eJournal lmu Komunikasi, 2013, 1 (1): 290-300 ISSN 0000-0000, ejournal.ik.fisip-unmul.org © Copyright 2013 STUDI TENTANG KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SDN 017 KOTA SAMARINDA Haditiya Saputra1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, mengetahui, mendeskripsikandan menjelaskan bagaimana kemampuan berkomunikasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN 017 Kota Samarinda, Adapun yang menjadi Fokus penelitian yang digunakan adalah empat unsur pokok kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar, yakni: Kemampuan guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran, Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran, Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian yang berusaha menggambarakan atau menjabarkan obyek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada dilapangan. Dengan menggunakan informan sebagai sumber data, data-data yang disajikan menggunakan data primer dan sekunder melalui wawancara, dokumen SDN 017 Kota Samarinda, buku-buku dan internet, kemudian tekhnik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif model interaktif dari matthew B. miles dan A. micael huberman. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam mengmbangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat guru yang kurang peka untuk memberikan penghargaan yang tepat atas keberhasilan yang dilakukan oleh siswa dan masih ada guru yang dianggap bersikap seolah membeda-bedakan siswa dengan siswa yang lain, sedangkan kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan guru untuk tampil bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran, dan kemampuan guru untuk mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran sudah terbilang baik sehingga secara tidak langsung telah mampu untuk menjadi daya pendorng bagi siswa untuk mengikuti pelajaran. Kata Kunci : Kemampuan, Berkomunikasi, Guru, Motivasi, Belajar, Siswa 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Pendahuluan Dalam Undang-undang No.20 Pasal 1 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam pendidikan, belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga anak didik untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya melalui penguasaan ilmu pengetahuan atas bimbingan dan arahan pendidik, dalam hal ini anak didik akan berhasil dalam belajar apabila dalam dirinya ada keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi belajar adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2011: 75).Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara pendidik dengan terdidik atau antara guru dengan siswa, interaksi pembelajaran atau pengajaran hampir seluruhnya menggunakan media bahasa, entah bahasa lisan, tulis ataupun gerak dan isyarat. Dengan kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi, Kemampuan guru berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar yaitu kemampuan guru dalam menciptakan iklim komunikatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran (Karti soeharto, 1995: 22).Dengan iklim komunikatif yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan di dalam kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing, Dengan situasi dan kondisi yang tercipta dengan baik dalam proses pembelajaran siswa akan mendapatkan suatu kegiatan yang menyenangkan dan bukan merupakan suatu keterpaksaan dalam mengikuti pelajaran yang sedang diajarkan, dan secara tidak langsung menjadi daya pendorng bagi siswa untuk mengikuti pelajaran. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 017 yang terletak di Jalan Abdul Wahab Syahrani, Kelurahan Gunung Kelua, kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda. Sekolah ini dikepalai oleh Bapak H. Elmi Mugni, S.Pd., M.Psi, untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sekolah ini memiliki 32 orang pegawai dengan rincian 29 orang guru, 1 orang pustakawan, 1 orang pelayan sekolah dan 1 orang satpam dan ditunjang 9 ruang kelas sebagai sarana belajar mengajar. 291 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti merumuskan masalah yaitu “Bagaimana kemampuan berkomunikasi guru SDN 017 Samarinda dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada kegiatan belajar mengajar”. Tujuan Penelitian Mengkaji, menggambarkan dan menjelaskan bagaimana kemampuan berkomunikasi guru SDN 017 Samarinda dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada kegiatan belajar mengajar. Manfaat Penelitian 1. Segi Teoritis diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pada ilmu komunikasi pada khususnya. 2. Segi praktis diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yakni pihak sekolah dan para gurusebagai bahan informasi dan evaluasi, serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Kegiatan Belajar Mengajar di SDN 017 Samarinda. Tinjauan Teori Pengertian Kemampuan Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Pengertian Komunikasi Ada banyak pengertian komunikasi menurut para ahli tetapi dalam penelitian ini peneliti mengambil diantaranya sebagai berikut. Komunikasi adalah suatu proses dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens). (Hovland, Janis & Kelly.1953). Sedangkan menurut Emery, Ault & Age,1963, dalam buku Filsafat Ilmu Komunikasi yang ditulis Elvinaro & Bambang Q-aness, M.Ag (2007:19) 292 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Komunikasi diantara manusia adalah seni menyampaikan informasi, ide dan tingkah laku dari orang satu ke orang lain. Intinya, komunikasi mempunyai pusat perhatian dalam situasi perilaku dimana sumber menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi perilaku (Miller,1996). Komunikasi dan Pendidikan Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam arti bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga dapat dikuasai dan tujuan pendidikan itu akan tercapai jika prosesnya komunikatif karena jika prosesnya tidak komunikatif maka tujuan pendidikan tidak dapat tercapai. Pengertian Motivasi Menurut Sardiman (2005: 73), motivasi adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai.Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004:64-65), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya. Pengertian Belajar Biggs mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuntitatif, institusional, dan kualitatatif. 1. Secara Kuantitatif (ditinjau dari segi jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau perkembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyakbanyaknya. Dalam hal ini belajar dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. 2. Secara Institusional (tinjauan Kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materimateri yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui seusai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. 293 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) 3. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memproleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses usaha yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilandan nilai sikap yang baru berkat pengalaman dan latihan. Definisi Konsepsional Definisi konsepsional merupakan pembatas pengertian tentang suatu konsep yang merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Sehubungan dengan itu maka penulis akan merumuskan konsep yang berhubungan dengan variabel yang dimaksud. Dari konsep yang telah penulis paparkan diatas, maka Studi tentang kemampuan berkomunikasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada kegiatan belajar mengajar merupakan kemampuan guru dalam menciptakan ikim komunikatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran dimana guru memberikan informasi, gagasan, ide, pikiran, dan perasaan, kepada siswa dengan maksud agar siswa berpartisipasi aktif untuk mengikuti pelajaran dan secara tidak langsung menjadi daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan dalam kegiatan belajar dapat tercapai, dilhat dari empat unsur pokok kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar, yakni: Kemampuan guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguhsungguh dalam kegiatan pembelajaran, dan kemampuan guru untuk mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran. Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenispenelitian deskriptif kualitatif yaitupenelitian yang berusaha menggambarkan atau melukiskan obyek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan (Kriyantono, 2006:69). 294 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Lokasi Penelitian Pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 017,Jalan Abdul Wahab Syahrani Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Penulis menggunakan metode penelitian lapangan untuk mendukung penulisan skripsi dengan cara menggunakan metode wawancara dan observasi. Wawancaramengajukan sejumlah pertanyaan kepada informan yang akan dijawab dalam bentuk tulisan sesuai dengan pertanyaan.Observasi, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian 2. Data Sekunder Penulis menggunakan data kepustakaan untuk mendukung penulisan skripsi dengan cara membaca literature-literatur yang berhubungan dengan penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis data kualitatif model interaktif sebagai teknik analisis data, berdasarkan pendapat Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman (1992:20). Gambaran Umum Lokasi Penelitian Awal mula berdiri pada tahun 1978, SD Negeri 017 bernama SD Negeri 030, Pada saat itu fasilitas yang digunakan sebagai sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar sangat tidak memadai, dimana hanya ditunjang 3 ruang belajar yang terbuat dari kayudan guru yang mengajar hanya beberapa orang saja. Pada tahun 2000 SD Negeri 030 berganti nama menjadi SD Negeri 017 Pada tahun 2000 dilakukan pembangun gedung baru oleh pemerintah kota samarinda dengan struktur beton bertulang dengan kapasitas 9 ruang belajar beserta perpustakaan, Sekolah Dasar Negeri 017 terletak di jalan Abdul Wahab Syahrani. Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda. SDN 017merupakan SD Inti dari Gugus VII Samarinda Ulu yang menaungi 6 SD Imbas, yaitu: SD Negeri 033, SD Negeri 023, SD Negeri 025, Madrasah Ibtidaiyah, SD Islam Terpadu Cordova, dan SD Islam Fastabiqul Khairaat. 295 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Hasil Penelitian Dan Pembahasan Kemampuan berkomunikasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada kegiatan belajar mengajar, yang merupakan kecakapan yang dimiliki seorang guru untuk menciptakan iklim komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar, artinya komunikasi yang diterapkan guru kepada siswa bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan yakni siwa, melainkan terjalinnya komunikasi timbal balik antara guru kesiswa, siswa keguru,dengan kondisi tersebut memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan di dalam kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan secara tidak langsung meningkatkan motivasi belajar siswa belajar pada kegiatan belajar mengajar. Kemampuan guru dalam mengembangkan sikap positif merupakan suatu perbuatan yang bertujuan penguatan (reinforcement) bagi siswa, dalam hal ini adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan mempunyai pengaruh terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut, meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang, meningkatkan motivasi belajar,dan membina tingkah laku siswa. Pemberian penghargaan yang tepat atas keberhailan sisawa merupakan salah satu kemampuan guru dalam mengembangkan sikap positif sudah berjalan cukup baik walaupun kadang-kadang guru tidak selalu peka untu memberikan penghargaan secara seharusnya bagi siswa atas keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dengan cermatnya seorang guru dalam memberikan penghargaan atas keberhasilan yang diraih siswa merupakan suatu rangsangan yang diberikan oleh guru dengan tujuan siswa lebih termotivasi lagi untuk mengikuti pelajaran yang sedang diajarkan, karena kebutuhan peserta didik akan penghargaan saat kegiatan belajar mengajar dapat terpenuhi, seperti yang dikemukakan Desmita dalam Psikologi perkembangan peserta didik (2009: 67-72), bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan akan penghargaan dimana terlihat dari kecendrungan peserta didik untuk diakui dan diperlukan sesuai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaannya ditengah orang-orang lain. Kesediaan guru dalam bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan agar terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Dengankemampuan guru untuk menunjukkan sikap terbuka 296 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) terhadap pendapat siswa, dimana guru menunjukkan sikap responsif, ramah, penuh pengertian dan sabar, maka akan memudahkan siswa dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaan yang ingin disampikannya dan dapat memperlancar arus komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar, menciptakan hubungan yang baik antara keduanya dan memenuhi kebutuhan akan rasa bebas pada diri siswa untuk mengungkapkan apa yang terasa dalam hatinya karena apabila siswa tidak memiliki kebebasan melakukan apa yang diinginkannya, akan mengalami prustasi, merasa tertekan, dan sebagainya. Pertanyaan dan pendapat yang dikemukakan oleh siswa merupakan sesuatu hal yang perlu segera ditanggapi oleh guru karena menunjukkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Dari pertanyaan dan pendapat siswa yang ia kemukakan dapat diketahui mengenai hal-hal yang menjadipermasalahan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru harus bisa sedapat mungkin mendorong siswa untuk berani bertanya dan berpendapat pada kegiatan belajar mengajar. Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi yang ada dalam kurikulum yang pada gilirannya memberikan rasa bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi masingmasing, Sardiman A.M. menjelaskan, tugas dan tanggung jawab guru adalah sangat luas, tetapi tugas mengajar didepan kelas merupakan salah satu tugas yang sangat penting. Demikian pentingnya sehingga berhasil tidaknya seorang guru sering diukur dari aspek ini saja. Guru akan dikatakan pandai kalau dapat mengajar dimuka kelas dengan baik, (Microteaching, 2001:180). Suatu kondisi kelas yang kondusip merupakan persyaratan utama untuk terjadinya proses pembelajaran yang efektif oleh karena itu guru perlu menangani aktivitas siswa yang mengganggu. Gurulah yang memegang kendali agar kelas senantiasa tetap tenang dan dalam kondisi terfokus saat pembelajaran, setiap siswa selalu mencari celah kelonggaran dari seorang guru agar ia dapat bermain dan bebas berbuat sekehendak hatinya,kekuatan guru bukan pada posisi penguasa kelas tetapi pada kecakapan, serta kemampuan keilmuan seorang guru untuk untuk menciptakan suasana kondusif saat kegiatan pembelajaran, guru tidak lagi menggunakan kemampuan memarahi siswa untuk menjaga wibawa, karena tidak semua siswa memiliki kultur dimarahi oleh orang tuanya dirumah, sehingga jika ada guru marah dia akan kecewa, dan tidak bisa mengikuti pelajaran secara efektif. 297 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan 1. Kemampuan guru untuk mengembangkan sikap positif dalam kegiatan belajar mengajar, guru terlihat masih kurang peka dalam memberikan penghargaan yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa dimana ada sebagian siswa merasa guru memberikan pujian bagi siswa terkadang saja atas keberhasilan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar serta masih ada siswa yang beranggapan ada guru yang bersikap seolah membedakan antara siswa. 2. Dilihat dari unsur kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka yakni kesediaan guru untuk terbuka dalam menanggapi pertanyaan atau pendapat dari siswa, guru telah dapat menunjukkan sikap terbuka, atas pertanyaan atau pendapat yang dikemukakan oleh siswa dengan sikap ramah, responsif, penuh pengertian dan sabar. 3. Kemampuanguru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dimana guru dapat menampilkan materi secara baik dalam kegiatan belajar mengajar, sebagian siswa yang merasa ada sebagian guru dalam menyampaikan materi terkesan terlalu serius dan monoton dalam menyampaikan materi pelajaran, namun sebagian besar siswa merasa guru telah mampu untuk menyampikan materi secara baik dengan menunjukkan penyampian materi yang menyenangkan sehingga membuat siswamerasa senang untuk mengikuti pelajaran. 4. Dilihat dari unsur kemampuan guru untuk mengelola interaksi pada kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan dengan kemampuan guru untuk menangani aktivitas siswa yang mengganggu dimana guru telah bersikap peka untuk menegur siswa yang membuat kegaduhan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menciptakan suasana nyaman dan kondusif bagisiswa untuk mengikuti pelajaran. Saran 1. Diharapkan agar guru agar dapat peka untuk memberikan penghargaan atas setiap keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pujian atas segala keberhasilan yang diraih siswa. 2. Diharapkan Guru dapat mendorong siswa agar aktif untuk mengemukakan pendapat atau bertanya mengenai pelajaran, hal ini dapat dilakukan dengan 298 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) membuatkelompok-kelompokbelajar yang membahas suatu permasalahan mengenai pelajaran yang sedang diajarkan. 3. Diharapkan guru bisa lebih menyiasati penyampain materi pelajaran dengan metode pengajaran yang lebih menarik agar siswa tidak mengalami kejenuhan untuk mengikuti pelajarandan tanpa harus mengurangi esensi dari materi yang disampikan, hal ini bisa disiasati dengan penyampaian materi yang diselingi permainan-permainan yang dapat membuat siswa terhibur. DAFTAR PUSTAKA A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Bungi, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Prenada Media Group Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo persada Effendy, Onong Uchjana.2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Effendy, Onong Uchjana.2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Elvinaro Ardianto, dan Bambang Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Kanisius Kriyantono,Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana Pernada Media Group Miles dan A, Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Moleong, Lexy. J.2004. RemajaRosdakarya MetodePeneletianKualitatif. Bandung : PT. Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 299 Studi Tentang Kemampuan Berkomunikasi Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Haditiya Saputra) Sukmadinata, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Soegiyono. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Soegiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabet Yusuf M. Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Bumia Aksara Sumber lainnya: Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional http://education-mantap.blogspot.com/2010/10/motivasi-dalamprosespembelajaran.html (diakses pada 19 April 2012) http://sembilansatu.blog.com/minat-belajar-siswa/(diakses pada 15 Maret 2012) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253242-kemampuan-gurudalam-komunikasi-pembelajaran/(diakses pada 19 April 2012) http://www.blog-guru.web.id/2009/03/tiga-pola-komunikasi-dalam proses.html/(diakses pada 15April 2012) Rujukan dari Skripsi : Sari, Dian. 2006. Pengaruh Kepemimpinan Dan Kemampuan Berkomunikasi Guru Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI Ips Sma Negeri1 Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2005/2006.Semarang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang. 300