peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

advertisement
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE
BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III
MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
TSALIS HIDAYATI
NIM 11507020
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE
BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III
MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
TSALIS HIDAYATI
NIM 11507020
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama
NIM
Jurusan
Judul
:
:
:
:
Tsalis Hidayati
11507020
Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM
MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU
PADA SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2012
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Salatiga, 20 Januari 2012
Pembimbing
Jaka Siswanta, M Pd
NIP. 197102192000031002
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM
MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA
SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN
SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2012
DISUSUN OLEH
TSALIS HIDAYATI
11507020
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Kependidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada
tanggal 28 Februari 2012 dan telah dinyataan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Imam Sutomo, M. Ag
__________________
Sekretaris
: Sumarno Widjadipa, M. Pd
__________________
Penguji I
: Maslikhah, S. Ag, M. Si
__________________
Penguji II
: Winarno, S.Si, M. Pd
Penguji III
: Jaka Siswanta, M. Pd
__________________
Salatiga, Maret 2012
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
NIP. 195808271983031002
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama
: Tsalis Hidayati
Nim
: 11507020
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga,
Januari 2012
Yang menyatakan,
Tsalis Hidayati
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
‫إِنَّ ﻣَﻊَ اﻟْﻌُﺴْﺮِ ﯾُﺴْﺮًا‬
“Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan”
Belajar itu tidak harus duduk manis di dalam kelas
Kebahagiaan tergantung pada apa yang kita berikan bukan apa yang kita peroleh
(Mohandas Gandhi)
PERSEMBAHAN
Untuk Ibuku, Bapakku, Suamiku Tercinta, Putriku Tersayang, Ibu dan Bapak
Mertua, Kakak-kakak dan Adekku, PPL MIN Kecandran Salatiga 2011, Temanteman PGMI 2007
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayahnya, sehingga peneliti
dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran Matematika Operasi Hitung Perkalian Dengan Metode Bermain
Kartu pada Siswa Kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2012” ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib
dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1.
Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2.
Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
3.
Miftachurrif’ah, M. Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
4.
Jaka Siswanta, M Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan
skripsi ini.
5.
Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
6.
Hafi Tariful Hadi selaku kepala MI Dadapayam II Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.
viii
7.
Ibu Imroatun, selaku guru kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang yang telah membantu peneliti selama melakukan
penelitian.
8.
Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Dadapayam II Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang yang telah membantu peneliti selama melakukan
penelitian di madrasah tersebut.
9.
Murid-murid kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan
penelitian.
10. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan
dukungan demi keberhasilan peneliti.
11. Kakak-kakakku dan adekku tersayang yang selalu mendukung dan
memberikan semangat dan nasehat-nasehat yang bermanfaat.
12. Suamiku tercinta yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan
nasehat-nasehat yang bermanfaat.
13. Sundari, Aziz dan Sa’idah yang telah menemani, serta memberikan masukanmasukan dalam penyusunan skripsi.
14. Teman seperjuangan, PGMI 2007, yang selama ini telah berjuang bersama.
15. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya
peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada
umumnya.
Salatiga,
Januari 2012
Peneliti
ix
ABSTRAK
Hidayati, Tsalis. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
Matematika Operasi Hitung Perkalian Dengan Metode Bermain Kartu pada
Siswa Kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012. Skripsi. STAIN Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswnta,
M.Pd.
Kata kunci: prestasi belajar matematika dan metode bermain kartu
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwa prestasi belajar
siswa kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam
pelajaran matematika masih tergolong rendah. Oleh karena itu guru diharapkan
mencoba suatu metode yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang
memungkinkan dapat berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika dan
hasil belajar siswa untuk kelas rendah adalah metode bermain kartu.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika
melalui penerapan metode bermain kartu pada siswa kelas III MI Dadapayam II
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012. Masalah utama
yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah penggunaan metode
bermain kartu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran
matematika pada siswa di kelas III MI Dadapayam II Tahun 2012? (2) Apakah
penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika pada siswa di kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang Tahun 2012?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan metiode bermain kartu yang
dilakukan dalam tiga siklus. Subjek penelitianya adalah seluruh siswa kelas III
MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan materi pokok
operasi hitung perkalian. Data dalam penelitian ini diambil melalui observasi atau
melihat perilaku siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dan pemberian tes
formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilakukan disetiap sikus I, II
maupun siklus III. Data-data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif.
Berdasarka hasil pengamatan dan pembahasan diperoleh bahwa: dengan
metode bermain kartu dapat: (1) meningkatkan keaktifan belajar matematika
siswa kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam
pelajaran matematika (2) meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI
Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Keaktifan siswa
dibuktikan dengan adanya peningkatan indikator keaktifan sebelum diterapkan
metode bermain kartu dan sesudah diterapkannya metode bermain kartu.
Peningkatan indikator keaktifan tersebut meliputi: (a) keaktifan siswa
(mengerjakan soal) yang mengalami peningkatan sebesar 46,67% dari sebelum
penerapan metode bermain kartu (b) mengajukan pertanyaan mengalami
peningkatan sebesar 33,33% dari sebelum penerapan metode bermain kartu (c)
menjawab pertanyaan mengalami peningkatan sebesar 26,67% dari sebelum
penerapan metode bermain kartu (d) perhatian siswa mengalami peningkatan
sebesar 40% dari sebelum penerapan metode bermain kartu. Peningkatan prestasi
belajar siswa dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari
sebelum penerapan yaitu 6 siswa yang memenuhi KKM dan sesudah penerapan
metode bermain kartu yaitu 13 siswa yang memenuhi KKM atau pembelajaran
matematika siswa kelas III MI Dadapayam II mengalami peningkatan sebesar
46,67%.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL..........................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .....................................................................................
ii
JUDUL ............................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......................
6
E. Kegunaan Penelitian .................................................................
7
F. Definisi Operasional ..................................................................
8
G. Metode Penelitian ...................................................................... 10
1. Rancangan Penelitian .......................................................... 10
2. Subjek Penelitian ................................................................ 11
3. Langkah-langkah Penelitian ............................................... 12
4. Instrumen Penelitian ........................................................... 14
5. Pengumpulan Data .............................................................. 14
6. Analisis Data ....................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ................................................................ 16
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Matematika ...................................................... 18
1. Pengertian Prestasi ............................................................... 18
2. Belajar ................................................................................. 19
3. Matematika............................................................................ 27
4.
Prestasi Belajar Matematika ................................................ 31
B. Keaktifan Belajar Matematika ................................................... 32
C. Metode Bemain Kartu ............................................................... 37
1. Pengertian Metode Bermain Kartu ....................................... 37
2. Langkah-langkah Penerapan Metode Bermain Kartu .......... 37
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Kartu ............ 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Umum MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang .................................................................................... 40
1. Gambaran Umum Madrasah ................................................. 40
2. Waktu Penelitian .........................................................................
42
B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus ..................................................... 43
1. Pra Siklus .............................................................................. 43
2. Siklus I .................................................................................. 49
3. Siklus II ................................................................................. 49
4. Siklus III ................................................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................... 58
1. Pra Siklus .............................................................................. 58
2. Siklus I .................................................................................. 60
3. Siklus II ................................................................................. 62
4. Siklus III ................................................................................ 64
B. Pembahasan ................................................................................ 67
1. Keaktifan Siswa .................................................................... 67
xii
2. Prestasi Belajar Siswa ........................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 70
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Identitas MI Dadapayam II................................................... 40
Tabel 3.2 Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Dadapayam II
....................................................................................................... 41
Tabel 3.3 Daftar Siswa MI Dadapayam II ................................................... 41
Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Pra Siklus 58
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus ....................................................... 59
Tabel 4.3 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Siklus I ... 61
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I .......................................................... 61
Tabel 4.5 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Siklus II . 63
Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus II ......................................................... 63
Tabel 4.7 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Siklus III
65
Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus III......................................................... 65
Tabel 4.9 Data Peningkatan Keaktifan Siswa .............................................. 67
Tabel 4.10 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa ......................................... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Skema Siklus Penelitian ......................................................... 11
Gambar 4.1
Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa ...................................... 67
Gambar 4.2
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................. 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III
Lampiran 5
Soal Formatif Pra Siklus
Lampiran 6
Soal Formatif Siklus I
Lampiran 7
Soal Formatif Siklus II
Lampiran 8
Soal Formatif Siklus III
Lampiran 9
Format Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa Pra Siklus
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa Siklus I
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa Siklus II
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa Siklus III
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Guru Pra Siklus
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 16 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 17 Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Lampiran 18 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Lampiran 19 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 20 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 21 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III
Lampiran 22 Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Tahun 2010/2011
Lampiran 23 Lampiran Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 24 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 25 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 26 Surat Balasan Ijin Penelitian
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika di dalam kurikulum 2004 berfungsi mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan mengunakan rumus
matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
materi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengolahan data (Kurikulum,
2004:173).
Praktisnya
untuk
mengekspresikan
hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teritisnya adalah untuk
memudahkan pemikiran. Oleh karena itu, peserta didik dapat berkonsultasi
dengan guru mengunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika di
sekolah dasar dari terciptanya generasi terdahulu hingga yang akan datang.
Dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi pelajaran
matematika yang lebih formal di tingkat kelanjutannya. Tujuannya
agar
siswa tidak tertinggal. Oleh karena itu, di perlukan pendidikan matematika
dari tingkat dasar dan tingkat yang lebih tinggi selanjutnya demi pencapaian
pemahaman dan peningkatan kemampuan akademik serta ketrampilan siswa
dan peserta didik diharapkan dapat mengembangkan apa yang ia kuasai
tentang angka dan ketrampilan berhitungnya.
Beban jam mata pelajaran matematika pada kelas III adalah 5 jam,
pada jam-jam tersebut peserta didik dapat mempelajari matematika yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, karena apabila peserta didik belajar
1
secara terputus-putus akan menyebabkan pemahaman yang kurang baik.
Salah satu target pembelajaran matematika yang utama adalah dalam hal
ingatan. Sering kali siswa harus mengingat dan menghafal banyak rumus
pelajaran matematika. Untuk bisa mengingat lebih tajam maka dibutuhkan
kebiasaan dan untuk menumbuhkan kebiasaan diperlukan sesuatu yang
menyenangkan yaitu salah satunya dengan cara mengaplikasikan bermain
dalam proses pembelajaran yang menarik. Bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan
pengertian atau memberikan infomasi, memberi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2006:1). Metode bermain
adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dengan mengaplikasikan
permainan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan menyenagkan.
Dengan kegiatan yang menyenangakan, materi pelajaran akan mudah
diterima dalam ingatan peserta didik dan tidak mudah hilang dalam ingatan.
Dengan demikian, tujuan pelajaran dapat tercapai sesuai target pencapaian di
sekolah. Diharapkan setelah naik kelas siswa sudah mempunyai bekal yang
banyak dan mampu memahami cara menghitung yang benar, siswa juga dapat
mempraktikan di kehidupan sehari-hari.
Siswa sebagai pemeran utama dalam pembelajaran. Dengan begitu
siswa
berperan
aktif
dalam
pembelajaran.
Sedangkan
guru
hanya
membimbing, mengawasi, mengarahkan serta memberikan fasilitas kepada
siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan memberikan
pengalaman kepada siswa dan akan membekas pada siswa.
2
Sebuah pembelajaran akan terasa nyaman dan menyenangkan apabila
dalam pembelajaran itu ada kerja sama yang baik dan harmonis antara guru
dan siswa. Seorang guru tidak boleh mendiskriminasi kreatifitas peserta didik,
karena dengan mendiskriminasi itu akan menghasilkan seorang anak yang
stress, apabila mereka tidak diperintah maka tidak akan melakukan pekerjaan
apa-apa, mereka tidak kreatif dan tidak inofatif tetapi pasif. Mereka akan
melakukan sesuatu jika diperintah saja.
Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan
masalah yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi serta
memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat dan minat. Sehingga akan dicapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
Keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat ditentukan oleh
ketuntasan siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan sangat dibutuhkan
agar siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal. Di samping
itu pembelajaran yang efektif juga dipengaruhi oleh lingkungan belajar,
hubungan sosial emosional antar siswa dan siswa dengan guru.
Penggunaan perkalian pada siswa kelas III di MI sangatlah penting
untuk itu siswa diharapkan mampu mengerjakan perkalian dalam bentuk
apapun perkalian menjadi pelajaran yang wajib bagi siswa, karena mata
3
pelajaran matematika juga ikut diujikan setelah siswa sampai di kelas VI,
untuk itu pelajaran matematika perlu ditekankan sejak dini agar
memunculkan generasi yang produktif. Namun pada kenyataannya siswa
kelas III merasa kesulitan dalam menerima mata pelajaran matematika
perkalian. Dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang mendapatkan
nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan
yaitu 5,5. Meskipun secara klasikal nilai tes formatif siswa sudah memenuhi
KKM, akan tetapi dari 15 siswa baru 8 siswa yang memenuhi KKM
sedangkan sisanya masih berada di bawah KKM. Ini berarti masih banyak
siswa yang belum menguasai materi perkalian. Hal ini dikarenakan siswa
kelas III di MI Dadapayam II menganggap pelajaran matematika itu sulit.
Dalam mengatasi hal tersebut seorang guru harus mencari dan
menggali informasi mengenai metode dan media yang berhubungan dengan
perkalian yang menarik seperti halnya bermain kartu agar siswa bersemangat
untuk mengikuti pelajaran matematika, dengan media kartu diharapkan siswa
mampu mengingat perkalian secara lancar dan benar, dengan memberikan
kartu bergambar yang berisi angka perkalian, sehingga kegiatan belajar
menjadi lebih menyenangkan dan siswa tidak takut dengan pembelajaran
matematika.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua
pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah. Setiap peserta didik
perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, yang
merupakan penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dan
4
berhasil dalam pembelajaran maka guru harus bisa menumbuhkan kecakapan
dalam mata pelajaran matematika.
Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat di lakukan oleh
guru, misalnya penelitian deskriptif, eksperimen, dan tindakan. Diantara jenis
tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah penelitian tindakan karena
dalam penelitian tindakan terdapat kata tindakan yaitu dalam hal ini guru
melakukan sesuatu. Arah dan tujuannya sudah jelas yaitu demi kepentingan
peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan dalam proses
pembelajaran.namun demikian ada hal yang harus dipahami bahwa penelitian
tindakan kelas bukan mengajar seperti biasanya. Tetapi harus mengandung
satu pengertian bahwa tindakan yang dilakukukan didasarkan atas upaya
meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari pada sebelumnya (Arikunto,
2008:2).
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG
PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA SISWA
KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang
akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
1. Apakah penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam mata pelajaran matematika pada siswa di kelas III MI
Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2012?
2. Apakah penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika pada siswa di 2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan media kartu dapat meningkatkan
keaktifan belajar matematika pada siswa di kelas III MI Dadapayam II
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2012?
2. Untuk mengetahui apakah dengan mengunakan media kartu dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa di kelas III MI
Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2012?
D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo artiya di bawah (lemah),
tesis artinya kebenaran. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan
paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipiotesis tindakan dipahami sebagai
suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan
dilakukan (Basrowi dan Suwandi, 2008:90)
Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
6
a. Penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan keaktifan
siswa pada kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun 2012.
b. Penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun 2012.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode bermain kartu ini bisa dikatakan berhasil apabila
indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat
dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama ke
siklus ke dua dan seterusnya.
b. Siswa kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang Tahun 2012 dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM) pembelajaran matematika. KKM yang telah ditetapkan oleh MI
Dadapayam II adalah 55.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat yang berarti. Manfaat dapat dilihat dari sifat dan sasarannya. Dari segi
sifat, manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat prkatis.
Dari sisi sasaran, manfaat dapat tertuju kepada guru, murid, pengelola sekolah,
bahkan orang tua siswa atau masyarakat umum.
7
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk
mengembangkan metode pembelajaran. reverensi ilmiah dan motivasi
untuk meneliti bidang studi lain serta sebagai acuan penelitian berikutnya
yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses
pembelajaran.
2) Membantu siswa mengaitkan materi ajar dengan lingkungan dan
kehidupan sehari-hari.
3) Meningkatkan penguasaan kompetensi yang harus dikuasai.
b. Bagi Guru
1) Memiliki metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada
kompetensi dasar.
2) Meningkatkan kinerja guru.
3) Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan
permasalahan berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran
Matematika di sekolah.
2) Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah.
8
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan
maksud utama peneliti dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian
ini, maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum di dalamnya.
1. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Poerwadarminta, 2006 :
910). Prestasi belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan
dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh (Sam’s, 2010 : 33).
Matematika berasal dari kata Yunani
“Mathein” atau “Matheinen” yang artinya mempelajari (Sam’s, 2010:11).
Dan menurut Nasution dalam buku Sam’s (2010 : 11) yang dikutip oleh
Subarinah kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata
Sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau
intelegensia.
Prestasi belajar matematika adalah hasil akhir dari suatu proses
kegiatan belajar mengajar matematika yang telah dilakukan, yang berupa
skor/nilai dari tes yang dikerjakan siswa.
2. Metode Bermain Kartu
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun dapat tercapai secara optimal (Sanjaya, 2011 : 147). Sedangkan
bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa
mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan
9
infomasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada
anak (Sudono, 2006:1). Kartu hitung adalah suatu bentuk media
pembelajaran yang berbasis permainan, terdiri atas kartu-kartu untuk
menyampaikan informasi berupa materi melalui pertanyaan-pertanyaan
yang telah terkonsep (Sadiman, dkk. 2007:17). Kartu hitung sebagai media
pembelajaran dengan unsur permainan dapat memberikan rangsangan pada
anak-anak untuk terlibat aktif dalam kegiatan proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian tersebut maka metode bermain kartu
adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan
pelajaran dengan
sarana bermain yang menyenangkan dengan menggunakan kartu. Metode
permainan/bermain merupakan media pembelajaran yang menyenangkan,
dan menarik siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan semangat.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Berdasarkan fenomena di atas penulis mengadakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Bahasa Inggris
disebut Classroom Action Research, yaitu seatu action research yang
dilakukan di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar Matematika operasi hitung perkalian pada siswa kelas III MI
Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012.
Terdapat empat tahap yang digunakan secara sistematis dalam
prosedur penelitian dan diterapkan dalam tiga siklus yaitu proses tindakan
10
siklus I, siklus II dan seterusnya. Adapun kempat tahapan tersebut pada
setiap siklus yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), obervasi
(observation), dan refleksi (reflection).
Untuk memperjelas prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dapat kita lihat dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Suharjono, 2008: 74)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Dadapayam II
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, yang berjumlah 15 siswa pada
Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan tiga siklus dengan
menggunakan metode bermain kartu, setelah itu dilakukan refleksi untuk
siklus yang pertama. Namun sebelumnya diadakan satu siklus yang
disebut pra siklus di mana penerapanya belum menerapkan metode
bermain kartu. Kemudian pada siklus yang ke pertama dan seterusnya
sudah menggunakan metode bermain kartu setelah itu dilakukan refleksi.
11
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian meliputi merencanakan tindakan yaitu
pembelajaran dengan media permainan, merencanakan observasi atau
pengamatan, merencanakan refleksi, analisis, dan keputusan.
Proses penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan 2 jam
pelajaran (2 x 35 menit). Terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan,
tindakan, observasi I (pengamatan), dan refleksi.
Pada tahap perencanaan dilaksanakan berdasarkan refleksi awal
sebelum melakukan penelitian. Hasilnya dalam memahami tingkat
penguasaan kompetensi siswa dalam pembelajaran tergolong cukup
baik. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan I yang
diawali dengan:
1) Pembuatan rencana pembelajaran sebagai dasar untuk memecahkan
segala permasalahan yang ditemukan pada refleksi awal dengan
adanya perencanaan tindakan pembelajaran.
2) Menyusun pedoman pengamatan yang meliputi, tes ulangan
penguasaan kompetensi siswa (pre test dan post test), observasi
kemampuan guru mengajar, dan refleksi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian pembelajaran dimulai
dengan memberikan post tes sebagai media untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam pembelajaran. Kemudian diberikan
12
penjelasan materi yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
membantu siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan
dan membantu siswa mengaitkan materi ajar dengan kehidupan seharihari. Dalam hal ini, peneliti yang berperan sebagai guru menerapkan
metode bermain kartu dalam pembelajaran dengan materi operasi
hitung perkalian.
Pelaksanaan proses tindakan siklus I bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi materi perkalian
dan pembagian dengan menggunakan media permainan. Hasil dari
proses tindakan siklus I digunakan sebagai refleksi pelaksanaan proses
tindakan siklus II dan selanjutnya. Hasil tindakan siklus II bertujuan
untuk mengetahui peningkatan pemahaman isi materi perkalian dan
pembagian melalui media permainan.
c. Observasi
Peneliti
menggunakan
pedoman
observasi
yang
telah
direncanakan dalam melaksanakan pengamatan pembelajaran yaitu
terhadap guru dan siswa, meliputi masalah-masalah yang muncul dan
hal-hal yang mendukung.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses
pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi sebagai bahan
penyusunan rencana tindakan selanjutnya.
13
4. Instrumen Penelitian
Intrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan ini adalah:
a. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahuai tingkat prestasi belajar
setelah mengikuti pembelajaran dengan metode bermain kartu.
b. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dalam mata
pelajaran Matematika.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dunakan untuk mengetahui data-data yang
berhubungan dengan data dan identitas siswa kelas kelas III MI
Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun
2011/2012.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Tes
Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre
test dan post test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran Matematika.
14
b. Observasi
Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana keaktifan peserta didik, dan peningkatan
prestasi belajar terhadap materi matematika yang diajarkan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data-data yang
berhubungan dengan data dan identitas siswa kelas III MI Dadapayam
II yang berupa kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, foto, dan
lain-lain.
6. Analisis Data
Penulis menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data
yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Pelaksanaan
analisis dilakukan secara terus-menerus pada saat penelitian sedang
berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Data yang
diperoleh diolah dengan mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan
menggunakan rumus persentase. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut (Sudijono, 2010:43):
P=
x 100%
Keterangan :
P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah frekuensi (banyaknya individu)
15
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas meliputi
tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Tiap-tiap
bagian dapat dirinci sebagai berikut:
Cakupan bagian awal, meliputi sampul, lembar berlogo, judul (sama
dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
BAB I, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II, berisi kajian pustaka pengertian pembelajaran matematika,
ruang lingkup
problematika
pembelajaran
pembelajaran,
matematika,
pengertian
karakteristik
metode
pembelajaran,
permainan,
langkah
penerapan metode permainan, kelebihan dan kekurangan metode bermain,
dan pengaruh penggunaan metode bermain dalam pembelajaran matematika
dalam meningkatkan prestasi belajar.
BAB III, Pelaksanaan Penelitian memuat deskripsi pra siklus,
deskripsi
pelaksanaan
siklus
I
(rencana,
pelaksanaan,
pengamatan/
pengumpulan data, dan refleksi), dan deskripsi pelaksanaan siklus II.
BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan memuat deskripsi per
siklus (data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan) dan
pembahasan.
16
BAB V berisi penutup memuat kesimpulan dan saran.
Pada bagian akhir memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
riwayat hidup penulis.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Matematika
1. Pengertian Prestasi
Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie sedangkan
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha
(Arifin,1998:2). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah
dikerjakan atau dilakukan (Depdiknas, 2007:895). Yang dimaksud diatas
adalah prestasi merupakan suatu hasil yang diperoleh melalui proses usaha
yang dilakuan oleh individu. Sukmadimata (2004:102) berpendapat bahwa
prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Sedangkan yang dimaksud Sukmadimata, prestasi belajar adalah suatu
realisasi atau wujud nyata dari hasil kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang.
Dalam dunia pendidikan prestasi belajar adalah suatu hal yang
mutlak untuk dicapai. Hal itu dikarenakan tolak ukur sebuah proses belajar
mengajar dapat dilihat dari prestasi yang dihasilkan siswa. Namun tidak
semua siswa mampu berprestasi secara maksimal seperti yang diharapkan
guru dan orang tua. Menurut Arifin, (1988: 3-4) prestasi belajar
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :
18
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
2. Belajar
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga
menyebabkan
munculnya
perubahan
perilaku
(Sanjaya,
2011:112). Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan, belajar
adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku (Sanjaya, 2011:112).
Belajar dapat juga diartikan sebagai proses mencari ilmu. Dalam
Islam belajar sangat dianjurkan bahkan hukum menuntut ilmu atau belajar
dalam Islam adalah ferdhu kifayah. Seperti firman Allah yang terdapat
dalam surat At-taubah ayat 122 yang berbunyi:
              
         
122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
19
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.
Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua
orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat
dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian
tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan
sebagian lagi bertekun menuntut ilmu atau belajar dan mendalami ilmuilmu khususnya ilmu agama Islam.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, ketrampilan dan sikap (Baharuddin dan Wahyuni,
2010:11). Hilgard (dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2010:11) berpendapat
bahwa belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur
latihan baik di dalam ataupun di luar lingkungan.
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang
tidak dapat dilihat (Sanjaya, 2011:112). Artinya, proses perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak belajar tidak dapat kita
saksikan, kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala
perubahan perilaku yang tampak. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses peralihan dari tidak bisa menjadi bisa.
a.
Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010:15) belajar memiliki
beberapa ciri, antara lain:
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yakni dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.
20
2) Perunbahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap dan tidak berubah-ubah.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut
bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu akan memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu dapat memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
b.
Prinsip-prinsip Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran supaya belajar menjadi efektif
dan menyenangkan maka perlulah memperhatikan prinsip-prinsip
belajar. Menurut Baharuddin (2010:16) prinsip-prinsip belajar
diantaranya:
1) Adapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuan.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila penguatan langsung
pada setiap langkahyang dilakukan selama proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membut proses belajar semakin berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
21
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga mempengaruhi kualitas hasil belajar.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat mempengaruhi
hasil belajar
individu. Faktor- faktor internal ini meliputi fisiologi dan
psikologi (Baharuddin, 2010:19).
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis
adalah
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus
jasmani yang menyangkut kesehatan jasmani seseorang.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh
positif
terhadap
kegiatan
belajar
individu.
Sebaliknya, kondisi fisik yang sakit atau lemah akan
memberikan pengaruh negative terhadap kegiatan belajar
individu.
Kedua, keadaan fungsi jasmani terutama fungsi pancaindera.
Karena pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala
22
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologi adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologi utama mempengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
(1) Kecerdasan
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko–fisik
dalam
mereaksi
rangsangan
atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang
tepat. Dengan demikian kecerdasan bukan dipengaruhi
dengan kualitas otak saja, melainkan dipengaruhi dengan
organ-organ tubuh manusia yang lain.
(2) Motivasi
Motivasi adalah suatu faktor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi ialah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.
Motivasi dapat berasal dari luar diri individu atau
motivasi ekstrinsik dan dari dalam diri individu atau
intrinsik.
Motivasi
ekstrinsik
contohnya
seseorang
melakukan sesuatu karena adanya hadiah, pujian, tata
23
tertib
dan
lain-lain.
Motivasi
intrinsik
contohnya
seseorang melakukan sesuatu karena adanya kebutuhan.
(3) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu (Baharuddin, 2010:24). Tidak lepas dari
pengertiannya secara umum minat sering disamakan
dengan motivasi Karena jika seorang tidak memiliki
minat dalam belajar maka ia akan tidak bergairah untuk
belajar. Oleh sebab itu guru perlulah memperhatikan
minat belajar siswa dan diharapkan dapat menumbuhkan
minat dari siswa yang akan menjadikan proses belajar
menjadi semangat.
(4) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang,
pristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif (Baharuddin, 2010:25). Sikap siswa dalam belajar
dipengarui oleh prasaan senang atau tidak senang dalam
performance guru, mata pelajaran atau lingkungan
sekitar. Maka dari itu untuk menghindari sikap siswa
yang negatif guru harus bias menjadi guru yang baik dan
24
profesional serta bisa bertanggungjawab sesuai profesi
yang
dipilihnya.
Dengan
cara
mengembangkan
kepribadian seorang guru yang empati, sabar, dan tulus
kepada muridnya.
(5) Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagi
kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Baharuddin, 2010:25). Jika dalam proses belajar bakat
meruapakan kemampuan umum yang dimiliki siswa
dalam proses belajar. Maka dari itu bakat merupakan
komponen penting yang ada pada diri siswa dalam proses
belajar. Berarti jika bakat siswa sesuai dengan bidang
yang sedang dipelajarinya maka potensi itu mendukung
proses belajarnya dan kemungkinan ia akan berhasil.
2) Faktor Eksternal
Selain faktor internal tadi, faktor-faktor endogen atau eksternal
juga mempengaruhi dalam proses belajar siswa. Dalam hal ini,
Syah
(Baharuddin,
2010:26-28)
menjelaskan
faktor-faktor
ekternal dalam proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor
lingkungan social dan faktor lingkungan non sosial.
25
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa.
(2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisilingkungan sosial
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh banyak
penganguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan
memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alatalat belajar yang kebetulan belum dimiliki.
(3) Lingkungan Sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semua dapat memberi dampak dala
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga,
orang tua, anak, kakak atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Lingkungan
non
sosial.
Faktor-faktor
yang
termasuk
lingkunagn non social adalah:
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang egar tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
atau tidak terlalu lemah /gelap, suasana yang sejuk dan
26
tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Sebaliknya bila kondisi lingkungan alamtidak mendukung,
proses beajar siswa akan terlambat.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, lapangan olah raga dan
lain sebagainya. Kedua software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi
dan lain sebagainya.
(3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena
itu agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuaidengan kondisi siswa.
3. Matematika
Matematika
mengekspresikan
adalah
yang
memiliki
hubungan-hubungan
fungsi
kuantitatif
praktis
dan
untuk
keuangan
Matematika adalah bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keuangan. Menurut
27
Lerner (dalam Delphie, 2009:2) matematika merupakan bahasa universal
yang
memungkinkan
manusia
memikirkan,
mencatat,
serta
mengkomunikasikan ide-ide mengenai elemen dan kuantitas. Matematika
adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat berfikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang
unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan
individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmarika,
aljabar, geometri dan analisis (Uno dan Umar, 2009:109).
Pembelajaran
matematika
dengan
permaianan
yaitu
suatu
pembelajaran yang dilakukan dengan mengaktifkan siswa menggunakan
alat peraga atau sesuai dengan kreatifitas guru sehingga menghasilkan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
a. Karakteristik Pembelajaran Matematika
Dari segi materi pembelajaran :
1) Materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang sudah
ditentukan, agar kemampuan-kemampuan atau sikap-sikap sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
2) Kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang diperoleh siswa
juga dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari di luar
bidang studi matematika itu sendiri, pada materi pembelajaran
perlu juga dimasukkan berbagai contoh situasi nyata dari
kehidupan sehari-hari yang relevan.
28
3) Materi pembelajaran tidak boleh terlalu padat, untuk memberikan
kesempatan yang cukup bagi siswa untuk melakukan proses belajar
secara aktif dan konstruktif.
Dari segi kegiatan pembelajaran:
1) Pemilihan media/metode yang tepat dapat membantu tercapainya
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran itu
sendiri.
2) Proses pembelajaran juga harus dapat menarik minat siswa, tidak
membosankan.
3) Materi pembelajaran disertai contoh dalam kehidupan sehari-hari,
maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi
pembelajaran tersebut.
b. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika MI
Kemampuan
matematika
yang
dipilih
dalam
Standar
Kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
peserta
didik
agar
dapat
berkembang
secara
optimal,
serta
memperhatikan pula perkembangan pendidikan sekarang. Untuk
mencapai kompetensi tersebut, dipilih materi-materi matematika
dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi,
serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan
sehari-hari. Secara rinci, standar kompetensi dimaksud sebagai berikut:
1) Bilangan
a) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.
29
b) Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
c) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam
pemecahan masalah.
d) Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
e) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan
bilangan bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
2) Pengukuran dan Geometri
a) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun
ruang, serta menggunakanya dalam pemecahan masalah.
b) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
c) Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
d) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bagun
ruang,
menentukan
kesimetrisan
bangun
datar,
serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
e) Melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan ukuran,
mengenal
sistem
koordinat
pada
bidang
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
30
datar
dan
3) Pengelolaan Data
a) Mengumpulkan, menyajikan dan mengelola data (ukuran
pemutusan data).
c. Operasi Hitung Perkalian
Operasi hitung perkalian merupakan materi pokok dalam
pembelajaran matematika kelas III SD.
1) Perkalian sebagai penjumlahan berulang
Contoh :
3 x 4 = 4+4+4 = 12
5 x 6 = 6+6+6+6+6 = 30
2) Menggunakan sifat operasi hitung perkalian
a) Sifat pertukaran
Contoh : 3 x 4 = 4 x 3
12 = 12
b) Sifat pengelompokan
Contoh : (2 x 3) x 5 = 2 x (3 x 5)
6x5 =
30
=
2 x 15
30
4. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika berarti hasilyang terlah dicapai siswa
setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran matematika.
Hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah
dikerjakan (Surayin, 2001-207). Hasil belajar dapat diukur dengan cara
melakukan evaluasi. Evaluasi sendiri berasal dari Bahasa Inggris value
31
yang berarti nilai atau harga, to evaluate artinya menentukan nilai, dan
evaluation dengan arti penilaian. Dengan demikian evaluasi adalah
penilaian sesuatu.
Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes tertulis. Siswa
dikatakan berhasil dalam pembelajaran matematika, apabila nilai baik
secara individu maupun klasikakal telah memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditentukan.
B. Keaktifan Belajar Matematika
Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar
sehingga siswa harus aktif, karena siswa sebagai subjek didik adalah yang
merencanakan dan yang malaksanakan belajar. Pada kenyataannya sering kali
guru yang aktif sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif. Keaktifan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting untuk mencapai tujuan
belajar yang akan dicapai. Aktivitas belajar siswa dibagi menjadi 2, aktivitas
jasmaniah dan aktivitas mental yang digolongkan dalam beberapa hal (Usman,
2010:22), yaitu:
1) Aktivitas visual (visual activities) seperti mambaca, menulis, melakukan
eksperimen, dan demonstrasi.
2) Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya
jawab, diskusi, menyanyi.
3) Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
32
4) Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.
5) Aktivitas menulis (writting activities) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
Aktivitas di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung
pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan balajar mengajar.
Tempat yang pasti untuk menemukan pemaknaan dalam pendidikan adalah
dalam bentuk “pemaknaan aktif” yang beragam. Dengan menempatkan anak
didik dalam kerangka kerja suatu masalah yang sebenarnya, dan dengan
menempatkan tanggung jawab untuk suatu solusi atas anak didik, kita
memberikan pembelajaran yang penuh makna dan pengaruhnya akan bisa
segera dirasakan.
Cacat
syarat-syaratnya:
sebuah
masalah
“yang
benar-benar
masalah”merupakan sesuatu yang dilihat sebagai hal yang sah dari persepektif
anak didik,yang itu berarti harus digunakan, nyata atau realistis, relefan atau
menghibur ia tidak harus dilakukan secara rutin, berulang-ulang, retoris,
direncanakan, yaitu sesuatu yang menyerupai masalah kata setelah anak didik
mengadopsi perilaku yang skeptis atau mengejek pada waktu itu juga kita dan
khususnya anak didik akan mendapat masalah.
Guru bisa merangkan masalah tangung jawab. Kita sering berkata
sesuatu hal yang berpengaruh bahwa tanggung jawab tanggung jawab adalah
sisi terbaik dari kebebasan:agar peserta didik bisa bebas dan bertanggung
jawab dengan kondisi siswa itu sendiri. Misalnya, anak didik harus dibebaskan
33
unyuk mengeksplorasi beragam pendekatan untuk menyelesaikan masalah
mereka.
Yang paling penting, anak didik tidak bisa dipaksa untuk
memecahkan masalah mereka. jika guru menghukum, dengan mengejek atau
mengelompokkan misalnya, anak pandai dengan pandai dalam pemecahan
masalah tersebut.
Menurut Sriyono (1992:15-18) prinsip-prinsip belajar siswa aktif:
1) Stimulus belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya
dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut berbentuk verbal atau bahasa,
visual, auditif, taktik, dan lain-lain. Stimulus handaknya benar-benar
mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh
guru kepada siswa. Ada dua cara yang mungkin membantu para siswa
agar pesan tersebut mudah diterima. Pertama, perlu adanya pengulangan
sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya. Kedua,
siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh guru
kepadanya.
2) Perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan syarat utama dalam proses
belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang
akan dicapai siswa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang akan
diberikan oleh guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan
34
motivasi dari siswa. Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama
bertahan selama proses belajar mengajar berlangsung.
3) Respons yang dipelajari
Keterlibatan atau respon terhadap stimulus guru bisa meliputi
berbagai bentuk perhatian, proses internal terhadap kegiatan belajar
seperti memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru, menilai kemampuan diri dalam menguasai informasi, melatih
diri dalam menguasai informasi yang diberikan oleh guru. Respon yang
dipelajari siswa harus menunjang tercapainya tujuan instruksional
sehingga mampu mengubah perilakunya sesuai
rumusan tujuan
intruksional tersebut. Dalam proses belajar mengajar banyak kegiatan
belajar siswa yang dapat dicapai melalui respon fisik (motorik) di
samping respon intelektual.
4) Penguatan
Sumber penguat belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari
luar seperti nilai, prestasi siswa, pendapat siswa, hadiah, merupakan cara
untuk memperkuat respon siswa. Sedangkan penguat dari dalam dirinya
bisa terjadi apabila respon yang dilakukan oleh siswa betul-betul
memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.
5) Pemakaian dan pemindahan
Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi
yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan informasi yang
tak terbatas ini penting sekali adanya pengaturan dan penempatan
35
informasi sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan.
Pengingatan kembali informasi yang telah diperoleh tersebut terjadi
apabila digunakan dalam situasi yang sama.
Keaktifan belajar matematika berarti siswa berperan aktif dalam
setiap proses pembelajaran matematika. Keaktifan tersebut dapat terlihat
dari keberanian siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan,
perhatian siswa dalam setiap kegiatan dalam proses pembelajaran
matematika dan kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal atau
persoalan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika.
C. Metode Bermain Kartu
1. Pengertian Metode Bermain Kartu
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2011:147). Metode pembelajaran
adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang
berbeda di bawah kondisi yang berbeda (Uno, 2006:19).
Metode merupakan strategi yang harus dijalankan dalam proses
pembelajaran, metode yang digunakan harus sesuai dengan tujun
pembelajaran karena setiap yang dirumuskan menghendaki metode yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Metode Bermain adalah cara mengajar yang dilaksanakan dalam
bentuk permainan. Sedangkan metode bermain dalam pembelajaran
36
matematika adalah cara untuk menyampaikan pelajaran matematika
dengan sarana bermain. Metode bermain dalam pembelajaran dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap matematika.
Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, tidak
berminat, dan tidak mudah untuk menguasai matematika dalam operasi
hitung perkalian dan pembagian dengan metode bermain dapat membantu
proses kegiatan belajar matematika.
Kartu adalah kertas tebal yang tidak bebrapa besar, biasanya
persegi panjang (untuk berbagai-bagai keperluan) (Poerwardaminta,
2006:524). Kartu adalah kertas tebal yang tidak beberapa besar, biasanya
berbentuk persegi panjang (Poerwadarminta, 2006:524). Metode bermain
kartu adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan
materi pelajaran dengan memberikan permainan menggunakan media
kartu untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan dan menjadikan situasi pembelajaran menjadi menyenangkan.
2. Langkah Penerapan Metode Bermain Kartu
Setelah pembelajaran dimulai, masuk pada materi pembelajaran
guru menjelaskan operasi hitung dengan menggunakan metode bermain
dengan langkah-langkah sebagai berikut (Zaini, dkk, 2002:64-65):
a.
Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam
kelas
b.
Bagi kertas-kertas tersebut jadi dua bagian yang sama.
37
c.
Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya
pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi
satu pertanyaan.
d.
Pada separuh kertas yang lain tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang tadi dibuat.
e.
Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan
jawaban.
f.
Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktifitas yang
dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal, dan
yang lain akan mendapatkan jawaban.
g.
Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.
Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka
dapatkan kepada teman yang lain.
h.
Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang
diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya
soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
i.
Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Kartu
Kelebihan metode bermain kartu:
a. Metode yang digunakan menarik, menyenangkan.
b. Siswa aktif dalam pembelajaran
38
c. Siswa tidak bosan dengan metode yang digunakan
d. Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran
e. Dapat menciptakan pemahaman siswa dan daya ingat siswa tidak akan
mudah hilang.
Kekurangan metode bermain kartu:
a. Banyak menggunakan media atau alat peraga, baik media asli maupun
media yang lain.
b. Membutuhkan waktu yang lama
c. Tidak tercapainya tujuan pembelajaran
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Umum MI Dadapayam II Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang
1. Gambaran Umum Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah Dadapayam II merupakan salah satu
Madrasah Ibtidaiyah swasta yang berada di Desa Dadapayam. Berdiri di
atas tanah wakaf dan merupakan gedung milik sendiri.
1) Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Data Identitas MI Dadapayam II
a) Nama Sekolah/Madrasah
MI Dadapayam II
b) Alamat Madrasah
-
c) Jalan
Suruh-Beringin
d) Desa/Kelurahan
Dadapayam
e) Kecamatan
Suruh
f) Kabupaten
Semarang
g) Provinsi
Jawa Tengah
h) Status Sekolah
Swasta
2) Keadaan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Dadapayam II memiliki 8 tenaga pendidik.
Adapun rincian data tenaga pendidik adalah sebagai berikut:
40
Tabel 3.2 Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Dadapayam II
No.
Nama
NIP/NIY
Jabatan
1.
Hafi Tariful Hadi
-
Kepala Sekolah
2.
Fadilah S. Pd. I
-
Guru kelas I
3.
Jamroji
-
Guru kelas II
4.
Imroatun, Amd
-
Guru kelas III
5.
Riyani, S. Pd. I
-
Guru kelas IV
6.
Nur Baitunasari
-
Guru kelas V
7.
Alfi Qoniatin, S.Pd
-
Guru kelas VI
8.
Susilo, S. E
-
Guru Mapel
3) Keadaan Siswa Kelas III
Siswa kelas III MI Dadapayam II, yang berjumlah 15 siswa
Tahun Pelajaran 2010/2011.
Tabel 3.3 Daftar Siswa MI Dadapayam II
No.
Inisial Nama Siswa
Jenis Kelamin
1.
A
Perempuan
2.
B
Perempuan
3.
C
Laki-laki
4.
D
Laki-laki
5.
E
Perempuan
6.
F
Laki-laki
7.
G
Perempuan
8.
H
Perempuan
9.
I
Laki-laki
10.
J
Perempuan
11.
K
Laki-laki
41
12.
L
Laki-laki
13.
M
Laki-laki
14.
N
Perempuan
15.
O
Perempuan
4) Kurukulum Madrasah Ibtidaiyah Dadapayam II
a) Program intrakurikuler
(1) Sebagai pendidikan dasar, menerapkan kurikulum umum
Sekolah Dasar plus Bahasa Inggris.
(2) Ciri kas islam: Al Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Figih, SKI
dan Bahasa Arab.
b) Program ekstrakurikuler
(1) Pramuka dan komputer
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester 1 di MI
Dadapayam II tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian pembelajaran
matematika
dilaksanakan
beberapa
kali.
Berikut
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:
1) Kegiatan Pra Siklus
Waktu
a) Persiapan
Sabtu, 14 November 2011
b) Pelaksanaan
Selasa, 16 November 2011
2) Kegiatan Siklus I Waktu
a) Persiapan
Sabtu, 16 November 2011
b) Pelaksanaan
Selasa, 17 November 2011
42
adalah
jadwal
3) Kegiatan Siklus II
Waktu
a) Persiapan
Senin, 18 November 2011
b) Pelaksanaan
Selasa, 19 November 2011
4) Kegiatan Siklus II
a) Persiapan
Selasa, 19 November 2011
b) Pelaksanaan
Kamis, 22 Desember 2011
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Pra Siklus
Tahapan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 16 November 2011.
Tahap pra siklus ini merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilakukan penelitian. Pengumpulan data dan informasi peneliti
lakukan dengan cara melakukan dialog dengan guru matematika kelas III
serta melakukan observasi awal. Dalam tahap ini, peneliti memberikan
materi operasi hitung perkalian dengan memberikan cara menghitung
perkalian serta memberikan contoh soal kemudian guru memberikan tes
untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa pada tingkat materi yang sama
sebelum penggunaan metode bermain kartu. Selain itu, peneliti juga
mengadakan observasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan.
Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa masih banyak
ditemukan siswa uyang kurang pemahaman siswa terhadap materi operasi
hitung perkalian.
43
2. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama
yaitu dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 November 2011.
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan
digunakan pada siklus I. Data yang diperoleh pada tahap pra siklus
juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus I.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini
adalah:
Standar Kompetensi
: Operasi hitung perkalian
Kompetensi Dasar
: Melakukan bentuk perkalian secara
sederhana
Indikator Kompetensi
: Dapat menjelaskan bentuk operasi
hitung perkalian
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi absensi,
lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan
untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun
dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses
kegiatan pembelajaran.
44
4) Penyiapan Alat dan Media
a) Kartu gambar.
b) Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III oleh Fajariyah,
halaman 45.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 1 kali tatap muka
(2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Materi yang
diajarkan dalam pertemuan ini adalah operasi hitung perkalian secara
sederhana. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode
bermain kartu. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus I.
1) Kegiatan Awal
a) Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.
b) Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.
c) Guru memberikan tanya jawab yang berkaitan dengan materi
yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru mengajak siswa mengulang bentuk penjumlahan yang
sudah pernah dipelajari siswa.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang akan disampaikan.
45
Elaborasi
a) Guru memberikan media kartu yang bergambar buah dan
binatang.
b) Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media
tersebut.
c) Guru menjelaskan maksud dari kartu bergambar tersebut.
d) Guru menempel gambar tersebut di papan tulis dan siswa
mengamati.
e) Secara berpasangan, 3 pasang siswa maju bergantian untuk
mempraktikkannya di depan kelas, sedangkkan siswa yang lain
mengamati.
f) Selanjutnya
masing-masing
siswa
secara
berpasangan
mempraktikkan dibangku masing-masing. Sedangkan anak
yang tidak mendapat pasangan berpasangan dengan guru.
Konfirmasi
a) Guru memberika evaluasi kepada siswa.
b) Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang sudah
berlanagsung.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa bersama guru memberikan kesimpulan bahwa operasi
hitung perkalian adalah bentuk penjumlahan yang diulangulang.
46
b) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
c. Observasi
Tahap
observasi
dikumpulkan
data
dari
lembar
hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati meliputi keaktifan
siswa, perhatian siswa, kemampuan menjawab pertanyaan, ketepatan
memperagakan media, ketepatan menggunakan waktu, dan kontrol
terhadap suasana.
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kinerja
peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa menangkap
materi
yang
diajarkan
untuk
mengetahui
pengaruh
kegiatan
pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses
pembelajaran matematika operasi hitung perkalian.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil
evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai keinginan peneliti.
d. Refleksi
1) Kelebihan
Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan terdapat
kelebihan yang mendukung proses pembelajaran, yaitu ketepatan
peneliti dalam menggunakan metode cukup baik dan lancar
47
sehingga siswa cukup tertarik dalam mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran.
2) Kekurangan
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan belum sesuai harapan dan masih banyak kekurangan.
Di antaranya masih 6 siswa yang kurang aktif dan sedikit
mengabaikan materi pembelajaran karena mengalami kesulitan
dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian siswa
kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan. Selain itu
peneliti masih kurang tepat ketika menggunakan metode bermain
sehingga waktunya menjadi bertambah dan suasana juga kurang
terkontrol.
3) Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti
melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada
siklus berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide
perbaikan tersebut adalah lebih mengkondisikan siswa sebelum
memulai pelajaran dan lebih memperhatikan siswa secara
keseluruhan, khususnya pada siswa-siswa yang kurang aktif dan
kurang memperhatikan pembelajaran agar lebih bersungguhsungguh dan memperhatikan materi pembelajaran tersebut. Selain
itu, lebih meningkatkan pengarahan dan bimbingan kepada siswa
48
terhadap materi dan metode yang disampaikan serta lebih
mengontrol waktu.
Rata-rata hasil akhir belajar siswa adalah 62, dengan siswa yang
belum tuntas yaitu 6 siswa yang berarti baru 9 siswa yang tuntas.
Meskipun rata-rata tersebut sudah berada di atas nilai KKM, akan tetapi
hasil belajar siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan,
karena siswa yang memenuhi KKM belum mencapai 80%. Maka
diharapkan pada siklus II melalui metode bermain kartu pada
pembelajaran Matematika operasi hitung perkalian, hasil belajarnya akan
lebih meningkat.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II ini mencakup kegiatan
sebagai berikut:
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama
yaitu dilaksanakan pada hari sabtu Sabtu tanggal 19 November
2011.
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan
digunakan pada siklus II. Data yang diperoleh pada tahap siklus I
juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus
49
II. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus
ini adalah:
Standar Kompetensi
: Operasi hitung perkalian
Kompetensi Dasar
: Melakukan bentuk perkalian dengan
sifat pertukaran
Indikator Kompetensi
: Dapat menjelaskan operasi hitung
perkalian menjadi sifat pertukaran.
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi absensi,
lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan
untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun
dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses
kegiatan pembelajaran.
4) Penyiapan Alat dan Media
a. Kartu gambar.
b. Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III oleh Fajariyah,
halaman 45.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka
(2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Materi yang
diajarkan dalam pertemuan ini adalah operasi hitung perkalian dengan
sifat pertukaran. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan
metode bermain kartu. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas
siklus II.
50
1) Kegiatan Awal
a) Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.
b) Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.
c) Guru memberikan tanya jawab yang berkaitan dengan materi
yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru menuliskan bentuk pertukaran perkalian di papan tulis
dengan menyajikan gambar sebagai media.
b) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang diajarkan.
Elaborasi
a) Seperti pada siklus pertama, secara berpasangan, 3 pasang
siswa maju bergantian untuk mempraktikkannya di depan kelas,
sedangkkan siswa yang lain mengamati.
b) Selanjutnya
masing-masing
siswa
secara
berpasangan
mempraktikkan dibangku masing-masing. Sedangkan anak
yang tidak mendapat pasangan berpasangan dengan guru.
c) Guru menjelaskan evaluasi kepada siswa.
d) Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
Konfirmasi
a) Guru memberika evaluasi kepada siswa.
51
b) Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang sudah
berlanagsun
3) Kegiatan Akhir
a) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
c. Observasi
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus I.
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja
peneliti
dan
pengamatan
terhadap
kemampuan
siswa
dalam
menangkap materi yang diajarkan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses
pembelajaran Matematika operasi hitung perkalian.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil
evaluasi
dan
hasil
pengamatan
mengalami
sedikit
kenaikan
dibandingkan dengan siklus I.
d. Refleksi
1) Kelebihan
Berdasarkan pada
lembar hasil
pengamatan terdapat
kelebihan yang mendukung proses pembelajaran, yaitu ketepatan
peneliti dalam menggunakan metode dan memperagakan media
52
sudah baik sehingga siswa lebih aktif dan lebih tertarik
perhatiannya serta lebih fokus untuk belajar sambil bermain.
Terlihat dari rata-rata nilai dari siklus II (67,33) mengalami
peningkatan 5,33 poin dari rata-rata nilai siklus I (62) setelah
pembelajaran melalui penerapan metode bermain.
2) Kekurangan
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan hampir sesuai harapan, walaupun masih ada sedikit
kekurangan yaitu pada penguasaan kelas yang masih kurang
sehingga suasana juga kurang terkontrol, masih ada beberapa siswa
yang sibuk sendiri.
3) Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus II penguasaan kelas
harus lebih ditingkatkan lagi.
4. Siklus III
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus III ini mencakup kegiatan
sebagai berikut:
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama
yaitu dilaksanakan pada hari sabtu Kamis tanggal 8 Desember
2011.
53
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan
digunakan pada siklus III. Data yang diperoleh pada tahap siklus II
juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus
III. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus
ini adalah:
Standar Kompetensi
: Operasi hitung perkalian
Kompetensi Dasar
: Melakukan
perkalian
dengan
dua
bilangan
Indikator Kompetensi
: Dapat menyelesaikan soal perkalian
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi absensi,
lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal. Absensi digunakan
untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan disusun
dalam melakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses
kegiatan pembelajaran.
4) Penyiapan Alat dan Media
a. Kartu gambar.
b. Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III oleh Fajariyah,
halaman 45.
b. Pelaksanaan
54
Tindakan kelas siklus III berlangsung selama 1 kali tatap muka
(2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Materi yang
diajarkan dalam pertemuan ini adalah operasi hitung perkalian dua
bilangan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode
bermain kartu. Berikut adalah langkah kegiatan tindakan kelas siklus
III.
1) Kegiatan Awal
b) Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.
c) Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.
d) Guru
memberikan
tanya
jawab
seputar
materi
yang
disampaikan.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru menawarkan sebuah topik tentang operasi hitung
perkalian yang akan dipelajari hari ini.
b) Bersama guru siswa memahami sifat operasi hitung perkalian.
Elaborasi
a) Siswa mengkaji dan mempelajari sifat operasi hitung perkalian.
b) Dengan menggunakan metode bermain kartu, guru memberikan
gambaran dan contoh soal tentang operasi hitung perkalian.
c) Seperti pada siklus pertama, secara berpasangan, 3 pasang
siswa maju bergantian untuk mempraktikkannya di depan kelas,
sedangkkan siswa yang lain mengamati.
55
d) Selanjutnya
masing-masing
siswa
secara
berpasangan
mempraktikkan dibangku masing-masing. Sedangkan anak
yang tidak mendapat pasangan berpasangan dengan guru.
e) Siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan tentang operasi
hitung perkalian.
Konfirmasi
a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
b) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa bersama guru memberikan kesimpulan bahwa operasi
hitung perkalian adalah bentuk penjumlahan yang diulangulang.
b) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
c. Observasi
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus I.
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja
peneliti
dan
pengamatan
terhadap
kemampuan
siswa
dalam
menangkap materi yang diajarkan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses
pembelajaran Matematika operasi hitung perkalian.
56
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus III adalah
hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil
evaluasi dan hasil pengamatan mengalami kenaikan dibandingkan
dengan siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan terdapat kelebihan
yang mendukung proses pembelajaran, yaitu ketepatan peneliti dalam
menggunakan metode lebih baik dibandingkan pada siklus II dan
memperagakan media semakin baik sehingga siswa semakin aktif
dalam proses pembelajaran dan lebih fokus untuk belajar sambil
bermain. Terlihat dari rata-rata nilai dari siklus III mengalami
peningkatan dari rata-rata nilai siklus II setelah pembelajaran melalui
metode bermain yaitu dari 67,33 menjadi 72. Hasil observasi
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai
harapan meskipun belum sempurna, suasana kelas sudah mulai
terkontrol. Adanya keributan kecil itu sewajarnya. Perbaikan masih
perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Akan tetapi
penelitian ini telah cukup untuk memerlihatkan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa, sehingga peneliti merasa tidak perlu
melanjutkan ke siklus selanjutnya.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus memberikan pandangan peneliti dalam mengambil
langkah yang akan ditempuh pada tahap siklus I. Pada tahap ini, dengan
dibantu oleh guru mata pelajaran matematika dalam hal ini adalah guru
kelas, peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran.
Dalam hasil pengamatan tersebut peneliti menemukan adanya kesulitan
siswa dalam pembelajaran matematika khususnya nateri operasi hitung
perkalian. Hal itu dapat dilihat dari kurangnya keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika, mereka belum mempunyai keberanian dalam
mengajukan dan menjawab pertanyaan serta perhatian siswa dalam
pembelajaran matematika masih kurang.
Kurangnya keaktifan siswa
tersebut dapat kita lihat dalam tabel berikut ini.
Table 4.1 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Pra Siklus
No
Siswa yang
Terlibat
Jenis Keaktifan
Siswa yang
Tidak
Terlibat
Jml
%
Jml
%
1.
Keaktifan siswa (mengerjakan
soal)
6
40%
9
60%
2.
Mengajukan pertanyaan
2
13.33%
13
87,67%
3.
Menjawab pertanyaan
4
26,67%
11
73,33%
4.
Perhatian siswa
5
3,33%
10
66,67%
58
Data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika
siswa masih rendah. Kondisi ini terjadi karena siswa merasa jenuh dan
bosan, sehingga mereka cenderung diam ketika diminta untuk menjawab
ataupun mengajukan pertanyaan. Hal ini menunjukkan bahwa metode
konvensional mengakibatkan keaktifan belajar matematika siswa rendah.
Kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika juga terlihat dari
prestasi hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes formatif yang masih
belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun dari hasil tes formatif
pada pra siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tabel
berikut ini :
Table 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus
No.
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
A
55
40
Belum Tuntas
2.
B
55
50
Belum Tuntas
3.
C
55
60
Tuntas
4.
D
55
40
Belum Tuntas
5.
E
55
70
Tuntas
6.
F
55
50
Belum Tuntas
7.
G
55
50
Belum Tuntas
8.
H
55
90
Tuntas
9.
I
55
40
Belum Tuntas
10.
J
55
40
Belum Tuntas
11.
K
55
80
Tuntas
12.
L
55
70
Tuntas
13.
M
55
50
Belum Tuntas
14.
N
55
50
Belum Tuntas
15.
O
55
80
Tuntas
55
57,33
Tuntas
Rata-rata
59
Keterangan :
Tuntas
: 6 siswa (40%)
Belum Tuntas : 9 siswa (60%)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas siswa
adalah 57,33. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal nilai
matematika mereka sudah memenuhi kriteria ketuntasan. Akan tetapi,
ketuntasan individu masih rendah, hanya 6 siswa atau 40% yang sudah
tuntas sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
2. Siklus I
Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti
menyajikan materi operasi hitung perkalian secara sederhana dengan
menerapkan metode bermain kartu. Dibantu oleh guru kelas, peneliti
melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran.
Dalam hasil
pengamatan tersebut peneliti menemukan bahwa siswa sangat tertarik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, mereka belum fokus
dalam materi pembelajaran. Sebagian dari mereka masih terlalu fokus
terhadap kegiatan bermain kartu. Meskipun demikian, ini merupakan
langkah yang baik, setidaknya metode bermain kartu mampu menarik
perhatian siswa. Mereka juga belum mempunyai keberanian dalam
mengajukan dan menjawab pertanyaan.
Kurangnya keaktifan siswa
tersebut dapat kita lihat dalam tabel berikut ini.
60
Table 4.3 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Pra Siklus
No
Siswa yang
Tidak
Terlibat
Siswa yang
Terlibat
Jenis Keaktifan
Jml
%
Jml
%
1.
Keaktifan siswa (mengerjakan
soal)
9
60%
6
40%
2.
Mengajukan pertanyaan
4
26,67%
11
73,33%
3.
Menjawab pertanyaan
5
3,33%
10
66,67%
4.
Perhatian siswa
7
46,67%
8
53,33%
Kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika juga terlihat
dari prestasi hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes formatif yang
masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun dari hasil tes
formatif pada pra siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada
tabel berikut ini :
Table 4.4 Hasil Tes Formatif Pra Siklus
No.
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
A
55
40
Belum Tuntas
2.
B
55
50
Belum Tuntas
3.
C
55
70
Tuntas
4.
D
55
70
Tuntas
5.
E
55
70
Tuntas
6.
F
55
60
Tuntas
7.
G
55
50
Belum Tuntas
8.
H
55
90
Tuntas
9.
I
55
50
Belum Tuntas
61
10.
J
55
40
Belum Tuntas
11.
K
55
80
Tuntas
12.
L
55
60
Tuntas
13.
M
55
40
Belum Tuntas
14.
N
55
60
Tuntas
15.
O
55
100
Tuntas
55
62
Tuntas
Rata-rata
Keterangan :
Tuntas
: 9 siswa (60%)
Belum Tuntas : 6 siswa (90%)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas siswa
adalah 62. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal nilai
matematika mereka sudah memenuhi kriteria ketuntasan. Ketuntasan
individu mengalami peningkatan dari pra siklus, 9 siswa atau 60% yang
sudah tuntas sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Meskipun demikian, hasil tersebut belum
memenuhi lebih dari 80% siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan.
3. Siklus II
Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti
menyajikan materi operasi hitung perkalian dengan sifat pertukaran
dengan menerapkan metode bermain kartu. Dibantu oleh guru kelas,
peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran. Melalui
adanya peningkatan keaktifan belajar matematika siswa, meskipun masih
62
banyak juga yang belum fokus terhadap materi. Mereka juga masih belum
berani menjawab dan mengajukan pertanyaaan. Hasil dari pengamatan
tersebut dapat dilihat dalam taberl berikut:
Table 4.5 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Siklus II
No
Siswa yang
Tidak
Terlibat
Siswa yang
Terlibat
Jenis Keaktifan
Jml
%
Jml
%
1.
Keaktifan siswa (mengerjakan
soal)
10
66,67%
5
3,33%
2.
Mengajukan pertanyaan
5
3,33%
10
66,67%
3.
Menjawab pertanyaan
5
3,33%
10
66,67%
4.
Perhatian siswa
8
53,33%
7
46,67%
Seperti pada tindakan kelas pra siklus dan siklus I peneliti juga
memberikan tes formatif sebagai pengukuran hasil belajar siswa. Adapun
dari hasil tes formatif pada siklus II ini didapatkan hasil sebagaimana
terdapat pada tabel berikut ini :
Table 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus II
No.
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
A
55
50
Tidak Tuntas
2.
B
55
60
Tuntas
3.
C
55
70
Tuntas
4.
D
55
70
Tuntas
5.
E
55
80
Tuntas
6.
F
55
50
Belum Tuntas
7.
G
55
50
Belum Tuntas
63
8.
H
55
100
Tuntas
9.
I
55
50
Belum Tuntas
10.
J
55
60
Tuntas
11.
K
55
70
Tuntas
12.
L
55
70
Tuntas
13.
M
55
60
Tuntas
14.
N
55
70
Tuntas
15.
O
55
100
Tuntas
55
67,33
Tuntas
Rata-rata
Keterangan :
Tuntas
: 11 siswa (73,33%)
Belum Tuntas : 4 siswa (26,67%)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan individu
meningkat, terdapat 11 siswa atau 73,33% yang sudah tuntas sedangkan
sisanya masih mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Rata-rata ketuntasan klasikal siswa mencapai 67,33 yang berarti
bahwa secara klasikal pembelajaran matematika tuntas. Akan tetapi
peneliti masih perlu melanjutkan penelitian pada tindakan kelas siklus III
karena belum sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu ketuntasan
individu siswa lebih dari 80%.
4. Siklus III
Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai guru. Peneliti
menyajikan materi operasi hitung perkalian dua bilangan dengan
menerapkan metode bermain kartu. Dibantu oleh guru kelas, peneliti
64
melakukan
pengamatan
terhadap
situasi
pembelajaran.
Melalui
pengamatan selama proses pembelajaran tersebut, peneliti menemukan
hasil bahwa siswa sudah mulai fokus terhadap materi. Mereka juga sudah
berani untuk menjawab dan mengajukan pertanyaan Berikut adalah hasil
mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran:
Table 4.7 Jumlah Siswa yang Aktif dalam Setiap Jenis Kegiatan Siklus III
No
Siswa yang
Tidak
Terlibat
Siswa yang
Terlibat
Jenis Keaktifan
Jml
%
Jml
%
5.
Keaktifan siswa (mengerjakan
soal)
13
86,67%
2
13,33%
6.
Mengajukan pertanyaan
7
46,67%
8
46,67%
7.
Menjawab pertanyaan
8
53,33%
7
53,33%
8.
Perhatian siswa
11
73,33%
4
26,67%
Seperti pada tindakan kelas pra siklus, siklus I dan siklus II
peneliti juga memberikan tes formatif sebagai pengukuran hasil belajar
siswa. Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Table 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus III
No.
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1.
A
55
50
Belum Tuntas
2.
B
55
60
Tuntas
3.
C
55
70
Tuntas
65
4.
D
55
70
Tuntas
5.
E
55
80
Tuntas
6.
F
55
60
Tuntas
7.
G
55
50
Belum Tuntas
8.
H
55
90
Tuntas
9.
I
55
70
Tuntas
10.
J
55
70
Tuntas
11.
K
55
70
Tuntas
12.
L
55
80
Tuntas
13.
M
55
70
Tuntas
14.
N
55
90
Tuntas
15.
O
55
100
Tuntas
55
72
Tuntas
Rata-rata
Keterangan :
Tuntas
: 13 siswa (86,67%)
Belum Tuntas : 2 siswa (13,33%)
Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan individu tinggi,
terdapat 13 siswa atau 86,67% yang sudah tuntas sedangkan sisanya masih
mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Rata-rata
ketuntasan klasikal siswa mencapai 72,00 yang berarti bahwa secara
klasikal pembelajaran matematika tuntas. Sehingga peneliti merasa tidak
perlu untuk melanjutkan ke tindakan selanjutnya.
66
B. Pembahasan
1. Keaktifan Siswa
Table 4.9 Data Peningkatan Keaktifan Siswa
No
.
Jenis
Keaktifan
Pra
Sesudah Tindakan
Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
I
6
9
10
13
2.
II
2
4
5
7
3.
III
4
5
5
8
4.
IV
5
7
8
11
Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Siswa
Keterangan :
I
= Keaktifan Siswa (Mengerjakan Soal)
II
= Mengajukan Pertanyaan
III = Menjawab Pertanyaan
IV = Perhatian Siswa
67
Peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran akan
mempengaruhi peningkatan hasil belajar dan prestasi siswa. Berdasarkan
grafik peningkatan keaktifan siswa di atas dapat kita lihat bahwa keaktifan
siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain
kartu mengalami peningkatan pada tiap siklus. Hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa indikator keaktifan siswa dari setiap putaran
mengalami peningkatan secara bertahap dan cukup baik dibandingkan
sebelum diterapkan metode bermain kartu. Peningkatan indikator
keaktifan tersebut meliputi: (a) keaktifan siswa (mengerjakan soal) yang
mengalami peningkatan sebesar 46,67%, yaitu dari 6 siswa menjadi 13
siswa, (b) mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan sebesar 33,33%
yaitu dari 2 siswa menjadi 7 siswa. (c) menjawab pertanyaan mengalami
peningkatan sebesar 26,67%, yaitu dari 4 siswa menjadi 8 siswa (d)
perhatian siswa mengalami peningkatan sebesar 40%, yaitu dari 5 siswa
menjadi 11 siswa. Peningkatkan tersebut menunjukkan bahwa metode
bermain kartu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika khususnya pada operasi hitung perkalian untuk kelas III. Dan
dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut akan memicu
terjadinya peningkatan hasil belajar siswa.
2. Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil penelitian di atas, peningkatan prestasi belajar
matematika siswa dapat kita lihat dalam tabel dan grafik berikut ini:
68
Table 4.10 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Mencapai KKM
yaitu ≥ 55
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
6 siswa
9 siswa
11 siswa
13 siswa
(40%)
(60%)
(73,33%)
(86,67%)
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dari grafik peningkatan prestasi belajar siswa di atas dapat kita
lihat bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi
operasi hitung perkalian dengan menerapkan metode bermain kartu dari
setiap siklus mengalami peningkatan. Data yang diperoleh dari hasil
pengerjaan tes yang berupa tes formatif dari guru menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa dari setiap putaran mengalami peningkatan secara
bertahap dan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkan metode
bermain kartu. Ini terbukti dari banyaknya siswa yang telah mencapai
69
KKM dari sebelum penerapan metode bermain peran sebanyak 6 siswa,
pada siklus I sebanyak 9 siswa, pada siklus II sebanyak 11 siswa dan pada
siklus III menjadi 13 siswa.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas III MI Dadapayam
II Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012 dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam mata pelajaran matematika pada siswa di kelas III MI Dadapayam II
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012. Keaktifan
siswa dibuktikan dengan adanya peningkatan indikator keaktifan sebelum
diterapkan metode bermain kartu dan sesudah diterapkannya metode
bermain kartu. Peningkatan indikator keaktifan tersebut meliputi:
a. Keaktifan siswa (mengerjakan soal) pada tahap pra siklus sebesar 40%,
setelah penerapan metode bermain kartu yaitu pada siklus I menjadi
60%, siklus II menjadi 66,67% dan pada siklus III menjadi 86,67%
yang berarti mengalami peningkatan sebesar 46,67% dari sebelum
penerapan metode bermain kartu.
b. Mengajukan pertanyaan pada tahap pra siklus sebesar 13,33%, setelah
penerapan metode bermain kartu yaitu pada siklus I menjadi 26,67%,
siklus II menjadi 3,33% dan pada siklus III menjadi 46,67% yang
berarti mengalami peningkatan sebesar 33,33% dari sebelum
penerapan metode bermain kartu.
71
c. Menjawab pertanyaan pada tahap pra siklus sebesar 26,67%, setelah
penerapan metode bermain kartu yaitu pada siklus I menjadi 3,33%,
pada siklus II tidak mengalami peningkatan dan pada siklus III
menjadi 86,67% yang berarti mengalami peningkatan sebesar 26,67%
dari sebelum penerapan metode bermain kartu.
d. Perhatian siswa pada tahap pra siklus sebesar 33,33%, setelah
penerapan metode bermain kartu yaitu pada siklus I menjadi 46,67%,
siklus II menjadi 53,33% dan pada siklus III menjadi 73,33% yang
berarti mengalami peningkatan sebesar 40%. dari sebelum penerapan
metode bermain kartu.
2. Penggunaan metode bermain kartu dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika pada siswa di kelas III MI Dadapayam II Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012. Peningkatan prestasi belajar
siswa dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari
sebelum penerapan yaitu 6 siswa (40%) yang memenuhi KKM dan
sesudah penerapan metode bermain kartu yaitu 13 (86,67%) siswa yang
memenuhi KKM atau pembelajaran matematika siswa kelas III MI
Dadapayam II mengalami peningkatan sebesar 46,67%.
Sehingga dari peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
metode
bermain
kartu
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI Dadapayam II Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran matematika operasi hitung
perkalian.
72
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian tindakan kelas maka
saran-saran yang ingin disampaikan adalah:
1. Metode bermain kartu merupakan salah
satu alternatif metode
pembelajaran bagi guru yang dapat dipergunakan dalam menunjang
berbagai proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa hendaknya pada saat proses belajar mengajar berlangsung lebih
aktif dan lebih memperhatikan pelajaran serta lebih disiplin supaya waktu
proses pembelajaran lebih efisien.
3. Diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat melaksanakan penelitian
dengan lingkup yang lebih luas, sehingga dapat memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan umumnya dan bidang studi matematika khususnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahannya. 1971. Madinah Munawaroh: Mujamma’ Al Malik
Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy Syarif.
Arifin, Zaenal. 1990. Evaluasi Intuksional. Bandung: Remaja Rosda Karya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Delphie, Bandi. 2009. Matematika: untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten:
PT. Intan Sejati
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Fajriyah. Cerdas Berhitung Matematika SD/MI Kelas 3. Departemen Pendidikan
Nasional
Poerwadarminta, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke-3.
Jakarta: Balai Pustaka
Sadiman, Arif, dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2008. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineks Cipta
Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar staiatik Penididikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sudono, Anggani. 2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT.
Grasindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Surayin. 2001-2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Yrama
Indonesia.
Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
74
Uno, Hamzah dan Masri Kudrat Umar. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan.
Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudi, Esa Nur dan Baharuddin. 2010.
Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA.
Teori Belajar & Pembelajaran,
Usman, Muh. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Zaeni, Hisam dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif
Yogyakarta: CTSD
75
di Perguruan Tinggi,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pra Siklus
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Operasi hitung perkalian
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian dengan dua bilangan
C. Indikator Kompetensi
Dapat menyelesaikan soal perkalian
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
E. Materi Pelajaran
Melakukan perkalian dengan dua bilangan
F. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Drill (latihan)

Bermain kartu
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Kegiatan Awal

Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.

Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.

Guru memberikan tanya jawab seputar materi yang disampaikan.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi

Guru menawarkan sebuah topik tentang operasi hitung perkalian yang
akan dipelajari hari ini.

Bersama guru siswa memahami sifat operasi hitung perkalian.
Elaborasi

Siswa mengkaji dan mempelajari sifat operasi hitung perkalian.

Guru memberikan gambaran dan contoh soal tentang operasi hitung
perkalian.

Siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan tentang operasi hitung
perkalian.
Konfirmasi

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.

Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan.
3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama guru memberikan kesimpulan bahwa operasi hitung
perkalian adalah bentuk penjumlahan yang diulang-ulang.

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
H. Alat dan Sumber Belajar

Buku Matematika untuk SD dan MI Kelas III
I. Evaluasi

Teknik

Bentuk soal instrumen
: tes tertulis dan tes lisan.
Kerjakan soal dibawah ini!
1. 6 x 3 = …..
2. 8 x 2 = …..
3. 3 x 9 = …..
4. 5 x 5 = …..
5. 5 x 7 = …..
KUNCI JAWABAN
1. 6 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 18
6
9 12 15 18
2. 8 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 16
4
6
8 10 12 14 16
3. 3 x 9 = 9 + 9 + 9 = 27
18 27
4. 5 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 25
10 15 20 25
5. 5 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 35
14 21 28 35
Penilaian
Benar x 20 = 5 x 20 =100
Dadapayam, 16 November 2011
Guru Kelas
Peneliti
Imroatun, Amd
Tsalis Hidayati
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Hafi Tariful Hadi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Operasi hitung perkalian
B. Kompetensi Dasar
Melakukan bentuk perkalian secara sederhana
C. Indikator Kompetensi
Dapat menjelaskan bentuk operasi hitung perkalian
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami tentang operasi hitung perkalian
E. Materi Pelajaran
Melakukan perkalian dengan dua bilangan
F. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Drill (latihan)

Bermain kartu
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Kegiatan Awal

Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.

Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.

Guru memberikan tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang
dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi

Guru mengajak siswa mengulang bentuk penjumlahan yang sudah
pernah dipelajari siswa.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang akan disampaikan.
Elaborasi

Guru memberikan media kartu yang bergambar buah dan binatang.

Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media tersebut.

Guru menjelaskan maksud dari kartu bergambar tersebut.

Guru menempel gambar tersebut di papan tulis dan siswa mengamati.
Konfirmasi

Guru memberika evaluasi kepada siswa.

Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang sudah
berlanagsung.
3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama guru memberikan kesimpulan bahwa operasi hitung
perkalian adalah bentuk penjumlahan yang diulang-ulang.

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
H. Alat dan Sumber Belajar

Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III oleh Fajariyah, hal 45.

Kartu gambar
I. Evaluasi

Teknik

Bentuk soal instrument
: tes tertulis
Isilah titi-titik di bawah ini dengan benar!
1. Ada 6 ikat pensil, masing-masing ikat berisi 5 buah pensil. Berapakan
banyak pensil seluruhnya? …..
2. Ada 3 piring yang berisi jeruk, setiap piring erisi 6 jeruk. Banyaknya
seluruh jeruk dapat di hitung dengan cara….
3. Hadi mempunyai 4 kambing, setiap kamping mempunyai 8 anak,
berapakah jumlah kambing Hadi seluruhnya?
4. Anto membeli 6 pak buku tulis, setiap pak berisi 6 buku. Berapakah
jumlah seluruh buku?
5. Ibu membeli mangga 6 keranjang, setiap keranjang ibu mendapatkan 7
biji mangga. Berapakah jumlah mangga ibu?
KUNCI JAWABAN
1. 6 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 30
2. 3 x 6 = 6 + 6 + 6 = 18
3. 4 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 = 32
4. 6 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 36
5. 6 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 + 7 + 7 = 42
Penilaian
Benar x 20 = 5 x 20 =100
Dadapayam, 17 November 2011
Guru Kelas
Peneliti
Imroatun, Amd
Tsalis Hidayati
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Hafi Tariful Hadi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Operasi hitung perkalian
B. Kompetensi Dasar
Melakukan bentuk perkalian dengan sifat pertukaran
C. Indikator Kompetensi
Dapat menjelaskan operasi hitung perkalian menjadi sifat pertukaran .
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami sifat pertukaran pada perkalian
E. Materi Pelajaran
Melakukan perkalian dengan dua bilangan
F. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Drill (latihan)

Bermain kartu
G. Langkah-langkah Pembelajaran
4) Kegiatan Awal

Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.

Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.

Guru memberikan tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang
dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari.
5) Kegiatan Inti
Eksplorasi

Guru menuliskan bentuk pertukaran perkalian di papan tulis

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang
diajarkan.
Elaborasi

Guru menjelaskan evaluasi kepada siswa.

Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang telah
berlangsung.
Konfirmasi

Guru memberika evaluasi kepada siswa.

Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang sudah
berlanagsung.
6) Kegiatan Akhir

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
H. Alat dan Sumber Belajar

Buku Matematika untuk SD/MI Kelas III oleh Fajariyah, hal 45.

Kartu gambar.
I. Evaluasi

Teknik

Bentuk soal instrument
: tes tertulis
Isilah titi-titik di bawah ini dengan benar!
1. 4 x 3 = ….
2. 8 x 6 = ….
3. 3 x 8 = ….
4. 6 x 4 = ….
5. 7 x 3 = ….
KUNCI JAWABAN
1. 4 x 3 = 3 x 4 = 12
2. 8 x 6 = 6 x 8 = 48
3. 3 x 8 = 8 x 3 = 24
4. 6 x 4 = 4 x 6 = 24
5. 7 x 3 = 3 x 7 = 21
Penilaian
Benar x 20 = 5 x 20 =100
Dadapayam, 19 November 2011
Guru Kelas
Peneliti
Imroatun, Amd
Tsalis Hidayati
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Hafi Tariful Hadi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus III
Satuan Pendidikan
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Operasi hitung perkalian
B. Kompetensi Dasar
Melakukan perkalian dengan dua bilangan
C. Indikator Kompetensi
Dapat menyelesaikan soal perkalian
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyelesaikan soal perkalian
E. Materi Pelajaran
Melakukan perkalian dengan dua bilangan
F. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Drill (latihan)

Bermain kartu
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Kegiatan Awal

Guru melakukan apersepsi terhadap siswa.

Guru memberikan gambaran tentang operasi hitung perkalian.

Guru memberikan tanya jawab seputar materi yang disampaikan.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi

Guru menawarkan sebuah topik tentang operasi hitung perkalian yang
akan dipelajari hari ini.

Bersama guru siswa memahami sifat operasi hitung perkalian.
Elaborasi

Siswa mengkaji dan mempelajari sifat operasi hitung perkalian.

Dengan menggunakan metode bermain kartu, guru memberikan
gambaran dan contoh soal tentang operasi hitung perkalian.

Siswa menyelesaikan soal-soal yang diberikan tentang operasi hitung
perkalian.
Konfirmasi

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.

Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan.
3) Kegiatan Akhir

Siswa bersama guru memberikan kesimpulan bahwa operasi hitung
perkalian adalah bentuk penjumlahan yang diulang-ulang.

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdo’a dan
menutupnya daengan salam penutup.
H. Alat dan Sumber Belajar

Buku Matematika untuk SD dan MI Kelas III

Kartu gambar.
I. Evaluasi

Teknik

Bentuk soal instrumen
: tes tertulis dan tes lisan.
Kerjakan soal dibawah ini!
1. 5 x 5 = …..
2. 7 x 4 = …..
3. 6 x 6 = …..
4. 8 x 8 = …..
5. 5 x 9 = …..
KUNCI JAWABAN
1. 5 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 25
10 15 20 25
2. 7 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 28
8 12 16 20 24 28
3. 6 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 36
12 18 24 30 36
4. 8 x 8 = 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 = 64
16 24 32 40 48 56 64
5. 5 x 9 = 9 + 9 + 9 + 9 + 9 = 45
18 27 36 45
Penilaian
Benar x 20 = 5 x 20 =100
Dadapayam, 8 Desember 2011
Guru Kelas
Peneliti
Imroatun, Amd
Tsalis Hidayati
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Hafi Tariful Hadi
Soal Pra Siklus
Isilah titi-titik di bawah ini dengan benar!
1. 6 x 3 = …..
2. 8 x 2 = …..
3. 3 x 9 = …..
4. 5 x 5 = …..
5. 5 x 7 = …..
Soal Siklus I
Isilah titi-titik di bawah ini dengan benar!
1. Ada 6 ikat pensil, masing-masing ikat berisi 5 buah pensil. Berapakan banyak
pensil seluruhnya? …..
2. Ada 3 piring yang berisi jeruk, setiap piring erisi 6 jeruk. Banyaknya seluruh
jeruk dapat di hitung dengan cara….
3. Hadi mempunyai 4 kambing, setiap kamping mempunyai 8 anak, berapakah
jumlah kambing Hadi seluruhnya?
4. Anto membeli 6 pak buku tulis, setiap pak berisi 6 buku. Berapakah jumlah
seluruh buku?
5. Ibu membeli mangga 6 keranjang, setiap keranjang ibu mendapatkan 7 biji
mangga. Berapakah jumlah mangga ibu?
Soal Siklus II
Isilah titi-titik di bawah ini dengan benar!
1.
4 x 3 = ….
2.
8 x 6 = ….
3.
3 x 8 = ….
4.
6 x 4 = ….
5.
7 x 3 = ….
Soal Siklus III
Kerjakan soal dibawah ini!
1.
5 x 5 = …..
2.
7 x 4 = …..
3.
6 x 6 = …..
4.
8 x 8 = …..
5.
5 x 9 = …..
Format Lembar Pengamatan Keterlibatan Siswa
Putaran
:
Hari/Tanggal :
Jumlah Siswa :
No
Jenis Keaktifan
Siswa yang Terlibat
Jumlah
1.
Keaktifan siswa
2.
Mengajukan pertanyaan
3.
Menjawab pertanyaan
4.
Perhatian siswa
%
Keterangan Tambahan :
Dadapayam,
2011
Guru Kelas
Peneliti
Imroatun, Amd
Tsalis Hidayati
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Hafi Tariful Hadi
Nilai Hasil Belajar Siswa
Putaran
:
Hari/Tanggal :
Jumlah Siswa :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Rata-rata
Nilai
Format Lembar Pengamatan Guru
Putaran
:
Hari/Tanggal :
Jumlah Siswa :
No
Aspek yang Diamati
Nilai
Kurang
1.
Mengucapkan salam
2.
Kerapian
3.
Ketepatan menggunakan media
4.
Ketepatan menggunakan waktu
5.
Control kelas
6.
Perhatian siswa
Cukup
Baik
Dadapayam,
2011
Guru Kelas
Peneliti
Imroatun, Amd
Tsalis Hidayati
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Hafi Tariful Hadi
NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER 1
TAHUN 2010/2011
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Rata-rata
KKM
Nilai
Ketuntasan
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
50
70
60
50
50
50
75
50
80
50
60
55
90
50
70
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Keteranangan :
Tuntas
: 8 siswa (53,33%)
Belum Tuntas : 7 siswa (46,67%)
60,67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama
: Tsalis Hidayati
2. TTL
: Kab. Semarang, 26 Januari 1988
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
6. Alamat
: Karang Pete RT 3 Salatiga
7. Riwayat Pendidikan
a. RA Dadapayam, lulus tahun 1994
b. SDN Dadapayam, lulus tahun 2000
c. MTs NU Salatiga, lulus tahun 2003
d. MAN 1 Salatiga, lulus tahun 2006
e. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI STAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup saya, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga,
Januari 2012
Penulis,
Tsalis Hidayati
Download