas
Hukum
Universitas Parahyangan, 2 (1)
Juni 2016.
Ferdi, Mengoreksi Posisi HAM Yang
Bersumber Dari Doktirn HAM
1948 Dengan Menggunakan
Pancasila Untuk Mengukur
Tingkat Kontrovensi Ataupun
Compliance, Jurnal Advokasi
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Padang, 1 (1) Januari 2007.
I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani,
Urgensi Perlindungan Anak Di
Indonesia (Kajian Perspektif
Hukum), Jurnal Bestuur, 2,
Mei 2013.
Kompas, Korban Prostitusi Untuk
Kaum Gay Capai 103 Orang,
Usia
13-23
Tahun,
http://regional.kompas.com/r
ead/2016/09/02/14593621/usi
a.korban.prostitusi.anak.berki
sar.13-17.tahun, diakses 2
September 2016 WIB.
Kompas, Komentar Pengelola Hotel
Soal Bisnis Prostitusi Untuk
Kaum
Gay
Di
Bogor,
http://regional.kompas.com/r
ead/2016/08/31/18452601/ko
mentar.pengelola.hotel.soal.b
isnis.prostitusi.untuk.kaum.ga
y.di.bogor,
diakses
2
September 2016 WIB.
Yuliandri,
Membentuk
UndangUndang Yang Berkelanjutan,
Jurnal Konstitusi Universitas
Andalas, II (2), 2009.
Download