pemikiran-pemikiran filsafat komunikasi

advertisement
Modul : FILSAFAT KOMUNIKASI
Drs. Hasyim Purnama, M.Si
KONSEPSI-KONSEPSI FILSAFAT KOMUNIKASI
1. Konsepsi Richard Lanigan
Karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and
Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”.
Mengatakan; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi subbidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
a. Apa yang aku ketahui ? (What do I know ?)
b. Bagaimana aku mengetahuinya ? (How do I know it ?)
c.Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
d. Apakah aku benar ? (Am I right ?)
Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi
terhadap :
a. Metafisika;
b.Epistemologi;
c.Aksiologi; dan
d. Logika
Metafisika; adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.
Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb :
1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita
dalam alam semesta;
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
1
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku
manusia.
Pentingnya metafisika bagi pembahasan filsafat komunikasi, dikutip pendapat Jujun S
Suriasumantri dalam bukunya “Filsafat Ilmu” mengatakan bahwa metafisika
merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat
kaitan zat dengan pikiran.
Objek metafisika menurut Aristoteles, ada dua yakni :
1. Ontologi
a. Ada sebagai yang ada; ilmu pengetahuan mengkaji yang ada itu dalam bentuk
semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti
kata tidak terkena perubahan, atau dapat diserapnya oleh panca indera.
Metafisika disebut juga Ontologi.
b. Ada sebagai yang Illahi; keberadaan yang mutlak, yang tidak bergantung pada
yang lain, yakni TUHAN (Illahi berarti yang tidak dapat ditangkap oleh panca
indera).
2. Epistemologi; merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan
batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that investigates the origin,
nature, methods and limits of human knowledge).
Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih fundamental
lagi bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan
kepalsuan, tepat apabila dihubungkan dengan metodologi.
Metode; adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang
matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi :
a. Kerangka pemikiran yang logis;
b. Penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran;
c. Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.
Jujun S Suriasumantri, mengemukakan akronim metode ilmiah yang dikenal
sebagai logicohypotetico verifikasi, kerangka pemikiran yang logis mengandung
2
argumentasi yang dalam menjabarkan penjelasannya mengenai suatu gejala
bersifat rasional.
Lanigan, mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju
afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemology berpijak pada salah satu
atau lebih teori kebenaran.
Dikenal empat teori kebenaran, sebagai berikut :
1) Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren
atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2) Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang
terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek
yang dituju oleh pernyataan itu.
3) Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan atau
konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan
manusia.
3. Aksiologi;
Asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara
epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang
berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.
Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian
terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau
mengekspresikannya.
Jelaslah,
pentingnya
seorang
mempertimbangkan nilai
komunikator
(value judgement),
untuk
terlebih
apakah pesan
dahulu
yang akan
dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.
Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara
benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus
dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.
2. Konsepsi Realisme ( John Wild)
Seorang tokoh pembela filsafat realisme, John Wild menganggap filsafat sebagai
usaha untuk mengerti fakta-fakta yang paling dasar mengenai dunia yang kita diami
dan sejauhmana mungkin menerangkan fakta-fakta ini.
3
3. I.R. Poedjawiyatna memberikan pokok-pokok pikirannya tentang filsafat:
a. Objek mareti ilmu material illmu adalah yang ada dan mungkin ada.
b. Ilmu dapat dibagi dua amenurut menurut perbedaan obyek formanya, yaitu
a). Supra Ilmu
b). Ilmu
Obyek forma ilmu : fenomena yang menyentuh indra, entah berupa
jumlah, berupa bidang/ruang/sudut, entah berupa hasil tindakan manusia.
Definisi filsafat ialah ilmu ilmu yang amencari sebab yang sedalam
dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
4. Pengertian yang akan kita ikuti
Untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi, lambing
komunikasi yang digunakan oleh komunikaktor dan komunikan hendaklah
dipahami oleh komunikator dan komunikan dengan pemahaman yang sama.
Di dalam pemikiran ilmiah, diskusi ilmiah, dan penulisan ilmiah, haruslah
digunakan sesuatu kata atau istilah yang telah dibatasi makana yang
dikandungnya. Kalau kita menggunakan kata atau istilah yang sama dalam
seluruh pemikiran, diskusi dan penulisan ilmuah itu, yang kita maksud adalah
kandungan makana yang telah dibatasi itu.
Timbul persoalan : dalam rangka filsafat komunikasi, konsepsi, definisi mana
yang akan kita gunakan?
Yang akan kita gunakan adalah definisi I.R. Poedjawiyatna yang berbunyhi ;
Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi sgala
sesuatu yang ada dan mungkin ada.
5. Jujun S. Suriasumantri
Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu, sebuah Pewngantar
Populer, halaman 33 samapai 35, menjelaskan :
Filsafat Ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanayaan mengenai hakekat ilmu.
a. Ada tiga kelompok pertanyaan mengenai hakekat ilmu yang ingin
menjawab :
4
1). Apa yang dikaji oleh ilmu itu ? (Ontologi)
2). Bagaimana carfa mendapatkan pengetahuan tersebut? ( Epistimologi)
3). Untuk apa apengetahuan tersebut digunakan? (Aksiologi)
b. Ontologi mengandung pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1). Objek apa yang ditelaah ilmu?
2). Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut?
3). Bagaiamana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia
( seperti berpikir, merasa, dan mengindra) yang membuahkan ilmu?
c. Epistimologi mengandung pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1). Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbahnya pengetahuana
yang berupa ilmu?
2). Bagaimana prosedurnya?
3).Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar?
4). Apa yang ddimaksud kebenaran itu?
5). Apakah kreterianya?
6). Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu?
d. Aaksiologi mengandung pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1). Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu diperg unakan?
2). Bagaimana kaitan antara cara penggunaan ilmu tersebut dengan
kaidah-kaidah moral?
3). Bagaaimana penentuan objek yang diotelaah berdasarkan pilihanpilihan moral?
4). Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi
metode
ilmiah
dengan
norma-norma
moral/profesional?
6. Astrid S. Susanto
Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya Filsafat komunikasi di kata apengantar
alinea 2 dan 3 sebagai berikut:
.................
5
Setiap ilmu mempunyai tujuan dan tujuan inilah akan tercermin dalam filsafat
ilmunya. Karena itu pula, filsafat suatu ilmu akan akan memperlihatkan
perbedaan filsafat ilmu yang sama di negara lain, yaitu karena setiap negara
mempunyai filsafat negara dan masyarakaktnya sendiri-sendiri, seperti juga
ilmunya akana dipengaruhi filsafat negaranaya.
Walaupun demikian, agar ilmiahnya akan tetap sama, sehingga dapat dilihat
bahwa keahlian yang sama di berbagai negara dipakai untuk tujuan yang
berbeda.Filsafat suatu ilmu dengan demikian merupakan suatu pertanyaan yang
harus dijawab oleh setiap hali, dan ilmuan dalam bidang ilmunya: untuk tujuan
apakah suatu ilmu akan dipergunakan dan sesebarkan olehnya?Apakah ilmunya
hanya akan dipergunakan untuk kepentingan sendiri, kepuasan ilmiah bagi para
ahlinya, ataukah untuk diabadikan kepada anggota masyarakat demi perbaikan
hidup dan hubungan antar manusia?
7. Kalau kita berbandingkan keterangan Jujun S. Suriasumantri
dan Astrid S.
Susanto, ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Jujun : ada tiga kelompok pertanyaan mengenai hakekat ilmu yang ingin
menjawab :
1). Ontologi
2). Epistimologi
3). Aksiologi
b. Astrid S. Susanto : Filsafat Ilmu mengandung pertanyaan yang harus
dijawab oleh setiap hali, dan ilmuan dalam bidang ilmunya:
Untuk tujuan apakah
suatu ilmu akan dipergunakan dan
sesebarkan olehnya?
b. Pendapat Astrid hampir sama dengan Aksiologi.
Ada perbedaan : Astrid mengajukan pertanyaan ini kepada para ahli a tau
ilmuwan yang memiliki ilmu itu. Dengan demikian jawaban terhadap ilmu
itu berbeda-beda.
8. a. Adi uraian di atas, dapat diambil kesmipulan untuk menetapkan rumusan dan
penjelasan, pendapat Jujun S. Suriasumantri mengenai filsafat Filsafat ilmu
sebagai pengertian filsafat ilmu dalam kuliah kita.
6
b. Rumusan tersebut sebagai berikut :
Filsafat Ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab
beberapa pertanayaan mengenai hakekat ilmu. Yang ingin dijawab
adalah ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
c. Alasan memilih rumjusan Jujun S. Suriasumantri, adalah sebagai berikut:
1). Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi sgala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
Dengan filsafat kita berusaha mengetahui hakekat dari sesuatu.
2). Dengan menjawab tiga akelompok pertanyaan sebagaimana diuraikan
Jujun, kita dapat mengetahui hakekat suatu ilmu.
3) Dengan menjawab pertanyaan yang diajaukan Astrid, kita hanya
mengetahui tujuan seseorang ilmuwan menggunakan ilmu yang
digunakannya. Dengan demikian kita tidak dapat mengetahui hakekat
ilmu tersebut.
d. Filsafat Ilmu Komunikasi
Ilmu Komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia
dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manausia lain.
Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
sgala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
Filsafat Ilmumencari jawaban mengenai hakekat dari ilmu
Filsafat Ilmu komunikasi mencari jawaban mengenai hakekat dari ilmu
komunikasi, mengapa manusia itu menyampaikan isi pernyataan
kemapa manusia lain.
e. Ontologi: apa yang dikaji oleh ilmu komunikasi?
1). Objek apa yang ditelaah oleh ilmu komunikasi?
2). Bagaimana wujud yang hakiki dari objek ilmu komunikasi
tersebut?
3). Bagaimana hubungan antara objek ilmu komunikasi dengan daya
tangkap manusia ( seperti berpikir, merasa, dan mengindra yang
membuahkan ilmu?
7
f. Efistimologi: Bagaimana acaranya amendapatkan pengetahuan dari Ilmu
Komunikasi tersebut?
1).
Bagaimana
proses
yang
memungkinkan
ditimbahnya
Ilmu
Komunikasi?
2). Bagaimana prosedurnya?
3).Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan Ilmu
Komunikasi yang benar?
4). Apa yang dimaksud kebenaran itu?
5). Apakah kreterianya?
6). Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan Ilmu
Komunikasi?
g. Aksiologi :
1). Untuk apa Ilmu Komunikasi digunakan?
2). Bagaimana kaitan antara cara penggunaan Ilmu Komunikasi dengan
kaidah-kaidah moral?
3). Bagaaimana penentuan objek Ilmu Komunikasi yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral?
4). Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi
metode
moral/profesional?
8
ilmiah
dengan
norma-norma
Download